Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh : Maya Dewi Prasanti 209132016 3 DEA (Teknik Perancangan Perkakas Presisi)
Mei 2012
DAFTAR ISI
A. B. DEFINISI AKHLAK ........................................................................................... 2 KLASIFIKASI AKHLAK ...................................................................................... 2 B.1. Akhlak Baik ................................................................................................... 3 B.2. Akhlak Buruk ................................................................................................ 4 C. D. RUANG LINGKUP AKHLAK ............................................................................... 4 AKHLAK KEPADA KEDUA ORANG TUA ............................................................ 7
D.1.Kewajiban menghormati Orang Tua ............................................................... 7 D.2. Tuntunan Akhlak kepada Kedua Orang Tua. ................................................. 9 D.2.1. Menaati Perintah Orang Tua. .................................................................. 9 D.2.2. Menolak Perintah Orang Tua untuk bermaksiat kepada Allah dan RasulNya dengan cara yang baik. ............................................................................ 10 D.2.3. Berkata Sopan dan Tidak Melukai Hati Orang Tua ................................. 12 D.2.4. Merawat Orang Tua Lanjut Usia dengan Sabar dan Ikhlas...................... 13 D.2.5. Menghormati Orang Tua Yang Lain. ...................................................... 13 D.2.6. Mendoakan Orang Tua Semasa Hidup dan Sepeninggalnya. .................. 14 D.3. Keutamaan Jika Menghormati Orang Tua. ................................................... 15 D.4. Ancaman Bagi Orang yang Menelantarkan Orang Tua. ............................... 16 E. KESIMPULAN ................................................................................................ 17
A. DEFINISI AKHLAK
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak ialah buah dari keimanan yang kuat kepada sesuatu yang dipercaya dan akhlak baik merupakan buah dari iman kepada Allah SWT. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata khuluq tercantum dalam Al-Quran surat Al-Qalam ayat 4,
-Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung (QS.Al-Qalam : 4).
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
B. KLASIFIKASI AKHLAK
Akhlak secara umum dikelompokan kedalam 2 jenis yaitu akhlak baik (Mahmudah ; Al-Hamidah) dan akhlak buruk (madzmumah ; Adz-Dzamimah).
Akhlak
langsung oleh setiap pribadi.
Secara fitrahnya setiap manusia diangugerahi akal pikiran yang mampu membedakan suatu hal yang baik dengan hal yang buruk, begitu juga dalam mengelompokkan akhlak yang baik dengan akhlak yang buruk. Padangan dan penilaian akan sesuatu hal yang baik dan buruk sering kali tidak dapat dijelaskan secara tertulis mengenai apa yang membuat hal tersebut menjadi buruk akan tetapi dapat hal buruk dan baik tersebut dapat dimengerti
Umumnya pengelompokkan akhlak baik dan buruk dilihat dari seberapa besar pengaruh dan dapak sebab akibat yang akan ditemui dari suatu perbuatan yang disebut akhlak. Misalnya, sikap jujur akan menimbulkan kepercayaan yang dimana kepercayaan dapat mempermudah terjalinnya kerjasama diantara seseorang dengan seorang yang lainnya. Sedangkan akhlak buruk seperti mencela orang lain dan mencuri sudah tentu menimbulkan kebencian dari orang lain dan membuat seseorang tidak lagi mendapatkan kepercayaan dari orang lain melainkan dijauhi dan tidak dijadikan rekan untuk bekerja sama.
3. Malu (Al-Haya') 4. Rendah hati (At-Tawadlu') 5. Murah hati (Al-Hilmu) 6. Sabar (Ash-Shobr)
1. Akhlak Pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi.
2. Akhlak Beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.
3. Akhlak Berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap orang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
4. Akhlak Bermasyarakat
Pendidikan kesusilaan / akhlak , tidak kesusilaan dapat atau terlepas moral timbul dari di
dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup sendirisendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompokkelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan normanorma kesusilaan yang berlaku.
5. Akhlak Bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. 5
Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka. Sedangkan jika dirinci lagi akhlak beragama dalam hal ini agama Islam memiliki rincian lainnya yaitu : Akhlaq terhadap Kholik Akhlaq terhadap Mahkluk
Adapun penjelasan dari ruang lingkup akhlak tersebut, ialah sebagai berikut :
Kewajiban diri kita terhadap Allah, dengan ibadah shalat, dzikir, dan doa. Kewajiban keluarga kita terhadap Allah, adalah dengan mendidik anak dan isteri
maupun mengingatkan anggota keluarga lainnya agar dapat mengenal Allah dan mampu berkomunikasi dan berdialog dengan Allah.
Kewajiban harta kita dengan Allah adalah agar harta yang kita peroleh adalah
harta yang halal dan mampu menunjang ibadah kita kepada Allah serta membelanjakan harta itu dijalan Allah. 2. Akhlaq terhadap Makhluk Prinsip hidup dalam Islam termasuk kewajiban memperhatikan kehidupan antara sesama orang-orang beriman. Kedudukan seorang muslim dengan muslim lainnya adalah ibarat satu jasad, dimana satu anggaota badan dengan anggota badan lainnya mempunyai hubungan yang erat. Hak orang Islam atas Islam lainnya ada 6 perkara : Apabila berjumpa maka ucapkanlah salam Apabila ia mengundangmu maka penuhilah undangan itu Apabila meminta nasehat maka berilah nasihat Apabila ia bersin lalu memuji Allah maka doakanlah Apabila ia sakit maka tengoklah Apabila ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.
melingkupi cara bersikap terhadap alam, binatang, tumbuhan, kepada yang ghaib, dan semesta alam.
yang telah Allah titipkan kepada keduanya. Hal ini juga dibuktikan akan keterangan Allah pada QS. Al Isra : 23-24,
--Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, Wahai Tuhan-ku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.
( QS. Al Isra : 23-24) dan tercantum pada QS. Al Ahqaf : 15
-Dan Kami Perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa,Ya Tuhan-ku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau Limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau Ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak
cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang Muslim. (QS. Al-Ahqaf : 15)
Tidak hanya dalam Al- Quran, mengenai keutamaan menghormati orang tua juga disampaikan oleh Rasulullah : Keridhaan Allah tergantung pada keridhaan
Orang Tua, dan kemurkaan Allah tergantung pada kemurkaan Orang Tua. (HR.
Tirmidzi , dishahihkan oleh Ibnu Hibban dan Hakim.) Berbuat baik kepada orang tua tidaklah hanya saat kita kecil dan masih diasuh atau tinggal dengan orang tua, melainkan harus terus berlanjut hingga kita dewasa dan telah berkeluarga sekalipun dan tidak hanya dilakukan semasa orang tua kita hidup di dunia akan tetapi juga setelah mereka meninggal dunia.
Ini juga dikarenakan keutamaan menjada akhlak kepada kedua orang tua melebihi keutamaan berjhad dijalan Allah SWT, sebagaimana yang tertera pada hadis Abdullah bin Masud r.a. :
Aku bertanya kepada Rasulullah Saw : Amalan apakah yang paling utama?. Beliau menjawab : Shalat tepat pada waktunya. Aku bertanya lagi : Kemudian apa? Beliau menjawab : berbakti kepada kedua orang tua. Aku bertanya lagi : Kemudian apa?. Beliau menjawab : Berjihad di jalan Allah.
(H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim , Tirmidzi, dan ibnu Majah.) Dengan berbagai paparan diatas, rasanya tidak perlu ada lagi alasan bagi kita untuk tidak mentaati perintah orang tua yang tidak lebih hanya untuk membuatnya bahagia, dengan melakukan lebihpun kita tidak akan pernah bisa membalas jasa mereka. Untuk itu, kewajiban mentaati orang tua sudah seharusnya dijadikan pilar utama dalam bagaimana kita menjaga akhlak kepada orang tua. D.2.2. Menolak Perintah Orang Tua untuk bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan cara yang baik. Menolak dalam sub bab ini bukanlah suatu alasan untuk membantah pengertian disub bab sebelumnya, melainkan suatu pengecualian yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya jika perintah yang diberikat kepada kita dapat membuat kita menjadi durhaka kepada Allah SWT. Bagaimanapun Allah mengistimewakan kedudukan kedua orang tua, kita tidak boleh mentaati kedua orang tua melebihi ketaatan kita kepada Allah SWT, dalam mentaati kedua orang tua sekalipun yang harus kita yakini ialah kita bertujuan untuk mendapatkan ridho Allah melalui doa dan keridhoan kedua orang tua terhadap kita melalui cara cara yang baik. Jika kedua orang tua memberikan suatu perintah yang dimana akan membuat kita bermaksiat kepada Allah dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan iman mereka, Allah juga memberikan kita petunjuk mengenai bagaimana cara cara yang bijak untuk menolak perintah mereka dengan tujuan tetap menjaga hubungan baik dengan keduanya. Seperti yang dijelaskan Allah pada QS. Luqman : 14 15:
--
10
-Dan Kami Perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tua-nya. lbunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku Beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
-Dan
Kami Wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada- Ku tempat kembalimu, dan akan Aku Beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Petunjuk untuk tetap menjaga hubungan baik dengan kedua orang tua yang memerintahkan suatu hal yang bertentangan dengan perintah Allah SWT juga tertera pada hadis Rasulullah SAW, yaitu :
Asma binti Abu Bakar berkata bahwa suatu hari, ia didatangi oleh ibunya yang masih syirik. Maka Asma meminta fatwa kepada Rasulullah, Ya Rasulullah, ibuku mendatangiku dan menginginkan aku berbuat baik kepadanya. Apakah aku boleh menyambung persaudaraan dengannya?. Rasulullah menjawab : Ya, Sambunglah. ( Diceritakan dalam HR. Bukhari dan Muslim).
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa keharusan dalam mentaati kedua orang tua menjadi batal apabila keduanya memerintahkan atau mengajak untuk berbuat syirik dan melanggar aturan Allah SWT, dan jika penolakan kita berbuah pahit dengan kita diusir maupun dimurkai orang tua 11
karena
membela
agama
Allah,
Allah
memerintahkan
agar
kita
tetap
menyikapinya dengan sabar dan bijak. Kesabaran menghadapi orang tua akan berbuah pahala diakhirat kelak karena Allah Maha Mengetahui apa apa yang diperbuat oleh hamba Nya.
D.2.3. Berkata Sopan dan Tidak Melukai Hati Orang Tua Saat seorang anak masih berumur balita maupun anak anak ungkapan ungkapan yang keluar dari mulut anak- anak semata mata hanya dianggap sebuah celotehan oleh kedua orang tuanya, bahkan menjadi suatu penghibur dan kelucuan. Akan tetapi, dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia sang anak dengan berbagai persoalan yang dihadapi sang anak terkadang akibat lupa dan khilaf celotehan celotehan anak anak yang awalnya menjadi penghibur orang tua lama kelamaaan berubah menjadi keluhan dan yang terburuk menjadi hardikan bagi kedua orang tua tatkala si anak mulai tidak menaati perintah orang tua dengan berkilah bahwa ia tidak sependapat dengan perintah orang tuanya , merasa malas, dan merasa sibuk tidak mau diperintah. Sungguh meski secara ilmu psikologi seorang akan melalui pendewasaan dengan melalui masa transisi , masa pencarian jati diri, ini bukanlah suatu alasan agar kedua orang tua memahami segala perubahaan yang anak tampilkan termasuk keengganannya diperintah, bagaimanapun juga sebagai seorang anak kita diharuskan untuk memegang teguh prinsip untuk tidak berkata hal hal yang menyakiti hati orang tua terlebih dengan menolak perintahnya dengan kata ah, uh dan sebagainya. Dalam berkata kepada orang tua kita harus memperhatikan adab berbicara yang baik, sopan, dan tidak melukai hati kedua orang tua, seperti yang tertera dalam QS. Al Isra ayat ke 23 :
-Dan Tuhan-mu telah Memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ah dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.
12
D.2.4. Merawat Orang Tua Lanjut Usia dengan Sabar dan Ikhlas. Seperti telah dijelaskan dalam penjelasan sebelumnya, berlaku sopan, baik, dan menyenangkan orang tua tidak hanya dilakukan oleh seorang anak saat ia masih tinggal bersama orang tuanya saja akan tetapi harus terus dilakukan hingga seorang anak dewasa bahkan telah berkeluarga sekalipun khususnya tatkala kedua orang tua sudah memasuki usia Al-Kibar atau lanjut usia. Pada usia lanjut berbagai perubahan dan problem perubahaan akan terjadi kepada setiap manusia yang beranjak tua, seperti persoalan kepribadian yang menjadi sensitif, memori yang melemah, kesehatan fisik, dan lainnya. Proses penuaan tidak bisa dicegah oleh siapapun dan apapun karena itu merupakan kehendak Allah dimana setiap manusia akan mengalami fase tersebut. Setiap manusia mengalami proses penuaan, yang dimana bayi menjadi balita, remaja, hingga kemudian dewasa dan menjadi lansia. Untuk itu, kita tidak boleh menelantarkan kedua orang tua pada saat mereka memasuki usia lanjut yang dimana itu merupakan saat yang paling penting untuk kita mendampingi mereka melalui fase baru dalam kehidupannya dan menyiapkan dirinya menerima segala perubahan dengan sikap maklum dan kasih sayang yang kita berikan. Pada QS. Al Isra ayat 23 dan 24 juga dijelaskan bahwasanya kita harus lebih berhati hati dalam berkomunikasi dengan orang tua kita yang sudah lanjut usia, berlaku sabar dalam menghadapi penurunan kondisi fisiknya, serta terus mengakui dan menghargai mereka dengan penuh kasih sayang. Dalam hadis riwayat Ahmad dan Muslim bersumber dari Abu Hurairah tentang akhlak kepada orang tua yang sudah lanjut usia . Rasulullah bersabda :
Kehinaan , kemudian kehinaan, kemudian kehinaan. Ada yang bertanya : Siapakah itu wahai Rasulullah ? . Beliau menjawab : Siapa saja yang mendapati orang tuanya ketika telah lanjut usia, salah satunya atau keduanya, namun hal itu tidak membuatnya masuk surga.
D.2.5. Menghormati Orang Tua Yang Lain. Bersikap baik kepada orang tua tidaklah hanya berlaku untuk orang tua kita saja, akan tetapi juga semua orang yang lebih tua dari kita baik nenek, kakek, kakak, saudara saudara yang merupakan ayah dan adik pihak ibu dan bapak, guru kita, dosen, ustadz, maupun kedua mertua saat kita sudah menikah mereka semua ialah orang tua yang harus kita hormati dan sayangi.
13
Bersikap baik kepada orang tua yang lain sama dengan menghormati orang tua kita sendiri, dan sebaliknya apabila kita menghardik maupun membentak orang tua orang lain, itu sama dengan tidak menghargai orang tua kita sendiri.
Rasulullah bersabda : Termasuk dosa besar adalah seseorang yang mencela kedua orangtuanya. Lantas sahabat bertanya : Ya, rasulullah apakah mungkin seseorang mencela kedua orang tuanya ? beliau menjawab Ya. Dia mencela bapak orang lain, lalu orang tersebut mencela bapaknya (HR. Muslim)
D.2.6. Mendoakan Orang Tua Semasa Hidup dan Sepeninggalnya. Jasa orang tua kita tidak akan dapat terbalaskan sampai kapanpun, untuk itu Allah dan Rasul memerintahkan kita untuk tidak hanya mendoakannya semasa mereka hidup namun juga setelah keduanya maupun salah satunya meninggal dunia. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan sebagai bentuk bakti kita kepada kedua orang tua yang telah meninggal dunia, diantaranya : 1. Ashshalatu alaihima yakni mendoakannya setiap saat maupun seusai sholat dengan doa yang tercantum dalam QS. Al Isra : 24 atau dengan bahasa kita masing masing. 2. Al- Istighfaru lahuma yakni memohonkan ampunan kepada Allah SWT agar Allah mengampuni dosa dosa orang tua kita. Seperti doa nabi Nuh yang tercantum dalam QS. Nuh : 28, yaitu :
-Ya Tuhan-ku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapa pun yang memasuki rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau Tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kehancuran. 3. Al-Infadzu ahdihima yakni meneruskan cita cita kedua orang tua. Seperti
memakmurkan masjid yang menjadi wakafnya, maupun pergi haji untuk meneruskan cita cita orang tua yang belum tercapai (bukan untuk menghajikan, dikarenakan orang meninggal sudah terputus segala kewajiban ibadahnya).
14
ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya maka hormatilah kedua orang tuanya dan sambungkan silaturahminya.
(HR. Ahmad dari Anas bin Malik) 4. Penghuni Surga Mengormati lagi merawat kedua orang tua membuat seseorang memperoleh peluang untuk mendapatkan Surga yang telah dijanjikan oleh Allah SWT. 5. Investasi Amal Sholeh Dalam hadits riwayat Ahmad yang diterima dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda : Allah SWT akan mengangkat derajat orang tua yang 15
memiliki anak soleh dengan memasukkannya ke Surga. Ketika orang tua tersebut ada di surga ia bertanya : Anna Li Hadzih? (Ya Allah darimana aku mendapatkanpenghargaan sebesar ini padahal aku tidak layak mendapatkan ini semua ?) Biistighfari waladika laka. (Jasa istighfar anakmu kepadamu)
Setiap dosa akan ditangguhkan Allah siksaannya sampai pada hari kiamat nanti kecuali dosa kepada kedua orang tua yang akan dibayarkan segera siksaannya sebelum dia mati. (HR. Al-Hakim)
3. Tidak Akan Masuk Surga, dan 4. Susah Melepaskan Nyawa Sudah banyak kisah yang menceritakan mengenai kedurhakaan seorang anak kepada orang tuanya yang dapat membuatnya kesulitan dalam menempuh sakaratul mautnya.
16
E. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pemaparan diatas ialah, dalam mempelajari akhlak serta membenahi akhlak kita selama ini kita perlu melihat berbagai aspek akhlak dan membenahinya satu persatu. Karena tanpa penjabaran yang detail kita sering kali salah tafsir atau melihat pengertian akhlak sebatas pada akhlak pribadi yang tercermin dari diri kita sendiri, padahal sesungguhnya jika diurai lebih rinci akhlak tidaklah hanya antara diri kita dan Allah SWT saja, melainkan berkaitan juga dengan hubungan kita dengan makhluk Allah lainnya khususnya orang tua. Dengan berbagai pemaparan mengenai perintah Allah SWT dalam
menghormati kedua orang tua dan keutamaan orang yang melaksanakannya, serta ancaman yang nyata bagi yang menelantarkan keduanya, semoga kita dapat lebih menghormati , memahami , dan mentaati perintah orang tua dengan sebaik baiknya serta semoga kita termasuk hamba Allah yang dan mendapat ridho Allah SWT karena memuliakan kedua orang tua. Amin
17
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak.Diunduh Mei 2012. http://www.anneahira.com/akhlak-kepada-orang-tua.htm.Diunduh Mei 2012. Suhendar, Uu dan Rudy Suradi.2011.Tafsir Tematik LANSIA DALAM AL-QURAN
18