You are on page 1of 55

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PT.

PERHUTANI PERSERO UNIT I JAWA TENGAH

ANALISIS PROSEDUR PENYUSUNAN, PELAKSANAAN DAN PENGAWASSAN ANGGARAN PENDAPATAN, PENGELUARAN DAN ANGGARAN INVESTASI TAHUN 2011 PADA PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH

Disusun oleh: Nama : Syaugi Ernesto Yahya Nim : 7212308004 Prodi : Akuntansi, S1

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2011/2012

HALAMAN PENGESAHAN Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH dan jurusan Akuntansi, S1 Hari : Tanggal :

Dosen Pembimbing

Pembimbing Lapangan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

Moh Khoiruddin S.E, M.Si NIP. 197001062008121001 Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi

Pimpinan/Kepala Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

Drs. Fachrurrozie M.SI NIP. 196206231989011001

ABSTRAK

Ernesto, Analisis Prosedur Penyusunan, Pelaksanaan dan Pengawassan Anggaran Pendapatan, Pengeluaran dan Anggaran Investasi Tahun 2011 pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Fakultas Ekonomi-Akuntansi S1, Universitas Negeri Semarang, Tahun 2011/2012 Perkembangan perusahaan dalam sumber daya perusahaan tak terlepas dari pengendalian manajemen yang berorientasi pada tujuan dan sasaran operasional dan non operasional perusahaan yang dilandassi pada terciptanya: solvabilitas, liquiditas, rentabilitas, dan akuntanbilitas. Tujuan perusahaan tersebut akan terlaksananya hasil yang maksimal bila adanya anggaran yang complictable agar terlaksananya kegiatan-kegiatan operasional dan non operasional melalui manajemen perusahaan. Adanya manajemen perusahaan dalam menetapkan tujuan (goals) dan sasaran (objektivitas) dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk pencapaian tujuan dan sasaran tersebut. Dampak keuangan yang diperkirakan akan terjadi sebagai akibat dari rencana kerja tersebut kemudian dan dievaluasi melalui penyusunan serta pelaksanaan anggaran. Analisis prosedur penyusunan dan pelaksanaan anggaran pendapatan dan pengeluaran serta anggaran investasi tahun 2011 yang diambil dari obyek pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dengan tinjauan teoritis dan dekriftif, yang permasalahannya yaitu: 1) Bagaimana proses penyusunan anggaran Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, 2) Bagaimana proses pelaksanaan(realisasi) atas anggaran yang ditetapkan Perum Perhutani Persero, dan 3) Bagaimana proses pengendalian manajemen dalam pengawasan terhadap RKAP pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah sesuai SOP yang berlaku pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah ? Metode pengumpulan data dalam penyusunan laporan ini, dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan studi pustaka. Metode observasi digunakan untuk mengamati obyek secara langsung, metode wawancara dilakukan dengan pihak-pihak terkait, dan studi pustaka dilakukan dengan mengumpulkan data dan referensi tentang masalah yang dikaji. Hasil dari laporan PKL ini menyimpulkan bahwa Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah

melakukan penyusunan dan pelaksanaan anggaran sebagai rencana kerja untuk mencapai tujuan dan sasaran serta dipantau oleh pengendalian manajemen sesuai SOP subbid anggaran. Dalam menyusun suatu anggaran agar dapat mengetahui penyimpangan yang terjadi dari rencana kegiatan. Saran yang disampaikan Penulis yaitu: Dalam menyusun suatu anggaran harus diperhitungkan/ diperkirakan yang teliti untuk mencapai suatu sararan atau tujuan yang diinginkan dengan pengamatan anggaran yang intens dalam realisasi anggaran tersebut dengan pengendalian manajemen yang berkelanjutan (Sustainable Management) berlandaskan prinsipprinsip Good Corporate Govenance (GCG) sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT dan junjungan Nabi Muhammad SAW atas berkat rahmat dan syafaatnya serta doa dan dorongan semangat dari kedua orang tua, keluarga besar bin yahya, teman-teman, begitu pula berkat bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan, para Dosen Pengajar, Alhamdulillah Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan judul ANALISIS PROSEDUR PENYUSUNAN, PELAKSANAAN DAN PENGAWASSAN ANGGARAN PENDAPATAN, PENGELUARAN DAN ANGGARAN INVESTASI TAHUN 2011 PADA PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH ini dapat terselesaikan. Hal yang sangat berkesan dan berharga yaitu selama penulis menjalani perkuliahan di Universitas Negeri Semarang, selain penulis memperoleh tambahan ilmu pengetahuan dan wawasan, penulis juga memperoleh banyak saudara dan teman dalam hal karakter dan sifat manusia, nilai hakiki kehidupan manusia sebagai makhluk Allah SWT dan makhluk sosial serta perjuangan sebagai anak bangsa. Semakin penulis mengali ilmu, semakin penulis merasa masih banyak lagi yang perlu dipelajari. Penulis merasa diri penulis masihg belum berarti apa-apa dibandingkan dengan samudra ilmu yang demikian luas, seolah-olah tiada batas untuk dipelajari, dikuasi dan juga diamalkan Penulis menyadari terwujudnya tugas ini berkat adanya dukungan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. 2. 3. 4. Dr.H. Soedijono Sasroatmojo, M,si, selaku Rektor Universitas Negeri Semarang. Drs. S. Martono, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Trisni Suryarini, SE, M.Si, selaku Dosen Wali Prodi Akuntansi Angkatan 2009/2010 Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Drs. Moh. Khoirudin M.Si, selaku dosen pembimbing PKL, yang telah banyak membimbing dan memberi arahan dan bantuan kepada penulis dalam penyusunan laporan PKL ini. 5. Tenaga pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

6. 7. 8. Tengah. 9. 10.

Bambang Agus Tri Susanto, SE, selaku pembimbing lapangan PKL di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Rizal Moendi, SE, selaku Kepala Biro Keuangan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. IR. Heru Siswanto, selaku Pimpinan Perum Perhutani Unit I Jawa Teman-teman di Prodi Akuntansi Angkatan 2009/2010, semoga persaudaraan tetap terjalin selamanya Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah banyak membantu hingga terselesainya laporan ini Penulis menyadari, laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kelemahan serta kekurangan, maka dengan segala kerendahan hati, penulis akan berterima kasih menerima segala kritik dan saran. Harapan penulis semoga laporan ini dapat menjadi ilmu yang bermanfaat dan melengkappi samudra ilmu yang tiada batasnya. Amin. Semarang, 2 Maret 2012 Penulis

GAMBAR Kantor Unit I Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah...................................................3 Bagan Prosedur Penyusunan RKAP Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.............32

Bagan Prosedur Pelaksanaan RKAP Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah ...........33 Bagan Pengendalian Manajemen RKAP ..................................................................37

TABLE Unit Kerja Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah .................................................9 Luas Hutan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah ...............................................9

LAMPIRAN I. Surat Permohonan Ijin PKL II. Surat Balasan dari Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah

III. Surat Penarikan Mahasiswa PKL IV. Surat Keterangan PKL dari Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah V. Struktur Organisasi Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah VI. Struktur Organisasi Biro Keuangan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah VII. Lembar Penilaian Laporan dan Ujian PKL VIII. Lembar Absensi PKL IX. Laporan Pengamatan Realisasi Anggaran Pengeluaran dan Pendapatan X. Laporan Pengamatan Realisasi Anggaran Investasi XI. Surat Keputusan Direksi tentang Penetapan Alokasi RKAP XII. Keputusan Direksi Perum Perhutani tentang Pedoman Normal Progress Schedule (NPS)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK KATA PENGANTAR..................................................................................................i DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................v DAFTAR ISI..............................................................................................................vii BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................3

1.3 Tujuan dan Manfaat .............................................................................................4 1.4 Lokasi dan Waktu ................................................................................................4 1.5 Metodologi Pengumpulan Data ...........................................................................4
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah ......................................................5 2.2 Visi dan Misi Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah...........................................7 2.3 Wilayah dan Ruang Lingkup Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah .................8 2.4 Struktur Organisasi Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah ..............................12 2.5 Pembahasan............................................................................................................
BAB III PAPARAN LAPORAN

3.1 Deksriftif Praktek Kerja Lapangan....................................................................25 3.2 Analisis..............................................................................................................36


BAB IV PENUTUP

4.1 4.2

Kesimpulan.....................................................................................................40 Saran ..............................................................................................................41 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah berperan sangat besar dalam pembangunan nasional, yang mempunyai wewenang sebagai perencana, pelaksana serta pengawas pembangunan terutama dalam bidang yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Peran pemerintah sebagai pelaksana salah satunya dengan membentuk perusahaan negara yang dikenal dengan sebutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah perusahaan yang dimiliki pemerintah, yang dibentuk melalui dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan instruksi Presiden RI No. 17 tanggal 28 Desember 1976. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terdiri dari Perusahaan Umum (Perum), Perusahaan Jawatan (Perjan), dan Perusahaan Perseroan (Persero). Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat, untuk dapat memberikan keuntungan dan bertanggungjawab sosial, meskipun harus bertanggungjawab sosial akan tetapi faktor perolehan laba tidak boleh diabaikan, oleh karenanya perlu pertimbangan dan keputusan yang tepat pada orientasi kepada price (mampu bersaingan dengan wajar), quality (terjamin atau baik), dan delivery time (tepat waktu dan sesuai). Tercapainya tujuan dan sasaran yang tepat, terhadap pencapaian laba perusahaan yang maximal, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi laba, faktor-faktornya antara lain: pendapatan (hasil kali antara volume penjualan dengan harga jual), biaya operasional (biaya tetap dan biaya variabel) dan investasi, maka penting suatu perencanaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laba, faktor-faktor tersebut akan terlaksana melalui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, pada umumnya diukur menggunakan satuan uang dan berjangka waktu tertentu

dalam waktu satu tahun. Penyusunan anggaran telah ditentukan pula tujuan keuangan yang ingin dicapai oleh perusahaan, pada umumnya tujuan tersebut dinyatakan dengan jumlah laba perusahaan. Berdasarkan hal diatas, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, sangat memperhatikan pengendalian terhadap prosedur penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk mengetahui tingkat pencapaian laba terhadap RKAP yang telah ditetapkan, dan mengetahui penyimpangan antara realisasi dan rencana. Namun setiap manajemen yang telah ditetapkan dan dirumuskan oleh Perum Perhutani, pastinya mempunyai kelemahan atau kekurangan, oleh karenanya penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL), untuk mengetahui serta menganalisis prosedur penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan sesuai Standard Operational Procedure (SOP) RKAP pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Dengan penjelasan tersebut, maka penulis mengambil judul ANALISIS PROSEDUR PENYUSUNAN, PELAKSANAAN, DAN PENGAWASAN ANGGARAN PENDAPATAN, PENGELUARAN SERTA ANGGARAN INVESTASI TAHUN 2011 PADA PERUM PERHUTANI UNIT I JAWA TENGAH 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada latar belakang pemilihan judul, maka penulis merumuskan masalah: 1. Bagaimana prosedur penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan anggaran pendapatan, pengeluaran, dan anggaran investasi tahun 2011 pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah? 2. Sejauhmana tingkat pengendalian manajemen dalam penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan RKAP pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah sesuai SOP yang berlaku pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah?

1.3

TUJUAN DAN MANFAAT LAPORAN Tujuan dari kegiatan praktek kerja lapangan ini adalah sebagai berikut: 1. 2. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Program Studi S1 Akuntansi Universitas Negeri Semarang. Untuk mengetahui prosedur penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan anggaran pendapatan, pengeluaran dan anggaran investasi pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. 3. Untuk menganalisis prosedur penyusunan, pelaksanaan dan pengawasan rencana kegiatan anggaran perusahaan (RKAP) pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah Adapun manfaat dari pelaksanaan praktek kerja lapangan ini adalah: a. Bagi Penulis Akan menambah pengetahuan penulis dalam penerapan teori yang diterima selama kuliah dalam praktek yang sesungguhnya. b. Bagi Perusahaan Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan bila ada saran, kritik maupun ide, untuk kemajuan perusahaan c. Bagi Pembaca Sebagai tambahan informasi dan referensi bacaan

1.4

TEMPAT DAN WAKTU PRAKTEK KERJA LAPANGAN Kegiatan penulis selama praktek kerja lapangan, dilaksanakan di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, terhitung dari tanggal 24 Januari 2012 24 Februari 2012, yang beralamat di Jalan Pahlawan No. 15- 17 Semarang.

1.5

METODOLOGI PENELITIAN PKL Dalam penulisan laporan, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

1.

Observasi (Observation), yaitu melakukan pengamatan secara langsung dengan maksud untuk mengumpulkan data yang sebenarnya

(Suharsimi, 2006: 156). 2. Wawancara (Interview), yaitu cara memperoleh informasi melalui pertanyaan-pertanyaan secara langsung dengan pihak terkait maupun rekan untuk mengoptimalkan data yang diperoleh (Moleong, 1988: 186). 3. Tinjauan Pustaka (Library Reseacrh), yaitu merupakan bentuk untuk penelitian untuk mendapatkan data dengan cara mengadakan studi literatur melalui buku-buku yang berhubungan dengan materi yang menjadi pokok pembahasan dalam laporan ini untuk mendapatkan data sekunder (Suharsimi, 2006 :158).

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 PROFIL PERUSAHAAN Perum Perhutani merupakan Badan Usaha Milik Negara yang didirikan pada tahun 1972 berdasarkan PP No. 15 tahun 1972 yang telah diubah menjadi PP No. 36 Tahun 1936. Perum Perhutani mengalami 4 masa perkembangan yaitu Masa Feodal (sebelumnya tahun 1604), Masa Kolonial Belanda (Tahun 16041942), Masa Pendudukan Jepang (Tahun 1942-1445), dan Masa Kemerdekaan (Tahun 1945-sekarang). Sejalan dengan perubahan yang terjadi, maka sejarah hutan dan kehutanan di Jawa dan Madura juga mengalami keadaan pasang surut, dengan adanya perubahan yang disebabkan karena kondisi Indonesia yang mengalami masa perkembangan, adapun kronologis perkembangan pendirian Perum Perhutani, adalah sebagai berikut : 1. Masa Feodal (Sebelum Tahun 1604) Pada masa feodal belum dikenal adanya pengurusan hutan secara teratur, sehingga semua hutan yang ada di Jawa dan Madura berada di bawah kekuasaan para raja. 2. Masa Kolonial Belanda (Tahun 1604-1942) Pada masa kolonial Belanda, secara bertahap hutan diambil alih dari tangan raja. Pada tahun 1808 dibawah pemerintahan Doendels, dibentuk Badan Pelaksanaan Khusus (BPK) yang terdiri dari Inspektur Jenderal Lembaga Administrasi Hutan, kemudian diadakan usaha untuk merintis kegunaan dan pengurusan hutan yang lebih baik berdasarkan ilmu pengetahuan moderen yang dipelopori oleh 2 orang ahli kehutanan dari Jerman yaitu Muller dan Jordes pada tahun 1845. Pada tahun ini

juga dibentuk DENIST VAN BOSC WEZEN yang merupakan kesatuan tugas utuk menguasai wilayah dari kehutanan setempat dan diteruskan dengan berlakunya UU Kehutanan No. 1 Tahun 1879 maka perundangundangan kehutanan dikenal dengan nama BOSC REGLEMENT (Peraturan Kehutanan) Pada tahun 1979, hutan jati mulai dijaga secara intensif dan disesuaikan dengan perkembangan ekonomi kehutanan moderen staf di Eropa untuk meningkatkan hasil hutan secara komersial. Dalam usaha itu, maka pada tahun 1929 dibentuk Jati Bedrist atau perusahaan jati tetapi mengalami kegagalan. Kemudian tahun 1936 struktur organisasi berubah menjadi jawatan dan ini beraku sampai masa kolonial Belanda. 3. Masa Pendudukan Jepang (Tahun 1942-1945) Pada masa pendudukan Jepang (1942) Dienst Van Bosh Wezwn diganti dengan nama Ringo Tyid Zumuzjo. Selama masa pendudukan Jepang, hutan di pulau Jawa mengalami kerusakan fisik dan kegiatan produksi sering terhambat, hal ini disebabkan karena pihak Jepang mengadakan penerbangan yang jauh melampaui batas penebangan, akhirnya Pemerintah Jepang, Ringo Tyud Zumuzjo ditempatkan dibawah Departemen Kehutanan. 4. Masa Kemerdekaan (Tahun 1945-Sekarang) Proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Ringyo Tyuo Zumusjo diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia dan dijadikan Djawatan Kehutanan. Djawatan ini bersifat sentralis dan keduanya dibawah Kementrian Pertanian. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1957, terjadilah perubahan struktur dari bentuk Djawatan Kehutanan menjadi Dinas Kehutanan yang berada dibawah kekuasaan Pemerintah Daerah (PEMDA) sebagai perencanaan tetap yang diatur oleh pusat. Dinas Kehutanan kemudian mengalami perubahan dan diubah menjadi Perusahaan Negara berdasarkan atas Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 1961 dengan nama Badan Umum Kehutanan Negara, kemudian pemerintah

mengeluarkan Undang Undang No. 5 Tahun 1967 atas dasar Pasal 23 UUD 1945, tentang ketentuan ketentuan pokok Kehutanan yang didalamnya menetapkan, mengatur perencanaan, peruntukan, penyediaan, dan penggunaan hutan sesuai dengan fungsinya dalam memberikan manfaat bagi rakyat dan negara. Berdasarkan Undang-undang No. 5 Tahun 1967, kemudian didirikan atas dasar Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 1972 L.N 1972 No. 2 LN meliputi Unit I Perum Perhutani Jawa Tengah, Unit II Perum Perhutani Jawa Timur. Kemudian dikeluarkan peraturan baru yaitu Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 1978 L.N. 1978 No. 2 tentang penambahan Unit Produksi Perum Perhutani (Unit III Perum Perhutani Jawa Barat). Unit I Perum Perhutani Jawa Tengah berkedudukan di Semarang, dengan wilayah kerja Direksi PN Perum Perhutani Jawa Tengah. 2.2 VISI DAN MISI PERUSAHAAN VISI Perum Perhutani dalam melaksanakan pengelolaan sumber daya hutan adalah : 1) sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Sedangkan MISI Perum Perhutani, adalah : 1) Mengel ola sumber daya hutan dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari berdasarkan karakteristik wilayah dan daya dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) serta meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekowisata, jasa lingkungan agroforestri serta potensi usaha berbasis kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan. 2) ngun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta Memba sumber Untuk

daya manusia perusahaan yang moderen, profesional dan handal serta memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan. 3) Mendu kung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah secara regional dan nasional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam penyelesaian masalah lingkungan regional, nasional dan internasional. 2.3 WILAYAH / RUANG LINGKUP PERUSAHAAN Wilayah kerja Perum Perhutani meliputi kawasan hutan Negara yang terdapat di wilayah Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Jawa Barat dan Banten, kecuali kawasan hutan konservasi seluas 2.426.206 hektar, terdiri dari hutan produksi (HP) 1.767.304 hektar (73%) dan hutan lindung 658.902 hektar (27%). Wilayah kerja Perum Perhutani dibagi dalam unit-unit yaitu : 1. 2. 3. Wilayah kerja kawasan hutan negara Provinsi Jawa Tengah yang disebut Unit I Jawa Tengah Wilayah kerja kawasan hutan negara Provinsi Jawa Timur yang disebut Unit II Jawa Timur Wilayah kerja kawasan hutan negara Provinsi Jawa Barat dan Banten yang disebut Unit III Jawa Barat dan Banten Kantor Unit berperan dalam memberikan layanan manajemen kepada satuan organisasi dibawahnya (KPH & KBM), berupa: a. dalian strategi sebagian Direksi b. ahan dan pembinaan c. dalian manajemen Pengen Pengar Pengen

Berikut ini merupakan tabel yang menunjukan Kantor Unit I Jawa Tengah membawahi beberapa Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) dan Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) : Tabel 2.3.a Unit Kerja Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 KPH Blora Purwodadi Cepu Randublatung Gundih Mantingan Kebonharjo Pemalang Banyumas Timur Banyumas Barat Telawa Semarang Pekalongan Barat Pekalongan Timur Pati Surakarta Balapulang Kedu Utara Kedu Selatan Kendal Serta Biro Perencanaan yang berkedudukan di Salatiga serta tiaptiap unit kerja memiliki luas Hutan Produksi (HP) dan Hutan Lindung (HL) yang berbeda. Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan luas hutan di Kantor Unit I Perum Perhutani Jawa Tengah: Tabel 2.3.b Luas Hutan Kantor Unit I Perum Perhutani Jawa Tengah Fungsi Luas (Ha) % Hutan Produksi 543.364,96 85,39 Suaka Alam (Hutan Wisata) 574,30 0,09 Hutan Lindung 92.430,36 14,52 Jumlah 636.369,62 100 KBM IK Brimbung IK Cepu Sar I Tegal Sar 2 Cepu Agroforestry Industri Non Kayu Jasa Lingkungan dan Produksi lain

2.3.1 Kegiatan Perusahaan

Bidang Perum Perhutani sebagai badan Usaha Milik Negara (BUMN), mengemban tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan hutan di Pulau Jawa, mulai dari kegiatan perencanaan hutan, reboisasi dan rehabilitasi hutan, pemeliharaan hutan, perlindungan hutan, pemungutan hasil hutan, pemasaran hasil hutan, pemberdayaan masyarakat melalui Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) dan perencanaan pengembangan sumber daya manusia. Dalam mengemban tugas dan tanggung jawab tersebut, Perum Perhutani berupaya menjaga keseimbangan fungsi sumber daya hutan baik ekologis, sosial, dan ekonomi. Penjelasan mendetail mengenai tugas dan tanggung jawab Perum Perhutani, adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Hutan Pengelolaan hutan diawali dengan kegiatan perencanaan hutan, yang meliputi : 1. Rencana Umum Perusahaan (RUP) Rencana Umum Perusahaan (RUP) merupakan rencana jangka panjang bersifat menyeluruh yang memuat kebijakan dan strategi optimalisasi sumber daya, guna mencapai tujuan perusahaan. 2. Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) Rencana Pengaturan Kelestarian Hutan (RPKH) merupakan rencana untuk mewujudkan pengelolaan hutan secara lestari untuk masing-masing kelas perusahaan sebagai acuan penyusunan rencana guna terjaminnya kelestarian hutan. Guna penyusunan RKPH perlu dilakukan penataan hutan, meliputi tata batas, pembagian hutan, risalah (inventarisasi) hutan, pembuatan/perbaikan alur, pengukuran dan perpetaan. 3. Rencana Lima Tahun Perusahaan (RLTP)

Rencana Lima Tahun Perusahaan (RLTP) adalah rencana yang memuat kebijakan operasional dan pelaksanaan upaya-upaya mencapai sasaran perusahaan dalam 5 tahun. 4. Rencana Kerja Tahunan Perusahaan (RKTP) Rencana Kerja Tahunan Perusahaan (RKTP) adalah rencana kegiatan secara rinci dalam satu tahun sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP). 5. Rencana Teknik Tahunan (RTT) Rencana Teknik Tahunan (RTT) adalah rencana tahunan yang disusun mengacu pada RPKH. b. Reboisasi dan Rehabilitasi Hutan Reboisasi dan rehabilitasi hutan dilaksanakan di lokasi bekas tebangan maupun kawasan tidak produktif. Pelaksanaan reboisasi melibatkan partisipasi aktif masyarakat dengan Sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (SPHBM) baik dengan tanam tumpangsari atau banjar harian, penetapan pola tanam, optimalisasi ruang, maupun pengembangan usaha produktif lainnya. c. Pemeliharaan Hutan Pemeliharaan hutan bertujuan untuk mendapatkan tegakan yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi pada akhir daur. Kegiatan pemeliharaan hutan meliputi penyiangan, wiwil/pembersihan tunas air, pemangkasan cabang (pruning), penjarangan, pencegahan terhadap hama dan penyakit, pencegahan gangguan pengembalaan dan perlindungan hutan lainnya. d. Perlindungan Hutan Perlindungan hutan merupakan upaya untuk mencegah kerusakan dari gangguan keamanan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan meliputi pencurian e. pohon, okupasi lahan/bibrikan, penggembalaan liar, kebakaran hutan, dan bencana alam. Pemungutan Hasil Hutan

Pemungutan hasil hutan kayu meliputi kegiatan teresan, penebangan, pembagian batang, pengangkutan dan penumpukan di TPK (Tempat Pengumpulan Kayu), meliputi jenis kayu jati, pinus, mahoni, damar, mangium, sengon dan rimba lainnya. Sedangkan untuk pemungutan hasil hutan non kayu berupa getah pinus, getah damar, minyak kayu putih, madu, seedlak dan murbei untuk pakan ulat sutera, kopi, minyak atsiri, penangkaran buaya, dan sebagainya. f. Industri Hasil Hutan Perum Perhutani memiliki Industri hasil hutan yakni Industri Pengolahan Kayu di Cepu, Brumbung, Gresik, dan 12 Unit Penggergajian dengan produk antara lain Garden Furniture (GF), Housing Component, Veener Sayat, TOP, Paket Block, Flooring. Selain itu Perum Perhutani juga memiliki 8 pabrik pengolahan gondorukem dan terpentin, 12 Pabrik minyak kayu Putih, Pabrik seedlak, dan Pabrik pemintalan benang sutera. g. Pemasaran Hasil Hutan Sasaran pasar produk Perum Perhutani untuk pasar dalam negeri umumnya berupa kayu bulat, untuk pasar luar negeri berupa kayu gergajian, produk jadi, gondorukem dan terpantin. Mekanisme pemasaran berupa kontrak, penjualan langsung dan lelang. Perum Perhutani juga bekerja sama dengan World Wide Fund (WWF) dan Tropical Forest Trust (TFT) untuk mendapatkan sertifikasi Sustainable Forest Management (SFM) dan Chain of Custody (CoC), yang merupakan standar pengelolaan hutan, industri perkayuan dan perdagangan kayu yang disyaratkan para pembeli dari Eropa dan Amerika. 2.4 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN Secara umum dapat dikatakan, bahwa suatu perusahaan tidak dapat menjalankan usahanya tanpa dibentuk struktur organisasi yang jelas, setiap perusahaan mempunyai struktur organisasinya sendiri, disesuaikan dengan

kebutuhan yang ada dalam perusahaan tersebut, maka penting bagi perusahaan untuk memiliki bagan organisasi yang baik agar aktivitas dalam perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Hendaknya struktur organisasi bersifat fleksibel sehingga jika sewaktu-waktu terjadi perubahan dapat diadakan penyesuaian tanpa mengalami perubahan secara total. Organisasi merupakan bentuk persekutuan antar dua orang atau lebih yang bekerja secara terkoordinir dan rasional dalam rangka mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya, yang dalam persekutuan tersebut selalu terdapat hubungan antara atasan dan bawahan. Organisasi yang baik harus terlihat adanya pembagian tugas dan wewenang. Untuk itulah diperlukan suatu rancangan yang matang sehingga akan memberikan suatu manfaat bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatannya. Hal ini sangat penting karena baik dan buruknya organisasi dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi kesuksesan dalam sebuah manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan SK Direksi Nomor 554/Kpts/Dir/2005 yang telah disempurnakan dengan SK Nomor 489/Kpts/Dir/2006 tentang struktur organisasi Perum Perhutani, ditegaskan pemisahan kelola Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) dan Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM). Wilayah kerja Perum Perhutani dibagi menjadi 3 unit dan masing-masing unit dipimpin oleh Kepala Unit dan dibantu oleh Wakil Kepala Unit dengan dibantu Kepala Biro. Masing-masing unit membawahi beberapa Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) yang dipimpin oleh seorang Administratur dan Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) dipimpin oleh General Manager, dengan rincian sebagai berikut : Unit I Jawa Tengah : 20 KPH dan 6 KBM Unit I Jawa Timur : 24 KPH dan 6 KBM Unit I Jawa Barat dan Banten: 13 KPH dan 3 KBM Struktur Organisasi Perum Perhutani secara garis besar merupakan struktur organisasi garis yaitu suatu organisasi dimana hubungan antara pegawai-pegawai dalam perusahaan tertentu merupakan suatu garis lurus

dari para atasan hingga para bawahan dan memegang tugas-tugas sendiri, yang terbaru diatur dalam Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 019/Kpts/Dir/2009 yang mulai berlaku pada tanggal 19 Januari 2009. Struktur Organisasi Perum Perhutani dilampirkan dalam Lampiran 1. Struktur organisasi Perum Perhutani, jabatan tertingginya dipegang oleh bagian Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama. Selain itu di bagian Direksi terdapat empat Direktur lainnya, yang terdiri dari: Direktur Industri dan Pemasaran 1. a. Industri dan pemasaran kayu, getah dan minyak b. Industri dan pemasaran agroforestry, ekowisata, dan jasa lingkungan 2. r Keuangan Direktur keuangan mengepalai tiga bagian keuangan, yang terdiri dari: a. Bagian Anggaran dan Akuntansi b. Bagian Pembelanjaan dan Perpajakan c. Bagian Manajemen Resiko dan Pembinaan Anak Perusahaan 3. r Sumber Daya Manusia dan Umum Direktur bagian ini mengepalai dua bagian, yaitu: a. Bagian Sumber Daya Manusia b. Bagian Umum 4. r Perencanaan dan Pengelolaan Hutan Direktur ini mengepalai dua bagian, yaitu: a. Perencanaan Sumber Daya Hutan (SDH) Bagian Direktu Direktu Direktu Direktu r bagian ini memimpin dua bagian indusri dan pemasaran, yaitu:

b. (SDHL)

Bagian

Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Daya Hutan Lindung Dalam laporan praktek kerja lapangan ini, penelitiannya juga dilakukan pada Bagian Keuangan yang terdiri dari tiga bagian, yaitu Bagian Anggaran dan Akuntansi, Bagian Pembelanjaan dan Perpajakan, Bagian Manajemen Resiko dan Pembinaan Anak Perusahaan. Tiap-tiap bagian tersebut memiliki tugas dan wewenang masingmasing sebagaimana telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 9/Kpts/Dir/2009. Adapun uraian tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Kepala Biro Akuntansi Manajemen dan Anggaran (Karo Akuntansi Manajemen dan Anggaran) Karo Akuntansi Manajemen dan Anggaran bertanggung jawab kepada Asdir Keuangan. Karo Akuntansi Manajemen dan Anggaran menerima laporan dari: a. Kepala Seksi Akuntansi Manajemen. b. Kepala Seksi Anggaran. Karo Akuntansi Manajemen dan Anggaran bertanggung jawab atas: a. kebijakan kegiatan akuntansi manajemen dan anggaran. b. ananya proses akuntansi manajemen perusahaan c. unnya RKAP d. unnya laporan kegiatan akuntansi manajemen dan anggaran Karo Akuntansi Manajemen dan Anggaran mempunyai tugas: Tersus Tersus Terlaks Tersedi anya bahan kajian untuk menyusun, merumuskan strategi, dan

a. akuntansi manajemen Perusahaan dan anggaran. b. manajemen Perusahaan dan anggaran. c.

Memba

ntu menyiapkan, menyusun, merumuskan strategi dan kebijakan Memba

ntu tugas pengendalian pelaksanaan strategi dan kebijakan akuntansi Memba

ntu melakukan analisa biaya atas produk barang dan jasa yang dihasilkan Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan oleh Direksi. d. yang dihasilkan Perusahaan. e. dikeluarkan oleh Perusahaan. f. Memba ntu menghimpun bahan, data dan informasi kebutuhan anggaran perusahaan dan investasi dari seluruh unit kerja terkait di lingkungan Perusahaan. g. Perusahaan. h. ntu penyusunan laporan kegiatan Asdir Keuangan. i. anakan tugas-tugas lain yang relevan dari pimpinan. 2. Biro Pembelanjaan dan Perpajakan (Karo Pembelanjaan dan Perpajakan) Kepala Melaks Memba Memba ntu penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) Memba ntu melaksanakan proses akuntansi atas seluruh biaya yang Memba ntu merumuskan sistem akuntansi manajemen atas produk-produk

Karo Pembelanjaan dan Perpajakan bertanggung jawab kepada Asdir Keuangan. Karo Pembelanjaan dan Perpajakan menerima laporan dari: a. Seksi PKBL. b. Seksi Pembelanjaan. c. Seksi Perpajakan. Karo Pembelanjaan dan Perpajakan bertanggung jawab atas: a. kebijakan kegiatan pembelanjaan dan perpajakan. b. unnya RKAP. c. unnya laporan kegiatan pembelanjaan dan perpajakan. Karo Pembelanjaan dan Perpajakan mempunyai tugas: a. Membantu menyiapkan, menyusun, merumuskan strategi dan kebijakan pembelanjaan Perusahaan dan perpajakan. b. Membantu tugas pengendalian pelaksanaan strategi dan kebijakan pembelanjaan Perusahaan dan perpajakan. c. Membantu penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja (RAPB) Perusahaan. d. Membantu menyelenggarakan dan mengatur proses pembelanjaan Perusahaan. e. Membantu proses dan penyelesaian hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan. f. g. Membantu penyusunan laporan kegiatan Asdir Keuangan. Melaksanakan tugas-tugas lain yang relevan dari pimpinan. Tersus Tersus Tersedi anya bahan kajian untuk menyusun, dan merumuskan strategi dan Kepala Kepala Kepala

3. Biro Akuntansi Keuangan, Verifikasi dan Investasi (Karo Akuntansi Keuangan, Verifikasi dan Investasi)

Kepala

Karo Akuntansi Keuangan, Verifikasi dan Investasi bertanggung jawab kepada Asdir Keuangan. Karo Akuntansi Keuangan, Verifikasi dan Investasi menerima laporan dari: a. Seksi Akuntansi Keuangan. b. Seksi Verifikasi. c. Seksi Investasi. Karo Akuntansi Keuangan, Verifikasi dan Investasi bertanggung jawab atas: a. Tersedi anya bahan kajian untuk menyusun, merumuskan strategi dan kebijakan kegiatan akuntansi keuangan, verifikasi dan investasi. b. pengeluaran keuangan Perusahaan. c. unnya perencanaan anggaran investasi. d. Tersus unnya laporan kegiatan akuntansi keuangan, verifikasi dan investasi. Karo Akuntansi Keuangan, Verifikasi dan Investasi mempunyai tugas: a. akuntansi keuangan, verifikasi dan investasi. Memba ntu menyiapkan, menyusun dan merumuskan strategi dan kebijakan Tersus Terlaks ananya proses kegiatan verifikasi, kegiatan penerimaan dan Kepala Kepala Kepala

b. keuangan, verifikasi dan investasi. c. pengeluaran keuangan Perusahaan. d.

Memba

ntu tugas pengendalian pelaksanaan strategi dan kebijakan akuntansi Memba

ntu melaksanakan verifikasi atas seluruh kegiatan penerimaan dan Memba

ntu menyelenggarakan proses akuntansi atas seluruh kegiatan penerimaan dan pengeluaran keuangan Perusahaan, baik penerimaan pendapatan maupun pengeluaraan pembelanjaan serta perpajakan Perusahaan. e. ntu penyusunan perencanaan anggaran investasi Perusahaan. f. ntu menyusun laporan keuangan Perusahaan. g. ntu penyusunan laporan kegiatan Asdir Keuangan. h. anakan tugas-tugas lain yang relevan dari pimpinan. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor 554/KPTS/DIR/2005 tanggal 26 september 2005 tentang struktur dan tanggung jawab KPH/KBM yaitu: 1. Administratur/KKPH dan General Manager (GM) KBM Menyusun rencana kerja Pengelolaan Sumber Daya Hutan (SDH), rencana kerja anggaran, memimpin penyelengaraan aktivitas pengelolaan, melaksanakan tata administrasi dan pembukuan hasil hutan, 2. melaksanakan pembinaan SDM wilayah KPH, dan melaksanakan pembinaan masyarakat. Wakil Administratur Membantu melaksanakan dan pengendalian operasional meliputi teknik kehutanan, keamanan hutan, dan melakukan bimbingan, Melaks Memba Memba Memba

pembinaan, pengawasan dan penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan. hasil hutan, teknik dan perlengkapan, kepegawaian, keuangan dan tata usaha, 3. dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Administratur. Kasi Pengelolaan SDH Menyusun konsep RTT, RKTP, RLTP berdasarkan RPKH/ bagan kerja, membuat RO, nomor pekerjaan berdasarkan RTT dan RAPB yang sudah disyahkan, membantu menyusun RAPB dan tarif upah, membuat Surat Perintah Pelaksanaan Kerja (SPPK) dan membantu mengoreksi bukti pembayaran berdasarkan RO RTT yang sudah disahkan, melaksanakan pekerjaan keagrariaan, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan, dan bertanggungjawab kepada administrator. 4. Kepala Sub Seksi Keuangan & Umum Melaksanakan personalia/SDM, melaksanakan, penyusunan dan RAPB hasil berdasarkan hutan, dan RKTP, melaksanakan penyusunan RO dan program kerja dalam bidang umum, keuangan, menertibkan, memimpin, mengamankan mengendalikan

pelaksanaan kerja tata usaha, bertindak sebagai bendaharawan cabang di KPH, menyiapkan bahan laporan pekerjaan tata usaha, membantu penyusunan tarif upah, melakukan bimbingan, pembinaan, pengawasan, dan penilaian terhadap pekerjaan ketatausahaan dalam wilayah KPH dan aparat bawahannya. 5. Kepala Sub Seksi Perencanaan & Tanaman Melaksanakan penyusunan RTT, RKTP, RLTP dan RO, melaksanakan pembuatan Surat Perintah Kerja (SPK) dan nomor pekerjaan, menghimpun dan melaporkan hasil pemeriksaan, melaksanakan pengisian buku statistik dan buku taksasi (DK. 316), menyusun Normal Progress Schedul (NPS) pekerjaan teknik kehutanan, melaksanakan pembuatan peta kemajuan pekerjaan, menyusun rencana anggaran biaya pekerjaan teknik bangunan yang

dikerjakan swakelola, melakukan bimbingan, pembinaan, pengawasan dan penilaian terhadap bawahannya, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan. 6. Kepala Sub Seksi PHBM & Binling Menyuluh dan melakukan percontohan kepada kelompok masyarakat, mengembangkan swadaya dan swakarsa masyarakat, menyusun program penyuluhan kehutanan, mengajar pada kursus kehutanan bagi kelompok masyarakat pada tingkat lapangan, melatih dan membimbing penyuluh kehutanan dibawahnya, membantu menyiapkan petunjuk/informasi kehutanan, melaksanakan pengujian survei dan evaluasi, melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan instansi serta lembaga terkait. 7. Kepala Sub Seksi Sarana Prasarana & Optimalisasi Asset. Meneliti/memeriksa setiap unit pekerjaan tersebut, apakah termasuk pekerjaan yang dapat dikerjakan sewa kelola atau diborongkan, mengadakan undangan kepada pemborong yang telah disahkan untuk dilakukan penawaran pekerjaan, mengadakan undangan kembali pada pemborong yang telah ikut dalam Aanweizjing untuk menyerahkan penawarannya kepada panitia lelang, memeriksa bersama-sama panitia penawaran, mana yang berhak melaksanakan pekerjaan tersebut, mengawasi setiap pekerjaan di lapangan, memperhatikan dan mengawasi setiap bahan yang dipergunakan apakah cocok dalam bestek, memberikan petunjuk-petunjuk di lapangan, membuat laporan bulanan/triwulan/tahunan, dan membuat DP3 bagi bawahannya 8. Asper/ Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan Memimpin, melaksanakan, mengendalikan, mengamankan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan dari rencana kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan meliputi bidang pembinaan hutan, produksi, keamanan, agraria, pembinaan lingkungan, administrasi dan keuangan, melaksanakan pembinaan terhadap personil yang

diperbantukan kepadanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku, membina koordinasi yang harmonis dengan aparat pemerintah setempat, instansi dan lembaga masyarakat, menjalankan tugas sebagai mobilisitator dan pembantu bendaharawan materiil, melaporkan kemajuan pekerjaannya dan memberikan saran kepada pimpinan, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan. 9. Kepala Urusan Perencanaan dan Agraria Melaksanakan penyusunan RTT, RKTP, RLTP dan RO, melaksanakan pembuatan Surat Perintah Kerja (SPK) dan nomor pekerjaan, menghimpun dan melaporkan hasil pemeriksaan, melaksanakan pengisian buku statistik dan buku taksasi (DK 316), menyusun Normal Progres Schedule (NPS) pekerjaan teknik kehutanan, melaksanakan pembuatan peta kemajuan pekerjaan, menyusun rencanan anggaran biaya pekerjaan teknik bangunan yang dikerjakan swakelola, melakukan bimbingan, pembinaan, pengawasan dan penilaian terhadap bawahannya, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pimpinan. 10. Kepala Urusan Produksi Menyelenggarakan register pelaksanaan pekerjaan tanaman, pemeliharaan, tebangan, PMDH, PS, dan wanawisata, menyiapkan data untuk bahan laporan, membantu mengerjakan koreksi surat-surat bukti bidang teknik kehutanan, mengadakan pemeriksaan di lapangan untuk bahan evaluasi, merencanakan latihan kerja, melakukan bimbingan, pembinaan, pengawasan dan penilaian terhadap bawahannya, melaksanakan tugas lain yang diberikan pimpinan, dan membuat laporan pertanggungjawaban Produksi Hasil Hutan (Perni 39). 11. Kepala Urusan Data & Informasi Menghimpun data masukan untuk komputer dalam rangka proses pengolahan data, mengawasi proses pengolahan data pada komputer sampai dengan menghasilkan bentuk-bentuk laporan,

mengolah, menyimpan dan mendistribusikan hasil olahan computer, menyusun data kemajuan pekerjaan (DKP, menghimpun berbagai data lingkungan dan data keamanan), menghimpun dan merekapitulasi laporan teknis dari para Asper/KBKPH, menyusun laporan bulanan, triwulan, semester, laporan tahunan dan laporan hasil kerja serta laporan-laporan insidentil, menyiapkan data untuk bahan pengisian buku RPKH, menyiapkan bahan rapat rutin maupun rapat-rapat koordinasi bagi Administratur/KKPH, melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Seksi Sumber Daya Hutan. Dalam Menjalankan tugasnya, Kepala Urusan Data dan Informasi bertanggung jawab kepada Kepala Seksi Sumber Daya Hutan. 12. Kepala Urusan Keuangan Mengelola/mengatur/mengarahkan keuangan berdasarkan rencana operasional, melaksanakan pembukuan keuangan., memeriksa kebenaran setiap tagihan yang diajukan kepada Perhutan, memeriksa SPJ yang masuk dari para PPC, melaksanakan pengamatan anggaran., menghimpun data dalam pelaksanaan pekerjaan lapangan berdasarkan SPJ yang masuk (persemaian, tanaman, pemeliharaan) dan lain-lain, koordinasi dengan Kepala Meja Urusan Umum dalam hal yang menyangkut bidang keuangan, memeriksa ditempat kepada para PPC, membuat laporan/ pertanggungjawaban keuangan, bulanan, triwulan, dan tahunan, menyimpan semua arsip/dokumen keuangan, melayani pemeriksaan dalam hal ada pemeriksaan, dan menghimpun data untuk informasi untuk pimpinan. 13. Kepala Urusan Umum Menerima, mendistribusikan dan menyimpan surat-surat, melaksanakan pencatatan dan pemeliharaan barang inventaris kantor (buku inventaris), melaksanakan pembelian alat-alat tulis kantor (sepanjang tidak dilaksanakan oleh panitia pembelian), menerima, menyimpan dan mengeluarkan barang gudang, melaksanakan tik/ roneo surat-surat dan sebagainya sepanjang tidak dilaksanakan oleh

urusan masing-masing, mengatur tata ruang kebersihan/keindahan kantor berikut halamannya, memelihara barang inventaris kantor, menyimpan arsip/ dokumentasi yang bersifat umum, memeriksa on the spot barang inventaris (barang gudang), membuat laporan mengenai barang inventaris (barang gudang, melayani pemeriksaan dalam hal ada pemeriksaan terhadap barang inventaris/ barang gudang, mengurus perpustakaan kantor, dan menghimpun data informasi pimpinan. 14. Kepala Uusan SDM Menyusun kepegawaian, rencana pendidikan, laporan menyusun data-data menyusun/ menyusun kepegawaian,

memelihara berkas dan kartu pegawai, menyusun rencana dan mengusulkan kenaikan pangkat dan gaji berkala, menyusun rencana pengangkatan pegawai, menyusun daftar urut kepangkatan, menyiapkan pembuatan DP3, menyusun/mengusulkan rencana pensiun pegawai (negeri maupun perhutani), menyiapkan SPPD, Menyusun daftar pembayaran gaji/tunjangan, membuat cuti pegawai, memelihara absensi pegawai, menyelesaikan Astek, Taspen, Asuransi, membuat perhitungan pajak penghasilan pegawai, membuat tunjangan hari tua berikut laporannya, dan membuat penggantian pengobatan pegawai. 15. Kepala Resort Polisi Hutan Mengatur, melaksanakan dan mengawasi tugas pekerjaan teknik dan tata usaha kehutanan mador-mandor di wilayah, membuat upah pekerja harian/ borong untuk diserahkan kepada asisten Perhutani, melaksanakan dan mengatur, pekerjaan dalam upaya menjaga kelestarian alam khususnya perlindungan hutan dan hasil hutan, penanaman lereng-lereng dengan jenis yang ditentukan, mencegah/memadamkan kebakaran hutan pencegahan penggembalaan, penyerobotan tanah hutan, melaksanakan tugas-tugas kepolisian yang bersifat preventif maupun refresif, membuat laporan huruf A dan memproses tiap-tiap tindak

pidana/pelanggaran/kejahatan hutan mengamankan barang bukti dan menjadi saksi pengadilan, melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan kesejahteraan lingkungan khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar hutan, membuat laporan kemajuan pekerjaan secara teratur dan memberikan saran kepada Asisten Perhutani dan membuat laporan bila terjadi bencana alam. 2.4 Bagian Data dan Sistem Informasi (DASI) Bagian Data dan Sistem Informasi (DASI) yang berada dibawah pimpinan Kepala Bagian Urusan Data dan Sistem Informasi. Mengawasi proses pengolahan data pada komputer sampai dengan menghasilkan bentuk-bentuk laporan, yang menangani dan menampung semua informasi dari setiap bagian yang akan dibuat laporan, dan menyusun laporan bulanan, triwulan, semester, laporan tahunan dan laporan hasil kerja serta laporan-laporan incidental. Laporan DKP dilakukan dalam satu bulan dua kali, yaitu setiap pertengahan bulan dan akhir bulan. Data DKP yang di laporkan dalam bentuk file didalam Compact Disk (CD) dan laporan tertulis dalam bentuk buku DKP, bisa juga laporan dikirim lewat E-mail. Laporan yang diberikan kepada pemerintah dalam dua bentuk yaitu laporan mingguan dan laporan bulanan. Selain itu bagian DASI juga melakukan register surat yang masuk atau keluar dan terus didistribusikan ke bagian yang dituju, setiap ada rapat bagian DASI harus menyediakan bahan rapat buat pimpinan Perum Perhutani dan mengolah hasil rapat untuk dijadikan notulen rapat. 2.5 PEMBAHASAN Sebelum penulis memaparkan isi dari laporan kerja praktek ini, penulis akan memuat teori-teori yang berhubungan dengan judul laporan kerja praktek menurut beberapa sumber referensi. 2.5.1 Pengertian Anggaran

Dasar pengertian anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematik, yang meliputi kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang. (Munandar, 2001:3). Pengertian tersebut sesuai dengan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah yang merupakan: a. for future (rencana untuk mendatang). b. plan (rencana kerja). c. amounts (dalam angka). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa suatu rencana kerja dan anggaran wajib dibuat untuk mencapai rencana (plan) suatu perusahaan untuk masa mendatang (plan for future). Guna mencapai rencana tersebut, maka perusahaan harus menetapkan langkah atau tindakan apa saja yang harus diambil guna mencapai rencananya, maka perusahaan akan membuat rencana kerja (work plan), rencana kerja ini memuat angka-angka (in amounts) yang dianggarkan guna mencapai tujuan perusahaan kedepan, dengan melihat dan meriview atas pengamatan realisasi anggaran pada tahun sebelumnya. 2.5.2 Fungsi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) RKAP pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah juga berperan penting sebagai kiblat bagi jalannya perusahaannya, karena manajemen akan sulit menentukan arah tujuan perusahaan dengan tidak adanya rencana kerja dan anggaran. Atas dasar itulah RKAP terdapat beberapa fungsi antara lain: a. dali jalannya perusahaan. Pengen In Work Plan

b. an untuk menghindari terjadinya penyimpangan. c. diakan standar untuk evaluasi kinerja. d. pembuatan keputusan. e. rbaiki komunikasi dan koordinasi. 2.5.2 Jenis-Jenis Anggaran Dalam pengendalian anggaran untuk

Pedom Menye Menye

diakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki Mempe

terciptanya

pengoptimalan terhadap tujuan dan sasaran perusahaan maka perlu adanya penggolongan atau jenis-jenis anggaran. Jenis-jenis rencana kerja dan anggaran yang terdapat di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah merupakan anggaran tetap (fixed budget) dan anggaran variabel (variable budget), adapun spesifikasi anggaran sesuai judul yang diangkat yaitu: 1) Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan Rencana anggaran pendapatan adalah rencana pendapatan yang diharapkan selama satu periode anggaran sehubungan dengan produksi yang dihasilkan dan tarif yang berlaku. Pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, pendapatan diakui dengan menggunakan dasar akrual (acrual basis) yaitu pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (bukan saat kas diterima atau dibayar), dicatat dan dilaporkan pada periode yang bersangkutan, kecuali untuk pendapatan dari penerimaan ganti rugi tegakan hutan yang diterima oleh perusahaan, dicatat dengan dasar kas (cash basis). Terhadap penerimaan ganti rugi tegakan hutan diadakan pengamatan dan pencatatan tersendiri.

Rencana anggaran pendapatan ini disajikan sesuai dengan klasifikasi dan kode rekening pendapatan yang dimuat dalam pedoman akuntansi dan anggaran pendapatan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu penjualan/pendapatan dalam negeri dan penjualan/pendapatan luar negeri. (lampiran IX) Adapun elemen-elemen dari penjualan/pendapatan, terdiri dari: 1. Penjualan dalam negeri, terdiri dari: a. Hasil kayu tebangan b. Hasil kayu olahan. c. Hasil kayu lainya. 2. Penjualan luar negeri, terdiri dari: a. Hasil kayu olahan. b. Hasil hutan lainya. 2) na Kerja dan Anggaran Pengeluaran Rencana Kerja dan Anggaran pengeluaran merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) terhadap biaya operasional yakni biaya operasi atau biaya rutin yang manfaatnya tidak lebih dari satu tahun. Rencana anggaran pengeluaran ini juga disajikan sesuai dengan klasifikasi dan kode rekening pengeluaran yang dimuat dalam pedoman akuntansi dan anggaran pengeluaran ini dibagi menjadi enam bagian. (lampiran IX) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah mengakui beban dengan menggunakan dasar accrual basis, yaitu beban yang diakui mempunyai hubungan yang jelas dengan dengan pengakuan pendapatan termasuk estimasi kewajiban yang masih tersisa pada periode yang bersangkutan. Elemen-elemen biaya operasi atau biaya rutin pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah adalah sebagai berikut: Renca

1. Biaya Kayu Tebangan, terdiri dari: - Biaya perencanaan - Biaya penanaman rutin - Biaya pemeliharaan & pembinaan hutan rutin - Biaya pengamanan kebakaran & hutan - Biaya pemungutan hasil hutan - Biaya pemeliharaan kewajiban finansial negara - Biaya pemeliharaan sarana & prasarana - Biaya produksi kayu tebangan lainnya 2. Biaya Kayu Olahan, terdiri dari: - Biaya produksi kayu gergajian - Biaya produksi hasil pabrik veneer - Biaya produksi hasil pabrik T.O.P - Biaya produksi produksi hasil moulding - Biaya produksi hasil pabrik parquet - Biaya pemeliharaan sarana & prasarana - Biaya ekspor impor pihak ke III 3. Biaya hasil hutan lainnya, terdiri dari: - Biaya produksi belum diolah 4. Biaya produksi hasil hutan lain yang diolah, terdiri dari: - Biaya produksi gondorukem & terpentin - Biaya produksi minyak kayu putih - Biaya produksi minyak yiang-yiang - Biaya produksi seedlak butiran - Biaya produksi sutera alam - Biaya produksi hasil hutan lain diolah oleh pihak III 5. Biaya produksi hasil usaha lain, terdiri dari: - Biaya produksi perlebahan - Biaya produksi penangkaran rusa - Biaya produksi buaya - Biaya produksi primata

- Biaya produksi wana wisata - Biaya produksi kawasan perlindungan alam & hutan - Biaya produksi pertambangan galian - Biaya produksi ekresi satwa - Biaya produksi air - Biaya produksi wana tani - Biaya produksi silvofishery - Biaya produksi hasil usaha lainya - Biaya eksploitasi hasil usaha lain oleh pihak III - Biaya sarana & prasarana 6. Biaya Usaha, terdiri dari: - Biaya pemasaran - Biya lain-lain pemasaran 7. Biaya Umum & Administrasi, terdiri dari: - Biaya pegawai - Biaya kesejahteraan pegawai - Biaya kesejahteraan umum - Biaya perjalanan - Biaya panel, pendidikan & penyuluhan - Biaya kantor 8. Biaya Sarana & Prasarana, terdiri dari: - Biaya penyusutan sarana & prasarana 9. Biaya lain-lain, terdiri dari: - Biaya usaha di luar usaha pokok - Biaya pemeliharaan sarana & prasarana - Biaya penyusutan aktiva tetap - Biaya pemeriksaan - Kerugian penghapusan aktiva tetap - Biaya lain-lain 3) Rencana Kerja dan Anggaran Investasi

Anggaran investasi merupakan taksiran terhadap alokasi sumber dana untuk membeli sebuah aset atau item dengan harapan akan menghasilkan income atau terapresiasi di masa mendatang. Kebijakan atas perencanaan dan pelaksanaan anggaran investasi Perum Perhutani, sebagai : a. manan cash flow b. si biaya c. tas kegiatan investasi d. walan imbal hasil dari investasi Sedangkan, strategi pelaksanaan atas anggaran investasi Perum Perhutani, terdiri dari: 1. Sumber pendanaan/pembiayaan investasi, yaitu: a. investasi rutin dibiayai dengan modal sendiri b. dan dana perbankan 2. Percepatan perolehan pendapatan melalui SKIN pengalihan Bank Garansi (BG) pihak ke 3 atas penjualan tunai dan atau jaminan KSP Penggolongan investasi yang terjadi pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, terdiri dari: a. si penggantian b. si penambahan kapasitas, dan Investa Investa Untuk investasi pengembangan dibiayai dengan modal sendiri Untuk Penga Efektifi Efisien Penga

c. si baru.

Investa Jenis anggaran investasi pada Perum Perhutani Unit I

Jawa Tengah merupakan investasi pada aset atau aktiva tetap berwujud, yaitu aset yang normal yang bersifat relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Pengertian Aktiva tetap berwujud sesuai PSAK No. 16 paragraf 05 (1994) merupakan aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Adapun pengelompokan aktiva tetap berwujud pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah terbagi menjadi 3, yakni : 1. 2. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis. 3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis. Adapun elemen-elemen investasi (Aktiva tetap berwujud) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Tanah Hutan Bangunan dan Tanah Jalan dan Jembatan Bengkel dan Instalasi

5. 6. 7. 8.

Tempat penimbunan kayu Industri Kendaraan Bermotor dan Alat Berat, dan Perlengkapan Kantor dan Kendaraan Tak Bermotor Semua elemen-elemen tersebut untuk kegiatan

operasional Tebangan, Olahan, Hasil Hutan Lain, Pemasaran, Umum, dan Diluar Usaha Pokok. 2.5.3 ur Penyusunan RKAP Secara garis besar Sistem Rencana Kerja Anggaran pada Perum Perhutani, terdiri dari: 1. Sistem top down dan sistem bottom up a. Sistem top down berupa instruksi dan policy dari Direksi kepada seluruh kantor unit, dan Kantor Unit kepada unit kerjanya (KPH dan KBM) serta rencana-rencana yang sudah tercakup dalam Master Plan. b. Sistem bottom up yaitu masukan unit kerja kantor unit kepada kantor unit dan kepada atasan terkait. 2. yang disusun berdasarkan kronologis Program disusun secara berurutan dengan kronologis sebagai berikut: a. Produksi dan pendapatan disusun oleh unit operasi dan komersial. b. Penyediaan fasilitas dan perawatan oleh unit Teknik. c. Kegiatan operasional oleh pelaksana terkait atas Rencana Operasional (RO). d. Penyediaan tenaga kerja oleh unit personalia. e. Penyediaan dana, pengendalian, koordinasi, pencatatan, dan penyusunan neraca akhir oleh unit keuangan. Sistem Prosed

Sistem pengendalian manajemen terhadap penyusunan RKAP tersebut didukung pula dengan Sistem Informasi Teknologi pada Enterprise Resource Planing (ERP) dalam kesinambungan terhadap tujuan dan sasaran perusahaan, khususnya pengenaan tentang pengendalian Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dalam mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang baik dari operasi, produksi ataupun distribusi. Prosedur penyusunan RKAP pada Perum Perhutani Unit I Jawa tengah dapat tercakup pada bagan dibawah ini :

2.5.4 Prosedur Pelaksanaan RKAP Prosedur penyusunan RKAP pada Perum Perhutani akan tercemin dari tingkat atas (kantor unit) dan unit kerja dibawah kantor unit, pada bagan berikut ini:

2.5.5 Prosedur Pengamatan Realisasi Anggaran Dalam melaksanakan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, tak terlepas dari pengamatan dan pemeriksaan ulang dalam realisasi anggarannya, agar terciptanya tujuan dan sasaran anggaran yang tepat sesuai pedoman dan acuan antara penyusunan dan pelaksanaan RKAP. Atas dasar tersebut anggaran menjadi alat pengawasan (controling) untuk mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan

pekerjaan atau rencana operasional pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, dengan cara: 1. 2. 3. 4. Membandingkan antara realisasi dengan rencana (anggaran) Melakukan tindakan perbaikan apabila perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan) Pengamatan alokasi anggaran dan pelaksanaan dilaksanakan dalam triwulan Pencapaian tujuan dan sasaran anggaran pendapatan dan pengeluaran dengan analisis rasio keuangan melalui metode operating margin ratio dan profit margin Adanya pengenaan pengendalian rencana operasional pada penetapan alokasi RKAP dari Direksi ke Kantor Unit dan Unit Kerjanya, dengan pengawasan dari Kepala Biro Pengawasaan Subbid Anggaran dalam mengamati penyusunan dan pelaksanaan anggaran setiap triwulan pada Kantor Unit dan Unit Kerjanya (KPH dan KBM).

BAB III PAPARAN LAPORAN 3.1.1 DESKRIPSI KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN Kegiatan yang dilakukan selama praktek kerja lapangan sesuai judul laporan praktek kerja lapangan yang ambil, terdiri dari : 1. 2. Menginput Laporan Realisasi Anggaran Investasi (Kantor Unit I dan KPH-KBM) Menginput Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran per-KPH dan KBM

3. 4. 5. 6.

Merekonsiliasi (Gabungan) Merekonsiliasi Pendapatan (Gabungan)

Laporan Laporan

Realisasi Realisasi

Anggaran

Investasi dan

Pengeluaran

Mencari, mengumpulkan, dan mengolah data sesuai judul dalam laporan ini, dan konsultasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan judul dalam laporan ini Kegiatan mendetail selama praktek kerja lapangan di Perum

Perhutani Unit I Jawa Tengah, terlampir pada lampiran VIII 3.2 ANALISIS 3.2.1 Analisis Prosedur Penyusunan RKAP Pada dasarnya prosedur (procedure) merupakan runtutan atas seri tugas yang saling berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang seragam, sesuai SOP RKAP (Standar Operasional Perusahaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan) yang memuat tentang kebijakan, program, aturan, metode, strategi, prosedur, jadwal dan rencana lain sehingga akan lebih tercapainya tujuan dan sasaran perusahaan yang optimal. Namun pada standard operating procedure (SOP) RKAP di Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah hanya terdapat bagan alur prosedur penyusunan, pelaksanaan dan pengawassan anggaran dengan mengunakan Sistem Top Down - Bottom Up dan Sistem yang disusun berdasarkan kronologi serta pemantauan melalui Enterprise Resource Planning (ERP) berdasarkan pedoman Normal Progress Schedule (NPS) Atas dasar itu terdapat kelemahan pada ketepatan taksiran anggaran yang dibutuhkan setiap sub spesifikasi anggaran dan tidak adanya penjelasan, keterangan dan alur yang mendetail mengenai rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) pada standar

operasional perusahaan (SOP) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, yang merupakan pedoman dalam penyusunan anggaran dari Manajemen Tingkat Atas, bila hal tersebut diperbaiki maka akan tercermin pengendalian manajemen untuk penyusunan RKAP agar lebih terarah dalam perumusan tujuan dan sasaran yang dicapai dalam penyusunan anggaran sesuai dengan ukuran efektifitas, ekonomi, efisiensi dan terdapat penjelasan dalam prosedur dan mekanisme penyusunan RKAP setiap unit kerja dalam sub sistem dalam RKAP Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Pengendalian manajemen untuk penyusunan RKAP agar lebih terarah dalam perumusan tujuan dan sasaran, maka perlu adanya penentuan penyusunan dan penerbitan SOP sub bidang anggaran yang lebih kompehensif sehingga tidak terjadi penyimpangan anggaran. 3.2.2 Analisis Prosedur Pelaksanaan RKAP Lemahnya pengendalian manajemen pada standard

operating procedure (SOP) RKAP Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, karena tidak terdapatnya buku pedoman atau yang hanya mengacu pada Surat Keputusan Direksi dari Surat Keputusan BUMN kepada Direksi dan Direksi membuat Surat Keputusan Direksi kepada Kantor Unit serta Surat Kuasa Khusus Kantor Unit kepada Unit Kerja dibawahnya (KPH & KBM) sebagai landasan pelaksanaan RKAP, mengenai penetapan alokasi anggaran sehingga kurang teliti terhadap ukuran efektifitas, ekonomi, efisiensi dan penjelasan atas prosedur dan mekanisme penyusunan serta pelaksanaan RKAP setiap unit kerja dalam sub sistem dalam RKAP Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Lemahnya pengendalian manajemen tersebut perlu adanya pemantapan dan ketelitian terhadap tahap prosedur penyusunan dan Pelaksanaan RKAP, adapun tahap-tahapan tersebut, antara lain: 1. Tahap pertama, penentuan pedoman anggaran

2. 3. 4. 5. 6. 7.

Tahap kedua, pembuatan pedoman anggaran Tahap ketiga, penentuan penyusunan anggaran Tahap keempat, penyusunan anggaran Tahap kelima, penentuan pelaksanaan anggaran Tahap keenam, pelaksanaan anggaran Tahap ketujuh, pengawasan dalam manajemen penyusunan tersebut, dan guna pelaksanaan anggaran Pentingnya pengendalian

terlaksana pengendalian manajemen sub bidang anggaran dengan optimal, maka perlu tingkat pengendalian yang optimal pula, dengan adanya pengendalian manajemen, juga turut menghindari penyimpangan anggaran, adapun proses dari pengendalian tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 1.2 Bagan Pengendalian Manajemen RKAP Penentuan Penyusunan Anggaran 2 Penyusunan Anggaran 5 3.2.3 s Prosedur Pengawasan RKAP Pengawasan rencana kerja dan anggaran perusahaan pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah lebih mengedepankan melalui pengendalian manajemen top down dan bottom up dengan melalui pengawasan tingkat manajemen atas melalui kepala sub pengawasan internal oleh kepala biro pengawasan dengan sistem informasi teknologi Enterprise Resourse Planning (ERP) yang menginput dari realisasi anggaran kantor unit atas bukti memorial dan kas bank dari KPH dan KBM. Pengawasan 5 Analisi Penentuan Pelaksanaan Anggaran 4 Pelaksanaan Anggaran

Pedoman Anggaran

Enterprise Resource Planning (ERP) sebagai upaya terhadap integrasi data keuangan, standarisasi proses operasi dan standarisasi data dan informasi. Atas dasar itu menjadikan pengendalian terhadap pengawasan realisasi anggaran untuk efektivitas tenaga kerja (tim penanggung jawab) RKAP secara total, peningkatan service level dan peningkatan kontrol keuangan. Dengan ketatnya pengawasan melalui sistem informasi teknologi keuangan tersebut didukung pula dengan Normal Progress Schedule (NPS) sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan anggaran sesuai penetapan alokasi rencana kerja dan anggaran perusahaan yang telah ditetapkan. Namun menurut penulis, terdapat celah kelemahan terhadap Enterprise Resource Planning (ERP) yang integritasnya sebagai kontrol keuangan dengan tidak adanya kejelasan terhadap setiap sub rekening realisasi anggaran yang terdapat pada laporan pengamatan anggaran, sehingga menjadikan miss comunication (salah faham) antara tim penanggung jawab anggaran dengan tim pelaksanaan anggaran dalam pelaksanaan dan pengamatan anggaran, maka perlu disempurnakan untuk menghasilkan laporan pengamatan anggaran, pendapatan yang terperinci perproduk dan laporan HPP yang tepat, untuk mempermudah pihak-pihak terkait dalam penyusunan dan pelaksanaan serta pemeriksaan (evaluasi) terhadap RKAP. Normal Progress Schedule (NPS) sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan anggaran juga terdapat kekurangan, yang tidak terdapatnya penjelasan yang mendetail setiap sub rekening alokasi penetapan anggaran, maka seharusnya tingkat manajemen tingkat atas dan bawah memperbaruhi dan menyempurnakan pedoman Normal Progress Schedule (NPS) sebagai tolak ukur dalam pelaksanaan anggaran.

BAB IV PENUTUP 4.1 KESIMPULAN Dalam praktek kerja lapangan pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, penulis menyimpulkan bahwa Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah dalam menjalankan operasionalnya, baik untuk mendapatkan Excess profit (marjin keuntungan yang berlebih) ataupun Normal profit (standar keuntungan) telah sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Govenance (GCG).

Dalam operasional Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah telah terdapatnya Standard Operational Procedure (SOP) dalam pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan yang berlandaskan dalam visi dan misi perusahaan terhadap penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) untuk pencapaian yang optimal terhadap pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan yang berlandaskan dalam visi dan misi perusahaan sesuai setiap sub-rek yang terdapat di RKAP melalui kebijakan, program (ERP), metode, strategi, dan jadwal (NPS) dalam keputusan yang diambil oleh manajemen perusahaan. Pada tingkat pengendalian manajemen dalam mekanisme penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) pada Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah telah diotorisasi secara komprehensif berdasarkan nilai ekonomi dan sumber daya organisasi/perusahaan, operasionalnya. sehingga terwujudnya prinsip-prinsip Good Corporate Govenance (GCG) dalam ruang lingkup kegiatan operasional dan

4.2 SARAN 1. Pada penyusunan dan pelaksanaan serta pemeriksaan (evaluasi) terhadap RKAP, program ERP masih perlu disempurnakan, untuk menghasilkan laporan pengamatan anggaran, pendapatan yang terperinci perproduk dan laporan HPP yang tepat, untuk mempermudah pihakpihak terkait. 2. Setiap pelaksana yang terkait dalam penyusunan dan pelaksanaan anggaran pada Kantor Unit dan Unit Kerja dibawahnya (KPH & KBM), yang tidak hanya mengandalkan profesionalisme dari Kepala Biro Pengawasan Sub-Bid Anggaran serta Auditor Intern dan Auditor

Ekstern pada Kantor Akuntan Publik (KAP) tapi harus meningkatkan pengawasan pula pada realisasi anggaran sesuai sub-bidangnya dan mengevaluasi secara signifikan sehingga meminismaliskan terjadinya pelampauan biaya. 3. Perlu diterbitkan pedoman kerja (SOP) sub bidang keuangan sebagai pelaksanaan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) pada Perum Perhutani sebagai acuan pelaksanaan kegiatan dan mempermudah dalam melakukan monitoring dan evaluasi. 4. Perlu diperketat dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran investasi (RKAP), sehingga perubahan/revisi pelaksanaan kegiatan investasi dapat dihindarkan, serta utamakan yang menunjang upaya peningkatan pendapatan. 5. Menerapkan sistem reward and punishment yang jelas dan terstruktur, agar dapat menumbuhkan komitmen terhadap anggaran yang telah ditetapkan dan mampu memotivasi pelaksana anggaran untuk berprestasi. 6. Evaluasi secara dini terhadap Pengawasan RKAP maka laporan pengamatan anggaran perbulan, agar disertai dengan penjelasan atas pelampauan realisasi biaya dan tidak tercapainya pendapatan, sehingga dapat segera dievaluasi atas adanya insiden seperti itu. 7. Aset pada wilayah kerja Perum Perhutani Unit I tersebar luas dan sangat luas, sehingga perlu dilakukan inventarisasi dan pendataan yang akurat untuk menyusun database bidang umum dan optimalisasi aset. 8. Perlu disusun BSR dan NPS yang sesuai dengan karakteristik masing-masing Unit Kerja dan perkembangan bisnis perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta: Rineka Cipta. M. Nafarin. (2003). Penganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Jakarta: Salemba Empat Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik, Edisi II, Yogyakarta: Andi. Perum Perhutani. (2008). Petunjuk Kerja dan Surat-Surat, Perum Perhutani Press:Jakarta. Sudarsono dan Edilius. (2007). Kamus Ekonomi Uang dan Bank, Edisi Ketiga, Jakarta:PT Sineka.

Stice-Stice dan Skousen, Intermedite Accounting, Edisi 15, Jakarta:Salemba Empat T. Hani Handoko. (2003). Manajemen, Edisi Kedua, BPFE:Yogyakarta.

You might also like