You are on page 1of 7

REVIEW Judul Pengarang : Penuntun Pemberantasan Korupsi Dalam Pemerintah Daerah : Robert Klitgaard Ronald Maclean-Abaroa H.

Lindsey Parris Penerjemah Penerbit : Masri Maris : Yayasan Obor Indonesia, Jakarta

Tahun Terbit : 2005

Korupsi, dalam arti luas, korupsi berarti menggunakan jabatan untuk keuntungan pribadi. Jabatan adalah kedudukan kepercayaan. Korupsi berarti memungut uang bagi layanan yang seharusnya diberikan, atau menggunakan wewenang untuk mencapai tujuan yang tidak sah. Korupsi adalah tidak melaksanakan tugas karena lalai atau sengaja. Korupsi bisa mencakup kegiatan yang sah dan tidak sah.korupsi kadang-kadang dapat membawa dampak positif dibidang sosial, namun pada umumnya korupsi menimbulkan inefisiensi, ketidak adilan, dan ketimpangan. Korupsi ada yang dilakukan secara freelance, artinya pejabat melakukannya secara sendiri-sendiri atau kelompok kecil menggunakan wewenang yang dimilikinya untuk meminta suap. Namun, korupsi bisa mewabah, menjadi sistematis. Menurut penulis, korupsi ada dua. Pertama, korupsi seperti bermain curang dalam permainan olahraga. Kedua, korupsi dalam arti seperti aturan main yang menentukan mana permainan curang dan menjatuhkan sanksi bila terjadi pelanggaran sama sekali tidak di patuhi. Korupsi yang tidak menghiraukan aturan main sama sekali disebut hypercorruption, menurut Luis Moreno Ocampo. Sedangkan Herbert Werlin menyebutnya secondary corruption, yang di bandingkannya dengan minuman keras. Apapun definisi yang digunakan, apabila korupsi telah mencapai tingkat

hyppercorruption, akan membawa dampak yang sangat mematikan. Tetapi sayangnya, korupsi inilah yang sekarang berkembang diseluruh dunua. Bila korupsi berkembang sedemikian rupa sampai hak milik tidak di hormati, aturan hukum dianggap remeh,dan insentif untuk investasi menjadi kacau, maka akibatnya pembangunan ekonomi dan politik akan lumpuh. Korupsi dijumpai diseluruh negara di dunia. Tetapi dampak korupsi di negara-

negara miskin cenderung lebih meerusak karena korupsi cenderung menyebabkan hak milik tidak di hormati, aturan hukum diangganp enteng dan insentif untuk investasi menjadi kacau. Luas sebaran korupsi berbeda-beda. Korupsi yang paling melumpuhkan adalah korupsi sistematis, korupsi yan merusak aturan main. Korupsi sistematis adalah salah satu sebab mengapa sebagian besar negara berkembang tetap tidak berkembang. Korupsi merupakan masalah pokok yang harus di berantas. Korupsi sekarang sudah merajalela. Sehingga menimbulkan kemarahan besar dikalangan masyarakat dan

membangkitkan tekad baru dikalangan politisi untuk memberantasnya. Salah satu sebab korupsi merajalela adalah karena perkembangan yang cepat dalam perdagangan internasional dan komunikasi internasional menyebabkan bangsa-bangsa didunia mudah tergoda oleh perolehan ekonomi. Strategi pemberantasan kotupsi banyak yang gagal karena strategi yang digunakan tidak tersusun secara rapi. Strategi yang digunakan hanya memandang penyimpangan atau ulah orang-orang yang tidak bermoral. Selama ada monopoli plus wewenang minus akuntabilitas, selama itu pula korupsi akan ada. Selain itu, para pejabat juga sudah merasa bahwa upaya pemberantasan korupsi akan sia-sia. Mereka bingung harus mulai darimana dalam memberantas korupsi. Upaya anti korupsi banyak yang gagal karena pendekatan yang semata-mata bersifat pendekatan hukum, atau terlalu bertumpu pada himbauan moral. Kadang-kadang upaya antikorupsi dilakukan hanya setengah hati. Kadang-kadang pula upaya anti-korupsi itu sendiri berubah menjadi alat yang kotor untuk menjatuhkan lawan politik atau untuk menyeret lawan ke dalam penjara. Dibutuhkan strategi untuk membrantas korupsi, tetapi sering terjadi upaya anti-korupsi tidak memiliki strategi. Korupsi jangan dilihat sebagai sekadar penyimpangan atau ulah orang-orang yang tak berakhlak. Kunci untuk mencapai hasil dalam mengadakan perubahan adalah mengubah kebijaksanaan dan sistem, bukan memburu satu dua pejabat, membuat undang-undang dan peraturan baru, atau mengeluarkan himbauan agar semua orang meningkatkan moral masing-masing.

Tetapi, bagi sebagian orang, tidak ada gunanya berbicara mengenai kampanye antikorupsi atau strategi baru. Satu-satunya yang diperlukan adalah bahwa pemerintah melakukan apa yang seharusnya dilakukan. C=M+ D-A C = Corruption (Korupsi) M = Monopoly power (monopoli kekuasaan) D = Discretion By Officials (wewenang pejabat) A = Accountability (Akuntabilitas) Strategi anti korupsi hendaknya menggali cara-cara untuk mengurangi kekuasaan monopoli, menjelaskan dan membatasi wewenang, dan meningkatkan keterbukaan, sambil memperhitungkan kerugian langsung dan tidak langsung dari cara-cara itu, selain itu, kemungkina tertangkap harus diperbesar, dan hukuman bagi pelaku korupsi harus diperberat, insentif harus dikaitkan dengan hasi kerja. Seseorang akan tergoda untuk melakukan korupsi apabila hasil korupsi lebih besar dari sanksi bila tertangkap kali probabilitas tertangkap. Cara menyusun strategi yang baik adalah harus memperhatikan: 1. Memahami sistem yang korup. 2. Melakukan diagnosa mengenai bagaimana sistem korupsi tertentu sekarang bekerja dalam situasi tertentu. 3. Mengatasi tantangan dari pihak politisi dan birokrasi, dan menghimpun dukungan. 4. Menyusun rencana tindakan bertahap untuk membersihkan sistem yang korup, membasmi budaya sinis, membangun momentum politik, dan memperbaiki pemerintahan. Salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan mengurangi monopoli, memperjelas dan membatasi wewenang, dan meningkatkan akuntabilitas. Dalam analisis kebijakan, harus dilakukan: 1. Seleksi pelaksana.

2. Perbaiki insentif positif bagi pejabat pemerintah. 3. Memperberat sanksi bagi tindak korupsi. 4. Membatasi monopoli. 5. Memperjelas wewenang pejabat. 6. Tingkatkan akuntabilitas dan keterbukaan. Selain itu juga harus di gunakan diagnosa parsitipatoris. Dengan cara mengadakan lokakarya, dimana peserta disuguhi sebuah korupsi dan kemudian diminta untu menganalisis kasus tersebut. Diagnosis parsitipatoris adalah diagnosis atas dirinya sendiri dan menentukan jalan keluar sendiri. Dalam membasmi budaya politik, dibutuhkan peran sektor swasta dan warga. Sektor swasta dan warga bersama pemerintah bersama-sama mengawasi jalannya pemerintahan. Sektor swasta memainkan peran penting dalam pemberantasan korupsi, tetapi sering terabaikan. Untuk pejabat pemerintah yang menerima suap, pasti ada seseorang di sektor swasta yang memberikan suap. Sektor swasta dan masyarakat dapat membantu memberikan informasi mengenai pelanggaran hukum, dengan cara melakukan diagnosa atas sistem yang tidak efisien dan korup, dan dengan cara menjaga kejujuran masing-masing. Dalam membasmi korupsi dibutuhkan penanggung jawab. Seseorang atau sebuah badan pemerintah, harus diberi tanggung jawab untuk menjalankan kampanye anti-korupsi, dengan dibekali wewenang politik, dikenal oleh masyarakat luas, dan memiliki akuntabilitas. Selain itu, dibutuhkan badan koordinasi yang berdiri secara independen. Yang berperan sebagai pendorong tindakan bersama, pengerah sumber daya berbagai unit pemerintahan. Dengan kata lain, orang atau badan tersebut bukan tukang memberi perintah. Pemberantasan korupsi membutuhkan dana yang cukup besar. Sehingga dalam memulai pemberantasan korupsi, mulailah dari pemberantasan korupsi yang memberikan hasil cepat dan segera tampak oleh masyarakat namun membutuhkan biaya murah. Ini berlawanan dengan aktivis-aktivis anti-korupsi yang menginginkan melakukannya sekaligus. Agar masyarakat kembali percaya kepada pemerintah, diperlukan sebuah strategi yang mampu membuat masyarakat kembali percaya: 1. Basmi budaya kebal hukukm.

2. Seret koruptor kakap ke depan pengadilan. 3. Buat kejutan. 4. Adakan perubahan sistem. Karupsi tidak dilakukan sendirian. Untuk melakukan korupsi di perlukan: 1. Mancari rekan yang juga korup. 2. Melakukan pembayaran. 3. Menyerahkan apa yang dibeli secara korup, semua ini dilakukan dengan diam-diam. Bila korupsi telah menjadi sistematis, itu berarti bahwa peluang telah ddiketahui, hubungan telah terjalin, mekanisme untuk pembayaran telah disepakati, dan penyerahan dilakukan secara teratur. Mengubah undang-undang tidak menjamin akan bisa memberantas korupsi. Karena korupsi sekarang sudah menjadi sistem. Kadang-kadang, peraturan dan prosedur yang lebih banyak tidak saja mengurangi efisiensi tetapi juga menciptakan peluang untuk korupsi. Pendekatan yang lebih menjanjikan adalah dengan mengubah kondisi persaingan, wewenang akuntabilitas, dan insentif. Untuk itu yang perlu diperhatikan: 1. Mengontrakkan pekerjaan ke pihak luar, sehingga pemerintah hanya memusatkan pada pengawasan dan pemantauan. 2. Membuat aturan dan prosedur second best, dengan aturan ini dapat memperjelas wewenang dan membuat aturan mudah dipahami. 3. Mencari sumber informasi baru mengenai hasil kerja. 4. Menggunakan komputer untuk melacak kecurangan dalam pelayanan masyarakat. 5. Mendorong sektor swasta untuk mengawasi diri sendiri. 6. Melakukan eksperimen mengenai insentif. Di berbagai negara berkembang, upaya membangun pemerintahan yang lebih baik semata-mata melalui upaya memperkuat birokrasi gaya barat. Tetapi banyak yang gagal. Pada umumnya, lingkungan di negara-negara berkembang tidak mendukung upaya membangun pemerintahan yang efisien dan efektif. Ini karena: Informasi sangat terbatas dan mahan dan evaluasi jarang dilakukan dan juga mahal.

Kemampuan mengolah informasi masih lemah, baik ditingkat individu maupun ditingkat lembaga. Insentif sangat lemah, prestasi kerja yang baik tidak mendapatkan penghargaan yang semestinya dan prestasi buruk tidak mendapatkan sanksi. Monopoli politik merajalela, kadang-kadang kekerasan dan intimidasi. Organisasi pengawas sangat lemah.

Untuk itu, yang perlu di perhatikan: Kumpulkan informasi lebih banyak dan evaluasi lebih banyak pula. Berikan informasi dan hasil evaluasi kepada masyarakat luas, dewan perwakilan rakyat, dan para pengawas. Perbaiki insentif. Tingkatkan persaingan dan kekuatan-kekuatan pengawas dan perbaiki prosedur agar berbagai kepentingan dan suara ini dapat mempengaruhi kebijaksanaan dan pelaksananya Salah satu negara yang berhasil memberantas korupsi adalah Hong Kong.pada awal 1970-an, kepolisian Hong Kong terlibat dalam sindikat obat bius dan judi. Sindikat itu mempunyai satu cara yang rumit untuk membagi dan mengelola penerimaan illegal itu, termasuk penggunaan akuntan, pembayaran pada enam bank, dan kadangkala pengiriman dana keluar negeri. Polisi juga memungut uang dari kedai kopi dan pedagang kaki lima. Korupsi juga mewabah dalam calon penerimaan polisi. Badan anti-korupsi milik departemen kepolisian jjuga ikut andil dalam korupsi tersebut. Gubernur yang baru, membentuk sebuah komisi untuk melakukan tinjauan ulang dan menemukan hasil yang sangat mengejutkan mengenai tindak korupsi tersebut. Akhirnya gubernur Hong Kong, Murray Maclehose, membentuk suatu komisi independen melawan korupsi yang diberi nama ICAC ( Independent Commission Against Corruption) yang

langsung melapor kepadanya, dan membubarkan kantor anti-korupsi milik departemen kepolisian. ICAC memiliki kekuasaan yang besar, yaitu wewenang menyelediki, meski demikian, badan ini lebih menekankan pencegahan dan partisipasi warga. ICAC terdiri dari tiga bagian:

Departemen operasi, bertugas melakukan pengusutan. Departemen pencegahan korupsi (DPK), bertugas melakukan penilaian mengenai departemen-departemen pemerintah yang mana rawan korupsi dan membantu departemen bersangkutan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya.

Departemen hubungan masyarakat (DHM), bertugas melibatkan warga Hong Kong dalam perang melawan korupsi

Jika ada departemen yang tidak bersedia melakukan analisis mengenai situasinya dengan bantuan ICAC, atau jika setelah dilakukan analisi tidak menghiraukan saran ICAC, maka ada ancaman sanksi terselubung: mendapat marah besar gubernur, disiarkan media massa, dan ditindak tegas. ICAC juga merupakan sebuah alat untuk mengerahkan partisipasi dan dukungan warga. Partisipasi dan dukungan tersebut diwujudkan dalam dua cara. Pertama, dibentuk sejumlah komite penasehat beranggotakan lima warga dengan tugas memberikan pengarahan dan memantau ICAC. Kedua, departemen hubungan masyarakat (DHM). DHM membentuk kantor-kantor ditingkat kabupaten untuk mengumpulkan informasi dari warga, melakukan penyuluhan tentang korupsi. DHM juga menyusun program sekolah, drama TV, film singkat, siaran radio interaktif, pamflet khusus dan pameran.

You might also like