You are on page 1of 10

1

Langkah-Langkah Dasar Menjadi Pendamping Kekerasan Terhadap Perempuan (KTP) Pelatihan Konselor Urban

Korban

PWAG Indonesia & Yayasan PULIH Jakarta Hari 1, 3 Juli 2012

I. Seks dan Gender


Apa yang ada di pikiran kita ketika pertama kali mendengar kata laki-laki? Apa yang ada di pikiran kita ketika pertama kali mendengar kata perempuan? Jaring Laba-laba Permainan Aminah adalah seorang perempuan berusia 30 tahun yang memiliki 4 anak. Sebenarnya ia tidak ingin lagi memiliki anak, karena sangat sulit harus mengurus anak-anak yang masih kecil-kecil. Apalagi ia juga harus bekerja keras untuk memastikan anak-anaknya dapat makan cukup. Tetapi apa boleh buat, ia hamil lagi. Sampai kehamilan usia tua ia masih sibuk di ladang, dan karena berbagai alasan tidak pernah memeriksakan kehamilannya di puskesmas. Saat ia hamil sangat tua, dan sudah menunjukkan tanda-tanda mau melahirkan, tetangganya kebingungan karena suaminya entah mengapa- dicari-cari ke mana-mana tetapi tidak ditemukan. Singkat cerita, Aminah mengalami pendarahan hebat, dan akhirnya meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. - Apakah masalah perempuan lebih banyak disebabkan oleh perempuan itu sendiri, atau hal-hal lain? - Mudah atau sulitkah melakukan pemberdayaan terhadap perempuan? Mengapa? Gender vs Seks - Sebutkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan, sebanyak-banyaknya dan tuliskan di metaplan! - Tempelkan metaplan di tempat yang telah disediakan! - Perbedaan Fisik? - Perbedaan Non Fisik? Pengertian Seks - Seks atau jenis kelamin adalah kondisi biologis sebagai laki-laki dan perempuan dengan karakteristik dan fungsi khususnya masing-masing. - Kondisi yang dibawa sejak lahir.
PWAGIndonesia_TrainingforCounselorsVAW Part 1_July 2012 by Peace Women Across the Globe Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Based on a work at pwagindonesia.tumblr.com. Permissions beyond the scope of this license may be available at Niniesrina.

- Tidak bisa dipertukarkan. Pengertian Gender - Gender adalah bentukan, konstruksi, atau interpretasi masyarakat atas perbedaan kondisi biologis laki-laki dan perempuan. - Dibentuk, dikembangkan, dan dimantapkan sendiri oleh masyarakat. - Bisa dipertukarkan. Aspek Terkait: Sifat: laki-laki rasional, perempuan emosional Peran: laki-laki bekerja, perempuan mengurus bayi/anak Posisi: laki-laki pengambil keputusan, perempuan ikut saja/hanya mendukung Nilai: keberadaan laki-laki lebih penting daripada perempuan Permasalahan Gender: - Sifat atau ciri berbeda yang dilekatkan - Pandangan masyarakat mengenai apa yang dianggap pantas menjadi peran, tugas, dan posisi - Pembagian kerja yang dilekatkan KODRAT Sesuatu yang tak terhindarkan, telah tertentukan, tergariskan sejak awal. Karakteristik biologis Pandangan Umum Perempuan harus bertanggung jawab atas rumah tangga Perempuan harus mengutamakan keluarga Laki-laki dianggap pemimpin sehingga lebih dihormati Implikasi Ketidaksetaraan Gender Larangan-larangan pada perempuan dan laki-laki Peragaan tentang peran gender yang diyakini dalam masyarakat Hal-hal apa yang tidak boleh dilakukan laki-laki/perempuan? Apa konsekuensinya? Apa saja tugas laki-laki/perempuan? Perlakuan-perlakuan buruk apa yang mungkin dialami perempuan? Perempuan tegar, kuat, mampu menjalankan tanggung jawab? Ketidaksetaraan dapat dilihat dari Stereotip, Sub-ordinasi, Beban Majemuk, Marginalisasi, dan Kekerasan Perempuan dilekatkan dengan sifat yang umumnya negatif
PWAGIndonesia_TrainingforCounselorsVAW Part 1_July 2012 by Peace Women Across the Globe Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Based on a work at pwagindonesia.tumblr.com. Permissions beyond the scope of this license may be available at Niniesrina.

Emosional, hanya mampu mengerakan tugas sederhana Tidak tepat tetapi karena diulang-ulang maka menjadi benar dan baku Sub-Ordinasi Perempuan diposisikan atau ditempatkan sebagai orang kedua setelah laki-laki milik ayah, milik suami, harus patuh Beban Majemuk Tidak penting vs tugas banyak Sudah sewajarnya bekerja keras Terlebih jika suami tidak ada/tidak mampu Rumah tangga, bekerja, berhubungan sosial Marginalisasi peminggiran, tidak di tengah Tidak diperhatikan kebutuhan dan kesejahteraannya orang belakang, pelayanan Tidak memiliki hak suara Kekerasan Konsekuensi paling serius Rentan menjadi korban Penganiayaan, kawin paksa, perkosaan, pelecehan, ancaman terkadang dianggap wajar Dalam situasi konflik: lebih rentan

II. Kekerasan Terhadap Perempuan: Bentuk Dan Dampaknya DISKUSI KELOMPOK


Bagi menjadi 3 kelompok Kelompok 1 bahas kasus 1-2 Kelompok 2 bahas kasus 3-4 Kelompok 3 bahas kasus 4-5 Diskusikan siapa pelaku, korban, lokasi, dan bentuk KELUASAN MASALAH Sangat sulit diukur statis dan digeneralisasikan perlu tahap sangat panjang Tahap awal: data kuantitatif yang tersedia (media, pusat krisis, shelter, UGD, PKT, polisi, pengadilan negeri/ agama dll) Ingat fenomena GUNUNG ES!!!
PWAGIndonesia_TrainingforCounselorsVAW Part 1_July 2012 by Peace Women Across the Globe Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Based on a work at pwagindonesia.tumblr.com. Permissions beyond the scope of this license may be available at Niniesrina.

KEKERASAN Mengalami ketidakadilan dan menjadi sasaran kesewenangan: - Fisik - Psikologis, termasuk Perendahan, pembedaan sebagai ide - Seksual/reproduksi - Dimensi ekonomi - KTP seperti Fenomena Gunung Es - Media - Pengadilan, Kejaksaan - Kepolisian, RS - Rumah aman, organisasi layanan - Dokter, psikolog - Orang-orang terdekat - Korban dan pelaku GAMBARAN UMUM DATA YANG ADA: sangat menonjol kekerasan dalam relasi personal/keluarga disusul konteks-konteks lain (kekerasan dalam komunitas, tempat kerja, situasi konflik dll) TIDAK BERWAJAH TUNGGAL Fisik Psikologis/Mental Seksual/Reproduktif Dimensi ekonomi DALAM KELUARGA / PERSONAL Penganiayaan / disiplin dengan kekerasan Pemaksaan bekerja Perjodohan paksa Isolasi sosial, deprivasi Pelanggaran/ pengabaian hak/ kebutuhan Kekerasan seksual Penelantaran Ancaman-ancaman Perendahan / penghinaan

MASYARAKAT / BUDAYA Dampak mitos, stereotip seksualitas perempuan: konsep kesucian (perawan) dengan praktik-praktik budaya khusus. Praktik-praktik budaya lokal (perjodohan paksa, belis, sifon, mengawinkan korban dengan pemerkosa, dll)

PWAGIndonesia_TrainingforCounselorsVAW Part 1_July 2012 by Peace Women Across the Globe Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Based on a work at pwagindonesia.tumblr.com. Permissions beyond the scope of this license may be available at Niniesrina.

Terkait dengan implikasi kecenderungan / teknologi Informasi: pornografi, perdagangan anak dan perempuan, pelecehan/ kekerasan di tempat publik, pelecehan/kekerasan di tempat kerja, dsb. SITUASI KONFLIK / PERANG Meningkatnya kekerasan domestik Ketersediaan dan akses pelayanan kesehatan reproduksi? Situasi rawan di pengungsian - rentan kekerasan seksual Perempuan sbg tameng Kemiskinan, pelacuran, perdagangan manusia. Perbudakan seksual Kekerasan terhadap perempuan sebagai alat perang: perkosaan, penghamilan paksa Bentuk kekerasan umum Kondisi Psikologis Korban PENYINTAS SEGERA SETELAH KEKERASAN Bingung, banyak menangis Diam seribu basa Takut, gemetar Tenang, terkesan kaku Menolak Tidak melakukan apapun Emosional, marah Histeris Tegang, gelisah, banyak bicara yang sulit disela Tidak terima dan sangat yakin untuk menggugat SETELAH KEKERASAN-JANGKA MENENGAH Kembali mengembangkan harapan Konflik Marah, ingin keadilan vs. berharap, takut, malu, khawatir masa depan (anak), cinta, rasa salah Tuntutan eksternal Terombang-ambing Berubah-ubahnya keputusan Memantapnya pilihan yang telah diambil sebelumnya Bila tak mampu menghadapi/ kekerasan terus berlangsung: masalah kejiwaan

III.

KARAKTERISTIK PENYINTAS KEKERASAN BERBASIS GENDER

LATARBELAKANG

PWAGIndonesia_TrainingforCounselorsVAW Part 1_July 2012 by Peace Women Across the Globe Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Based on a work at pwagindonesia.tumblr.com. Permissions beyond the scope of this license may be available at Niniesrina.

Budaya, kebiasaan dalam keluarga atau kelompok (bagaimana perempuan diperlakukan, harus bersikap, dll) Karakteristik pribadi yang ditanamkan dan tertanam Trauma-trauma, kejadian menyakitkan SITUASI SAAT INI Terperangkap dalam hubungan abusive Dukungan sosial? Dukungan pekerja kesehatan? Dukungan petugas/ lembaga pelayanan publik dan penegak hukum?

PERASAAN/KONDISI PSIKOLOGIS Dibayangi trauma masa lalu Cemas, takut, terancam Takut disalahkan Bingung, serba salah Merasa bersalah, berdosa Tidak percaya diri, bahkan membenci diri Menilai diri rendah Marah (dapat mendominasi, atau justru tidak diakui) Berharap (akan adanya perubahan sikap pelaku) Terombang-ambing Malu Terkungkung, putus asa TINGKAH LAKU Tidak berani/sulit mengambil keputusan Terombang-ambing, berubah-ubah Menggunakan anak sebagai senjata Pengasuhan pada anak: terlalu lekat, tidak menciptakan batas kekerasan? Menarik diri, terisolasi Melakukan tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri Apalagi berdasarkan pengalaman pendamping? IMPLIKASI KEKERASAN DALAM KELUARGA/ HUBUNGAN PERSONAL Fisik, psikologis, seksual-reproduksi, sosial, ekonomis Kesulitan menjalani peran sebagai ibu-ayah Terus dilanjutkannya siklus kekerasan (anak cenderung masuk dalam pola relasi yang sama)

PWAGIndonesia_TrainingforCounselorsVAW Part 1_July 2012 by Peace Women Across the Globe Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Based on a work at pwagindonesia.tumblr.com. Permissions beyond the scope of this license may be available at Niniesrina.

Dampak fisik, psikologis, sosial, prestasi pada anak (anak menunjang masalahmasalah perilaku) Masalah kejiwaan IMPLIKASI KEKERASAN SEKSUAL TRAUMA SEKSUAL Terhambat atau Tak mampu mengendalikan KONSEP DIRI BURUK Merasa bersalah, malu, berkonflik, benci dengan diri sendiri HILANG PERCAYA PADA DUNIA, ORANG LAIN, DIRI SENDIRI Dikhianati, pesimis, negatif, cemas, tak percaya diri GANGGUAN-GANGGUAN SEKSUAL PERILAKU DESTRUKTIF PADA DIRI SENDIRI KENAPA SULIT KELUAR DARI LINGKARAN KEKERASAN Berharap pasangan berubah atau mengubah pasangan Malu anggapan masyarakat Ketergantungan secara finansial Ketergantungan secara emosional-psikologis Kuatir akan masa depan anak-anak maupun diri Kurangnya dukungan dari lingkungan, terutama keluarga Ada lagi?? PENANGANAN SENSITIF GENDER Akar masalah adalah sistem/struktur sosial-budaya yang mendiskriminasi perempuan Manusia (pelaku, korban dan orang-orang lain) meyakini/mengamini nilai mendiskriminasi. Kesadaran akan akar masalah ini perlu diungkapkan Kemarahan perlu diakui, diolah Secara lebih baik Penanganan kelompok sering efektif (sharing dan saling penguatan) Fasilitasi penerimaan diri, pembongkaran mitos-mitos yang merugikan Pengembangan nilai-nilai baru yang lebih adil Tiap orang bertanggungjawab atas pilihan-pilihan hidupnya KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN FAKTOR-FAKTOR PEMULIHAN YANG MEMPENGARUHI DAMPAK KEKERASAN DAN

Individu Karakteristik sebelum trauma Viktimisasi sblmnya Pola penyelesaian masalah Sumber daya pribadi Peristiwa kekerasan

PWAGIndonesia_TrainingforCounselorsVAW Part 1_July 2012 by Peace Women Across the Globe Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Based on a work at pwagindonesia.tumblr.com. Permissions beyond the scope of this license may be available at Niniesrina.

Pelaku? Dimana, konteks? Kebrutalan, ancaman nyawa? Lingkungan Dukungan/sikap menyalahkan dari keluarga? Stigma masyarakat? Sumber-sumber daya lingkungan? Intervensi: ketepatan waktu, pendekatan, sikap pemberi dukungan dll. KENAPA SULIT KELUAR DARI LINGKARAN KEKERASAN Ketakutan luar biasa akibat ancaman pada diri sendiri atau orang dekatnya Berharap pasangan berubah atau mengubah pasangan Malu anggapan masyarakat Ketergantungan keuangan Ketergantungan secara emosional-psikologis Kuatir akan masa depan anak-anak maupun diri Kurangnya dukungan dari lingkungan, terutama keluarga TUJUAN PENANGANAN/PEMULIHAN Penyintas dapat bangkit, menjalankan peran sosialnya, hidup secara produktif, mandiri dan bermakna. Kebutuhan Penyintas Pelayanan medis/kesehatan Penguatan psikologis Pendampingan hukum Rumah aman Dukungan Finansial Pendampingan rohani, dll PIRAMIDA KESEHATAN MENTAL Menderita gangguan klinis (termasuk PTSD) 3 - 5% Trauma, depresi yang cukup serius Berduka, sedih, marah, takut, pengelompokan-pengelompokan dalam masyarakat Masyarakat umum yang alami situasi sulit, konflik, atau bencana massif. PEMULIHAN PSIKOSOSIAL Psikososial: hubungan dinamis antara dimensi psikologis/kejiwaan dengan dimensi sosial (termasuk ekonomi, politik, budaya dll) Langkah-langkah untuk menguatkan (kembali) agar individu, keluarga, komunitas berfungsi produktif dan menjalani hidup bermakna SESEORANG DALAM KOMUNITAS

PWAGIndonesia_TrainingforCounselorsVAW Part 1_July 2012 by Peace Women Across the Globe Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Based on a work at pwagindonesia.tumblr.com. Permissions beyond the scope of this license may be available at Niniesrina.

konteks sosial politik ekonomi makro masyarakat komunitas kecil keluarga PEMULIHAN/PENGUATAN BERBASIS KOMUNITAS PRINSIP Tidak berorientasi sakit atau kekurangan. Berorientasi potensi dan pengembangan kekuatan. Kita hidup dalam komunitas: komunitas dan sistemnya berperan besar untuk memunculkan masalah atau justru untuk penguatan. Kemampuan untuk menyesuaikan diri secara alamiah. Fokus: penguatan (melalui) masyarakat banyak (keluarga, kelompok, komunitas) Penanganan individual tetap menjadi salah satu bagian, tetapi bukan fokus utama PIRAMIDA KESEHATAN MENTAL Menderita gangguan klinis (termasuk PTSD) 3 - 5% Trauma, depresi yg cukup serius Berduka, sedih, marah, takut, pengelompokan-pengelompokan dalam masyarakat Masyarakat umum yg alami situasi sulit, konflik atau bencana massif ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS PENTING YANG DIPENGARUHI KONTEKS SOSIAL Fisik: tubuh, yang membutuhkan makanan, minuman, istirahat, dll. Kesehatan tubuh juga turut mempengaruhi aspek mental dan perasaan. Mental (intelektual): pikiran, kemampuan menganalisa, memahami dan belajar. Mempengaruhi perasaan dan perilaku. Perasaan: penghayatan (+) (-) mengenai diri sendiri, orang lain, lingkungan, kehidupan, mempengaruhi pikiran dan perilaku ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS PENTING YANG DIPENGARUHI KONTEKS SOSIAL Perilaku: masing-masing individu dapat menampilkan perilaku berbeda menanggapi situasi sosial yang sama, atau berespon terhadap penghayatan tertentu. Misal: Menghindar, Menyerang, Mendekat Spiritual: keyakinan terdalam, hubungan dgn diri, orang lain, dunia, dan Tuhan bisa digoyang atau justru dikuatkan oleh pengalaman sulit tertentu PEMULIHAN PSIKOSOSIAL KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER membangun kembali RASA BERSALAH Mengganti sikap menyalahkan diri, dengan sikap lebih positif, cara pandang lebih realistis dan adil ttg kejadian Sikap salahkan diri berdampak serius terhadap kemampuan menerima diri, mengembangkan rasa diri berharga, mengembangkan konsep diri positif.

PWAGIndonesia_TrainingforCounselorsVAW Part 1_July 2012 by Peace Women Across the Globe Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Based on a work at pwagindonesia.tumblr.com. Permissions beyond the scope of this license may be available at Niniesrina.

10

Diperkuat konsepsi masyarakat tentang seksualitas perempuan. Penting: menempatkan kesalahan dan tanggungjawab kejadian pada pelaku. PEMULIHAN PSIKOSOSIAL Diskusikan mimpi-mimpi buruk/ ingatan-ingatan berulang: untuk memperoleh pemahaman diri lebih baik. Penguasaan rasa takut. Peningkatan dukungan sosial. Memberikan informasi pada lingkungan terdekat, menyediakan dukungan sosial melalui kelompok dukungan dsb. Pengembangan konsep positif tentang diri. Terkait dengan mitos, stereotip tentang perempuan ideal, baik-baik - korban sering merasa buruk, tidak berharga, kotor, menjijikkan. Perlu menerima diri sebagai makhluk bermartabat - menilai diri secara utuh, menyadari potensi dsb. PEMULIHAN PSIKOSOSIAL Pengembangan konsep/respon positif/ sehat tentang seksualitas. Pelatihan sikap asertif, ketrampilan sosial untuk memiliki kendali dalam relasi sosial. Penanganan PTSD (gangguan stres pasca trauma) spesifik oleh psikolog klinis/ psikiater

PWAGIndonesia_TrainingforCounselorsVAW Part 1_July 2012 by Peace Women Across the Globe Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Based on a work at pwagindonesia.tumblr.com. Permissions beyond the scope of this license may be available at Niniesrina.

You might also like