You are on page 1of 2

Distribusi obat jadi Berdasarkan keputusan Ka BPOM RI No. HK.00.05.3.

2522 tahun 2003 tentang Penerapan Pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik dijelaskan bahwa distribusi obat yang baik adalah terselenggaranya sustu sistem jaminan kualitas oleh distributor, yaitu: 1. Menjamin penyebaran obat secara merata dan teratur agar dapat diperoleh yang dibutuhkan pada saat yang diperlukan. 2. Terlaksananya pengamanan lalu lintas dan penggunaan obat tepat sampai kepada pihak yang membutuhkan secara sah untuk melindungi masyarakat dan kesalahan penggunaan atau penyalahgunaan. 3. Menjamin keabsahan dan mutu obat agar obat sampai ke tangan konsumen adalah obat yang efektif, aman dan dapat digunkan sesuai tujuan penggunaan. 4. Menjamin penyimpanan obat aman dan sesuai kondisi yang dipersyaratkan termasuk selama transportasi Distribusi obat dimulai pada saat obat selesai diproduksi oleh indutri hingga sampai kepada pihak yang membutuhkan secara sah (pasien).

Pabrik

PBF

Rumah sakit

apotek

toko obat

BP

Pengguna
Sediaan ovula polikresulen termasuk golongan obat keras, oleh karena itu, dari PBF/PBF cabang hanya dapat menyalurkan obat ke apotek, RS, BP, klinik. Toko obat hanya boleh menjual obat bebeas dan bebas terbatas dalam bungkusan dari pabrik yang membuat dari pabrik yang membuatnya secara eceran sesuai kepmenkes no. 1331/menkes/SK/xxx tentang perubahan atas peraturan menteri kesehatan no. 167/KAB/B.VIII/8972 tentang pedagang eceran obat. Pedoman cara distribusi obat yang baik meliputi 1. Manajemen mutu 2. Personalia, terdiri dari: a. Organisasi, kualifikasi, tanggung jawab b. Petugas c. pelatihan 3. Bangunan dan peralatan 4. Dokumentasi, terdiri dari: a. Pengadaan, penerimaan, penyimpanan hingga penyaluran obat b. Penarikan kembali obat

c. Penanganan prosuk kembalian 5. Inspeksi diri

You might also like