You are on page 1of 53

Penyelesaian Sengketa Bisnis

Click to edit Master subtitle style Kelompok : 1. Aprisal W. Malale 2. Dwinanda Ardhi 3. Geraldine Girsang Maria Yosephine Finny S. 5. Mira Achari Muhammad Zuhud Fattah

4.

6.

7/4/12

PENYELESAIAN SENGKETA
AJUDIKASI NON-AJUDIKASI

LITIGASI

NON-LITIGASI

PENGADILA N

ARBITRAS E

NEGOSIASI MEDIASI

KONSILIASI

7/4/12

Perbedaan Litigasi dan NonLitigasi


LITIGASI
Berdasarkan sistem yang sudah baku Menerapkan hukum secara ketat

NON-LITIGASI
Berdasarkan konsensus Cenderung menggunakan pertimbangan rasa keadilan dan kepatutan Rahasia Putusan tergantung metode yang dipilih, dapat final (arbitrase), dapat juga tidak Fleksibel

Terbuka, diketahui oleh pihak Kemungkinan banding, mengandung resiko proses yang memakan waktu lama Format

7/4/12

Proses Ajudikasi

Hasil akhir: Putusan yang dibuat PUTUSAN oleh pihak Ketiga yang netral Mekanisme: Masing-masing pihak berusaha mengemukakan bukti dan HAKI pendapat yang berlawanan dengan M/ cara meyakinkan pengambil ARBI keputusan untuk berpihakTER kepadanya Fokus: Hak kejadiankejadian yang mendahuluinya
7/4/12

PI AK H Legal dan A

BERDASARKA N HAK

PIH AK B

Proses Non-Ajudikasi

Hasil akhir: Kesepakatan yang dibuat oleh pihak MEDI

Fokus: Mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi para KESEPAKAT pihak dengan mempertimbangkan AN 7/4/12 kepentingan para pihak

ATOR Mekanisme: Para pihak / KONS berkomunikasi dan bekerja sama ILIAT BERDASARKA PI untuk mencapai konsensusNdengan OR AK H PIH KEPENTINGA dihadiri oleh mediator / konsiliator K N A A B

Penyelesaian Sengketa Yang Dituntut Dunia Bisnis


Hanya kedamaian, ringannya pajak, dan pelak-sanaan peradilan yang dapat diterima yang di-perlukan untuk mengangkat negara paling mela-rat menjadi negara paling sejahtera, selebihnya bergantung pada faktor-faktor alam ( Helen Hughes, 1992:1) Menurut Adam Smith, tercapainya kemajuan ekonomi dan kesejahteraan negara, karena : 1. Kedamaian 2. Pajak yang ringan 7/4/12Peradilan yang dapat diterima 66 3.

Cara penyelesaian sengketa yang diingin-kan dan dituntut Dunia Bisnis adalah sistem penyelesaian sederhana, cepat, dan biaya ringan atau Informal Procedure and Can Be Put In Motion Quickly, dalam arti penyelesaian sengketa tetap berada dalam jalur sistem yang formal dan resmi dibenarkan hukum, yang lazim disebut Formal and Official Law 7/4/12 77 Enforcement.

Penyelesaian sengketa dapat dilakukan dengan melalui Litigasi dan Non Litigasi. Penyelesaian melalui Litigasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, mengatur penyelasaian melalui peradilan umum, peradilan militer, peradilan agama, peradilan tata usaha negara, dan peradilan khusus seperti peradilan anak, peradilan niaga, peradilan pajak, peradilan penyelesaian hubungan industrial dan lainnya. 7/4/12 88

7/4/12

Penyelesaian melalui Non Litigasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, yang dilakukan dengan pihak perantara dengan cara musyawarah mufakat, melalui Negosiasi, Konsiliasi, dan Mediasi untuk win-win solution, dan melalui Arbitrase yang menentukan kalah dan menang.
99

Penyelesaian Sengketa Melalui Litigasi : 1. Penyelesaian sangat lambat 2. Biaya perkara mahal 3. Peradilan pada umumnya tidak responsif 4. Putusan pengadilan tidak menyelesaikan masalah 5. Kemampuan para Hakim bersifat generalis.
7/4/12 1010

Mediasi
Click to edit Master subtitle style

7/4/12

MEDIATION

DEFINISI

Upaya penyelesaian sengketa secara damai dimana ada keterlibatan pihak ketiga yang netral (mediator) , yang secara aktif membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk mencapai suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak (MEDIASI). Kovach

Facilitated negotiation. It is a process by which a neutral third party, the mediator, assist disputing parties in reaching a mutually satisfactory resolution. A short term, structured, task, oriented, participatory intervention process. Disputing parties work with a neutral third party, the mediator, to reach a mutually acceptable agreement
Hukum Bisnis (Mediasi) 1212

Nolan Haley

7/4/12

MENGAPA MEDIATION

Penyelesaian melalui mediasi tidak hanya dilakukan di luar pengadilan saja, akan tetapi Mahkamah Agung berpendapat prosedur mediasi patut untuk ditempuh bagi para pihak yang beracara di pengadilan. Langkah ini dilakukan pada saat sidang pertama kali digelar. Adapun pertimbangan dari Mahkamah Agung, mediasi merupakan salah satu solusi dalam mengatasi menumpuknya perkara di pengadilan. Proses ini dinilai lebih cepat dan murah, serta dapat memberikan akses kepada para pihak yang bersengketa untuk memperoleh keadilan atau penyelesaian yang memuaskan atas sengketa yang dihadapi. Di samping itu institusionalisasi proses mediasi ke dalam ststem peradilan dapat memperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyelesaian sengketa di samping proses pengadilan yang bersifat memutus (ajudikatif).
Hukum Bisnis (Mediasi) 1313

7/4/12

MEDIASI DI PENGADILAN

Peraturan Mahkamah Agung (Perma) Nomor 2 Tahun 2003 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan memberikan definisi sebagai:

penyelesaian sengketa melalui proses perundingan para pihak dengan dibantu oleh mediator.

Mediasi dilaksanakan melalui suatu perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang bersikap netral (non intervensi) dan tidak berpihak (impartial) kepada pihakpihak yang bersengketa serta diterima kehadirannya oleh pihak-pihak yang bersengketa.

7/4/12

Hukum Bisnis (Mediasi)

1414

MEDIASI DI PENGADILAN

Pihak ketiga tersebut adalah mediator atau penengah yang tugasnya hanya membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan. Dapat dikatakan seorang mediator hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Melalui mediasi diharapkan dicapai titik temu penyelesaian masalah atau sengketa yang dihadapi para pihak, yang selanjutnya dituangkan sebagai kesepakatan bersama. Pengambilan keputusan tidak berada di tangan mediator, tetapi berada di tangan para pihak yang bersengketa.
7/4/12 Hukum Bisnis (Mediasi) 1515

UNSUR-UNSUR MEDIASI

Sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan perundingan. Adanya pihak ketiga yang bersifat netral yang disebut sebagai mediator (penengah) terlibat dan diterima oleh para pihak yang bersengketa dalam perundingan itu. Mediator tersebut bertugas membantu para pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian atas masalahmasalah sengketa. Mediator tidak mempunyai kewenangan membuat keputusan-keputusan selama proses perundingan berlangsung. Mempunyai tujuan untuk mencapai atau menghasilkan Hukum Bisnis (Mediasi) 1616 kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak yang

7/4/12

SKEMA MEDIATION
PIHAK A PIHAK B

MEDIATOR

7/4/12

Hukum Bisnis (Mediasi)

1717

KEUNTUNGAN MEDIASI

Para pihak yang bersengketa dapat tetap berhubungan baik. Hal ini sangat baik bagi hubungan bisnis karena pada dasarnya bertumpu pada good relationship dan mutual trust Lebih murah dan cepat Bersifat rahasia (confidential), sengketa yang timbul tidak sampai diketahui oleh pihak luar, penting untuk menjaga reputasi pengusaha karena umumnya tabu untuk terlibat sengketa Hasil-hasil memuaskan semua pihak Kesepakatan-kesepakatan lebih komrehensif Kesepakatan yang dihasilkan dapat dilaksanakan
7/4/12 Hukum Bisnis (Mediasi) 1818

Fungsi Mediator

Sebagai katalisator (mendorong suasana yang kondusif). Sebagai pendidik (memahami kehendak, aspirasi, prosedur kerja, dan kendala usaha para pihak). Sebagai penerjemah (harus berusaha menyampaikan dan merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lain). Sebagai nara sumber (mendaya gunakan informasi). Sebagai penyandang berita jelek (para pihak dapat emosional). Sebagai agen realitas (terus terang dijelaskan bahwa sasarannya tidak mungkin dicapai melalui suatu proses perundingan). Sebagai kambing hitam (pihak yang dipersalahkan)

7/4/12

Hukum Bisnis (Mediasi)

1919

PROSES MEDIASI

Tahap pertama: menciptakan forum.

Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Rapat gabungan. Pernyataan pembukaan oleh mediator, dalam hal ini yang dilakukan adalah: mendidik para pihak; menentukan pokok-pokok aturan main; membina hubungan dan kepercayaan. Pernyataan para pihak, dalam hal ini yang dilakukan adalah: dengar pendapat (hearing); menyampaikan dan klarifikasi informasi;
2020

Hukum Bisnis (Mediasi) 7/4/12 cara-cara interaksi.

PROSES MEDIASI

Tahap kedua: mengumpulkan dan membagi-bagi informasi.

Dalam tahap ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan rapat-rapat terpisah yang bertujuan untuk: Mengembangkan informasi selanjutnya; Mengetahui lebih dalam keinginan para pihak ; Membantu para pihak untuk dapat mengetahui kepentingannya ; Mendidik para pihak tentang cara tawar menawar penyelesaian masalah.

7/4/12

Hukum Bisnis (Mediasi)

2121

PROSES MEDIASI

Tahap ketiga: pemecahan masalah.

Dalam tahap ketiga yang dilakukan mediator mengadakan rapat bersama atau lanjutan rapat terpisah, dengan tujuan untuk: Menetapkan agenda. Kegiatan pemecahan masalah. Menfasilitasi kerja sama. Identifikasi dan klarifikasi isu dan masalah. Mengembangkan alternatif dan pilihan-pilihan. Memperkenalkan pilihan-pilihan tersebut. Membantu para pihak untuk mengajukan, menilai dan memprioritaskan kepentingan-kepentingannya.
Hukum Bisnis (Mediasi) 2222

7/4/12

PROSES MEDIASI

Tahap keempat: pengambilan keputusan.

Dalam tahap ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukan sebagai berikut: Rapat-rapat bersama. Melokalisasikan pemecahan masalah dan mengevaluasi pemecahan masalah. Membantu para pihak untuk memperkecil perbedaanperbedaan. Mengkonfirmasi dan klarifikasi kontrak.

7/4/12

Hukum Bisnis (Mediasi)

2323

PROSES MEDIASI

Tahap keempat: pengambilan keputusan.

Membantu para pihak untuk memperbandingkan proposal penyelesaian masalah dengan alternatif di luar kontrak. Mendorong para pihak untuk menghasilkan dan menerima pemecahan masalah. Mengusahakan formula pemecahan masalah berdasarkan winwin solution dan tidak ada satu pihakpun yang merasa kehilangan muka. Membantu para pihak untuk mendapatkan pilihannya. Membantu para pihak untuk mengingat kembali kontraknya.

7/4/12

Hukum Bisnis (Mediasi)

2424

Ketrampilan dan Teknik Mediator

Ketrampilan pengorganisasian perundingan.


Merencanakan dan menjadwalkan pertemuan. Tepat waktu. Menyambut kedatangan para pihak dalam perundingan. Dll.

Ketrampilan perundingan.

Mengarahkan pertemuan. Mengingatkan penyelesaian perundingan bukan mediator. Menentukan siapa yang memulai pembicaraan. Kapan kaukus diasakan dan skorsing.

7/4/12

Hukum Bisnis (Mediasi)

2525

Ketrampilan dan Teknik Mediator

Ketrampilan menfasilitasi

Mengubah posisi menjadi isu-isu yang diperlukan. Mengatasi emosi. Menghadapi kemungkinan jalan buntu (deadlock). Melintasi halangan terakhir (the last gap).

Ketrampilan komunikasi.

Komunikasi verbal. Mendengar secara efektif. Membingkai ulang. Komunikasi non verbal. Kemampuan bertanya. Mengulang pertanyaan.
2626

Hukum Bisnis (Mediasi) 7/4/12 Menyimpulkan.

HUKUM PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI KONSILIASI


Click to edit Master subtitle style

7/4/12

Pengertian Konsiliasi
Konsiliasi adalah proses penyelesaian sengketa alternatif dan melibatkan pihak ketiga yang diikutsertakan untuk menyelesaikan sengketa. Konsiliator dalam proses konsiliasi harus memiliki peran yang cukup berarti. Konsiliator berkewajiban untuk menyampaikan pendapat-pendapatnya 7/4/12 mengenai duduk persoalannya.

Fungsi Konsiliasi
Konsiliasi adalah lembaga perorangan atau swasta mandiri yang diangkat dan diberhentikan dalam periode tertentu melalui Kepmenaker RI. Fungsi lembaga ini adalah menerima jasa bantuan/pelayanan hukum bidang ketenagakerjaan dari salah satu pihak atau pihak perkara yang mengajukan 7/4/12 permohonan penyelesaian secara

Penyeselesaian Konsiliasi
Konsiliasi biasanya membantu penyelesaian masalah perselisihan hak, kepentingan antara pengusaha dan pekerja, dan PHK. Setiap jasa bantuan hukum yang diberikan oleh lembaga konsiliasi ini dibayar oleh negara, yang besarnya ditentukan oleh Menteri Tenaga Kerja 7/4/12 dan Transmigrasi RI.

Tahapan Penyelesaian Konsiliasi


Jika dalam perundingan di tingkat konsiliasi terjadi kesepakatan para pihak, maka dibuat Perjanjian Bersama yang ditandatangani kedua belah pihak perkara. Selanjutnya didaftarkan di PHI untuk mendapatkan Akta Bukti Pendaftaran. Apabila tidak terjadi kesepakatan, maka pihak yang merasa kurang puas atau tidak sesuai dengan tuntutannya dapat mengajukan surat 7/4/12 gugatan ke PHI.

Lama Penyelesaian Konsiliasi


Penyelesaian dalam perundingan di tingkat konsiliasi harus tuntas dalam waktu 30 hari kerja, terhitung sejak menerima permintaan dari salah satu pihak atau para pihak yang berperkara dalam satu perusahaan.

7/4/12

Arbitrase
Click to edit Master subtitle style

7/4/12

Pengertian Arbitrase

Arbitrase berarti kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut kebijaksanaan atau damai oleh arbiter atau wasit, Arbiter adalah suatu proses yang mudah atau simple yang dipilih oleh para pihak secara sukarela yang ingin agar perkaranya diputus oleh juru pisah yang netral sesuai dengan pilihan mereka di mana keputusan mereka berdasarkan dalil-dalil dalam perkara tersebut. Para 7/4/12 pihak setuju semula untuk menerima

Syarat Arbitrase :

Para pihak dapat menyetujui suatu sengketa yang terjadi atau yang akan terjadi antara mereka untuk diselesaikan melalui arbitrase. Dalam hal timbul sengketa, pemohon harus memberitahukan dengan surat tercatat, telegram, teleks, faksimili, e-mail atau dengan buku ekspedisi kepada termohon bahwa syarat arbitrase yang diadakan oleh pemohon atau termohon berlaku.

7/4/12

3535

Syarat Arbitrase :
Surat pemberitahuan untuk mengadakan arbitrase sebagaimana dimaksud diatas memuat dengan jelas, antara lain :
1. 2.

nama dan alamat para pihak; penunjukan kepada klausula atau perjanjian arbitrase yang berlaku; perjanjian atau masalah yang menjadi sengketa; dasar tuntutan dan jumlah yang dituntut, apabila ada; cara penyelesaian yang dikehendaki; dan yang diadakan oleh para pihak tentang jumlah arbiter atau apabila 3636 pernah tidak

3. 4.

5.

6. perjanjian 7/4/12

Syarat Arbitrase :

Dalam hal para pihak memilih penyelesaian sengketa melalui arbitrase setelah sengketa terjadi, persetujuan mengenai hal tersebut harus dibuat dalam suatu perjanjian tertulis yang ditandatangani oleh para pihak. Dalam hal pihak tidak dapat menandatangani perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud diatas, perjanjian tertulis tersebut harus dibuat dalam bentuk : Akte Notaris
7/4/12

Syarat Arbitrase :

Akta Notaris Perjanjian tertulis sebagaimana dimaksud diatas harus memuat :


1. 2. 3.

masalah yang dipersengketakan; nama lengkap dan tempat tinggal para pihak; nama lengkap dan tempat tinggal arbiter atau majelis arbitrase; tempat arbiter atau majelis arbitrase akan mengambil keputusan; nama lengkap sekretaris; jangka waktu penyelesaian sengketa; pernyataan kesediaan dari arbiter; dan pernyataan kesediaan dari pihak yang bersengketa

4.

5. 6. 7.

7/4/12
8.

Syarat Arbitrase :
Suatu perjanjian arbitrase tidak menjadi batal disebabkan oleh keadaan di bawah ini :
1. 2. 3. 4.

Meninggalnya salah satu pihak, Bangkrutnya salah satu pihak, Novasi (pembaharuan utang), Insolvensi (keadaan tidak mampu membayar) salah satu pihak, Pewarisan, Berlakunya syarat-syarat hapusnya perikatan pokok,

5. 6.

7.

Bilamana pelaksanaan perjanjian tersebut dialihtugaskan pada pihak ketiga dengan persetujuan pihak yang melakukan perjanjian 7/4/12

Syarat Arbitrase :
Suatu perjanjian arbitrase tertulis meniadakan hak para pihak untuk mengajukan penyelesaian sengketa atau beda pendapat yang termuat dalam perjanjiannya ke Pengadilan Negeri, maka Pengadilan Negeri wajib menolak dan tidak akan campur tangan di dalam suatu penyelesaian sengketa yang telah ditetapkan. Adapun jenis Arbitrase terdiri dari 2 (dua) macam yaitu : 1. Arbitrase Ad hoc atau Arbitrase Volunter, 2. Arbitrase Institusional. . Di Indonesia terdapat dua lembaga arbitrase 7/4/12 yang memberikan jasa arbitrase yaitu Badan

Syarat Arbitrase :

Dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 1999, para pihak berhak untuk memohon pendapat yang mengikat dari lembaga arbitrase atau hubungan hukum tertentu dari suatu perjanjian. Lembaga Arbitrase dapat menerima permintaan yang diajukan oleh para pihak dalam suatu perjanjian dan memberikan suatu pendapat yang mengikat (binding opinion).

7/4/12

Kelebihan Lembaga Arbitrase dibanding dengan Lembaga Peradilan Keuntungan arbitrase antara lain :
1. 2. 3. 4. 5.

Kelebihan Lembaga Arbitrase :


Cepat dan hemat Diadili oleh para ahli Rahasia Lebih bersifat kekeluargaan Hasil yang dicapai, terkadang memuaskan.

Dapat menggunakan cara-cara yang 7/4/12 baik dalam penyelesaian masalah


6.

Kelebihan Lembaga Arbitrase:

Pada umumnya lembaga arbitrase mempunyai kelebihan dibandingkan dengan lembaga peradilan. Kelebihan tersebut antara lain :
1.

dijamin kerahasiaan sengketa para pihak; dapat dihindari kelambatan yang diakibatkan karena hal prosedural dan administratif;

2.

para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya mempunyai 7/4/12pengetahuan, pengalaman serta latar
3.

Kelebihan Lembaga Arbitrase:


4.

Para pihak dapat menentukan pilihan hukum untuk menyelesaikan masalahnya serta proses dan tempat penyelenggaraan arbitrase; dan Putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para pihak dan dengan melalui tata cara (prosedur) sederhana saja ataupun langsung dapat dilaksanakan.

5.

7/4/12

Kekurangan Lembaga Arbitrase :


1.

Memerlukan waktu yang cukup lama dalam penyelesaiannya Melibatkan berbagai banyak pihak Biaya yang dikeluarkan juga tidak murah Memerlukan banyak proses yang berbelit-belit

2. 3. 4.

7/4/12

Kekurangan Lembaga Arbitrase : Pada kenyataannya apa yang disebutkan di atas tidak semuanya benar, sebab di negara-negara tertentu proses peradilan dapat lebih cepat daripada proses arbitrase. Satu-satunya kelebihan arbitrase terhadap pengadilan adalah sifat kerahasiaannya karena keputusannya tidak dipublikasikan. Namun demikian penyelesaian sengketa melalui arbitrase masih lebih diminati daripada litigasi, terutama untuk kontrak bisnis bersifat internasional.
7/4/12

Pembatalan Putusan Arbitrase :


Hal ini dimungkinkan karena beberapa hal, antara lain :
1.

Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan dijatuhkan diakui palsu atau dinyatakan palsu; Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan yang sengaja disembunyikan pihak lawan; atau Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah

2.

3.

7/4/12

Pembatalan Putusan Arbitrase:


Permohonan pembatalan putusan arbitrase diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri secara tertulis dalam waktu paling lama 30 hari yang dihitung mulai dari hari jatuh tempo penyerahan dan pendaftaran putusan arbitrase tersebut. Setelah diterima oleh Ketua Pengadilan Negeri, putusan tentang pembatalan tersebut akan keluar dalam waktu paling lama 30 hari sejak permohonan diterima dan terhadap putusan Pengadilan Negeri tersebut hanya dapat diajukan permohonan banding ke Mahkamah Agung yang memutus dalam 7/4/12 tingkat pertama dan terakhir.

Pembatalan Putusan Arbitrase :


Terhadap putusan arbitrase para pihak dapat mengajukan permohonan pembatalan apabila putusan tersebut diduga mengandung unsurunsur sebagai berikut :
1.

Surat atau dokumen yang diajukan dalam pemeriksaan, setelah putusan dijatuhkan, diakui palsu atau dinyatakan palsu; Setelah putusan diambil ditemukan dokumen yang bersifat menentukan yang disembunyikan oleh pihak lawan; atau

2.

Putusan diambil dari hasil tipu muslihat yang dilakukan oleh salah satu pihak dalam 7/4/12 pemeriksaan sengketa.
3.

Pembatalan Putusan Arbitrase:

Permohonan pembatalan putusan arbitrase harus diajukan secara tertulis dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak hari penyerahan dan pendaftaran putusan arbitrase kepada Panitera Pengadilan Negeri.

7/4/12

Pembatalan Putusan Arbitrase:


Ketentuan umum dalam proses pembatalan arbitrase antara lain adalah :
1.

Permohonan pembatalan putusan arbitase harus diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri. Apabila permohonan dikabulkan, Ketua Pengadilan Negeri menentukan lebih lanjut akibat pembatalan seluruhnya atau sebagian putusan arbitrase.

2.

3.

Putusan atas permohonan pembatalan ditetapkan oleh Ketua Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) 7/4/12

Pembatalan Putusan Arbitrase:


4.

Mahkamah Agung mempertimbangkan serta memutuskan permohonan banding sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah permohonan banding tersebut diterima oleh Mahkamah Agung.

7/4/12

5252

7/4/12

You might also like