Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Risa Widyasari
H0713160
Oleh :
Risa WIdyasari
H0713160
Telah disetujui
Pembimbing Utama :
Pembimbing Pendamping :
Mengetahui,
Komisi Sarjana
Program Studi Agroteknologi
Ketua,
ii
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
a. Mempelajari keragaan sifat-sifat agronomi padi beras merah M3 hasil
radiasi sinar gamma 0,1 kGy.
b. Mendapatkan tanaman (galur) M3 unggul berpotensi hasil tinggi.
2. Manfaat Penelitian
3
program perbaikan varietas. Plasma nuftah padi beras merah memiliki kedekatan
nenek moyang dengan spesies padi liar. Beberap karakter spesies padi liar yang
dimiliki beras merah antara lain habitus tanaman yang bersifat serak daun, biji
berbulu, tanaman tinggi, biji mudah rontok, memiliki dormansi, batang kecil, dan
mudah rebah. Karakter-karakter tersebut merupakan kendala dalam usaha
budidaya padi beras merah (Utami et al. 2010).
Padi merah diklasifikasikan sebagai padi istimewa karena mempunyai ciri
beras berwarna. Warna merah pada lapisan4 luar perikap menunjukkan kehadiran
pigmen antosianin pada beras merah. Hal tersebut yang mendorong semakin
meningkatnya permintaan padi beras merah. Padi berwarna seperti padi merah
mengandung kandunagn fosforus dan kalsium yang tinggi dibandingkan padi
tidak berwarna. Varietas yang banyak di tanam di Serawak yaitu Udang Besar,
Udang Halus, Ketek Besar dan Silah Besar. MRM 16 telah dikenal sebagai
varietas padi merah yang berpotensi. Keunggulan varietas ini yaitu memiliki
potensi hasil yang baik, tahan terhadap hama penyakit, kandungan fitokimia, dan
pertumbuhan yang baik (Hashim et al. 2014).
Beras merah merupakan sumber bahan pangan fungsional. Kebutuhan
padi beras merah akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan jumlah
penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat pendapatan. Upaya
peningkatan produksi beras saat ini mengalami kendala seperti degredasi,
konversi lahan, infrastruktur pertanian, ketersediaan sarana produksi, dan adopsi
teknologi tepat guna. Kendala-kendala tersebut berdampat terhadap penurunan
produktivitas padi beras merah (Pita et al. 2016). Beras merah dapat dijadikan
pengganti beras putih. Beras merah cendana di kawasan Catur Angga Batukaru,
Tabanan, Bali memiliki kandungan karbohidrat 78,715%, kadar protein 6,665%,
kadar lemak 2,68%, kandungan serat 0,355%, dan kadar antioksidan 442 ppm.
Padi beras merah merupakan salah satu varietas padi lokal yang pada umumnya
dibudidayakan pada dataran tinggi (Windia 2012).
Beras merah umumnya dikonsumsi tanpa melalui proses penyosohan,
tetapi hanya digiling manjadi beras pecah kulit sehingga kulit arinya masih
melekat pada endosperma, kulit ari beras merah kaya akan serat, minyak alami,
dan lemak esensial. Antioksidan yang dihasilkan beras merah berasal dari
pigmen antosianin. Komposisi gizi per 100 gram beras merah terdiri atas protein
7,5 g; lemak 0,9 g; karbohidrat 77,6 g; kalsium 16 mg; fosfor 163 mg; zat besi 0,3
6
g; dan vitamin B1 0,21 mg. beras ketan dan beras merah yang banyak dijumpai
di pasaran umumnya berasal dari varietas local. Varietas local umunya berumur
5-6 bulan dengan piotensi hasil 40-50% lebih rendah dibanding varietas unggul.
Varietas unggul padi baras ketan dan beras merah yang telah dihasilkan Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian merupakan varietas unggul lahan
sawah irigasi dan jumlahnya sedikit (Santika dan Rozakurniati 2010).
B. PEMULIAAN MUTASI
masalah yang penting untuk diketahui dalam upaya perbaikan tanaman dan
meningkatkan produktivitas tanaman (Ahloowalia dan Maluszynsky 2001).
sertifikasi. Syarat dalam teknik radiasi sinar gamma yaitu pemilihan galur tetua
sebagai bahan pengujian dan dosis radiasi tertentu. Lebih dari 510 variets baru
berasal dari mutasi padi di Asia Pasifik. Iradiasi sinar gamma telah banyak
digunakan dalam perbaikan sifat baik padi dan tanamam lain (Haris et al. 2013).
Tanaman padi mutan dihasilkan dengan melakukan iradiasi yang
umumnya diberikan pada biji. Radiasi sinar gamma pada biji padi dapat
mengakibatkan mutasi pada berbagai segmen kromosom dari sel embrio seperti
daerah scutelum dan sumbu embrio zigotik. Terbentuknya individu yang bersifat
kimera, yaitu perubahan genetik yang dihasilkan tidak terjadi pada seluruh sel
dari individu tersebut dan tidak dapat diwariskan. Perlakuan iradiasi dapat
memberikan hasil yang lebih baik dalam menghasilkan varian baru dalam suatu
tanaman dengan mutasi sel somatic seperti kalus. Iradiasi pada tingkat kalus
akan menghasilkan frekuensi varian yang lebih tinggi dibandingkan dengan
jaringan tanaman karena pada tingkat kalus sel-selnya masih bersifat merismatik
sehingga lebih responsive terhadap bahan radioaktif. Pemberian iradiasi sinar
gamma 10-30 Gy pada kalus dapat meningkatkan keragaman somaklonal
(Yunita et al 2014).
Persentase kelangsungan hidup kecambah padi di bawah kondisi
laboratorium dengan perlakuan dosis radiasi 300 Gy belum mengalami
perubahan yang signifikan. Peningkatan dosis radiasi hingga 600 Gy
menyebabkan penurunan kemampuan hidup pada hari ke 8 sampai hari ke 14.
Peningkatan dosis sinar gamma 50-300 Gy memiliki sedikit atau tidak ada efek
pada produksi anakan karena tidak ada perbedaan yang signifikan dalam jumlah
anakan bibit iradiasi dan non-iradiasi untuk semua varietas yang di evaluasi
(Harding et al. 2012).
Penggunaan iradiasi sinar gamma dalam aspek pemuliaan tanaman
sangat besar manfaatnya dalam perakitan varietas unggul atau klon baru.
Sebanyak 64% dari 1.585 varietas dari perlakuan iradiasi sinar gamma telah
dilepas sejak tahun 1985. Perbaikan genetik pada tanaman padi sawah dengan
teknik mutasi telah dilakukan di BATAN. Varietas padi baru dan telah dilepas
yaitu Atomita 1, Atomita 2, Atomita 3, Atomita 4, Situgintung, Cilosari, Woyla,
Meraoke, Kahayan, Winongo, Diah Suci, Yuwono dan Mayang
(Yunita et al 2012).
10
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih 13 galur padi
beras merah varietas Cempo generasi M3 hasil radiasi sinar gamma 0,1 kGy
yang berpotensi hasil tinggi dan benih padi beras merah varietas Cempo
(varietas asal) sebagai kontrol. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
meteran, sabit, kantung kertas, gunting, penggaris, timbangan analitik, alat tulis
dan kamera.
C. Perancangan Penelitian
D. Pelaksanaan Penelitian
1. Persemaian
Biji padi merah hasil seleksi M2 disemai pada lahan yang telah
dipersiapkan. Lahan semai terlebih dahulu digemburkan dengan cara
dicangkul. Menyemaikan biji padi merah hasil seleksi M2 dengan membeda-
bedakan setiap petak. Biji padi merah hasil seleksi M2 yang telah tumbuh siap
dipindahtanam atau transplanting ke lahan yang lebih besar.
2. Persiapan Lahan dan Pengolahan Tanah
Persiapan lahan dan pengolahan tanah dilakukan dengan
membersihkan gulma dan sisa tanaman yang terdahulu, membajak tanah, dan
meratakan lahan. Pembersihan lahan dari gulma dan sisa tanaman bertujuan
agar sisa tanaman tidak mengganggu pertumbuhan tanaman yang akan
ditanam dan gulma yang tumbuh dapat menjadi tumbuhan yang bersaing
12
dalam mendapatkan nutrisi dan air yang diperlukan tanaman padi merah.
Membajak tanah bertunjuan menggemburkan tanah yang telah mengeras
selama tanah digunakan sebelumnya.
3. Penanaman
Penanaman padi merah dilakukan dengan menanam satu bibit per
lubang tanam. Jarak tanam yang digunakan yaitu 23 cm x 23 cm. setiap galur
dtanam sebanyak 91 tanaman.
4. Pemeliharaan 11
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan meliputi pengairan, pemupukan,
penyiangan, dan pengendalian hama penyakit tanaman. Pengairan diberikan
pada tanaman padi merah memasuki fase vegetatif dan mengurangi
pengairan pada saat tanaman memasuki fase generatif. Pemupukan yang
diberikan pupuk kandang dan pupuk N 250 kg/Ha, pupuk P 150 kg/Ha, pupuk
K 100 kg/Ha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang
diperlukan tanaman selama pertumbuhan dan perkembangan. Penyiangan
gulma perlu dilakukan agar gulma yang tumbuh tidak mengganggu
pertumbuhan padi merah yang ditanam. Pengendalian hama penyakit
tanaman perlu dilakukan agar tanaman dapat tumbuh baik.
5. Panen
Pemanenan dilakukan setalah padi beras merah mengalami masak
penuh yang ditandai oleh buku-buku bagian atas berwarna kuning, batang
mulai mongering, dan isi gabah sukar pecah. Tanaman dipanen satu per satu
dengan menggunakan sabit.
6. Pasca Panen
Hasil panen disimpan menggunakan kantung kertas dan keadaan kering.
Hal tersebut bertujuan mencegah adanya jemur pada hasil panen. Memberi
tanda pada setiap rumpun padi merah yang dipanen dan melakukan
pengamatan peubah.
E. Pengamatan Peubah
1. Tinggi Tanaman
13
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan satu kali yaitu saat tanaman padi
merah mulai berbunga. Pengamatan tinggi tanaman pada kontrol sebanyak 30
tanaman sebagai sampel dan semua tanaman pada tiap perlakuan. Tinggi
tanaman diukur dari pangkal batang sampai dengan pucuk daun tertinggi.
2. Umur Berbunga
Pengamatan tanaman berbunga dimulai pada saat fase vegetatif terhenti
dengan melihat ciri-ciri adalah tanaman padi merah sudah berbunga dan
adanya bulir padi. Pengamatan umur berbunga dilakukan dengan mengamati
per individu tanaman. Pengamatan umur berbunga dilakukan setiap minggu
dengan menandai tanaman padi yang sudah berbunga.
3. Umur Panen
Pengamatan umur panen dilakukan pada saat tanaman sudah siap
dipanen dengan melihat sebanyak 75% tanaman sudah menguning dan berisi.
4. Jumlah Anakan Produktif
Pengamatan jumlah anakan produktif dilakukan dengan menghitung
anakan produktif yakni menghasilkan bulir padi berisi.
5. Panjang Malai
Pengamatan panjang malai dilakukan setelah panen dengan cara
mengukur dari pangkal malai sampai ujung butir malai. Pengamatan dilakukan
dengan mengukur 5 malai setiap rumpun tanaman.
6. Jumlah Biji per Malai
Pengamatan jumlah biji per malai dilakukan dengan menghitung biji yang
terdapat pada malai. Pengamatan dilakukan dengan menghitung 3 malai
setiap rumpun tanaman.
7. Bobot 1000 Biji
Pengamatan bobot 1000 biji dilakukan dengan menimbang biji padi
merah yang telah masak fisiologis sebanyak 1000 biji.
8. Hasil Biji per Tanaman
Pengamatan hasil biji per tanaman dilakukan dengan menimbang
seluruh biji setiap tanaman (rumpun).
F. Analisis Data
V. Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Keragaan Padi Beras Merah Cempo M3 Hasil Radiasi Sinar Gamma 0,1 kGy
IX. F
VIII. J
e XIV.
a X. M XI. A
b XIII. J Wakt
n a p XII. M
r u
VI. u r r e
u n XV.
N VII. Kegiatan a e i i
a i (min
r t l
r
i
i
XVIII.
XIX.XX.XXI.XXII.
XXIII.
XXIV.XXV.XXVI.XXVII.
XXVIII.
XXIX.
XXX.
XXXI.XXXII.
XXXIII.
XXXIV.
XXXV.
XXXVI.
XXXVII.
XXXVIII.
XXXIX.
XL. XLI. XLII.
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
XLIII. XLIV. Penyemaian XLV.
XLVI.
XLVII.
XLVIII.
XLIX.
L. LI. LII. LIII.LIV.LV. LVI.LVII.LVIII.
LIX.LX.LXI.LXII.
LXIII.
LXIV.
LXV.
LXVI.LXVII.
LXVIII.
LXIX.
1 benih
3
LXX. LXXI. Persiapan dan LXXII.
LXXIII.
LXXIV.
LXXV.
LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
LXXIX.
LXXX.
LXXXI.
LXXXII.
LXXXIII.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.
XC.XCI.XCII.
XCIII.
XCIV.
XCV.
XCVI.
2 pengolahan lahan
1
XCVII.XCVIII. Penanaman XCIX.
C. CI. CII.CIII.CIV.CV.CVI.CVII.
CVIII.
CIX.CX.CXI.CXII.
CXIII.
CXIV.
CXV.
CXVI.
CXVII.
CXVIII.
CXIX.
CXX.
CXXI.
CXXII.
CXXIII.
3
1
CXXIV.CXXV. Pemeliharaan CXXVI.
CXXVII.
CXXVIII.
CXXIX.
CXXX.
CXXXI.
CXXXII.
CXXXIII.
CXXXIV.
CXXXV.
CXXXVI.
CXXXVII.
CXXXVIII.
CXXXIX.
CXL.CXLI.
CXLII.
CXLIII.
CXLIV.
CXLV.
CXLVI.
CXLVII.
CXLVIII.
CXLIX.
CL.
4
10
CLI. CLII. Pengamatan CLIII.
CLIV.
CLV.
CLVI.
CLVII.
CLVIII.
CLIX.
CLX.
CLXI.
CLXII.
CLXIII.
CLXIV.
CLXV.
CLXVI.
CLXVII.
CLXVIII.
CLXIX.
CLXX.
CLXXI.
CLXXII.
CLXXIII.
CLXXIV.
CLXXV.
CLXXVI.
CLXXVII.
5 tinggi tanaman 1
2
CLXXVIII.
CLXXIX. Pengamatan CLXXX.
CLXXXI.
CLXXXII.
CLXXXIII.
CLXXXIV.
CLXXXV.
CLXXXVI.
CLXXXVII.
CLXXXVIII.
CLXXXIX.
CXC.
CXCI.
CXCII.
CXCIII.
CXCIV.
CXCV.
CXCVI.
CXCVII.
CXCVIII.
CXCIX.
CC.CCI.CCII.
CCIII.
CCIV.
6 umur berbunga
4
CCV. CCVI. Panen CCVII.
CCVIII.
CCIX.
CCX.CCXI.
CCXII.
CCXIII.
CCXIV.
CCXV.
CCXVI.
CCXVII.
CCXVIII.
CCXIX.
CCXX.
CCXXI.
CCXXII.
CCXXIII.
CCXXIV.
CCXXV.
CCXXVI.
CCXXVII.
CCXXVIII.
CCXXIX.
CCXXX.
CCXXXI.
7
1
CCXXXII.
CCXXXIII. Pengamatan CCXXXIV.
CCXXXV.
CCXXXVI.
CCXXXVII.
CCXXXVIII.
CCXXXIX.
CCXL.
CCXLI.
CCXLII.
CCXLIII.
CCXLIV.
CCXLV.
CCXLVI.
CCXLVII.
CCXLVIII.
CCXLIX.
CCL.CCLI.
CCLII.
CCLIII.
CCLIV.
CCLV.
CCLVI.
CCLVII.
CCLVIII.
8 daya hasil
8
CCLIX.CCLX. Analisis data CCLXI.
CCLXII.
CCLXIII.
CCLXIV.
CCLXV.
CCLXVI.
CCLXVII.
CCLXVIII.
CCLXIX.
CCLXX.
CCLXXI.
CCLXXII.
CCLXXIII.
CCLXXIV.
CCLXXV.
CCLXXVI.
CCLXXVII.
CCLXXVIII.
CCLXXIX.
CCLXXX.
CCLXXXI.
CCLXXXII.
CCLXXXIII.
CCLXXXIV.
CCLXXXV.
9
1
CCLXXXVI.
15
1
CCXCI.
CCXCII. Pengolahan lahan
1 CCXCIII. 500.000
CCXCIV.
CCXCV. Pupuk
2 CCXCVI. a. N (1,5 kg x Rp 2.000,00) CCXCIX. 3.000
CCXCVII. b. P (0,9 kg x Rp 1.700,00) CCC. 1.600
CCXCVIII. c. K (0,6 kg x Rp 2.300,00) CCCI. 1400
CCCII.CCCIII. Tenaga kerja 5 orang @ Rp
3 60.000,00 CCCIV. 300.000
16
2
S
4
CCCLXXXIV.
po Hasil Radiasi Sinar
CCCLXXXI.
Segreng Hasil
CCCLXXXV. C1-99 CCCLXXXVIII. S0-7
Tinggi
CCCXCV.C1-45 CCCXCVIII. S2-23/22
CD. C1-49 CDIII. S2-35
CDV. C1-39 CDVIII. S2-49
CDX. C1-117 CDXIII. S3-33
CDXV. C1-52 CDXVIII. S1-BA1
Cem
CDXX. C1-56 CDXXIII. S1-BA-7
(Genjah)
CDXXXI. CDXXXIII. S2-BA-4
(KC-2)
CDXXXVIII. C1-BA-2
CDXXXV. C2-25
CDXXXVI.
Utara
Hasil Radiasi Sinar
CDXL. C2-21 CDXLIII. C2-BA-2
Gamma 0,2 kGy
CDLIX.
Mer
ah
CDLX. C2-10 CDLXIII. S1-MU-1
CDLXV. C2-30 CDLXVIII.S3-MU-2
Cempo
CDLXXIII.Kontrol Segreng
CDLXX. C2-67 CDLXXIV.
(KS-2)
CDLXXV. C2-7 CDLXXVIII. CDLXXIX.
CDLXXX. C3-1 CDLXXXIII. CDLXXXIV.
CDLXXXI.
Cempo
Hasil
DXXXIII.
Keterangan : Luas lahan penelitian untuk 14 petak yaitu 60 m2
5
DXXXIV.
DXXXV.
Kebutuhan pupuk per 60 m2
1. Pupuk N
DXXXVI. Kebutuhan pupuk =
DXLI. = 0,9 kg
3. Pupuk K
DXLII. Kebutuhan pupuk =
100 kg x 60 m
DXLIII. = 10 . 000 m
DXLIV. = 0,6 kg
DXLV.
DXLVI.