You are on page 1of 21

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ISLAM DAN SAINS (ILMU PENGETAHUAN ALAM)

Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam pada Semester II Tahun Ajaran 2010/2011 Oleh: KELAS 1-A D3 Teknik Informatika KELOMPOK 4

Firman Sugiharja Gilang Harinanda

101511007 101511008

Mia Masitoh

101511018

Muhammad Taufik H.

101511019

Rendi Pratama

101511025

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

BANDUNG 2011

ii

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatkan taufik serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada : Bapak Adep, selaku Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam, Orang tua penulis, yang telah memberikan dukungan baik berupa materi maupun rohani, Rekan-rekan kelas 1-A D3 Jurusan Teknik Komputer 2010, yang senantiasa memberikan saran. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam, dimana tema dari makalah ini yaitu Islam dan Sains (Ilmu Pengetahuan Alam). Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih.

Bandung, Maret 2011

Kelompok 4 Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Daftar Isi
Kata Pengantar..............................................................................................................i Daftar Isi.......................................................................................................................ii Daftar Gambar.............................................................................................................iii Daftar Tabel.................................................................................................................iv I.Pendahuluan...............................................................................................................1 1.1Latar Belakang............................................................................................1 1.2Tujuan..........................................................................................................1 II.Pembahasan..............................................................................................................3 2.1Islam dan Sains (Ilmu Pengetahuan Alam)................................................3 III.Kesimpulan dan Saran...........................................................................................14 3.1Kesimpulan...............................................................................................14 3.2Saran..........................................................................................................14 Referensi.....................................................................................................................15

ii

Daftar Gambar

iii

Daftar Tabel

iv

I.
1.1

Pendahuluan
Latar Belakang QS. Al-Qashash 77

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu [kebahagiaan] negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari [kenimatan] duniawi dan berbuat baiklah [kepada orang lain] sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di [muka] bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Seorang Muslim harus menjadi manusia yang kaffah (utuh). Kata tersebut dapat diartikan bahwa seorang Muslim diarahkan untuk mencari kebahagiaan di akhirat tanpa mengabaikan nasibnya di dunia. Arti lebih lengkapnya, bahwa seorang Muslim harus menguasai sains dalam pemanfaatan dan pengelolaan alam secara baik sehingga tercipta lingkungan hidup yang lestari yang dapat menjadi sumber penghidupan dan tempat berlindung bagi manusia. Alam telah membuktikan keagungan Allah SWT. Seluruh umat manusia dibuat terpukau dan penasaran dengan bagaimana bunga bermekaran, bagaiman bumi berputar hingga terjadi siang dalam, hingga bagaimana umat manusia sendiri tercipta. Dalam sains, terdapat banyak teori untuk penjelasan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, namun tentunya sebagai umat Muslim, Al-Quran merupakan pedoman dan satu-satunya jawaban dari semua jawaban yang terlontar dari keagungan Allah SWT.

1.2 Tujuan

Mencari jawaban dari semua pertanyaan yang terlontar mengenai keagungan Allah SWT dan mencari kaitan antara Islam dan Sains (Ilmu Pengetahuan Alam).

II.

Pembahasan
2.1 Islam dan Sains (Ilmu Pengetahuan Alam) Pertanyaan yang paling sering terlontar mengenai alam semesta adalah teori proses tentang bagaimana sesuatu tercipta, mengapa sesuatu itu diciptakan, kapan sesuatu itu diciptakan, bagaimana sesuatu itu berfungsi, serta apakah sebenarnya sesuatu itu. Orang-orang yang percaya Tuhan tentunya tak akan lagi bertanya-tanya siapakah pembuat segala sesuatu di alam semesta ini. Namun pertanyaanpertanyaan yang telah disebutkan di atas, bagaimana cara menjawabnya? Ilmuwan-ilmuwan di dunia telah mengerahkan pikiran mereka demi menjawab seluruh pertanyaan yang terlontar mengenai alam semesta dari seluruh umat manusia. Mereka melakukan percobaan demi percobaan, riset demi riset, trials and errors, demi menjawab semua pertanyaan mengenai alam semesta tersebut. Padahal, semua pertanyaan yang terlontar itu mungkin sudah ada jawabannya. QS. Al-Jatsiyah ayat 13.

Dan dia menundukan apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi semuanya (sebagai rahmat) daripadaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir. Ayat tersebut menunjukkan bahwa seluruh langit dan bumi akan ditundukkan Al-Khaliq (Pencipta) dengan sains yang diterapkan dengan teknologi yang akan diberikan kepada mereka yang mau melibatkan akal dan pikirannya. Ketaatan alam itu juga dikemukakan dalam ayat 74 surat Al-Baqarah:

Dalam Islam, istilah sains, atau ilmu pengetahuan, sudah dikenal lebih lama sebelum pakar-pakar dari bangsa lain mengembangkannya lebih jauh. Hal itu dapat dibuktikan dengan fakta sejarah bahwa umat Islam dahulu tidak sedikit kontribusinya terhadap perkembangan kemajuan berbagai ilmu pengetahuan, misalnya dalam bidang kimia dan ilmu alam telah terkenal nama-nam Khalid bin Yazid (704 M), Ibnul Hayyan (776 M), Abu Abdillah Al-Batani (853-929 M), Ibnu

Khaidun (1382 1395 M), dan masih banyak lagi tokoh yang memiliki peranan penting dalam pengembangan sains di dunia. Motif mereka mendalami bidang-bidang studi tersebut selain sebagai pengabdian kepada agama dan umat Islam, juga sebagai respon terhadap seruan AlQuran untuk mempelajari rahasia-rahasia pada alam semesta dan pada diri manusia sendiri. Usaha-usaha itu dapat kita maklumi karena manusia ditunjuk Allah Taala menjadi khalifah di bumi sebagaimana tercantum di antaranya dalam ayat 165 surah Al-Anam, 6:15:

Sementara perintah Allah untuk mengenal alam sekelilingnya dengan baik tercantum pada Al-Quran surah Yunus 10:101:

Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi, tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul rasul yang memberi peringatan bagi orang orang yang tidak beriman. Ayat diatas ditelaah kembali pada kalimat unzhuru, sehingga diperoleh tesis sebagai berikut:
... agar manusia mangetahui sifat-sifat dan kelakuan alam di sekitarnya, yang akan menjadi tempat itnggal dan sumber bahan serta makanan selama hidupnya. Kata memeriksa dengan nazhordan intizhor untuk kata-kata unzhuru karena pengertian akan ayat tersebut ialah bahwa perintah untuk melihat itu tidaklah sekedar untuk melihat dengan pikiran yang kosong, melainkan dengan perhatian pada kebesaran dan kekuasaan Tuhan yang Maha Esa, dan makna dari gejala-gejala yang teramati. (Prof. Achmad Baiquni M.Sc., Ph.D., 2001:20)

Sebagai pedoman dan tuntutan hidup seluruh umat Muslim di dunia ini, AlQur-an merupakan ensiklopedia terlengkap yang pernah ada di muka bumi ini. AlQur-an menjawab semua pertanyaan dasar yang ada mengenai. Dengan membuka Al-Quran dan memahami artinya, manusia, terutama umat Muslim, seharusnya tidak perlu lagi mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai yang diawali kata apa, siapa, kapan, kenapa, dan bagaimana yang mereka tanyakan. Untuk menjawab berbagai pertanyaan seputar alam dunia ini, penafsiran Al-Quran yang diringi dengan sains dapat dilakukan.

Berikut adalah beberapa contoh penjelasan atau jawaban yang didapat dari Al-Quran dan sains atas pertanyaan-pertanyaan seputar alam dunia:

Proses Pembentukan Hujan

Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, tahap-tahap pembentukan hujan bisa ditemukan.

Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat. Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Quran berabad-abad yang lalu, yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan.

"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (QS Ar-Ruum : 48) Terdapat 3 tahap dalam pembentukan hujan berdasarkan ayat ini Dialah Allah Yang mengirimkan angin

Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikelpartikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air". lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpalgumpal Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan. lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan. Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat AlQuran. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Quranlah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Penciptaan Matahari Matahari adalah unit terbesar dari sistem tata surya kita. Matahari sangatlah panas dan mengandung gas yang selalu terbakar. Di permukaannya selalu terjadi ledakan bagaikan jutaan bom atom yang dijatuhkan tiap waktu. Ledakan ini menghasilkan lidah api raksasa yang ukurannya 40 atau 50 kali lebih besar dari bumi kita. Matahari seperti bola api raksasa yang memberikan panas dan cahaya yang sangat besar dari permukaannya. Ruang angkasa, bagaimanapun, gelap gulita. Bumi kita adalah salah satu bagian yang indah dari kegelapan mutlak itu. Dan, tidak ada unit lain selain matahari di tata surya kita yang mampu menyinari dan menghangatkan bumi kita. Apabila bukan dari matahari, maka akan terjadi malam selama-lamanya, dan setiap daerah akan terselimuti es. Kehidupan dengan begitu akan mustahil, dan kita pun tidak akan ada. Panas yang diberikan matahari akan sangat tinggi selama musim panas. Namun, matahari jaraknya jutaan kilometer dari bumi, dan hanya 0,2 persen dari panasnya yang benar-benar mencapai bumi. Sejak suhu di bumi bisa sangat tinggi, meskipun matahari letaknya begitu jauh, bagaimana dengan suhu matahari itu sendiri? Temperatur di permukaan matahari adalah 6.000 derajat Celcius, dan 12 juta derajat Celsius di dalamnya. Allah telah menciptakan jarak yang sempurna antara bumi dan matahari. Apabila jarak matahari lebih dekat dengan kita, maka semua yang ada di bumi akan menguap dan terbakar. Begitu juga, apabila jaraknya lebih jauh dari saat ini, maka semua daerah akan tertutupi es. Dengan begitu, tentu saja, kehidupan akan mustahil. Daerah kutub, daerah yang mendapatkan panas paling sedikit dari matahari, secara permanen diselimuti oleh es, sedangkan daerah ekuator, yang mendapatkan lebih banyak panas, selalu panas. Namun, perbedaan suhu antara kutub dan ekuator ini yang menyebabkan terciptanya iklim moderat di bumi secara keseluruhan, dan iklim inilah yang menyokong terwujudnya kehidupan. Hal tersebut adalah salah satu tanda dari tidak terhitungnya bukti cinta Allah kepada manusia. Bila matahari lebih besar atau lebih kecil, lebih jauh ataupun lebih dekat dengan bumi, maka sangat tidak mungkin terjadi kehidupan di planet kita. Bagaimanapun juga, Allah menciptakan matahari, bumi dan sistem tata surya dengan sedemikian teraturnya agar kita dapat hidup dengan nyaman. Di ayat lain dalam Al-Quran tertera bagaimana matahari dan bulan selalu bergerak sesuai perintah Allah :

"Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya)." (QS An-Nahl : 12)

Lebah Madu

"Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, "Buatlah sarang-sarang di bukitbukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia," kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. An-Nahl: 68-69) Hampir semua orang tahu bahwa madu adalah sumber makanan penting bagi tubuh manusia, tetapi sedikit sekali manusia yang menyedari sifat-sifat luar biasa dari penghasilnya, iaitu lebah madu. Sebagaimana kita ketahui, sumber makanan lebah adalah nektar, yang tidak dijumpai pada musim dingin. Oleh kerana itulah, lebah mencampur nektar yang mereka kumpulkan pada musim panas dengan cairan khusus yang dikeluarkan tubuh mereka. Campuran ini menghasilkan zat bergizi yang baru-iaitu madu dan menyimpannya untuk musim dingin yang akan datang. Sungguh menarik untuk diketahui bahawa lebah menyimpan madu jauh lebih banyak dari yang sebenarnya. Pertanyaan pertama yang muncul pada benak kita adalah: mengapa lebah tidak menghentikan produksi berlebih ini, yang tampaknya hanya membuang-buang waktu dan energi? Jawaban untuk pertanyaan ini tersembunyi dalam kata "wahyu" yang telah diberikan kepada lebah, seperti disebutkan dalam ayat tadi. Lebah memproduksi madu bukan untuk diri mereka sendiri, melainkan juga untuk manusia. Sebagaimana makhluk lain di alam, lebah juga mengabdikan diri untuk melayani manusia; sama seperti ayam yang bertelur setidaknya sebutir

setiap hari kendatipun tidak membutuhkannya dan sapi yang memproduksi susu jauh melebihi kebutuhan anak-anaknya. Keajaiban Madu Tahukah Anda, betapa madu merupakan sumber makanan penting yang disediakan Allah untuk manusia melalui serangga kecil ini? Madu tersusun atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon. QS Al-Jatsiyat 13

Dan dia menundukan apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi semuanya (sebagai rahmat) daripadaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir.

Satu fakta tentang alam semesta sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapis.

"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS Al-Baqoroh : 29)

"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (QS Fushilat : 11-12) Kata "langit", yang kerap kali muncul di banyak ayat dalam Al Quran, digunakan untuk mengacu pada "langit" bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan. Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Quran, atmosfer terdiri atas tujuh lapisan. Dalam sumber ilmiah, hal tersebut diuraikan sebagai berikut: Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri beberapa lapisan. Lapisan-

lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi disebut TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer. Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER. LAPISAN OZON adalah bagian dari stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas stratosfer disebut MESOSFER. . TERMOSFER berada di atas mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER. Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan EKSOSFER. . (Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322) Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan dalam sumber ilmiah tersebut, kita ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas tujuh lapis, seperti dinyatakan dalam ayat tersebut. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Eksosfer Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan dalam surat Fushshilat ayat ke-12, " Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi. Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya. Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut: Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah dinamakan troposfir. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfir. Adalah sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan Troposfer Stratosfer Ozonosfer Mesosfer Termosfer Ionosfer

tanpa teknologi canggih abad ke-20, secara jelas dinyatakan oleh Al Quran 1.400 tahun yang lalu.

III.

Kesimpulan dan Saran


3.1 Kesimpulan Subhanallah sekali kekuasaan Allah. Alam membuktikan keagungan-Nya. Umat manusia diberi panca indera untuk merasakan dan menjadi saksi betapa dahsyat dan agung-Nya kekuasaan Allah dapat. Umat manusia harus senantiasa mensyukuri dan berterimakasih anugerah yang Allah beri. Terdapat banyak cara untuk bersyukur, salah satunya adalah dengan menjaga dan melestarikan apa yang telah Allah berikan yang berada di alam ini. Namun upaya untuk menjaga dan melestarikan anugerah Allah yang berada di alam ini bukan hanya merupakan cara kita untuk bersyukur kepada Allah SWT, itu merupakan suatu keharusan. Bencana alam merupakan peringatan dari Allah apabila kita lupa mensyukuri anugerah apa yang telah Dia berikan. Namun umat Muslim tidak boleh bersyukur dan ingat Allah semata-mata hanya karena takut pada bencana alam, umat Muslim harus selalu ingat dan bersyukur kepada Allah, hanya demi Allah atau Allah taala. 3.2 Saran Sebagai umat manusia dan Muslim, mari bersyukur ke hadirat Allah SWT. Mulailah dengan mengucapkan, bacaan hamdalah, atau .

Referensi

Al-Quran Al-Hadits http://HarunYahya.com http://google.com http://wikipedia.com `

You might also like