Professional Documents
Culture Documents
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian g Badan Litbang Pertanian, Departemen Pertanian Serpong, 28 April 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini antara lain adalah: - E Energi i - Lingkungan Hidup - Pembangunan Pertanian Berkelanjutan Jawabannya dengan: Pengembangan teknologi biogas menguntungkan k t k karena: - dapat mengurangi pencemaran udara, tanah, air dan biologis - untuk pupuk : kompos dan pupuk cair
Tabel
Sumber Energi Terbarukan Gepthermal *) Micro-hydro*) Solar/PV ) Solar/PV**) Angin***) Biomasa *) Total T t l
jam operasi : 8 jam/hari
Kapasitas Penggunaan Terpasang (%) ( (MWe) ) 589 3.00 21 4.58 5 0.0032 0 0032 0.5 0.0054 178 0.36 793.5 793 5 7.95 7 95
**) total area potensial 2 106 km2 ***) total luasan kincir angin per unit : 250 m x 250 m Sumber: RIPEBAT; DGEEU 1977; S b RIPEBAT DGEEU, 1977 ACE (2002)
BIOGAS
Biogas adalah campuran gas yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik yang terjadi pada material-material yang dapat terurai secara alami dalam kondisi anaerobik anaerobik. Pada umumnya biogas terdiri atas : gas metana (CH4) t gas karbon dioksida (CO2) Hidrogen (H2) gas-gas lainnya
(Yadava and Hesse,1981; Abdulah, et al., 1991).
: : : :
Bakteri Methanogen
Famili methanogen (bakteri metan) digolongkan menjadi 4 genus berdasarkan perbedaan-perbedaan sitologi. Bakteri berbentuk batang: (a) Tidak berspora, metanobakterium (b) berspora, metanobacillus (c) bakteri berbentuk lonjong: (1) Sarcine, metanosarcina Sarcine (2) Tidak termasuk group sarcinal, metanococcus. Bakteri metanogenik berkembang lambat dan sensitif terhadap perubahan mendadak pada kondisi-kondisi fisik dan kimiawi. Sebagai contoh, penurunan 2 oC secara mendadak pada slurry mungkin secara signifikan berpengaruh pada pertumbuhannya dan laju produksi gas (Langrange, 1979).
Potensi Biogas
Tabel . Potensi produksi gas dari berbagai tipe kotoran hewan
Tipe Kotoran Hewan Sapi (sapi dan kerbau) Babi Peternakan ayam Manusia
Sumber: United Nations (1984).
Produksi Gas Per Kg Kotoran (m3) 0.023 0.040 0 023 0 040 0.040 0.059 0.065 0.116 0.020 0.028
Sifat-sifat Input
Rasio C/N
Hubungan antara jumlah Karbon dan Nitrogen yang terdapat pada bahan organik dinyatakan dalam terminologi rasio karbon/ nitrogen (C/N). Apabila rasio C/N sangat tinggi, Nitrogen akan dikonsumsi sangat cepat oleh bakteri metan sampai batas persyaratan protein dan tak lama bereaksi kearah kiri pada kandungan karbon pada bahan. Sebagai akibatnya produksi metan akan menjadi rendah. Sebaliknya, apabila rasio C/N sangat rendah, nitrogen akan bebas dan berakumulasi dalam bentuk amoniak (NH4), NH4 akan meningkatkan derajat pH bahan dalam pencerna. pH lebih tinggi dari 8,5 akan mulai menunjukkan akibat racun pada populasi bakteri metan.
Tabel 2. Rasio C/N dari beberapa bahan organik 2 Rasio C/N Bahan Kotoran bebek Kotoran manusia Kotoran ayam Kotoran kambing Kotoran babi Kotoran domba Kotoran kerbau/sapi Enceng Gondok (water hyacinth) Kotoran gajah Jerami (jagung) Jerami (padi) Jerami (gandum) Tahi gergajian
Sumber: Karki and Dixit (1984)
8 8 10 12 18 19 24 25 43 60 70 90 diatas 200
Pencernaan
Selulosa
1. Hidrolisis Faktor yg berpengaruh: pH Temperature Laju Pengisian Waktu tinggal dalam digester Toxicity
Asam Lemak dan Alkohol Glukosa
n(C6H12O6) glukosa
2. Pengasaman
CH3CHOHCOOH asam laktat CH3CH2CH2COOH + CO2 + H2 asam butirat CH3CH2OH + CO2 etanol
3. Metanogenik
4H2 + CO2 2H2O + CH4 CH3CH2OH + CO2 CH3COOH + CH4 CH3COOH + CO2 CO2 + CH4 CH3CH2CH2COOH + 2H2 + CO2 CH3COOH + CH4
Metan + CO2 M
Gambar
(b) Suhu Bakteri metanogen dalam keadaan tidak aktif pada kondisi suhu ekstrim tinggi maupun rendah. Suhu optimum yaitu 35oC. Ketika suhu udara turun sampai 10oC produksi gas menjadi berhenti.
Produksi gas sangat bagus yaitu pada kisaran mesofilik, antara suhu 25oC dan 30oC.
Penggunaan isolasi yang memadai pada pencerna membantu produksi gas khususnya di daerah dingin.
(c) Laju Pengumpanan Laju pengumpanan adalah jumlah bahan yang diumpankan kedalam pencerna per unit kapasitas pencerna per hari. Pada umumnya, 6 kg kotoran sapi per m3 volume pencerna adalah direkomendasikan pada suatu jaringan pengolah kotoran sapi. Apabila terjadi pengumpanan yang berlebihan, terjadi akumulasi asam d produksi metana akan t dan d k i t k terganggu. Sebaliknya bila pengumpanan kurang dari kapasitas pencerna, produksi gas juga menjadi rendah.
Waktu tinggal dalam pencerna adalah rerata periode waktu saat input masih berada dalam pencerna dan proses pencernaan oleh bakteri metanogen. Dalam jaringan pencerna dengan kotoran sapi, waktu tinggal dihitung dengan pembagian volume total dari pencerna oleh volume input yang ditambah setiap hari. Waktu tinggal juga tergantung pada suhu, dan diatas 35oC atau suhu lebih tinggi, waktu tinggal semakin singkat.
(e) Toxicity Ion i I mineral, l l logam b berat d d dan detergen adalah b b d l h beberapa material racun i l yang mempengaruhi pertumbuhan normal bakteri patogen didalam reaktor pencerna. Ion mineral dalam jumlah kecil (sodium, potasium, kalsium, amonium dan belerang) juga merangsang pertumbuhan bakteri, namun bila ion-ion ini dalam konsentrasi yang tinggi akan berakibat meracuni. Sebagai contoh, NH4 pada konsentrasi 50 hingga 200 mg/l merangsang pertumbuhan mikroba, namun bila konsentrasinya diatas 1500 mg/l akan mengakibatkan keracunan.
Tabel 3. Tingkatan racun dari beberapa zat penghambat Zat Penghambat Sulfat (SO4-2) Sodium Klorida atau garam (NaCl) Nitrat (dihitung sebagai N) Tembaga (Cu+2) Khrom (Cr+3) ( Nikel (Ni+3) Sodium (Na+) Potasium (K+) Kalcium (Ca+2) Magnesium (Mg+2) Mangan (Mn+2) Konsentrasi 5,000 ppm 40,000 ppm 0.05 mg/l 100 mg/l 200 mg/l g 200 500 mg/l 3,500 5,500 mg/l 2,500 4,500 mg/l 2,500 4,500 mg/l 1,000 1,500 mg/l diatas 1,500 mg/l 1 500
(f) Sl Slurry Slurry adalah residu d i i Sl d l h id dari input yang k l t keluar d i l b dari lubang pengeluaran l setelah mengalami proses fermentasi oleh bakteri metana dalam kondisi anaerobik didalam pencerna. Setelah ekstraksi biogas (energi), slurry keluar dari ruang pencerna sebagai produk samping dari sistem pencernaan secara aerobik. Kondisi ini, dapat dikatakan manur dalam keadaan stabil dan bebas pathogen serta dapat dipergunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan p g produksi tanaman.
Pertimbangan-Pertimbangan Desain P ti b P ti b D i
Faktor utama yang mempengaruhi pemilihan desain atau model instalasi biogas adalah sebagai berikut: a. Ekonomi. Instalasi yang ideal harus semurah mungkin (dalam hal biaya produksi per unit volume biogas) baik bagi pengguna maupun masyarakat. b. Sederhana. Desain harus sederhana tidak hanya dalam hal konstruksi y tetapi juga untuk operasional dan perawatannya (O&M). Hal ini adalah merupakan pertimbangan penting khususnya untuk daerah pedesaan dimana kemampuan SDM dalam baca-tulis masih rendah dan tenaga kerja trampil masih jarang.
c. c Penggunaan bahan lokal. Penggunaan bahan lokal harus memberikan lokal nilai tambah pada konstruksi instalasi biogas. d. Keawetan (durability). Konstruksi instalasi biogas memerlukan ketrampilan khusus d l k t il kh dalam pembuatan agar l bih t h l b t lebih tahan lama meskipun ki hal ini memerlukan investasi awal yang lebih mahal. e. Sesuai dengan tipe input. Desain harus sesuai dengan tipe input yang akan dipergunakan. Apabila bahan limbah tanaman seperti jerami padi, jerami jagung atau limbah pertanian yang sejenis dipergunakan, maka pengumpanan secara batch atau sistem tidak kontinyu harus dapat dipergunakan p p g pada disain dengan p g p g pengumpanan kontinyu atau semiy kontinyu.
f. Frekuensi penggunaan input dan output. p gg p p Pemilihan desain dan berbagai ukuran komponen juga tergantung pada berapa sering pengguna dapat memberikan umpan ke sistem dan menggunakan gas.
Dua macam tipe bio-reaktor yang dikembangkan di India dan Cina, seperti pada G b 2 d 3 (U it d N ti ti d Gambar dan (United Nations, 1984) 1984), dan Gambar 3 adalah bio-reactor tipe aliran kontinyu yang dewasa ini populer di I d l Indonesia. i
Jaringan Biogas
Kubah permanen
Penampung fleksibel
Pengeluaran Gas
Lubang Pengeluaran
Pipa p Pemasukan
Slurry
g Dinding Pemisah
Lubang Pengisian
Pengeluaran Gas
Gas
1000 mm Max.
Slurry
Lubang Pengeluaran
Tahapan kegiatan rekayasa dan pengembangan unit instalasi biogas adalah sebagai berikut: biogas,
(1) Identifikasi parameter, (2) Konstruksi model, (3) Uji fungsional, ( ) (4) Penyempurnaan dan modifikasi model, y p , (5) Uji lapang model, (6) Analisa data dan formulasi hasil penelitian dan (7) Analisa SWOT.
Tipe Digester
Hasil identifikasi masalah dengan cara studi literature, konsultasi teknis dan kunjungan lapang diperoleh kesimpulan bahwa digester tipe fixed dome (China Type) dipilih untuk dapat dikembangkan. Beberapa alasannya adalah: (a) umur ekonomis dapat mencapai 20-25 tahun tahun, (b) terbuat dari bahan-bahan lokal, (c) k t k i b ( ) konstruksi berupa d dome sehingga mampu menahan beban baik di dalam hi h b b b ik d l maupun di atas permukaan tanah, (d) k konstruksi terdapat dib ki d dibawah permukaan tanah sehingga k h k h hi kestabilan suhu bil h bahan didalam digester dapat terjamin, (e) penghematan penggunaan lahan, (f) operasional alat mudah dilakukan, (g) perawatan relatif mudah dan murah.
Kapasitas
Peternak sapi skala kecil di Indonesia rata-rata memiliki 2-5 ekor yang p y g tersebar dalam wilayah yang luas.
Secara ekonomis, jumlah pemilikan sapi baru menguntungkan peternak bila mencapai 10-12 ekor.
Parameter Disain a. Produksi kotoran sapi per ekor/ hari b. Produksi biogas/ kg total padatan (TP) c. d. e. f. TP Kandungan kalori dalam biogas pH optimal Suhu optimal pencerna
: 15 25 kg : 0.25 m3 = 250 liter / kg TP : 0.18 kotoran basah : 5.6 - 7.2 kwh/m3 : 7.0 - 7.2 : 35oC
Input dan Sifat-sifatnya Rasio C/N Pengadukan dan Konsistensi Volatile Solids
Faktor yg berpengaruh pada produksi biogas: pH optimum Suhu : : 67 25 30 oC 6 kg kotoran sapi per m3 tergantung pada suhu, dan t t d h d diatas 35oC atau suhu lebih tinggi, kt ti ti i waktu tinggal semakin l ki singkat. NH4 (50 200 mg/l ) ( (merangsang p g g pertumbuhan mikrobia) NH4 (>1500 mg/l ) (meracuni)
Toxicity
Digester Disain
Vs =
(1.1) (1 1)
(1.2) (1 2)
(1.3) (1 3)
Vs
Bo
Kapasitas produksi gas metana tertinggi, dalam m3 gas metana/ kg volatile solid yang ditambahkan.
So HRT K m
: : : :
Konsentrasi volatile solid didalam input material, kg/ m3 p g Hydraulic Retention Time, hari Koefisien kinetik, tidak berdimensi Laju pertumbuhan spesifik maksimum dari mikroorganisme, mikroorganisme per hari hari.
Volume digester : g
Vdigester =
2R 3
3R 2 t
(1.4)
2R 3
(1.5)
R t
: :
Jari jari kubah digester Tinggi kerucut bagian lantai digester digester.
Dengan mengetahui kapasitas volumetrik produksi gas metana (Vs) dan volume digester maka kuantitas biogas yang dihasilkan dapat diketahui. diketahui
EKSTERNAL FAKTOR PELUANG o Bebas PMK dan sapi gila o Kebijakan Pemerintah (pengembangan ( b peternakan) o Subsidi BBM ditiadakan o Kenaikan tarif listrik g g o Isu-isu lingkungan ANCAMAN o Suku bunga pinjaman bank yang tinggi y g o Mahalnya harga bahan bangunan o Masuknya daging ilegal dari LN WO STRATEGI Memberikan green labeling product pada pada proses produksi dengan green energy d k id dan organic farming untuk meningkatkan harga jual produk
ST STRATEGI Memanfaatkan kelompok/ koperasi peternak maju sebagai p pusat percontohan di suatu p kawasan
Gambar Disain digester (tipe fixed dome) digester biogas dirancang untuk 10 ekor sapi kotoran sapi 20 kg/hari/ekor retention time 45 hari kapasitas di t 18 m3 k it digester Perkiraan produksi biogas yaitu 6 m3/ hari (untuk rata-rata produksi biogas 30 liter gas/kg kotoran sapi).
nit loading
R.1600
R.2100
750
380
400
Unit loading
Lapisan zat anti bocor (trikosal) Lapisan semen Susunan bata merah
Lapisan beton dengan bahan isian batu kali, kerikil yang dimampatkan
Unit loading
2750
0 R.140
400
300
1 kg/cm2 = 10 000 mmH2O = 0.9678 atm Gambar Kombinasi manometer dan klep pengaman
Lit/min
60
0.060
1000
0.264
1.7 E-7
0.0353
2.119
15.851
Lit/hr
0.017
0.001
16.67
4.40 E-3
2.8 E-7
5.89 E-4
0.0353
0.264
m3/hr
16.67
1000
16666.7
4.403
2.8 E-4
0.589
35.320
264.2
cc/min
0.001 0 001
0.060 0 060
6E 5 E-5
2.64 E 4 2 64 E-4
1.7 E 8 1 7 E-8
3.53 E 5 3 53 E-5
2.12 E3 8.021
0.0159 0 0159
gpm
3.785
227.1
0.2271
3785
6.31 E-5
0.134
60 9.51 E+5
m3/s
60000
3.6 E+6
3600
6 E+7
1.59 E+4
0.0283
1.699
cfm
28.312
1698.76
1.699
28312.7
7.48
4.78 E-4
60
448.83
cfh gp gph
0.472 0.063
28.31 3.788
471.88 62.89
0.125 0.017
1 0.134
7.481 1
100 1 9 m m (3 /4" ) p ip a 80
60 2 5 m m (1/2" ) p ip a 40
X1 20 1 2 m m (1/2 " ) p ip a X2
Gambar
Condensate C d t
Hand valve
Permukaan tanah
40 cm
100 cm
100 cm
100 cm
Dia 3.5
Dia 51
40 cm
60 cm
70 cm
100 cm
30 cm
Tanah
30 cm
Tanah
PosisinParalon Pengeluaran
Penampung gas
Tempat pemasukan bahan biogas (kotoran sapi) Pengaman gas Selang gas
kompor gas
Digester
Kandang Sapi g p