You are on page 1of 29

BAB II

KONDUKSI KONDISI MANTAP SATU-DIMENSI


1. Konduksi Melalui Bidang Datar
a. Dinding Datar Homogen
Jika suatu dinding homogen seperti gambar 21 mempunyai
tebal L dan Konduktivitas termal k. kedua permukaannya
dipertahankan tetap konstan pada temperatur T1, dan T2. di dalam
dinding terdapat lapisan tipis dx yang berjarak x permukaan luar dan
dibatasi oleh dua permukaan isotermal.
Gambar 2.1 : dinding Datar Homogen
Berdasarkan hukum Fourier, persamaan untuk lapisan ini
dapat ditulis seperti berikut :
dx
dT
k q ...............................................................(a)
dx
k
q
k dT .......................................................... (b)
C x
k
q
T + .......................................................... (c)
Integrasi konstanta C ditentukan dengan kondisi batas, yaitu :
23
Untuk x = 0 ; T = T1
C T
C x
k
q
T

+
1
............................................................. (d)
Kemudian dengan x = L ; T = T2
) (
2 1
1 2
T T
L
k
q
T L
k
q
T

+
........................................................... (2.1)
Persamaan 2.1, merupakan nilai laju aliran panas per satuan luas
(Q/m
2
). Sedangkan jumlah total panas yang dipindahkan melalui
permukaan dinding seluas A dalam waktu adalah :
Q = q .A. ................................................................. (2.2)
Persamaan kurva temperatur setiap titik di dalam dinding dapat
ditentukan dengan mensubstitusikan konstan ta C dan nilai q ke dalam
persamaan (c).
1 2 1
T x ) T (T
L.K
k
T
x
L
) T (T
T T
2 1
1

................................................... (2.3)
b. Dinding Datar Berlapis
Dinding datar berlapis terdiri dari beberapa lapisan yang
heterogen seperti pada gambar 2.2.
Laju aliran panas per satuan luas pada konduksi keadaan mantap
(steady-state) adalah konstan dan sama untuk seluruh lapisan.
Dengan demikian persamaan untuk masing-masing lapisan dapat
dituliskan berdasarkan persamaan sebelumnya yaitu persamaan (2.1).
24
Gambar 2.2. : Dinding Datar Berlapis




) (
3
3
) (
) (
4 3
3 2
2
2
2 1
1
1
T T
x
k
q
T T
x
k
q
T T
x
k
q
........................................................ (a)
atau :




3
3
4 3
2
2
3 2
1
1
2 1
k
x
q T T
k
x
q T T
k
x
q T T
...................................................... (b)
Perbedaan temperatur total dapat ditentukan dengan
menjumlah perbedaan temperatur masing-masing lapisan, sehingga
diperoleh persamaan :
)
k
x
k
x
k
x
( q T4 T1
3
3
2
2
1
1
+ +
..................................... (c)
25
Sehingga laju aliran panas per satuan luas untuk dinding berlapis
adalah :
3
3
2
2
1
1
4 1
k
x
k
x
k
x
T T
q
+ +

................................................... (2.4)
Untuk mempermudah perhitungan laju aliran panas pada
dinding berlapis dapat digunakan analogi listrik seperti pada gambar
2.2 b. laju aliran panas dapat dipandang sebagai aliran listrik,
sedangkan gabungan Konduktivitas termal dan tebal dinding
merupakan tahanan terhadap aliran. Temperatur merupakan fungsi
potensial, maka :
termal tahanan
termal potensial beda
panas aliran
3 2 1
4 1
R R R
T T
q
+ +

...................................................... (2.5)
atau
th
R
t
q

.................................................................... (2.6)
Dimana :
R = x/k adalah tahanan termal
R th adalah tahanan termal total
k / x adalah konduktansi termal
2. Konduksi Melalui Dinding Silinder
a. Dinding Silinder Homogen
Suatu dinding berbentuk silinder (tabung) seperti gambar 2.3,
mempunyai panjang L dengan jari-jari dalam r1 dan jari-jari luar r2.
didalam dinding terdapat lapisan berbentuk gelang (annular) dengan
26
jari-jari r dan tebal dr dibatasi oleh dua permukaan isotermal silinder.
Temperatur hanya bervariasi secara radial pada arah x.
Gambar 2.3. : dinding silinder Homogen
Berdasarkan hukum Fourier maka panas yang mengalir melalui
lapisan per jam adalah :
C r in
L k 2
Q
T
r
dr
kL 2
Q
dT
dr
dT
L .r 2 k
dr
dT
A k Q
+



................................................. (a)
Dengan menggunakan kondisi batas : r = r1 : T = T1
r = r2 ; T = T2
C r In
L k 2
Q
T
1 1
+
..................................(b)
C r In
L k 2
Q
T
2 2
+
.................................. (c)
Dengan mengurangkan persamaan (b) terhadap persamaan (c) akan
diperoleh :
27
1
2
2 1
1 2 2 1
r
r
1n
L k 2
Q
T T
) r 1n r 1n (
L k 2
Q
T T


atau :
) T T (
r
r
1n
L k 2
Q
2 1
1
2

................................................ (2.7)
) T T (
D
D
1n
L k 2
Q
2 1
1
2

................................................ (2.8)
Jumlah laju aliran panas melalui dinding silinder per jam per satuan
panjang silinder adalah :
1
2
2 1
1
r
r
1n
) T (T k 2
q Q/L


.......................................... (2.9)
atau :
1
2
2 1
d
d
1n
) T (T k 2
q Q/L


1
Sedangkan laju aliran panas per satuan luas bagian dalam atau bagian
luar silinder adalah :
1
2
1
2 1
1
D
D
1n D
) T (T k 2
q
L D
Q
+


......................................... (2.10)
1
2
2
2 1
2
D
D
1n D
) T (T k 2
q
L D
Q
+


........................................ (2.11)
Persamaan kurva temperatur dapat ditentukan dengan
menggantikan nilai konstanta C dari persamaan b dan nilai Q dari
persamaan 2.7 ke dalam persamaan a.
28
1
1
2
2 1
1
r
r
1n
r
r
1n
T T
T T


................................................... (2.12)
b. Dinding Silinder Berlapis
Dinding silinder berlapis terdiri dari beberapa lapisan yang
heterogen dengan temperatur pada permukaan-temu antara lapisan
tersebut adalah sama.
Gambar 2.4 : Dinding Silinder Berlapis
Dalam pemindahan panas konduksi mantap, jumlah panas yang
melalui masing-masing lapisan adalah sama dan konstan, sehingga :
2
2
1
2 1
1
D
D
1n
k
1
) T (T 2
q

2
3
2
3 2
1
D
D
1n
k
1
) T (T 2
q

3
4
3
4 3
1
D
D
1n
k
1
) T (T 2
q

.......................................................... (a)
atau :
29




3
4
3
4 3
2
3
2
3 2
1
2
1
2 1
D
D
1n
k 2
q1
T T
D
D
1n
k 2
q1
T T
D
D
1n
k 2
q1
T T
................................................. (b)
Persamaan temperatur total merupakan jumlah perbedaan temperatur
masing-masing lapisan, sehingga :
)
D
D
1n
k
1
D
D
1n
k
1
D
D
1n
k
1
(
2
q1
T T
3
4
3 2
3
2 1
2
1
4 1
+ +
Sedangkan laju aliran panas per satuan panjang adalah :
3
4
3 2
3
2 1
2
4 1
D
D
1n
k
1
D
D
1n
k
1
D
D
1n
k1
1
) T (T 2
q1
+ +

.......................... (2.13)
Secara analogi untuk persamaan dinding atas dapat disederhanakan
menjadi :
3 2 1
4 1
R R R
) T (T
q1
+ +

......................................................... (2.14)
atau :
th
4 1
R
) T (T
q1

................................................................ (2.15)
dimana :
1
2
1
1
D
D
1n
k 2
1
R
3. Konduksi Melalui Dinding Bola
a. Dinding Bola Homogen.
Suatu dinding berbentuk bola berlubang dengan bahan yang
homogen seperti gambar 2.5.
30
Gambar 2.5. : Dinding Bola Homogen
Jika suatu lapisan tipis setebal dr dengan jari-jari r terletak dinding
dalam dinding bola, maka aliran panas melalui lapisan ini adalah :
dr
dT
r 4 k
dr
dT
A k Q
2


atau :
C
r
1
k 4
Q
T
r
dr
k 4
Q
dT
2
+

........................................................... (a)
Dengan Memasukkan kondisi batas : r = r1 ; T = T1
r = r2 ; T T2
C
r
1
k 4
Q
T
1
1
+
........................................................... (b)
C
r
1
k 4
Q
T
2
2
+
........................................................ (c)
jika konstanta C dari persamaan (c) dimasukkan ke dalam persamaan
(b) diperoleh suatu persamaan berikut :
)
r
1
r
1
(
k 4
Q
T T
2 1
2 1

31
atau :
)
r
1
r
1
(
) T (T k 4
Q
2 1
2 1

....................................................... (2.16)
)
D
1
D
1
(
) T (T k 4
Q
2 1
2 1

....................................................... (2.17)
2 1
2 1
D D
x
) T (T k 4
Q

....................................................... (2.18)
dimana :
x adalah ketebalan dinding
2
D D
x
1 2

Untuk menentukan kurva distribusi temperatur tiap titik pada


dinding bola dapat dilakukan dengan memasukkan nilai konstanta C
dari persamaan (b) dan nilai Q dari persamaan (2.16) ke dalam
persamaan (a), maka :
)
r
1
r
1
(
)
r
1
r
1
(
) T (T
T T
2 1
2 1
2 1
1


......................................................... (2.19)
b. Dinding Bola Berlapis
Dinding bola berlapis dengan masing-masing lapisan
terdiri dari bahan yang berbeda ditunjukkan pada gambar 2.6,
persamaan aliran panasnya dapat diselesaikan seperti cara
sebelumnya.
32
Gambar 2.6 : Dinding Bola Berlapis
Dengan mengganggap bahwa perpindahan panas merupakan
konduksi mantap, maka jumlah panas yang melalui masing-masing
lapisan adalah sama dan konstan, serta temperatur permukaan-
temu adalah sama.
Sehingga :

4 3
4 3 3
3 2
3 2 2
2 1
2 1 1
D D
x
) T - (T k
Q
D D
x
) T - (T k
Q
D D
x
) T - (T k
Q

.................................................... (a)
atau :
33




3 4 3
3
4 3
2 3 2
2
3 2
1 2 1
1
2 1
k
Q
D D
x
T T
k
Q
D D
x
T T
k
Q
D D
x
T T
....................................... (b)
Perbedaan temperatur total seluruh lapisan dapat ditentukan
dengan menjumlahkan perbedaan temperatur masing-masing
lapisan, sehingga diperoleh suatu persamaan :
)
D D k
x3
D D k
x2
D D k
x1
( Q T T
4 3 3 3 2 2 2 1 1
4 1
+ +
....... (c)
sehingga :
)
D D k
x
( )
D D k
x
( )
D D k
x
(
T T
Q
4 3 3
3
3 2 2
2
2 1 1
1
4 1
+ +

...... (2.20)
atau :
3 2 1
4 1
R R R
T T
Q
+ +

................................................. (2.21)
th
4 1
R
T T
Q

........................................................... (2.22)
dimana :
2 1 1
1
1
D D k
x
R
4. Koefisien perpindahan Panas Menyeluruh
Berdasarkan kenyataan bahwa dinding sekeliling benda selalu
terdapat fluida, misalnya udara, maka sifat konduktivitas benda harus
digabungkan dengan sifat konveksivitas fluida yang mengelilinginya.
Sehingga aliran panas menyeluruh sebagai hasil gabungan proses
34
konduksi dan konveksi bisa dinyatakan dengan koefisien perpindahan
panas menyeluruh U, yang dirumuskan dalam bentuk :
Q = U A T ...................................................................... (2.23)
Proses perpindahan panas menyeluruh untuk bidang datar dapat
digambarkan dengan jaringan tahanan seperti pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 : Bidang Datar dengan
Batas Konveksi
Aliran panas dari fluida panas ke dinding :
Q = h1 A (Tf1 T1) ............................................................ (a)
atau :
A h
Q
T T
1
1 f1

Aliran panas dari dinding dalam ke dinding luar :
x
) T (T A k
Q
2 1

atau :
A k
x Q
T T
2 1

................................................................... (b)
Aliran panas dari dinding luar ke fluida dingin :
Q = h2 A (T2 -Tf2)
35
atau :
A h
Q
T T2
2
f2

.................................................................. (c)
Beda temperatur total gabungan konduksi dan konveksi merupakan
penjumlahan beda temperatur tiap-tiap bagian, sehingga diperoleh suatu
persamaan berikut :
A h
Q
A k
x Q
A h
Q
T T
2 1
f2 f1
+ +
atau :
)
h
1
k
x
h
1
(
A
Q
T T
2 1
f2 f1
+ +
............................................. (2.24)
Sedangkan aliran panas menyeluruhnya dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut :
)
h
1
k
x
h
1
(
A ) T (T
Q
2 1
f2 f1
+ +

............................................................ (2.25)
Sesuai dengan persamaan (2.23), maka koefisien perpindahan panas
menyeluruh adalah :
2 1
h
1
k
x
h
1
1
U
+ +

............................................................... (2.26)
Dimana :
h adalah koefisien perpindahan panas konveksi
A adalah luas permukaan bidang hantaran panas
Untuk silinder berlubang yang berada dilingkungan konveksi dinding
permukaan bagian dalam dan luarnya dapat digambarkan seperti pada
gambar 2.8.
36
Gambar 2.8 : Bidang Silinder Berlubang
dengan Batas Konveksi
Aliran panas dari fluida dinding bagian dalam :
Q = h1 A1 (Tf1 -T1)
atau :
Tf1 T1 =
1 1
A h
Q
................................................................. (a)
Aliran panas dari dinding bagian dalam ke bagian luar :
1 2
2 1
/r r 1n
) T (T kL 2
Q

atau :
L k 2
r / r 1n Q
T T
1 2
2 1

.......................................................... (b)
Aliran panas dari dinding bagian luar ke fluida :
Q = h2 A2 (T2 - Tf2)
atau :
2 2
f2 2
A h
Q
T T
................................................................ (c)
Perbedaan temperatur total gabungan konduksi dan konveksi pada
silinder berlubang adalah :
37
)
A h
1
L k 2
/r r 1n
A h
1
( Q T T
2 2
1 2
1 1
f2 f1
+ +
....................................... (2.27)
Sedangkan aliran panas menyeluruhnya dapat dinyatakan dalam
hubungan persamaan berikut :
2 2
1 2
1 1
f2 f1
A h
1
L k 2
/r r 1n
A h
1
T T
Q
+ +

............................................ (2.28)
Pada silinder berlubang, luas bidang konveksi tidak sama untuk kedua
fluida. Luas bidang ini tergantung dari diameter dalam silinder dan tebal
silinder.
Luas permukaan dinding bagian dalam dan luar silinder adalah :
A1 = 2 r1 L
A2 = 2 r2 L
Sehingga aliran panas total :
2 2
1 2
1 1
f2 f1
r h
1
k
/r r 1n
r h
1
) T (T L 2
Q
+ +

................................................ (2.29)
Sesuai dengan persamaan (2.23), maka koefisien perpindahan panas
menyeluruh adalah :
2 2
1
1
2 1
1
1
r h
r
r
r
1n
k
r
h
1
1
U
+ + +

.............................................. (2.30)
2 1
2 1
1 1
2
2
h
1
r
r
1n
k
r
h r
r
1
U
+ + +

.............................................. (2.31)
5. Aliran Panas dengan Konduktivitas Bervariasi
a. Pada Bidang Datar
Jika dalam perpindahan panas sangat tergantung pada
temperatur, maka konduktivitas termal akan bervariasi. Dalam
perhitungan akan didapat rumus-rumus perhitungan yang lebih rumit.
38
Untuk sebagian besar bahan hubungan antara Konduktivitas termal
dan temperatur adalah linier, sebagai contoh :
K = ko (1 + bt )
Hukum Fourier dalam masalah ini dapat ditulis seperti berikut :
dT bt) (1 k dx q
dx
dT
bt) (1 k q
dx
dT
(t) k q
o
o
+
+

.............................................. (a)
C )
2
t b
(t k x q
2
o
+ + .......................................... (b)
Dengan memasukkan kondisi batas ke dalam persamaan dinding
atas :
untuk : x = 0 ; t = T1
C )
2
T b
(T1 k 0
2
1
o
+ + ............................................... (c)
untuk : x = L ; t T2
C )
2
T b
(T ko L q
2
2
2
+ + .......................................... (d)
Nilai konstanta C pada persamaan (c) kemudian dimasukkan ke
dalam persamaan (d), sehingga :
1
]
1

+ ) T (T
2
b
T T k L q
2
2
2
1 2 1 o
) T (T )
2
T T
b (1
L
K
q
2 1
2 1 o

+
+ ................................... (2.32)
Persamaan (2.32) merupakan rumus perhitungan yang lebih rumit
daripada rumus (2.1). Dalam persamaan (2.1) Konduktivitas termalnya
dianggap konstan dan sama dengan nilai rata-rata km tertentu.
Dengan demikian :
39
2
k k
k
2
T T
( b 1 k k
2 1
m
2 1
o m
+

1
]
1

+
+
......................................... (2.33)
b. Pada Silinder Berlubang
Persamaan aliran panas berdasarkan hukum Fourier :
dr
dT
A k Q
karena : k (t) = ko (1 + bt)
dr
dT
r L 2 bt) (1 k Q
o
+
dT bt) (1 k r L 2
r
dr
Q
o
+ .................................. (2.34)
Dengan mengintegrasikan persamaan dinding atas antara r1 dan r2
diperoleh persamaan berikut :
)
2
bT
2
bT
T T ( k L 2
)
2
bT
2
bT
T (T k L 2
r
r
1n Q
2
1
2
2
1 2 o
2
1
2
2
1 2 o
1
2
+ +
+
1
2
2 1 2 1 o
r
r
1n
) T (T ) T (T
2
b
1 k L 2
Q

1
]
1

+
........................ (2.35)
Jika persamaan (2.34) diintegrasikan pada harga r dan r1 maka
diperoleh persamaan :
[ ]
1
1 1 o
r
r
1n
T) (T T (T b/2 1 L k 2
Q
+

........................... (2.36)
Sedangkan distribusi temperatur setiap titik di dalam bidang silinder
dapat ditentukan dengan cara menyelesaikan dua persamaan dinding
atas (pers. 2.35 dan 2.36).
40
Sehingga distribusi temperaturnya :
{ }
1/2
1 2
1
1
2
1
2
bT2)2 1 ( bT1)2 1 (
/r r 1n
/r r 1n
2bT T b 1 [ 1/b 1/b T
+ +
+ + t
................. (2.37)
Untuk T = T2 dan r = r2
{ [
2
1
1 2
1 2
1
) bT (1
/r r 1n
r/r 1n
) bT 1 ( 1/b T + +
}] 1/b ) bT 1 ( -
1/2 2
2
+ ................................................. (2.38)
c. Pada Bola Berlubang
Untuk bidang bola berlubang dengan Konduktivitas termal
yang bervariasi dengan temperatur, aliran panasnya dapat
diselesaikan dengan cara yang sama seperti silinder berlubang.
Dengan demikian persamaan aliran panasnya menjadi berikut ini :
[ ] ) T (T ) T (T b/2 1
) r (r
ko r r 4
Q
2 1 2 1
1 2
2 1
+ +

................. (2.39)
Sedangkan distribusi temperatur tiap titik dalam bidang bola berlubang

+ )
r
r
( )
r r
r r
( ) bT 1 ( 1/b T
2
1 2
1 2
1
{ }] 1/b ) bT (1 ) bT (1
1/2 2
2
2
1
+ + ................................ (2.40)
6. Tebal Kritis Isolasi
Pemasangan isolasi pada dinding pipa tidak selalu mengurangi
perpindahan panas. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa laju
aliran panas melalui dinding pipa secara radial adalah berbanding terbalik
dengan logaritma jari-jari luar. Sedangkan laju pembuangan panas dari
permukaan luar berbanding lurus dengan jari-jari luar.
41
Dengan demikian untuk pipa dengan jari-jari dalam r1 yang tetap, maka
pembesaran jari-jari luar r akibat tebal isolasi akan memperbesar tahanan
termal konduksi logaritmik dan memperkecil tahanan termal pada
permukaan luar secara linier terhadap r.
Karena tahanan total sebanding dengan jumlah kedua tahanan tersebut,
maka laju aliran panas akan bertambah dengan adanya isolasi tersebut.
Jika tebal isolasi terus dinaikkan, maka kerugian panas akan bertambah
kecil jika dibandingkan dengan pipa tanpa isolasi.
Gambar 2.9 : tebal kritis Isolasi
Hubungan antara perpindahan panas dan tebal isolasi dapat
dipelajari secara kuantitatif berdasarkan persamaan berikut ini.
rh 2
1
r/r 1n
k 2
1
T T
q
2
f2 2
1
+

.............................................. (a)
Dimana tahanan termal :
h r 2
1
r/r 1n
k 2
1
R
h r 2
1
R
r/r 1n
k 2
1
R
2 th
2
2 1
+

.......................................... (b)
Dengan mendefrensialkan tahanan termal total ke dalam r, maka
dipeoleh :
42
h r 2
1
r k 2
1
r
1
d
h 2
1
r
r
1n d
k 2
1
0
dr
dR
2
2
th

+
k/h r
0
h r 2
k r 2
k r 2
1
h r 2
1
2
2

........................................................... (2.41)
Persamaan di atas merupakan persamaan jari-jari kritis isolasi. Jika jari-
jari luar isolasi kurang dari nilai yang di berikan oleh persamaan di atas,
maka perpindahan panas akan meningkat dengan penambahan tebal
isolasi.
Dengan kata lain bahwa untuk nilai konveksivitas h yang cukup kecil,
kerugian panas akibat koveksi mungkin meningkat karena penambahan
tebal isolasi, hal ini disebabkan karena luas permukaan bertambah. Untuk
jari-jari luar isolasi yang lebih besar dari nilai yang diberikan oleh
persamaan 2.41, maka pertambahan tebal isolasi akan mengurangi
perpindahan panas.
7. Contoh Soal dan Latihan
a. Contoh soal
1. Sebuah plat besi tebalnya 2,5 cm. Temperatur pada kedua
persamaannya 1000
0
C dan 200
0
C. panjang dan lebar plat adalah
75 cm dan 40 cm, sedangkan konduktivitas termalnya 75 W/m
0
C.
Hitung laju aliran panas yang melalui plat tersebut, dan temperatur
di dalam plat yang berjarak 5 mm dari permukaan yang panas.
Penyelesaian :
43
W 10 . 7,20
0,025/75
0,40) . (0,75 200) (1000
x/k
A ) T (T
Q
5
2 1

Temperatur yang berjarak 5 mm dari permukaan panas :


C 840 T
75
0,005) . .10 (2,40 75) . (1000
k
x q k T
T
x/k
T T
q
W/m 10 . 2,40
0,40 . 0,75
10 . 7,20
/A Q q
0
x
6
1
x
x 1
2 6
5


2. Sebuah tabung dengan diameter 10 cm dibuat dari bahan dengan
Konduktivitas termal 1,3 W/m
0
C. Tabung ini diisolasi dengan
bahan yang mempunyai Konduktivitas termal 0,35 W/m
0
C,
sehingga kerugian panas per meter panjang tabung adalah 1000
W. Jika temperatur permukaan dalam tabung 320
0
C dan
permukaan luar isolasi adalah 80
0
C, serta tebal tabung 1,0 cm,
hitunglah tebal isolasi yang diperlukan.
e 0,06 r
0,38752
1000
140 527,52
/0,6 r 1n
0,35 . 1507,2 0,06) / r 1n (0,140 1000
0,06
r
1n
0,35
1
0,140
1507,2
1000
0,06
r
1n
0,35
1
0,05
0,06
1n
1,3
1
80) (320 3,14 . 2
1000
r
r
1n
k
1
r
r
1n
k
1
) T (T 2
q
3
3
3
3
3
2
3
2 1
2
1
3 1
1

+
+

44
cm 8,0 m 0,08 r
3

Jadi tebal isolasi : x = r3 - r2
= 8,0 6,0
x = 2,0 cm
3. Tungku pemanas berbentuk setengah bola dengan diameter
dalam dan luar 0,6 m dan 0,85 m dilapisi isolasi setebal 40 mm.
Angka Konduktivitas termal tungku dan isolasi 0,31 W/m
0
C.
Temperatur dinding dalam tungku 800
0
C dan dinding luar isolasi
50
0
C. hitunglah panas yang mengalir ke luar melalui setengah
bola tersebut.
Penyelesaian :
r1 = 0,6/2 = 0,3 m
r2 = 0,85/2 = 0,425 m
r3 = 0,425 + 0,04 = 0,465 m
Luas bola : A = 4 r
2
Luas setengah bola : A 2 r
2
W 653,26 Q
0,465 . 0,425 . 0,05
0,425 0,465
0,425 . 0,3 . 0,31
0,3 0,425
50) (800 3,14 . 2
r r k
r r
r r k
r r
) T (T . 2
Q
3 2 2
2 3
2 1 1
1 2
3 1

4. Plat besi dengan luas permukaan 10 m


2
dan tebal 3 mm
mempunyai angka Konduktivitas 62 W/m
0
C. satu sisi plat
bersentuhan dengan gas bertemperatur 230
0
C dan sisi yang
lainnya bersentuhan dengan air bertemperatur 37
0
C. Angka
konveksi panas untuk gas dan air masing-masing 44 W/m
2

0
C.
Hitung angka perpindahan panas menyeluruhnya.
Hitung pula temperatur kedua sisi plat tersebut.
45
Penyelesaian :

C W/m 4,393 U
10 . 1,32 10 . 4,84 0,0227
1
7600
1
62
3.10
44
1
1
1/h x/k 1/h
1
U a.
0 2
4 5
3
2 1

+ +

+ +

+ +

luar) dinding r (temperatu C 210,70 T


0,04 210,74
10 . 62
0,003 . 8478,49
210,74
A k
x Q
T T
x/k
) T (T A
Q
dalam) dinding r (temperatu C 210,74 T
44 . 10
8478,49
230
Ah
Q
T T
1/h
) T - (T A
Q
W 8478,49
37) (230 10 . 4,393
) T (T UA Q b.
0
2
1 2
2 1
0
1
1
f1 1
1
1 f1
f2 f1



5. Suatu dinding datar mempunyai angka konduksi sebagai fungsi
dari temperatur : k = 2,12 + 1,5 . 10
-5
T
Tebal dinding 40 cm dan temperatur pada kedua permukaannya
300
0
C dan 75
0
C.
Beberapa aliran panas yang melewati per satuan luas penampang
dinding.
46
C /2 T .10 1,5 T 2,12 qx
dT T .10 1,5 2,12 dx q
dx
dT
(t) k q
2 5
5
+ +
+


Untuk syarat batas : x = 0 ; T = T1
)
2
T
.10 1,5 T (2,12 C
C
2
T
10 . 1,5 T 2,12 O
2
1 5
1
2
1 5
1

+
+ +
Untuk syarat batas : x = 0,4 m ; T = T2
2
2 2
5
2
2
2
1 5
2
1 5
1
2 5
2
2
2 5
2
W/m 1194,08 q
0,4
)
2
75 300
( 10 1,5 75) (300 2,12
q
0,4
2
T T
( .10 1,5 T2) (T1 2,12
q
)
2
T
.10 1,5 T (2,12
2
T
10 . 1,5 T 2,12
C
2
T
.10 1,5 T 2,12 q 0,4

1
]
1

1
]
1

+ +
+ +

6. Sebuah pipa dengan jari-jari luar 5 cm dinding luarnya ber


temperatur 200
0
C, temperatur udara luar adalah 20
0
C.
Konduktivitas termal isolasi 0,17 W/m
0
C, dan angka konveksi
udara 3 W/m
2

0
C.
Hitung :
a. Jari-jari kritis isolasi yang membalut pipa.
b. Kerugian panas apabila pipa dibalut isolasi pada jari-jari
kritisnya dan apabila tidak dibalut.
c. Kerugian panas apabila tebal isolasi ditambah 2 cm
47
Penyelesaian :
a. Jari-jari kritis isolasi :
R = r3 = k/m = 0,17/3 = 0,0566 m
R = 5,66 cm
b. Kerugian panas apabila dibalut pada jari-jari kritis :
W/m 105,68 q
.3 0,0566
1
0,0250
0,0566
1n
0,17
1
20) (200 2.3,14
q
h 1/r /r r 1n 1/k
) T (T L 2
Q
1
1
3 2 3
f 2

Tanpa dibalut isolasi :


Q = 2 r2 L h (T2 - Tf)
q1 = 2.3,14. 0,025 . 3 (200-20)
= 84,8 W/m
c. Kerugian panas jika isolasi ditambah :
r3 = 0,0566 + 0,02 = 0,0766 m
W/m 103,34
0,0766.3
1
0,025
0,0766
1n
0,17
1
20) (200 3,14 . 2
q1
+

b. Soal Latihan
1. Suatu dinding tungku-industri terbuat dari batu tahan api setebal
0,7 ft, yang mempunyai k = 0,6 Btu/hr ft F permukaan luarnya
dilapisi dengan isolasi dengan tebal 0,1 ft dengan k = 0,0 Btu/hr ft
0
F.
Temperatur permukaan paling dalam 1800
0
F dan permukaan
paling luar 100
0
F.
Hitung perpindahan panas per satuan luas dalam satuan W/m
2
,
dan tentukan temperatur pada permukaan-temu antara batu tahan
api dan isolasi.
48
2. ka = kb = 1,5 W/m
0
C
kc = 0,8 W/m
0
C
T1 = 700
0
C ; T3 = 300
0
C
Panjang balok = 3 m
Berapa laju aliran panasnya.
Berapa temperatur T2
3. Pipa dari ketel api dengan diameter dalam 38 mm, dan diameter
luar 48 mm, serta panjang pipa 4 m.
Angka Konduktivitas termal pipa 64 W/m
0
C. Temperatur dinding
dalam 750
0
C dan dinding luar 200
0
C
Hitung energi panas yang dipindahkan oleh dinding.
4. Sebuah pipa baja berisolasi dengan jari-jari dalam pipa 10 cm dan
jari-jari luar 11 cm, dengan Konduktivitas termal k = 45 W/m
0
C.
Pipa ini dibalut dengan lapisan asbes setebal 3 cm dengan k =
0,19 W/m
0
C.
Temperatur dinding dalam pipa 120
0
C dan temperatur dinding luas
asbes 45
0
C.
Tentukan laju perpindahan panas per satuan panjang pipa.
5. Sebuah genahar berbentuk setengah bola yang terbuat dari batu
tahan api dengan diameter luar 80 cm dengan k = 1,07 w/m
0
C.
Pada bagian luarnya dilapisi isolasi dari bahan plester gipsum
setebal 4 cm dengan k = 0,48 W/m
0
C.
Temperatur dalam dinding tungku 800
0
C dan dinding bagian luar
isolasi 35
0
C.
6. Suatu dinding berlapis dengan tebal x1 = 15 cm dan x2 = 25 cm
serta angka konduksinya k1 = 1,2 W/m
0
C dan k2 = 2,2 W/m
0
C.
Permukaan luar dinding I disentuh oleh fluida bertemperatur 900
0
C dengan angka konveksi h1 = 80 W/m
2

0
C sedangkan permukaan
luar dinding II disentuh fluida bertemperatur 30
0
C dengan h2 = 15
W/m
2

0
C.
49
A
T
2
B
C
T
3
T
1
12 cm
8 cm
25 cm 30 cm
Tentukan :
a. Koefisien perpindahan panas menyeluruhnya.
b. Jumlah panas yang mengalir ke luar dinding.
c. Temperatur pertasan kedua dinding tersebut.
7. Sebuah pipa dengan temperatur permukaan sebelah dalam 300
0
C
berdiameter 80 mm/90 mm. Pipa ini dibalut isolasi setebal 90 mm
dengan k = 0,5 W/m
0
C dan selapis lagi isolasi setebal 40 mm
dengan k = 0,35. Temperatur udara luar 20
0
C dengan h = 7000
W/m
2

0
C. jika Konduktivitas termal pipa k = 47 W/m
0
C hitunglah
koefisien perpindahan panas dan laju aliran panas untuk setiap
panjang pipa.
8. Suatu silinder bolong mempunyai jari-jari dalam r1 dan jari-jari luar
r2 mengalami perpindahan panas keadaan-stedi yang disebabkan
oleh temperatur permukaan konstan T1 pada r1 pada r2. jika
Konduktivitas termal dapat dinyatakan dengan persamaan berikut
ini : k = ko (1 + bt), turunkan persamaan untuk perpindahan panas
per satuan panjang silinder.
9. Suatu silinder tembaga mempunyai jari-jari dalam 1 cm dan jari-jari
luar 1,8 cm. Temperatur permukaan bagian dalam 705
0
C dan
sebelah luar 295
0
C. andaikan k berubah secara linier dengan
temperatur, dan harga ko = 371 W/m
0
C dan b = - 9,25 . 10
-5
/
o
K
Tentukan kerugian panas per satuan panjang pipa.
10. Tentukan jari-jari kritis dari suatu pipa yang dibalut dengan asbes
yang mempunyai nilai k = 0,208 W/m K. sedangkan koefisien
perpindahan panas luar adalah sebesar h = 1,5 Btu/hr ft
2

0
F.
11. Sepotong kawat berdiameter 1,0 mm mempunyai temperatur 400
0
C berada pada lingkungan konveksi pada temperatur 40
0
C
dengan h = 150 W/m
2

0
C.
Hitung berapa Konduktivitas termal yang akan menyebabkan
isolasi setebal 0,2 mm menghasilkan jari-jari kritis. Berapa bagian
50
isolasi ini harus ditambahkan untuk mengurangi perpindahan
panas sebanyak 75 persen dari pada perpindahan panas jika
kawat tanpa isolasi.
51

You might also like