You are on page 1of 4

NAMA Kelas Nim

: faddy mooy : b : 811.2.112.010

Program pasca sarjana Universitas widya mandira Kupang 2012

PERUNDINGAN BERSAMA

Perundingan bersama adalah proses negosiasi antara pengusaha dan karyawan yang bertujuan mencapai kondisi dalam suatu pekerjaan sesuai kesepakatan bersama. Perundingan Bersama diakui melalui konvensi internasional hak asasi manusia. Pasal 23 dari Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, mengidentifikasi kemampuan untuk mengorganisir serikat buruh sebagai hak asasi manusia. Prinsip dan Hak Dasar di Tempat Kerja mendefinisikan kebebasan berserikat dan pengakuan efektif atas hak perundingan bersama sebagai hak penting dari pekerja. Teori teori ekonomi menyediakan sejumlah model untuk menjelaskan beberapa aspek dari perundingan bersama yaitu:
Monopoli Union ( Dunlop , 1944) menyatakan bahwa serikat monopoli memiliki kekuatan

untuk memaksimalkan tingkat upah, kemudian perusahaan memilih tingkat kesempatan kerja.
Right to Manage, yang dikembangkan oleh sekolah di Inggris pada tahun 1980,

memandang serikat pekerja dan tawar-menawar perusahaan atas tingkat upah.


Efficient Bargaining (McDonald dan Solow , 1981) dimana serikat pekerja dan

perusahaan melakukan tawar-menawar untuk mendapatkan upah yang lebih baik(atau, lebih realistis, upah berdasarkan jam kerja). Faktor - faktor yang membuat interaksi dalam perundingan bersama mempunyai banyak

permasalahan yang harus ditangani dengan baik antara lain :


1. Upah per jam. 2. Pekerjaan yg harus dibayar menurut hasil yg dikerjakan. 3. Tunjangan kepada karyawan seperti pensiun dan 4. Lamanya jam efektif karyawan harus bekerja. 5. Kapan waktu istirahat dan waktu makan dijadwalkan.

perawatan kesehatan.

Hampir semua kondisi kerja yang menarik bagi karyawan harus dibahas dalam perundingan bersama antara Pihak Manajemen dengan para pegawai atau pekerja. Setelah diskusi selesai, para pihak harus terus berhubungan satu sama lain. Serikat pekerja dan manajemen harus terus bertemu untuk menyelesaikan perbedaan pendapat yang mungkin terjadi sehubungan dengan penerapan ketentuan perjanjian kerja. Karyawan dan manajer juga harus bekerja sama untuk memproduksi barang dan jasa demi

keuntungan perusahaan dimana perusahaan itu sendiri akan menjadi sukses. Jika serikat pekerja melakukan tawar-menawar yang terlalu memberatkan manajemen, maka dampak yang akan terjadi adalah pekerja akan digantikan oleh teknologi atau mesin. Dampak lain yang akan terjadi adalah mereka akan dipindahkan ke negara/daerah yang upahnya lebih rendah dari AS seperti negara yang sedang berkembang seperti Meksiko, Indonesia atau India. Jika perusahaan memperlakukan pekerjanya dengan buruk, maka moral pekerja itu sendiri akan tertekan, akibatnya pekerja yang moralnya tertekan dapat mencari pekerjaan di tempat lain. Karyawan juga mungkin kurang berkomitmen terhadap kesuksesan perusahaan, menyebabkan penurunan produktivitas atau penurunan kualitas kerja. Individu yang mengambil bagian dalam perundingan bersama harus mengambil kursus tentang negosiasi dan mereka harus membaca beberapa buku tentang proses negosiasi. Disamping itu mereka harus mempersiapkan diri untuk pembicaraan yang akan membutuhkan banyak waktu, baik karena banyak masalah yang harus ditangani maupun sifat politik dari perwakilan serikat pekerja. Karyawan juga harus paham betul bahwa kesempatan negosiasi perpanjangan kontrak tidak akan ditetapkan sebelum masa kontrak sebelumnya berakhir. Apabila perwakilan karyawan terlalu cepat menyetujui tawaran pihak manajemen, anggota serikat buruh bisa mencurigai bahwa hubungan yang terbina dengan manajemen sudah terbina terlalu erat sehingga tidak mampu mengubah ataupun meratifikasi kontrak. Hal lainnya adalah bahwa penegosiasi dari pihak perusahaan dapat memberikan kesempatan kepada serikat buruh untuk dapat mendapatkan keuntungan dari usaha akhir yang dilakukan, hal itu

sehingga karyawan yang secara langsung mendapat pengaruh dari adanya kesepakatan baru ini akan merasa puas terhadap hasil akhir dari negosiasi tersebut. Kerjasama antara organisasi-organisasi para pengusaha dan pekerja, maupun antara kedua jenis organisasi tersebut dengan otoritas publik, pada pokoknya didasarkan atas instrumen-instrumen ILO. Sehubungan dengan konsultasi di tingkat perusahaan1, sektoral dan nasional2 dan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan ILO atau kegiatan lain ; dan di dalam perundingan bersama Di dalam instrumen ILO, perundingan bersama dianggap sebagai kegiatan atau proses yang mengarah pada dibuatnya suatu perjanjian bersama. Di dalam Rekomendasi No. 91, perjanjian bersama didefinisikan sebagai .semua perjanjian tertulis tentang kondisi kerja dan syarat-syarat hubungan kerja yang dibuat antara seorang pengusaha, suatu kelompok pengusaha atau satu atau lebih organisasi pengusaha, di satu pihak, dan di pihak lain satu atau lebih organisasi wakil pekerja, atau bilamana organisasi tersebut tidak ada, para wakil pekerja yang dipilih sebagaimana mestinya dan diberi wewenang oleh mereka sesuai dengan undang-undang dan peraturan nasional. (Rekomendasi No. 91, Paragrap 2), dengan pengertian bahwa .perjanjian bersama harus mengikat para penandatangan perjanjian

You might also like