You are on page 1of 15

1 PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL PENELITIAN Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Cerita Rekaan Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Hulu Sungai Selatan 3 Melalui Picture and picture B. BIDANG ILMU Bahasa Indonesia Keterampilan Menulis Cerita Rekaan C. PENDA HULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah pada hakekatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa, bukan pelajaran tentang bahasa. Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan adalah keterampilan mendengar, membaca, berbicara dan menulis, semua keterampilan tersebut disajikan secara terpadu (Tachir, 1993 : 2). Keterampilan membaca dan menulis perlu mendapat perhatian khusus sebab memang sulit menumbuhkan tradisi atau kebiasaan membaca dan menulis atau mengarang. Dipihak lain, karena kita hidup dalam tradisi lisan, pelatihan mendengar dan berbicara siswa cukup banyak mendapat kesempatan dan rangsangan di luar kelas. Tradisi membaca dan menulis memang belum dapat diharapkan dari masyarakat (Sugono, 1995 : 5). Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa. Siswa dituntut mempunyai kemapuan untuk dapat melahirkan dan menyatakan kepada orang lain apa yang dirasakan, dikehendaki dan dipikirkan dengan bahasa tulis. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dalam kehidupan modern seperti sekarang ini. Pembinaan yang sebaiknya terhadap pengajaran menulis bukan saja menghasilkan siswa-siswa yang memiliki kemampuan menulis yang baik, tetapi juga akan mengembangkan potensi pengajar bahasa Indonesia yang selama ini sering dikatakan kurang efektif.

2 Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar bahasa Indonesia di SD Negeri Hulu Sungai Selatan 3, bahwa pembelajaran bahasa Indonesia masih menekankan pada materi yang terdapat di dalam buku, dan juga belum memanfaatkan pendekatan kontekstual yang mempergunakan media dalam pembelajaran secara maksimal. Mengajak siswa berinteraksi dengan lingkungan jarang dilakukan. Hal ini membuat pembelajaran tidak efektif, karena siswa kurang merespon terhadap pelajaran yang disampaikan. Maka model pengajaran semacam ini cenderung menyebabkan siswa menjadi jenuh. Berkenaan dengan hal-hal tersebut di atas, pembelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri Hulu Sungai Selatan 3 dengan kondisi peserta didik pada saat ini serta berdasarkan pada hasil rata-rata tes kemampuan awal yang dilakukan ternyata sebagian besar siswa kelas IV SD Negeri Hulu Sungai Selatan 3 hasilnya masih

dibawah Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM=70,00). Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Salah satu media yang dapat digunakan untuk mendorong anak supaya dapat meningkatkan hasil belajar menulis adalah menggunakan picture and picture. Peneliti berkeyakinan bahwa media picture and picture ini akan berhasil didasarkan pada asumsi bahwa media ini memiliki beberapa kelebihan: pengguaan gambar biasanya disukai anak, praktis, bisa digunakan berulang-ulang, menarik, inovatif, dan hemat.

3 2. Perumusan dan Pemecahan Masalah Berdasarkan masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apakah melalui pendekatan picture and picture dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita rekaan? b. Apakah melalui pendekatan picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada menulis cerita rekaan?

3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : a. Melalui pendekatan picture and picture dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerita rekaan. b. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam menulis cerita rekaan melalui pendekatan picture and picture .

4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah, guru Bahasa Indonesia, dan para siswa: a.Guru dapat menerapkan picture and picture sebagai salah satu metode yang dapat membantu guru dalam pelajaran Bahasa Indonesia sehingga dengan mudah memahami konsep tersebut dengan baik sehingga kemampuan menulis secara umum menjadi lebih baik. b.Siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga mengurangi kebosanan dalam belajar. c.Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa belajar lebih mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan pelajaran baru. d.Aktivitas siswa dalam menulis cerita rekaan meningkat. e.Hasil belajar siswa menulis cerita rekaan meningkat

4 f.Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan bagi sekolah tentang variasi pembelajaran dan peningkatan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu proses pembelajaran. Adapun manfaat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: a. Bagi diri peneliti, merupakan pengalaman yang berarti sebagai bekal untuk meningkatkan kemampuan dalam perbaikan proses pembelajaran; b. Bagi Peserta Didik, membantu mengatasi kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran, terutama mata pelajaran Bahasa Indonesia; c. Bagi Guru, sebagai bahan koreksi dan perbaikan untuk melaksanakan proses pembelajaran bagi peserta didik pada masa-masa berikutnya; d. Bagi Sekolah, meningkatkan pelayanan kepada peserta didik, meningkatkan sumber daya manusia guru, secara umum prestasi sekolah mejadi lebih meningkat. D. KAJIAN/TINJAUAN PUSTAKA Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:741), menyatakan metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 1. Picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Langkah-langkah: a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Menyajikan materi sebagai pengantar. c. Guru menunjukkan / memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi. d. Guru menunjuk / memanggil siswa secara bergantian memasang / mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. e. Guru menanyakan alas an / dasar pemikiran urutan gambar tersebut. f. Dari alasan / urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep / materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. g. Kesimpulan / rangkuman.

5 Kebaikan dari picture and picture: a. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. b. Melatih berpikir logis dan sistematis. 2. Cerita Rekaan Cerita rekaan adalah cerita yang memang tidak benar-benar terjadi (cerita khayalan) atau juga bisa cerita itu pernah terjadi dan dialami oleh penulis kemudian dikembangkan menjadi sebuah cerita. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia semacam itu diharapkan: Peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri; Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa peserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar; Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya; Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan dan kesastraan di sekolah.

6 Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan peserta didik dan sumber belajar yang tersedia; dan Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional. Adapun tujuan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial; menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Sedangkan, ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakupi komponen- kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek: a. mendengarkan; b. berbicara; c. membaca; dan d. menulis. Pengembangan bahasa pada anak memerlukan kesempatan menggunakan bahasa. Oleh karena itu, kita membutuhkan lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan yang banyak atau kaya bagi siswa untuk menggunakan bahasa di dalam cara-cara yang fungsional (Gay Su Pinnel dan Myna L. Matlin, 1989:2). Guru yang memberi siswa kesempatan mengembangkan keterampilan berbahasa di dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks akan meningkatkan pembelajaran karena mereka (guru) memberi siswa pelatihan di dalam keterampilan yang terintegrasi dengan literasi tingkat tinggi. Komunikasi adalah inti pengajaran language arts, sementara itu tugas-tugas komunikasi yang kompleks adalah inti kemahirwacanaan tingkat tinggi (high literacy) (CED, 2001). Selanjutnya, guru yang memberi pengalaman kepada siswa dengan pembelajaran

7 terpadu melalui lingkungan mahir literasi (literate environment) ternyata dapat meningkatkan pembelajaran karena mereka (siswa) menggunakan proses-proses yang saling berkaitan antara membaca, menulis, berbicara, dan mendengarkan untuk komunikasi alamiah senyatanya (authentic commmunication) (Salinger, 2001). Namun, secara jujur harus diakui bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia di SD belum berlangsung seperti yang diharapkan. Pembelajaran Bahasa Indonesia lebih cenderung bersifat teoretis dan kognitif daripada mengajak siswa untuk belajar berbahasa Indonesia dalam konteks dan situasi yang nyata. Akibatnya, apa yang diperoleh siswa di kelas dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tidak bisa diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, pembelajaran Bahasa Indonesia terlepas dari konteks pengalaman dan lingkungan siswa. Hal ini bisa menimbulkan dampak yang cukup serius terhadap keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia dalam peristiwa dan konteks komunikasi. Apa yang kita amati dari hasil pembelajaran di sekolah dasar dan menengah di Indonesia adalah ketidakmampuan anak-anak menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan bagaimana pengetahuan itu dimanfaatkan untuk memecahkan persoalan sehari-hari (Direktorat SLTP, 2002). Apa yang anak-anak peroleh di sekolah, sebagian hanya hafalan dengan tingkat pemahaman yang rendah. Siswa hanya tahu bahwa tugasnya adalah mengenal fakta-fakta, sementara keterkaitan antara fakta-fakta itu dengan pemecahan masalah belum mereka kuasai. Dalam konteks demikian, diperlukan upaya serius melalui penggunaan pendekatan yang inovatif dan kreatif agar pembelajaran Bahasa Indonesia di SD bisa berlangsung dalam suasana yang kondusif, interaktif, dinamis, terbuka, menarik, dan menyenangkan. Melalui proses pembelajaran semacam itu, siswa diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan intelektual, sosial, dan emosional, sehingga mampu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar sesuai dengan konteks dan sitiuasinya. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran

8 bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Salah satu pendekatan pembelajaran yang diduga mampu menciptakan suasana yang kondusif; interaktif, dinamis, terbuka, inovatif, kreatif, menarik, dan menyenangkan adalah pendekatan pragmatik.

E. METODE PENELITIAN 1. Setting Penelitian a. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni s/d Agustus Tahun Pelajaran 2009/2010 selama kurang lebih 3 bulan, dan untuk tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) maka penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran itu sendiri. b. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Hulu Sungai Selatan 3 Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Pertimbangan peneliti dalam menetapkan tempat uji coba penelitian adalah, bahwa SDN Hulu Sungai Selatan 3 selalu terbuka dalam upaya menerima terobosan baru di dunia pendidikan. c. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV semester I SDN Hulu Sungai Selatan

3 tahun pelajaran 2009/2010 sebanyak 16 orang terdiri atas laki-laki 7 orang dan perempuan 9 orang. d. Obyek Penelitian Sedangkan obyek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas IV semester I pada pembelajaran menulis cerita rekaan melalui picture and picture.

9 2. Faktor-faktor yang Diteliti PTK akan ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dan pada masing-masing siklus tediri atas dua kali pertemuan (22x35 menit). Adapun tahapan dalam penelitian ini meliputi empat tahapan yaitu: a. Persiapan Sebelum melakuakan penelitian, peneliti merancang sebuah pembelajaran dengan menerapkan metode Picture and picture pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi ciri-ciri bebrapa jenis hewan siswa kelas IV SD Negeri Hulu Sungai Selatan 3 dalam dua siklus. Tahap selanjutnya adalah mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, menyusun silabus dengan mengambil kompetensi dasar, menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan instrumen tes, menyiapkan instrumen penelitian, dan lain-lain. b. Rencana Tindakan Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam tiga siklus dengan pembelajaran menggunakan metode Picture and picture . Siswa diberikan serangkaian gambar yang berurutan kemudian dari masing masing gambar siswa diminta untuk membuat kalimat. Kalimat-kalimat tersebut kemudian ditulis dalam satu rangkaian menjadi sebuah cerita. Data yang terkumpul berupa tingkat keberhasilan setiap siklus, yaitu peningkatan prestasi belajar siswa. Sesuai dengan intrumen yang kami gunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan pemberian soal tes, karena teknik ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Analisa data yang dilakukan tidak menggunakan uji statistik, tapi menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik pengumpulan data ini mencerminkan penelitian kualitatif dengan latar belakang penelitian sebagai sumber pengambilan data yang bersifat alamiah. Analisis data bersifat deskriptif dengan manusia sebagai instrumen kunci, serta memperhatikan proses bagaimana peserta didik dapat memperoleh prestasinya. Jadi tidak semata-mata cukup dengan memperhatikan hasil yang diperoleh peserta didik saja. Adapun rencana tindakan yang akan dilaksanakan setiap siklusnya adalah sebagai berikut:

10

Siklus I 1) Pelaksanaan tindakan, setiap siswa diberi serangkaian gambar yang berurutan dan kemudian dari masing masing gambar siswa diminta untuk membuat keterangan tentang gambar tersebut. Kalimat-kalimat keterangan gambar tersebut kemudian ditulis dalam satu susunan menjadi sebuah cerita. 2) Observasi dan pengumpulan data. Bersama dengan observer peneliti melakukan pengamatan jalannya pembelajaran yang meliputi proses pengamatan terhadap aktivitas dalam pembelajaran secara keseluruhan, mengamati aktifitas siswa dalam Picture and picture , mengerjakan tugas, pemaparan hasil ; melakukan penilaian hasil dan membuat laporan hasil temuan; serta mengumpulkan data dan, dan menghitung prosestase keberhasilan belajar peserta didik. 3) Mengamati kesulitan peserta didik dalam menulis menggunakan Picture and picture . 4) Refleksi, berupa lembar observasi dan catatan selama kegiatan kemudian dikaji untuk direnungkan. Evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti dalam proses pembelajaran untuk diperbaiki dan dilaksanakan pada pembelajaran siklus berikutnya. e) Mengambil kesimpulan Siklus II Siklus II dilaksanakan jika hasil dari siklus I masih terdapat kelemahan dalam pembelajaran. 3. Data dan Jenis Data Data yang diperlukan pada penelitian ini berupa nilai ulangan, yaitu nilai hasil ulangan pada setiap akhir siklus 4. Teknik Pengambilan Data Dengan memperhatikan judul penelitian dan instrumern penelitian yang digunakan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data tes. Pada setiap akhir siklus siswa diberi seperangkat soal untuk dikerjakan, kemudian diberi skor pada setiap jawaban yang benar sebagai pedoman untuk memberikan nilai pada siswa.

11 5. Teknik analisis Data Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif karena penelitian ini bertujuan unuk mengetahui sejauh mana metode Picture and picture dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia materi menulis cerita rekaan siswa kelas IV semester I SDN Hulu Sungai Selatan 3 Tahun Pelajaran 2009/2010. Dalam pelaksanaan analisis data kegiatan utamanya adalah mengolah skor menjadi nilai. 6. Indikator Kerja Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika siswa mampu membuat sebuah cerita rekaan dengan baik menggunakan kaidah kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan dan aktifitas siswa selama menulis menggunakan Picture and picture, maupun dari pencapaian nilai hasil ulangan para siswa pada setiap akhir siklus yakni 75% siswa mencapai batas angka Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70,00. 7. Hipotesis Penelitian Dengan menerapkan metode Picture and picture akan dapat meningkatkan prestasi belajar menulis cerita rekaan bagi siswa kelas IV semester I SDN Selatan 3 Tahun Pelajaran 2009/2010. Hulu Sungai

12 F. JADWAL PENELITIAN

NO 1 2 3 4 6 7

JENIS KEGIATAN
1

JUNI
2 3

BULAN PELAKSANAAN JULI AGUSTUS


4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

Persetujuan Proposal Persiapan Penelitian Tindakan Kelas Pengolahan Data Analisis Hasil Laporan Hasil Penelitian

x x x x x x x x x x x x x

13 LAMPIRAN:

LEMBAR OBSERVASI GURU/SISWA

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Aktivitas Guru/Siswa
Guru menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan Siswa memperhatikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan Guru menjelaskan secara singkat aturan penulisan cerita rekaan Siswa memperhatikan penjelasan aturan penulisan cerita rekaan Guru membagikan LKS yang berisi gambargambar yang ter acak Siswa memperhatikan LKS yang berisi gambar-gambar yang ter acak Guru meminta siswa menebak gambar mana yang pertama siswa menebak gambar mana yang pertama Guru menanyakan alasan memilih gambar tersebut Siswa alasan memilih gambar tersebut Guru meminta siswa meneruskan menyusun dengan urutan yang benar. Siswa meneruskan menyusun dengan urutan yang benar. Guru meminta siswa memberikan deskripsi/keterangan pada tiap gambar. Siswa memberikan deskripsi/keterangan pada tiap gambar. Guru meminta siswa menuliskan kembali deskripsi-deskripsi tesebut menjadi sebuah paragraf. Siswa menuliskan kembali deskripsi-deskripsi tesebut menjadi sebuah paragraf. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas Siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas Guru meminta siswa memajang hasil kerja di papan display. Siswa memajang hasil kerja di papan display.

Ya

Tidak

SKOR 1 2 3

16 17 18 19 20

14 21 22
Guru meminta siswa memberikan kesimpulan Siswa memberikan kesimpulan

Keterangan: 0 : Sangat kurang 1 : Kurang 2 : Cukup 3 : Baik 4 : Sangat Baik

Observer,

................................................

15

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. 2008. Model Silabus Kelas IV. Jakarta:Depdiknas Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka ________. 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kelas I s.d. VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta:Depdiknas ________. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:Depdiknas Oemar Hamalik. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:Tarsito Kasbulah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Malang:Universitas Negeri Malang Nasution. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta:Bumi Aksara Ngalim Purwanto. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta Slamet. 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta:Rineka Cipta Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung:Remaja Rosdakarya Sumadi Suryabrata.1984. Metodologi Penelitian. Jakarta:Raja Grafindo Persada Winkel. 1980. Psikologi Pengajaran. Jakarta:Gramedia

You might also like