You are on page 1of 14

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang relatif stabil dan dapat diperkirakan (Dorland, 2002). Kepribadian juga merupakan juml;ah total kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap kehidupan (Weller, 2005). Menurut Agus Sujanto dkk (2004), kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.) Sedangkan personality menurut Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim (2006) adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendiriran, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain. Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu tersebut. Sebagai manusia, Fritz Haarmann merupakan sosok pribadi yang unik dan mengerikan dan tentu memiliki kekhasan tersendiri. Sebagai seorang kriminal dan pembunuh, Fritz haarmann tentu memiliki perilaku-perilaku yang tak wajar dan tak biasa jika dibandingkan dengan orang-orang normal disekitarnya. Hal unik dan tak biasa inilah yang membuat kepribadian seorang Fritz Haarmann menarik untuk digali dan dianalisis mulai dari strukturnya, dinamikanya, hingga perkembangan kepribadiannya. Diawali dari masa kecilnya yang suram, lingkungan fisik dan sosialnya yang berantakan serta orientasi seksualnya yang tak biasa, semuanya menarik untuk di pelajari. Dari sekian banyak definisi dan tentunya teori tentang kepribadian yang ada, salah satunya dan yang paling menarik untuk digunakan dalam membahas kasus Fritz Haarmann adalah teori stimulus-respon yang dikenalkan oleh Jhon Dollard dan Nael E Miller yang lebih dikenal dengan julukan Dollard-Miller. Dollard-

Miller menjelaskan bahwa perilaku manusia itu terjadi karena adanya dorongan atau drives yang mendorong terjadinya perilaku tersebut. Baik itu dorongan primer seperti rasa lapar, haus, ngantuk, dll, maupun dorongan sekunder yang dapat dipelajari. Dari latar belakang tersebut, penulis mencoba untuk membuat sebuah artikel dengan judul FRITZ HAARMANN SI JAGAL DARI HANOVER (SEBUAH ANALISIS KEPRIBADIAN MENGGUNAKAN TEORI DOLLARD-MILLER )

PERMASALAHAN

1. Bagaimanakah teori kepribadian yang dikemukakan oleh Dollard dan Miller ? 2. Seperti apakah kisah hidup (biografi) seorang Fritz Haarmann ? 3. Bagaimanakah teori Dollard-Miller menjelaskan dinamika kepribadian yang dimiliki Fritz Haarmann?

PEMBAHASAN

1. Teori Kepribadian Dollard-Miller a) Struktur kepribadian Dalam struktur kepribadian, Dollard dan Miller mengenalkan suatu istilah yang mereka sebut dengan habit. Habit adalah ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon, yang relative stabil dan bertahan lama dalam kepribadian (Alwisol, 2009). Hal ini bisa diartikan bahwa sebenarnya kebiasaan-kebiasan (habit) yang dimiliki seseorang terjadi dikarenakan respon yang ia berikan akibat dari stimulus-stimulus yang ia terima dalam pengalamannya yang khas. Namun susunan kebiasaan itu bersifat sementara (Alwisol, 2009). Misalkan, seeorang yang biasa makan dengan sendok mungkin akan mengubah kebiasaannya dengan makan menggunakan sumpit karena pengalaman baru yang ia terima. Dollard dan Miller juga mempertimbangkan dorongan sekunder (secondary drives), seperti rasa takut sebagai bagian kepribadian yang relative stabil. Dorongan primer (primary drives) dan hubungan stimulus-respon yang bersifat bawaan (innate) juga menyumbang struktur kepribadian, walaupun kurang penting dibanding habit dan dorongan sekunder, karena dorongan primer dan hubungan stimulus-respon bawaan ini menentukan taraf umum seseorang, bukan membuat seseorang menjadi unik (Alwisol, 2009). Peryataan ini menunjukan bahwa Dollard dan Miller tidak hanya menilai manusia sebagai Homo Mekanikus seperti yang dijelaskan oleh pakar-pakar behaviorisme lainnya. Dollard dan Miller tidak memandang stimulus-respon atau primary drives sebagai satu-satunya alasan manusia berperilaku. b) Dinamika Kepribadian

Dollard dan Miller sangat memerhatikan motivasi atau drive. Mereka tidak menggambar atau mengklasifikasi motif tertentu, tetapi memusatkan perhatiannya pada motif-motif yang penting, seperti kecemasan (Alwisol, 2009). Dalam menganalisa perkembangan dan elaborasi kecemasan inilah mereka berusaha menggambarkan proses umum yang mungkin berlaku untuk semua motif. Selain itu, menurut Dollard dan Miller dalam kehidupan manusia banyak sekali muncul dorongan yang dipelajari (secondary drives) dari atau berdasarkan dorongan primer (Alwisol, 2009). Misalkan, seorang anak yang ketika lapar diberikan uang oleh orang tuanya untuk membeli makanan atau jajanan dan pada suatu saat ketika ia diberikan uang oleh orang tuannya ia akan membeli makanan walaupun sebenarnya ia tidak lapar. Penting diperhatikan bahwa kemampuan hadiah/penguat sekunder untuk memperkuat tingkah laku itu tidak tanpa batas. Hadiah/penguat sekunder lama kelamaan menjadi tidak efektif , kecuali kalau hadiah/penguat sekunder itu kadang masih berlangsung bersamaan dengan penguat primer. Proses Belajar Dengan eksperimennya yang menggunakan tikus dan kotak yang dasarnya diberi aliran listrik, Dollard dan Miller menyimpulkan bahwa terdapat empat komponen utama belajar, yakni drive, cue, response dan reinforcement. 1. Drive adalah stimulus (dari dalam diri organisme) yang mendorong terjadinya kegiatan tetapi tidak menentukan bentuk kegiatannya. 2. Cue adalah stimulus yang member petunjuk perlunya dilakukan respon yang sesungguhnya. 3. Response adalah aktivitas yang dilakukan seseorang. 4. Reinforcement maksudnya agar belajar terjadi, harus ada reinforcement atau hadiah. 2. Biografi Fritz Haarmann

a) Masa Awal Fritz Haarmann lahir di Hanover pada tahun 1879, ia merupakan anak keenam dari sebuah keluarga yang miskin. Haarmann adalah anak pendiam yang sering dijauhi teman-teman lelakinya dan tidak pernah melakukan kegiatan anak laki-laki seperti olahraga dsb. Haarmann lebih suka bermain dengan saudarasaudara perempuannya dengan permainan dan mainan anak perempuan. Dia juga seorang mahasiswa miskin yang pada usia 16 tahun, atas desakan orang tuanya, Haarmann terdaftar dalam akademi militer di Neu Breisach. Dia awalnya beradaptasi dengan kehidupan militer, dan berkerja dengan baik sebagai seorang prajurit peserta pelatihan. Setelah hanya satu tahun di akademi, ia mulai menderita kejang dan keluar dari akademi tersebut karena alasan medis. Haarmann kemudian kembali ke Hanover dan disana ia berkerja di sebuah pabrik cerutu. Ia ditangkap pada tahun 1898 karena ia menganiaya seorang anak, akan tetapi psikolog menyatakan bahwa Haarmann secara mental tidak layak untuk diadili. Atas alasan tersebut ia dikirim ke sebuah rumah sakit jiwa tanpa batas waktu. Akan tetapi, enam bulan kemudian, Haarmann kabur dari rumah sakit tersebut dan melarikan diri ke Swiss, di mana ia bekerja selama dua tahun disana sebelum ia kembali ke Jerman. Sekembalinya ia di Jerman, ia mendaftarkan diri kembali di militer, dengan nama samaran, tetapi pada tahun 1902, ia dikeluarkan kembali dengan alasan yang sama (medis). Saat itu, ia telah diberikan pensiun dari dunia militer secara penuh dan akhirnya ia kembali untuk tinggal dengan keluarganya dan melanjutkan usaha kecil ayahnya sudah cukup mapan. Akan tetapi, setelah beradu argumen dengan ayahnya, Ollie, yang menyebabkan pertarungan sengit antara mereka, Haarmann ditangkap, dan didakwa dengan penyerangan dan dikirim lagi ke rumah sakit jiwa untuk evaluasi kejiwaan. Kali ini, dokter tidak mendiagnosis Haarmann sebagai orang mentalnya tidak stabil. Setelah masa tahanannya habis, sekali lagi Haarmann kembali untuk tinggal dengan keluarganya. Dan tak lama

setelah itu, Haarmann mencoba membuka toko kecil, tapi dengan cepat bisnisnya itu bangkrut . b) Karir Pidana Selama dekade berikutnya, Haarmann hidup sebagai pencuri, perampok dan penipu . Dia sering ditangkap dan menjalani hukuman penjara yang ringan. Akan tetapi ia secara bertahap mulai membangun hubungan dengan polisi Hanover sebagai informan, terutama sebagai sarana mengalihkan perhatian polisi dari dirinya sendiri, dan akhirnya polisi mulai melihat dia sebagai sumber informasi terpercaya tentang jaringan kriminal Hanover. Pada tahun 1914, Haarmann dihukum karena serangkaian pencurian dan penipuan dan dipenjara saat Perang Dunia I dimulai. Begitu dibebaskan pada tahun 1918, ia tersentak oleh kemiskinan bangsa Jerman sebagai akibat dari kekalahan perang pada Perang Dunia I. Melihat fenomena ini, Fritz Haarmann segera kembali ke kehidupan kriminalnya yang telah lama ia jalani. Negara baru Jerman memberinya peluang lebih untuk beroperasi di jaringan kriminal karena peningkatan kejahatan sebagai akibat dari kemiskinan bangsa setelah kalah perang. Dan polisi mulai lagi mengandalkan Haarmann sebagai informan. c) Pembunuhan Antara tahun 1918 dan 1924, Haarmann telah melakukan minimal 24 pembunuhan, meskipun ia diduga membunuh minimal 27 orang. Korban pertama Haarmann yang dikenal adalah seorang pemuda berumur 17 tahun bernama Friedel Rothe. Ketika Rothe menghilang pada bulan September 1918, temantemannya mengatakan kepada polisi ia terakhir terlihat dengan Haarmann. Atas tekanan dari keluarga Rothe, polisi menggerebek apartemen Haarmann, di mana mereka menemukan informan mereka melecehkan seorang anak remaja semitelanjang secara seksual. Mereka menuntut Haarmann dengan tuduhan kekerasan seksual, dan akhirnya ia dijatuhi hukuman penjara selama sembilan bulan. Haarmann mendapatkan tangguhan hukuman pada tahun 1919, dan selama waktu

ini, ia bertemu dengan seorang pelarian muda bernama Grans Hans, yang kemudian menjadi kekasihnya. Haarmann mendekam selama 9 bulan di penjara selama bulan Maret dan Desember tahun 1920. Sekali lagi, ia kembali mendapat kepercayaan dari polisi untuk menjadi informan. Tak lama setelah pembebasannya, Haarmann pindah ke apartemen baru:. Nomor 27 Cellerstrae. Tak lama setelah itu, Grans Hans pindah ke apartemen Haarmann itu dan tinggal bersama kekasihnya tersebut. Korban Haarmann berikutnya (sebagian besar terdiri dari komunitas lakilaki muda) berhasil melarikan diri. Sesekali, Haarmann mengundang pelacur lakilaki yang mangkal di sekitar stasiun Hanover pusat ke apartemennya dan

kemudian ia membunuhnya dengan menggigit melalui tenggorokan mereka, kadang-kadang Haarman melakukannya saat ia menyodomi mereka. Kemudian, Haarmann memutilasi mereka dan membuangnnya di Sungai Leine. Harta milik beberapa korban yang masih bagus biasanya dijual di pasar gelap atau disimpan oleh Haarmann atau kekasih mudanya, Hans Grans. Rumor juga menyebutkan bahwa Haarmann menjajakan daging dari tubuh korban sebagai daging babi dengan harga murah di pasar gelap. Meskipun tidak ada bukti fisik yang pernah ditemukan untuk mengkonfirmasi hal tersebut, Haarmann memang dikenal sebagai seorang pedagang daging selundupan yang aktif. Haarmann akhirnya ditangkap ketika banyak sisa-sisa tulang, yang telah ia buang ke Sungai Leine, ditemukan di hilir sungai pada Mei dan Juni tahun 1924. Polisi memutuskan untuk mememriksa lebih lanjut sungai Leine dan menemukan lebih dari 500 tulang manusia yang kemudian dinyatakan bahwa setidaknya semua tulang-belulang ini berasal dari 22 orang berbeda. Kecurigaan dengan cepat jatuh pada Haarmann, yang memiliki keyakinan untuk menganiaya anak-anak dan berhubungan dengan hilangnya Friedel Rothe pada tahun 1918. Haarmann akhirnya berada di bawah pengawasan polisi dan pada malam 22 Juni terlihat berkeliaran di stasiun Hanover pusat . Dia segera ditangkap setelah mencoba untuk menggoda seorang anak untuk datang ke apartemennya. Kemudian,

apartemennya digeledah dan dinding apartemennya ditemukan banyak berlumuran darah. Haarmann mencoba menjelaskan ini sebagai produk sampingan dari perdagangan ilegal sebagai tukang daging. Namun, pakaian dan barang pribadi yang dikenal sebagai milik beberapa pemuda yang hilang juga ditemukan di rumahnya. Dalam interogasi, Haarmann akhirnya mengaku bahwa ia telah memperkosa, membunuh dan membantai anak remaja sejak tahun 1918. Ketika ditanya berapa banyak ia telah membunuh, Haarmann mengaku "antara 50 dan 70". Namun, polisi hanya bisa menghubungkannya dengan hilangnya 27 pemuda, dan dia didakwa dengan 27 pembunuhan. yang menarik untuk dicatat adalah hanya seperempat dari barang-barang pribadi ditemukan di apartemennya yang diidentifikasi sebagai milik salah satu korban. Sidang pengadilan Fritz Haarmann dimulai pada tanggal 4 Desember 1924. Haarmann didakwa dengan pembunuhan terhadap 27 anak laki-laki dan laki-laki muda yang menghilang antara tahun 1918 dan 1924. Sidang ini spektakuler, bahkan menjadi salah satu acara media terbesar pertama di Jerman. Istilah "pembunuh berantai" belum ada saat itu, sedangkan masyarakat dan pers berupaya menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkan kasus itu; ada yang menjuluki Haarmann sebagai " werewolf ", " vampir ", ataupun " The Man Wolf " . Sidang berlangsung selama hampir dua minggu. Pada tanggal 19 Desember 1924, Haarmann dinyatakan bersalah atas 24 pembunuhan dari 27 tuntutan pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati . Dia dibebaskan dari tiga pembunuhan yang ia sangkal, meskipun barang pribadi dari anak-anak itu berada di tangannya atau kenalan-nya pada saat penangkapannya. Haarmann tidak membuat banding terhadap putusan hakim. Haarmann dipenggal dengan guillotine pada tanggal 15 April 1925. Kata-kata terakhirnya sebelum ia meninggal adalah: ". saya bertobat, tapi saya tidak takut mati"

3. Dinamika Kepribadian Fritz Haarmann Menurut Teori Dollard & Miller Dari teori stimulus-respon yang dikemukakan oleh Dollard dan Miller, bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh seseorang diakibatkan oleh habit atau kebiasaan yang terus menerus. Sedangkan habit itu sendiri adalah ikatan atau asosiasi antara stimulus dengan respon, yang relative stabil dan bertahan lama dalam kepribadian. Dalam kepribadian Haarmann dapat kita lihat bahwa Haarmann yang sejak kecil tidak pernah bermain permainan anak laki-laki dan dengan anak laki-laki. Akan tetapi ia bermain dengan saudara-sudara perempuannya dan bukan dengan permainan anak laki-laki . dengan seringnya ia berinteraksi dengan perempuan membuat memiliki ketertarikan yang sama yaitu laki-laki. Dengan kata lain, Homoseksual. Dalam teori dinamika kepribadian Dollard dan Miller terdapat motivasi. Yang menjelaskan bahwa penguat atau hadiah diperlukan untuk memperkuat tingkah laku. Dalam kasus Fritz Haarmann yang menjadi penguat disini adalah terpuaskannya dorongan seksualnya saat menyodomi korban-korbannya. Di sisi lain, ia mendapatkan banyak keuntungan dengan membunuh korban-korbannya. Disamping ia sulit ditangkap karena situasi yang kacau di Jerman saat itu, ia juga dapat menjual barang-barang milik korban-korbannya seperti pakaian dan perhiasan dan ia bisa menjual daging korban-korbannya yang ia katakan sebagai daging babi. Ia mendapatkan banyak keuntungan dengan aksinya sebagai Jagal dari Hanover. Dilihat dari teori konflik Dollard & Miller, Fritz Haarmann yang memiliki dua profesi sebagai informan kepolisian dan pembunuh berantai tentu memiliki konnflik didalam dirinya. Sebagai seorang informan yang dipercaya pihak kepolisian ia selalu memberikan informasi-informasi tentang para penjahat yang memang pada saat itu sedang menjamur akibat kekalahan perang Jerman. Akan

10

tetapi ia lebih memilih meneruskan aksinya sebagai seorang penjahat keji yang melakukan pemerkosaan, pembunuhan serta penipuan karena ia merasa mendapatkan banyak keuntungan dari profesinya tersebut.

Dalam teori Dollard & Miller, terdapat proses belajar yang di bentuk dengan : 1. Drive adalah stimulus (dari dalam diri organisme) yang mendorong terjadinya kegiatan tetapi tidak menentukan bentuk kegiatannya. 2. Cue adalah stimulus yang member petunjuk perlunya dilakuakn respon yang sesungguhnya. 3. Response adalah aktivitas yang dilakukan seseorang. 4. Reinforcement maksudnya agar belajar terjadi, harus ada reinforcement atau hadiah. Dalam kasus Fritz Haarmann pada biografinya di atas dapat dilihar bahwa drive yang didapatkan Haarmann sangat jelas, bahwa dari kecil dia berperilaku yang tak normal dengan tidak pernahnya ia bermain dengan teman sejenisnya, dan kemudian di dorongan tersebut muncul dan terus dikembangkan dengan adanya Cue. Dalam kasus Haarmann cue disini berupa situasi di jerman pada saat itu yaitu ketika jerman kalah dalam perang dunia I. situasi di jerman pada saat itu sangat kacau, banyak orang-orang kehilangan pekerjaannya sehingga banyak jatuh miskin sedangkan pemerintah pun tak bisa membantu karena masih harus membenahi diri akibat kalah dalam perang. Hal-hal seperti ini membuat manusia harus menggunakan insting liarnya untuk bertahan hidup yang menyebabkan banyak terjadinya kejahatan dan menjamurnya pasar gelap. Fritz Haarmann membuat respon atas sittuasi-situasi yang ada dimulai dengan melakukan aksi-aksi kejahatan kecil seperti melakukan pencurian, pengutilan, pencopetan, penipuan dan aksi kejahatan kecil lainnya. Dan demi hiburan ia suka melecehkan anak kecil. Karena aksi-aksinya itu Haarmann beberapa kali keluar masuk penjara.

11

Merasa ia punya banyak peluang, akhirnya Haarmann melakukan kejahatan yang lebih besar. Ia bersama kekasih sekaligus mitranya menjebak anak-anak muda dengan cara di undang ke apartementnya yang selanjutnya akan diperkosa dan disiksa yang kemudian ia akhiri dengan membunuh sang korban. Tidak hanya disitu ia juga menjual pakaian, perhiasan, dan juga daging korban sebagai daging babi di pasar gelap. Semua hal tersebut membuat ia mendapatkan julukan Jagal dari Hanover.

12

KESIMPULAN

1. teori stimulus-respon Dollard-Miller menekankan bahwa perilaku manusia merupakan sebuah respon yang terjadi karena adanya dorongan atau drives yang mendorong terjadinya perilaku tersebut. Baik itu dorongan primer seperti rasa lapar, haus, ngantuk, dll, maupun dorongan sekunder yang dapat dipelajari. 2. Fritz Haarmann adalah seorang pembunuh berantai yang aktif pada tahun 1918 hingga tahun 1924. Ia telah membunuh sekitar 24 hingga 27 manusia terutama anak-anak remaja. 3. Perilaku membunuh yang dilakukan Fritz Haarmann merupakan berasal dari dorongan drivesnya yaitu berupa orientasi seksualnya yang menyukai lelaki muda dan masochist. Serta cuenya yang berupa keadaan Jerman yang parah akibat kekalahan perang pada Perang Dunia 1.

13

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol (2009). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Pres Friedman, Howard S. dan Miriam W. Schustack (2006). Kepribadian : Teori Klasik dan Riset Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga en.wikipedia.org/wiki/Fritz_Haarmann http://technurlogy.wordpress.com/2011/01/10/dollard-miller/ http://belajarpsikologi.com/pengertian-kepribadian/

14

You might also like