You are on page 1of 67

JARINGAN DISTRIBUSI Tujuan Instruksional : Setelah mempelajari bab ini,mahasiswa diharapkan dapat : Menjelaskan bagian-bagian dari system distribusi

si tenaga listrik. Mengidentifikasi system distribusi tiga fasa dan satu fasa pada saluran udara tegangan menengah dan tegangan rendah,saluran kabel tanah tegangan menengah dan tegangan rendah, jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah. Menjelaskan konfigurasi sistem jaringan distribusi pada jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder. Menyebutkan bagian-bagian dari sistem cubicle pada jaringan distribusi tegangan menengah. I.I Pendahuluan Sistem distribusi tenaga listrik adalah bagian dari suatu proses sistem tenaga listrik yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga tahap,yaitu : 1. Proses produksi di pusat pembangkit tenaga listrik. 2. Proses penyaluran daya dengan tegangan tinggi yang disalurkan dari pusat pembangkit ke gardu listrik. 3. Proses pendistribusian tenaga listrik dengan tegangan menengah dan tegangan rendah gardu induk ke pemakai atau konsumen. Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat Listrik seperti PLTA,PLTU,PLTG.PLTP,PLTD dan PLTN, kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan ( Step Up Transformer ) yanga ada di Pusat Listrik. Saluran transmisi tegangan tegangan tinggi kebanyakan mempunyai tegangan 6 kV, 150 kV dan 500 kV. Khusus untuk tegangan 500 kV dalam praktek saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi. Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa kabel tanah. Karena saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan kabel tanah, maka saluran

transmisi kebanyakan berupa saluran udara. Kerugian dari saluran udara adalah mudah terganggu, misalnya karena tersambar petir, kejatuhan pohon dan lain-lain. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi maka sampailah tenaga listrik di gardu listrik ( GI ) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan ( Step Down Transformer ) menjadi tegangan distribusi primeratau yang juga disebut sebagai jaringan Tegangan Menengah ( JTM ). Jaringan tegangan menengah yang digunakan adalah 20 kV,12 kV, dan 6 kV. Kecenderungan saat ini menunjukkan bahwa jaringan tegangan menengah yang berkembang adalah 20 kV. Jaringan Setelah keluar dari GI pada umumnya disebut jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara Pusat Listrik dengan GI pada umumnya disebut jaringan transmisi. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan tegangan menengah, maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380/220 V atau 220/127 V, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah ( JTR ) untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan ( konsumen ) melalui sambungan rumah. Proses penyampaian tenaga listrik secara keseluruhan ditunjukkan dalam gambar 1.1

Gambar 1.1 Bagan Proses Penyampaian Tenaga Listrik Kepada Pelanggan

Pada gambar tersebut diperlihatkan bahwa untuk beban industri dicatu langsung dari Gardu Induk dengan menggunakan kabel tanah. Walaupun saluran tenaga listrik dengan menggunakan saluran udara lebih murah dibandingkan dengan saluran kabel tanah, namun kegiatan industri pada umumnya menggunakan peralatan yang besar misalnya crane sehingga saluran udara menjadi tidak efektif. Pelanggan-pelanggan yang mempunyai daya tersambung besar tidak dapat disambung melalui jaringan tegangan rendah melainkan disambung langsung pada jaringan tegangan menengah bahkan ada pula yang disambung pada jaringan transmisi tinggi, tergantung besarnya daya tersambung.

1.2 Sistem Jaringan Distribusi Pengertian dari system jaringan distribusi adalah bagian dari suatu system tenaga listrik antara gardu induk,jaringan distribusi primer, gardu distribusi, jaringan distribusi sekunder, dan sampai dengan pelayanan kepada konsumen. Berikut adalah diagram satu garis suatu sistem jaringan distribusi, seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.2.

Gambar 1.2 Diagram satu Garis Sistem Jaringan Distribusi

1.2.1. Gardu Induk Gardu Induk ( GI ) pada prinsipnya adalah suatu instalasi yang merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang terdiri dari susunan sejumlah peralatan listrik yang menempati daerah tertentu dan berfungsi menerima dan menyalurkan daya dalam berbagai saluran serta menjamin keandalan sistem tenaga listrik. Gardu Induk juga berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tegangan . Gardu Induk ( GI ) berfungsi sebagai tempat untuk merubah tegangan transmisi (tegangan tinggi termasuk tegangan ekstra tinggi) menjadi tegangan distribusi primer (tegangan menengah). Pada suatu gardu induk distribusi biasanya berisi beberapa peralatan seperti transformator daya, transformator arus, transformator tegangan, transformator kapasitor tegangan (Capacitor voltage transformator), pemutus tenaga ( PMT ) atau circuit breaker, saklar pemisah ( disconnecting switch, DS ), penangkap petir ( Lightning arsters ), dan peralatan lainnya. Berikut menunjukkan suatu bentuk gardu induk ( GI ) seperti yang diperlihatkan pada gambar 1.3.

Gambar 1.3 Bentuk Gardu Induk

1.2.2 Jaringan Distribusi Primer Bagian dari sistem tenaga listrik yang terletak antara Gardu Induk Distribusi (distribution substation) dan Gardu Distribusi (distribution transformers) disebut sistem distribusi primer atau jaringan distribusi primer. Sistem jaringan distribusi primer (primary distribution feeders) berisi beberapa feeder, yaitu feeder utama yang biasanya adalah saluran tiga fasa empat kawat, dan feeder lateral yang biasanya saluran satu fasa atau saluran tiga fasa yang di-tap dari feeder utama, dan sublateral yang di-tap dari lateral.. Pada umumnya feeder lateral dan sublateral dilokasikan untuk daerah tempat tinggal dan pedesaan yang menggunakan saluran satu fasa yang terdiri dari satu hantaran fasa dan satu hantaran netral, serta menggunakan trafo distribusi satu fasayang dihubungkan antara hantaran fasa dan netral. Pada jaringan diberi peralatan proteksi jaringan seperti fuse cut out, sectionalizer dan recloser yang berfungsi untuk mengamankan jaringan distribusi jika terjadi gangguan. Untuk beban besar dan padat di daerah perkotaan biasanya menggunakan saluran kabel tanah (Underground) dengan tiga fasa kabel penghantar susunan radial. Saluran kabel tanah tidak terpengaruh oleh cuaca buruk , seperti taufan,hujan angin, dan bahaya petir. Selain itu pula saluran kabel tanah estetis, karena tidak mengganggu pandangan, sehingga untuk daerah perkotaan sistem ini lebih disukai. Namun saluran kabel tanah memerlukan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan saluran udara, dan bila terjadi gangguan pada sistem, maka akan lebih sulit secara operasional dalam pendeteksiannya. Berikut adalah diagram satu garis jaringan distribusi primer seperti diperlihatkan pada gambar 1.4.

Gambar 1.4 Diagram Satu Garis Sistem Jaringan Distribusi Primer

Ada beberapa macam konfigurasi sistem jaringan distribusi primer, yaitu : 1. Sistem radial Sistem radial adalah suatu sistem jaringan di mana pada feeder utama dibuat beberapa buah lateral dan sublateral yang masing-masing melayani transformator distribusi.

Gambar 1.5 Konfigurasi Sistem Radial

Pada gambar 1.5 tersebut menunjukkan konfigurasi sistem radial yang paling sederhana Feeder utama adalah saluran tiga fasa dengan tiga atau empat kawat, sedangkan feeder lateral dan sublateral saluran tiga fasa atau satu fasa.

Sedangkan pada gambar 1.6 menunjukkan suatua modifikasi dari konfigurasi radial dengan tie dan sechtionalizing switch. Sistem ini untuk meningkatkan pelayanan ke konsumen. Apabila terjadi ganguan pada salah satu seksi, maka akan dapat dipisahkanoleh pembukaan switch.

Gambar 1.6 Konfigurasi sistem Radial dengan Tie dan Sechtionalizing Switch

Pada gambar 1.7 menunjukkan bentuk lain dari konfigurasi sistem radial yang dilenkapi dengan express feeder dan backfeed. Bagian dari feeder antara gardu induk dan pusat beban disebut sebagai express feeder atau feeder cadangan, dan tanpa menggunakan lateral, tetapi antara pusat beban kea rah gardu induk dilengkapi dengan backfeed.

Gambar 1.7 Konfigurasi Sistem Radial dengan express feeder dan backfeed

Gambar 1.8 berikut menunjukkan konfigurasi sistem feeder fasa, masing-masing fasa dari ketiga feeder fasa tersebut melayani daerah tertentu.

Gambar 1.8 Konfigurasi Sistem Radial Fasa

2. Sistem loop Sistem loop adalah suatu sistem jaringan bentuk tertutup antara feeder beban dan feeder bus. Sistem tersebut dapat difungsikan dengan menggunakan loop tei

disconnect switch atau dengan breaker normally open atau breaker normally closed. Pada gambar 1.9 berikut menunjukkan konfigurasi sistem tersebut.

Gambar 1.9 Konfigurasi Sistem Loop

3. Sistem network Sistem network adalah suatu sistem jaringan interkoneksi di mana feeder disuplai oleh sejumlah gardu induk. Suatu feeder konfigurasi radial dapat di-tap dari feeder interkoneksi, dan juga diambil secara langsung dari gardu induk. Masing-masing tie feeder mempunyai circuit breaker untuk mengatasi gangguan. Sistem network dapat mensuplai beban dari beberapa arah. Keandalan pengaturan pelayanan dari sistem network jauh lebih tinggi daripada sistem radial dan loop. Tetapi dalam hal desain dan operasi lebih sulit. Pada gambar 1.10 menunjukkan suatu konfigurasi sistem network.

Gambar 1.10 Konfigurasi Sistem Network

4. Sistem tie lines Sistem tie lines adalah suatu sistem jaringan yang disuplai dengan dua gardu induk, dan berfungsi dapat meningkatkan pelayanan darurat saat penggantian dari satu Sistem ke sistem lainnya. Gambar 1.11 menunjukkan suatu konfigurasi sistem tie lines.

Gambar 1.11 konfigurasi Sistem Tie Lines

Sistem tie lines dalam hal pelayanan mengatasi gangguan mempunyai dua fungsi,yaitu : a. Meningkatkan pelayanan darurat untuk feeder. Jika terjadi gangguan pada salah satu feeder, maka dapat digantikan oleh feeder yang lain dengan waktu singkat, sehingga waktu lamanya gangguan ke konsumen dapat dikurangi b. Meningkatkan pelayanan darurat untuk gardu induk, sehingga jika terjadi gangguan pada salah satu gardu induk dapat di suplai oleh gardu induk yang lain.

1.2.3 Gardu Distribusi Gardu distribusi adalah suatu kelompok peralatan listrik yang terdiri dari satu atau lebih trafo distribusi lain dan dilengkapi perlatan penunjang, antara lain sebagai berikut : Pengaman sisi tegangan menengah Pengaman sisi tegangan rendah Peralatan switching Trafo Pengukuran Grounding Papan bagi tegangan rendah.

Gardu distribusi berfungsi mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen dengan cara menurunkan tegangan menengah ke tegangan rendah melalui trafo distribusi, dan tegangan ini yang selanjutnya dimanfaatkan oleh pelanggan untuk penerangan, industri dan lain-lain. Ada empat macam gardu distribusi yang umum dipakai, yaitu sebagai berikut : 1. Gardu Beton Yaitu gardu distribusi yang bangunannya secara keseluruhan terbuat dari beton. 2. Gardu Kios Yaitu gardu distribusi yang bangunannya terbuat dari metal dan instalasinya termasuk klas pasangan dalam

3.

Gardu Tiang Yaitu gardu distribusi di mana trafo distribusi serta instalasinya dipasang di atas tiang

4.

Gardu Portal Yaitu gardu distribusi yang seluruh instalasinya dipasang di atas tiang termasuk papan bagi sisi tegangan rendah.

Gardu konsumen besar di atas 1 MVA dilengkapi dengan komponen peralatan pemisah,pemutus tenaga,trafo arus,trafo tegangan yang ditampilkan dalam ruangan tertutup dari metal yang disebut sebagai cubicle atau gardu distribusi yang dilengkapi dengan panel listrik Penggunaan cubicle akan diperoleh manfaat keamanan dan kemudahan operasional serta mengurangi kebutuhan ruangan .Selain itu juga bersih dan terjaga dari gangguan binatang.Cubicle didalamnya: umumnya tipe pasangan dalam dan disebut menurut peralatan yang ada

1. Cubicle untuk saluran masuk(incoming cubicle) berisi pemisah atau Disconneting switch 2. Cubicle untuk saluran keluar(outgoing cubicle) berisi Load break switch atau air break switch 3. Cubicle pemutus tenaga beri si pemutus tenaga(PMT) dengan relay proteksinya.

Gambar 1.12 Bentuk Visual Cubicle 20 kV 1.2.4 Jaringan Distribusi Sekunder

Bagian dari sistem

tenaga listrik yang terletak antara sistem distribusi primer dan

pelayanan kepada konsumen disebut sistem distribusi sekunder atau jaringan distribusi sekunder. System tersebut berisi transformator step down,feeder utama sekunder,feeder lateral,dan pelayanan kepada konsumen.pada umumnya jaringan distribusi sekunder didesain dalam satu fasa untuk daerah tempat tingga, dan tiga fasa untuk daerah industry atau komersial dengan kepadatan beban tinggi. Ada beberapa macam konfigurasi system distribusi sekunder,yaitu sebgai berkut:

Sistem Radial Sistem radial adalah suatu system dengan feeder utama sekunder yang disuplai oleh sebuah trannsformator distribusi untuk melayani suatu grup konsumen.

Gambar 1.13 Konfigurasi system Radial

Pada gambar

1.13 tersebut menunjukkan diagram satu garis konfigurasi sistem radial.

Biasanya sistem radial melayani daerah tempat tinggal, pedesaan, dan penerangan komersial. 2. sistem bank Sistem sekunder bank atau banking of distribution transformers adalah suatu sistem jaringan dengan feeder utama sekunder yang disuplai oleh dua atau lebih transformator distribusi secara parallel dan diambil dari feeder primer yang sama. Sistem tersebut biasanya untuk melayani daerah tampat tinggal dan penerangan komersial. Adapun keuntungan dari banking transformator distribusi adalah:

Memperbaiki pengaturan tegangan Mengurangi kedip tegangan Memperbaiki kontinuitas pelayanan Memperbaiki fleksbilitas dalam menyesuaikan pertumbuhan beban

Pada gambar 1.14 dan 1.15 berikut menunjukkan dua macam metode dari sistem sekunder bank yang dibedakan oleh pemakaian peralatan fuse dan breaker.

Gambar 1.14 konfigurasi sistem sekunder bank dan fuse

Gambar 1.15 konfigurasi sistem sekunder bank dengan fuse dan breaker

3.

sistem network Sistem network adalah suatu system jaringan dengan feeder utama sekunder yang disuplai oleh transformator distribusi secara network dari dua atau lebih feeder primer. System tersebut diperlukan untuk beberapa pelayanan khusus seperti daerah bisnis, instalasi militer, rumah sakit, dimana tingkat keandalan dan kontinuitas pelayanan jauh lebih penting daripada pertimbangan biaya dan ekonomi . Sistem network bisanya untuk melayani daerah beban yang dibangun dengan sistem kabel tanah. Walapun sistem saluran udara secara ekonomis lebih baik daripada sistem saluran kabel tanah untuk kepadatan beban sedang, namun saluran kabel tanah mempunyai tingkat keandalan yang lebih tinggi.

Pada gambar 1.16 menunjukan diagram satu gais konfigurasi sistem network yang disuplai dari tiga buah feeder Primer.

Gambar 1.16 Konfigurasi sistem Network

4. Sistem spot network Sistem spot network adalah sutu sistem bentuk khusus dari sistem network dimana mempunyai dua atau lebih unit network yang dikumpul pada beberapa bus, sedangkan penyambungnya dengan cara di-tap. Penggunaan kapasitas transformer pada sistem spot network lebih baik darii pada sistem network untuk pembagian beban yang sama, karena pada sistem spot network jumlah

transformer dapat diatur sesuai kebutuhan. Berikut adalah konfigurasi sistem spot network seperti yang ditunjukan pada gambar 1.17 .

Gambar 1.17 Konfigurasi Sistem Spot Network

Soal soal : 1. Jelaskan pengertian dari distribusi tenaga listrik ! 2. Jelaskan pengertian dari sistem distribusi tenaga listrik ! 3. Sebutkan bagian bagian dari sistem jaringan distribusi tenaga listrik ! 4. Identifikasikan istilah-istilah berikut : a) Sistem distribusi 3, 20 kV,4 kawat b) SUTM 20 kV,SKTM 20 Kv c) SUTR 380/220 V d) JTM 3,20 kV,3 kawat e) JTR 3 ,380/220 V 5. Sebutkan dan jelaskan konfigurasi jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder ! 6. Sebutkan bagian-bagian dari sistem cubicle 20 kV !

GANGGUAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI Tujuan instruksional: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa di harapkan dapat : Menjelaskan sifat gangguan temporer dan gangguan permanen Menjelaskan komponen-komponen pemadaman listrik Menjelaskan variabel-variabel untuk menentukan ukuran dari pemadaman listrik

2.1 Tinjauan Umum Pada system jaringan yang menggunakan saluran udara terbuka dengan penghantar telanjang, maka gangguan dari system jaringan tersebut sulit dihindari. Penyebab gangguan jaringan tersebut lebih banyak dari luar, seperti pohon, binatang, petir dan juga akibat dari kegagalan peralatan sistemnya. 2.2 Sifat Gangguan Sifat gangguan yang terjadi pada suatu system jaringan distribusi pada umumnya dapat di klasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Gangguan Temporer Gangguan temorer dapat di katakana sebagai gangguan yang dapat teratasi atau terbebaskan dengan pemutusan saluran sesaat. Contoh dari gangguan temporer adalah yang di sebabkan oleh petir, ayunan penghantar dan kontak sesaat penghantar dan benda asing, misalnya dahan pohon, burung dan lain-lain. Apabila gangguan temporer ini tidak terbebaskan dengan segera, baik dengan sendirinya maupun dengan kerja peralatan proteksi, maka sifat gangguan dapat menjadi gangguan permanen. 2. Gangguan Permanen Gangguan permanen dapat di katakana sebagai gangguan yang tetap, tak tergantung kecepatan operasi peralatan pelindung atau jumlah waktu membuka atau menutupnya peralatan

tersebut. Contoh sifat gangguan permanen adalah putusnya penghantar karena tertimpa pohon atau terbakarnya penghantar karena busur api. Pada operasionalnya pada system distribusi saluran udara, maka sifat gangguan permanen lebih kecil di banding dengan sifat gangguan temporer, oleh sebab itu efisiensi penyaluran tenaga listrik dapat di capai dengan pemilihan dan penggunaan system proteksi yang tepat dan sesuai. 2.3 Pemadaman Listrik Pemadaman listrik adalah terhentinya pelayanan tenaga listrik kepada beberapa konsumen sebagai akibat dari terganggunya satu atau beberapa komponen system jaringan distribusi. Pemadaman listrik meliputi tiga komponen pemadaman, yaitu sebagai berikut: 1. Luas Area Pemadaman Luas area pemadaman adalah cakupan luas area yang mungkin mengalami pemadaman listrik pada setiap kejadian gangguan listrik di system jaringan yang mengakibatkan terputusnya penyaluran tenaga listrik ke beban. 2. Besar Daya Pemadaman Besar daya pemadaman adalah besarnya beban yang mengalami pemadaman listrik pada setiap kejadian gangguan listrik di jaringan yang mengakibatkan putusnya penyaluran tenaga listrik ke beban. 3. Lama Pemadaman Lama pemadaman adalah waktu yang di perlukan system operasi jaringan distribusi untuk menghidupkan kembali bagian jaringan distribusi yang mengalami pemadaman listrik, dari saat mulai terjadi pemadaman sampai normal seperti sebelum terjadi pemadaman.

Lama pemadaman di tentukan oleh beberapa variable, yaitu sebagai berikut:

1. Waktu Indikasi (WI) Waktu indikasi adalah waktu antara saat informasi terjadinya pemadaman sampai saat dapat di rasakan dan di ketahui operator jaringan distribusi. Waktu indikasi ini sangat di pengaruhi oleh: Teknologi komunikasi yang di gunakan Teknologi transformasi data dan informasi Kecepatan data dan informasi Validitas data dan informasi Jumlah data dan informasi Organisasi data dan informasi Bentuk serta sifat data dan informasi

Definisi data dan informasi 2. Waktu Penyajian Data (WPD) Waktu penyajian data adalah waktu antara saat datangnya informasi pemadaman sampai saat oprator menerima informasi pemadaman tersebut. Waktu penyajian data tersebut ditentukan oleh: Alat penyajian data yang di perlukan Sistem penyajian data Sistem organisasi dan manajemen operasi Sistem dan prosedur operasi

3. Waktu Analisa Data (WAD) Waktu Analisa Data adalah waktu yang di perlukan untuk mengolah data yang ada sampai di peroleh hasil analisa yang di kehendaki, sebagai solusi untuk mengatasi system jaringan distribusi pada saat keadaan pemadaman tersebut. Solusi tersebut berupa manipulasi jaringan distribusi yang di perlukan dalam rangka memanimalisasi pemadaman akibat gangguan. Waktu analisa data di tentukan oleh:

Kecepatan alat yang di gunakan untuk menganalisa data Kecanggihan system yang di gunakan

4. Waktu Manipulasi Gangguan (WMG) Waktu manipulasi ganggun adalah waktu yang di perlukan untuk memanipulasi sistem jaringan distribusi dari saat di peroleh hasil analisa data sampai dengan selesainya

manipulasi sistem jaringan distribusi yang di butuhkan, memanimalisasi pemadaman akibat gangguan. Waktu manipulasi gangguan di tentukan oleh: Akat yang di gunakan untuk memanipulasi jaringan Sistem dan prosedur manipulasi gangguan Sistem komunikasi yang digunakan Alat komunikasi yang di gunakan

5. Waktu Perbaikan Jaringan (WPJ) Waktu perbaikan jaringan adalah waktu yang di perlukan untuk memperbaiki bagian jaringan yang rusak akibat gangguan. Perbaikan jaringan yang rusak akibat gangguan ini sangat di perlukan untuk mengembalikan sisem jaringan ke keadaan semula. Manipulasi jaringan adalah merupakan upaya sementara yang diperlukan untuk mengatasi pemadaman, oleh karena itu jaringan dalam keadaan tersebut merupakan konfigurasi jaringan keadaan darurat. Waktu perbaikan jaringan akibat gangguan di tentukan oleh: Sistem dan prosedur perbaikan jaringan Peralata yang di gunakan Sistem komunikasi yang di gunakan

Kombinasi kehilangan daya penyaluran dan lamanya kehilangan daya tersebut , merupakan kerugian yang harus di tekan, seperti yang di perlihatkan pada persamaan berikut:

Kp = Dp x Lp .(2-1)

Di mana: Kp = Kerugian karena pemadaman (KWH) Dp = Besar daya pemadaman (KW) Lp = Lama pemadaman (H)

Soal-soal: 1. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat gangguan pada sistem distribusi saluran udara ! 2. Sebutkan dua macam factor yang dapat mempengaruhi kontinyuitas pelayanan tenaga listrik! 3. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen pemadaman listrik ! 4. sebutkan dan jelaskan variable-variabel yang dapat menentukan ukuran dari lama pemadaman !

3. SISTEM DAN PERALATAN PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI Tujuan Instruksional : Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan : Manjelaskan sistem dan pelatan proteksi pada jaringan distribusi tenaga kerja. Manjelaskan fungsi dan kegunaan dari pengaman pada sistem jaringan distribusi.

3.1 Tinjauan Umum Tujuan proteksi pada sistem jaringan distrbusi terutama adalah untuk mencegah terjadinya gangguan atau memadamkan gangguan yang terjadi, serta melokalisirnya dan membatasi pengaruh-pengaruhnya, dengan cara mengisolir bagian-bagian yang terganggu tanpa mempengaruhi bagian lain yang tidak mengalami gangguan. Selain itu tujuan proteksi adalah untuk mencegah atau membatasi kerusakan pada jaringan beserta peralatannya, guna meningkatkan pelayanan kepada konsumen, serta menciptakan semaksimal mungkin faktor perlindungan bagi keselamatan umum bila terjadi gangguan maupun dalam keadaan tidak terjadi gangguan.

Adapun fungsi dari system proteksi jaringan distribusi tersebut adalah : Melakukan koordinasi dengan gardu induk Mengamankan peralatan dari kerusakan Membatasi kemungkinan terjadinya kecelakaan Membatasi daerah yang mengalami pemadaman Secepatnya membebaskan pemadaman karena gangguan Mengurangi frekuensi pemutusan tetap akibat gangguan Penerapan system proteksi tegantung pada system jaringan, system pentanahan, system peralatan dan karakteristik beban. Untuk daerah beban yang padat, seperti perkotaan, seharusnya membutuhkan jaringan disteribusidengan kabel tanah dengan sistem tertutup. Dengan demikian membutuhkan peralatan proteksi yang lebih andal tingkatnya, sehingga tentunya memerlukan

biaya yang mahal sedangkan pada daerah yang mempunyai kepadatan beban rendah seperti pedesaan, jaringan yang di perlukan cukup dengan saluran udara dengan peralatan proteksi yang lebih sederhana dan biaya yang murah serta tingkat keandalannya masih bisa diterima pemakainya. Pada sistem jaringan distribusi saluran udara dan beberapa peralatan proteksi yang biasanya digunakan, yaitu ntara lain seperti pemutus tenaga (PMT), pemutus beban (air break switch), saklar pemisah (disconnecting switch), penutup balik otomatis (recloser), pemutus seksi otomatis (sectionalizer), sekering pemutus ( fuse cut out) dan penangkap petir (arester).

3.2 Pemutus Tenaga Peralatan Pemutus Tenaga (PMT) merupakan saklar utama dalam sistem penyaluran daya digunakan untuk menghubungkan atau memutuskn daya listrik sesuai rating-nya. Pada sistem jaringan distribusi PMT dipasang pada awal feeder. Pemutus tenaga funsinya seperti Circuit Breaker (CB), hanyan saja dalam pengoperasiannya di lengkapi dengan rele pengaman. PMT berfungsi sebagai pengaman arus lebih dan pengaman arus hubung singkat. Untuk dapat menjalnkan fungsinya, pemutus tenaga harus mampu menutup dan mengalirkan arus beban penuh dalam waktu yang lama, serta harus mempunyai kemampuan menginterupsi gangguan secara cepat yang berkoordiansi dengan rele pengaman. Pemutus tenaga juga harus mampu menahan gangguan dan menahan panas yang timbul dari bunga api pada saat pemutusan. Ada beberapa jenis dari pemutus tenaga yang digunakan, yaitu sebagai berikut : a. Pemutus Tenaga Minyak Volume Besar b. Pemutus Tenaga Minyak Volume Sedikit c. Pemutus Tenaga Semburan Udara d. Pemutus Tenaga SF6 (sulfur hexafluoride) e. Pemutus Tenaga Hampa Udara f. Pemutus Tenaga Semburan Magneti

Gambar 3.1 berikut memperlihatkan suatu bentuk Pemutus Tenaga (PMT) dari jenis minyak.

Gambar 3.1 Pemutus Tenaga Jenis Minyak 3.3 Air Break Switch Air Break Switch (ABSW) merupakan peralatan untuk membuka dan menutup rangkaian dalam keadaan berbeban maupun tak berbeban.Adapun Konstruksi dari ABSW berbentuk seperti pisau pisau yang terbuat dari metal.

Pada jaringan distribusi, ABSW ditempatkan diatas tiang , alat ini doperasikan untuk joint feeder , untuk memisahkan rangkaian jaringan distribusi bila ada perbiakan jaringan .

Gambar 3.2 Sistem pemasangan ABSW

3.4

Disconnecting Switch Disconnecting Switch (DS) merupakan peralatan yang berfungsi untuk memisahkan atau

menghubungkan rangkaian tanpa beban dalam keadaan bertegangan ataupun tidak bertegangan . peralatan pengaman ini dibedakan menjadi dua macam , yaitu sebagai berikut : Pemisah peralatan Berfungsi untuk mengisolasi peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi yang

bertegangan . pemasukan atau pelepasan disconnecting switch ini harus dalam keadaan tanpa beban Pemisah tanah Berfungsi untuk mengamankan peralatan dari sisa tegangan yang timbul , setelah jaringan dibebaskan , atau induksi tegangan penghantar atau kabel lain . hal demikian perlu bagi keamanan pekerja yang bekerja pada peralatan instalasi . Pada sistem distribusi , disconnecting switch dipasang pada tiang dan pada cubicle in coming dan out going.

3.5

Recloser Recloser (R) adalah suatu peralatan listrik yang fungsinya terhadap gangguan permanen

adalah memisahakan jaringan yang terganggu dari system secara cepat serta mengatasi daerah pemadaman kecil mungkin . sedangkan fungsinya terhadap gangguan temporer adalah memisahkan daerah terganggu secara sesaat, serta apabila masuk kembali (reclose),dengan interval waktu reclose tergantung dari setting-nya. Sehingga jaringan akan menyala / aktif kembali secara otomatis . Peralatan ini terditi dari PMT recloser dan electronic control box recloser, PMT recloser adalah peralatan recloser yang berhubungan langsung dengan tegangan menengah , dimana peralatan inilah yang mengadakan interrupter ,yaitu pemasukan / pelepasan beban sebagaimana PMT pada umumnya. Sedangkan electronic control box recloser daalah suatu peralatan

elektronik sebagai kelengkapan recloser, dimna peralatan ini berhubungan secara langsung dengan tegangan menengah,dan dari peralatan inilah PMT dikendalikan , baik cara pemasukan maupun cara pelepasannya , dari dalam peralatan ini pula setting recloser ditentukan , misalnya pada saat arus berapa ampere, recloser harus membuka / lepas , dan berapa detik kemudian recloser harus masuk kembali (reclose), serta berapa kali reclose yang dikehendaki . Kerja sebuah recloser terhadap gangguan permanen dan gangguan temporer diperlihatkan pada gambar 3.3 dan gambar 3.4, dengan setting recloser adalah sebagai berikut:

Interval

ke 1, 5 detik Ke 2, 10 detik

Lock out Reset Delay

: :

ke 3, (reclose 2 x) 60 detik

Reset delay 60 detik Gambar 3.3 kerja sebuah Recloser Terhadap gangguan permanen

Reset delay 60 detik Gambar 3.4 kerja sebuah Recloser terhadap Gangguan temporer

Counter recloser akan bertambah satu angka setiap kali PMT recloser membuka, baik di lepas karena pengoprasian ataupun karena gangguan.

a. Automatic circuit recloser terkontrol secara elektronik.

b. Diagram rangkaina proteksi yang di lengkapi dengan Proteksi Surja

Gambar 3.5 Recloser

3.6.

Sectionalizer Sectionalizer (s) adalah peralatan pemisah saluran yang secara otomatis akan bekerja

sendiri untuk membuka jaringan setelah melakukan deteksi arus dan melakukan perhitungan oprasi pemutusan dari peralatan pengaman di sisi sumbernya. Pembukaan sumbernya di lakukan pada saat peralatan pada sisi sumber sedaang dalam posisi terbuka. Sectionalizer pada perinsipnya hanya akan dapat berfungsi sebagai pengaman apabila di pasang pada Jaringan Tegangan Menengah setelah recloser, seperti di lihatkan pada gambar berikut:

Gambar 3.6 sistem Pemasangan Sectionalizer

Ada dua hal yang sangat penting dalam penentuan setting sectionalizer, yaitu : 1. Count to open Count to open adalah cara kerja secara elektronis yang mencatat jumlah padamnya tegangan menengah,yang terjadi akibat kerjanya recloser yang terpasang sebelum sectionalizer. Satu keharusan jumlah count to open setting sectionalizer selalu n-1, dimana n adalah jumlah log out dari roecloser sebelum sectionalizer. 2. Actuating current Actuating current adalah besarnya setting arus primer yang melalui sectionalizer, artinya apabila sectionalizer di lalui arus sebesar setting actuating current-nya,maka secara elektronis sectionalizer akan mencatat dan bekerja sebagaimana mestinya. Apabila count to open dan Actuating current sudah terpenuhi sesuai setting yang di terapkan , maka sectionalizer akan membuka pada saat peralatan pengaman di sisi sumber sudah membuka.

a. Sectionalizer terkontrol secara elektronik

b. Diagaram Rangkaian Proteksi yang Dilengkapi dengan Proteksi Surya

Gambar 3.6 Sectionalizer

3.7 Fuse Cut Out Fuse Cut Out (FCO) atau sekering pemutus adalah peralatan proteksi terhadap arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan yang lain, apabila dilalui arus yang melebihi kapasitas kerjanya.

Fungsi peralatan pelindung arus lebih pada suatu sistem jaringan adalah mendeteksi ganguan dalam rangkaian dan memutus arus lebih pada harga rating pemutusnya, serta dapat membantu bilamana peralatan pelindung yang lain yang berdekatan tidak bekerja dengan baik. Peralatan Fuse Cut Out digunakan sebagai pengaman dan sebagai pemisah daerah yang terkena gangguan, agar daerah pemadaman tidak terlalu luas. Pada sistem jaringan distribusi fuse cut out dipasang sebagai pengaman pada peralatan transformator, kapasitor, pengatur tegangan (voltage regulator) dan jaringan pencabangan 1 fasa Pengaman tersebut digunakan karena murah harganya dan mudah pemasangan maupun pengoperasiannya. Namun ada kelemahan dari pengaman jenis ini, yaitu penggunaanya terbatas pada penyaluran daya yang kecil, serta fuse cut out tidak dilengkapi dengan alat peredam busur api yang timbul pada saat terjadi gangguan hubung singkat. Fuse Cut Out dalam sistem jaringan distribusi yang dioperasikan untuk tegangan di atas 600 volt, digolongkan sebagai disrtibutioan cut out atau power fuse, seperti diperlihatkan pada

Gambar 3.7 Penggunaan Fuse Cut Out pada jaringan distribusi.

3.8 Arester Arester (A) atau sering juga disebut penangkap petir adalah alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap surja petir. Peratalatan arester berfungsi sebagai jalan pintas (by pass) sekitar islolasi. Arester membentuk jalan yang mudah dilalaui oleh arus kilat atau petir, sehingga tidak timbul tegangan lebih yang tinggi pada peralatan, dan jalan pintas ini tidak boleh mengganggu sistem aliran daya 50 Hz. Pada kerja normal, arester berlaku sebagai isolator, sedang bila timbul tegangan surja, Arester berlaku sebagai konduktor untuk menyalurkan arus yang lebih tinggi. Setelah surja hilang, arester harus dengan cepat kembali sebagai isolator, sehingga pemutus tenaga tidak sempat membuka. fungsi lain dari arester adalah dapat memutuskan arus susulan tanpa menimbulkan gangguan. pada sistem jaringan distribusi, arrester digunakan untuk melindungi alat-alat listrik, seperti transformator ditribusi, recloser, dan kapasitor. Pada gambar 3.8 berikut

memperlihatkan penggunaan arester untuk melindungi peralatan recloser.

Gambar 3.8 Penggunaan arester pada peralatan Recloser Soal-soal : 1. Jelaskan pengertian dari sistem proteksi ! 2. Jelaskan sistem dan peralatan proteksi pada jaringan distribusi ! 3. Sebutkan nama-nama peralatan pengaman yang digunakan pada sistem jaringan distribusi ! 4. Jelaskan fungsi dan kegunaan peralatan pengaman pada jaringan distribusi ! 5. Jelaskan maksud dan penerapaan koordinasi proteksi pada sistem distribusi !

SALURAN UDARA DAN SALURAN BAWAH TANAH

Tujuan setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat : Menjelaskan perbedaan antara saluran udara dan saluran bawah tanah Menyebutkan komponen-komponen saluran udara dan saluran bawah tanah

Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi dan akibatnya terhadap salurun udara dan saluran bawah tanah Menjelaskan faktor-faktor desain dan konstruksi dari sluran udara Menjelaskan karakteristik listrik kabel pada sluran bawah tanah Menjelaskan penentuan pemakaian kabel pada saluran bawah tanah

4.1 Tinjauan Umum Sistem distribusi dapat dilakukan baik dengan saluran udara maupun dengan saluran bawah tanah,tetapi biasanya dilakukan dengan saluran udara, walaupun untuk kepadatan yg lebih besar di kota-kota atau daerah-daerah metropolitan digunakan saluran bawah tanah. Pilihan antara saluran udaradan bawah tanah tergantung pada sejumlah faktor yang sangat berlainan, antara lain pentingnyakontinyuitas pelayanan, arah perkembangan daerah, biaya pemeliharaan tahunan yang sama, biaya modal dan umur manfaat system tersebut. Sistem slauran bawah tanah menjadi lebih ekonomis dalam keadaan khusus, seringkali gabungan dari system udara dan sistem bawah tanah juga diperlukan. Pada sistem gabungan, distribusi primer dengan sluran bawah tanah sedang transformator dan distribusi skunder dengan saluran udara atau sebaliknya. Ada manfaat dan kerugian dari setiap sistem tersebut. Pengaturan tegangan dengan sistem kabel bawah tanah lebih efisien dibandinhkan dengan saluran udara, oleh sebab itu di wilayah kota makin meningkat penggunaan kabel tegangan tinggi, bahkan sampai 132 kV. Sistem tegangan kabel dipilih pada umumnya sangat mendekati optimal secara ekonomis dengan mempertimbangkan pemindahan tenaga. Tenggang pemindahan tenaga secara umum yang ekonomis dapat diterima, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Kapasitas Pemindahan Ekonomis

Sistem tegangan kabel (kV)

Tenggang perkiraan pemindahan ekonomi (MVA setiap sirkuit)

11 22 33 66 132

3-10 7-12 12-30 30-80 80-300

4.2

Saluran Udara Pertimbangan termal dari saluran udara harus diberikan terhadap batas rugi tegangan dan pemenuhan ketentuan tentang kelonggaran, tekanan-tekanan dan sebagianya. Saluran udara dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain :

Suhu kerja yang diizinkan Suhu kerja yang diizinkan dari saluran udara tergantung pada perawatan dari kelonggaran yang memadai dan batas kerugian kekuatan akibat pelembekan, Umumnya arus maksimum yang direncanakan untuk suatu beban bagi setiap saluran udara harus tidak menimbulkan pemanasan sehinggga mengakibatkan pelembekan logam dari penghantar atau mengurangi dari toleransi yang ditetapkan. Biasanya untuk pembebanan harian dipekenankan adanya suhu kerja maksimum 75 C, dalam keadaan beban darurat boleh meningkat samapai 100 C.

Kerugian kekuaatan karena pelembekan Pelembekan logam penghantar berpengaruh sedikit pada semua suhu dan merupakan fungsi suhu dan waktu. Bersamaan dengan penurunan batas tegangan tarik pada keadaan komulatif. Pelembekan yang terlihat dan kerugian tegangan tarik tidak berpengaruh jika penghantar bekerja dalam batas suhu yang dianjurkan. Pada keadaan tertentu harga-harga pada suatu tingkat umur yang ditaksir dapat ditentukan.

Dasar penetapan pemakaian Pemakaian suatu saluran udara dihitung dari kondisi neraca panas yang mengaitkan hubungan antar panas yang diterima dari berbagai sumber panas yang dipancarkan oleh penghantar tersebut.

Sumber sumber panas Rugi listrik : Masukan panas akibat rugi listrik hcond diperoleh dari persamaan : Hcond = I2R Dimana : I = arus penghantar (ampere) R = tahanan rus bolak-balik (/cm) Panas yang di serap oleh matahari : (watt/cm)..4.1

Panas yang di serap dari matahari Hsun di berikan dari persamaan : Hsun = E dc Dimana : = koefesien serap matahari E= intensitas radiasi matahari (watt/cm2) dc= diameter pengantar (cm) watt/cm.4.2

4.3 Desain Saluran Udara Untuk Daya


Saluran udara untuk daya biasanya dirancang memperlihatkan keperluan listrik dan mekanis. Rancangan listrik melibatkan pemilih tegangan, pemilih saluran,pengaturan egangan dan pemilih alat-alat pengaman. Rancangan mekanis melibatkan tekanan dan perhitungn lentur,rancangan penopang, dan lengan-lengan pemegang. Penopangnya harus cukup kokoh untuk menahan beban angin yang bekerja pada penopang,penghantar,isolator,lengan pemegang dan lain-lain.

4.3.1 Pemilihan Tegangan Tegangan saluran udara ditentukan oleh beban dan jarak penyaluran. Tegangan yang paling ekonomis diperoleh dari rumus empiris untuk system tiga fasa berikut ini :

=55

4.3

dimana : V = tegangan saluran (kV) L = jarak (kW) P = beban (kW) Tegangan standar yang terdekat dengan nilai V dapat digunakan.

4.3.2 Pemilihan Ukuran Penghantar Untuk distribusi digunakan baik penghantar aluminium maupun ACSR (Alluminium Conductor Stranded Reinforced). Ukuran penghantar dipilih dengan memperhatikan faktor-faktor berikut ini :

a. Kapasitas penyaluran arus b. Jatuh tegangan yang di izinkan atau peraturan saluran c. Tegangan putus penghantar

4.3.3 Perhitungan Kekuatan Tiang

Dalam menentukan kekuatan tiang, tiang itu dianggap sebagai batang pengungkit yang ditanam pada salah satu ujungnya, tiang itu dirancang untuk menahan beban lentur. Jika W beban yang dipikul dalam kg, 0,30 m dari puncak tiang maka : M = f Z..4.4 Dimana : M = jumlah momen lentur dari semu beban tiang pada permukaan tanah F = tegangan serat Z = modulus potong tiang Tegangan serat maksimum telah diketahui , beban kerja dapat diperoleh dengan memperkirakan faktor keamanan yang sesuai sebagai tertera dalam table 4.2

Tabel 4.2 Faktor Keamanan sesuai Peraturan IE Nomor 76 Struktur tiang Panjang Baja gilingan dan tiang rel Tiang baja bulat Tiang Kayu Tiang beton tulang, tiang bentukan dan tiang beton pratekan 2,5 pada beban tak seimbang Faktor keamanan 2,0 pada batas elastic 2,0 pada beban tak seimbang 3,5 pada kuat batas

Tiang beton bertulang dicetak tangan Penopang dan lengan baja X Untuk penghantar Untuk dudukan, kawat pengaman dan pendukung, baut tarik dan tekan

3,0 pada bebn tak seimbang 2,5 pada kuat batas 2,0 pada kuat batas

2,5 pada kuat batas

4.3.4 Pemilihan Penopang Saluran Jenis utama penopang saluran adalah tiang kayu, tiang beton bertulang, tiang beton pratekan, tiang baja bulat, rel, palang baja giling dan tiang jenis kisi kisi.

Tiang kayu Tiang kayu yang dirawat secara kimia digunakan untuk saluran-saluran distribusi. Keuntungan penggunaan dari tiang kayu adalah karena murah harganya, tetapi mudah terpengaruh oleh pembusukan. Tiang kayu ini dibagi menjadi 3 gol,ongan yaitu: Golongan A : Kayu yang sangat kuat dengan modulus lentur putus lebih dari 850 kg / cm misalnya sal. Golongan B : Kayu kuat dengan Modulus putus 630-850 kg/ cm seperti jati, sisso, dan sebagainya. Golongan C : Kayu agak kuat dengan modulus putus 450-630 kg/ cm seperti chir, deodar,dan sebagainya.

Beban tersebut diatas dianggap bekerja 60 cm dari puncak tiang. Biasanya dilengkapi dengan tutup alumiminium dipuncak tiang,gunanya untuk melindungi dari akhir potongan kayu.

Tiang beton bertulang dan beton pratekan Tiang jenis ini lebih mahal dari pada tiang kayu tetapi lebih murah dari pada tiang baja bulat. Tiang kebanyakan digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik di daerah pedesaan dan daerah terpencil atau ditempat-tempat yang sulit dicapai, karena beton bertulang dapat dibuat di tempat itu sendiri. Tiang beton bertulang digunakan campuran 1:1 seragam bentuknya berukuran 15 mm. :3 dengan kerikil yang

Tiang baja bulat Ada dua jenis tiang baja bulat ini, yaitu bertingkat dan melengkung. Tiang bertingkat dibuat dari satu pipa, garis tengahnya diperkecil dengan tingkat-tingkat yang sejajar dengan cara melewatkannya melalui beberapa cetakan.

Rel Rel tuan dan rel bekas serta palang baja giling sering kali digunakan untuk penopang saluran udara. Beban kerja dan data teknik untuk bebrapa ukuran yang biasanya dipakai dapat dilihat pada table 4.3.

Tabel 4.3 Beban kerja rel dan panjang baja giling

Panjang Jenis (cm)

Dalam tanam (m)

Jarak beban dari puncak (m)

Beban kerja (kg)

Rel 24.78 kg/m Rel 29,74 kg/m Rel 37,17 kg/m

9 9 9

1,5 1,5 1,5

0,30 0,30 0,30

175 261 345

Rel 44,61 kg/m ISMB 125 mm x 75 mm ISMB 150 mm x 80 mm

11 9 9

1,5 1,5 1,5

0,30 0,30 0,30

377 164 222

Beban tersebut diatas dianggap bekerja 60 cm dari puncak tiang. Biasanya dilengkapi dengan tutup aluminium dipuncak tiang, gunanya untuk melindung dari akhir potongan kayu.

Tiang beton dan bertulang dan beton pratekan Tiang jenis ini lebih mahal dari pada dengan tiang kayu tetapi lebih murah dari pada tiang baja bulat. Tiang ini kebanyakan digunakan untuk mendistribusikan tenaga listrik di daerah pedesaan dan daerah terpencil dan ditempat-tempat yang sulit dicapai, karena beton bertulang dapat dibuat di tempat itu sendiri. Tiang beton bertulang digunakan campuran 1: 1 2 : 3 dengan kerikil yang seragam bentuknya berukuran 15 mm.

Tiang baja bulat Ada dua jenis dari tiang baja bulat ini, yaitu bertingkat dan melengkung. Tiang bertingkat dibuat dari satu pipa, garis tengahnya diperkecil dengan tingkat-tingkat yang sejajar dengan cara melewatkannya melalui beberapa catakan (dies). Rel Rel tua dan rel bekas serta palang baja giling seringkali digunakan untuk penopang saluran udara. Beban kerja dan data teknik untuk beberapa ukuran yang biasanya dipakai dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Beban kerja rel dan palang baja giling Jenis Panjang (m) Dalam tanam (m) Jarak dari (m) Rel 24,78 kg/m Rel 29,74 kg/m Rel 37,71 kg/m Rel 44,61 kg/m ISMB 125 mm x 75 mm ISMB 150 mm x 80 mm 9 9 9 11 9 9 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 175 261 345 377 164 222 beban Beban kerja puncak (kg)

Lengan silang Lengan silang dari kayu keras (shisam, sal) yang diicat atau kayu lunak (chir) yang dilumasi kresot digunakan pada tiang kayu. Lengan silang baja lebih kuat dan lebih awet. Biasanya digunakan besi siku atau besi kanal (U). Profil yang lebih kecildigunakan untuk tiang pemancar telekomunikasi. Bentuk dan panjang lengan silang tergantung pada bentuk penghantar yang diingini.

Isolator Isolator yang dibuat dari porselin yang diglasir, gelas keras, epokasi yang dibungkus gelas fiber, digunakan untuk menyangga penghantar. Jenisjenis utama isolator tersebut diterangkan sebagai berikut : Isolator Pasak, dibuat untuk tegangan sampai 33 kV dan lebih murahdari pada jenis lain. Ukuran-ukuran sesuai spesifikasi dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4. Ukuran khas isolator pasak

Tegangan (kV) 11 22 33

Garis (mm) 152 210 278

tengah

maksimum Tinggi (mm) 137 195 242

Isolator Jepit, dibuat untuk tegangan di bawah 1000 volt. Ukuran standar yang diterakan dalam spesifikasi ini adalah : garis tenag 90 mm x tinggi 75 mm dan garis tengah 115 mm x tinggi 100 mm. Isolator jepit dipegang oleh dua plat penjepit dan dua buah baut baja atau sebuah klem U atu dua pelat D dan dua batang baut baja. Isolator jepit digunakan untuk saluran distribusi ujung dan menyangga penghantaryang diletakkan dalam kedudukan tegak.

Isolator Piringan, dibuat dari porselin yang diglasir atau gelas keras. Digunakan sebagai isolator pada saluran tegangan tinggi untuk penggantung dan penarik ujung. Isolator ini dapt disusun untuk membentuk karangan disesuaikan tegnangannya. Spesifikasi isolator piringan ukurannay telah distandarisasikan seperti pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Ukuran Isolator Piringan

Isolator

Garis tengah luar (mm)

Tinggi (mm) 145 170

Jenis 1 Jenis 2

255 280

Isolator piringan yang lebih kecil digunakan untuk tegangan sampai 11 kV. Isolator piringan adlah jenis bola dan sendi atau lidah dan bibir (tongue and clevis). Klem gantung digunakan untuk memegang penghantar, jika bentuk gantungan untuk penghantar yang dipilih. Pada jenis isolator lidah dan bibir, satu pasak bulat dengan pasak belah digunakan untuk memegang lidah dari satu unit bibir dan dari unit yang lain. Daya dukung mekanik isolator ini 4500 dan 7000 kg. Isolator Penahan (Gyustrain Insulator), disebut juga isolator jenis telur dari porselin digunakan untuk mengisolasi kawat penahan, kawat penguat dan lain-lainsehingga tidak dibutuhkan pentanahan di manapun. Epoksilator, sekarng isolator epoksi resin yang tahan gores terbungkus oleh gelas fiber mulai digunakan di Negara negara berkembang untuk saluran-saluran distribusi. Isolator jenis ini memiliki keuntungan spesifikasiterhadap isolator porselin atau gelas keras, misalnya karakteristik isolasi yang bagus sekali, ringan, mudah dipasang, ketahanan rusak yang lebih tinggi dan penampilan yang lebih baik. Lebih jauh jenis isolator ini praktis tidak membutuhkan perawatan. Isolator Pos, isolator ini digunakan unutuk menopang batang pengumpul (busbar) di dalam pemutus arus ( switchgear), pasangan hubung dan pemutus udara tegangan tinggi dan penopang pada gardu hubung. IS : 5350 mencakup tiga jenis isolator pos,

yaitu untuk di dalam ruangan, untuk di luar ruangan berbentuk silinder dan juga berbentuk kaki.

4.3.5 Jarak Penghantar Jarak penghantar di tentukan oleh tegangan dan rentangan. Sebagai aturan ibu jari jarak antara penghatar harus 1 % dari rentangan maksimum dari sluran tegangan tinggi. Jarak 20-30 cmcukup untuk saluran tegangan rendah. Penghantar yang lebih ringan harus berjarak lebih jauhdari pada yang lebih berat. Jarak dari penghantar alumunium di berikan rumus :

S= Di mana: S = jarak penghantar (m) V= tegangan saluran (KV) D= lendutan (m)

....................................................................... 4.5

Jarak yang dianjurkan untuk penghantar-penghantar umumnya diberikan dalam table 4.6 Tabel 4.6 Jarak Penghantar yang Dianjurkan Tegangan (KV) Ukuran Penghantar (mm) A (cm) Rentangan 60m 90m B (cm) Rentangan 60m 90m C (cm) Rentangan 60m 90m D (cm) Rentangan 60m 90m

11

6/1/2.59 6/1/3.55 6/1/4.50 30/7/2.79

75 75 60 60

105 90 75

75 75 60 60

105 90 90

33 6/1/2.59 6/1/3.35 6/1/4.50 30/7/2.79 135 120 105 105 150 135 120 135 120 105 105 150 135 135 105 90 75 75 120 105 105 45 45 45 45 45 45

Saluran yang terpasang pada isolator gantung dianggap menggelantung menjauhi garis tegak jika menerima tiupan angin. Sudut simpangan dianggap 60 terhadap garis tegak di bawah kondisi beban angin maksimum seperti tertera pada Tabel 4.2 . Pada umumnya jarak minimum ditetapkan 30cm untuk tegangan sampai 22 kV ditambah 0,8 cm untuk setiap tambahan tegangan dalam kV. Selanjutnya untuk mengetahui jarak minimum dari tanah sesuai dengan peraturan IE no 17 dapat dilihat pada table 4.7. Tabel 4.7 Jarak Minimum dari Tanah Sepanjang dan Melintang Jalan

Kelas Tegangan

Melintang Jalan (ft) (m) 5.791 6.095 6.095

Sepanjang Jalan (ft) 18 19 20 (m) 5.496 5.791 6.095

Tegangan Menengah

Rendah

dan 19 20 20

Tegangan Tinggi Tegangan Sangat tinggi

Jarak minimum dari tanah untuk saluran udara termasuk saluran saluran pelayanan di bangun dimana saja diatas lokasi pemukiman harus sebagai berikut : a). Saluran tegangan rendah,menengah dan tinggi : 4.572 (15ft) sampai 11 kV jika tanpa isolasi. b). Saluran tegangan rendah,menengah dan tinggi : 3.963 (13ft) sampai 11 kV jika diisolasi. c). Saluran tegangan tinggi diatas 11.000 Volt : 5.182 (17ft)

Untuk tegangan sangat tinggi,jarak dari tanah harus 5.182 (17ft) ditambah 0,305 m (1ft) untuk setiap 33.000 atau bagian darinya,pada tegangan yg lebih tinggi dari 33.000 volt.

Jarak Minimum dari bangunan : a). Sesuai peraturan IE nomor 79 dan 80, untuk tegangan rendah dan menengah,jarak tegak harus 2.439 m (8 ft) dan jarak mendatar 1.128 m (4 ft) dari titik terdekat. b). Jarak tegak untuk saluran tegangan tinggi sampai 33 kV minimum 3.568 m, untuk saluran tegangan sangat tinggi jarak tegak harus ditambah 0.305 m setiap tambahan 33 kV dan sebagainya. c). Jarak mendatar minimum : Untuk saluran sampai 11 kV Untuk saluran tegangan tinggi di atas 11 kV sampai 33 kV Untuk salurn tegangan sangat tinggi 1.829 m 1,829 ditambah 0.305 m setiap 33 kV atau bagiannya 1.219 m

Jarak minimum antara saluran daya dan saluran komunikasi : Saluran tegangan rendah dan menengah Saluran 11 kV 1.38 m 2.13 m

Jarak minimum dari saluran lain : Saluran tegangan rendah dan menengah Saluran tegangan tinggi Salurn tegangan sangat tinggi 1.30 m 1,80 m 2.70 m

4.4 Kontruksi Saluran Udara Penopang Penopang penopang yang berbeda untuk saluran udara sepert yang pernah diterangkan yaitu :beton pra tekan,beton bertulang,baja bulat atau rangka kanal dan berkayu. Ukuran dan tingginya tergantung pada panjang bentangan, ukuran penghantar,dan tegangan,fasa dan jarak tanah. Tiang tunggal biasanya digunakan, walapun kekuatan melintangnya dapat ditingkatkan 3-4 kali dengan dengan menggunakan tiang yang disusun berbentuk H. Pada saat ini untuk saluran 66 KV dan 132 KV , menara berbentuk H digunakan , tetapi untuk lebih berhati-hati bila terjadi tegangan lebih dan untuk alat-alat pengaman. Penghantar Penghantar aluminium penuh ( All Alumunium Conductor ) dan penghantar yang diperkuat dengan baja ( Aluminium Conductor Stranded Reinforced ) biasanya digunakan . Penghantar-penghantar ini adalah konstruksi standard an batas tegangan tarik dari semua penghantar didasarkan pada tegangan putus total. Untuk semua penghantar Alumunium , jumlah tegangan tarik rata-rata minimum untuk setiap kawat sebelum tegangan putus dikalikan dengan faktor putus yang ditunjukkan dibawah ini :

Penghantar 3 untai Penghantar 7 untai Penghantar 19 untai Penghantar 37 untai

97% 96% 94% 90%

Untuk ACSR , batas tegangan tarik adalah 98% dari jumlah tegangan tarik minimum dari setiap kawat aluminium ditambah 85% dari jumlah tegangan tarik minimum dari setiap kawat baja sebelum putus.

Pemasangan saluran Ketika menangani penggulungan kabel di lapangan penting sekali menyakinkan agar arah gulungan sesuai dengan arah anak panah yang tertera padanya. Jika digulungkan berlawanan dengan arah anak panah , ada kemungkinan kabel akan rusak. Paling baik penggulung diletakkan diatas dudukan penggulung atau dongkrak pada waktu menarik penghantar , dudukan penggulung lebih baik karena lebih kokoh . Harus diingat bahwa penggulung untuk penghantar aluminium lebih ringan dari pada penggulung yang sama untuk penghantar tembaga . Penghantar AAC dan ACSR lebih mudah ditarik dengan tangan atau mesin pengangkat . Aluminium tidak sekeras tembaga . Oleh sebab itu , pada penghantar aluminium harus hati-hati untuk menghindari lecet pada kawat luar oleh penarikan di atas karang atau sejenisnya.

Pemberian tegangan awal Pada metode ini penghantar ditarik sampai suatu tegangan tarik diatas tegangan yang diingini tetapi tidak lebih dari 50% dari beban putus , untuk suatu jangka waktu yang singkat , misalnya 20 menit. Ini dinamai tegangan mematikan . Pada akhir dari saat ini , penghantar dikendurkan sehingga mencapai lendutan yang benar atau tegangan tarik untuk peningkatan suhu , penghantar kemudian dapat dipindahkan dari klem jangkar ke isolator atau klem penggantung dengan cara yang biasa. Pemberian tegangan tarik lebih Berupa penarikan penghantar sampai tegangan tarik yang sedikit lebih tinggi dari nilai teoritis pada peningkatan suhu dan memasangnya pada tegangan tarik tersebut dengan pengurangan lendutan yang bersangkutan . Sesudah beberapa saat ia akan memperoleh lendutan yang tepat pada tegangan rambatnya. 4.5 Saluran bawah tanah Bentuk jaringan bawah tanah berpengaruh besar terhadap keterandalan . Bentuk jaringan menyatakan bagaimana unsur-unsur rangkaian dihubungkan khususnya mengenai letak dan jenis

alat-alat penghubungnya . Titik berat rancangan system bawah tanah menekankan pada kemudahan penghubung untuk bagian sistem yang terganggu dan tetap meberi pelayanan. Pada saluran bawah tanah penghantar yang digunakan sangat berbeda dengan saluran udara , dimana pada sistem bawah tanah saluran yang dipakai adalah berupa kabel yang juga dipengaruhi oleh pemanasan yang dapat menimbulkan tekanan pada kabel. 4.5.1 Kabel berisolasi Kabel-kabel dapat diklasifikasikan sesuai dengan konsep-konsep berikut ini : a) Teras , teras tunggal , teras rangkap , teras tiga , dan teras tiga setengah b) Bentuk , jenis bulat dan sektor c) Susunan , jenis sabuk , bertabir , diisi minyak , diisi gas , diperkuat dan tidak diperkuat d) Dielektris , berisolasi kertas ( PILCSTA ) , polyvinyl chloride ( PVC ) , rantai silang polyethylene (XPLE) dan berisi gas ( Nitrogen atau ).

Karakteristik listrik kabel Resistansi = ( 1 + +

).4.6 Dimana : : resistansi arus bolak-balik () : resistansi arus searah : hubungan untuk efek kulit : hubungan untuk efek dekat ( proximity ).

Kapasitansi (a) Untuk teras tunggal , kabel bertabir dengan tiga teras dengan penghantar bulat ,

kapasitansi C dirumuskan dengan : C = 0 024 / ( log /

)4.7 Dimana : C = kapasitansi (F/fasa/km) = garis tengah isolasi di atas (overhead) = garis tengah penghantar = koefisien bahan dielektris ( rata-rata 3,6 )

(b) Untuk kabel sabuk , kapasitansinya paling baik dapat diperoleh dengan pengukuran langsung.

Induktansi Untuk kabel teras tiga, kabel penghantar bulat induktansinya L diberikan dengan rumus empiris : L= 0 460 log (GMD/GMR)...4.8 Dimana : L = induktansi ( mH/fasa/km )

GMD = jarak geometris rata-rata (geometric mean distance) GMR = jari-jari geometris rata-rata (geometric mean radius)

4.5.2 Penentuan Pemakain Kabel (Cable Rating) Perhitungan didasarkan pada hokum Ohm dalam panas sebagai pengganti satuan listrik. Rumus ini menyatakan pemindahan panas yang menembus suatu lapisan diantara dua permukaan yang berhadapan, timbul perbedaan suhu yang dirumuskan : Aliran panas dalam watt termal = ..4.9 di antara permukaan yang berhadapan /watt/cm.

Suatu ohm termal adalah perbedaan suhu dalam

dari 1 watt/cm2 yang dihasilkan oleh aliran 1 watt panas. Dinyatakan dalam satuan

Sesungguhnya ketahanan termal tergantung pada bahan penghantar, isolasi, tutup pelindung dan tanah. Bila semua factor diperhitungkan, pemakaian ditentukan dengan rumus empiris yang baku dan ditetapkan oleh pabrik kabel bersama dengan factor koreksi untuk penggunaan dalam daftar kelompok yang berbeda. Pada kabel ada tiga sumber panas, yaitu I2R dalam penghantar, rugi dalam sarung dan rugi dalam penguat. Dalam menghitung rugi I2R biasanya dimulai dengan resistansi yang tersusun dalam daftar resistansi baku. Rugi elektris hanya penting dalam kabel tegangan sangat tinggi, ialah 132 kV atau lebih. Rugi sarung dan penguat walaupun ada dalam kabel berteras tiga, merupakan factor utama bagi kabel berteras tunggal dengan arus bolak-balik. Bila kabel A yang ditanam memikul beban I, maka akan memanasi tanah sekelilingnya kenaikan suhu di atas permukaan umum. Jika sekarang kabel B diletakkan didalam tanah berdekatan dengan kabel A maka kabel B akan menerima suhu tanah yang ditempatinya. Kenaikan suhu B di atas permukaan bersama dinyatakan sebagai pemanasan bersama. Bila suatu kabel dipanasi oleh lebih dari satu kabel berdekatan, prinsip penjumlahan (superposisi) dapat digunakan.

Tingkat Tekanan (Stress Grading) Tekana listrik paling besar terjadi di dekat pusat penghantar dan berkurang secara logaritma semakin keluar. Tekanan di dekat penghantar dapat dikurangi ileh derajat isolasi, karena tekanan berbanding terbalik terhadap dieletrika yang diijinkan. Jika penghantar diuntai tetapi tidak

dipadatkan, garis gayanya tidak berbentuk radial yang tepat, terutama di dekat penghantar. Factor yang tepat perlu digunakan jika harus dibuat perbandingan antara tekanan-tekanan dalam sebuah kabel dengan penghantar yang diunai dan tekanan dalam kabel dengan penghantar yang padat, halus atrau bertabir.

Efek Termo-Mekanis dalam Sistem Kabel Jika suatu penghantar kabel tidak bebas memuai dan gerakan memanjang kabel dicegah okeh tanah, pada penghantar akan timbul gaya bila suhunya naik. Pada kenaikan suhu yang lebih besar terjadi perubahan yang tidak lentur pada penghantar yang nilainya tergantung pada bahan dan suhu. Sebuah sambungan kaku pada suhu yang tinggi juga menimbulkan gaya tekan yang sama seperti pada penghantar. Lebih umum, penghantar bergerak ke arah sambungan dan melepaskan gaya yang besarnya tergantung pada hambatan antara teras-teras kabel dan sarungnya. Gerakan berulang yang bersamaan dengan pembebanan dapat merusak isolasi sambungan atau tabir dari setiap teras. Gesekan dari teras-teras dalam sambungan merupakan efek khas dari pemuaian penghantar dan menyebabkan memburuknya sambungan. Desakan tanah dan pemendekan penghantar menimbulkan tegangan dan dapat dilakukan penarikan lingkar, hal itu disebabkan oleh kedua keadaan tersebut tergantung pada bahan dan suhu. Sebuah sambungan kaku pada suhu yang tinggi juga menimbulkan gaya tekan yang sama seperti pada penghantar. Lebih umum, penghantar bergerak ke arah sambungan dan melepaskan gaya yang besarnya tergantung pada hambatan antara teras-teras kabel dan sarungnya. Gerakan berulang yang bersamaan dengan pembebanan dapat merusak isolasi sambungan atau tabir dari setiap teras. Gesekan dari teras-teras dalam sambungan merupakan efek khas dari pemuaian penghantar dan menyebabkan memburuknya sambungan. Desakan tanah dan pemendekan penghantar menimbulkan tegangan dan dapat dilakukan penarikan lingkar, hal itu disebabkan oleh kedua keadaan tersebut.

4.6 Bahan-Bahan Kabel 4.6.1 Bahan Isolasi Sifat-sifat yang penting untuk isolasi kabel adalah : a) Tahanan isolasi yang tinggi b) Kekuatan dielektris yang tinggi c) Sifat mekanis yang baik, misalnya liat dan elastic d) Tidak bereaksi terhadap asam dan alkali pada suhu kerja e) Tidak mengisap lembab atau digunakan penutup kedap air f) Tidak terlalu mahal dan mudah dikerjakan dipabrik dan lapangan 4.6.2 Minyak Kabel dan Kompon Mutu yang diingin : a) Koefisien muai yang rendah b) Kekentalan yang rendah pada suhu pencelupan (impregnasi) c) Kekentalan yang tinggi pada suhu kerja (hanya kabel padat) d) Titik beku di bawah suhu pelayanan e) Agak bersifat melumasi f) Koefisien suhu rendah dan ketahanan tinggi g) Kekuatan dielektris tinggi h) Mantap secara kimia dan bebas dari kandungan gas Tergantung pada bahan dan suhu. Sebuah sambungan kaku pada yang tinggi juga menimbulkan gaya tekan yang sama seperti pada penghantar . lebih umum, penghantar bergerak ke arah sambungan dan melepaskan gaya yang besarnya tergantung pada hambatan antara teras-teras kabel dan sarungnya. Gerakan berulang yang bersamaan dapat merusak isolasi sambungan atau tabir setip teras. Gesekan dari teras-teras dalam sambungan merupakan efek khas dari pemuain pengahantar dan menyebabkan memburuknya sambungan. Desakan tanah dan pemendekan penghantar

menimbulkan tegangan dan dapat dilakukan penarikan lingkar hal ini disebabkan oleh kedua keadaan tersebut.

4.6

BAHAN BAHAN KABEL

4.6.1 Bahan Isolasi Sifat-sifat yang penting untuk isolasi kabel adalah: a) Tahanan isolasi yang tinggi b) Kekuatan dielektris yang tinggi c) Sifat mekanis yang baik, misalnya liat dan elastic d) Tidak dapat bereaksi terhadap asam alcohol pada suhu kerja e) Tidak mengisap lembabatau digunakan penutup kedap air f) Tidak terlalu mahaldan mudah dikerjakan di pabrik dan di lapangan

4.6.2 Minyak kabel dua Kompon Mutu yang diingini: a) Koefisien mui yang rendah b) Kekentalan yang rendah pada suhun pencelupan atau impregnasi c) Kekentalan yang tinggi pada suhu kerja atau hanya kabel padat d) Titik beku dibawa suhu pelayanan e) Agak bersifat melumasi f) Koefisien suhu renda dan ketahanan tinggi g) Kekuatan dielektris tinggi h) Mantap secara kimia dan bebas dari kandungan gas

4.6.3 isolasi Sintesis Sampai saat ini kertas yang di celup minyak merupakan jenis isolasi yang terbanyak dipakai pada kabel-kabel tegangan tinggi. Pada umumnya isolasi kertas yang dicelup minyak dapat mencapai umur sampai 30 tahun tanpa perawatan, murah biayanya dan murah memasangnya. Isolasi sintesis telah dicoba (misalnya PVC polyethylene) tetapi umumnya gagal karena hal hal berikut: a) Karakteristik termal rendah, akibatnya daya dalur lebih rendah dan adanya kondisi hubung singkat b) Sifat listrik kurang, tidak tahan tegangan tinggi yang memadai.

Penemuan polyethelene rantai silang (XLPE) rupanya dapat memecahkansebagian masalah di atas. (XLPE) diperoleh dengan menghubungkan secara bersilang molekulmolekul polyethelene dalam sejenis proses yang mempengaruhi vulkanisasi karet. Polyethelene di-ekstruksi-kan kedalam penghantar di bawah kondisi yang diatur ketat dan kemudian diuapkan dibawah suhu dan tekanan tingggi. Pemeran penyambungan silang (biasanya di-cymiperoxida) ditambahkan pada ekstrak polyethelene hydrogen dari polyethelene yang terbentuk oleh formasi ikatan karbon-karbon diantara rantai molokul yang panjang dan mengubah polimer menjadi jenis termoset. Persilangan menghasilkan bahan yang bersifat termo-meknis sempurna sambil maningkatkan sifat listrikyang baik dari polyethelene.

4.6.4 Isolasi Dan Sarung Kabel Bahan-bahan isolasi untuk berbagai jenis kabel diberikan dalam table 4.8. juga bahan srung kabel memiliki andil yang besar guna menetapkan kapasitas kabel seperti induktifitas termal, ketahanan lengkung, ketahanan cuaca dan sebagainya. Sifat-sifat bahan sarung kabel terdapat pada table 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Perbandingan Berbagai Bahan Sarung Kabel Bahan Tahanan cm) TEgangan (kg/mm2) Muai Panjang (%) Ketahanan Lengkung Ketahanan Panas Ketahanan Dingin Ketahanan Cuaca Ketahanan Ozon Ketahanan Api Ketahanan Minyak Ketahanan Asam Ketahanan Alkali Ketahanan Air Berat Jenis 5,5 X X 11,34 2030 X X 2,7 100 300 1,4 300 1000 1,5 1,0 0,92 Tarik 1,5 8 18 1025 2,0 1,0 Jenis Timbal Aluminium ( Vinil 1012-15 Khloroprene 107-12 Polyethelene 1015

Catatan X Faling baik Ada kerusakan tetapi tidak berarti dalam kenyataan Kerusakan lebih besar tetapi dapat dipakai Tidak layak digunakan

Soal-soal : 1. Jelaskan perbedaan antara saluran udara dan saluran bawah tanah ! 2. Sebutkan kompenen-kompenen saluran udara dan saluran bawah tanah ! 3. Sebutkan akibat dari pengaruh panas terhadap saluran udara dan saluran bawah tanah ! 4. Sebutkan faktor-faktor desain pada saluran udara ! 5. Sebutkan peralatan yang dipakai pada konstruksi saluran udara ! 6. Jelaskan karakteristik kabel pada saluran bawah tanah ! 7. Jelaskan penentuan pemakaian kabel pada saluran bawah tanah ! 8. Jelaskan perbandingan ketahanan dari berbagai jenis bahan kabel !

DAFTAR PUSTAKA

1. AS Pabla., terjemahan : Ir. Abdul Hadi, Sistem Distribusi Daya Listrik, Erlangga, Jakarta, 1991 2. Perusahaan Umum Listrik Negara, Keandalan Pada Sistem Distribusi 20 KV, SPLN 59, Jakarta, 1985 3. Turan Gonen., Electrik Power Distributon System Engineering, McGraw-Hill Book Company, New York, St. Louis, San Francisco, Auckland, Bogota, Hamburg, Johannesburg, London, Madrid, Mexico, Motreal New Delhi, Panama, Paris, Sau Paulo, Singapore, Sydney, Tokyo, Toronto, 1986

You might also like