You are on page 1of 10

PERAN MIKRONUTRIEN UNTUK SISTEM SARAF

Mikronutrien adalah zat gizi (nutrien) yang diperlukan oleh tubuh manusia selama hidupnya dalam jumlah kecil untuk melaksanakan fungsi-fungsi fisiologis, tetapi tidak dapat dihasilkan sendiri oleh tubuh. Mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral yang tidak dapat dibuat oleh tubuh tetapi dapat diperoleh dari makanan. Mikronutrien diperlukan tubuh terus-menerus dalam jumlah kecil biasanya kurang dari 100 mikrogram per hari. Berbeda dengan makronutrien (seperti karbohidrat, protein, lemak) yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah besar. Meskipun diperlukan dalam jumlah kecil, namun keberadaanya dalam tubuh sangat esensial. Kekurangan mikronutien tertentu dalam tubuh dapat berakibat ancaman serius bagi kesehatan. Defisiensi atau kekurangan vitamin A misalnya dapat menyebabkan kebutaan dan menghambat pertumbuhan. 1. Vitamin a. Vitamin A Penting untuk pertumbuhan epitel dan perlindungan mukosa. Merupakan komponen rodopsin dalam proses melihat. Dapat berfungsi sebagi antioksidan. Retinol dapat mengatur sintesis protein. Banyak terdapat dalam minyak ikan, mentega, hati, susu, telur, daging. Provitamin A (karotenoid/karoten) terdapat dalam sayur dan buah (wortel, pepaya, tomat).

b. Vitamin B1 Vitamin B1 (thiamin) membantu metabolisme karbohidrat dan fungsi normal sistem syaraf. . mengoptimalkan aktivitas kognitif dan fungsi otakmemulihkan gangguan syaraf pusat dan tepi. Sumber makanan yang mengandung vitamin ini adalah susu dan produk lain berbahan susu, telur, hati, sayur hijau, gandum,

kacang-kacangan. Jika defisiensi vitamin B1 dapat menyebabkan penyakit beriberi. Dan jika berlebih bisa mengakibatkan rasa ngantuk yang sangat dan pengenduran otot yang hebat.
c. Vitamin B3 (Niacin)

Fungsi : Mencegah penyakit pellagra (kulit kasar bersisik), membantu melepaskan energi dari makanan, mempertahankan kesehatan sistim susunan syaraf, mempertahankan kesehatan rambut. Sumber : Sereal dari tepung gandum, tuna, salmon, ayam, kacang-kacangan, sapi. d. Vitamin B6 Di dalam tubuh diubah menjadi bentuk aktif vitamin B6 = PLP = piridoksal fosfat. PLP merupakan koensim pada reaksi transaminasi, sintesis dan katabolisme asam amino, glikogenolisis (gikogen fosforilase). Berperan pada metabolisme asam amino. Terdapat banyak terutama dalam ragi, padi-padian, sayuran hijau, hati, ginjal, otak, kunig telur dan susu. e. Vitamin B12 (cobalamin) Membentuk/ pematangan sel darah merah, meningkatkan energi, meningkatkan konsentrasi, dan memelihara fungsi sistem syaraf. Ditemukan pada ikan, susu dan produk susu lainnya, daging, telur, unggas, produk kedelai, sereal fortified B12. Jika tubuh kekurangan vitamin B12 bisa menyebabkan Megaloblastic anemia atau kekurangan darah merah\. Dan jika tubuh kelebihan vitamin B12 bisa menyebabkan radang kulit. f. Vitamin C a) Sebagai antioksidan mencegah rusaknya sel-sel saraf.

b) Kofaktor

beberapa

enzim

yang

diperlukan

untuk

sintesis

neurotransmitter.

g. Vitamin D Fungsi : 1) Membantu absorbsi ion kalsium dari usus 2) Meningkatkan reabsorbsi ion kalsium dlm ginjal 3) Meningkatkan kadar kalsium dlm darah Sumber: 1) Tumbuhan steroid ergosterol (provit D), disinari uv mjd ergokalsiferol (vit D2) 2) Hewan mengubah kolesterol 7 dehidrokolesterol (pro vit D), disinari mthr mjd kolekalsiferol (vit D3) h. Vitamin E

Penting sebagai antioksidan dengan menangkap radikal bebas.

i. Asam Pantotenat Berfungsi dalam mempertahankan pertumbuhan kulit dan perkembangan system syaraf yang normal. Sumber makanan yang mengandung asam pantotenat adalah otak, jantung, hati, ginjal, sapi, jamur, kacang tanah, kedelai. Kekurangan asam pantotenat menimbulkan gejala yang mirip vitamin B kompleks antara lain uring-uringan, mudah bertengkar, pusing, cepat lelah, kurang nafsu makan dan kembung perut. Akibat konsumsi berlebih belum pernah dilaporkan. j. Asam Folat Berfungsi sebagai koenzim yang terlibat dalam perubahan asam amino, karena itu berperan dalam sel-sel yang membelah dengan cepat seperti sel darah merah. Sumber asam folat terdapat dalam hati, kacang tanah, korma, keju, bayam, dedak gandum. Kekurangan asam folat mengakibatkan anemia makrositik atau megaloblast yang juga disebabkan oleh kekurangan vitamin B12. Kelebihannya mengakibatkan anemia pernisiosa dan mengganggu pencernaan seng (Zn). 2. Mineral a. Kalsium Berfungsi untuk membantu pembentukan dan mempertahankan tulang dan gigi, selain itu juga berperan dalam mempertahankan kontraksi otot (jantung, paru, usus), permeabilitas kulit, fungsi normal otot dan syaraf. Kalsium sangat

berperan dalam periode puncak pemadatan massa tulang (peak bone mass), yaitu terjadi pada masa bayi dan remaja. Sumber kalsium antara lain dari susu, ikan ikan kecil seperti ikan teri, sardine, sayuran daun hijau. Kekurangan kalsium berakibat pada pembentukan tulang dan gigi tidak sempurna, keropos tulang dan gigi (osteoporosis). Kalsium berlebih dapat menggangu penyerapan mineral lain seperti fosfor. b. Magnesium Sebagian besar di dalam tubuh terdapat dalam tulang. Penting untuk pembentukan dan fungsi normal DNA dan RNA, terlibat dalam aktifitas enzim enzim terutama yang berperan pada penyimpanan dan pelepasan energi. Sumber magnesium terdapat dalam serealia, kacang-kacangan dan biji-bijian. Kekurangan Magnesium dapat menyebabkan hypomagnesema dengan gejala denyut jantung yang tidak teratur, insomnia, lemah otot, kejang kaki serta telapak aki dan tangan gemetar. Konsumsi berlebih jarang terjadi karean tubuh dapat mengatur penyerapan, penyimpanan dan pengeluaran magnesium sesuai kebutuhannya. c. Kalium Berfungsi untuk mempertahankan fungsi normal kontraksi otot termasuk otot jantung, mempertahnakan keseimbangan tingkat asam basa cairan tubuh, tranmisi rangsangan syaraf, sintesis protein dan gllikogen. Sumber kalium diantaranya sayuran, buah-buahan, susu. Daging, ikan, telur sedikit mengandung kalium. Kekurangan kalium terjadi contohnya konsumsi makanan yang kurang beragam atau pengeluaran cariran yang berlebihan seperti muntah, diare. Kelebihan kalium dapat terjadi pada dehidrasi, penyakit gagal ginjal. d. Natrium/Sodium Bersama dengan kalium dan klor berperan dalam mempertahankan tekanan osmosis dan keseimbangan air dalam tubuh, mempertahankan permeabilitas sel,

transmisi rangsangan syaraf dan keseimbangan asam basa. Semua makanan kecuali minyak dan gula mengandung natrium, banyak terdapat dalam ikan, terutama ikan laut, telur, susu. Konsumsi berlebih bisa menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi. e. Seng (Zink/Zinc/Zn) Bertugas pada pelepasan vitamin A dari hati, fungsi normal indera perasa, penciuman, merupakan komponen penting dalam berbagai enzim dan untuk system kekebalan tubuh. Kekurangan Seng mengakibatkan hambatan pertumbuhan fisik (kerdil), penurunan kekebalan, hambatan perkembangan alat seks juga diduga berkaitan dengan kejadian bibir sumbing. Konsumsi berlebih mengakibatkan iritasi lambung dan muntah.

INHIBISI DAN EKSITASI NEURONTRANSMITTER

Potensial aksi menyebabkan vesikel dalam bongkol sinap mengeluarkan neurotransmiter. Neurotransmiter adalah zat kimia yang meneruskan impuls dari satu neuron ke neuron/badan sel lainya. Pada saat ada rangsangan saraf, rangsangan menyebabkan pompa Na-K berhenti. Rangsangan menyebabkan permiabilitas Na kedalam sel meningkat 5000x yang menyebabkan ion dalam sel berubah jadi positif dan diluar negatif , perubahan ion dari negatif menjadi positif disebut depolarisasi. Perbedaan polaritas ini menyebabkan aliran impuls yang disebut potensial aksi. Potensial aksi adalah perubahan mendadak seperti denyutan dalam potensial membran yang berlangsung 1/10.000 s/d 1/1.000 detik, akibat adanya beda potensial. Potensial aksi berpindah sepanjang jaringan saraf dan menimbulkan isyarat/impuls saraf. Sifat neurotransmiter ada dua yaitu: eksitasi dan inhibisi. Neurotransmiter dapat bekerja jika sel penerima mempunyai reseptor didalam membran presinaptik. Misal: neuron yang sama akan terangsang(exitasi) oleh sinap yang melepaskan asetilkolin , tetapi terinhibisi (dihambat) oleh sinap lain yang melepaskan glisin. Jadi membran saraf mengandung reseptor eksitasi untuk asetilkolin dan reseptor inhibisi untuk glisin. Satu neuron hanya melepaskan satu jenis neurotransmitter A. Transmiter Eksitasi

a. Asetilkolin: Disekresi oleh neuron di area otak, umumnya bersifat eksitasi efek inhibisi terjadi pada sistem saraf parasimpatik perifer seperti inhibisi jantung oleh nervus vagus. b. Asam Glutamat: disekresi oleh bongkol sinaptik lintasan sensorik, umumnya eksitasi. c. Enkefalin dan Endorfin, disekresi oleh ujung saraf medulla spinalis, batang otak, talamus dan hipotalamus, umumnya eksitasi. Berbagai mekanisme molekular dan membran digunakan oleh berbagai reseptor untuk menimbulkan eksitasi seperti berikut ini: 1) Kanal natrium yang terbuka yang memungkinkan pelepasan listrik bermuatan positif dalam jumlah besar untuk mengalirkan kebagian arterior dari sel potsinaps. Hal ini akan meningkatkan potensial membran dalam arah positif menuju nilai ambang rangsangan untuk menyebabkan eksitasi. 2) Penekanan hantaran melalui kanal klorida atau kalium, atau keduanya. Hal ini akan menurunkan difusi ion klorida bermuatan negatif kebagian dalam neuron potsinaps atau menurunkan difusi ion kalium bermuatan positif kebagian luar. Pada contoh ini, pengaruhnya adalah dengan membuat potensial membran internal menjadi lebih positif dari normal yang bersifat eksitatorik. 3) Berbagai perubahan metabolisme internal neuron potsinaps untuk merangsang aktivitsa sel atau beberapa keadaan, untuk meningkatkan jumlah reseptor membran eksitasi atau jumlah reseptor membran inhibisi. B. Transmiter Inhibisi a.Norepineprin: disekresi oleh neuron di formatiorecularis batang otak dan hipotalamus, umumnya bersifat inhibisi, tapimada yang eksitasi. b.Epineprin: disekresi sedikit neuron, sifat sama dengan norepineprin. c.Dopamin: disekresi oleh neuron substansia nigra, umumnya bersifat inhibisi. d.Glisin: disekresi oleh sinap medulla spinalis, umumnya inhibisi.

e.Asam Gama Amionobutirat: disekresi oleh sinap medulla spinalis, serebelum, ganglia basalis, umumnya inhibisi. f. Serotonin: disekresi oleh batang otak, penghambat lintasan nyeri di medulla spinalis. Berbagai mekanisme molekular dan membran digunakan oleh berbagai reseptor untuk menimbulkan eksitasi seperti berikut ini:
1) Pembukaan kanal ion klorida melalui membran neuro popsinaps hal ini

memungkinkan ion-ion klorida bermuatan negatif untuk berdifusi secara cepat dari bagian luar neuron potsinaps kebagian dalam, dengan demikian membawa muatan negatif kedalam dan meningkatkan negativitas dibagian dalam yang bersifat inhibisi. 2) Meningkatkan hantaran ion kalium yang keluar dari neuron. Hal ini memungkinkan ion kalium yang bermuatan positif untuk berdifusi kebagian eksterior, yang menyebabkan peningkatan keaktifan didalam neuron yang bersifat inhibisi. 3) Aktivitas enzim reseptor yang menghambat fungsi metabolik seluler atau yang meningkatkan jumlah reseptor sinap inhibisi atau menurunkan jumlah reseptor eksitasi. Untuk merangsang atau menghambat penjalaran saraf ke neuron berikutnya dibutuhkan transmitter. Sehingga akan dibutuhkan mekansime potensial aksi seperti ini : Membran ujung presinaps yang banyak mengandung kanal kalsium > ada potensial aksi > depolarisasi membrane presinaps > kanal kalsium terbuka > kalsium masik kedalam ujung presnaps > kalsium berikatan dengan molekul khusus di situs pelepasan dalam ujung presinaps > situs pelepasan terbuka > vesikel melepaskan neuron transmitter ke celah sinaps > akan diikat oleh komponen pengikat pada postsinaps > menuju kanal ion > kation (eksitator) atau anion (inhibitor) > menarik na atau cl > proses akan diteruskan ke neuron berikut dengan mekanisme yang sama.

DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Arisman. 2007. Gizi dalam Daur Kehidupan Buku Ajar Ilmu Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hidayat, Azis Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya: Salemba Medika. Murray, Robert K, dkk. 2009. Biokimia Harper. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Suparyanto. 2010. Fisiologi Saraf 2. Suparyanto. 2010. Sel eksitabel.

You might also like