You are on page 1of 24

KASUS INDIVIDU INTEGUMEN KARBUNKEL

NAMA : MAIANJELINA HUTAGAOL NIM : 1002066

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA 2011/2012

KARBUNKEL I. DEFINISI Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh Staphylococcus aureus, yang disertai oleh keradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan dibawahnya termasuk lemak bawah kulit. Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan

pengelupasan kulit yang luas serta pembentukan jaringan parut.

II. 1.

ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT Kulit

Kulit merupakan pelindung tubuh beragam luas dan tebalnya. Luas kulit orang dewasa adalah satu setengah sampai dua meter persegi. Tebalnya antara 1,5 5 mm, bergantung pada letak kulit, umur, jenis kelamin, suhu, dan keadaan gizi. Kulit paling tipis pada kelopak mata, penis, labium minor dan bagian medial lengan atas, sedangkan kulit tebal terdapat di telapak tangan dan kaki, punggung, bahu, dan bokong. Bagian-bagian Kulit Manusia Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis atau korium, dan jaringan subkutan atau subkutis. Epidermis Epidermis tersusun atas lapisan tanduk lapisan korneum dan lapisan Malpighi. Lapisan korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar. Lapisan germinativum mengandung sel-sel yang aktif membelah diri, mengantikan lapisan sel-sel pada lapisan

korneum.Lapisan Malphighi mengandung pigmen melanin yang memberi warna pada kulit.

Bagian dari Epidermis: a. Lapisan tanduk atau stratum korneum yaitu lapisan kulit yang paling luar yang terdiri dari beberapa lapis sel gepeng yang mati, tidak berinti dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk). b. Stratum Lusidum yaitu lapisan sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma berubah menjadi eleidin (protein). Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki. c. Lapisan granular atau stratum granulosum yaitu 2 atau 3 lapisan sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Mukosa biasanya tidak memiliki lapisan ini. Tampak jelas pada telapak tangan dan kaki. d. Lapisan malpighi atau stratum spinosum. Nama lainnya adalah pickle cell layer (lapisan akanta). Terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk poligonal dengan besar berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Protoplasma jernih karena mengandung banyak glikogen dan inti terletak ditengah-tengah. Makin dekat letaknya ke permukaan bentuk sel semakin gepeng. Diantara sel terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Penebalan antar jembatan membentuk penebalan bulat kecil disebut nodus bizzozero. Diantara sel juga terdapat sel langerhans. e. Lapisan basal atau stratum germinativium. Terdiri dari sel berbentuk kubus tersusun vertikal pada perbatasan dermo-epidermal, berbaris seperti pagar (palisade),mengadakan mitosis dari berbagai fungsi reproduktif. Dermis Dermis atau korium merupakan lapisan bawah epidermis dan diatas jaringan subkutan. Dermis terdiri dari jaringan ikat yang dilapisan atas terjalin rapat (pars papillaris), sedangkan dibagian bawah terjalin lebih

lebih longgar (pars reticularis). Lapisan pars retucularis mengandung pembuluh darah, saraf, rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus. Jaringan Subkutan (Subkutis atau Hipodermis) Jaringan subkutan merupakan lapisan yang langsung dibawah dermis. Batas antara jaringan subkutan dan dermis tidak tegas. Sel-sel yang tyerbanyak adalah liposit yang menghasilkan banyak lemak. Jaringan subkutan mengandung saraf, pembuluh darah dan limfe, kandungan rambut dan di lapisan atas jaringan subkutan terdapat kelenjar keringan. Fungsi dari jaringan subkutan adalah penyekat panas, bantalan terhadap trauma dan tempat penumpukan energi. FISIOLOGI KULIT Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut : a. Pelindung atau proteksi Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi jaringanjaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari pengaruhpengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak, yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh, menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar ultraviolet dari matahari. b. Penerima rangsang Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan, rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui ujung-ujung saraf sensasi

c.

Pengatur panas atau thermoregulasi Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya

dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap kirakira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi

perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat. d. Pengeluaran (ekskresi) Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjarkelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari. e. Penyimpanan. Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak. f. Penyerapan terbatas Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh lainnya.

g.

Penunjang penampilan Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.

III.

EPIDEMIOLOGI Karbunkel memiliki prevalensi yang kecil. Umumnya terjadi pada anak-anak, remaja sampai dewasa muda. Berdasarkan statistikDepartemen Kesehatan Inggris, pada tahun 2002 dan 2003 terdapat sekitar 0,19% atau 24.525 penderita yang berobat ke Tumah Sakit Inggris dengan diagnose furunkel abses kutaneus dan karbunkel. Dari 24.525 pasien tersebut terdapat 90% yangmemerlukan rawat inap. 54% dari pasien yang berobat tersebut adalah laki-laki dan 46% pasien adalah perempuan. Usia rata-rata dari pasien yang berobat adalah 37 tahun. 72% berusia 15-59 tahun dan 6% berusia diatas 75 tahun.

IV.

ETIOLOGI Karbunkel disebabkan infeksi bakteri, umumnya stafilokokus (stafilokokusaureus). Bakteri S. aureus berbentuk bulat (coccus), memiliki diameter 0,5-1,5 m, memiliki susunan bergerombol seperti anggur, tidak memiliki kapsul, nonmotil, katalase positif dan pada pewarnaan gram tampak berwarna ungu.

V.

PATOFISIOLOGI Pada karbunkel : penderita diabetes mellitus, malnutrisi, gagal jantung, penyakit kulit yang menyeluruh dan berat misalnya eritoderma, pemfigus dan pengobatan steroid lama, walaupun dapat pada orang sehat. Tersering pada laki-laki, usia menengah dan usia tua.

VI.

MANIFESTASI KLINIS Pada permulaan infeksi terasa sangat nyeri dan tampak benjolan merah, permukaan halus, bentuk seperti kubah dan lunak. Beberapa hari ukuran membesar 3 10 cm. Supurasi terjadi setelah 5 7 hari dan pus keluar dari banyak lubang fistel. Setelah nekrosis tampak modul yang menggaung atau luka yang dalam dengan dasar yang purulen.

VII.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Bnila dicurigai adanya Diabetes Mellitus, perlu pemeriksaan :

a. Reduksi Urine : positif. b. Kadar gula darah acak/2: 200 mg%

VIII.

PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan karbunkel meliputi pembedahan untuk mengeluarkan pus, pemberian antibiotic sistemik dan terapi adjuvans. 1. Pembedahan Terapi adekuat dari karbunkel adalah insisi dan drainase pus. Persetujuan tindakan medis diperlukan sebelum melakukan tindakan. Selanjutnya semua perlengkapan operasi disiapkan. Pertama disinfeksi area karbunkel dan sekitarnya di disinfeksi dan dibatasi dengan duk steril. Anastesi lokal yang umumnya digunakan adalah lidokain 1%. Scalpel dipegang menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk membuat initial entry. insisi dilakukan langsung ke pusat abses.

Insisi dibuat searah dengan skin-tension line. Insisi dilebarkan untuk membuat ruang yang cukup memadai sehingga semua pus dapat keluar. Hal ini dapat mencegah terjadinya rekuren. Pengambilan pus untuk kultur dapat menggunakan hapusan atau spuit ke dalam ruang abses. Setelah pus mengalir spontan. klem yang berujung bengkok untuk membuka seluruh ruang abses. Klem dimasukkan ke dalam ruang abses ke dalamsampai menyentuh jaringan yang sehat, kemudian ujung klem dibuka dan digerakkanm e l i n g k a r u n t u k mengeksplorasi memisahkan jaringan sehat dan ruang a b s e s . Selanjutnya dilakukan irigasi menggunakan spuit tanpa jarum dengan normal saline sampai cairan irigasi yang keluar dari ruang abses jernih. Wound-packing material ukuran seperempat atau setengan inchi dimasukkan dalam ruang abses.

Kemudiantutup luka dengan kasa steril dan plester. Penderita follow-up setelah 2-3 hari, jikatidak ada pus, wound-packing material di ambil. 1. Antibiotik Sistemik Antibiotik sistemik mempercepat resolusi penyembuhan dan wajib diberikan pada seseorang yang beresiko mengalami bakteremia. Antibiotik diberikan selamaempat sampai tujuh hari. a. Pengobatan topical Bila lesi masih basah/kotor dikompres dengan Solusio Sodium Chloride 0,9% atau Solusio Rivanol 0,1%. Bila lesi telah bersih, diberikan Neocitrin ointment (Basitrasina dan Polimiksina B) atau Framisitin Sulfat kasa steri. b. Pengobatan sistemik Antibiotika umumnya diberikan 7 10 hari Penisilina dan semisintetiknya (pilih salah satu) : Penisilina G Prokain injeksi Dosis : 0,6 1,2 juta I.U. I.m., 1 2 kali/hari. Anak-anak 25.000 50.000 I.U./kg/dosis, 1 2 kali/hari.

Ampisilin Dosis : 250 500 mg/dosis, 4 kali/hari a.c Anak-anak : 7,5 25 mg/kg/dosis, 4 kali/hari a.c

Amoksilin, penulisan resep harus diparaf staf medik UPF Dosis : 250 500 mg/dosis, 3 kali/hari Anak-anak : 7,5 25 mg/kg/dosis, 3 kali/hari

Kloksasilin

(untuk staphylococci

yang kebal

penisilin)

Dosis : 250 500 mg/dosis, 4 kali/hari Anak-anak : 7,5 25 mg/kg/dosis, 4 kali/hari Dikloksasilin (Untuk Staphylococci yang kenal penisilin) Dosis : 125 250 mg/dosis, 3 4 kali/hari Anak-anak : 5 15 mg/kg/dosis, 3 4 kali/hari Fenoksimetil penisilin (penisilin V) Dosis : 250 500 mg/dosis, 4 kali/hari Anak-anak : 7,5 12,5 mg/kg/dosis, 4 kali/hari Eritromisin dosis : 250 500 mg/dosis, 4 kali/hari anak-anak : 12,5 mg 25 mg/kg/dosis, 4 kali/pari p.c. bila alergi penisilin Linkomisin dosis : 250 500 mg/dosis, 3 4 kali/hari anak-anak lebih 1 bulan : 10 20 mg/kg/dosis, 3 kali/hari bila alergi penisilin dan yang menderita gangguan saluran cerna Pengobatan penyakit dasarnya misalkan Diabetes Mellitus. Tindakan - Insisi bila telah supurasi. 2. Karbunkel pada orang tua sebaiknya di rawat inapkan.

IX.

KOMPLIKASI Invasi bakteri ke dalam aliran darah biasanya terjadi kapan saja, tidak dapat ditentukan. Prevalensi infeksi metastasis selama bakteremia diperkirakan sekitar 30%dan menyebabkan komplikasi endokarditis, osteomyelitis,

septic arthritis, perinephricabses, meningitis dan sepsis. Manipulasi pada lesi dapat memfasilitasi penyebaran infeksi melalui aliran darah, Endokarditis merupakan akibat tersering dari bakteremia akibat S.aureus. Insidensi endokarditis disebabkan S.aureus meningkat

selama 20 tahun terakhir dansekarang menjadi penyebab utama endokarditis di seluruh dunia, terhitung sekitar 25-30% kasus. Komplikasi berat seperti sepsis, memberikan tanda dan gejala awal menggigil, demam, gelisah, takikardi dan takipnea. Komplikasi lainnya yang jarang yaitu trombosis sinus kavernosus. Lesi pada bibir dan hidung juga dapat menyebabkan bakteremia melalui vena -vena emisariawajah dan sudut bibir yang menuju sinus kavernosus.

X.

PENCEGAHAAN Menjaga kebersihan kulit dengan sabun cair yang mengandung zat anti-bakteri merupakan cara terbaik untuk mencegah terjadinya infeksi atau mencegah penularan. Bisul bisa menyerang siapa saja dan dari golongan usia berapa saja, namun yang paling sering diserang adalah bayi dan anak-anak. Jadi salah kalau bisul itu disebabkan kebanyakan makan telur. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi pun akan mudah terjadi. Sementara yang namanya anak, identik dengan dunia bermain, termasuk main yang kotor-kotor semisal main tanah. Belum lagi habis main si anak langsung pegang ini-itu tanpa cuci tangan lebih dulu. "Nah, kalau kebersihan anak dan bayi tak dijaga dan diperhatikan oleh orang tua, ya, susah. Itu akan mempermudah terjadinya bisul, Selain itu, anak-anak biasanya sering menggaruk karena rasa gatal yang ditimbulkan akibat banyak keringat dan biang keringat. Padahal garukan tersebut dapat merusak kulit sehingga memudahkan masuknya kuman dan timbullah infeksi. "Itulah mengapa anak yang sering berkeringat, apalagi keringat buntet, mudah timbul bisulan." Yang pasti, karena penyebabnya infeksi maka bisul termasuk penyakit menular. "Menularnya bisa karena garukan tangan, sehingga memindahkan

kumannya dari satu tempat ke tempat lain." Tak heran awam sering menyebut bisulnya jadi beranak. "Itu menunjukkan daya tahan tubuh anak kurang sekali. Jangan dipencet Seringkali bisul dibiarkan saja, tak segera diobati. Tunggu sampai istilahnya "matang". Padahal, justru sebetulnya kalau bisa bisul jangan sampai bernanah, "Karena bisa terjadi kerusakan jaringan yang lebih parah dan banyak lagi. Kulit bisa berongga. Jika bisul hanya satu atau beberapa dan masih kecil di permukaan biasanya bisa disembuhkan dengan salep antibiotik. Pemakaian obat dalam bentuk salep atau krim yang dioleskan di kulit lebih efektif ketimbang pengobatan jenis lain. Obat-obatan semacam salep ini sangat dianjurkan untuk kulit karena dibuat dengan daya serap yang cukup efektif terhadap kulit. Tapi, jika sudah membesar, agak dalam dan banyak, anak perlu diberi obat antibiotik yang diminumkan juga. Penisilin juga merupakan salah satu obat pilihan. Cuma, bakteri staphylococcus aureus penyebab bisul bisa mengakibatkan resisten terhadap penisilin, karena kuman tersebut mengeluarkan enzim sehingga penisilinnya tak berfungsi lagi. Akibatnya banyak yang menjadi resisten. Karena itu, anjur itu lebih baik berikan obat antibiotik yang tahan terhadap enzim yang dikeluarkan kuman tadi, supaya efektif. Selain itu, penisilin juga merupakan salah satu obat yang relatif sering menimbulkan reaksi alergi. Bila sudah terjadi abses, sebaiknya nanahnya dikeluarkan. Biasanya dokter akan menginsisi/mengiris dengan pisau tajam sehingga penyembuhannya akan lebih sempurna. Bila pecah sendiri akan menimbulkan kerusakan kulit dan akan berbekas. Begitu pula bila dipaksa dikeluarkan, misalnya dengan dipencet, penyembuhannya akan

menimbulkan bekas yang tak sedap dipandang. "Bekas pada jaringan

kulitnya akan meninggalkan parut, bisa lekukan atau yang lebih tinggi lagi. Tak mungkin akan normal kembali. Walaupun pada anak kulitnya masih berkembang, namun tetap saja tak akan normal kembali karena jaringannya yang rusak akan membekas," XI. PROGNOSIS Umumnya pasien mengalami resolusi setelah mendapatkan terapi insisi dan drainase pus serta antibiotic sistemik. Beberapa pasien mengalami komplikasi bakteremia dan bermetastasis ke organ lain. Beberapa pasien mengalami rekurensi, terutama pada penderita dengan penurunan kekebalan tubuh

ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian Data subyektif : Pasien mengeluh nyeri, badan terasa panas, mual muntah, gatalgatal pada kulit, terdapat luka pada kulit, tidak bisa tidur/kurang tidur, malu dengan kondisi sakitnya, dan mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya. Data obyektif : Suhu tubuh meningkat melebihi 38 derajat celcius, ekspresi wajah meeringis, menggaruk-garuk di kulit, gelisah tidak bias tidur, menutup diri/menarik diri, porsi makan tidak dihabiskan, kulit tampak lecet/luka, mual-muntah, pasien bertanya tentang penyakitnya. Diagnosa Keperawatan Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit . Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan kulit dan cara menangani kelainan kulit Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Rencana Keperawatan Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit. Hasil yang diharapkan : pasien dapat mempertahankan integritas kulit Rencana tindakan keperawatan Kaji/catat ukuran atau warna, kedalaman luka dan kondisi sekitar luka

Rasional : Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan dan petunjuk tentang sirkulasi Anjurkan pasien untuk menjaga kebersihan kulit dengan cara mandi sehari 2 kali Rasional :Menjaga kebersihan kulit dan mencegah komplikasi Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi Rasional : Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya kulit dan perluasan kelainan primer Kolaborasi dalam pemberian obat topical Rasional : Mencegah atau mengontrol infeksi Nyeri akut/kronis berhubungan dengan lesi kulit Hasil yang diharapkan : nyeri terkontrol/teratasi Rencana tindakan keperawatan : Kaji skala nyeri. Rasional : Perubahan karakter, lokasi, intensitas nyeri dapt mengindikasikan komplikasi . Dorong ekspresi, perasaan tentang nyeri. Rasional : Pernyataan memungkinkan pengungkapan emosi dan dapat meningkatkan mekanisme koping. Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, massage, guiding imajenery. Rasional : Memfokuskan kembali pehatian, meningkatkan

relaksasi dan meningkatkan rasa control yang dapat menurunkan ketergantungan farmakologis. Berikan aktivitas terapeutik tepat sesuai dengan kondisi dan usia pasien. Rasional : Membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang dialami dan memfokuskan kembali perhatian. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi. Rasional : Perubahan metode untuk penghilangan nyeri Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus Hasil yang diharapkan : kebutuhan tidur pasien terpenuhi Rencana tindakan : Kaji tingkat tidur pasien. Rasional : Untuk mengetahui kualitas tidur pasien.

Anjurkan pasien untuk menghindari minuman yang mengandung cafein menjelang tidur malam hari. Rasional : Cafein memiliki efek puncak 2-4 jam sesudah dikonsumsi.

Anjurkan pasien untuk melakukan gerak badan secara teratur Rasional : Memberikan efek yang menguntungkan untuk tidur jika dilakukan pada sore hari.

Anjurkan melakukan hal-hal ritual rutin menjelang tidur. Rasional : Tindakan ini memudahkan peralihan dari keadaan terjaga menjadi keadaan tidur.

Kolaborasi pemberian obat antihistamin. Rasional : Memberikan obat diharapkan pasien dapat tidur.

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik. Hasil yang diharapkan : pengembangan peningkatan penerimaan diri Rencana tindakan keperawatan : Kaji adanya gangguan pada citra diri pasien. Rasional : Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit atau keadaan yang tampak nyata bagi pasien. Kesan seseorang terhadap dirinya sendiri akan berpengaruh pada konsep diri. Berikan kesempatan untuk pengungkapan, dengarkan dengan cara terbuka dan tidak menghakimi untuk mengekspresikan perasaan. Rasional : Pasien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami. Bantu pasien yang cemas dalam mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali diri serta mengatasi masalah. Rasional : Menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi. Dorong pasien untuk bersosialisasi dengan orang lain dan Bantu pasien kea rah penerimaan diri. Rasional : Membantu dalam meningkatkan sosialisasi dan penerimaan diri.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang perawatan kulit dan cara menangani kelainan kulit. Hasil yang diharapkan : pasien mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakitnya, pasien memahami tentang perawatan kulit. Rencana tindakan keperawatan : Kaji tingkat pengetahuan pasien. Rasional : Memberikan data dasar untuk mengetahi tingkat pemahaman pasien. Jaga agar pasien mendapat informasi yang benar, memperbaiki kesalahan informasi. Rasional : Pasien memiliki perasaan ada sesuatu yang mereka perbuat dan merasakan manfaatnya. Beri nasehat kepada pasien untuk menjaga agar kulit tetap lembab dan fleksibel dengan pengolesan cream atau lotion. Rasional : memerlukan air agar fleksibelitas kulit tetap terjaga. Pengolesan cream atau lotion untuk mencegah agar kulit tidak menjadi kasar, retak dan bersisik. Peragakan penerapan terapi yang diprogramkan : obat topical Rasional : Memungkinkan pasien untuk memperoleh kesempatan untuk menunjukkan cara yang tepat untuk melakukan terapi Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit Hasil yang diharapkan : peningkatan suhu tubuh diatas rentang dermal Rencana tindakan keperawatan : Pantau suhu pasien ( derajat dan pola ). Rasional : Suhu 38,9-41oC menunjukkan proses infeksius. Berikan kompres hangat. Rasional : Membantu mengurangi demam. Anjurkan pasien untuk banyak minum. Rasional : Membantu mengurangi demam. Berikan antipiretik. Rasional : Digunakan untuk mengurangi

demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Hasil yang diharapkan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Rencana tindakan keperawatan

Kaji status nutrisi secara kontinu. Rasional : Memberikan pilihan intervensi Timbang berat badan setiap hari dan bandingkan dengan berat badan saat penerimaan. Rasional : Memantau kecenderungan dalam penurunan/penambahan berat badan.

Dokumentasikan pemasukan oral selama 24 jam. Rasional : Mengidentifikasi ketidakseimbangan antara perkiraan kebutuhan nutrisi dan masukan actual.

Rujuk pada ahli gizi. Rasional : Membantu dalam identifikasi defisit nutrisi.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Tema SubTema Waktu Hari/tanggal Sasaran Tempat

: karbunkel : Penatalaksanaan Keperawatan karbunkel : 20 menit : Rabu, Mei 2012 : Bapak A dan keluarga : Rumah Bp. A

I.

Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 20 menit diharapkan dapat memahami mengenai tindakan keperawatan pada Karbunkel yang dapat dilakukan Bapak.A dan keluarga tanpa campur tangan perawat secara dominan .

II.

Tujuan Instruksional Khusus (TIK) a. Klien dan keluarga dapat menyebutkan tujuan dari penatalaksanaan keperawatan b. Klien dan keluarga dapat menyebutkan cara memanajemen nyeri dengan cara mengalihkan c. Klien dan keluarga dapat menjawab aktivitas pada penderita Karbunkel. d. Klien dan keluarga dapat menyebutkan dan menjelaskan posisi tidur pada saat nyeri timbul. sampai dimana batasan

e. Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat dari mobilisasi di tempat tidur f. Klien dan keluarga dapat menjelaskan alasan melaporkan pada perawat saat nyeri.

III.

Pokok Materi a. Tujuan dari penatalaksanaan keperawatan b. Cara memanajemen nyeri dengan cara mengalihkan c. Batasan aktivitas pada penderita Karbunkel. d. Posisi semi fowler. e. Melaporkan bila nyeri f. Mobilisasi di tempat tidur

IV.

Strategi Pelaksanaan: A. Metode : 1. Ceramah 2. Tanya jawab

V. Kegiata n Pendahu luan dan Apresep si Isi

Kegiatan Penyuluhan Penyuluhan Audiance Waktu

Salam Pembuka Menyampaikan Tujuan Penyuluhan

Menjawab Salam Menyimak Menjawab Pertanyaan

5 menit

Apresiasi Menyampaiakan tujuan penatalaksanaan karbunkel.. mendengarkan perhataian menanyakan hal-hal penuh 10 menit

yang belum jelas. cara nyeri cara memperhatikan jawaban penceramah dari

Menyampaikan memanajemen dengan

mengalihkan. Menyampaikan batasan aktivitas pada penderita karbunkel. Menyampaikan posisi semi fowler. Perawat memberitahu pada klien dan

menjawab pertanyaan

keluarga agar melapor bila nyeri datang. Menyampaikan cara

mobilisasi di tempat tidur. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya. Penutup Menjawab pertanyaan. Evaluasi. Menyimpulkan Salam penutup Mendengarkan Menjawab salam 5 menit

VI.

Media : 1. Leaflet 2.flip card

VII.

Sumber/ referensi : file:///E:/karbunkel/penyebab-penyakit-bisul.html

VIII.

Evaluasi Formatif Bapak A dan keluarga mampu memahami konsep penatalaksanaan ulkus peptikum.

Sumatif 1. Bapak A dan keluarga dapat menjelaskan Pengertian Tujuan Penatalaksanaan A. 2. Bapak A dan keluarga dapat mengerti Cara Memanajemen Nyeri dengan Cara Mengalihkan 3. Bapak A da keluarga dapat mengetahui Batasan Aktivitas pada Penderita 4. Bapak A dan keluarga dapat mengerti dengan Posisi Semi Fowler. 5. Bapak A dan keluarga dapat Melaporkan bila nyeri terjadi. 6. Bapak A dan kelurga dapat mengetahui Mobilisasi Di Tempat Tidur.

Yogyakarta, Mei 2012

Pembimbing

Penyuluh

(....................................)

(...................................)

ADVOKAD Sebagai sorang perawat kita harus hati-hati dalam melakukan suatu tindakan,dalam kasus ini perawat harus membuat suatu perjanjian dengan keluarga agar mempunyai bukti cukup,dan yang lebih penting lagi adalah mendokumentasikan tentang penyakit pasien dengan benar dan spesifik dari masuk hingga pasien meninggal sehingga kita punya bukti yang cukup tentang riwayat penyakit pasien yang nanti akan

dipertanggungjaabkan kepada keluarga atau kerabat pasien

ISSU LEGAL ETIK 1. Autonomy : individu harus mempunyai hak untuk memilih rencana jalan kehidupan mereka

2. Nonmaleficience dan beneficience : melihat secara berkelanjutan 3. Justice: memberikan pelayanan secara adil dan memberikan pasien tersebut atas hak mereka 4. Confidentiality: melindungi tentang informasi privasi pasien 5. Veracity : kewajiban untuk berbicara tentang yang sebenarbenarnya 6. Fidelity : kewajiban tidak mengingkari janji

GAMBAR

DAFTAR PUSTAKA http://erlinaekha.blogspot.com/2011/05/asuhan-keperawatan-pada-kliendengan.html http://www.scribd.com/fullscreen/8648890?access_key=key1w64uwo2hhzc02n1zepz http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/01/infeksi-furunkelkarbunkel.html Anatomi Fisiologi, Edisi 3, Drs. H. Syaifuddin, AMK

You might also like