You are on page 1of 14

Makalah Pendidikan Anti Korupsi (kasus Bank Century)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank century merupakan bank public yang tercatat di BEI yang mulai beroperasi tanggal 15 Desember 2004, merupakan hasil marger antara Bank CIC (Surviving Entity), Bank Danpac dan Bank Pikko. Kasus Bank Century merupakan kasus yang terhangat di Indonesia yang banyak menyeret para pejabat. Awal mula terjadinya kasus Bank Century adalah Bank Century mengalami kalah kliring pada tanggal 18 Nov 2008. Kalah kliring adalah suatu terminologi yang di pahami oleh semua masyarakat untuk menggambarkan adanya defisit suatu bank. Sementara kliring itu sendiri adalah pertukaran data keuangan elektronik antar peserta kliring baik atas nama peserta atau klien yang mereka peroleh pada waktu tertentu. Masalah yang terjadi di Bank Century merupakan masalah internal yang dilakukan oleh pihak manajemen bank yang berhubungan dengan klien mereka : Penyimpangan dana untuk peminjam $ 2,8 milyar (Rp 1,4 triliun Bank Century pelanggan dan pelanggan delta Antaboga Securities Indonesia adalah Rp 1,4 Triliiun). Penjualan produk-produk investasi fiktif Antaboga Delta Securities Indonesia. Jika produk tidak perlu mendaftar BI dan Bappepam LK. Kedua Point tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Nasabah Bank Century. Dan Uang para nasabah pun yang ada di Bank Century tidak bisa dicairkan dan tidak ada uang tidak dibayar oleh pelanggan. Setelah tanggal 13 November 2008, Pelanggan Bank Century tidak dapat melakukan transaksi dalam bentuk devisa, kliring dan tidak dapat mentransfer juga tidak bisa karena Bank Century tidak mampu untuk melakukannya. Bank hanya dapat mentransfer uang ke tabungan. Jadi uang itu tidak bisa keluar dari bank. Hal ini terjadi pada semua pelanggan Bank Century. Nasabah bank yang merasa dikhianati dan dirugikan karena banyak menyimpan uang di bank century, tapi sekarang bank tersebut tidak bisa dilikuidasi. Pelanggan mengasumsikan bahwa Bank Century Memperjualbelikan produk investasi ilegal. Alasannya adalah investasi dipasarkan Antaboga Century Bank tidak terdaftar di Bapepam LK. Dan benar manajemen Bank Century tahu bahwa produk adalah ilegal. Kasus ini dapat mempengaruhi

B. 1. 2. 3. C.

bank lain, di mana orang tidak percaya bahwa mereka lebih terhadap sistem perbankan nasional. Kasus Bank Century, sehingga bisa menyakiti bank di Indonesia, bahkan dunia. Dari kasus Bank Century diatas menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia sendiri. Karena menyeret banyak pejabat pejabat penting. Dan lebih khususnya adalah masalah pergerakan harga saham yang terus mengalami penurunan akibat dari dampak sistemik kasus Bank Century ini . [1] Pemilik Bank Century adalah Robert Tantular, dan ia juga yang melakukan tindak kriminal karena melakukan perampokan terhadap banknya sendiri.[2] Oknum-oknum yang terlibat diantaranya: Polri Ada yang menduga ada oknum Polri (buaya) terlibat menjaga oknum-oknum yang terkait Bank Century karena dianggap proyek kelas kakap. Beberapa pihak juga mengaitkan ini dengan ditangkapnya 2 petinggi KPK, Bibit dan Chandra beberapa waktu lalu tanpa ada bukti yang jelas, demi menghambat pengusutan kasus Century. Banyak yang sekarang sudah menempatkan Sri Mulyani dan Boediono sebagai tersangka. Tapi sebenarnya masih ada 2 kemungkinan : Sri Mulyani dan Boediono adalah bagian dari konspirasi besar semata-mata demi menyelamatkan dana pihak Century dan orang-orang yang terkait Century. Sri Mulyani dan Boediono-lah yang telah menyelamatkan ekonomi Indonesia sehingga saat ini Indonesia tidak terjerumus krisis yang lebih hebat. Yang melakukan tindak penyelewengan hanyalah segelintirorang, Robert Tantular, pemilik Bank Century yang menggondol dana Bank Century, dan beberapa oknum di BI.[3] Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam kemelut Bank tersebut diantaranya adalah delapan orang yakni Komisaris Utama Sulaiman AB, Komisaris Poerwanto Kamajadi, Komisaris Rusli Prakasa, Direktur Utama Hermanus Hasan Muslim. Kemudian Wakil Direktur Utama Hamidy, Direktur Pemasaran Lila K. Gondokusumo, Direktur Kepatuhan Edward M. Situmorang, dan Pemegang Saham Robert Tantular.[4] Rumusan Masalah Bagaimana proses persidangan kasus Bank tersebut ? Apakah ada putusan hukuman kasus Bank tersebut ? Adakah hukuman yang diberikan ? Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan Anti Korupsi yang diasuh oleh Bapak Drs. H. Yasir Arafat, S.Ag, M. Pd. Dan semoga makalah ini dapat memperluas pengetahuan baik untuk penulis maupun yang membacanya, amin. D. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah : 1. Mencari dalam dunia internet. BAB II PEMBAHASAN A. Proses Persidangan Sudah dua tahun kasus Arga Tirta Kirana bergulir sejak dijadikan tersangka kasus Bank Century sampai perkaranya digelar di pengadilan negeri Jakarta Pusat. Tuduhan yang didakwakan kepadanya adalah keterlibatannya dalam pencairan kredit kepada para debitur yang merugikanBank Century sebesar tiga ratus enam puluh miliar rupiah dan beberapa kasus lainnya yang masih berjalan. Proses persidangan yang selama ini ditangani oleh tim penasehat hukum probono (bebas biaya) yang merupakan rekan-rekanArga alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia angkatan 80 dari Tim Advokasi Penanggulangan Bencana Hukum dan Gani Djemat dan Partners, telah memakan waktu yang begitu panjang, berbelit-belit dan sangat melelahkan. Gayus kita semua tahu kasusnya, kekayaannya, kontroversinya divonis 7 tahun penjara dan denda 300 juta. Robert Tantular dituntut hukuman penjara selama 8 tahun dan Hermanus Hasan Muslim dituntut hukuman penjara selama 6 tahun dari PN Jakarta Pusat. Lalu, mengapa mbak Arga 10 tahun bahkan dengan denda yang sangat mencengangkan 10 M ? Kasus Bank Centuryyang semakin heboh dan tidak jelas menimbulkan banyak spekulatif dan presenden buruk di mata masyarakat pada umumnya dan exnasabah Bank Centurykhususnya. Tentu saja mbak Arga yang berjuang mengalami tekanan , stress dan depresi mampu melewati ini semua. Semoga dengan dukungan moral dan perjuangan putri tercinta Alanda, dan ratusan ribu masyarakat Indonesia, Arga bisa memperoleh keadilan yang hakiki. dari kasus Bank Century ini. Seharusnya bukan Arga yang dijadikan terdakwa, jangan sampai penyelidikan menjadi salah alamat, kata Humphrey tegas, menutup pembicaraan[5]. AKSI Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie men-deadlock sidang paripurna DPR terkait dengan kasus Bank Century dan sontak membuat ricuh proses persidangan di parlemen. Reaksi sejumlah anggota dewan dari berbagai fraksi, khususnya yang berasumsi bahwa telah terjadi sejumlah pelanggaran dalam pengucuran bailout Bank Century, dengan tegas menyatakan bahwa

apa yang dipertontonkan ketua DPR adalah sikap yang sarat dengan pelanggaran konstitusi. Bahkan, Akbar Faisal dari Fraksi Hanura dengan lantang menegaskan bahwa ketua DPR telah melakukan kejahatan konstitusi[6]. Hanya fraksi yang menyatakan sikap bahwa tidak ditemukan berbagai bentuk pelanggaran dalam pengucuran dana talangan Bank Century, yang mengklaim proses persidangan sudah sesuai dengan mekanisme dan aturan dalam Tata Tertib DPR. Marzuki sendiri mengklaim bahwa dirinya tidak melakukan tindakan deadlock. Dia berasumsi bahwa agenda persidangan hari ini sudah usai. Dengan begitu, dia berkesimpulan bahwa tidak ada tindakan deadlock atau sidang tidak menemui jalan buntu, melainkan sudah selesai. Sementara di balik riuhnya hujan interupsi yang mewarnai proses persidangan di parlemen, situasi yang tidak jauh berbeda juga terjadi di luar gedung DPR. Elemen mahasiswa, LSM, dan kalangan masyarakat dari berbagai lapisan juga menghadapi bentuk perlawanan yang sama dari kalangan aparat keamanan. Penanganan kepolisian yang terkesan berlebihan dalam mengawal perjalanan aksi para demonstran semakin mengukuhkan bahwa saat ini institusi pemerintahan dan seluruh elemennya sedang menghadapi kegalauan yang luar biasa. Sesungguhnya, dari rangkaian proses demi proses yang dilalui Panitia Khusus Angket Bank Century, menjadi sangat gampang ditebak bahwa penyelesaian kasus Bank Century akan menghadapi sejumlah persoalan. Sekalipun mayoritas suara di parlemen mengalamatkan kesalahan pada proses pencairan dana talangan Bank Century, pemerintah tidak akan legawa menerima pandangan ini. Apalagi pihak-pihak yang dulu menjadi pengambil kebijakan dalam kasus yang menelan uang negara Rp 6,7 triliun itu kini berada dalam pusaran kekuasaan. Intinya, pembongkaran kasus ini akan langsung menyentuh episentrum kekuasaan. Sekalipun tidak bisa disimpulkan bahwa pengungkapan kasus ini tidak bisa dipersamakan dengan upaya menggugat legitimasi dan keabsahan pemerintah saat ini, pihak lain justru meresponsnya secara berlebihan. Pola perpolitikan semacam ini jelas semakin menguatkan kesan bahwa sesungguhnya pembangunan politik di tanah air sampai saat ini masih begitu runyam dan amburadul. Catatan historis bangsa ini juga mengindikasikan bahwa belum ada satu pun atau sekelompok elite politik yang menempatkan politik sebagai sarana memperjuangkan kepentingan publik. Rakyat hanya akan disanjung dan dipuja pada saat pemilu. Selebihnya, rakyat akan ditendang, bahkan digilas oleh kepentingan ideologi yang sesungguhnya telah dirancang di balik

basa-basi politik. Berbagai manuver dan siasat yang dibangun kemudian dibalut dan dibungkus rapi dengan kemuliaan dan keagungan ajaran agama dan atas nama rakyat. Tetapi, sesungguhnnya, yang ada hanyalah kenafian belaka. Sikap yang kurang lebih sama runyamnya kini disuguhkan kepada publik. Berbagai dagelan politik dipertontonkan yang tidak jarang membuat hati terasa tersayat, miris, dan akhirnya muak dengan agenda politik yang penuh dengan tipu muslihat. Pengungkapan kasus bailout Bank Century yang sedari awal dicurigai publik sebagai jalan panjang tanpa makna, tampaknya, akan menjadi kenyataan. Kesalahan fatal yang telah dilakukan para pengambil kebijakan bailout Bank Century seolah sedang diperjuangkan untuk ditutupi kebobrokannya. Buntu dengan isu reshuffle yang tidak mampu menyurutkan suarasuara lantang di parlemen, pemerintah pun menggelar road show politik dengan melobi pimpinan parpol. Namun, lagi-lagi lobi politik yang digulirkan juga menemui nasib yang sama buruknya. Tidak hanya itu, menjelang masa pembacaan kesimpulan fraksi di DPR, sejumlah staf ahli presiden juga keluyuran untuk merangkul para petinggi parpol dan tokoh masyarakat. Namun, hingga digelarnya sidang paripurna pertama dan, hasilnya tetap saja nihil. Lagi-lagi pemerintah tidak siap menerima buah tindakan konyol yang pernah dilakukan. Setelah semua upaya dan lobi politik gagal membuahkan hasil, kini menggelinding tindakan-tindakan otoriter yang dipertontonkan ketua dewan. Kegagalan lobi politik yang digulirkan para penggawa istana ternyata tidak menyurutkan niat pemerintah untuk membungkus aib yang sesungguhnya sudah tercium publik. Justru pemerintah berupaya membangun model kesuksesan dengan gaya low politic. Politik yang hanya berorientasi pada pembentengan kekuasaan (entrenchment) semata dan mengabaikan kepentingan publik. Sementara mayoritas anggota pansus sampai saat ini masih konsisten dan bersikukuh memainkan high politic dengan mengedepankan kepentingan publik.[7] Dikatakan Kalla, kasus Bank Century ini mengoyak rasa keadilan masyarakat sehingga masyarakat menjadi marah yang dampaknya terjadi penurunan kepercayaan kepada pemerintah.Akumulasi kemarahan masyarakat yang sudah bertumpuk, katanya, bisa berakibat fatal. Kalla mengingatkan, peristiwa perubahan kepemimpinan pada 1998 dari pemerintahan orde baru menjadi reformasi merupakan puncak dari akumulasi kemarahan masyarakat yang bertumpuk. Menurut dia, saat itu terjadi dua persoalan

utama yakni rasa keadilan dan rasa kemakmuran masyarakat terkoyak.[8] B. Putusan Hukuman Kasus Bank Century Kesimpulan Sidang paripurna DPR Tentang Skandal Century Panitia Hak Angket DPR untuk Kasus Bank Century menyimpulkan bahwa kebijakan akuisisi dan merger tiga bank, yakni CIC, Dampac, melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuisisi ini pun syarat dengan penipuan, pencucian uang yang dilakukan pemilik dan pengurus bank. "Permasalahan Bank Century telah muncul sejak proses akuisisi merger Bank CIC, Bank PICCO dan Bank Dampac, yang tidak dilaksanakan menurut peraturan-peraturan yang berlaku." demisemakin awal kesimpulan Pansus Hak Angket DPR untuk Kasus Bank Century yang dibacakan ketuanya, Idrus Marham. Bahkan, Pansus menilai proses akuisisi dan merger itu telah melanggar peraturan perundang-undangan, syarat penipuan dan praktik pencucian uang oleh pemilik, pengurus dan pejabat bank. Praktik penipuan dan pencucian uang yang dilakukan manajemen Bank Century, dilakukan secara terus menerus ini terjadi, akibat lemahnya pengawasan otoritas Bank Indonesia. Pihak BI pun dinilai tidak tegas dalam menindak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan manajemen Bank Century. Bahkan, BI justru memberikan kebijakan yang berlebihan terhadap proses akuisisi merger Bank Century. Padahal, pemilik bank jelas-jelas tidak melaksanakan komitmen-komitmen-nya. Dalam kesimpulan Pansus ini, sebagian besar fraksi yang ada menyatakan beberapa pejabat perbankan dan institusi lainnya yang diduga bertanggung-jawab atas semua pelanggaran dalam kasus Bank Century. Nama mantan Gubernur BI yang kini Wakil Presiden, Boediono, dan mantan Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang kini Menteri Keuangan, Sri Mulyani, termasuk pejabat yang dianggap paling bertanggung-jawab. Selain sejumlah pejabat perbankan, juga disebutkan pihak-pihak lain dari pemilik dan manajemen Bank Century. Pansus merekomendasikan agar semua pihak yang diduga bertanggung-jawab ditindak lanjuti oleh aparat penegak hukum, dalam hal ini Polri dan Komisi Pemberantasan Korupsi[9] Demi menjaga stabilitas ekonomi, kriminal atau tidak, bobrok ngga bobrok, Bank Century ini harus diselamatkan at all cost. Dana talangan yang dikucurkan pemerintah dan BI, Sri Mulyani dan Boediono terus naik mencapai Rp 6,3 Trilyun. Digelontorkan sejak 23 November 2008. Dasarnya karena masalahnya membesar dan pemerintah harus menambah suntikan dana (Perppu

1.

2.

Nomor 4 Tahun 2008 tentang Jaring Pengaman Sistem Keuangan). Kalau ini tidak dilakukan, kerugian yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi akan jauh lebih masif. 3. Alasan utama bail-out Bank Century, versi Pemerintah dan BI : Bail out harus dilakukan karena bisa secara sistemik merembet dan mengguncang ekonomi nasional, melalui : a. Terganggunya sistem pembayaran nasional, b. guncangan pada stabilitas pasar uang, nilai rupiah, dan menurunnya cadangan devisa, c. merembet ke bank-bank lain, d. pelarian besar-besaran modal ke luar negeri, e. masuk ke sektor riil, f. dan akhirnya, faktor psikologis masyarakat dan pasar yang tidak rasional, terutama saat krisis global, membuat ini bisa mengguncang ekonomi Indonesia secara umum, g. Indonesia bisa masuk jurang krisis ekonomi jilid II b. Untuk menyelamatkan Bank Century, BI juga merubah aturan syarat kecukupan modal (CAR), dari 8% menjadi 0%. Perubahan peraturan termasuk juga memungkinkan deposan-deposan besar diatas Rp 2 milyar yang sebelumnya tidak dijamin, bisa mendapatkan uangnya kembali. c. Pendapat Kontra Bail-out : a. Bank Century terlalu kecil untuk bisa mempengaruhi sistem keuangan dan ekonomi Indonesia secara umum. Aset Century cuma 0,05 persen dari total aset perbankan Indonesia. b. Bank Century diselamatkan bukan karena faktor sistemik, tapi konspirasi sementara pejabat BI untuk menyelamatkan deposan besar, seperti Budi Sampoerna dengan simpanan Rp 2 Trilyun (diantaranya pendapat ICW). c. Para deposan besar ini diantaranya adalah penyumbang kampanye SBY (status : rumor, belum ada bukti, dan buku Gurita Cikeas). d. Kekacauan Bank Century awalnya adalah kelemahan Bank Indonesia dalam mengawasi bank nakal. BI harus bertanggung jawab. Para tokoh kontra bail out : Kwik Semakin Gie, Anwar Nasution (Ketua BPK), mantan Wapres Jusuf Kalla, Amien Rais, ekonom Imam Sugema, dll. 4. KPK meminta BPK yang dipimpin Anwar Nasution mengaudit Bank Century. KPK dan Anwar Nasution percaya ada indikasi korupsi dalam penyelamatan Bank Century. KPK juga menyadap salah satu petinggi Polri. 5. Dua logika berlawanan yang bisa terjadi. a. Bank Century tidak perlu diselamatkan, karena Indonesia tidak krisis. b. Indonesia berhasil tidak masuk krisis, justru karena Century diselamatkan.

6.

Faktanya adalah saat itu adalah awal mula krisis global di negara maju yang bisa merembet ke Indonesia, dan banyak orang kaya di Indonesia yang jelas grogi dengan keamanan uangnya di Indonesia. Alasan riil Angket Bank Century oleh DPR bisa ada 3 : a. DPR ingin memperjuangkan rakyat. b. Pihak-pihak di DPR ingin main politik, baik itu untuk menjatuhkan pemerintah, merebut kemenangan di Pemilu berikutnya, maupun untuk semata-mata meningkatkan daya tawar politik. c. Lupa masih banyak urusan lain yang lebih kritis, seperti tingkatpengangguran yang terus bertambah dan daya saing nasional Indonesia yang makin menurun.[10] Banyak pihak yang menilai bahwa sebenarnya Bank Century tidak pantas mendapat bailout. Beberapa alasan tersebut didasari oleh fakta bahwa Bank Century adalah bank menengah kebawah yang tidak akan menimbulkan resiko sistemik bila terjadi kebangkrutan. Pada waktu itu, total aset bank tersebut adalah sekitar Rp 15 triliun, tak lebih dari 0,75 persen dari total aset perbankan. Jumlah nasabah yang 65 ribu orang itu hanya sekitar 0,1 persen dari total nasabah perbankan dan hanya memilki sekitar 65 cabang. Yang kedua adalah karena kewajiban antar banknya hanya sekitar Rp750 milyar sehingga bila bank ini bangkrut tidak akan terlalu mempengaruhi bank lain secara langsung. Alasan ketiga adalah karena pada dasarnya bank ini bukanlah bank yang sehat(akan dibahas setelah ini).Beberapa pakar menyebutkan bahwa Bank Century di-bailout karena terkait masalah politis namun kita tidak akan membahas mengenai hal itu. Persoalan yang lebih jelas adalah resiko sistemik yang terkandung dalam kasus Bank Century ini. Resiko sistemik adalah resiko terjadinya multiplier-effect dari ditutupnya sebuah bank terhadap hancurnya bank-bank lain. Darmin Nasution mengatakan, Bank Century diselamatkan karena jika dibiarkan mati, dikhawatirkan menyebabkan 23 bank lainnya juga bermasalah akibat di-rush nasabahnya. Ke-23 bank tersebut merupakan bank-bank yang selevel dan memiliki hubungan bisnis dengan Bank Century. Di tengah krisis keuangan, kebangkrutan sebuah bank bisa merembet cepat ke bank lain yang selevel. Hal ini bisa kita analisis bahwa akan timbul sistemik risk secara direct dan indirect. Resiko secara langsung terjadi karena Bank Century memiliki hubungan bisnis dengan bank lain sehingga bila bank ini bankrut tentu akan mempengaruhi bank lain dan berpotensi terjadi kebangkrutan berantaui Resiko secara tidak langsung terjadi karena bila suatu bank bangkrut maka akan berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Hilangnya kepercayaan ini akan beresiko menimbulkan rush terhadap banyak bank yang

walaupun tidak memiliki hubungan langsung dengan Century akan ikut terkena dampaknya karena memiliki level bank yang hampir sama. Hal ini juga diperparah karena cadangan uang LPS hanya sekitar Rp18 triliun sedangkan kewajiban penjaminan pada masa itu sekitar 500-600 triliun rupiah sehingga tentu saja kepercayaan nasabah akan penjaminan LPS akan dipertanyakan. Masih belum cukup parah, kondisi perekonomian dunia yang sedang terguncang oleh krisis dan banyaknya uang yang ter-repatriasi kembali ke Amerika Serikat akan cukup menjadikan jajaran pengambil kebijakan ekonomi Indonesia merinding ketakutan bila ternyata resiko sistemik ini benar-benar terjadi. Dari dua analisis data diatas dapat kita ambil bahwa keputusan bailout Century berada pada posisi diantara fakta yang kurang mendukung adanya bailout dan resiko sistemik yang sangat besar jika tidak adanya bailout. Namun sampai pada titik ini, kami mendukung adanya bailout karena. Pertama, alasan sistemik diatas, pada kondisi biasa mungkin memang hanya bank dengan criteria 10 terbesar saja yang dapat menimbulkan resiko sistemik, namun pada kondisi ekonomi global seperti saat itu pendapat ini perlu dikaji ulang. Kedua, walaupun memiliki size yang menengah kebawah, kasus Bank Century ini mendapat porsi yang sangat besar dalam pemberitaan media. Perlu diingat bahwa pengaruh media di Indonesia sangatlah besar dalam menentukan suatu pilihan keputusan masyarakat umum. Ketiga, tipikal masyarakat Indonesia adalah tipe masyarakat yang latah terhadap suatu fenomena. Rush terhadap satu bank akan memicu rush-rush di bank lain. Selain itu rata-rata masyarakat Indonesia masih cukup awam mengenai permasalahan keuangan seperti ini. Walaupun kami yakin bahwa nasabah yang memiliki pengetahuan memadai tidak akan melakukan rush namun nasabah lain belum tentu demikian. Menurut kami, bailout untuk Century adalah harga mati dikarenakan alasan di atas namun perkara lain bila kita melihat fakta dan data berikut: Bank yang tidak sehat Banyak pihak yang mengatakan bahwa musibah ini terjadi karena pada awalnya bank Century merupakan bank yang tidak sehat. Beberapa indikasi ketidaksehatan bank Century dapat kita lihat pada sejarah laporan keuangan bank tersebut. Pada tahun 2003 dan 2004, bank century menduduki posisi NPL(Non Performing Loan) terburuk yaitu 19,77%(2003) dan 13,37%(2004) ,meskipun pada tahun-tahun berikutnya NPL Century membaik. Pada tahun 2004, Bank Century membukukan tingkat CAR terendah diantara bank-bank lain yaitu 9,44.Pada tahun 2005, CAR century justru menurun hingga 8,08%, pada tahun 2006 mengalami peningkatan hingga 11,38% namun tetap merupakan CAR terendah diantara bank-bank

lain. Pada tahun 2005,2006,dan 2007, Bank Century juga membukukan tingkat LDR(Loan to Deposit Ratio) terendah yaitu masing-masing hanya 23,84%,21,35%, dan 36,39% (sumber: laporan keuangan perbankan 2003-2007). Memang ratio-ratio di atas masih dalam batas wajar karena menurut standar NPL (Non Performing Loan) di bawah 5%, LDR (Loan to Deposit Ratio) berkisar 77%, dan CAR (Capital Adequacy Ratio) di atas 8%, Bank Century tidak membukukan indikator yang cukup berbahaya pada tahun 2003-2007, namun perlu ditekankan bahwa secara rata-rata kinerja Bank Century yang tercermin pada laporan keuangannya merupakan salah satu yang terburuk diantara bank-bank lain di Indonesia. Indikator lain tercermin dalam kebijakan investasi Bank Century yang dapat kita lihat dari cuplikan artikel berikut :Sejak 2005 Bank Century ini sangat aktif berinvestasi di surat berharga (efek). Pada 2007, portofolio efek melebihi penyaluran kredit dengan rasio antara keduanya sekitar 140% (Rp4,4 triliun berbanding dengan Rp3,1 triliun, per September 2007).Pada September 2008, angka itu menurun menjadi 75%. Tidak heran kemudian Century membukukan LDR kurang dari 50%, sementara ratarata LDR bank umum telah mencapai sekitar 70%. Lebih dari 90% dari total efek dicatat sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, sehingga sangat rentan mendatangkan risiko likuiditas bagi bank. Belakangan diketahui, banyak di antaranya tidak terbayar (default) pada saat jatuh tempo, sehingga menim-bulkan kerugian besar; CAR Century menjadi negatif. [11] C. Hukuman yang Diberikan Sebelumnya ada beberapa hal yang harus diluruskan mengenai dana Rp6,76 triliun ini. Banyak orang yang mengatakan bahwa ini adalah kerugian Negara. Perlu diperjelas bahwa dana Rp6,76 triliun ini adalah bukan dana APBN namun adalah dana dari LPS, lalu dari manakah dana LPS ini? LPS adalah Lembaga Penjamin Simpanan yang didirikan oleh negara, Aset LPS per 2007 tercatat sebesar Rp 10,29 triliun, modal Rp 8,6 triliun. Pengumpulan premi sejak berdiri mencapai Rp 13,9 triliun dan kekayaan LPS per 31 Juli 2009 sebesar Rp18 triliun. Secara mudahnya LPS adalah lembaga asuransi bank-bank yang ada di Indonesia, dimana setiap bank wajib menyetor sejumlah premi asuransi kepada LPS(peraturan diatur oleh BI) dan LPS akan memberikan bantuan dana kepada bank yang mengalami masalah sesuai peraturan yang berlaku(Perpu PJSK,LPS,dsb). Menurut kasus yang terjadi, ternyata jenis bantuan ini dibedakan menjadi dua, yaitu dana bailout dan dana penjaminan simpanan. Dana bailout adalah dana yang digunakan untuk kembali menyehatkan bank tersebut dengan cara salah satunya yaitu mengembalikan rasio kecukupan

modal(CAR) ke titik aman dengan jalan memberikan suntikan dana segar berupa pembelian saham bank tersebut. CAR dipakai sebagai tolak ukur kemampuan bank dalam menyediakan uang cash kepada nasabah yang ingin menarik uangnya dimana erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank. Sedangkan dana penjaminan simpanan adalah dana nasabah yang dijamin oleh LPS ketika bank tersebut mengalami kolaps yaitu sebesar 100jt/nasabah(tahun 2008,kini dijamin sebesar 2milyar/nasabah). Setelah mendapat dana bantuan tersebut, berdasarkan UU LPS, LPS akan menjual (divestasi) seluruh saham Bank Century paling lama tiga tahun dan dapat diperpanjang dua kali masing-masing satu tahun. Seluruh hasil penjualan saham bank nantinya akan menjadi hak LPS, mengingat ekuitas Bank Century pada saat diserahkan kepada LPS (21 November 2008) negatif Rp6,778 triliun. Dengan ekuitas yang sekarang mencapai Rp 500 miliar, saat dijual tiga tahun lagi diperkirakan hanya menjadi Rp 1,5 triliun-Rp 2 triliun (berdasarkan Dradjad H Wibowo). Menurut perkiraaan tersebut LPS akan berpotensi menanggung kerugian sebesar Rp4,7triliun lebih. Dalam kasus ini kerugian memang tidak dialami oleh negara secara langsung(dalam hal ini APBN) karena potensi kerugian hanya dialami oleh LPS. Namun mengingat LPS adalah lembaga yang didirikan oleh negara dan sebagian besar uangnya adalah merupakan premi dari tiap bank yang tentu saja bank menghimpun dananya dari nasabah yang notabene masyarakat. Hal ini secara indirect berpotensi merugikan masyarakat dan negara.[12] Skandal terbaru terkait berita kasus Bank Century, Ada Kedekatan Antara NII dengan Pemilik Bank Century, Jaringan Negara Islam Indonesia (NII) diduga memiliki hubungan dengan Robert Tantular, pemilik Bank Century. Disebut-sebut pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaitun Panji Gumilang pernah menanamkan investasinya sebesar Rp 250 miliar di bank bermasalah tersebut. Kedekatan antara Panji dan Robert dimulai dari aktivitas Panji yang sering dakwah bolak-balik ke Sabah, Malaysia. Sholahudin mencatat kedekatan Panji dan Robert dimulai dari aktivitas Panji yang sering dakwah bolak-balik ke Sabah, Malaysia. "Setiap pulang dari Sabah, dia sering menukar duit di money changer CIC yang dikelola oleh tantenya Robert Tantular.[13] Dampak Skandal Bank Century Tanggal 2 Maret Golkar, PPP dan PKS bersama partai-partai oposisi untuk memilih Opsi C, bahwa ada korupsi konten dalam kebijakan pemerintah untuk Bank Century yang aman;

Parlemen mengirim surat ke Presiden SBY merekomendasikan Boediono dan Sri Mulyani akan non-aktif, tapi itu ditolak oleh SBY melalui Menteri Koordinator Bidang Politik. 5 Mei Sri Mulyani mengundurkan diri dari kabinet karena intrictpolitik. [14]

BAB III PENUTUP Kesimpulan: Ternyata masalah sesungguhnya dari Bank Century baru muncul ketika dana bailout mulai bergulir dan kejanggalan dalam neracanya mulai terungkap. Kelemahan manajemen mulai ramai setelah kekacauan reksadana Antaboga Deltasekuritas yang dikeluarkan Bank Century. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa sebenarnya bailout untuk Century memang diperlukan namun dibalik itu ternyata banyak fakta bahwa kinerja dan tata kelola Century yang sangat buruk. Sebuah ironi memang, ketika kita terpaksa menolong orang jahat agar tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi orang banyak. Namun yang lebih penting adalah bagaimana kita mengambil hikmah dan pelajaran dari peristiwa ini. UU PJSK yang mampu melindungi perbankan harus diimbangi dengan pengawasan dan tindakan tegas bagi pelanggar peraturan BI. Saran Dalam menghadapi kasus bank Cemtury perlunnya kerjasama dengan baik antara pemerrintah, DPR-RI dan Bank Indonesia. Pemerintah harus bertanggung jawab kepada nasabah Bank Century agar bisa uangnyya dicairkan. Harusnya ada trasparansi public dalam menyelesaikan kasus Bank century sehingga tidak terjadi korupsi Audit infestasi BPK harus dilakukan dengan tuntas dan dibantu oleh Polri, kejaksaan, Pemerintah Bank Indonesia.

Source: [1] Budi Santoso Wibowo, Makalah Pergerakan Harga Saham (IHSG) Sebelum dan Sesudah Kasus Bank Century http://budisantosowibowo.blogspot.com/2010/04/makalahpergerakan-harga-saham-ihsg.html, 7 Mei 2011 [2] Suhartono, Kalla: Boediono Tak Berani Tangkap Pemilik Bank Century,http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2009/08/31/152354 10/kalla.boediono.tak.berani.tangkap.pemilik.bank.century, 7 Mei 2011 [3] Novi Christiastuti Adiputri Polisi Juga Bidik 5 Perusahaan Lain Terkait L/C Century http://hileud.com/hileudnews?title=Polisi+Juga+Bidik+5 +Perusahaan+Lain+Terkait+L%2FC+Centurydanid=5650,2 Mei 2011 [4] Kompas.com, BI Kejar Pemilik Bank Century,http://nasional.kompas.com/read/2008/11/23/23325138/bi. kejar.pemilik.bank.century, 7 Mei 2011 [5] Muslimah Blog, Korban Bank Century, http://www.muslimah.web.id/korban-bank-century, 4 mei 2011 [6]Sapere Aude, Sidang paripurna untuk kasus Bank Century, kisruh; http://beranitahu.blogspot.com/2010/03/sidang-paripurna-untukkasus-bank.html, 4 mei 2011 [7] Janpatar Simamora, Pembelaan Membabi Buta , http://www.equator-news.com/ragam-warna/pemikirananda/pembelaan-membabi-buta, 4 mei 2011 [8] Republika, Perbankan : Dinamika Century Gate,http://jakarta45.wordpress.com/2010/01/08/perbanka n-dinamika-century-gate/, 2 Mei 2011 [9] Kesimpulan Sidang paripurna DPR Tentang Skandal Century,http://pemudaindonesiabaru.blogspot.com/2010/03/kesimpu lan-sidang-paripurna-dpr-tentang.html, 4 mei 2011 [10]WordPress, Awal Mula Kasus Century, http://awalmula.com/awal-mula-kasuscentury.html, 2 Mei 2011 [11] Adie Cahyana, Ada Apa Dengan Century??? Benarkah Seperti Ini ???,http://zadandunia.blogspot.com/2010/12/ada-apa-dengancentury-benarkah-seperti.html, 7 Mei 2011 [12] Adie Cahyana, Ada Apa Dengan Century??? Benarkah Seperti Ini ???,http://zadandunia.blogspot.com/2010/12/ada-apa-dengancentury-benarkah-seperti.html, 7 Mei 2011 [13]Suara Merdeka, Ada Kedekatan Antara NII dengan Pemilik Bank Century

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/04/30/84396 /Ada-Kedekatan-Antara-NII-dengan-Pemilik-Bank-Century, 7 Mei 2011 [14] Ikrar Nusa Bhakti Indonesia 'S Politik Domestik 2010 Dan Trend Di 2011: Kebangkitan Dari Dan Demokrasi Collutive Korupsi?http://translate.google.co.id/translate?hl=iddanlangpai r=en|iddanu=http://web1.iseas.edu.sg/wpcontent/uploads/2011/01/ikrar-nusa-bhakti.ppt , 2 Mei 2011

You might also like