Professional Documents
Culture Documents
1. KETENTUAN UMUM INSTALASI LISTRIK DOMESTIK DAN INSTALASI LISTRIK NON DOMESTIK
1.1. Instalasi listrik domestik dan non domestik
1.1.1. Instalasi domestik adalah instalasi listrik dalam bangunan untuk perumahan / tempat tinggal 1.1.2. Instalasi non domestik adalah instalasi listrik bukan untuk perumahan atau industri misalnya, perkantoran, mal, pusat perbelanjaan dll.
1.2.
Lanjutan 1.2.4.
Lanjutan 1.3.3.
PHB akhir Sirkit cabang Sumber/ Sirkit APP cabang PHB Utama PHB akhir Sirkit akhir
Sirkit akhir
Sirkit akhir
Lanjutan 1.3.3.
Pemasangan instalasi dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut : 1.4.1. Gambar Situasi Letak bangunan dimana instalasi akan dipasang. 1.4.2. Gambar Instalasi Rencana penempatan bahan instalasi Rencana penyambungan Hubungan antara peralatan, sarana pelayanan dan PHB 1.4.3. Diagram instalasi garis tunggal Diagram PHB Bahan yang dipakai Ukuran dan jenis penghantar Sistem pembumian
Lanjutan 1.4.3.
1.4.4. Gambar rinci bahan instalasi Dimensi PHB dan cara pemasangan. Cara pemasangan perlengkapan instalasi. Cara pemasangan penghantar. Cara kerja instalasi kontrol (kalau ada)
Lanjutan 1.5.
2.2.
Bahan Instalasi :
2.2.1. Isolator, digunakan untuk penyangga hantaran
diperlukan. Pemasangannya harus kuat, tidak ada gaya mekanis kecuali hanya dari hantaran yang disangga. Jarak antar isolator 3 cm. contoh : isolator rol.
listrik dimana
Lanjutan 2.2.1.
2.2.2. Pipa instalasi. Untuk instalasi di dalam gedung / tembok, digunakan pipa instalasi berupa : - Pipa baja galvanish atau dicat meni. Pada ujung pipa harus dipasang pelindung / selubung masuk (tule) untuk melindungi kabel terhadap bagian tajam pipa. - Pipa PVC yang mempunyai sifat tahan terhadap bahan kimia tidak menjalarkan nyala api dan mudah digunakan serta mempunyai daya isolasi yang baik. - Pipa fleksibel (corrugated plastic pipe). Pembengkokan pipa harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi deformasi. Pembengkokan mengikuti aturan 3 D untuk PVC. 4 D untuk pipa baja dengan ukuran 16 mm2 atau 5/8 inci.
Lanjutan 2.2.2.
Pipa instalasi ditanam sedemikian rupa dengan sempurna dan dijepit dengan klem yang cocok. Jarak klem/alat penopang maksimum 1 meter. Khusus untuk pipa baja non seamless (kampuh terlipat) : - Tidak boleh dibengkokan. - Bagian yang terlipat harus menghadap ke dinding.
2.2.3. Benda bantu. T-Distribusi atau kotak sambung Umum dikenal dengan nama T-doos Penyambungan kabel dalam instalasi pipa hanya boleh dilakukan dalam kotak sambung Jenis-jenis kotak sambung : Kotak normal
Lanjutan 2.2.3.
Kotak sentral Kotak banula Kotak rangkaian ganda (lihat gambar) 2.2.4. Las dop. Ikatan bagian konduktif antar kabel harus memakai pelindung. Tidak diperkenankan bagian konduktif terlihat secara fisik. Isolasi sambungan minimal harus menyentuh isolasi penghantar / kabel yang disambung. Dalam satu lasdop tidak boleh di sambung lebih dari 3 kawat. 2.2.5. Terminasi kabel. Sambungan kabel dapat juga memakai terminal kabel dengan ukuran yang sesuai.
Lanjutan 2.2.5.
2.2.6. Kotak dinding Umum dikenal sebagai mangkok KK untuk sarana penempatan kotak kontak pada dinding beton. Bahannya harus baik, tahan terhadap korosi kimia.
2.2.7. Sakelar Sakelar adalah gawai pemutus dan penyambung rangkaian listrik terdiri atas : Pemisah, untuk memisah atau menyambung tanpa beban atau dengan beban sangat kecil. Sakelar beban, Mempunyai kemampuan memutus rangkaian listrik dalam keadaan berbeban dalam kerja pemutusan sesaat, mempunyai kemampuan memadamkan busur api, contoh MCB, MCCB.
Lanjutan 2.2.7.
Jenis-jenis sakelar. Sakelar-sakelar dapat dikelompokkan sesuai penggunaannya : Sakelar kotak, untuk menjalankan lampu penerangan, antara lain sakelar satu/ganda, sakelar kecil, sakelar tukar, sakelar silang. Sakelar tumpuk / paket, adalah sakelar putar jenis tutup digunakan untuk beban-beban besar dengan rating di atas 16 A. Sakelar sandung, adalah sakelar untuk variasi perubahan rangkaian listrik, misalnya hubungan lampu/motor dengan rating beban minimum 16 A. (lihat gambar) Sakelar tuas, adalah sakelar yang memiliki pisaupisau/kotak bergerak untuk pemakaian buka tutup rangkaian beban berat. contoh : Ohm sakelar (lihat gambar)
Lanjutan 2.2.7.
Sakelar giling, hampir sama dengan sakelar tuas, hanya mekanisme tukarnya berbeda. (lihat gambar).
2.2.8. Kontak tusuk Digunakan untuk menghubungkan alat pemakai listrik yang berpindah-pindah. Konstruksinya terdiri dari : Kutub pemberi aliran. Kutub netral/nol/negatif. Kutub pembumian. Konstruksinya sedemikian rupa, hingga bagian bertegangan tidak terkena jari tangan. Jenisnya terbuka (outbouw) atau tertutup (inbouw). Variasinya banyak sekali (lihat gambar).
Lanjutan 2.2.8.
Adapun ketentuan pemasangannya adalah : Untuk sistem satu fasa, terminal netral ada di sebelah kanan. Untuk kotak dinding yang dipasang kurang dari 1,25 meter harus dilengkapi dengan tutup atau lubang kontak yang berputar. Untuk kotak lantai, ditempatkan tertutup yang dibuat khusus. Di dalam ruangan yang dilengkapi dengan kontak pengaman tidak boleh ada kotak-kontak pengaman lain, kecuali sakelar pemisah. Kemampuan kotak kontak sesuai dengan daya tersambung atau minimal 10 Ampere.
2.2.9. Perlengkapan Hubung Bagi. Perlengkapan hubung bagi atau kerap disebut kotak hubung bagi atau PHB merupakan titik simpul hubung bagi rangkaian listrik.
Lanjutan 2.2.9.
PHB harus terbuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab dan kokoh. Sirkit masuk dan keluar pada PHB terdiri : - Sirkit utama. - Sirkit cabang. - sirkit akhir. Unsur terpenting PHB adalah : - Komponen rel. - Komponen pengaman. - Komponen sakelar (Contoh PHB, lihat gambar) 2.2.10. Elektroda pembumian. Elektroda pembumian merupakan bagian yang terpenting dari pada sistem, baik untuk stabilitas sistem, sarana proteksi atau keamanan lingkungan.
Lanjutan 2.2.10.
- Elektroda batang
: Terbuat dari penghantar berbentuk pita atau bulat. : Terbuat dari logam utuh atau berlubang, pada umumnya ditanam secara dalam. : Terbuat dari pipa besi, baja profil, batang logam, yang digalvanizir atau di lapis lapisan tembaga. Elektroda ini dipancangkan dalam tanah.
2.2.11. Penghantar / kabel. Bagian terpenting dari suatu instalasi adalah penghantar, baik terisolasi / kabel, atau tak berisolasi / telanjang. Jenis dan nomenlakturnya beragam (memakai istilah ex. Jerman). Bahan isolasi kabel terbuat bermacam (PVC, Kertas, XLPE, PE, dan lain-lain).
Lanjutan 2.2.11.
Bahan penghantar terbuat dari tembaga, aluminium, aldrey, almelec, dan saat ini yang sedang dikembangkan campuran bahan serat keramik. Macamnya dapat bersifat kaku/keras atau lembut (berpilin/fleksibel).
2.2.12. Jalur Instalasi. Jalur instalasi dimaksudkan untuk menunjang konstruksi instalasi, antara lain kabel trunk, rak kabel, dan lain-lain yang tujuan utamanya adalah mencegah penghantar memikul beban mekanis.
Lanjutan 3.1.5.
3.1.6.
Penyambungan penghantar pada PHB : Harus menggunakan terminal, kecuali sudah tersedia sarana sambung pada PHB. Rel terminal kabel masuk harus terpisah dari rel sambungan daya. (lihat gambar). Jika dipasok dari 2 sumber berbeda, sirkit suplai harus diberi jarak minimal 5 cm. Tersedia ruang yang cukp luas, untuk pemeliharaan, pemeriksaan, perbaikan, pelayanan dan tidak mengganggu lalu lintas. Untuk PHB dalam ruang khusus mengikuti ketentuan pada gambar.
Lanjutan 3.1.5.
PHB
1,5 m 1,5 m
PHB
0,75 m
1,5 m
0,75 m
0,75 m
Bangunan dalam PHB harus terbuat dari bahan tidak dapat terbakar
Lanjutan 3.1.5.
Semua mur, baut dan komponen penyambungan yang terbuat dari logam yang dipakai untuk konstruksi sambungan pada PHB harus terbuat dari / atau dilapisi logam pencegah karat, guna menjamin kontak listrik yang sempurnya. Sambungan dua jenis logam yang berlainan harus menggunakan konektor khusus (bimetal).
3.2.
Lanjutan 3.2.2.
3.3.
Lanjutan 3.3.4.
3.4.
Sakelar sirkit keluar PHB harus dipasang pada instalasi jika : 3.4.1. Mensuplai minimal 3 PHB disisi hilir. 3.4.2. Memasok 3 motor atau lebih dengan harga minimal diatas 1,5 kw dalam ruang yang sama. 3.4.3. Sirkit keluar mempunyai arus nominal minimal 100 A. Jumlah sirkit keluar PHB dibatasi dan diatur : 3.5.1. Maksimum 6 sirkit keluar. 3.5.2. Kelompok penerangan tersendiri. 3.5.3. Kelompok instalasi tenaga tersendiri. 3.5.4. Sambungan fasa tunggal/fasa tiga masing-masing tersendiri. 3.6.1. Pada sirkit masuk, pengaman lebur di pasang sesudah sakelar. 3.6.2. Pada sirkit keluar, pengaman lebur dipasang, sesudah sakelar. 3.6.3. Konstruksi pengkabelan harus dihindarkan adanya induksi magnetik yang menyebabkan panasnya kerangka pelindung akibat arus pusar.
3.5.
3.6.
Lanjutan 3.6.3.
3.7.
Konstruksi pemisah
3.7.1.
Pemisah harus di pasang pada sirkit masuk dan semua sirkit keluar. 3.7.2. Kedua sisi pemutus. (lihat gambar) Tanda buka (O) dan tutup (I) harus terlihat jelas. 3.7.3. Konstruksi pemisah tidak boleh : Terbuka sendiri akibat getaran Terbuka sendiri akibat gaya berat sendiri.
3.8.
Jarak minimum bagian konduktif dengan bagian konduktif lain, dengan BKT harus sekurang-kurangnya 5 cm + 2/3 X KV sistem = 5 cm + 2/3 x 1 kV 6 cm (untuk tegangan rendah), kecuali jarak dengan bagian belakang PHB.
3.9.
Sambungan kabel pembumian pada PHB harus memperhatikan sistem pembumian yang dianut. 3.9.1. Bila rel proteksi pada PHB utama dihubung ke rel netral (sistem TNC), rel tersebut harus dibumikan.
Lanjutan 3.9.1.
3.9.2. Bila rel proteksi pada PHB utama terpisah dari rel netral (sistem TT), maka hanya rel proteksi saja yang dibumikan. 3.9.3. Bila sakelar masuk di lengkapi GPAS / ELCB, rel netral tidak boleh dibumikan.
3.10.1. Kedudukan pemisah harus dapat dilihat dengan jelas. 3.10.2. Perlindungan pemisah adalah sedemikian sehingga pada keadaan terbuka semua bagian bertegangan cukup aman terhadap tegangan sentuh. 3.10.3. Konstruksi pengkabelan adalah sedemikian rupa. Pengukuran, pemeriksaan, pembumian dan penghubung singkat harus dapat dilakukan dengan mudah. 3.10.4. Semua BKT harus dihubung ke terminal pembumian. Penyambungan dilakukan dengan sepatu kabel. Bagian Pintu dihubung dengan kabel pita. 3.10.5. Semua kabel-kabel di dalam PHB baik untuk penyambungan, lampu indikator, pengukuran harus dibuat seminimum mungkin dan teratur jalurnya.
Lanjutan 3.10.5.
3.11.1. Semua perlengkapan PHB harus dari material tahan cuaca (galvanized). 3.11.2. Harus dihindari adanya genangan air pada PHB.
3.12. Instalasi lemari hubung bagi, kotak hubung bagi dan meja hubung bagi
LHB, KHB dan MHB adalah bentuk-bentuk dari PHB tertutup. 3.12.1. LHB, KHB, MHB harus dipasang pada tempat yang bebas lembab, kering, berventilasi cukup dan tidak terkena hujan. 3.12.2. Bila pintu terbuka ke depan secara maksimal, jarak ujung pintu dengan dinding minimal 45 cm. 3.12.3. Pada instalasi di tempat umum harus diberi dudukan minimum setinggi 1,2 meter dari tanah.
Lanjutan 3.13.2.
3.13.3. Tidak ada komponen perlengkapan hubung bagi yang terlihat dari luar, pintu lemari PHB harus dikunci. 3.13.4. Semua bagian metal (lemari PHB) non tegangan harus di bumi. 3.13.5. Lemari PHB harus dipasang pada tempat bebas banjir.
Lokasi PHB harus diisolasi dengan pembatas fisik Jika pagar terbuat dari logam harus dibumikan Tidak boleh ditempatkan dekat saluran gas. Ruang bebas dibelakang PHB yang tidak terpasang pada ruang khusus, harus dipagar terkunci. 3.14.5. Jika panjang PHB maksimum 1,2 m dan lebar ruang bebas dibelakang lebih kurang 0,3 meter pekerjaan instalasi kabel / terminasi harus dibuat dengan mudah. 3.14.6. Dinding di belakang PHB tidak boleh terbuat dari bahan mudah terbakar atau logam. 3.14.7. LHB atau KHB pada perumahan dipasang minimal 1,5 meter diatas lantai, berjarak minimal 2,5 meter dari ruang cuci dan tidak boleh dipasang di kamar mandi/tempat cuci/kamar kecil/diatas kompor/diatas bak air.
Lanjutan 3.14.7.
3.15. Instalasi pengkabelan pada sakelar, pemisah, pengaman lebur dan pemutus.
3.15.1. Mekanisme buka-tutup (switching) agar diperhatikan semua kutub fasa-netral dapat dibuka atau ditutup secara bersama. 3.15.2. Pada pengaman dengan sistem TNC (khususnya pada JTR, penghantar netral tidak boleh diputus. 3.15.3. Pada pengaman sistem TT dan IT, semua fasa-netral dibukatutup bersama, demikian pula jika transfer beban ke generator cadangan. 3.15.4. Sambungan kabel adalah sedemikian, sehingga bagian bergerak tidak boleh bertegangan. 3.16.1. Pemasangan pemutus dan pengaman lebur harus mempunyai daya hubung singkat, sekurang-kurangnya sama dengan daya hubung pendek pada PHB tersebut. 3.16.2. Pengaman lebur type D dengan I nominal 25 A tidak boleh dipasang dibelakang pengaman lebur dengan I nominal minimum 200 A, tanpa proteksi perantara. 3.16.3. Sakelar tidak boleh dipasang pada penghantar pembumian, kecuali pada penghantar netral atau nol.
4.1.2. Ukuran penghantar dinyatakan dalam ukuran luas penampang penghantar intinya dan satuannya dalam mm2 4.1.3. Pemakaian tegangan pengenal kabel penghantar tegangan rendah adalah 230/400 (300) V, 300/520 (400) V, 400/690 (600) V, 450/750 (690) V, 0,6/1 kV (1,2 kV).
Lanjutan 4.1.3.
4.2.
4.2.2. Kabel berwarna putih tidak dipakai untuk pemasangan luar yang terkena matahari/hujan, namun dipakai kabel warna gelap.
Lanjutan 4.2.2.
4.3.3.
Lanjutan 4.3.3.
Lanjutan 4.4.4.
4.5.1. Pemasangan instalasi kabel harus diteliti atas daerah penggunaannya (lihat tabel PUIL 7.1-3 s/d 7.1-6). 4.5.2. Baik, aman dan terjamin kontinuitas kerjanya. 4.5.3. Tahan terhadap gaya mekanis, getaran, atau akibat hubung pendek. 4.5.4. Terlindung terhadap kerusakan mekanis baik dengan pemasangan yang tepat ataupun dengan pipa selubung. 4.5.5. Pada jarak yang terjangkau tangan penghantar harus diberi pelindung yang sesuai. 4.5.6. Hanya penghantar jenis kabel boleh dimasukkan dalam pipa 4.5.7. Pada pemasangan dibawah plesteran, kabel inti tunggal harus dimasukkan dalam pipa, kecuali kabel multicore dengan pelindung khusus (misal : NYM, NYY). 4.5.8. Pemasangan instalasi harus tegak lurus atau mendatar 4.5.9. Pemasangan dalam pipa hanya boleh pada kabel untuk satu sirkit saja, berikut sirkit bantunya, kecuali kabel dengan inti banyak.
Lanjutan 4.5.9.
4.5.10. Jumlah kabel dalam pipa ditentukan secara khusus (lihat tabel) 4.5.11. Apabila terpaksa haus memasang instalasi beberapa sirkit daya yang berbeda, harus dipilih kabel dengan identifikasi tegangan yang tertinggi. 4.5.12. Penghantar netral dari satu sirkit tidak boleh digunakan oleh sirkit lain, kecuali pada rel netral PHB 4.5.13. Persilangan sirkit yang berlainan dalam kotak bagi asal tidak terpotong tanpa isolasi tambahan 4.5.14. Sambungan kabel, selubung logam, pelindung konsentras, lapisan pelindung mekanis harus terhubung mekanis, dan dibumikan 4.5.15. Tidak boleh menggunakan bumi sebagai peghantar balik (termasuk pipa air) 4.5.16. Jalur hantaran/pipa penghantar kabel listrik di dalam bangunan harus dipasang berjarak minimal 1 cm dari jalur telekomunikasi/instalasi arus lemah diluar bangunan harus berjarak minimal 1 meter 4.5.17. Semua penghantar dalam instalasi bangunan harus berisolasi masing-masing penghantar fasa, netral dan pembumian harus terlihat jelas dan dapat diidentifikasi 4.5.18. Pemasangan kabel dalam tanah, atau kabel instalasi rumah mengikuti ketentuan khusus. ( lihat tabel 7. 319 PUIL)
Lanjutan 4.5.18.
4.6.2.
Penyambungan antar penghantar harus baik dan kuat, diberi isolasi dan harus dilakukan di dalam kotak tarik atau kotak hubung, kotak sambung atau mof (untuk kabel tanah) Tata cara sambungan Selongsong dengan dan tanpa sekrup / baut. Dipress, disolder, dilas Dililit Dipilin Semua sambungan harus diberi isolasi atau lasdop Ukuran/penampang bahan sambungan harus sesuai dengan ketentuan pemakaian bahan (jumlah inti, luas penampang penghantar, jenis bahan) Terminal penghubung hanya boleh untuk satu inti penghantar Pemakaian terminal harus sesuai dengan spesifikasi penggunaannnya Semua sambungan kabel fleksibel harus tahan gaya gesek, gaya tarik dan puntiran Terminasi kabel flexible harus disolder
Lanjutan 4.6.7.
4.6.8. Sepatu kabel harus dijepit, sepatu kabel yang disolder tidak boleh digunakan pada daerah yang bergetar 4.6.9. Sambungan dengan solder tidak boleh digunakan jika suhu (IR) dapat mencapai 120 C 4.6.10. Sambungan kabel tanah harus memakai kontak sambung (mof) dengan teknik tersendiri sesuai rekomendasi pabrik 4.6.11. Sambungan/hubungan hantaran berkawat banyak harus melalui terminal kabel setelah disolder
4.7.1. Kabel tanpa isolasi selubung (NYA,NYAF) tidak boleh di pasang dalam/pada kayu dan tidak boleh langsung di dalam plester harus di masukkan dalam pipa 4.7.2. Jarak minimum kabel tanpa selubung tersebut terhadap bangunan adalah 1 cm, atau di masukkan dalam pipa yang sesuai 4.7.3. Jarak bebas antar kabel tanpa selubung adalah 3 cm minimum, kecuali pencabangan 4.7.4. Pemasangan dengan rol hanya boleh 1 kabel/rol dan tidak boleh dibelitkan kecuali pada isolator ujung untuk regangan 4.7.5. Pada ruang-ruang lembab harus di masukkan dalam pipa
Lanjutan 4.7.5.
4.8.2. 4.8.3.
4.8.4.
Boleh dipasang langsung dalam plesteran, diruang lembab, langsung pada bagian bangunan. Namun lapisan pelindung tidak boleh terkelupas. Jarak antar klem kabel minimal 50 cm Penyambungan harus tetap pada kotak T dan diberi isolasi (lasdop) serta tertutup Apabila memakai kabel dengan pelindung logam keras (NYRAMZ) tidak boleh pada ruang lembab Instalasi kabel instalasi pipih hanya pada tempat kering Boleh dibawah plesteran langsung Tidak boleh di pasang bertumpuk- tumpuk Pemasangan tidak boleh merusak isolasi Penyambungan hanya boleh pada kotak T dan diberi isolasi (lasdop).
Lanjutan 4.9.5.
FLEKSIBEL
4.11.1. Jumlah jenis kabel NYA,NGA harus di masukkan dalam pipa (lihat uraian kabel tanpa selubung) 4.11.2. Jumlah kabel dalam pipa harus sesuai ketentuan (lihat PUIL, tabel 7.8-1 dan 7. 8-2)
5.1.1. Elektroda batang : terbuat dari pipa besi, baja profil atau barang yang di tanam dengan kedalaman minimum 2,5 meter. 5.1.2. Elektroda pita : terbuat dari penghantar berbentuk pita atau berpenghantar bulat, ditanam secara dangkal secara radial, jaring dengan kedalaman 0,5 1,0 meter. 5.1.3. Elektroda pelat : terbuat dari bahan logam utuh, berlubang, umumnya ditanam secara dalam dengan kedalaman 0,5 1,0 meter, 1 meter dibawah permukaan tanah.
5.2. Elektroda tersebut ditanam dengan bermacam cara, sasarannya adalah mendapatkan nilai resistan sebesar maksimum 5 ohm.
Catatan : Untuk instalasi rumah tinggal, sesuai ketentuan di negeri Belanda, sebesar maksimum 1,6 ohm.
Lanjutan 5.2.
5.3. Pada titik sambungan elektroda dengan penghantar pembumian harus dilakukan dengan klem anti korosi, klem sewaktu dapat dibuka untuk maksud pengetesan / uji nilai resistansi. 5.4. Jika diperlukan paralel dua elektroda atau lebih, jarak elektroda adalah :
5.4.1. 5.4.2. Elektroda pipa Elektroda pelat d = 2 X panjang pipa. d = 3 meter minimal.
5.5. Pemasangan elektroda pita harus disusun simetris dengan sudut jari-jari minimum 60
(lihat gambar)
Mudah dicapai. Bebas korosi. Harus memakai klem / baut anti korosi minimum ukuran baut 10
Lanjutan 6.1.3.
6.1.4.
6.2. Setelah selesai pengujian baru dilakukan uji coba (power frekwensi test). 6.3. Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing) harus dibuat, diserahkan kepada pemilik bangunan bila perlu dengan keterangan / catatan tentang cara penggunaan.