You are on page 1of 19

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 LATAR BELAKANG Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. Ketika seorang merasakan kepuasan dalam bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan hasil kerja pegawai akan meningkat secara optimal.

Dalam kenyataannya, kepuasan kerja secara menyeluruh belum mencapai tingkat maksimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang/ penyuluh pada dasarnya secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri dan dibawa oleh setiap seseorang sejak mulai bekerja di tempat pekerjaannya, yang dalam penelitian ini adalah institusi penyuluhan. Faktor eksentrinsik menyangkut halhal yang berasal dari luar diri seseorang, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan pegawai lain, sistem penggajian dan sebagainya. Peningkatan kepuasan kerja petugas pada institusi penyuluhan di Indonesia hanya mungkin terlaksana secara bermakna apabila faktor-faktor yang mempengaruhi dapat diidentifikasi secara ilmiah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Penyuluhan sebagai pendidikan nonformal yang ditujukan untuk petani dan keluarganya, berperan penting dalam revitalisasi pembangunan pertanian. Perpres No.7 tahun 2005 tentang rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2004-2009 Bidang Pertanian menyatakan, bahwa lembaga pendukung petani, terutama lembaga penyuluhan pertanian sudah kurang berfungsi sehingga menurunkan efektivitas pembinaan, dukungan dan diseminasi teknologi dalam rangka meningkatkan penerapan teknologi dan efisiensi usaha petani, karena itu, penguatannya diarahkan kepada pendampingan petani, termasuk peternak. Penyuluh pertanian yang ada pada BPP Bojongmangu dikepalai oleh Bpk Mardalih Amd dengan jumlah penyuluh yang dibawahi sebanyak 5 orang dan staf kantor 3 orang. Semua penyuluh mempunyai wilayah kerja atau wilayah binaan masing masing dan bertanggung jawab atas wilayah yang mereka bina untuk memajukan atau meningkatkan produksi pertanian yang ada di wilayah kerjanya. ( aninomous. 2012 ) Setiap penyuluh wajib menyampaikan dan mengajarkan ke petani tentang teknologi teknologi baru yang dapat diterapkan sehingga bias meningkatkan produksi, meningkatkan kualitas dan kuantitas serta mengajarkan bagaimana cara mengendalikan hama sesuai dengan tupoksi mereka sebagai penyuluh pertanian agar petani dapat meningkatkan taraf hidupnya. Dalam menjalankan tupoksinya, penyuluh langsung turun kelapangan menemui para petani namun terkadang penyuluh kesulitan untuk melayani petani yang agak berjauhan hal ini dikarenakan transportasi kurang memadai dalam hal ini kendaraan untuk penyuluh seperti kendaraan bermotor, walaupun terkadang mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat atau provinsi namun bantuan kendaraan tersebut tidak mencukupi.

Jadi untuk mengatasi masalah tersebut penyuluh biasanya mengundang para petani untuk melakukan musyawarah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para petani, sehingga masalah yang dihadapi petani dapat terselesaikan. ( aninomous. 2012 ) Data mengenai penyuluh yang ada pada BP3K Bojongmangu dapat dilihat pada Tabel di bawah ini : Table 1. daftar jumlah penyuluh dan staf pada kantor BPK Bojongmangu No 1 2 3 4 Uraian Penyuluh PNS Penyuluh Honorer Staf PNS Staf Honorer Jumlah Jenis Kelamin Pria Wanita 2 5 1 3 2 10 3 Jumlah (Orang) 2 6 5 13 Ket.

Penelitian ini dilakukan yaitu untuk mengetahui faktor faktor yang berpengaruh penting dalam kepuasan kerja penyuluh pertanian yang ada pada BP3K Bojongmangu sehingga dapat diketahui apa saja faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja penyuluh pertanian yang ada pada BP3K Bojongmangu , Karena kepuasan kerja seorang penyuluh sangat penting hal ini dikarenakan apabila seorang penyuluh tidak merasa puas terhadap pekerjaannya yang disebabkan oleh gaji, jaminan financial dan jaminan sosial yang kurang memadai maka akan berpengaruh terhadap hasil produksi pertanian yang ada di Kecamatan Bojongmangu tersebut, karena kita ketahui penyuluh merupakan tulang punggung dalam peningkatan produksi hasil pertanian.

1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian pada latar belakang, dikemukakan masalah pokok yang dibahas dalam penelitian yaitu : 1. Apa fungsinya penyuluh dan seberapa besar kontribusinya terhadap kemajuan sector pertanian?
2. Faktor - faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan kerja penyuluh petanian pada

BPP Bojongmangu ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui kontribusi yang di berikan penyuluh pertanian terhadap kemajuan sector pertanian dan taraf hidup petani?
2. Untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Penyuluh

Pertanian pada BPP Bojongmangu

1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini di harapkan meningkatkan kesadaran kita dan pengetahuan kita terhadap pentingnya sector pertanian dan sumbangsih orang-orang yang bergerak di bidang pertanian yaitu PPL,THL, dll
2. Penelitian ini juga diharapkan mampu menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi

para akademisi maupun masyarakat umum yang tertarik pada topik ini. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan penulis mengenai faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja penyuluh pertanian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KAJIAN TEORI

2.1.1 Penyuluh Pertanian Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yaitu menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi dalam menghadapi persaingan global yang selama ini terabaikan. Dalam kaitan itu ada dua hal yang penting yang menyangkut kondisi sumberdaya manusia pertanian di daerah yang perlu mendapatkan perhatian yaitu sumberdaya petugas dan sumberdaya petani. Kedua sumberdaya tersebut merupakan pelaku dan pelaksana yang mensukseskan program pembangunan pertanian ( Van Den Ban, et.al ,2003). Sementara itu salah satu sumberdaya manusia petugas pertanian adalah kelompok fungsional yaitu kelompok Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), di mana Penyuluh Pertanian adalah petugas yang melakukan pembinaan dan berhubungan atau berhadapan langsung dengan petani. Tugas pembinaan dilakukan untuk meningkatkan sumberdaya petani di bidang pertanian, di mana untuk menjalankan tugas ini di masa depan penyuluh harus memiliki kualitas sumberdaya yang handal, memiliki kemandirian dalam bekerja, profesional serta berwawasan global. ( Van Den Ban, et.al ,2003). Penyuluhan secara sistematis adalah suatu proses sebagai berikut :

1. Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan

ke depan.
2. Membantu petani menyadarkan terhadap kemungkinan timbulnya masalah dari

analisis tersebut.
3. Meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan wawasan terhadap suatu masalah,

serta membantu menyusun kerangka berdasarkan pengetahuan yang dimiliki petani.


4. Membantu petani memperoleh pengetahuan yang khusus berkaitan dengan cara

pemecahan masalah yang dihadapi serta akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka mempunyai berbagai alternatif tindakan.
5. Membantu petani memutuskan pilihan tepat yang menurut pendapat mereka sudah

optimal.
6. Meningkatkan motivasi petani untuk dapat menerapkan pilihannya.

7. Membantu petani untuk mengevaluasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam membentuk pendapat dan mengambil keputusan( Van Den Ban, et.al ,2003). 2.1.2 Kepuasan kerja

A. Definisi dan Teori Teori Kepuasan Kerja Menurut Robbins (1998) dalam Nastiti (2003), kepuasan kerja merupakan perilaku umum penyuluh terhadap pekerjaanya sebagai hasil perbedaan antara nilai reward yang diperoleh dan nilai reward yang diharapkan akan diperoleh. Kepuasan kerja merupakan satu elemen yang mendapatkan perhatian besar dari manajemen perusahaan. Hal ini terkait dengan keberadaan suatu paham manajerial bahwa karyawan yang merasa puas akan cenderung bekerja lebih produktif daripada karyawan yang merasa tidak puas dengan lingkungan kerjanya. Kepuasan kerja dapat

dipahami melalui tiga aspek. Pertama, kepuasan kerja merupakan bentuk respon pekerjaan terhadap kondisi lingkungan pekerjaan. Kedua, kepuasan kerja sering ditentukan oleh hasil pekerjaan atau kinerja. Ketiga, kepuasan kerja terkait dengan sikap lainnya yang dimiliki oleh setiap pekerja (Luthans, 1995 sebagaimana dikutip Maryani & Supomo (2001), secara lebih rinci mengemukakan berbagai dimensi dalam kepuasan kerja yang kemudian dikembangkan menjadi istrumen pengukuran variabel kepuasan kerja, yang meliputi dimensi kepuasan terhadap: 1. 2. 3. 4. 5. Menarik atau tidaknya jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, Jumlah kompensasi yang diterima oleh pekerja, Kesempatan untuk promosi jabatan, Kemampuan atasan dalam memberikan bantuan teknis dan dukungan perilaku, dan Dukungan rekan sekerja. Terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan kepuasan kerja teoriteori tersebut antara lain adalah Teori Ketidaksesuian (Discrepancy Theory), Teori Keadilan (Equity Theory), dan Teori Dua Faktor (Teori Herzberg). B. Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy Theory) Teori ini mendasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan dengan sejumlah aspek tergantung pada selisih (discrepancy) antara apa yang telah didapatkan dengan apa yang diinginkan. Jumlah yang diinginkan dari karakteristik pekerjaan didefinisikan sebagai jumlah minimum yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang ada. Seseorang terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi aktual. Semakin besar kekurangan dan semakin banyak hal-hal yang diinginkan, maka semakin besar ketidakpuasan. Apabila yang didapat ternyata lebih besar dari yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi walaupun terdapat discrepancy, karena discrepancy itu merupakan

positif discrepancy. Sebaliknya semakin jauh kenyataan yang dirasakan atau di bawah standar minimum sehingga menjadi negatif discrepancy, maka semakin besar pula ketidakpuasan seseorang terhadap pekerjaannya. Sikap penyuluh akan tergantung bagaimana discrepancy itu dirasakan. C. Teori Keadilan (Equity Theory) Prinsip pada teori ini adalah bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya keadilan atau tidak atas suatu situasi. Perasaan equity atau inequity atas suatu situasi diperoleh dengan cara membandingkan dirinya dengan orang lain sekelas, sekantor, dan sebagainya. Elemen teori ini ada tiga yaitu: 1. Input yaitu segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai sumbangan terhadap pekerjaannya, misal: pendidikan, pengalaman, keadilan, jumlah jam kerja, dan sebagainya. 2. Outcomes atau hasil yaitu segala sesuatu yang berharga yang dirasakan karyawan sebagai hasil dari pekerjaannya, misal: gaji, keuntungan, status, dan sebagainya. 3. Orang pembanding yaitu orang lain dengan siapa karyawan membandingkan rasio input outcomes yang dimilikinya, dapat berupa seseorang di perusahaan yang sama atau di tempat lainnya atau bisa pula dengan dirinya sendiri di masa lampau. Menurut teori ini setiap penyuluh akan membandingkan rasio inputoutcomes dirinya dengan rasio input-outcomes orang pembanding. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka ia akan merasa puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tapi menguntungkan (over compensation in equity) dapat menimbulkan kepuasan. Tetapi bila perbandingan itu tidak

seimbang dan merugikan (under compensation equity) akan timbul ketidakpuasan. ( Robbins 1998 ) 2.1.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Penyuluh Pertanian Kepuasan kerja pada dasarnya merujuk pada seberapa besar seorang penyuluh menyukai pekerjaannya (Cherington, 1987:82). Kepuasan kerja adalah sikap umum pekerja tentang pekerjaan yang dilakukannya, karena pada umumnya apabila orang membahas tentang sikap pegawai, yang dimaksud adalah kepuasan kerja (Robbins, 1994:417). Pekerjaan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan seseorang, sehingga kepuasan kerja juga mempengaruhi kehidupan seseorang. Oleh karena itu kepuasan kerja adalah bagian kepuasan hidup (Wether dan Davis, 1982:42). Faktor-faktor yang biasanya digunakan untuk mengukur kepuasan kerja seorang pegawai adalah:
1. Faktor Kepuasan Finansial, yaitu terpenuhinya keinginan penyuluh terhadap

kebutuhan finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi penyuluh dapat terpenuhi. Hal ini meliputi; besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta promosi (Moh. Asad,1987: 118).
2. Faktor Kepuasan Fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

lingkungan kerja dan kondisi fisik penyuluh. Hal ini meliputi; jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan istirahat, kondisi kesehatan penyuluh dan umur (Moh. Asad,1987:117).
3. Faktor Kepuasan Sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik

antara sesama penyuluh, dengan atasannya maupun antara sesama penyuluh. Hal ini

meliputi; rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar (Drs.Heidjrachman dan Drs. Suad Husnan.1986: 194-195).
4. Faktor Kepuasan Psikologi, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan penyuluh.

Hal ini meliputi; minat, ketentraman dalam bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan (Moh.Asad,1987: 11.7). Kepuasan kerja dapat dirumuskan sebagai respons umum pekerja berupa perilaku yang ditampilkan oleh penyuluh sebagai hasil persepsi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja akan didapat apabila ada kesesuaian antara harapan pekerja dan kenyataan yang didapatkannya di tempat bekerja. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, peranan dari faktorfaktor tersebut dalam memberikan kepuasan kerja juga tergantung pada pribadi masing-masing individu, Ghiselli dan Brown mengemukakan pendapatnya yang dikutip oleh Syahrani (2002), menyatakan adanya enam faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yaitu: 1. Pencapaian diri atau Spiritualitas Perasaan tenang dan puas karena terdapatnya kebahagian batin/spiritual, misalnya perasaan dalam bekerja, dimana karyawan mendasarkan diri dalam bekerja semata-mata untuk beribadah kepada Tuhan. Bekerja merupakan salah satu cara untuk bertakwa kepada Tuhan. Seberapa beratnya tugas yang diembannya, namun bila itu merupakan pekerjaan yang harus dilaksanakan, maka karyawan akan ikhlas dan puas menjalankannya. 2. Kedudukan atau Posisi

Umumnya ada anggapan bahwa orang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan lebih puas daripada yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Beberapa penelitian menunjukan bahwa hal tersebut tidak selalu benar, perubahan tingkat pekerjaanlah yang mempengaruhi kepuasan kerja. 3. Pangkat atau Golongan Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan) sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah, maka sedikit banyak akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan mengubah perilaku dan perasaanya. 4. Umur Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan umur karyawan: Umur antara 25 sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan. Sedangkan untuk umur karyawan diatas 45 tahun, mereka akan cenderung realistis dan puas terhadap pekerjaannya. 5. Jaminan Finansial dan Jaminan Sosial Masalah jaminan financial (kompensasi) dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan. 6. Mutu Pengawasan Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat penting artinyadalam menaikkan produktivitas kerja. Kepuasan karyawan dapat ditingkatkan melalui perhatian dan hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahannya, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja

Persepsi pekerja mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya dan kepuasan kerja melibatkan rasa aman, rasa adil, rasa menikmati, rasa bergairah, status dan kebanggaan. Dalam persepsi ini juga dilibatkan situasi kerja pekerja yang bersangkutan yang meliputi interaksi kerja, kondisi kerja, pengakuan, hubungan dengan atasan, dan kesempatan promosi. Selain itu di dalam persepsi ini juga tercakup kesesuaian antara kemampuan dan keinginan pekerja dengan kondisi organisasi tempat mereka bekerja yang meliputi jenis pekerjaan, minat, bakat, penghasilan, dan insentif. 2.2 Hipotesis Berdasarkan uraian-uraian dalam latar belakang, permasalahan dan tujuan maka hipotesis yang diajukan adalah Diduga bahwa dengan adanya beberapa faktor seperti : umur, mutu pengawasan, pangkat, jaminan pinansial dan lain-lain dapat mempengaruhi kepuasan kerja penyuluh pertanian di BP3K Bojongmangu, Desa Bojongmangu , Kecamatan Bojongmangu Kabupaten Bekasi

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Bojongmangu , Kecamatan Bojongmangu Kabupaten Bekasi Lokasi ini dipilih atas pertimbangan bahwa di Desa tersebut merupakan salah satu obyek yang mempunyai Penyuluh Pertanian berpengalaman. 3.2 Penentuan Responden Penentuan responden dilakukan dengan mengambil semua jumlah penyuluh yang ada pada BP3K Bojongmangu 3.3 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini pengambilan terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan wawancara dan observasi langsung kepada semua jumlah penyuluh pertanian, Kantor BP3K Bojongmangu Data sekunder diperoleh dari kantor BP3K Bojongmangu dan (BP4KKP) Badan pelaksana penyuluh pertanian, kehutanan kelautan,dan Ketahanan Pangan Kabupten Bekasi , dan tinjauan pustaka melalui buku, artikel, dan internet.

4.4 Teknik Analisis Data Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja penyuluh pertanian pada BP3K Bojongmangu maka digunakan angka angka sebagai berikut : 3 = Sangat Puas 2 = Kurang Puas 1 = Tidak Puas 4.5 Defenisi Operasional Beberapa pengertian yang menjadi batasan penelitian ini adalah : 1. Penyuluhan secara sistematis adalah suatu proses yang Membantu petani menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan ke depan 2. Penyuluh Pertanian adalah petugas yang melakukan pembinaan dan berhubungan atau berhadapan langsung dengan petani binaan. 3. Umur adalah usia responden yang dihitung dari tahun kelahiran sampai pada saat diwawancarai dinyatakan dalam satuan tahun 4. Kelompok fungsional adalah kelompok Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)

5.

kepuasan kerja adalah perilaku umum karyawan terhadap pekerjaanya sebagai hasil perbedaan antara nilai reward yang diperoleh dan nilai reward yang diharapkan akan diperoleh.

6.

Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja penyuluh pertanian yaitu : a) Gaji yaitu salah satu hal yang penting bagi setiap penyuluh yang bekerja dalam suatu instansi pemerintah, karena dengan gaji yang diperoleh seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. b) Pangkat dan Golongan adalah kedudukan yang M menunjukkan tingkatan seseorang Pegawai Negeri Sipil berdasarkan jabatannya dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar penggajian.
c)

Umur adalah usia satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. dinyatakan dalam satuan tahun

d)

Jaminan Finansial dan Jaminan Sosial adalah suatu program yang didanai atau diberikan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dasar orang tanpa sumber daya.

DAFTAR PUSTAKA 1. Abbas Samsuddin 1999. Sembilan Puluh Tahun Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Jakarta. BPLPP-Departemen Pertanian. 2. Bahua M. Ikbal, 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian dan Dampaknya Pada Perilaku Petani Jagung di Provinsi Gorontalo. Disertasi Doktor. Bogor. Sekolah Pascasarjana-IPB.
3. http://blog-husni.blogspot.com/2010/07/kinerja-penyuluh-pertanian-lapangan-di.html

Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan di Provinsi Jambi. Diakses pada tanggal 25 Februari 2012
4. http://www.penyuluhpertanian.com/pelaksanaan-sertifikasi-penyuluhpertanian Standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Pusbangluhtan Kementrian Pertanian. Diakses pada tanggal 25 Februari 2012

Proposal Skripsi FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN PENYULUH PERTANIAN STUDI KASUS DI BP3K BOJONGMANGU KABUPATEN BEKASI Oleh : Yana Hendriyana 108092000026

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2012/1433 H

You might also like