You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Status gizi yang baik untuk membangun sumber daya berkualitas pada hakekatnya harus dimulai sedini mungkin, yakni sejak manusia itu masih berada dalam kandungan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah makanannya. Melalui makanan manusia mendapat zat gizi yang merupakan kebutuhan dasar untuk hidup dan berkembang. Ketidaktahuan tentang cara memberikan makan pada anak balita baik dari jumlah, jenis, dan frekuensi pemberian serta adanya kebiasaan yang merugikan kesehatan (pantangan terhadap satu jenis makanan tertentu), secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama terjadinya masalah kurang gizi pada anak (Husaini, dkk., 1999). Memiliki anak yang sehat dan cerdas adalah dambaan setiap orang tua. Untuk mewujudkannya tentu saja orang tua harus selalu memperhatikan, mengawasi dan merawat anak secara seksama. Khususnya memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya. Meskipun proses tumbuh kembang anak berlangsung secara alamiah, proses tersebut sangat bergantung kepada orang tua. Apalagi masa lima tahun (masa balita) adalah periode penting dalam tumbuh kembang anak dan merupakan masa yang menentukan pembentukan fisik, psikis dan intelegensinya (Sulistijani, 2001).

Faktor utama penyebab munculnya kasus gizi buruk adalah konsumsi pangan yang tidak seimbang dan penyakit infeksi. Kedua faktor ini erat kaitannya dengan kurangnya ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, pola pengasuhan yang buruk dan pelayanan kesehatan yang tidak memadai (Unicef, dalam Soekirman, 2000). Selanjutnya faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah tingkat pengetahuan yang rendah tentang pentingnya pemeliharaan gizi sejak masa bayi bahkan sejak ibu hamil, dan rendahnya tingkat pendapatan keluarga, sangat terkait dengan belum optimalnya pemberdayaan keluarga atau masyarakat untuk ikut aktif terlibat dalam program pangan dan gizi. Kekurangan zat gizi pada anak disebabkan karena anak mendapat makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan badan anak atau adanya ketidakseimbangan antara konsumsi zat gizi dan kebutuhan gizi dari segi kuantitatif maupun kualitatif (Sjahmien, 2003). Sedangkan menurut Sihombing (2005), yang meneliti Pola Pengasuhan dan Status Gizi Balita di Kecamatan Medan Sunggal memperlihatkan hasil bahwa semakin tua umur ibu dan semakin tinggi pendidikan ibu, serta ibu tidak bekerja maka pola pengasuhannya baik. Di negara Indonesia prevalensi gizi buruk pada anak balita menurut BB/U pada tahun 2002 adalah 0,8 % dengan jumlah balita 18.369.952 orang dan meningkat pada tahun 2003 yaitu 8,3 % dengan jumlah balita 18.608.762 orang (Hayatinur. E, 2006). Gizi kurang dan gizi buruk terjadi hampir di semua kabupaten dan kota. Gizi kurang dan gizi buruk saat ini masih terdapat 110 kabupaten/kota dari 440

kabupaten/kota di Indonesia dengan prevalensi di atas 30 % (berat badan menurut umur) (Depkes RI, 2005). Menurut WHO, prevalensi gizi buruk di Sumatera Utara pada tahun 2007 mencapai 4,4 % sementara Dinas Kesehatan Sumatera Utara melaporkan prevalensi gizi kurang 18,8 % (Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2007). Hasil penelitan seksi gizi dinas kesehatan di 6 kabupaten di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2002, menunjukkan bahwa tidak kurang dari 17,39% balita kurang gizi (BB/U < -2 SD Media baku WHO-NCHS) dan 8,76% balita gizi buruk (BB/U < -3 SD Media baku WHO-NCHS). Prevalensi ini lebih tinggi dari angka nasional yang tercantum pada SKRT 2001 (Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2003). Kondisi ini akan menjadi permasalahan kesehatan di Provinsi Sumatera Utara apabila tidak dilakukan upaya-upaya yang lebih tepat. Berdasarkan data Kelurahan Pekan Dolok Masihul yang dikutip dari Statistik Kecamatan Dolok Masihul (2009) menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Pekan Dolok Masihul memiliki mata pencaharian mayoritas bertani dan untuk dari 782 KK diperoleh sebanyak 527 (67,1 %) KK yang tingkat sosial ekonominya menengah ke bawah sehingga memungkinkan konsumsi pangan dan gizi anak rendah. Kelurahan Pekan Dolok Masihul merupakan salah satu kelurahan yang memiliki ketersediaan pangan yang cukup baik, karena selain mata pencaharian penduduknya yang mayoritas bertani, mayoritas penduduknya juga memelihara ternak ataupun memiliki perkebunan di pekarangan rumah mereka sendiri serta

terdapat pekan/pasar perbelanjaan yang diadakan sekali dalam satu minggu. Namun

dengan ketersediaan pangan yang cukup baik di Kelurahan Pekan Dolok Masihul masih ditemukan kasus gizi buruk pada anak balitanya. Hasil penimbangan posyandu pada tahun 2009 diketahui bahwa di

Kelurahan Pekan Dolok Masihul merupakan kelurahan yang mempunyai jumlah balita gizi buruk tertinggi yaitu 2 (1,12%) balita dari 179 balita dan yang menderita gizi kurang sebanyak 12 (6,70%) balita di Kelurahan Pekan Dolok Masihul (Dinas Kesehatan Kab. Serdang Bedagai, 2009). Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran pola makan dan status gizi anak balita berdasarkan karakteristik keluarga di Kelurahan Pekan Dolok Masihul Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai. 1.2. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran pola makan dan status gizi anak balita berdasarkan karakteristik keluarga di Kelurahan Pekan Dolok Masihul Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran pola makan dan status gizi anak balita berdasarkan karakteristik keluarga di Kelurahan Pekan Dolok Masihul Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2011.

1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengetahui karakterisik keluarga yang meliputi umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan keluarga dan pengetahuan gizi ibu di Kelurahan Pekan Dolok Masihul tahun 2011. 2. Mengetahui pola makan anak balita yang meliputi jenis, dan frekuensi makanan pada balita berdasarkan karakteristik keluarga di Kelurahan Pekan Dolok Masihul tahun 2011. 3. Mengetahui status gizi anak balita berdasarkan karakteristik keluarga di

Kelurahan Pekan Dolok Masihul tahun 2011. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai sumbangan pengetahuan dan saran tentang gizi bagi Puskesmas Kelurahan Pekan Dolok Masihul agar dapat disalurkan kepada masyarakat melalui program pembinaan dan pengawasan terhadap tumbuh kembang balita sehingga diharapkan (dalam mengkonsumsi makanan) selalu memperhatikan aspek gizi untuk makanan yang diberikan kepada anak dan balitanya. 2. Sebagai bahan informasi mengenai gambaran pola makan dan status gizi balita di bagian gizi di Dinas Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai untuk megambil langkah-langkah kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kesehatan anak.

You might also like