You are on page 1of 35

Perizinan pendirian apotek

7/12/12

Click to edit Master subtitle style

PERIZINAN PENDIRIAN APOTEK


7/12/12

Click to edit Master subtitle style

Apotek
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1332/Menkes/SK/X/2002 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.922/Menkes/Per/X/1993, Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat
7/12/12

Landasan Hukum Apotek


Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang diatur dalam : a. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. b. Undang-undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. c. Undang-undang No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. d. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 7/12/12 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

Persyaratan Apotek
Suatu apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat Surat Izin Apotek (SIA). SIA adalah surat izin yang diberikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia kepada Apoteker atau Apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana apotek untuk menyelenggarakan pelayanan apotek pada suatu tempat tertentu. PP no 41 tahun 1990 pasal 1 ayat 4:
7/12/12

DASAR HUKUM DAN ETIKA PEMEGANG SIA


DASAR HUKUM (YURIDIS)
1. 2.

UU No. 7 tahun 1963 tentang farmasi PP RI No. 25 tahun 1980 tentang Perubahan PP No. 26 tahun 1965. Permenkes RI No. 26/Menkes/Per/11/1981 tentang Pengelolaan dan Perizinan Apotek Kepmenkes RI No. 922/Menkes/SK/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin 7/12/12 Apotek

3.

4.

DASAR ETIKA (ETHICS):


1. Bidang keilmuan yang dimiliki apoteker. Sesuai dengan bidang ilmu pengetahuan farmasi, maka seorang apoteker sudah barang tentu lebih menguasai dari profesi lainnya mengenai tata cara pengelolaan apotek. 2. Lafal sumpah/janji apoteker Terdapat kalimat :Saya akan melaksanakan tugas saya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian
7/12/12

Persyaratan pendirian apotek


Menurut KepMenKes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, persyaratanpersyaratan apotek adalah sebagai berikut:

Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerjasama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain.
7/12/12 Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pendirian apotek:

Lokasi dan Tempat

Jarak antara apotek tidak lagi dipersyaratkan, namun sebaiknya tetap mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, dan kemampuan daya beli penduduk di sekitar lokasi apotek, kesehatan lingkungan, keamanan dan mudah dijangkau masyarakat dengan kendaraan.
7/12/12

Bangunan dan Kelengkapan

Bangunan apotek harus mempunyai luas dan memenuhi persyaratan yang cukup, serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memelihara mutu perbekalan kesehatan di bidang farmasi. Bangunan apotek sekurang-kurangnya terdiri dari : ruang tunggu, ruang 7/12/12 administrasi dan ruang kerja apoteker,

Perlengkapan Apotek: Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir, gelas ukur dll. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti lemari obat dan lemari pendingin. Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas. Tempat penyimpanan khusus psikotropika dan bahan beracun. narkotika,

Buku standar Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, 7/12/12 DPHO, serta kumpulan peraturan per-UU yang

Sesuai dengan Keputusan MenKes RI No.1332/MenKes/SK/X/2002 Pasal 7 dan 9 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, yaitu:

Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 hari setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untuk melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan.
7/12/12

Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambatlambatnya 6 hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan. Dalam hal pemerikasaan dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan, apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Kantor Dinas 7/12/12 Kesehatan

Dalam hasil pemerikasaan tim Dinas Kesehatan setempat atau Kepala Balai POM dimaksud (3) masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan setempat dalam waktu 12 hari kerja mengeluarkan surat penundaan. Terhadap surat penundaan sesuai dengan ayat (6), apoteker diberikan kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambatlambatnya dalam waktu satu bulan sejak tanggal surat penundaan. Terhadap permohonan izin apotek bila tidak memenuhi persyaratan sesuai pasal (5) dan atau pasal (6), atau lokasi apotek tidak sesuai dengan 7/12/12 permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan Dinas

CONTOH KASUS & solusi penyelesaian masalah


7/12/12

Click to edit Master subtitle style

CONTOH KASUS 1

Tak Kantongi Izin, Dinkes Segel Apotik (http:// id.shvoong.com/society-and-news )

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan dan Satpol PP terpaksa menutup apotik Berkat yang terletak di Jl. Raya Pamulang Tangerang Selatan, kemarin.

Apotek

ini

kedapatan

7/12/12

tidak

Dan razia ini menurutnya sengaja dilakukan untuk mengecek semua jenis obat-obatan apakah masih layak dijualbelikan kepada masyarakat atau sudah kadaluarsa.

"Izin penyaluran obat juga perhatian kami."tegasnya. Tidak hanya

menjadi

itu saja, razia juga untuk mengantisipasi adanya obat palsu yang beredar di wilayahnya terlebih dirinya mendapat informasi adanya pembuatan obat palsu diluar daerahnya. "Ini juga antisipasi dan melihat apakah ada obat palsu atau tidak yang dijual ke masyarakat, katanya kembali. Sementara itu Kepala Satuan Pamong Praja Rahman Suhendar mengaku penutupan untuk mengantisipasi hal yang 7/12/12 tidak di inginkan. Dan penutupan juga dilakukan sampai

Izin apotek amor dicabut

http://bantenpos-online.com/2011/10/27/izin-apotek-amor-dicabut/

Karena telah terbukti telah menjual obat tanpa izin edar dan jamu yang
SERANG, BP mengandung bahan kimia, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang akhirnya mencabut izin operasi apotek Amor di Pasar Induk Rau (PIR). Penutupan dilakukan berdasarkan rekomendasi hasil 7/12/12 pemeriksaan Badan Pengawasan Obat dan

Atas rekomendasi yang disampaikan oleh Badan POM tersebut, maka sesaui dengan Keputusan Menkes RI Nomor

1332/Menkes/SKI/X/2002 pasal 26 Dinkes Kota Serang harus menutup


sementara kegiatan Apotek Amor selama enam bulan sejak tanggal ditetapkan. Penutupan sementara tersebut, lanjut Eti, bisa jadi akan menjadi pencabutan izin selamanya.
7/12/12 Pasalnya, dalam

Fokus permasalahan kedua contoh kasus tersebut


Apotik ditutup sementara karena tidak memiliki izin edar/ izin penyaluran obat.
Berdasarkan Pasal 197 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan farmasi atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar, dipidana dengan pidana penjara paling 7/12/12 lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp 1,5 miliar.

Pencabutan Surat Izin Apotek


Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1332/Menkes/SK/X/2002
Penutupan sementara apotek akan menjadi pencabutan izin apotek, dalam kasus ini disebabkan karena

Terlibat pelanggaran perundangundangan dibidang 7/12/12 obat/kesehatan

KASUS 3:

Apotek pelengkap RSUD Takalar Diduga Tidak Berizin

Sumber: ( http://cakrawalaberita.com/daerah/apotek-pelengkap-rsud ) 07 Februari 2012 Adanya laporan terkait apotek pelengkap RSUD Padjonga Dg Ngalle Takalar yang diduga tidak memiliki izin beroperasi, Dinas Kesehatan Takalar pun segera turun lapangan, Senin, 6 Februari. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Takalar, dr Munir, mengatakan, laporan permohonan izin beroperasi apotek tersebut memang belum 7/12/12 pernah dilaporkan. Kita ikut terbantu kalau ada

Pemakaian label apotek, lanjut dr Munir, memang harus mendapatkan izin beroperasi. Namun jika apotek pelengkap tersebut masuk dalam satu paket izin rumah sakit, maka diperbolehkan beroperasi. Apotek memang menjadi kewajiban rumah sakit untuk mengadakannya sebagai tempat menyediakan obat bagi pasien. Kepala Seksi Administrasi RSUD Padjonga Dg Ngalle, dr Novita, mengatakan, awalnya apotek pelengkap ini masuk dalam apotek umum. Tapi kemudian pihak rumah sakit berinisiatif untuk memisahkannya agar pendistribusian obat ke pasien lebih mudah. Apotek pelengkap ini pun, kata dia, sebenarnya dibawah naungan instalasi farmasi. Hanya saja, pihak rumah sakit tetap menggunakan penamaan apotek tanpa melaporkannya ke pihak Dinas Kesehatan. Sebab penamaan apotek memang harus melalui beberapa prosedur untuk memenuhi syarat izin beroperasi. Terpisah, pihak Badan Pengawas Daerah (Inspektorat) Takalar mengakui adanya pemeriksaan terhadap 7/12/12 apotek pelengkap rumkit tersebut baru-baru ini. Tapi kita

Penyelesaian masalah
Dari contoh kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa apotik terpaksa ditutup karena tidak memiliki surat izin. Surat izin yang dimaksud adalah surat izin apotik (SIA) yang hanya dapat diberikan kepada apoteker pengelola apotik (APA) oleh Menteri Kesehatan sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1332/Menkes/SK/X/2002. Apabila suatu apotek tidak memiliki SIA maka apotik tersebut tidak berhak beroperasi. Untuk menjadi Apoteker Pengelola Apotik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 7/12/12 a. Ijazahnya telah terdaftar pada Departemen

Untuk dapat memperoleh SIA, Apoteker atau Apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat, perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain. Permohonan izin Apotik diajukan Apoteker kepada Kepala Kantor Wilayah dengan tembusan kepada Direktur Jenderal sesuai dengan Permenkes RI No. 922/Menkes/Per/X/1993. Apabila seluruh persyaratn telah dilengkapi dan 7/12/12 SIA telah diperoleh, maka seharusnya apotik dapat

CONTOH kasus lain


7/12/12

Click to edit Master subtitle style

Dinas Kesehatan Awasi Apotek Tak Berizin


22 Desember 2008 Tindakan tegas harus diambil pemerintah untuk membenahi keberadaan apotek ilegal yang ada di Jakarta Pusat. sedikitnya ada 284 apotek dan 40 toko obat yang tidak memiliki izin. Apotek dan toko obat ilegal kerap dijadikan tempat peredaran obat dan produk kecantikan yang tidak terdaftar di Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Jika tak segera dibenahi, ancaman terhadap peredaran obat dan produk kosmetik palsu mengancam 7/12/12 warga.

Sumber: http://metro.vivanews.com/news/read/17106-284_apotik_di_jak

Seperti dikutip dari situs milik pemerintah DKI Jakarta, selain tidak memiliki ijin apotek dan toko obat di Jakarta Pusat tidak memiliki standarisasi penyimpanan obat, ukuran tempat usaha yang tidak layak dan mereka kerap mejual obat yang seharusnya dilarang. Banyak toko obat tidak memilki apoteker, petugas yang mengontrol seluruh obat yang dijual. Kepala Seksi Farmasi, Makanan, dan Minuman (Farmamim) Suku Dinas Pelayanan Kesehatan Jakarta Pusat Didi Nurdian mengungkapkan, seluruhnya apotik dan toko obat sudah diberi surat peringatan pertama hingga ketiga. "Semuanya sudah dilaporkan ke BPOM, pihak yang memiliki wewenang untuk menindak," tegas Didi. 7/12/12 Banyak pemilik apotek maupun toko obat di pusat

Dinkes Depok Sita Ratusan Butir Obat dari Apotek Ilegal


31 Maret 2011

Sumber: http://news.okezone.com/read/2011/03/31/338/440730/dinkes

DEPOK - Dinas Kesehatan Kota Depok menyita ratusan jenis obat dari delapan toko obat dan apotek tak berizin. Razia dilakukan di dua kecamatan yakni kecamatan Sawangan dan Sukmajaya. Lima dari sembilan toko obat dan apotek ilegal tersebut terbukti menjual obat daftar G atau obat keras secara bebas. Untuk obat keras yang dijual kebanyakan adalah jenis antibiotik. Sedikitnya diamankan 70 hingga 100 jenis obat keras dari satu lokasi.
7/12/12

Kepala Seksi Pengawasan Obat dan Makanan Dinkes Depok Yulia Oktavia mengatakan tak hanya obat ilegal, namun pihaknya juga menyita kosmetik ilegal yang tak memiliki izin dari badan POM. Hal itu, kata Yulia, untuk memberikan perlindungan dan keaman bagi konsumen dalam membeli obat. "Contohnya kalau obat ilegal yakni Fluocinonide, kalau kosmetik ilegal seperti DR Cream, Lean Hua, dan cream 99," jelasnya kepada okezone, Rabu (30/03/11). Yulia menambahkan, obat-obatan tersebut disita dan akan dikembalikan kepada pemilik apabila sudah mengurus masalah perizinan. Untuk kosmetik dan obat ilegal nantinya akan dimusnahkan. "Kita kasih batas waktu bagi pemilik untuk mengurus perizinan paling lama dua minggu," tandasnya. (abe) 7/12/12

Dewan Minta Apotek di RSUD Ditutup

Sumber: http://hariankoridor.blogspot.com/2011/12/dewan-minta-apote Dewan Perwakilan Rakyat Daerah( DPRD) Lampung Timur meminta direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) setempat menutup apotek yang berada di rumah sakit tersebut. Pasalnya, selain tak berizin, kontribusi apotek tersebut hanya masuk kantong pribadi oknum. Dalam dengar pendapat (hearing), Komisi C DPRD bersama pihak-pihak terkait beberapa waktu lalu, RSUD Sukadana mengelola dua unit apotek, satu di antaranya tidak memiliki izin dan dikelola direktur utama rumah sakit tersebut.
7/12/12

Unsur Pimpinan DPRD setempat, Priyo Budi Utomo mengatakan, keberadaan apotek yang tidak mempunyai izin dapat menimbulkan dampak negatif bagi pelayanan kesehatan masyarakat di kabupaten itu. Dipastikan ada pihak yang dirugikan dan mengeruk keuntungan pribadi terkait apotek tersebut. Untuk itu, kami menghimbau dirut RSUD Sukadana segera menutup apotek yang bermasalah tersebut, kata Priyo. Pernyataan senada juga disampaikan Adi Safri Marta, Ketua Komisi C DPRD. Dia membenarkan adanya apotek yang tak berizin tersebut. Selain temuan kami dan laporan masyarakat, dirut RSUD Sukadana juga membenarkan keberadaan apotek itu, ternyata pasien yang berobat di RSUD Sukadana banyak menebus obat di apotek yang tidak memiliki izin, seharusnya pasien dapat 7/12/12 menebus obat di apotek resmi milik RSUD Sukadana,

Kami sudah melakukan pengecekan berdasarkan obat yang ditebus pasien. Ternyata, obat tersebut ditebus bukan dari apotek rumah sakit yang tidak resmi, ujar Adi. Ketua Komisi C DPRD mengimbau dan meminta ketegasan dari pemda setempat agar menutup apotek yang tidak berijin. Apotek ilegal dan dikelola dirut RSUD itu sudah sangat menyalahi aturan yang ada. Menanggapi hal tersebut Dirut RSUD Sukadana Agung Romilian membenarkan keberadaan dua apotek di wilayah kerjanya. Menurut dia, apotek tersebut sudah beroprasi sebelum dirinya menjabat plt dirut RSUD, Juli 2010. Menurut dia, RSUD Sukadana tidak bisa serta merta langsung menutup apotek tersebut, lantaran keberadaan apotek swasta tersebut juga banyak membantu karena 7/12/12 tidak tersedianya obat yang dimiliki apotek resmi RSUD Sukadana.

Agung Romilian mengatakan, keberadaan apotek tersebut belum mengatongi izin dari Pemerintah Daerah Lampung Timur. Namun berdasarkan desakan DPRD Lamtim kami berupaya untuk segera menutup apotek tersebut. Kami berjanji untuk menutup apotek tersebut per 31 Desember mendatang, ujar Agung. Berdasarkan fakta di lapangan dan hasil konfirmasi dengan Nunun, salah satu penanggung jawab apoteker di RSUD Sukadana, dalam sehari apotek tersebut dapat melayani penebus obat antara 20 sampai 50 pasien. Sudah banyak keuntungan dari apotek tersebut, katanya. Fir/Re

7/12/12

7/12/12

You might also like