Professional Documents
Culture Documents
Panduan Lapangan
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada ALLAH SWT atas berkat dan izinNyalah buku Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata Laut dapat diselesaikan. Penulis juga berterimakasih terhadap Fisheries Diving Club (FDC-IPB) karena di FDC lah penulis mengenyam ilmu selam dan belajar identifikasi ikan karang untuk pertama kalinya serta Ilmu Dan Teknologi Kelautan IPB dimana penulis menyelesaikan jenjang strata satu dan banyak memahami tentang dunia kelautan. Penulis juga sangat berterimakasih terhadap Wildlife Conservation Society (WCSIP) karena foto-foto yang diambil menggunakan kamera dari Marine Program. Buku ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena kualitas dan jumlah stok foto yang sangat minim dan keterbatasan lainnya. Penulis juga berterimakasih kepada Mas Rizya Legawa Ardiwijaya selaku program manager WCS-IP Marine Program yang mensuport serta contributor foto,begitu juga Bang Tasrif Kartawijaya, Rian Prasetia dan Bang Yudi Herdiana, Mba Shinta T. Pardede dan Efin Muttaqien. Ucapan terimakasih juga kepada Mba Shinta T. Pardede yang mau menjadi editor serta ..yang bersedia menjadi sponsor untuk mencetak buku ini. Ucapan terimakasih juga kepada teman-teman di Lapangan baik di Pulau Weh (ODC, Rubiah tirta Divers,WCS sabang), Karimunjawa (staf TNKJ, MDC, WCS Karimunjawa), Labuan Bajo (Staf PNK dan kru Kapal) dan lainnya yang belum disebutkan untuk menemani hari-hari selama penyelaman. Penulis sengaja menggunakan bahasa Indonesia untuk mempermudah pembelajaran serta mengharapkan kedepannya banyak putra/putri Indonesia yang belajar dan meneliti sumberdaya hayati laut bumi pertiwi yang sangat kaya dan beranekaragam ini. Buku ini sengaja didesin sesederhana mungkin sehingga orang awam sekalipun dapat memahami isi dari buku ini. Keritik, saran dan koreksi sangat diharapkan untuk revisi dan kesempurnaan buku ini. Keritik, saran dan koreksi yang membangun dapat di alamatkan ke: setiawan.rizal@gmail.com atau ubun_ahead@yahoo.com.
TENTANG PENULIS
Penulis menamatkan jenjang S1 nya di Jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB tahun 2006. Penulis memulai karirnya di bidang ikan karang sejak di bangku kuliah dan bergabung Fisheries Diving Club (FDC-IPB). Setelah lulus kuliah, penulis bergabung dengan WCS Marine program hingga sekarang. Selama di WCS lah penulis banyak belajar dunia bawah air khususnya ikan karang. Penulis sekarang berdomisili di Manado dan tetap bekerja di WCS Indonesia Marine program, site Sulawesi Utara.
Editor: Shinta Trilestari Pardede Ilustrator: Fakhrizal Setiawan Foto credit: Fakhrizal Setiawan Rizya L. Ardiwijaya Tasrif Kartawijaya Rian Prasetia Yudi Herdiana Efin Muttaqien Shinta Trilestari Pardede
DAFTAR ISI
Bagaimana menggunakan buku ini .. Pendahuluan ... Monitoring ikan karang ..... Monitoring Invertebrata bentik non karang .... Acanthuridae 40 Pomacentridae Apogonidae 46 Priacanthidae Aulostomidae 56 Pseudochromidae Balistidae 58 Scaridae Blenidae 62 Scorpaenidae Caesionidae 64 Serranidae Carangidae 68 Siganidae Carchanidae 71 Sphyraenidae Centriscidae 75 Syngnathidae Chaetodontidae 77 Synodonthidae Cirrhitidae 94 Tetraodonthidae Dasyatidae 97 Zanclidae Ephippidae 99 Diademidae Fistularidae 102 Bintang laut Gobidae 104 Teripang Haemulidae 107 Nudibranchia Holocentridae 111 Spons Kyphosidae 115 Clams/kerang Labridae 117 Gorgonian Lethrinidae 132 Crustacea Lutjanidae 136 Ascidian Monacanthidae 139 Anemone Moorynidae 143 Sephia/sotong Mullidae 147 Octopus/gurita Nemipteridae 152 Ostracidae 156 Pempheridae 158 Pinguipedidae 160 Plesiopidae 165 Plotosidae 167 Pomacanthidae 169 iii iv 11 266 176 212 214 218 224 229 243 249 251 254 257 264 277 284 290 294 296 301 305 308 309 311 313 314
Anantomi ikan dan bagian-bagiannya. Panjang ikan berguna dalam mengkonversi dari panjang menjadi berat dimana nilai TL (total length), FL (fork length) dan SL (standar length) untuk nilai a dan b masing-masing berbeda. Rumus pengkonversi dari panjang menjadi berat adalah W= a x Lb Dimana: W = berat ikan dalam gram a dan b = konstanta laju pertumbuhan L (TL/SL/FL) = Panjang ikan
Pola, bentuk serta warna merupakan salah satu kunci identifikasi hingga tingkat species untuk ikan karang.
PENDAHULUAN
Ikan karang dan biota pengisinya merupakan jantung dan hatinya terumbu karang. Kehidupan di laut tidak akan berwarna-warni tanpa kehadiran biota-biota pengisinya yang beranekaragam serta umumnya memiliki warna-warna yang cerah. Sehingga menjaga jantungnya terumbu karang sudah sewajarnya kita sebagai manusia untuk melakukannya. Ikan karang merupakan salah satu komoditi unggulan perikanan serta akuarium laut maka dari itu pengawasan perlu dilakukan agar stok di alam masih dapat terjaga dengan lestari. Hal yang paling bisa kita lakukan adalah melakukan monitoring ikan karang untuk melihat perubahannya tiap tahun. Buku ini akan mengupas mengenai monitoring ikan karang dimana merupakan bidang keahlian khusus dikarenakan ikan umumnya bergerak cepat, pola yang mirip dengan keragamannya yang melimpah. Pengamat yang kurang berpengalaman sebaiknya menghitung target ikan lebih sedikit dari pengamat yang lebih berpengalaman. Cara terbaik untuk mengurangi variasi di daerah yang kompleks adalah melakukan perhitungan lebih terperinci, misalnya banyak mengambil sampel yang sedikit, daripada mencoba untuk meningkatkan ketepatan suatu jumlah yang besar (Bohnsack dan Bannerot 1986). Berlatih dan terus berlatih menemukan ikan baru merupakan salah satu cara untuk terus mengingat dan belajar identifikasi ikan meski itu merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Monitoring juga dapat dilakukan dengan menggunakan snorkeling meski scuba memungkinkan survei dilakukan pada kisaran lebih dalam dan banyak dari spesies lebih berlimpah pada perairan yang lebih dalam. Meskipun sulit untuk memperoleh informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara tepat dari kelimpahan dan struktur ukuran populasi ikan, data kehadiran juga dapat bermanfaat untuk menentukan apakah ikan dapat bergerak jauh dari daerah asal ke tempat yang lebih baik. Dibagian kedua buku ini dibahas mengenai Invertebrata non karang dan dikupas sedikit mengenai metode dan identifikasinya meski bukan bidang yang dikuasaai oleh penulis. Diharapkan dengan membaca buku ini, akan menumbuhkan kesadaran akan ekosistem terumbu karang di Indonesia yang belum tentu banyak orang mengetahuinya. Penulis mengutip banyak dari Hill dan Wilkinson, 2004 tentang metode monitoring ekosistem terumbu kiarang. Semoga dengan buku ini memudahkan kita semua untuk belajar mengidentifikasi ikan karang dan biota invertebarta unik lainnya.
Prosedur Umum di Lapangan: Saat penyelam turun, GPS langsung mencatat koordinat di permukaan; Setelah penyelam mencapai dasar, mereka mulai berkoordinasi satu sama lain untuk memulai survey menggunakan sinyal tangan dan dengan tim di kapal menggunakan telegraf; Saat mulai survey langsung mengaktifkan stopwatch dan kamera, catat waktu di datasheet dan dihitung sejak survei berlangsung (jika kamera digunakan); Para pengemudi perahu mempertahankan kecepatan ~ 1,5 knot; arus dan kondisi laut mungkin memerlukan perubahan dalam kecepatan kapal; Penyelam dapat bermanuver di papan diatas 1 meter dari karang; Survei ini dibagi dalam 5 segmen menit, yang termasuk 1 menit lingkaran survey dan 4 menit transek. Selama survei lingkaran, semua ikan-ikan yang lebih besar dari 50 cm panjang totalnya dicatat dalam pengamatan 360 . Selama towsurvey, penyelam melihat ikan di dalam sabuk 5 m dan 10 m di depan; Pada akhir survey ini (50 menit, yang ' 2km), para penyelam diberi tanda dari tim di permukaan untuk naik dan memulai safety stop
7
Prosedur umum di kantor: 40% dari tape untuk ikan dengan panjang total 20-50 dan melihat 100% dari tape untuk ikan > 50 cm; Tape dilihat di 10 x 5 menit segmen dan ikan dicatat dalam sabuk lebar 10 m; Ikan diidentifikasi hingga tingkat spesies, dan dicatat ukuran kategorinya; Klasifikasi Habitat dan rugosity (sifat berkerut)diklasifikasi dari setiap segmen 1 menit. Keterbatasan: Memerlukan penyelam berpengalaman dan terlatih dalam bahaya yang spesifik dari manuver towboards; m peralatan Field ini mahal dan membutuhkan pemeliharaan rutin, sehingga metode ini hanya cocok untuk penelitian proyek dengan anggaran besar; mahal dan memakan waktu untuk menganalisis citra; Mengurangi bias Taksonomi dengan menganalisis gambar dibandingkan metode survey ikan biasanyai; m Ikan yg samar / cryptic dapat dengan mudah diabaikan. m
Keuntungan: Sebuah wilayah besar dicover dalam waktu singkat Ikan yg menempati habitat yang berbeda, misalnya karang patchy, pasir, daerah rubble dan transisi di antara mereka dapat diamati dalam satu tarikan; Dibandingkan dengan survei menyelam biasanya, yang telah membatasi cakupan spasial, survei mana-tow lebih efektif dalam memperkirakan kelimpahan dan kepadatan ikan besar yang mobile Ikan yang jarang atau tidak biasa dijumpai selama survei konvensional lebih cenderung ditemukan selama survei manta-tow karena wilayah yang lebih luas; Analisis video manta-tow menghasilkan penilaian yang lebih rinci dari ikan besar, termasuk kemampuan untuk menghitung jumlah individu lebih baik dalam schooling besar selama survei insitu Survey manta tow cocok untuk lokasi terpencil yang jarang dikunjungi Penyelam towed bisa mensurvey area yang tidak cocok bagi penyelam karena arus kuat,gelombang, atau kondisi yang buruk Penggunaan alternating permukaan dan tim menyelam meningkatkan survei per hari; m Sebuah rekaman visual dapat diarsipkan(di re-sampel atau di re-analisis). Video ini juga berguna untuk menggambarkan karakteristik bentik yaitu zona fisiografi, tipe habitat dan sifat rugosity Sebuah penerima GPS pada kapal penarik memungkinkan geo-referensi track survey , menghubungkan image di lokasi. Bidang pelatihan yang dibutuhkan: - Penyelam terlatih dalam menggunakan towboards - Mengoperasikan kapal kecil, GPS, video digital - Ukuran estimasi ikan dan buku identifikai spesies ikan - Software ArcView GIS Informasi lebih lanjuti: Ed Demartini, Edward.DeMartini @ noaa.gov; Stephani Holzwarth, Stephani.Holzwarth @ noaa.gov; Joseph Laughlin, Joseph.Laughlin @ noaa.gov; atau Brian Zgliczynski, Brian.Zgliczynski @ noaa.gov Referensi: www.crei.nmfs.hawaii.edu / eko / tow_board.html code 1 2 3 4 5 Panjang kelas (cm) 20 - 34 35 - 49 50 - 74 75 - 99 100 - 149 code 6 7 8 9 Panjang kelas (cm) 150 - 199 200 - 249 250 - 299 > 300
Prosedur Umum: Biasanya dilakukan antara jam 10,00 - 14,00 Satu survei yang dilakukan per site Berenang di sekitar lokasi (kira-kira 200 m dari awal) selama 30 menit dan mencatat semua jenis ikan yang diamati Perkiraan kepadatan setiap spesies dengan menggunakan logarithmic kategori: Single (1 ikan), Sedikit (2-10), Banyak (11-100), atau melimpah (> 100 ikan). Pelatihan yang dibutuhkan: Berenang acak diperlukan untuk memastikan pengamat terbiasa dengan segala jenis ikan di daerah tersebut Pengamat yang menjadi bagian dari program REEF harus melakukan tes yang mengkategorikan mereka ke tingkat level keterampilan yang sesuai Pengamat harus memiliki pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat ikan yang berbeda.
Keuntungan: cepat Peralatan yang dibutuhkan sangat minim Memungkinkan cakupan spasial area yang luas Data frekuensi kumulatif secara statistik berguna Plotless metode yang baik untuk list spesies Terutama berguna untuk ikan besar yang waspada terhadap penyelam, cryptic species/samar dan ikan pelagis yang memerlukan pencarian yang intensif di terumbu karang Panjang estimasi dapat dibantu dengan menggunakan (two laser beams) dua sinar laser (bila ada dalam anggaran Anda); 4 laser pointer diposisikan 10 cm terpisah dan proyek titik keluar laser merah( Colin et al. 2003). Keterbatasan: Dibatasi oleh usaha dan kemampuan identifikasi penyelam Menyelam disetiap titik sampling dan dapat mencakup berbagai kedalaman dan habitat tergantung pada topgrafi area. Relawan berkonsentrasi pada tempat menyelam populer dan tidak secara acak terdistribusi di antara habitat. Oleh karena itu, tidak ada kontrol sebagai berikut: Meliputi wilayah Spasial per sampel (susah untuk membandingkan kelimpahan diantara survei) Jumlah mikro-habitat tertutup per sampel Site seleksi Waktu sampling Pelatihan dan keterampilan penyelam sangat bervariasi antara pemula dan ahli, meskipun tes penyelam oleh REEF dan mengkategorikan mereka kedalam level kemampuan sehingga data diurutkan berdasarkan tingkat keterampilan Estimasi Kelimpahan merupakan sebuah indeks yang membutuhkan sejumlah besar sampel untuk studi perbandingan dan tidak dapat dikonversi ke dalam perkiraan kelimpahan mutlak.
Referensi: REEF: www.reef.org/; MBRS SMP: www.mbrs.org.bz; AGRRA: www.coral.aoml.noaa.gov/agra/ CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html Juga lihat Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985); Rogers et al. (1994); Almada-Villela et al. (2003).
10
11
- Meteran untuk mengkalibrasi perkiraan lebar sabuk. Prosedur Umum: Survei ini dilakukan antara jam 09.00 dan 16,30 di musim dingin dan antara 08.30 dan 17,00 di musim panas Pertama awan, angin dan status laut dicatat (lihat informasi yang diperoleh di atas); Survei dilakukan sepanjang 5 transek permanen x 50 m digunakan untuk LTMP AIMS. Transek ini ditetapkan antara 6 dan 9 m di lereng terumbu Visibilitas horizontal air dicatat dalam data entry Pengamat berenang di atas roll meter dan menggunakan stakes permanen yang diposisikan setiap 10m untuk memandu arah mereka. Berenang ditransek dua kali; terlebih dulu mencatat ikan yg lebih mobile, ikan yang lebih besar pada sabuk 5 m; tim kembali berenang sepanjang transek menghitung ikan yg seddikit bergerak (misalnya famili Pomacentridae) dalam luasan sapuan sabuk 1 Pengamat harus melihat ke depan untuk stekes permanent berikutnya dan menghitung ikan dengan menghabiskan jumlah waktu yang sama pada setiap bagian transek untuk setiap kelompok ikan target. Ikan mobile harus dihitung terlebih dulu, diikuti oleh lebih kecil / spesies lebih cryptic /samar Hanya ikan dalam kelas umur + 1 tahun dihitung karena variabilitas temporal dalam kelas umur +0 m Keuntungan: Meletakkan roll meter ikan di belakang untuk mengurangi gangguan ikan. Keterbatasan: Pengamat tidak dapat mengumpulkan data yang memadai pada komposisi jenis, kelimpahan, frekuensi kejadian dan biomassa pada saat yang sama; Transek mustahil untuk digunakan pada beberapa terumbu karang karena bentuk dan kondisi habitat yang kompleks, regulasi pemerintah atau campur tangan sengaja dari penyelam lainnya; Beberapa ikan tertarik terhadap penyelam; ada juga yang menolaknya. Hal ini dapat membiaskan hasil; Transek tidak cocok untuk sampling kecil, daerah terlarang, misalnya beberapa mikrohabitat karang dan kawasan yang rusak atau karang dengan tipe habitat yang berbeda dan heterogenitas habitat (patchiness), karakteristik karang Karibia. Bohnsack dan Bohnsack (1986) merancang 'metode visual diam/Fish Stationery Plot Survey' untuk memecahkan masalah dalam metode transek sabuk. Pelatihan yang dibutuhkan: -Identifikasi ikan dan estimasi kelimpahan serta pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat ikan yang berbeda, pelatihan ukuran estimasi jika diperlukan.
12
Contoh 2: Global Coral Reef Monitoring Network, Inggris et al. method (Management and research monitoring)
Deskripsi Metode: Tujuannya adalah mengestimasi kelimpahan dan ukuran ikan secara bersamaan di daerah tertentu. Informasi yang diperoleh: Meyelam dengan hati-hati dilakukan untuk mendeteksi perbedaan kumpulan ikan karang di lokasi yang berbeda menggunakan kategori kelimpahan. Ini memberikan data dasar untuk zonasi, pengelolaan dan monitoring. Sensus visual ikan pada transek sabuk menyediakan estimasi jumlah kelimpahan dan ukuran individu ikan untuk menentukan stok dan struktur ukuran populasi spesies spesifik. Pengamat berpengalaman dapat mengestimasi jumlah yang sebenarnya, tetapi untuk pengamat yg kurang berpengalaman atau untuk kepastian jumlah ikan yang melimpah, kategori kelimpahan harus digunakan. Kategori Kelimpahan yang digunakan untuk menghitung ikan. Log 4 Kelimpahan Kategori Jumlah ikan
13
Jumlah Ikan 1 2-4 5 - 16 17 - 64 65 - 256 257 - 1024 1025 - 4096 4097 - 16384
Peralatan yang diperlukan: Roll meter ukuran (5 x 50 m); Meteran untuk mengkalibrasi perkiraan lebar sabuk; Model Ikan untuk berlatih estimasi panjang ikan ( Inggris et al 1997). Prosedur Umum: Menyelam dengan hati-hati Dilakukan selama siang hari; List spesies yang dominan untuk disertai dalam pencatatan transek sabuk. Ini mengurangi waktu yang diperlukan untuk menulis nama-nama spesies pada lembar data, sehingga meningkatkan kemampuan pengamat untuk mencatat ikan terus-menerus.
Spesies yang dimasukkan harus dipilih dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: - Nampak secara visual dan dominan, tanpa perilaku samar/cryptic; - Mudah diidentifikasi di bawah air; - berasosiasi dengan terumbu karang. Kelompok dari spesies yang sesuai untuk penilaian terumbu karang harus digunakan untuk: - Perkiraan kuantitatif struktur kelimpahan dan ukuran spesies yang menjadi 'target' nelayan, misalnya Serranidae, Siganidae, Acanthuridae, Lutjanidae, Lethrinidae, Haemulidae Balistidae - Perkiraan kuantitatif kelimpahan ikan sepanjang garis 50 m yang sama diguna kan untuk intercept transek garis / LIT - Estimasi Semi-kuantitatif kelimpahan relatif dari spesies lain yang termasuk kategori mayor trofik (planktivores, grazers ganggang, dan feeders karang), misalnya Pomacentridae, Acanthuridae, Caesionidae, Scaridae, Siganidae, Labridae, Mullidae dan spesies lain yang 'visualnya jelas', misalnya Chaetodontidae. Belt transek Dilakukan selama siang hari di sepanjang 3 transek sama dengan LIT tetapi transek sensus ikan harus 50 m panjangnya dan di 2 kedalaman (3-5 m dan 8-10 m) Tunggu selama 5 sampai 15 menit setelah meletakkan roll meter sebelum menghitung untuk memungkinkan ikan untuk melanjutkan perilaku normalnya Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek, mencatat ikan yang dijumpai dalam transek sabuk lebar 5 m dan 5 m di atas terowongan transek tersebut Hitung jumlah spesies target yang sebenarnya terlihat dalam transek dan estimasi ukuran (dalam cm) dari masing-masing ikan tersebut Jangan kompromi untuk mendapatkan gambaran yang baik dari masyarakat dengan berusaha menghitung semua individu dari taksa tertentu, dengan mengorbankan estimasi yang hilang dari kelimpahan ikan lainnya. Satu penyelam melakukan sensus dalam area transek sedangkan penyelam satunya lagi menyelam di belakang pengamat dan membuat observasi umum lingkungan karang dan kumpulan ikan Di daerah dimana keanekaragaman dan kelimpahan ikan yang tinggi, kami merekomendasikan tugas dipisahkan. Hal ini dapat dilakukan dalam 2 atau lebih sapuan, mobilitas kelompok ikan yang lebih besar dilakukan pada sapuan pertama dan ikan teritorial yang lebih kecil dilakukan pada sapuan kedua atau tugas tersebut dapat dibagi diantara penyelam. Keuntungan: Visual sensus ikan adalah salah satu metode sampling yang paling umum digunakan kuantitatif dan kualitatif Cepat, non-destruktif dan murah Minim personel dan peralatan khusus yang diperlukan Informasi yang diperoleh berguna bagi manajemen dan stok assessment
14
Keterbatasan: Pengamat harus sangat terlatih Ada 2 kemungkinan ikan mungkin tertarik terhadap penyelam, atau menjauh dari penyelam Kesalahan Observer dan bias terjadi dalam memperkirakan jumlah dan ukuran; Ada kekuatan statistik yang rendah untuk mendeteksi perubahan spesies langka; Penggunaan kategori kelimpahan mengurangi kekuatan untuk mendeteksi perubahan kecil dari ukuran ikan. Pelatihan yang dibutuhkan: -Identifikasi ikan, penghitungan dan estimasi panjang. Lihat Inggris et al. (1997) untuk rincian tentang pelatihan untuk memperkirakan panjang ikan. Ini harus diulang setiap 6 bulan. CP: Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au Referensi: Inggris et al. (1997)
15
16
17
Catatan awal dan waktu berhenti (ini sangat penting) Pertahankan kecepatan berenang secara konstan Ketika berhenti digunakan untuk menghitung sebuah schooling besar atau untuk melihat ke dalam celah-celah karang, waktu harus dihentikan dan kemudian dijalankan lagi ketika berenang dilanjutkan kembali. Ini merupakan langkah penting karena pengukuran densitas/kepadatan dapat diperoleh dari waktu sampel dan kecepatan berenang; Perhitungan semua individu dari spesies ikan target dan ukuran dengan cara yang sama seperti pada survei transek. Keuntungan: Metode yang secara statistik cukup kuat jika ada ulangan yang cukup. Oleh karena itu dapat digunakan untuk mendeteksi dampak perdagangan akuarium pada populasi ikan Metode ini dirancang sebagai versi yang lebih rinci dari reef chek monitoring dilakukan masyarakat, oleh karena itu data dapat dibandingkan dengan data masyarakat. Keterbatasan: Sulit untuk menentukan apakah dampak yang cukup signifikan secara statistik juga signifikan secara ekologis; Memakan banyak waktu dan mahal jika banyak ulangan diperlukan. Pelatihan yang dibutuhkan: Penyelam yang sudah terlatih untuk tingkat identifikasi spesies dan estimasi ukuran ikan. m Harus memiliki pengetahuan yang terperinci dari habitat ikan untuk melakukan pencarian tepat. CP: rcheck@ucla.org Referensi: www.reefcheck.org Metode ikan lainnya dengan mudah dapat diubah untuk ikan akuarium, namun banyak spesies sangat kecil dimana kebutuhan untuk menentukan metode ukuran sampel optimum. Lihat Russ dan Choat (1988) untuk rincian tentang rancangan percobaan dan analisis data perikanan.
18
Yang termasuk kedalam metode ini antara lain: Teknik Long-swim untuk ikan besar dan ikan karang yang mobile Berenang selama 20 menit dengan kecepatan standar pada kedalaman 5 m konstan di sepanjang terumbu karang (reef crest); Catat jumlah dan ukuran dari semua individu spesies target besar yang diamati dalam area 10 m di kedua sisi pengamat; Untuk jenis ikan besar yang bergera, dimensi transek yang tepat adalah 400 x 20 m. Untuk ikan yang lebih kecil, lebar transek diperkecil menjadi 5 m di kedua sisii. Salah satu contoh Metode ini adalah: Long Swim Method (IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method) Deskripsi Metode: Metode ini digunakan untuk ikan-ikan ukuran besar (> 35 cm TL) dimana untuk mengetahui functional grup ikan. Informasi yang didapat: Kelimpahan ikan target ukuran besar Kelimpahan functional group ikan ukuran besar Peralatan yang dibutuhkan: alat Scuba
Alat tulis bawah air Jam anti air Prosedur umum: Menyelam hingga kedalaman 10 m Berenang sejajar kedalaman selama 20 menit atau sekitar 400 m Catat ikan dengan lebar 20 m (10 meter tiap sisi dikiri dan kanan) Catat ikan ukuran besar (>35 cm) Jika menemukan ikan schooling kategorikan kedalam ukuran kelas Keuntungan: Cepat dan mudah karena list ikan sudah dibuat dari darat Keterbatasan: Jika arus kuat, sapuan berenang yang didapat menjadi pendek Dalam kondisi tertentu (Kontur karang) menyebabkan disorientasi arah Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi ikan besar beserta estimasi panjangnya Referensi: IUCN The International Union for the Conservation of Nature Global Marine Program. Web: www.iucn.org/marine; marine@iucn.org Gabriel Grimsditch; ggrimsditch@iucnus.org CORDIO East Africa (Coastal Oceans Research and Development Indian Ocean Web: www.cordioea.org . David Obura; dobura@cordioea.org
20
Survey kerapu
Berenang dengan kecepatan 6 meter per menit selama 30 menit; Cek substrat secara seksama, hitung dan estimasi ukuran semua individu dalam sabuk 5 m; Seorang pengamat kedua harus mengikuti di belakang dan mencatat jumlah dan ukuran ikan kerapu yang lebih besar yang bergerak dalam jarak 10 m kedua sisi.
Keterbatasan: Pengamat dapat dilatih untuk berenang dengan kecepatan konstan tetapi sulit dalam keadaan berarus .
Keuntungan: Long-swim memungkinkan tutupan daerah yang lebih luas dalam waktu terbatas dibandingkan dengan transek kecil; Gangguan ikan oleh penyelam diminimalkan karena tidak ada rollmeter yang digunakan sebelum menghitung; Teknik ini lebih cocok untuk ikan yang sensitif terhadap penyelam ; Transek yang lebih lebar untuk spesies mencolok berguna untuk menghitung ikan yang lebih besar yang tidak memungkinkan didekati menggunakan rollmeter; kecepatan berenang yang lambat dengan intensitas pencarianyang meningkat dalam sabuk 5 m menghasilkan jumlah yang lebih tinggi daripada metode lain untuk ikan kerapu yang criptic/lebih samar; Long-swim metode memerlukan peralatan yang sederhana dan menyediakan data yang berguna berguna di samping metode survei visual yang lebih baik. Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi ikan kerapu; Berenang dengan kecepatan konstan.
21
CP: Rachael Pir, Rachael.pears @ jcu.edu.au atau Howard Choat, howard.choat @ jcu.edu.au Referensi: Samoilys (1997); Wilkinson et al. (2003); Hill and Wilkinson (2004).
2 pengamat (penyelam). m Setidaknya 1 dari penyelam harus mampu mengidentifikasi ikan di daerah rekrut dan terbiasa dengan batas ukuran yang membedakan rekrut ikan dari ukuran kelas lain. Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: 3 x 50 m panjang transek harus diletakkan secara acak pada kedalaman antara 6-9 m di daerah lereng karang Transek tidak boleh tumpang tindih dan harus dipisahkan dengan jarak 10-20 m; Letakkan transek dalam garis lurus Jika LIT digunakan di site-site rekrutmen, dianjurkan bahwa hal itu dilakukan sepanjang 50 m. namun transek ikan harus diselesaikan terlebih dahulu; Tunggu 5-15 menit sebelum memulai penghitungan untuk memungkinkan ikan untuk perilaku normal kembali Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek dan catat ikan dengan lebar 1 m kedua sisi dari garis transek Menghitung rekrutmen dengan pencarian habitat yang seksama sepanjang transek tersebut. Catat schooling species ikan di depan penyelam Transek tidak harus dipecah menjadi unit yang lebih kecil karena banyak spesies langka yang jarang Pelatihan yang dibutuhkan: Pelatihan dan pengalaman yang terperinci Keterbatasan: Membutuhkan pengamat yang terlatih dan berpengalaman; Visual sensus rekrut ikan terbatas pada spesies juvenile yang menetap Tidak berguna untuk spesies pelagis. Keuntungan: Cepat dan non-destruktif Sederhana dan murah Minim jumlah personel dan peralatan. CP: Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au Referensi: Inggris et al. (1997).
22
Personil Lapangan: 2 pengamat (1 harus sudah terlatih dengan metode , yang lain adalah buddy 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan. Personel di Kantor: entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: Satu pengamat menghitung jumlah ikan secara visual dalam sebuah tabung imajiner dengan radius/jari-jari 7,5 m selama 5 menit Estimasi dan catat panjang untuk setiap ikan yang dihitung Keuntungan: Kunci kelebihan dibandingkan dengan metode transek meliputi: Sangat mudah digunakan dan dapat mencatat ukuran sampel yang besar Minim peralatan yang dibutuhkan Minimum '' kesalahan atau eror Tidak ada waktu yang terbuang dalam memasang rollmeter Efesiensi waktu dibawah air (karena konsumsi udara minimum) Menyediakan penggabungan spasial jika terdapat beberapa tipe habitat yang di cover
Masalah tingkah laku dan ketertarikan ikan terhadap penyelam dapat diminimalkan dibandingkan dengan dengan berenang karena cenderung untuk membiasakan penyelam diam dan bertindak lebih normal; Bias melalui metode matrac dapat tereliminasi Ukuran data maksimum lebih sensitif untuk perikanan dan efek mortalitas ikan dewasa sedangkan ukuran minimum lebih sensitif terhadap efek rekrutmen Data dikumpulkan secara bersamaan dengan komposisi jenis, kelimpahan, frekuensi kejadian dan panjang individu untuk semua jenis ikan yang terdeteksi secara visual. Data-data ini pada semua komunitas parameter utama dapat dikumpulkan dengan praktis melalui metode ini; Metode pengumpulan data ini telah diuji secara luas dan tidak berubah selama 25 tahun terakhir; Teknik ini sangat berguna untuk terumbu karang yang patch/mengelompok dan terumbu buatan.
Keterbatasan: Metode ini tidak cocok untuk celah karang dimana ikan tinggal, ikan yang tersembunyi dan sangat rahasia ikan dan tidak efisien untuk studi tentang beberapa spesies atau genus Tidak bekerja dengan baik dalam kondisi gelombang tinggi, arus kuat, dan di bawah visibilitas rendah meskipun faktor-faktor koreksi dapat diterapkan untuk mengoreksi visibilitas rendah. Namun, metode ini memberikan data yang konsisten dan dapat diandalkan dalam berbagai kondisi visibilitas yang biasanya ditemukan pada terumbu karang; Indeks kelimpahan (kerapatan per sampel) dapat diperoleh dari data dan cocok untuk perbandingan yang relatif, namun ketepatan dari metode ini adalah kemampuan pengamat untuk memperkirakan diameter tabung. Jika kelimpahan mutlak diperlukan, secara empiris diperoleh faktor koreksi habitat khusus yang perlu ditentukan dan diterapkan. Ini bukan masalah bagi kebanyakan studi yang hanya perlu untuk menunjukkan perubahan relatifatau perbedaan;presisi yang dicapai sangat tergantung pada keterampilan penyelam untuk memperkirakan jari-jari 7,5 m.
24
Perbaikan metode sensus visual diam/Plot Statinery Perbaikan signifikan dalam perkiraan dari koefisien variasi (perkiraan presisi) telah dicapai dengan menggunakan dua tahap stratifikasi acak untuk memilih 200 x 200 m sampling site. Statistik perbaikan ini dijelaskan secara rinci di Ault et al. (2001); Ault et al. (2002). Keutamaan dari presisi perbaikan dicapai dengan tidak lebih dari sampling site individu tetapi upaya mendistribusikan sampel atas site lebih; Auto korelasi pasangan buddy (yang sering melihat ikan yang sama) bisa dikurangi dan perbedaan individu dapat dikurangi dengan mengkombinasikan data dari buddy selam. Replikasi disediakan oleh buddy penyelam yang memiliki metode sampling yang sama; Distribusi ukuran populasi dapat dihasilkan dengan menggunakan mean, maksimum, dan minimum ukuran seperti yang dijelaskan oleh Meester et al. (1999). Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi Ikan, penghitungan, estimasi ukuran dan estimasi panjang tabung imajiner. CP: Robert Ginsburg, rginsburg@rsmas.miami.edu atau Phil Kramer, agrra@rsmas.miami.edu Referensi: AGRRA www.coral.aoml.noaa.gov/agra/ FKNMS CRMP: http://www.fknms.nos.noaa.gov/research_monitoring/ Publikasi dikutip di atas dapat dilihat dan download di: www.sefsc.noaa.gov / articlesandpublications.jsp. Juga lihat Kimmel (1985); Bohnsack dan Bannerot (1986), Obura dan Grimsdtich (2008) dan Hill dan Wilkinson (2008)
25
Keuntungan: Sederhana dengan peralatan yang minim Menghindari metode transek yang memakan waktu Berguna untuk survei awal keanekaragaman jenis, dan untuk memilih spesies yang akan diikutsertakan dalam monitoring jangka panjang sesuai dengan kelimpahan mereka, hal ini akan mempengaruhi kualitas data dari panjang transek yang dipilih dapat diimplementasikan pada daerah patch reef dimana interval waktu berhenti penyelam berenang di antara area terumbu karang. Keterbatasan: Data tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan tutupan karang atau data makro-invertebrata sebagai daerah berbeda yang diteliti; Seperti semua metode sensus ikan, keanekaragaman jenis yang diperkirakan sebagai spesies samar/cryptic mungkin banyak yang diabaikan;
27
Metode yang ini menekankan pentingnya luas yang discover meskipun kadang sepeciesnya jarang (umumnya untuk ikan di terumbu karang), sementara banyak di daerah patchreef kita sudah underestimate /di bawah perkiraan tapi ikannya berlimpah. Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi level Spesies dan pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat ikan yang berbeda. Referensi: Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985).
28
Observasi ini tidak perlu diimplementasikan selama satu kali penyelaman, tetapi berturut-turut penyelaman yang terus dilaksanakan sebatas persyaratan keselamatan penyelaman yang memungkinkan; Perkiraan ukuran ikan yang menjadi target dengan mencatat posisi mulut mereka, eyespot (tanda) di belakang atau ekor di karang saat mereka makan, ketika mereka pindah, ukur panjangnya dengan penggaris. Perilaku makan (untuk menentukan Makanan yang disukai) Amati perilaku makan selama periode 3 x 10 menit; Catat jumlah gigitan pada spesies tertentu karang; Hitung jumlah gigitan per 10 menit untuk setiap jenis karang. Mengukur daerah territorial ikan kepe2 (diharapkan meningkat karena keterbatasan makanan) Tandai batas wilayah territorial (lingkaran atau oval) dengan penanda(bisa dengan patahan karang mati); Ukur panjang wilayah territorial di diameter terpanjangnya (cross section). Satu penyelam memegang di ujung dari pita, penyelam kedua mengukur jarak wilayah teritorialnya terus dilakukan berulang untuk daerah lainnya; Ukuran wilayah territorial dihitung dengan menjumlahkan semua nilai pada lembar data. Personil Lapangan: 2 pengamat; 1 perahu orang / pengamat permukaan. Personel di Kantor: Kalkulasi perilaku makan dan pengukuran luas wilayah teritorialnya Analisis data, interpretasi dan pelaporan. Keuntungan: Sederhana dan murah Dapat dilaksanakan oleh pemula yang tidak mendapat pelatihan teknis sebelumnya Sangat peka untuk mengetahui perubahan kondisi terumbu karang secara perlahan -lahan; ikan kepe2 pemakan polip karang akan memperbesar wilayah makannya jika kepadatan karang menurun untuk mencukupi kebutuhan makannya, sehingga ukuran pengamatan wilayah territorial ikan kepe-kepe dapat menunjukkan penurunan kondisi karang secara bertahap namun yang mungkin tidak secara signifikan dibandingkan survey langsung tutupan karang modifikasi desain di mana informasi lebih lanjut dapat ditambahkan jika sumber daya dan kapasitas penyelam memungkinkan.
29
Keterbatasan: Lebih mudah untuk mengukur tutupan karang secara langsung yaitu dengan melakukan intercept transek titik(Point Intersept Transect/PIT). Pelatihan yang dibutuhkan: Tidak pelatihan ilmiah formal yang diperlukan tetapi 1 atau 2 ikan coralivores kunci harus diketahui per lokasi geografis. Referensi: Crosby dan Reese (1996).
30
Personil Lapangan: 2 pengamat (penyelam); 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan . Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: Ada kebutuhan untuk mendefinisikannya sebagai berikut: 1. Di mana agregasi? Sebuah agregasi/berkumpul diakui jika meningkat 3 kali lipat dari kepadatan pemijahan ikan. Untuk informasi pemijahan, tanda-tanda langsung 'pemijahan' juga harus diidentifikasi, termasuk: i. Perlu tidaknya pengamatan pemijahan; ii. Betina dengan telur terhidrasi; dan iii. Kehadiran folikel pasca-ovulasi pada ovarium dari sekumpulan betina. tanda-tanda tidak langsung mencakup: i. Perilaku atau perubahan pola warna yang diketahui hanya berhubungan dengan pemijahan; dan ii. Data Gonad somatik indeks (GSI), perut bengkak dan lainnya yang terbukti ada in-
2. Apa yang dikatahui dari waktu atau musim agregasi itu? Informasi ini diperoleh dari nelayan, pengamatan ikan bunting/bengkak di pasar, dan dari histologi gonad. 3. Dimana agregasi berada? Nautical chart, citra satelit, foto udara dan pengintaian udara yang berguna untuk menilai site potensial agregasi dan diketahui dari profil batimetri dan oseanografi untuk spesies. Kumpulan perahu nelayan lokal disinkronkan dengan fase bulan adalah indikasi yang bermanfaat untuk mengetahui agregasi pemijahan, dan wawancara dengan nelayan sangat membantu. survei skala luas dengan snorkeling atau manta-tow juga dapat berguna. Ada 3 metode monitoring yang dapat digunakan: Underwater Sensus Visual atau Stationery Plot Survey Kumpulan data-data perikanan, Domeier et al. m (2002); Colin et al. (2003); Remoute surfeilance teqhnique/ teknik pengawasan jarak jauh. Underwater Visual Sensus untuk agregasi pemijahan Survei visual dengan cara melintasi site agregasi banyak direkomendasikan. Untuk spesies yang sulit dijumpai/mudah kabur , jumlah stasiun direkomendasikan. Time swim tidak dianjurkan karena mereka tidak menyediakan data kuantitatif. Kriteria berikut ini akan menentukan metode berlakut: kedalaman site Kepadatan ikan Arus (ketika arus kuat atau bila ikan waspada terhadap penyelam di dekatnya). Stationery plots mungkin lebih tepat di sini untuk menghemat energi). Parameter yang diukur: Jumlah ikan per satuan luas Ukura Sex rasio Tingkah Laku Lokasi di peta (pemetaan). Mengukur daerah agregasi .Tandai daerah batasnya saat melakukan survei dan kembali ke pengukuran ini nanti. Tanda disini bisa berupa batu dicat atau pemasangan buoy (hati-hati hal ini bisa memancing nelayan untuk menangkap didaerah SPAGs) . Jika memungkinkan, video transek dapat digunakan untuk memperkirakan kelimpahan secara akurat; video jarak jauh juga berguna untuk ikan yang takut terhadap manusia.
32
Keuntungan: Metode Non-destruktif; Keterbatasan: Site Monitoring lebih dari satu merlukan beberapa tim pengamat kalau agregasi terjadi pada waktu yang sama, dimana pemihjahan sering berlangsung secara bersamaan; Karena variasi lokasi pemijahan dan waktunya yang musiman selama agregasi itu, tidak mungkin untuk mengunjungi site pemijahan hanya sekali dan mengharapkan data survei yang baik. perencanaan hati-hati sangat penting; Karena setiap site pemijahan yang berbeda, metode survei yang disarankan di sini harus diambil sebagai panduan; Umumnya agregasi terjadi didaerah yang tutupan karang nya signifikan, seringkali dengan berlimpahnya tempat persembunyian, ikan yang tersembunyi di celah-celah atau di bawah karang akan menyebabkan nilainya lebih kcil dari angka yang sebenarnya; Sangat sulit untuk mendapatkan data ikan akurat dan valid setiap sehingga setiap interpretasi harus dilakukan dengan hati-hati. Pengulangan analisis video adalah salah satu pilihan, tetapi tidak selalu cocok untuk semua jenis ikan; Data ukuran harus ditafsirkan secara hati-hati, karena estimasi ukuran panjang minimum dan maksimum adalah relatif; Menentukan seks hanya mungkin untuk spesies yang memiliki ukuran jelas atau perbedaan warna. Pelatihan yang dibutuhkan: Training untuk pemantauan agregasi; hubungi the Society for Conservation of Reef Fish Aggregations (SCRFA); Bias dari Observer untuk itu perlu pelatihan estimasi panjang ikan, identifikasi spesies dan tingkah laku pemijahan, gangguan perilaku ikan oleh penyelam merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Jika memungkinkan, nelayan dan stakeholders lainnya harus terlibat dalam program pelatihan Spags ini. Referensi: Lihat Domeier et al. (2002); Colin et al. (2003) for fisheries dependent data and remoute surveillance techniques; www.scrfa.org/ The Nature Conservancy juga mengembangkan metode inil untuk pemantauan agregasi pemijahan kerapu di Indo Pasifik (Lihat www.nature.org), begitu juga Wildlife Conservation Society (WCS) di Pulau Weh, Aceh.
33
34
ACANTHURIDAE
Surgeon fish, Ikan butana
Acanthurus leucosternon Powderblue surgeonfish Nama Umum: Ikan butana biru, kuli pasir (sulawesi), Ciri-ciri: Panjang max 38 cm
(TL).Badan berwarna biru, dorsal kuning, sekitar muka berwarna hitam dan sangat mudah dibedakan dengan jenis Paracanthus hepatus Habitat: Perairan terumbu karang dari kedalaman 45 m hingga dangkal 2-3 m. Distribusi: Perairan terumbu karang tersebar dari Afrika hingga Papua New Guinea Tipe pemakan: Pemakan Alga
35
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Paracanthurus hepatus Palette surgeonfish Nama Umum: ikan dori, leter six Ciri-ciri: Panjang max 31 cm (TL),
Warna biru cerah dengan pola hitem seperti angka enam, ekor kuning dengan strip hitam. Sirip dada biru dengan ujungnya hitam dilingkari kuning. Habitat: Daerah karang yang jernih dan berarus. Soliter atau kelompok kecil, juv sering terlihat sembunyi di celah karang Pocillopora. Benthopelagic. Distribusi: Indo-Pasifik:Afrika timur Samoa, Jepang-GBR Tipe pemakan: Zooplankton
Acanthurus lineatus Lined surgeonfish Nama Umum: Butana kasur Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),
3/4 badan atas terdiri dari garis kuning dan garis biru strip hitam, 1/4 badan bawahnya berwarna abu-abu. Kill dipangkal ekor tajam, kuat dan beracun. Sirip perut oranye Habitat: Pejantan mengontrol daerah teritorial makan dan haremnya, benthopelagic. Dewasa umumnya schooling di daerah dangkal. Juv soliter dan di habitat rubble. Membentuk kelompok pemijahan. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika timur-Hawai, Marquesan dan Kep.Tuamoto, Jepang GBR dan New Caledonia. Digantikan Acanthurus sohal di Laut merah. Tipe pemakan: Bentik alga/ herbivorus kadang krustacea
36
Acanthurus triostegus Convict surgeonfish Nama Umum: Butana lorek Ciri-ciri: Panjang max 27 cm (TL),
badan kuning krem dengan 6 garis vertikal dibadan. Perubahan metamorphosis dari post larvajuv pada ukuran 3,2 cm Habitat: Daerah laguna dan karang , juv berada di daerah pasang surut, benthopelagic, kadang mencari makan di daerah masukan air tawar dimana banyak alga. Distribusi: Indo-Pasifik:Arabian peninsula. Pasifik timur : Teluk California-Panama Tipe pemakan: Zoobenthos, bentik alga, fitoplankton
37
Ctenochaetus binotatus
Twospot surgeonfish
Ctenochaetus striatus Striated surgeonfish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL),
badan berwarna coklat kehitaman .spot oranye di kepala. Sirip pectoral kekuningan, sirip ekor dan perut coklat. Pangkal ekor terdapat kill tajam. Habitat: Daerah karang , rubble, berbatu yang flat di laguna dan karang hingga kedalaman 30 m. ditemukan soliter hingga schooling dengan species lain. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Fitoplankton (diatom) dan Bentik alga (lapisan luar blue green alga yang membuat species ini kunci rantai makanan ciguatera)
38
Ctenochaetus cyanocheilus Bluelipped bristletooth Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL)
badan coklat kekunngan dengan garis kebiruan di badan. Terdapat lingkaran kuning di mata dan bibir berwarna biru. Habitat: Dareah kaya karang mulai dari laguna hingga lereng karang. Biasa ditemukan di kedalaman 7-15 m. Range kedalaman 2-30 m. Distribusi: Pasifik barat: Kep. Ogaswara, Filipina, Indonesia-GBR dan New Caledonia, Samoa-Kep. Marshal. Tipe pemakan: Bentik alga / herbivora
Naso lituratus Orangespine unicornfish Nama Umum: Naso Ciri-ciri: Panjang max 46 cm (TL),
badan coklat keabuan, sirip ekor berbentuk sabit dengan batas hitam, pangkal ekor oranye dengan strip putih, dorsal oranye dengan batas garis biru, kuning dan hitam dari mulut hingga kepala. Sirip perut oranye. Habitat: Daerah karang, rubble dan berbatu di laguna dan pantai . Dewasa dalam soliter/kelompok kecil. Juv di daerah berbatu dangkal. Range kedalaman 0-90 m. Distribusi: Samudra Pasifik untuk Samudra Hindia sekarang diketahui sebagai species yang terpisah dengan nama Naso elegans. Tipe pemakan: Alga (Sargassum dan Dictyota) dan zooplankton
39
Habitat:
Umumnya dijumpai di kolom perairan atau di perairan agak dalam mulai dari 4-50 m dan biasanya ditemukan sendiri, Distribusi: tersebar di perairan area terumbu karang di Indonesia Tipe pemakan: Omnivore
40
APOGONIDAE
Cardinal fish, Ikan capungan
41
Habitat:
Ditemukan berkelompok di dekat karang bercabang, merupakan ikan nocturnal, ditemukan di area karang mulai dari kedalaman 2-20 m.
Distribusi:
Indo pasifik: GBR hingga jepang
Apogon aureus Ring-tailed cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 14,5
cm (TL), garis hitam melingkar dipangkal ekor, warna coklat krem, strip biru dimata. Habitat: Biasa dijumpai di perairan dangkal, bersembunyi di celah atau dibawah karang dijumpai mulai dari kedalaman 1- 40 m. Distribusi: Hampir ditemukan diseluruh perairan Indonesia
42
Apogon bandanensis Bigaye cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), warna badan kecoklatan dengan strip halus vertical, dipangkal ekor terdapat bagian putih dengan lingkaran hitam, di bagian sirip perut terdapat warna biru,sinonim Nectamia bandanensis. Habitat: Biasanya ditemukan diperairan karang agak dalam, merupakan ikan nocturnal, rang kedalaman 10-34 m. Tipe pemakan: Carnivore
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Biasa dijumpai berkelompok di atas karang branching.
Distribusi:
Indo-pacifik, Indonesia Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: : TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
43
Habitat:
Perairan karang dan berasosiasi dengan karang branching.
Distribusi:
Tersebar di hamper seluruh perairan Indonesia Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Umumnya berkelompok di gua-gua kecil disekitar laguna atau disela-sela karang branching. Range kedalamannya 2-60 m.
Distribusi:
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Pantai timur benua Afrika hingga Samoa, baratdaya Jepang hingga New Caledonia
44
Tipe pemakan:
Zooplankton
Habitat:
Berkelompok di sela-sela karang branching, dengan range kedalaman 10-12 m.
Distribusi:
Diketahui hanya di perairan TN Komodo, NTT
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan:
Zooplankton
45
Apogon hoevenii Frostfin cardinalfish Nama Umum: Serinding layar Ciri-ciri: Panjang max 6cm
(TL),berwarna coklat kekuningan, siripdorsal pertama berwanna coklat gelap dengan bagian berwarna putih yang lebar. Habitat: Biasanya dijumpai didaerah estuaria atau telukserta dihabitat yang dasarnya pasir/ pasir berlumpur, tempatpavoritnya berada disekitar spong, crinoids dan bulubabi. Range kedalaman 20-30 m. Distribusi:Indo-West Pacific: India, Indochina n Malay , sertadari utara Australia - Japang Tipe pemakan: Zooplankton
Apogon fragilis Fragile cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 5,5 cm
(TL), berwarna putih perak transparan, memiliki spot hitam dipangkal ekor dan cirri utamanya adalah spot hitam dikedua ujung cagak sirip ekornya. Habitat: Biasanya dijumpai di laguna dan teluk, diatsa karang branching, berkumpul dalam jumlah besar kadang-kadang dengan jenis yang lain. Range 1 -15 m. Distribusi: Indo-pasifik, Timur AfrikaSamoa, dan di Great Barier Reef Australia Tipe pemakan: Belum diketahui
46
Apogon zosterophera Blackbelted cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
(TL), memiliki garis hitam dibawah sirip dorsal kedua, memiliki dua garis berwarna orange dekat katup insang, serta memiliki spot hitam kecil dipangkal ekor. Habitat: Biasa hidup di perairan dangkal di area terumbu karang atau sekitar laguna / sela-sela karang dengan range kedalaman 2-15 m. Distribusi: Laut jawa dan Kalimantan di Indonesia Tipe pemakan: Zoobenthos
Sphaeramia nematoptera Pajama cardinalfish Nama Umum: Capungan Ciri-ciri: Panjang max 8,5 cm (TL),
bentuknya sangat mudah dikenali dengan mata merah besar, kepala yang berwarna kuning,garis hitam disirip prtama dorsal, spot coklat yang banyak di badan belakang. Habitat: Berkumpul bisasanya diatas karang branching, menyebar di malam hari untuk mencari makan karena ikan nocturnal. Range 1 14m. Distribusi: Laut jawa Fiji Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
47
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Cheilodipterus artus Foto by Fakhrizal Setiawan Wolf cardinalfish Nama Umum: Serinding Ciri-ciri: Panjang max 18,7 cm (TL), saat juvenile memiliki spot hitam kecil yang dikelil-
ingi warna kuning dipangkal ekornya. Memiliki 8 strip garis kecoklatan. Habitat: Biasanya bersembunyi di celah/goa kecil di karang, laguna, kadang juga berada diatas karang bercabang, lebih sering terlihat soliter Distribusi:Indo pasifik, timur afrika-Kep. Tuamoto, selatan GBR Australia Tipe pemakan: Ikan kecil / Carnivora
Habitat:
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Hidup didarah karang laguna, bisanya berkelompok dalam jumlah kecil dikarang bercabang, Range 4 - 40 m.
48
Distribusi:
Perairan laut jawa, kalimantan di Indonesia.
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Cheilodipterus macrodon Large toothed cardinalfish Nama Umum: Serinding besar Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), saat juvenile mamiliki spot hitam yang berangsur-angsur hilang saat dewasa. Dewasa sangat mirip dengan C.artus hanya saja strip garis dibadan lebih tebal dan lebih gelap.
Habitat:
Umumnya ditemukan didaerah reef slope 4-30 m, suka bersembunya di gua-gua kecil / celah karang . Kadang juga ditemukan didaerah laguna dari kedalaman 0-40 m. lebih sering ditemukan soliter/sendiri atau berpasangan. Juv lebih terlihat dalam kelompok kecil.
49
Distribusi:
Indo pasifik, laut merah, timur Afrika, Pulau Ryukyu, Perairan karang di Indonesia
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Pterapogon kauderni Banggai cardinal fish Nama Umum: Kardinal banggai Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
(TL), mudah dikenali dari warna yang mencolok dengan empat garis vertikal di badan. Pola garis hitam yang memanjang dari sirip pertama dorsal hingga sirip perut dan sirip kedua sampai sirip anal dengan spot putih. Sirip ekor cagak panjang dengan garis hitam dan spot putih disisinya.
Lokasi foto: : Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya
Tipe pemakan:
Bentik krustacea dan zooplankton
51
AULOSTOMIDAE
Aulostomus chinensis Chinese trumpetfish Nama Umum: lkan trompet Ciri-ciri:
Panjang max 80 cm (TL), memiliki 2 warna dasar yaitu coklat ke hijauan serta kuning (Jenis variannya), sirip pertama dorsal tegak karena terdapat duri, sirip dorsal kedua tipis sama seperti sirip analnya. Dekat pangkal ekor warna hitam gelap, bagian sirip ekor berwarna kuning dengan spot hitam diujung-ujungnya
52
Habitat:
Ditemukan soliter di perairan dangkal dan jernih, kadang diarea habitat berbatu . Kebisaanya yang suka berkamuflase untuk menangkap mangsa dan bersembunyi di atas ikan yang lebih besar
Distribusi:
Hampir ditemukan di seluruh perairan karang di Indonesia
Tipe pemakan:
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
53
BALISTIDAE
Triger fish, Ikan Tato (Sulawesi utara),
Balistoides conspicillum Clown triggerfish Nama Umum: Triger biji nangka Ciri-ciri:
Panjang max 50 cm (TL), memiliki pola warna yang unik, mulut berwarna kuning, garis putih dimata, separuh badan bagian bawah spot putih besar dan separuh atasanya hitam dengan bercak kuning, pangkal ekor putih dengan bintik hitam serta sirip ekor terdapat bagian putih lebar. Merupakan target perdagangan ikan hias yang mahal.
54
Habitat:
Spesies soliter, hidup diperairan jernih didaerah reef slope dan drop-off, saat juvenile hidup di gua-gua karang.
Distribusi:
Indo-pasifik, sebagian timur dan selkatan Afrika, Indonesa hingga Samoa, selatan New Caledonia
Tipe pemakan:
Bulubabi, krustasea, tunicate
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Balistapus undulatus Orange-lined triggerfish Nama Umum: Triget ijo Ciri-ciri: Panjang max 30
cm (TL), badan hijau gelap ke coklatan dengan garis oranye diagonal di badan dan muka. Sirip berwarna oranye. Memiliki spot hitam dipangkal ekor.
Habitat:
Didaerah kaya karang di laguna dan terumbu karang. Jenis yang territorial, biasa meletakkan telur dalam lubang di daerah pasir atau rubble di daerah karang. Range kedalaman 1-50 m.
55
Distribusi:
Indo-Pasifik : Laut merah, Afrika Selatan, Kep. Line, Marquesan dan Tuamoto, Jepang-GBR dan New Caledonia.
Tipe pemakan:
Zoobenthos (Echinodermata, moluska, tunikata, sponge dan hydrozoa), ikan kecil dan alga bentik.
Melichthys indicus Indian triggerfish Nama Umum: Triger item Ciri-ciri: panjang max 25 cm
(TL), badan coklat kehitaman dengan strip putih di dasar sirip dorsal dan Anal. Batas luar sirip caudal berwarna putih. Habitat: Daerah kaya karang . Soliter, biasa menggali lobang di dasar untuk tempat tinggal Distribusi: Samudra Hindia; Laut Merah dan Timur Afrika Thailand dan Sumatra di Indonesia. Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge,tunikata,bentik invertebrate, bentik krustacea, ) dan bentik alga
56
Sufflamen chrysopterus Halfmoon triggerfish Nama Umum: Triger bulan Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),
badan coklat gelap dibawahnya dengan sirip ekor dibatasi putih dan membentuk segitiga coklat ditengahnya. Habitat: Daerah pantai berkarang mulai dari laguna hingga lereng karang. Soliter dan territorial, ovipar dan monogami. Distribusi: Indo-Pasifik barat: Afrika timur, Afsel, Samoa, JepangPulau Lord Howe. Digantikan Sufflamen albicaudatus di Laut Merah. Tipe pemakan: Zoobenthos dan zooplankton
57
BLEINIDAE
Blennies fish, Ikan Blenie
58
Habitat:
Daerah kaya karang, bias dijumpai berda di atas karang, soliter namun kadang dalam kelompok kecil.
Distribusi:
Baru diketahui dari laut jawa
59
CAESIONIDAE
Fusilier fish, Ikan ekor kuning
Caesio caerulaureus Blue and gold fusilier Nama Umum: Ekor kuning Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),
memiliki garis kuning emas memanjang dari pangkal ekor hingga diatas mata, serta strip hitam di kedua ujung cagak sirip ekornya. Habitat: Area terumbu karang yang jernih, sering ditemukan schooling dalam jumlah besar bersama jenis caesionidae lainnya. Range 5-50 m. Distribusi: Hampir seluruh perairan Indonesia
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
60
Caesio teres Yellow and blueback fusilier Nama Umum: Ekor kuning Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL),
berwarna 2/3 biru keperakan, warna kuning mulai dari ekor hingga ke badan atas dekat sirip dorsal, Habitat: Di kolom perairan karang yang jernih kedalaman 5-50 m, bermigrasi saat purnama mencari daerah di karang yang memiliki celah sempit serta arus yang kuat untuk menyebarkan telurnya. Distribusi: Hampir diseluruh perairan di Indonesia Tipe pemakan: Zooplankton
Caesio xanthonota Yellowback fusilier Nama Umum: lkan ekor kuning Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL), berwarna biru keperakan dengan warna kuning hampir 1/2 badan hingga bagian kepala.Sirip ekor berwarna kuning.
Habitat:
Daerah karang namun umumnya berada di kolom perairan. Aktif schooling dengan caesionid lain di kolom perairan karang. Range kedalaman 0-50 m.
61
Distribusi:
Timur Afrika hingga Indonesia (tidak di laut merah and Persia)
Pterocaesio tile Dark banded fusilier Nama Umum: lkan ekor kuning Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL), berwarna biru keperakan (foto fase merahnya), memiliki strip garis dari pangkal ekor hingga dekat mata, cirri khasnya adalah strip biru yang menyala terutama saat malam hari, beberapa literature menerangkan ikan ini memiliki kemampuan untuk mengganti warna yang biru menjadi kemerahan di bagian bawah untuk dibersihkan atau untuk tidur.
62
Habitat:
Berkelompok di kolom perairan terumbu karang yang jernih atau slope karang bersama jenis caesionid lainnya. Range kedalaman 0 - 60 m
Distribusi:
Indo-pasifik, Indonesia, Jepang, dan kep. Di t imur PNG
Tipe pemakan:
Zooplankton
63
CARANGIDAE
Jacks fish, Ikan Kwe, Bobara (Sulut)
Carangoides bajad Orangespotted trevally Nama Umum: Kwe macan Ciri-ciri: Panjang max 55 cm (TL),
badan agak kekuningan dengan banyak spot oranye tersebar di badan, Habitat: Kolom perairan yang agak dalam di area karang, biasanya soliter atau berpasangan. Range kedalamannya 2-50 m Distribusi: Laut merah, teluk Oman,Persia,Thailand dan Indonesia serta Okinawa. Tipe pemakan: Carnivora
64
Caranx melampygus Bluefin trefally Nama Umum: Kwe biru / bobara Ciri-ciri: Panjang max 117 cm
(TL), badan berwaran perak biru kehijauan, kadang soliter, berpasangan atau schooling di spot site tertentu, sirip berwarna biru. Sirip pectoral berbentuk sabit. Habitat: Species perairan pelagis dan pantai serta di karang. (chiguatera)Dagingnya menjadi beracun jika sudah melebihi panjang (TL) 50 cm. Distribusi: Hampir di seluruh peraian karang di dunia Tipe pemakan: ikan kecil dan
Caranx ignobilis Giant trefally Nama Umum: Ikan kwe, bobara Ciri-ciri:
Panjang max 170 cm (TL), berwarna keperakan, warna sirip biasanya abu-abu gelap, memiliki 28-36 scutes keras, ukuran dewasa dari corak badannya dapat mudah dikenali.
Habitat:
Jenis ikan pelagis biasa ditemukan di pasir, batu dan di terumbu karang, saat juvenile biasa ditemukan di estuaria dan dewasa umumnya soliter atau berpasangan. Ukuran dewasa biasanya ciguatoxic.
Distribusi:
Perairan karang di dunia
Tipe pemakan:
krustacea dan ikan (malam) / carnivora
66
CARCHARHINIDAE
Shark fish, Ikan hiu
Carcharhinus obsesus Whitetip reef shark lokal: ikan hiu sirip putih Ciri-ciri: Panjang max 213 cm
(TL), ramping dengan moncong pendek, mata oval, tanda putih berada di sirip dorsal pertama dan ujung sirip ekor.
guna, karang dan digoa-goa beristirahat di siang hari. Lebih aktif saat malam dan daerah pasut yang memiliki arus kuat. Jarak ruaya 0,3-3 km satu periodenya /tahun. Jarang dilaporkan menyerang manusia. Range kedalaman 1 - 330 m.
Stegostoma fasciatum (juv) Zebra shark Lokal: Ikan hiu totol Ciri-ciri: Panjang max 235 cm (TL), memiliki 5 celah insang dan 3 terahir dibelakang
sisirp dada, lubang hidung dekat dengan moncong, sirip ekor panjang dengan lekukan subterminal dalam dimana lobus hamper tidak ada. Warna kuning kecoklatan dengan bintik coklat gelap. Sirip dadabesar dan bult melebar.
Habitat: Perairan lepas pantai, pasir, patahan karang, dan di dasar karang. Aktif dimalam hari (nocturnal), siang hari beristirahat di celah-celah atau di bawah karang. Berenang lambat di celah-celah karang saat berburu makanan.
Distribusi: Indo-west pasifik barat (Laut merah dan sisi timur Afrika hingga New
Caledonia, utara Jepang New South Wales, Australia) Tipe pemakan: moluska, ikan kecil, krustasea, dan ular laut / Carnivora
69
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan Rhinobatus typus Giant shovelnose ray Lokal: Ikan cucut Ciri-ciri: Panjang max 270 cm (TL), ciri utamanya adalah warna gelap di ujung mon-
congnya, badan berwarna coklat dengan kepala yang triangular serta sirip dorsal yang pendek. Habitat: Saat juvenile hidup di perairan intertidal (pantai berpasir, atol dan di mangrove) dan dewasa di lepas pantai, pantai berlumpur/pasir, hidup soliter. Range kedalaman 0-100 m, Distribusi: Indo-pasifik barat (Thailand - PNG, ) Tipe pemakan: moluska / Zoobenthos
70
CENTRISCIDAE
Shrimp fishes, Ikan piso-piso
71
Aeoliscus strigatus Common name:Razorfish, nama lokal: Ikan piso-piso Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), warna bervariasi tergantung daerahnya, mudah dikenali dari bentuk badan dan cara berenangnya, bentuk duri sirip dorsalnya yang memanjang ke ekor, Habitat: Biasanya berkelompok, sembunyi di sela-sela duri bulubabi atau cabang karang, range kedalaman 1-20 m. Distribusi:Indo-west pasifik, dari selatan jepang hingga New south Wales, Australia Tipe pemakan: Zooplankton
72
CHAETODONTIDAE
Buterfly fish, Ikan kepe-kepe
73
Chaetodon octofasciatus Foto by Fakhrizal Setiawan Eightband butterfly fish Nama Umum: kepe-kepe strip 8 Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), warna krem kekuningan dengan 7 strip vertikal
dikedua sisi badan, sirip ventral berwarna kuning Habitat: biasanya berpasangan dan ditemukan didaerah karang yang masih baik, juvenile sering terlihat berkelompok di karang Acropora bercabang. Distribusi: Hampir di seluruh perairan terumbu karang Tipe pemakan: Coralivore
74
Chaetodon collare Redtail butterfly fish Nama Umum: Kepe-kepe belanda Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), dikenali dengan warna merah di sirip ekor dan garis putih vertikal belakang mata.
Habitat: Biasa ditemukan berpasangan atau berkelompok di daerah karang / bersembunyi di bawah karang yang lebar.
karang / Coralivore
Chaetodon triangulum
Triangle butterflyfish
75
Chaetodon trifascialis
Chevron butterflyfish
Chaetodon lunulatus Oval butterfly fish lokal: Ikan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), sangat mirip dengan C.trifasciatus dimana perbedaannya terletak di pangkal ekor yang berwarna biru abuabu. Habitat: Selalu berpasangan di area terumbu karang. Juvenile bersembunyi di celah karang bercabang. Range kedalaman 3-20m. Distribusi: Tersebar dari jepang, Hawai - Australia. Tergantikan oleh C.trifasciatus di samudra hindia Tipe pemakan: Pemakan polip karang / Coralivore
76
Chaetodon trifasciatus
Melon butterflyfish
Chaetodon kleinii Sunburst butterfly fish lokal: lkan kepe coklat Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), tubuh berwarna kuning, dengan 2 garis putih vertikal,pertama di pangkal ekor dan kedua di badan depan, garis hitam vertikal memanjang melewati mata. Habitat: Area terumbu karang, laguna, alur dan area rumput laut/alga. Biasa soliter atau berpasangan
karang / Coralivore
Chaetodon rafflesi
Latticed butterflyfish
Chaetodon citrinellus
Speckled butterflyfish
Chaetodon guttatissimus
Peppered butterflyfish
Chaetodon meyeri
Scrawled butterflyfish
79
Chaetodon vagabundus
Vagabond butterflyfish
Chaetodon falcula
Blackwedged butterflyfish
Chaetodon melannotus
Blackback butterflyfish
Coradion chrysozonus Goldengirdled coral fish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), Coradion dapat dibedakan dengan Chaetodon karena memiliki duri dorsal (8-10 vs 1116). Memiliki sirip dorsal dan anal yang halus yang memberikan tampilan lebar Habitat: Area terumbu drop-off dimana kaya akan invertebrate juga di area karang yang sedikit.Range kedalaman 3-60m Distribusi: Indo fasifik Tipe pemakan: Sponge
81
Parachaetodon ocellatus Foto by Fakhrizal Setiawan Sixspine butterfly fish Lokal: lkan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), berwarna putih mutiara dengan garis oranye,
memiliki spot hitam di garis oranye ke 3 Habitat: Berpasangan di dasar dan di area karang yang keruh, dewasa berkelompok didaerah dasar belumpur yang agak dalam. Juv hidup diarea dangkal laguna Distribusi: Indo Pasifik:NTT, Indonesia, Australia, Malaysia Tipe pemakan: Benthic algae / Zoobenthos
82
Chelmon rostratus Foto by Fakhrizal Setiawan Copperband butterflyfish Nama Umum: Kepe monyong Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), mudah dikenali dengan moncongnya serta garis
oranye dan spot hitam di dorsal belakang Habitat: Range kedlaman 1-25m,ditemukan di pantai bebatu, terumbu karang,estuaria. Termasuk ikan territorial dan monogami Distribusi: Pasifik barat (laut Andaman-Jepang), Indonesia dan Australia Tipe pemakan: Bentik invertebrate/zoobenthos
Habitat:
Berpasangan monogami, biasa berada di area karang dangkal hingga dalam. Range kedalaman 3-70m Distribusi: Indopasifik Tipe pemakan: memakan apa saja seperti krustacea kecil / Omnivora
Chaetodon speculum Mirror butterflyfish Nama Umum: Kepe Bulan Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
warna badan kuning terang deangan spot hitam besar di badan serta garis vertikal memanjang melalui mata Habitat: Soliter atau berpasangan (selama memijah), berada diarea karang yang kaya hydroid dan anemone. Range kedalaman 3-30m Distribusi: Indopasifik(IndonesiaJepang, Selatan GBR-PNG) Tipe pemakan: Pemakan polip karang dan invertebrata
84
Chaetodon ephippium Saddle butterflyfish Nama Umum: Kepe monalisa Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),
badan bbiru hijau keabuan, spot hitam besar dengan batas putih di punggung belakang. Oranye dari mulut-sirip perut. Habitat: Didaerah Laguna dan lereng karang, yang jernih, soliter, berpasangan (saat memijah) dan grup kecil.Range kedalaman 1-30 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Sri Lanka dan Kep. Cocos-Keeling - Hawai, kep. Marquesan and Tuamoto, Jepang-Australia. Tipe pemakan: Pemakan polip karang dan invertebrate, cacing polychaeta, bentik krustacea,alga bentik.
Hemitaurichthys polylepis Pyramid butterflyfish Lokal: kepe-kepe piramid Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), ciri utamanya bentuk pyramid putih besar dibadan hingga ekor, kepala coklat, dengan warna dasar badan kuning Habitat: Biasa schooling dalam jumlah besar di kolom perairan karang. Range kedalaman 3-60 m Distribusi: Samudra pasifik (hawai, indosesia timur hingga pulau Christmas), samudra hindia diganti kan dengan H. zoster Tipe pemakan: Planktivora
Lokasi foto: TN Bunaken, Sulawesi Utara Foto by Fakhrizal Setiawan 85
Hemitaurichthys zoster
Brown-and-white butterflyfish
Heniochus diphreutes False morish idol / Schooling bannerfish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 21 cm
(TL), badan putih dengan 2 garis hitam besar memanjang dari dorsal ke perut dan sirip anal. Strip hitam dari kepala sampai mata. Sebagian sirip dorsal dan ekor kuning. Habitat: Schooling dalam jumlah besar di daerah reef slope agak dalam. Range kedalaman 15-210 m. Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Planktivora
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 86
Heniochus acuminatus Pennant coralfish / Longfin banner fish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), yang membedakan dari H.diphreutes adalah moncong yang lebih panjang, bentuk badan yang lebih bulat dan memanjang
Heniochus varius Horned bannerfish / Humphead bannerfish Lokal: Keling tanduk Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),
berwarna coklat gelap dengan 2 garis putih di dekat kepala dan di dorsal memanjang hingga pangkal ekor, mirip tanduk di atas mata. Habitat: Area terumbu karang yang baik dan laguna. Rang kedalaman 2-20 m Distribusi: Samudra pasifik (Indonesia-Micronesia dan jepang), Samudra hindia digantikan dengan H. pleurotaenia Tipe pemakan: Polip karang dan invertebrata kecil
87 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Heniochus pleurotaenia
Phantom bannerfish
Chaetodon adiergsatos Philipinne butterflyfish / panda butterflyfish Lokal: Kepe-kepe panda Ciri-ciri: Panjang max 20 cm(TL),
berwarna putih dengan garis diagonal coklat. Sirip dorsal, anal dan dada berwaran kuning dan spot hitam besar di sekitar mata serta spt hitam di atas kepala.
Habitat: Berpasangan atau kelompok di area terumbu karang yang sehat. Range kedalaman 3-25 m
Chaetodon lunula Raccoon butterfly fish Nama Umum: Kepe gajah Ciri-ciri: Warna kuning-oranye dengan hitam abu-abu di badan, strip hitam besar diagonal, strip hitam dimata dan strip putih disampingnya. Warna hitam juga dipangkal ekor Habitat: Soliter, berpasangan dan juga berkelompok di laguna dan perairan karang agak dalam. Rang kedalaman 0-30m Distribusi: Indo-pasifik, Atlantik tenggara Tipe pemakan: Bentik invertebrata , alga dan polip karang
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
89
CIRRHITIDAE
Hawkfishes
Panjang max 20 cm (TL), biasanya bervariasi warnanya, tapi selalu memiliki cincing kuning dibelakang matanya.
Habitat:
Soliter di daerah karang, biasa ditemukan berada diatas karang bercabang seperti: Stylophora, Pocillopora, Porites, Acropora. Range kedalaman 1 - 91m
Distribusi:
90
Panjang max 22 cm (TL), Badan kekuningan dengan muka abu-abu kehitaman dengan banyak titik hitam, garis merah berlanjut hitam disisi badan. Warna berubah seiring pertumbuhan.
91
Di daerah dasar karang yang jernih serta laguna, soliter dan berpasangan. Suka berdiam iatas karang bercabangseperti Stylophora, Acropora. Jenis territorial. Range kedalaman 1 - 35m.
Distribusi:
Tipe pemakan:
92
DASYATIDAE
Sting fish, Ikan pari
93
Taeniura lymma Foto by Fakhrizal Setiawan Ribbontail stingray Lokal: Pari totol biru Ciri-ciri: Diameter cakram max 90 cm, badan berwarna kuning kecoklatan dengan
spot biru yang mencolok, garis biru di bagian ekor Habitat: Berada di area terumbu karang bersembunyi di bawah karang atau celah batu. Jarang ditemukan di pasir. Migrasi berkelompok di area pasir dangkal selama air pasang untuk mencari makan. Range kedalaman 0-20 m. Distribusi: Indo-west pasifik( Laut merah dan timur Afrika hingga Kep.Solomon dan Australia) Tipe pemakan: Moluska, cacing, udang dan kepiting / Carnivora
94
EPHIPPIDAE
Batfish, Ikan platax
95
Platax pinnatus Foto by Fakhrizal Setiawan Dusky batfish / long-fined batfish Nama Umum: Platax asli Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), juvenil coklat gelap dengan batas oranye merah
terang dengan sisip dorsal dan anal panjang, dewasa berwarna perak dengan sirip pendek pipih dan bulat. 2 garis hitam memanjang dari kepal hingga bawah mata dan kedua badan hingga sirip perut. Memiliki mulut yang lebih moncong Habitat: Juv umumnya soliter sembunyi dibawah / goa karang dan di mangrove . Dewasa sering terlihat schooling. Range kedalaman 15-30 m. Distribusi: Pasifik barat( Jepang-Australia) Tipe pemakan: Alga, ubur-ubur dan Zooplankton
96
Platax teira Foto by Fakhrizal Setiawan Longfin batfish Nama Umum: Platax kertas Ciri-ciri: Panjang max 70 cm (TL), sirip perut berwarna kuning dengan spot hitam di
atas sirip perut. Memiliki 2 garis hitam satu melewati mata dan kedua melewati sisip dada yang semakin tua semakin pudar. Habitat: Dewasa lebih suka berada perairan lepas pantai agak dalam berkelompok. Juvenile suka berada dilaguna, karang dangkal. Range kedalaman 0-20 m. Distribusi: Indo-west pasifik (Laut merah dan timur Afrika - PNG, Jepang - Australia) Tipe pemakan: Zoobenthos dan nekton (finfish)
97
FISTULARIDAE
Cornetfishes / Ikan
Habitat:
Didaerah terumbu karang dan dasra berpasir,. Soliter atau dalam kelompok kecil. Range kedlaman 2 - 130 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur Afrika, JepangAustralia dan Selandia baru. Pasifik timur: Mexico, Panama.
Tipe pemakan:
Ikan kecil, zooplankton, bentik krustacea
99
Gobidae
Gobies fish, Ikan gobi
100
Amblygobius albimaculatus Foto by Fakhrizal Setiawan Butterfly goby Nama Umum: lkan gobi Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), jantan dengan 3 spot dekat dasar dari sirip kedua
dorsal. Betina dengan garis coklat dari atas mulut hingga atas operculum. Spot hitam di sirip ekor. Memiliki 4-5 garis vertikal coklat dibadan. Habitat: Didaerah muara dan laguna, biasanya berpasangan didasar substrat berpasir dan pasir berlumpur, monogami, membuat lobang dengan memindahkan pasir menggunakan mulutnya. Distribusi: Indo-Pasifik barat: Laut Merah, Afrika Timur, Durban, Indonesia, Australia Jepang dan Filipina Tipe pemakan: Zoobenthos/bentik invertebrate, cacing, detritus dan bentik alga
101
Istigobius rigilius Foto by Fakhrizal Setiawan Rigilius goby Nama Umum: lkan gobi Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), 2 garis diagonal cokelat dari preoperculum di rahang atas, dihubungkan oleh satu baris, 2 baris coklat hampir vertikal di operkulum. Duri keempat dari dorsal pertama terpanjang. Tidak ada perbedaan yang jelas antara jenis kelamin dalam pigmentasi dan sudut sirip kediua dorsal, sirip perut dan dubur. Jantan kadang-kadang dengan 3-4 garis vertikal kehitaman pada perut. Habitat: Didaerah berpasir yang jernih disela-sela terumbu karang dan rubble Distribusi: Pasifik barat: Filipina dan Indonesia - Kiribati dan Fiji, Rowley Shoals di timur Samudra Hindia dan GBR serta Kep.Ryukyu Tipe pemakan: Belum diketahui
102
HAEMULIDAE
Sweetlips fish, Ikan bibir tebal
103
Plectorhinchus vittatus Foto by Fakhrizal Setiawan Indian Ocean oriental sweetlips Nama Umum: lkan lilis Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL), dewasa putih dengan garis horizontal hitam, sirip
kuning dengan spot hitam. Perubahan ciri dari juvenile ke dewasa saat panjang sekitar 15 cm. Habitat: Didaerah Terumbu karang dan pantai karang berbatu, Juvenil soliter di daerah laguna dangkal yang terlindung. Dewasa bias soliter atau berkelompok. Distribusi: Indo-Pasifik barat: Afrika Timur-samudra Hindia bagian barat, PNG dan New Caledonia. Tipe pemakan: Krustasea, moluska, dan ikan kecil / Carnivora
Habitat:
Biasa ditemukan didaerah karang dalam, reef slope dengan banyak kelimpahan invertebrata. Soliter atau dalam kelompok kecil sembunyi di karang saat siang hari. Aktif malam hari mencari makan.
104
Distribusi:
Indonesia, Filipina-PNG dan barat laut Australia
Tipe pemakan:
Bentik invertebrata / Carnivore
Diagramma sp. Indonesian sweetlips Nama Umum: Macanan Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),
abubabu kekuningan dengan spot abu-abu teresbar di tubuh dimana semakin besar ukuran spotnya di sirip dorsal belakang dan ekor. Sirip bagian bawah dari ekor, anal dan perut berwarna gelap. Habitat: Soliter kadang juga berkelompok di daerah berpasir, pantai berkarang dan laguna. Range kedalaman 3-40 m. Distribusi: Malaysia, Indonesia, filipina Tipe pemakan: Bentik invertebrata
105
Plectorhinchus chaetodontoides Harlequin sweetlips / Many-spotted sweetlips Nama Umum: onde / bronkeli Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL),
dewasa warna dasarnya putih kekuningan atau kehijauan. Juvenil berwarna coklat dengan banyak spot putih besar,spot berubah dari putih menjadi hitam saat dewasa. Habitat: Daerah terumbu karang yang sehat, laguna. Dewasa soliter sembunyi didasar karang dan aktif saat malam mencari makan, juvenile suka bersembunyi disela-sela karang. Range kedalaman 1-30 m. Distribusi: Samudra Hindia (Maldives -Kep.cocos), Samudra Pasifik (Kep. Fiji -Sumatra) Tipe pemakan: Krustasea, moluska, dan ikan kecil / Carnivora
106
HOLOCENTRIDAE
Squarel fish, Ikan mata belo
Sargocentron rubrum Redcoat Squarelfish Nama Umum: Menyeng belo Ciri-ciri: Panjang max 32 cm
(TL), waran merah kecoklatan dengan garis putih, strip merah di cagak sirip ekornya,dorsal dan sirip anal Habitat: Soliter atau berkelompol bersembunyi dibawah karang didaerah tak berarus Distribusi: Indo-west pasifik Tipe pemakan: Bentik Invertebrata / Zoobenthos
Neoniphon sammara Sammara squirrelfish Nama Umum: menyeng Ciri-ciri: Panjang max 32 cm
(TL), warna pink kekuninga dan keperakan.Garis merah disirip dorsal. Sirip ujung kemerahan kecuali dada dan perut. Habitat: Didaerah lamun dan didasar karang bersembunyi. Umumnya didaerah dangkal, nokturnal. Range 1-50 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos, ikan dan zooplankton dan alga
Myripristis violacea Lattice soldierfish / violet soldierfish Nama Umum: Mata belo Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), badan violet keperakan, sirip berwarna oranye diujungnya, tutup insang berwarna merah gelap. Habitat: Biasanya di laguna, alur karang, perairan karang semi tertutup. Range 4-25 m. Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Zooplankton/ larva krustacea
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 108
Sargocentron caudimaculatum Silverspot squirrelfish Nama Umum: belo buntut putih Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), kepala dan badan merah bagian belakang hingga pankal ekor dan sirip ekor putih keperakan.
Habitat:
Didaerah terumbu karang luar, laguna dan tebing karang. Soliter atau berkelompok. Range kedalaman 240 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur Afrika - Kep. Marshal dan French Polynesia Jepang dan Australia
Tipe pemakan:
Bentik krustacea dan ikan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Myripristis murdjan Pinecone souldierfish / Blotcheye souldierfish Nama Umum: Mata belo Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), warna badan merah keperakan, semua sirip merah, tutup insang berwarna coklat Habitat: Soliter, hidup sembunyi di karang di siang hari. Dan aktif malam hari (nocturnal) mencari makan Distribusi: Indo-pasifik (Laut merah n Timur Afrika-Samoa, Jepang-Australia) Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
109
Myripristis hexagona Doubletooth souldierfish Nama Umum: Mata belo Ciri-ciri: Panjang max 30 cm
(TL), bdan berwarna merah terang ke kuningan, sirip merah, sirup yang terbuka merupakan bagian sirip yg lembut (dorsal, anal dan ekor). Habitat: Daerah pantai berkarang, sembunyi dibawah / goa karang dan kadang bersama jenis lainnya juga ditemukan didaerah keruh. Ikan nocturnal Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
110
KYPHOSIDAE
Chubs fish
111
Kyphosus bigibbus Foto by Fakhrizal Setiawan Brown chub Nama Umum: Tampalbor (sulut) Ciri-ciri: Panjang max 75 cm (TL), bdan abu-abu keperakan kadang ada juga yang
kuning dan putih albino. Garis yang terbentuk antara sirip ekor dan sirip anal lebih tegak dibandingkan K.vaigiensis. Habitat: Didaerah terbuka di lereng karango dan kadang didaerah dangkal dan karang berbatu. Range kedalaman 1-25 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Timur Afrika, timur dan barat Australia, Kep. Lord Howe dan Rapa dan Jepang. Tipe pemakan: Bentik alga, (Sargassum dan Turbinaria) bentik krustacea, cacing
112
LABRIDAE
Wrasse fish, Ikan
Cheilinus undulatus Humphead wrasse / Napoleon wrasse Lokal: lkan Napoleon Ciri-ciri: Panjang max
229 cm (TL), dewasa memiliki benjolan di depan kepala, juvenile berwarna hijau pucat dengan spot hitam memanjang. Terdapat 2 garis hitam memanjang dibelakang mata.
113
Distribusi: Indo-pasifik
Status: Masuk daftar merah IUCN dan terddaftar Appendix 2 CITES Tipe pemakan: Moluska, ikan, bulubabi, krustacea / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
114
Tipe pemakan:
Moluska, krustacea dan bulubabi / Zoobenthos
Habitat:
Di area laguna, karang beralga dan diarea campuran antara karang, pasir dan rubble. Range kedalaman 4-40 m Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Moluska, krustaLokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 115
Gomphosus varius Bird wrasse Nama Umum: Pinguin ijo Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL)
dicirikan dengan mulut panjang, warna saat juv hingga dewasa serta sebaran distribusinya dengan kembarannya G. caeruleus ). Habitat: Didaerah karang yang sehat di laguna dan lereng karang.Range kedalaman 1-30 m. Distribusi: Indo-Pasifik: CocosKeeling-Hawai,Marquesan dan Kep.Tuamoto digantikan oleh Gomphosus caeruleus di Samudra Hindia. Tipe pemakan: Zoobenthos (krustacea, bintang ular, moluska) dan ikan kecil
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Laguna dan pantai berkarang yang bercampur pasir dan rubble. Range kedalaman 1-30m Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Moluska dan crustacea / Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 116
Habitat:
Dewasa didaerah laguna dan lereng karang,juv daerah karang beralga dan di hydrozoa. Umumnya soliter.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika-Kep. Tuamoto dan Australia, Kep.Ryukyu dan New Caledonia.
Tipe pemakan:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Epibulus insidiator Sling-jaw wrasse Nama Umum: Kukuniran (sulut), kenari / trompet kuning (jawa) Ciri-ciri:
Panjang max 54 cm(TL), cirinya mulut dapat dipanjangkan dan berguna menangkap mangsa. Warna berubah sesuai dengan umur dan variasi ada yang coklat(betina) dan kuning.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 117
Habitat:
Daerah karang yang sehat, umumnya soliter. Dewasa didaerah lereng karang atau karang terjal. Range kedalaman 1-42 m
118
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Halichoeres hotulanus Foto by Fakhrizal Setiawan Checkerboard wrasse Nama Umum: Keling perak Ciri-ciri: Panjang max 27 cm (TL), bagian muka dengan corak merah, badan biru kehi-
jauan dan sirip ekor dan dorsal kuning. Juvenile bercorak hitam putih dan berubah saat dewasa. Habitat: Area terumbu karang dari dangkal hingga dalam dan laguna. Range kedalaman 1-30 m Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Moluska, krustacea dan bulubabi / zoobenthos
Halichoeres vroliki Indian ocean pinstriped wrasse Nama Umum: keling strip Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), badan hijau terang
dengan 3-4 garis vertikal di punggung serta garis pingk di kepala Habitat: Area terumbu karang dengan Range Kedlaman 2-20m Distribusi: Indo-west pasifik: (Maldives-maluku(Indonesia) dan Laut Andaman Tipe pemakan: Belum diketahui
119
Halichoeres leucurus Greyhead wrasse Nama Umum: Keling tua Ciri-ciri: Panjang max 13 cm
(TL), Kepala coklat dengan garis biru, dipangkal sirip pectoral terdapat spot merah. Ekor segitiga dengan garis biru serta dasarnya kuning (mirip H.richmondi) Habitat: Didaerah laguna dan karang yang sehat juga ditemukan dihabitat campuran karang beralga. Range kedalaman 2-15m Distribusi: Pasifik barat( Indonesia, Filipina - PNG, Palau) Tipe pemakan: Belum diketahui
Halichoeres chloropterus Foto by Fakhrizal Setiawan Pastel-green wrasse Nama Umum: Keling ijo Ciri-ciri: Panjang max 19 cm (TL), berwarna hijau cerah, bagian kepala dan badan
depan terdapat garis pink menyebar. Habitat: Habitat di area karang laguna, pantai karang dengan pasir dan rubble substratnya. Soliter dan memiliki daerah territorial. Range kedalaman 0-10m. Distribusi: Filipina-GBR, Sumatra, Jawa dan Malaysia Tipe pemakan: moluska, krustacea dan bulubabi / zoobenthos
120
Halichoeres melanochir Orangfin wrasse Nama Umum: keling biru Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), badan berwarna ungu, pangkal sirip dada terdapat spot hitam, ekor berwarna kuning. Habitat: Biasa dijumpai soliter, berpasangan atau kelompok kecil. Hidup di daerah terumbu karang berpasir dan banyak rubble, pantai berbatu, Distribusi: Pasifik barat (Filipina-Indonesia, TaiwanAustralia) Tipe pemakan: Zoobenthos
Halichoeres richmondi (Inisial Fase) Tailspot wrasse / Richmonds wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),
jantan dikenali dari kepala coklatoranye dan garis biru berantai. Juv dan betina memiliki sirip ekor oranye atau kuning. Muka lebih bersudut. Saat Inisial fase sangat mirip dengan H. melanurus dan H.leucurus yang dibedakan dari spot hitam dan warna ekor. Habitat: Dari laguna hingga daerah karang yang sehat. Range kedalaman 0-12 m. Distribusi: Pasifik barat (jawaIndonesia timur, Filipina, jepang, palau )
Halichoeres marginatus Dusky wrasse Nama Umum: Keling coklat Ciri-ciri: Panjang max 18 cm(TL),
Badan hijau tua kecoklatan, ekor hijau dipangkalnya lalu biru dengangaris kuning diujungnya Habitat: Biasa soliter atau kelompok kecil, daerah laguna dan karang yang sehat. Range kedalaman 0 30m Distribusi: Indo-pasifik (laut merah dan timur Afrika-Micronesia, JepangAustralia) Tipe pemakan: Zoobenthos
Stethojulis trilineata Three-lined rainbowfish Nama Umum: Es lilin Ciri-ciri: Panjang max 15
cm (TL), badan kehijauan dengan dorsal merah, 4 garis biru horizontal dan daerah kuning sekitar sirip dada. Habitat: Didaerah dangkal yang jernih, di reef crest dan lereng karang. Range 0-8 m. Distribusi: Indo-{asifik barat: Laut merah, Maldives, Samua dan palau, JepangAustralia. Tipe pemakan: Zoobnethos
Labroides bicolor Bicolor cleaner wrasse Nama Umum: Dokter asli Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL),
Labroides dimidiatus Bluestreak cleaner wrasse Nama Umum: Dokter Ciri-ciri: Panjang max 14
cm (TL), Putih kekuningan di kepala dan kebiruan di belakangnya. Garis hitam dari mulut dan melenar ke ekor. Habitat: Soliter, berpasangan dan berkelompok didaerah karang. Tinggal di stasiun pembersihan dimana ikan dating untuk dibersihkan. Range kedalaman 1 - 40m Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Ectoparasit krustacea dan mucus ikan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Labrichthys unilineatus Tubelip wrasse Nama Umum: Keling item Ciri-ciri: Panjang max 17,5 cm(TL), saat
juvenile terdapat 2 garis putih horizontal di badan. Dewasa badan hitam keabuan dengan spot putih memanjang di belakang insang. Mulut menyerupai tabung.
Cirrhilabrus solorensis (Inisial fase) Solor wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
warna bervariasi dan dapat berubah warna saat proses perkawinan. Mata merah cerah Badan atas oranye, kepala violet, badan bawah biru muda terang. Habitat: Didaerah rubble didasar disekitar karang, laguna dan kadang daerah karang berpasir. Range kedalaman 5 35m. Distribusi: Indonesia Tipe pemakan: Belum diketahui
Hemigymnus fasciatus (juv) Barred thicklip Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 80 cm
(TL), Badan gelap dengan 5 garis putih vertikal, Kepala hijau dengan bercak pink, Bibir semakin tebal sesuai usia. Habitat: Didaerah terumbu karang dan reef flats. Juv bersembunyi di karang pantai dangkal, dewasa di karang yang terbuka, soliter atau kelompok kecil. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur Afrika Micronesia, S. Jepang - Tenggara Australia. Tipe pemakan: Zoobenthos
Bodianus axillaris (Juv) Axilspot hogfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL),
Juv dan betina dikenali dari badan hitam dengan spot putih. Jantan dewasa memiliki spot hitam di sirip dorsal dan anal. Habitat: Didaerah laguna dan terumbu karang yang jernih. Juv soliter di celah karang dan membersihkan tubuh ikan lain. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah ,Timur Afrika - French Polynesia, S.Jepang-Austalia. Tipe pemakan: Zoobenthos (cacing, bentik krustacea, moluska, echinodermata), zooplankton dan ikan kecil
Habitat:
Didaerah terumbu karang dan pantai, biasa bersembunyi di sela karang dalam kelompok kecil.
Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Indo-Pasifik: Laut Merah, Afrika Timur - Kep. Tuamoto di French Polynesia, Jepang - Australia.
126
127
LETHRINIDAE
Emperor fish, Ikan lencam
Lethrinus erythropterus Longfin emperor Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),
Kepala dan tubuh atas berwarna merah kecoklatan, dekat pangkal ekor terdapat 2 garis putih vertical, sirip berwarna kemerahan. Habitat: Didaerah berkarang atau pasir berkarang. Range 2 - 25m. Distribusi: Indo-Pasifik barat (Tanzania n MozambikPNG,Palau) Tipe pemakan: Echinodermata, krustacea, moluska, ikan kecil / Carnivora
128
Habitat:
Terumbu karang yang dangkal dan laguna, sering terlihat schooling bergabung dengan ikan lain. Nokturnal, Range kedalaman 3-30m.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 129
Distribusi:
Indo-pasifik (Afrika Timur - Kep. Tuamoto di French Polynesia, Jepang-Australia)
Tipe pemakan:
Krustacea kecil, Gastropoda / Zoobenthos
Monotaxis grandoculis Humpnose big-eye bream Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), hitam keabu-abuan, garis vertical putih yang semakin dewasa pudar, daerah sekitar mata kekuningan, Habitat: Didaerah pasir dan rubble dekat karang, soliter atau berkelompok. Aktif malam hari, ukuran dewasa berpotensi ciguatera.Range kedalaman 1-100m Distribusi: Indo-Pasifik (Laut merah dan Timur Afrika-Hawai, Jepang-Australia) Tipe pemakan: Moluska, krustacea, Teripang, Tunikata, Polychaeta/ Zoobenthos
130
131
LUTJANIDAE
Snapper fish, Ikan kakap
Lutjanus biguttatus Two-spoted banden snapper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25
cm (TL), garis coklat memanjang dari mulut hingga pangkal ekor diselingi garis putih, 2 spot putih dibawah sirip dorsalny, sirip kuning. Habitat: Area terumbu karang, biasanya schooling namun kadang ada juga soliter. Range 3-36m Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan:Carnivora
132
Lutjanus decussatus Checkered snapper Nama Umum: Kakap bata Ciri-ciri: Panjang max 35
cm (TL), wrna dasar putih dengan badan atas tersusun kotak coklat dan bawahnya garis, dengan spot hitam dipangkal ekor. Habitat: Daerah dangakl dan lereng karang, soliter kadang kelompok,range kedalaman 2-30m Distribusi: Indo west Pasifik (selatan India-PNG) Tipe pemakan: Carnivora
Lutjanus kasmira
Common bluestrip snapper
134
Lutjanus sebae Foto by Tasrif Kartawijaya Emperor red snapper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 116 cm (TL), bagian kepala agak melengkung kedalam. Saat
juvenile dan semidewasa warna dasar putih keperakan dengan garis merah dimuka, dorsal depan hingga sirip perut dan ujung sisip anal, di sirip halus dorsal hingga melengkung ke ujung bawah sirip ekor dan di ujung atas sirip ekor. Saat dewasa warna merah seluruhnya. Habitat: Biasa dijumpai didaerah terumbu karang dan berbatu. Juvenile di daerah pantai, air keruh, mangrove, kdang juga disela-sela bulu babi di pantai dangkal. Saat dewasa bergerak ke daerah lebih dalam, berkelompok dalam ukuran yang sama dan kadang juga soliter. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Selatan Laut Merah dan Afrika Timur - New Caledonia, Jepang dan Australia. Tipe pemakan: Carnivora (ikan, bentik krustacea, cephalopoda,stomatopoda)
135
MONACANTHIDAE
Filefishes, Ikan
136
Amanses scopas Foto by Fakhrizal Setiawan Broom filefish Nama Umum: Ciri-ciri: .Panjang max 20 cm (TL), badan coklat dengan 12 garis gelap. Sirip ekor
coklat gelap, jmulut coklat gelap, jantan memiliki duri panjang di dekat pangkal ekor. Habitat: Didaerah pantai hingga lereng karang yang jernih, biasa didaerah kaya karang dan rubble, bersembunyi di celah rubble saat didekati. Range kedalaman 318m. Distribusi: Indo-Pacsifik: Laut merah, Mozambiqu Kep. Tuamoto dan Society di French Polynesia, Jepang GBR di Australia. Tipe pemakan: Belum diketahui
137
Cantherhines pardalis Foto by Fakhrizal Setiawan Honeycomb filefish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), memiliki tiga pola warna dasar: abu-abu belangbelang dan coklat, coklat gelap, atau abu-abu dengan bentuk poligonal yang berdekatan. Terdapat spot putih diatas pangkal ekor. Habitat: Didaerah Terumbu karang hingga lereng karang, kadang di daerah keruh, soliter. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur, Jepang, Tenggara Oceania. Atlantik timur: Teluk guinea, Kep. Annobon. Digantikan Cantherhines sandwichiensis di Kep. Hawai. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)
Aluterus scriptus Scribbled leatherjacket filefish Nama Umum: Ikan Ayam-ayam Ciri-ciri: Panjang max 110 cm (TL), mulut cekung, kecoklatan dan abu-abu, remaja
coklat kekuningan dengan bintik-bintik gelap. Memanjang, sangat pipih; dewasa cokelat dengan garis-garis biru dan titik-titik. sirip ekor bulat dan panjang. insang membuka miring dan kepala dengan bintik-bintik hitam kecil tersebar . Habitat: Hidup laguna dan terumbu ke arah laut. Sesekali terlihat di bawah objek mengambang. Juvenile mengikuti dibawah objek mengapung di laut terbuka untuk waktu yang lama dan mencapai ukuran besar. Dewasa biasanya terlihat di sepanjang lereng pantai dalam atau luar terumbu karang drop-off pada sekitar 20 meter kedalaman. Bentopelagis. Rentang kedalaman 3-120 m. Distribusi: Circumtropical. Atlantic Barat: Nova Scotia, Kanada dan utara Teluk Meksiko ke Brazil.Atlantic Timur: St Paul's Rocks, Tanjung Verde dan Pulau Ascension; Pulau So Tom; Afrika Selatan. Samudera Pasifik: selatan Jepang ke Great Barrier Reef selatan, Kaledonia Baru dan Easter Island. Di Pasifik timur, dari Teluk California ke Kolombia Tipe pemakan: Alga, rumput laut, hydrozoans, gorgonian, colonial anemones, dan tunicate.
139
Oxymonacanthus longirostris Foto by Fakhrizal Setiawan Harlequin filefish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), badan hijau kebiruan dengan spot oranye tersebar.
Spot hitam di sirip ekor dengan mulut yang panjang dan kecil. Habitat: Didaerah laguna dan terumbu karang yang jernih, biasa soliter atau berpasangan. Bersarang di dasar karang yang mati kadang di alga. Range kedalaman 030 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur, Mozambique - French Polynesia. Jepang GBRAustralia, New Caledonia dan Tonga. Digantikan Oxymonacanthus halli di lLaut Merah. Tipe pemakan: Cnidarians (polyp karang) karang jenis:Acropora acuminate,Acropora nasuta,Acropora valida,Heliopora coerulea,Porites cylindrical.
140
MOORAYNIDAE
Surgeon fish, Ikan butana
Gymnothorax javanicus Giant moray Lokal:Lindong laut/belut laut Ciri-ciri: Panjang max 300cm
(TL), Juv coklat dengan banyak bintik hitam besar, dewasa coklat dengan bintik hitam mirip leopard dan area hitam disekitar insang
Gymnothorax flavimarginatus Yellow-edged moray Nama Umum: Belut laut Ciri-ciri: Panjang max 240 cm
(TL), mata kemerahan, badan kekuningan dengan bintik hitam dan coklat tua padat. Bukaan insang hitam . Habitat: Dasar goa/celah batu dikarang.Sangat sensitive terhadap ikan luka atau stress. Range kedlamana 1-150m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Cephalopoda, ikan dan krustacea / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Rhinomuraenia quaesita
Ribbon eel
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT (dewasa) Foto by Fakhrizal Setiawan
Hidup dilaguna dan daerah karang berpasir, bersembunyi di lubang dan hanya mengeluarkan kepalanya.
142
Distribusi:
Indo-Pasifik (Timur AfrikaKep.Tuamoto, Jepang,selatan New Caledonia,French Polynesia, Kep. Marianas dan Marshal)
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
Habitat:
Daerah pantai dengan terumbu karang dan lereng karang. Rang kedalaman 3 30m.
143 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo west Pasifik (Mauritius dan Comoro - Pasifik barat)
144
MULLIDAE
Goat fish, Ikan jenggot
Parupeneus barberinus Dash and dot goatfish Lokal: Ikan jenggot Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), warna dasar putih dengan garis hitam dari mulut hingga belakang dorsal, dibagian atasnya berwarna kuning dengan spot hitam dipangkal ekor. Habitat: Daerah berpasir dan rubble dekat karang dan laguna, Range kedalaman 0-100 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos (cacing, moluska,krustacea)
Parupeneus macronemus Long-barbel goatfish Nama Umum: Ikan jenggot Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), Tubuh merah abu-abu
bagian punggung keabu-abuan, perut berwarna merah muda, dengan garis hitam dari mata ke bagian ekor; spot hitam dekat pangkal ekor. Strip hitam sepanjang sirip kedua dorsal. Habitat: Daerah berpasir dan rubble dekat karang. Range kedalaman 3-25m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos / cacing plychaeta dan krustacea
Parupeneus bifasciatus Doublebar goatfish Nama Umum: Jenggot totol 2 Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), badan putih kehijauan, bercak hitam di sekitar mata dan 2 spot hitam samar di badan. Habitat: Biasanya soliter atau berpasangan didaerah pantai, laguna dan terumbu karang. Range 0-80 m. Distribusi: Indo-Pasifik (Indonesia, Filipina-Hawai, French Plynesia, JepangAustralia) Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 146
Parupeneus trifasciatus Doublebar goatfish Nama Umum: Jenggot garis Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), Putih krem dengan spot merah di perut bawah, 2 garis di bawah dorsal dan garis pertama memanjang hingga sirip perut. Habitat: Didarah laguna dan terumbu karang: juv didaerah reef flats, dewasa disekitar daerah berbatu atau karang. Distribusi: Laut Merah, Laut Andaman timur Indonesia. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea dan cacing) dan ikan kecil
Mulloidichthys vanicolensis Yellowfin goatfish Nama Umum: Jenggot kuning Ciri-ciri: Panjang max 38 cm
(TL), perut berwarna putih; garis memanjang kuning , Semua sirip kuning Habitat: Biasanya schooling didaerah karang dangkal, schooling saat siang hari dan malam menyebar untuk mencari makan. Range 5-113 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos/ cacing plychaeta dan krustacea
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara Foto by Tasrif Kartawijaya 147
Parupeneus cyclostomus Gold-saddle goatfish Nama Umum: Jenggot totol kuning Ciri-ciri: Panjang max 50 cm
(TL), Badan kombinasi abu keunguankehijauan dan kekuningan. Spot kuning di atas pangkal ekor dan dibawah dorsal.garis biru di sekitar mata Habitat: Didaerah Terumbu karang, berbatu dan rubbleo di reef flat, laguna dan lereng karang. Juv umumnya schooling kecil dan dewasa soliter. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Afsel, Hawai - French Polynesia, Kep. Ryukyu, New Caledonia dan Rapa. Tipe pemakan: Ikan kecil dan bentik krustacea
148
Upeneus tragula Foto by Fakhrizal Setiawan Freckled goatfish Nama Umum: Jenggot samar Ciri-ciri: Panjang max 33 cm (TL), sungut kuning, garis coklat memanjang dari mulit
hingga ekor, badan banyak spot dan bercak hitam, ujung dorsal berwarna gelap, sirip ekor coklat bergaris-garis. Habitat: Biasa di daerah rubble dan pasir di dekat karang, umumnya soliter damun kadang juga berkelompok. Range kedalaman 2 - 50 m. Distribusi: Indo-west Pasifik (timur Afrika-New Caledonia, Jepang) Tipe pemakan: Zoobenthos
149
NEMIPTERIDAE
Surgeon fish, Ikan butana
Pentapodus aureofasciatus Yellowstripe threadfin bream Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), biru keabu-abuan samar, dua garis kuning satu memanjang dari mulut ke belakang dorsal dan dari belakang mata hingga dekat sirip ekor Habitat: Dikolom perairan daerah berpasir dekat terumbu karang. Range 5-20m Distribusi: Indonesia-Samoa dan Tonga
150
Tipe pemakan:
Scolopsis binileata Two-lined monocle bream Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 23 cm
(TL), abu-abu gelap ke kuningan dibagian atas da putih dibawah badan. 3 garis diatas kepala, 2 garis melengkung dari dekat mata ke dorsal. Habitat: Daerah terumbu karang, soliter atau berpasangan. Juv daerah dangkal, laguna atau rubble. Range 1-25 m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos dan ikan kecil
151
Scolopsis lineata Striped monocle bream Nama Umum: l Ciri-ciri: badan atas coklat
zaitun, putih-keperakan di bawah ini. 3 garis-garis putih kekuningan dari kepala kebadan. Juv, ada 3 garis hitam pada badan atas dengan sela -sela kuning Habitat: Daerah berpasir karang, biasanya schooling, juv sendiri daerah perairan dangkal. Range 4-20 m. Distribusi: Timur samudara Hindia dan Pasifik barat Tipe pemakan: Zoobenthos dan ikan kecil
Scolopsis margaritifera Pearly monocle bream Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri:
Panjang max 28 cm (TL), abu-abu gelap dari kepala hingga bawah dorsal, Juv garishitam sempit sepanjang punggung (hanya pada beberapa spesimen) dan hitam. Beberapa dengan perut kekuningan. variasi warna antara populasi di Hindia dan Pasifik: juvenile kurang warna garis kuning di Samudra Hindia dan dewasa menunjukkan bagian belakang yang gelap dibandingkan dengan bentuk Pasifik.
152
Habitat:
Daerah dasar berpasir di area terumbu karang. Range kedalaman 1-20 m.
Distribusi:
Pasifik barat:(Laut cina selatan-Vanuatu and timur laut Australia.)
Tipe pemakan:
Krustacea kecil, moluska, cacing polychaeta dan ikan kecil / Carnivora
153
OSTRACIIDAE
Boxfishes, Ikan kotak
Ostracion cubicus (Juv) Yellow boxfish Nama Umum: Buntel kuning Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), Juv
kuning cerah dengan spot hitam. Spot berkurang dan warna menjadi kusam menjadi kebiruan seiring pertumbuhan. Habitat: Didaerah laguna dan karang semi tertutup. Juv biasa dijumpai dekat Acropora, soliter. Range kedlaman 1-35m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur, Hawai dan Kep.Tuamoto, Kep.Ryukyu, Jepang New Zealand. Tipe pemakan: Zoobenthos, ikan kecil dan alga bentik
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
154
Ostracion meleagris Whitespotted boxfish Nama Umum: Buntel item Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL),
Badan hitam kecoklatan dengan spot putih dipunggung dan kuning di sisi badan. Habitat: Dihabitat laguna dan lereng karang yang jernih. Kedalaman 0-30m. Distribusi: Indo-Pasifik dan Pasifik timur: Subspecies Ostracion meleagris camurum ditemukan di Hawai dan Ostracion meleagris clippertonense Di Pasifik Timur. Species digantikan Ostracion cyanurus di Laut Merah dan Teluk Aden. Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge dan tunikata) dan bentik alga
155
PEMPHERIDAE
156
Pempheris vanicolensis Foto by Rizya L. Ardiwijaya Vanikoro sweeper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), biasanya warna agak kehijaun terlihat dibagian
tasa, bdan berwarna coklat, sirip anal terlihat jelas garis hitam di ujungnya, ujung sired dorsal berwarna hitam Habitat: Biasa ditemukan daerah pantai berbatu dan terumbu karang. Dewasa biasa schooling di goa-goa atau daerah terlinding di karang saing hari. Malam mencari makan dan kembali kegua sebelum terbit fajar. Distribusi: Indo-west Pasifik (laut merah - Samoa, Filipina, dan laut mediterania) Tipe pemakan: Zoobenthos dan zooplankton
157
PINGUIPEDIDAE
Sandperches fish, Ikan Cicak
158
Parapercis hexophtalma Foto by Fakhrizal Setiawan Speckled sandperch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 29 cm (TL), Badan putih dengan keabuan di punggung dan bercak hitam kecoklatan merata di badan, spot hitam dengan ujung putih di ekor Habitat: Didaerah pasir dan rubble didasar area laguna dangkal dan lereng karang yang terlindung. Distribusi: Samudra Hindia: Laut Merah, dan Afrika Timur - Micronesia dan Samoa. Jepang - GBR Australia. Tipe pemakan: Zoobenthos
159
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Parapercis tetracantha Foto by Fakhrizal Setiawan Reticulated sandperch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL), badan keputihan dengan 7-8 persegi coklat yang
terhubung garis di sisi bawah badan.bercak hitam di bawah mata serta garis hitam tak beraturan memanjang melewati katup insang. Dorsal transparan dengan serentetan spot hitam diujung dan tengah. Habitat: Didaerah berbatu dan karang mulai dari dangkal hingga dalam dengan dasar yang berpasir. Range kedalaman 6 - 25m. Distribusi: Indo-Pasifik barat : teluk Bengal - Jepang dan Indonesia dan Papua New Guinea. Tipe pemakan: Belum diketahui
160
Parapercis sp. Foto by Fakhrizal Setiawan Yellowtail sandperch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 14 cm (TL), warna dasar putih, tanda gelap yang tidak beraturan di punggung, 9 garis hitam di kedua sisi badan dengan spot hitam ditiap garisnya. Sirip ekor kuning Habitat: Daerah karang dan pantai yang dasarnya pasir atau rubble. Soliter atau
kelompok kecil. Range kedalaman 3-20 m Distribusi: Indonesia Tipe pemakan: Zoobenthos
161
Parapercis millipunctata Black dotted sand perch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), Badan krem dengan pola coklat b di punggung,
Spt putih pada sirip ekor, dua spot coklat tak beraturan di badan bagian atas dan bawah serta dihubungkan dengan spot kuning memanjang di sisi badan. Habitat: Didaerah terumbu karang mengelompok, rubble, pasir disela karang dan karang berbatu. Range kedalaman 3-30 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius dan Maldives - French Polynesia, Kep. Ryukyu Jepang - GBR Australia. Tipe pemakan: Zoobenthos
162
PLESIOPIDAE
Devilfishes, Ikan cupang laut
163
Habitat:
Didaerah karang, goa atau celah karang. Nocturnal. Apabila terancam dapat menirukan/ mimikri seperti mouray. Range kedalaman 3-50 m.
Distribusi:
Indo-pasifik (Laut merah dan Afrika timur-Pulau Line, Jepang-Australia)
Tipe pemakan:
Bentik crustacean dan ikan kecil / karnivora
164
PLOTOSIDAE
Plotosus lineatus Striped eel catfish Nama Umum: Lele laut Ciri-ciri:
Panjang max 32 cm (TL), sirip dorsal dan anal bersambung dengan sirip caudal/ekor, 4 pasang sungut, sebuah tulang bergigi tunggal sangat berbisa di awal punggung pertama dan setiap sirip dada.
165
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah
Juvenil schooling dalam jumlah banyak. Dewasa dalam kelompok yang lebih kecil di area terumbu karang. Range kedalaman 1-60 m.
166
POMACANTHIDAE
Angel fish, Ikan enjel
Pygoplites diacanthus Regal angelfish Nama Umum: Enjel doreng asli Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), bagian mata gelap dengan garis kebiruan dekat mata. Badan kuning dengan garus lengkung putih dibatasi hitam dari dekat insang hingga pangkal ekor, dari sirip punggung hitam kebiruan. Bagian belakang sirip anal garis lengkung kuning dan biru berjalan sejajar dengan kontur tubuh; sirip ekor kuning. juvenil dengan bintik hitam besar pada bagian basal lunak sirip dorsal.
Habitat:
Biasa terdapat didaerah karang yang sehat di laguna atau lereng karang. Soliter , berpasangan atau berkelompok.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan Timur Afrika Kep.Tuomoto, Jepang-GBR, New Caledonia)
Tipe pemakan:
Tunikata dan spong / zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Juvenile menyukai perairan dangkal yang terlindung. Dewasa di daerah karang yang sehat yang menyediakan banyak tempat bersembunyi. Soliter dan berpasangan. Range kedalaman 1-30 m.
168
Distribusi:
Indo-west Pasifik (laut merah dan timur Afrika-Samoa, JepangAustralia)
Tipe pemakan:
Sponge, tinikata dan alga / Zoobenthos
Habitat:
169 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Juvenil lebih suka didaerah karang yang dangkal, dewasa menyukai daerah karang yang sehat. Soliter kadang berpasangan. Mengeluarkan suara apabila diganggu. Range kedalaman 3-50 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Kep. Ryukyu - Malaysia dan Indonesia - Kep. Solomon, selatan Australia.
Tipe pemakan:
Sponge, tunikata dan alga / zoobenthos
Pomacanthus imperator
Emperor angelfish
Pomacanthus navarchus
Bluegirdled angelfish
Genicanthus Lamarck Blackstriped angelfish Nama Umum: Enjel putih Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), badan putih dengan 4 garis memanjang. Depan dorsal spot kuning, dorsal atas hotam, buntut cagak memanjang. Betina dengan garis hitam yang luas pada punggung dan tepi bagian perut. Habitat: Biasa di daerah dangkal dan lereng karang. Memiliki harem 3-7 betina. Range kedalaman 1035 m. Distribusi: Indo-West Pacific: Indo-Malayan region,Vanuatu, Japan, GBR Australia. Tipe pemakan: Zooplankton
Apolemichthys trimaculatus Threespot angelfish Nama Umum: Enjel kuning Ciri-ciri: Panjang max 26 cm
(TL), tubuh pendek kuning, mulut biru, garsi hitam disirip anal, spot hitam di atas kepala dan belakang kepala. Habitat: Di daerah laguna dan karang dangkal. Range Kedalaman 3-40 m. Distribusi: Indo-west Pasifik (Jepang-Australia, timur Afrika, Samoa) Tipe pemakan: Sponge dan tunikata / zoobenthos
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Chaetodontoplus mesoleucus Vermiculated angelfish Nama Umum: Kepe palsu Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
sekilas mirip Chaetodontidae namun dibedakan dari opercula tulang belakangnya yang kuat. Badan 2/3 hitam abu-abu dan sisnya putih. Garis hitam memanjang dari kepala hingga bawah.sebagian muka depan kuning dengan mulut biru. Ekor kuning. Habitat: Daerah terumbu karang dan jarang di laut terbuka. Range kedalaman 1-20m. Distribusi: Indo-west pasifik (Indonesia-Jepang, SriLanka-timur PNG) Tipe pemakan: Sponge, tunikata dan alga berfilamen / zoobenthos
172
Centropyge eibli Blacktail angelfish Nama Umum: Enjel abu doreng Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),
Badan abu-abu gelap dengan garis coklat keemasan di sisi badan. Daerah sekitar sirip perut oranye. Pangkal ekor, belakang dorsal hinga sirip ekor hitam. Habitat: Didaerah karang berbatu dan lereng karang yang sehat. Membentuk harem 3-7 individu. Bentuk sangat mirip dengan juvenile Acanthurus tristis. Range kedalaman 0-30 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Sri Lanka - Indo-Malay timur. Tipe pemakan: Bentik alga dan cnidarians (hard coral).
173
POMACENTRIDAE
Damsel fish, Ikan betok laut
174
Amphiprion clarkii Foto by Fakhrizal Setiawan Yellowtail clownfish Nama Umum: Giru pasir Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), Sangat bervariasi secara geografis dalam bentuk
dan warna. Dua garis putih, satu vertikal di belakang mata dan satunya memanjang dari dorsal hingga di adepan anal. Pangkal sirip ekor putih, dengan bagian berwarna kekuningan. Ovipar dan monogamy. Habitat: Daerah laguna karang dangkal dan lereng karang. Berasosiasi dengan anemon jenis: Cryptodendrum adhaesivum, Entacmaea quadricolor, Heteractis aurora, Heteractis crispa, Heteractis magnifica, Heteractis malu, Macrodactyla doreensis, Stichodactyla gigantea, Stichodactyla haddoni, Stichodactyla mertensii . Range 1- 60m. Distribusi: Indo-west Pasifik (Teluk Persia-barat Australia, Kep. Indo-Australia, Melanesia, Micronesia, Taiwan dan Jepang) Tipe pemakan: Omnivora
175
Amphiprion ocellaris Foto by Fakhrizal Setiawan Clown anemonefish Nama Umum: Ikan badut, nemo, kelonpis Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), warna badan oranye dengan tiga garis putih lebar,
bagian yang tengah berbentuk segitiga maju ke dekat sirip dada. Sirip ekor bulat. Habitat: Daerah karang yang dangkal dan tenang. Diurnal, protandrous hermaprodit. Berpasangan monogamy. Berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis magnifica, Stichodactyla gigantea, dan Stichodactyla mertensii . Range kedalaman 1-15 m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Omnivora
176
Amphiprion perideraion Foto by Fakhrizal Setiawan Pink anemonefish Nama Umum: Pelet tambah Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), Warna dasar oranye. Sirip transparan. Satu garisputih mengikuti kontur punggung dari atas mulut hingga batang ekor. Garis vertikal putih di antara kepala dan katup insang. Habitat: Daerah karang dangkal yang tenang, diurnal, monogami, protandrous hermaphrodit. Berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis magnifica (umumnya), Heteractis crispa, Macrodactyla doreensis, and Stichodactyla gigantea . Dibeberapa tempat malah berbagi tempat di anemone dengan A. akallopison. Range 1-38 m. Distribusi: Western Pasifik Tipe pemakan: Omnivora
Amphiprion sandaracinos Yellow clownfish Nama Umum: Pelet Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), badan oranye dengan garis putih memanjang dari mulut hingga dekat ekor
178 Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Amphiprion akallopisos Skunk clownfish Nama Umum: Pelet Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), Badan berwarna oranye dengan garis putih memanjang dari atas mulut hingga ekor. Inilah yang membedakan dengan A. sandaracinos. Habitat: Biasa ditemukan didaerah karang dangkal dekat pantai namun ada juga di
daerah lereng karang dengan arus cukup kuat. Protandeus hermaprodit. Berpasangan dan monogami. Setipa anemone dengan satu betina lebih besar dan pejantan fungsional yang lebih kecil. Jantan mengalami perubahan jenis kelamin juvenile berkembang menjadi jantan fungsional. Biasa berasosiasi dengan jenis anemone: Heteractis magnifica dan Stichodactyla mertensii. Range kedalaman 3-25 m. Distribusi: Indo-west pasifik (Afrika timur, Madagaskar, Kep.Comoro, Seychelles, Laut Andaman, Sumatra, Jawa) Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton (omnivora)
Amphiprion ephippium Saddle anemonefish Nama Umum: Giro tompel (aceh), tompel Jakarta (Jakarta) Ciri-ciri:
Panjang max 14 cm (TL), badan oranye kemerahan dengan spot hitam besar di badan bagian belakang. Juvenil tidak memiliki spot hitam tapi memiliki garis putih memanjang hanya di belakang kepala.
Habitat:
179 Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Didaerah karang dangkal dengan perairan agak keruh dan teluk yang tertutup dimana kecerahan berkurang. Biasa ditemukan sepasang. Berasosiasi dengan anemon: Entacmaea quadricolor and Heteractis crispa .Range kedalaman 1-15 m.
Distribusi:
Samudra Hindia timur: Laut Andaman, Kep. Nicobar, Thailand, Malaysia, Sumatra dan Jawa di Indonesia.
Tipe pemakan:
Zooplankton dan bentik alga
180
Premnas biaculeatus Foto by Fakhrizal Setiawan Spinecheek anemonfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL), memiliki tulang belakang yang menonjol di bagian
kepala, juvenile dan jantan merah cerah sedang betina merah hati. Jantan ukurannya lebih kecil dari betina Habitat: Daerah laguna dan karang yang terlindung. Biasa ditemukan berpasangan . Berasosiasi dengan anemone Entacmaea quadricolor. Range kedalaman 1-16 m. Distribusi: Indo-west Pasifik (Asia tenggara, Kep.Solomon,Vanwatu, Australia) Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik / Omnivora
Habitat:
Hidup didaerah lereng karang, laguna dan karang terjal berarus. Biasa berada dekat dengan Gorgonian /kipas laut dimana mereka meletakan telurnya. Juvenile biasa ditemukan dalam kelompok kecil di dekat gorgonian atau karang hitam. Range kedalaman 3 - 45 m.
181
Distribusi:
Pasifik barat(Laut Andaman dan Pulau Christmas - Fiji, Kep. Ryukyu, New Caledonia)
Habitat:
Daerah laguna dan karang dangkal. Biasa berada dekat koloni karang besar. Biasa ditemukan soliter atau berpasangan di atas karang. Range kedalaman 0 - 12 m.
Distribusi:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
182
Amblyglyphidodon leucogaster Yellowbelly damselfish Nama Umum: Betok perut kuning Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), duri dorsal (total): 13; sirip lunak dorsal (total): 12-13; sirip duri Anal: 2; Sirip lunak anal: 12-14. Variasi warna tergantung geofrafis. Populasi di Indonesia umumnya dengan perut kuningoranye .
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 183
Mendiami lagunakarang dan lereng karang. Soliter atau dalam kelompok kecil. Range kedalaman 2-45 m.
Amblyglyphidodon curacao Staghorn damselfish Nama Umum: Betok strip ijo Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), memiliki beberpa variasi geografis. Populasi di Indonesia berwarna hijau dengan garis kehitaman saat dewasanya. Papua berwarna lebih keperakan dengan garis kehijaun dengan range dari jepangAustralia timur.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Daerah laguna dan lereng karang bagian luar, Juvenil sering terlihat dekat karang lunak jenis Sarcophyton dan Sinularia. Makan sering berkelompok didaerah karang. Range kedalaman 1 - 40 m.
184
Distribusi:
Pasifik barat ( Rowley shoals, Malaysia - Samoa dan Tonga. Utara kep.Ryukyu - selatan GBR)
Tipe pemakan:
Zooplankton dan filamentous alga
Habitat:
Biasa ditemukan sendiri atau kelompok kecil di daerah laguna dan karang dangkal. Sangat territorial. Range kedalaman 1 - 6 m.
185 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Pasifik barat (Timur Samudra Hindia-Jepang dan Australia)
Tipe pemakan:
Alga, gastropoda dan krustacea kecil / Omnivora
Habitat:
Didaerah karang berbatu serta lereng curam dengan arus dan gelombang sedang. Biasa ditemukan dalam schooling namun kadang soliter. Range kedalaman 1-12 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat: Afrika timur, Afrika selatan, New Britain, Sumatra di Indonesia, timur Papua New Guenia dan Jepang.
186
Tipe pemakan:
Bentik alga dan zooplankton
Habitat:
Habitat didaerah laguna dan terumbu karang berbatu dangkal dengan gelombang sedang. Sangat territorial. Range kedalaman 0 - 3 m.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 187
Distribusi:
Indo-Pasifikc: Afrika timur - Kep. Line dan French Polynesia. Jepang - GBR Australia.
Tipe pemakan:
Bentik alga, zoobnethos(bentik copepod), dan zooplankton.
Habitat:
Daerah pantai, karang berbatu dan trumbu karang yang baik. Biasa berada di karang lunak dan koloni hydroid. Range kedalaman 1 - 20 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik (laut merah, Mozambique hingga Jepang, Kep. Tuomoto, Lord Howe dan Kep. Rapa).
188
189
Dischistodus prosopotaenia Honey-head damsel Nama Umum: Betok susu Ciri-ciri: Panjang max 17 cm
(TL), badan hijau kecoklatan dengan garis putih besar. Soliter dan teritorial. Habitat: Mendiami daerah berpasir di laguna dan terumbu karang. Range kedalaman 1 - 12 m. Distribusi: Indo-west Pasifik (varian normal tersebar dari Singapura - Sulawesi, varian yang bagian dada agak kuning dari Papua - timur Australia dan Vanuatu) Tipe pemakan: Omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 190
Dischistodus melanotus Black-vent damsel Nama Umum: Betok susu Ciri-ciri: Panjang max 16 cm
(TL), bagian badan atas dari kepala hingga tengah dorsal hijau kehitaman dengan batas kuning dan sebagian perut bawah dekat anal. Badan putih dengan bercak pink disekitar insang. Habitat: Memilih di daerah pasir dan rubble di area laguna dan terumbu karang. Range kedalaman 1 - 12 m. Distribusi: Pasifik barat Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Dischistodus perspicillatus White damsel Nama Umum: Betok susu Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), Putih krem dengan 2-3 spot hitam agak memanjang. Bagian depan kepala kehijaun, garis bpingk dengan batas biru di antara mata dan mulut. Habitat: Daerah patch reef, laguna dangkal, pasir di daerah karang, dan padang lamun. Range kedalaman 1 - 10 m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Alga bentik dan detritus
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 191
Chrysiptera unimaculata Onespot demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
badan abu gelap, sekitar sirip dada berwarna kuning dan spot hitam dikelilingi biru di bagian belakang sirip dorsal. Habitat: Di Daerah pantai karang beralga, rubble atau daerah karang berbatu dangkal. Soliter atau kelompok kecil, Range kedalaman 0 - 30 m.. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah dan Afrika Timur - Fiji, Jepang - GBR Australia. Tipe pemakan: Bentik Alga
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 192
Habitat:
Didaerah kaya karang di laguna dalam dan lereng karang serta rubble. Soliter, range kedalaman 3-35 m.
Distribusi:
Pasifik Barat: Laut Andaman - Fiji, Palau, Tonga dan GBR Australia.
Tipe pemakan:
Bentik Alga dan zooplankton
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
193
Chromis dimidiata Chocolatedip chromis Nama Umum: Betok 1/2 Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
coklat gelap 1/2 dari kepala hingga badan depan. Sisanya berwarna putih mulai dari sirip anal, 1/2 sirip dorsal dan sirik caudal. Habitat: Di daerah laguna dan terumbu karang , berkelompok di atas karang dan dilereng karang. Tinggal dekat dengan substrat. Range kedalaman 1-36 m. Distribusi: Samudra Hindia: Laut Merah, Kenya, Tanzania, Afsel, Mauritius, Reunion, Kep. Chagos, Maldives, Laut Andaman, Thailand, Sumatra dan P. Christmas serta Guam. Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton
Chromis atripectoralis Foto by Fakhrizal Setiawan Black-axil chromis Nama Umum: Betok ijo / jae-jae Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Badan hijau kebiruan, ekor cagak dan sangat mirip
dengan C. viridis hanya dibedakan dengan spot hitam dipangkal sirip dadanya. Habitat: Dearah karang dangkal, laguna dan lereng karang. Biasa dijumpai kelompok besar di koloni karang bercabang. Range kedalaman 1-29 m. Distribusi: Indo Pasifik Tipe pemakan: Zooplankton
194
Chromis viridis Blue green damselfish Nama Umum: Betok ijo / jae-jae Ciri-ciri: Panjang max 8 cm (TL),
warna Hijau pucat hingga biru terang. Jantan yang bersarang berwarna kuning. Habitat: Berkelompok di Acropora bercabang, daerah laguna dan karang dangkal. Range 0-12 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah - French Polynesia, Jepang, New Caledonia. Tipe pemakan: Zooplankton, fitoplankton, dan bentik alga.
Chrysiptera springeri Springer's demoiselle Nama Umum: Betok neon Ciri-ciri: Panjang max 6 cm
(TL), dengan bercak hitam dibagian atas kepala, mirip dengan C.cymatilis. Habitat: Habitat karang yang sehat dan laguna, biasa berada dikoloni Acropora bercabang. Range kedlaman 2-30 m. Distribusi: Pasifik barat (Indonesia-Filipina) Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 196
Pomacentrus auriventris Goldbelly damsel Nama Umum: blu kuning Ciri-ciri: Panjang max 7 cm
(TL), kepala biru neon dan badan atas juga. Kuning badan bawah, sirip ekor dan anal. Habitat: Daerah karang, pasir dengan alga. Biasa kelompok kecil didasar. Range kedalaman 2-15 m.
Tipe pemakan:
belum diketahui
Chrysiptera rolandi Rolland's demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 7,5 cm
(TL), warna bervariasi, umumnya badan bagian kepala kebawah hingga belakang dorsal gelap dan bagian bawahnya putih krem. Habitat: Biasa ditemukan didaerah karang, karang dengan rubble, laguna.Range kedalaman 2-35 m. Distribusi: Samudra Hinia timur dan Pasifik barat Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 197
Dascyllus aruanus Whitetail dascyllus Nama Umum: Dakocan belang Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), dasar putih denga 3 garis hitam, depan mata putih, ekor transparan, sisip perut hitam. Habitat: Biasa dilaguna dangkal dan karang dangkal, berkelompok diatas karang bercabang, territorial (terutama saat memijah). Range 0-20 m. Distribusi: Indo-west Pasifik (Laut merah, Afrika timurline,marquesan dan Kep. Tuamoto, Jepang-Australia) Tipe pemakan: Zooplankton, bentik invertebrate dan alga
198
Dascyllus reticulatus Reticulate dascyllus Nama Umum: Dakocan putih Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
(TL), Bagian kepala coklat dengan garis hitam dibelakangnya, badan krem kecoklatan, bagian atas dorsal hitam, garis hitam di belakang vertikal dari dorsal ke anal. Habitat: Biasa didaerah laguna dan karang. Berkeloompok di karang bercabang dan menjari. Range 1-50 m. Distribusi: Samudra Pasifik. Samudra Hindia diganti oleh D. carneus. Tipe pemakan: Zooplankton, zoobenthos dan alga bentik
199
Dascyllus trimaculatus Threespot dascyllus Nama Umum: Dakocan item Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), badan hitam, juv ada spot putih dai kepala dan di badan atas, dewasa spot dorsal putih samar dan yang di kepala hilang, sirip hitamkecuali transparan sirip dada dan belakang dorsal. Habitat: Daerah karang dan karang berbatu, biasa juga di anemone, sela-sela bulubabi dan karang bercabang. Range kedalaman 1-55 m.
Habitat:
Daerah karang yang sehat di laguna dan lereng karang. Soliter. Range 2-23 m.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Ada 2 bentuk (yang hitam ekor cagak dari Laut Andaman-Bali Jepang) dan (Pasifik barat). Yuang keduanya bercampur di Bali.
200
Tipe pemakan:
Alga, krustacea kecil, tunikata pelagis / Omnivora
Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
201
Mendiami daerah reef crest dan daerah karang dangkal. Juvenil suka berada di zona intertidal di reef crest, dewasa biasa di area agak dalam. Juvenile juga biasa ditemukan di teluk yang terlindung, batu dan pasir. Range kedalaman 0-6 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Temur - Marshall dan Kep. Pitcairn, Jepang - Australia.
Neopomacentrus anabatoides Silver demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10,5 cm
(TL), warna hijau metalik dengan spot biru kecil dekat katup insang atas. Garis hitam di cagak ekor. Habitat: Daerah laguna, karang dangkal, schooling dalam jumlah besar di ddekat koloni besar karang bercabang. Range 2-15 m. Distribusi: Western central Pasifik ( Filipina selatan-Indonesia, Kep. Solomon-New Caledonia) Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 202
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 203
Biasa dijumpai di daerah laguna yang terlindung, pantai berkarang di daerah banyak alga dengan substrat karang becabang. Range kedalaman 1-20 m.
Distribusi:
Pasifik barat( Thailand (Phuket), China, Philippines, Indonesia, New Guinea, Laut Timor (Ashmore Reef), Australia barat, Great Barrier Reef, New Britain dan Kep. Solomon)
Plectroglyphidodon dicki Blackbar devil Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
Badan coklat dengan pangkal sirip ekor dan ekor putih yang dibatasi dengan garis hitam didepannya. Habitat: IDi daerah Karang yang sehat, di laguan jernih, dan lereng karang. Umumnya berasosiasi dengan Acropora dan Pocillopora. . Range kedalaman 115 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur French Polynesia, jepang - Australia. Tipe pemakan: Detritus, zoobenthos, alga bentik, ikan kecil
204
Plectroglyphidodon lacrymatus Whitespotted devil Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
Badan coklat dengan banyak bintik biru terang. Putih krem dari sirip ekor hingga pangkal ekor. Habitat: Didaerah laguna dan terumbu karang jernih, serta daerah campuran dengan rubble dan karang mati. Range kedalaman 1-40 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Marshal dan Kep. Society, Jepang - Australia. Tipe pemakan: Bentik alga, fitoplankton dan bentik invertebrata.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Daerah laguna dan terumbu karang dengan banyak rubble. Range kedalaman 1-16 m.
Distribusi:
Western Central Pacific (Filipina, Indonesia, PNG, Kep. Solomon, dan Palau) Tipe pemakan: Alga bentik / herbivora
205 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacentrus chrysurus Whitetail damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
Badan coklat abu-abu dengan sirip ekor putih. Juvenile berwarna abu kebiruan dengan spot hitam di dorsal. Punggung berwarna kuning dari mulut hinnga dorsal belakang. Spot berangsur menghilang saat dewasa. Habitat: Mendiami daerah berpasir di laguna dan pantai berkarang. Range kedalaman 0-3 m. Distribusi: Pasifik barat (Pulau Christmas,- Kep.Solomon, utara Kep. Ryukyu, selatan New Caledonia) Tipe pemakan: Alga/ herbivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Pomacentrus cuneatus Wedgespot damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
abu-abu kecoklatan dengan spot biru di katup insang atas. Garis tipis dibagian dorsal atas. Juv berwarna kuning dan biru diatasnya dengan spot hitam di belakang dorsal yang menghilang saat dewasa. Habitat: Daerah terumbu karang dan biasa bersama jenis lain sehingga sulit teridentifikasi. Range 1-15 m. Distribusi: Pasifik barat (Indonesia, Malaysia, Thailand)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 206
Pomacentrus amboinensis Foto by Fakhrizal Setiawan Ambon damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), warna badan bervariasi, umumnya kuning cerah . Juvenile bagian atas badan agak kebiruan dengan spot hitam di dorsal belakang. Habitat: Daerah laguna, karang, daerah pasir/batu di karang. Range kedalam 2-40 m. Distribusi: Pasifik barat( Indonesia-Vanuatu, New Caledonia, Tonga) Tipe pemakan: Alga dan zooplankton
Pomacentrus moluccensis
Lemon damsel
Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), badan kuning dengan batas sirip anal berwarna hitam. Habitat: Laguna, terumbu karang dengan banyak karang bercabang. Range 1-14 m. Distribusi: Pasifik barat (Laut Andaman - Fiji,Tonga, Kep.Ryukyu, P.Lord Howe. Tipe pemakan: Alga dan krustacea planktonic
207
Pomacentrus alexanderae Foto by Fakhrizal Setiawan Alexander's damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), Abu-abu merata dengan spot hitam dipangkal sirip
dada/pectoral Habitat: Daerah laguna, karang dangkal hingga dalam.Soluter/kelompok. Range 1-60 m. Distribusi: Pasifik barat (Indonesia-Taiwan, Kep. Ryukyu). Tipe pemakan: Alga, remis/bernacle, copepoda, telur ikan, gastropoda kecil / omnivora
Neoglyphidodon melas (Juvenil) Bowtie damselfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), juvenil badan biru terang dengan garis kuning besar dari mulut hingggasirip dorsal serta sirip perut dan anal ujungnya biru kehitaman. Dewasa hitam kebiruan. Perubahan warna terjadi pada ukuran 5-6 cm. Habitat: Juv di karang bercabang, dewasa laguna lereng karang. Soliter/berpasangan. Range 1-12 m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Bentik alga, zoobenthos, zooplankton
209
PRIACANTHIDAE
Priacanthus hamrur Moontail bullseye Nama Umum: lkan Mata belo Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), warna merah namun kadang ada juga yang perak kemerahan dengan 15 spot hitam sepanjang gurat sisi. Mata merah besar yang menjadi ciri khasnya serta ekor cagak yang membentuk seperti bulan sabit.
210
Habitat:
Lokasi foto: TN Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Jarang ditemukan didaerah dangakal di karang. Namun di aceh ditemukan dikedalaman dangakal. Kadang ditemukan di lautan samudra. Range kedalaman 5250 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan selatan Afrika - French Polynesia, Jepang, Australia)
Tipe pemakan:
Ikan dan zoobenthos / carnivora
211
PSEUDOCHROMIDAE
Baracuda fish, Ikan baracuda
212
Habitat:
Biasa ditemukan berada dipasir atau rubble di daerah karang, hidup soliter. Range kedalaman 3 - 27 m.
Distribusi:
Indonesia, Filipina dan PNG
213
Pseudochromis splendens Foto by Tasrif Kartawijaya Splendid dottyback Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), warna dasar badan abu-abu dengan spot kuning
yang berantai membentuk strip dibadan. Ekor kuning. Mulut kuning muda, terdapat garis hitam melewati mata. Ujung sirip dorsal dan ventral biru terang. Habitat: Umumnya soliter namun kadang berpasangan. Ditemukan di daerah laguna dan karang yang mengarah ke laut dan daerah curam di terumbu karang. Suka dijumpai dekat dengan spong dan karang. Range kedalaman 5-40 m. Distribusi: Eastern Indo-West Pasifik (timur Indonesia) Tipe pemakan: Belum diketahui
Habitat:
Biasa terlihat berlindung dicelah batu/ karang. Soliter tau berpasangan. Sudah dapat ditangkarkan. Range kedalaman 2 - 20m.
Distribusi:
Indonesia, Sabah dan Filipina
214
Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora
215
SCARIDAE
Parot fish, Ikan Kakatua
Bolbometopon muricatum Green humphead parrotfish Nama Umum: Kakatua besar Ciri-ciri:
Panjang max 130 cm (TL), tidak seperti ikan kakatua umumnya, jenis terbesar dari varies kakaktua, memiliki profil kepala menonjol yang berubah hijau menjadi merah muda, dan memiliki permukaan luar nodular untuk paruhnya yang besar . Fase utama adalah kusam abu-abu dengan bintik-bintik putih tersebar, secara bertahap menjadi seragam hijau gelap saat dewasa.
216
Habitat:
Juvenil ditemukan di laguna, dewasa di luar laguna dan terumbu ke arah laut hingga kedalaman minimal 30 m. Biasanya dalam kelompok kecil. Tidur di gua-gua dan sering ditemukan di bangkai kapal di malam hari
Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan Afrika timur - Samoa dan kep.Line, Kep. Yaeyama dan Wake, GBR dan New Caledonia)
Tipe pemakan:
Memakan alga bentik dan alga di karang dan juga kerang-kerangan
Habitat:
Biasa ditemukan didaerah laguna dan terumbu karang, juvenile umumnya soliter, dewasa biasa berkelompok. Range kedalaman 1-35 m.
Distribusi:
Samudra Pasifik (Indonesia, Filipina,Kep. Line dan Pitcairn, Kep. Ryukyu, P. Rottnest, P. Lord howe dan P. Rapa)
Scarus ghoban (Inisial fase) Blue-barred parrotfish Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 90 cm
(TL), Kuning-kuning oranye dengan garis biru dibadan (4-5 garis), cagak ekor dan disekitar wajah (IP). Dewasa dasar kuning dengan bagian atasnya biru kehijauan dan sekitar mulutnya. Habitat: Juvenil di daerah laguna. Dewasa, laguna, karang, atol dan daerah curam di lereng karang. Range kedalaman 3-36 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Alga di karang / herbivora
218
Scarus niger Dusky parrotfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), ada
perbedaan warna antara Pasifik dan Hindia.Pasifik lebih monokromatik. Hindia cenderung fase kemerahan, juvenile dikenali dari binti-bintik hitam kembar pada ekornya. Habitat: Daerah kaya karang di laguna, pantai dan lereng karang luar. Umumnya soliter, juvenile berkelompok. Range kedalaman 0-15 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Daerah kaya karang di pantai hingga lereng. Soliter atau berkelompok kecil. Range kedalaman 2-18 m.
Distribusi:
Indo-West Pasifik (IndiaVanuatu, utara Kep.Ryukyu, selatan New Caledonia, Palau di Micronesia)
220
221
SCORPAENIDAE
Lion fish, scorpion fish / Ikan lepu
222
Pterois antennata Foto by Fakhrizal Setiawan Broadbarred firefish Nama Umum: Lepu ayam, 1/2 biting (perdagangan) Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), badan kemerahan dengan garis lebih gelap. Sirip
dada termodifikasi dengan tulang sirip memanjang seperti tali dengan spot biru di tiap ruasnya. Sepasang tentakel diatas mata memanjang. Habitat: Daerah laguna dan terumbu karang. Sembunyi sepanjang siang dan aktif malam hari. Range kedalaman 2-50 m. Distribusi: Indo-Pasifik (Afrika timur-Kep Marquesan, Jepang-Australia, Queensland) Tipe pemakan: Krustacea / zoobenthos
Pterois volitans Red lionfish Nama Umum: Lepu ayam politan Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),
bervariasi dalam warna umumnya disesuaikan dengan habitat. Species pantai umumnya lebih gelap, kadang hampir hitam di daerah estuaria. Duri dorsal sangat berbisa Habitat: Daerah laguna, pantai dan karang. Siang hari bersembunyi dari matahari dan aktif malam hari (nokturnal). Umumnya ditemukan sembunyi dengan posisi menempel terbalik .Range kedalaman 2-55 m. Distribusi: Samudra Pasifik Tipe pemakan: Ikan kecil dan zoobenthos / carnivora
Pterois muricata Indian lionfish Nama Umum: Lepu ayam Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), cokelat kemerahan dengan banyak garis gelap tipis pada tubuh dan kepala. Dewasa memiliki sebuah duri kecil di sepanjang pipi dan bintik-bintik kecil di sirip median Habitat: Daerah laguna, pantai keruh dan karang. Range kedalaman 2-50 m. Distribusi: Samudra Hindia ( Laut merah, laut Andaman - Sumatra) Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Habitat daerah karang yang jernih serta habitat campuran karang dan batu. Bentuk serta warnanya sangat mendukung dalam penyamaran untuk menyergap mangsanya.
224
Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Indo-west Pasifik (laut merah, Afrika selatan - Kep.Mariana, utara Taiwan, Palau dan Guam (Micronesia))
Tipe pemakan:
Ikan kecil dan invertebrate bentik / Carnivora
Habitat:
Biasa dijumpai di daerah campuran pasir dan rubble di rataan terumbu dan laguna dangkal. Biasanya mengubur diri dalam substrat pasir atau berkamuflase di rubble untuk menjebak mangsa. Range kedalaman 1-75 m.
Distribusi:
Samudra Pasifik (Australia, Indonesia, Filipina - Kep. Marquesan dan Society, selatan Rowley shoals, Tongan dan Micronesia)
226
SERRANIDAE
Anthias, Grouper fish, Ikan kerapu
227
Pseudanthias squamipinnis (Sub family Foto by Fakhrizal Setiawan Anthiniae) Scalefin Anthias Nama Umum: lkan Antias Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), terdapat beberapa variasi warna baik jantan maupun betina. Jantan merah kekuningan dan hijau dengan sirip merah dengan spot ungu, betinaoranye dengan garis kuning dan ungu memanjang dari belakang mata hingga katup insang dekat sirip. Habitat: Biasa ditemukan diatas koloni karang di daerah laguna dan lereng karang. Berkelompok dalam jumlah yang banyak, protogynous hermaprodit. Pejantan sangat territorial dan memiliki harem. Range kedalaman 2-20 m. Distribusi: Indo-West Pasifik ( Laut merah dan natal, Afrika selatan - Niue, utara Jepang, Selatan Australia) Tipe pemakan: Zooplankton
228
Anyperodon leucogramicus Foto by Fakhrizal Setiawan Slender grouper Nama Umum: Kerapu sunu Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), juvenile memiliki warna biru dengan garis oranye
kemerahan dan 10-12 spot hitam di ekornya. Dewasa badan abu kehijaun denngan spot merah tersebar di badan. Sirip ekor dabelakang dorsal kuning. Habitat: Daerah kaya karang dan jernih di laguna dan terumbu karang. Range kedalaman 1-60 m. Distribusi: Indo-Pasifik ( Laut merah-Mozambik, timur Kep. Phoenix, Utara Jepang, selatan Australia. Kemungkinan pulau-pulau di Samudra Hindia) Tipe pemakan: Ikan dan krustacea / carnivora
229
Cephalopholis argus Foto by Fakhrizal Setiawan Peacock hind Nama Umum: kerapu Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), badan coklat dengan 5-6 garis coklat redup. Spot
biru terang di seluruh badan, sirip ekor, dada perut dan ujung anal dan dorsal biru gelap dengan spot biru terang. Habitat: Biasa dijumpai di berbagai variasi habitat terumbu karang. Juvenile lebih menyukai perairan dangkal dan terlindung dengan bersembunyi di karang. Range kedalaman 1-40 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Durban, Afsel - French Polynesia dan Kep.Pitcairn, Kep.Ryukyu dan Kep .Ogasawara, Australia dan P.Lord Howe. Tipe pemakan: Carnivore ( ikan, udang, kepiting, cacing).
Habitat:
Umumnya di daerah pesisir. Di habitat rubble, karang yang agak keruh. Sering terlihat soliter dan berpasangan saat memijah. Diandric protogenynous hermaphrodite. Range kedalaman 1 - 64 m.
230
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Kenya - selatan Mozambique Aldabra, Comoro, Madagascar, Laut Andaman, Indonesia, Palau.
Tipe pemakan:
Carnivora (ikan , dan bentik krustacea)
231
Cephalopholis cyanostigma Foto by Fakhrizal Setiawan Bluespotted hind Nama Umum: l Ciri-ciri: panjang max 40 cm (TL), Juvenil coklat gelap dengan sirip dorsal, anal, dada
dan ekor kuning terang. Ukuran 9 cm , mulai muncul spot biru di badan dan kuning berkurang. Dewasa coklat kemerahan ditutupi spot biru, badan terdapat garis coklat samar 4-5 baris. Habitat: daerah karang dangkal yang terlindung, padang lamun, dan karah yang sehat. Range kedalaman 1-50 m. Distribusi: Pasifik Barat: Filipina - Australia, Palau, New Britain dan Kep. Solomon. Tipe pemakan: Carnivora (bentik krustacea dan ikan)
Habitat:
Umumnya mendiami laguna dan karangterumbu ke arah laut serta daerah keruh. Juga ditemukan di sekitar terumbu karang dan di kolam pasang surut. Pertumbuhan sangat lambat.
232
Distribusi:
Pasifik Barat: Selatan Jepang Palau, Guam, New Caledonia dan selatan Queensland di Australia. Timur Samudra Hindia: Kep. Nicobar - Broome di barat Australia.
Tipe pemakan:
Ikan kecil (Carnivora) dan krustacea
Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 233
Biasa di temukan di daerah karang pesisir, dinding karang yang banyak terdapat goa, dan daerah jernih di karang. Membentuk harem dengan 2-12 betina. Range kedalaman 6 - 150 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah - Durban dan Kep. Line, termasuk pulau-pulau di Samudra Hindia dan barat-timur Pasifik
Tipe pemakan:
Carnivora (bentik krustacea dan ikan)
Habitat:
Biasa dijumpai di perairan karang agak dalam, soliter. Range kedalaman 6 - 108 m.
234
Distribusi:
Indo-Pasifik: Pinda, Mozambique (15S) - French Polynesia dan Kep. Pitcairn, Kep.Ryukyu GBR Australia.
235
Epinephelus coeruleopunctatus Foto by Fakhrizal Setiawan Whitespotted grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 76 cm (TL), Badan coklat gelap dengan spot dan bercak putih
yang banyak di badan. Sirip ekor dipangkal berwarna putih dan bagian belakangnya hitam gelap. Kadang sangat mirip dengan 3 spot putih lainnya: Epinephelus ongus, Epinephelus summana, dan Epinephelus corallicola.
Habitat: Habitat di daerah berbatu atau karang yang subur di laguna atau di lereng
karang. Biasa juga dijumpai di celah dan goa karang. Juvenil di daerah pasang surut. Range kedalaman 2 65 m.
Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Timur London, Afrika Selatan - Fiji Tipe pemakan: Carnivora (ikan dan bentik krustacea)
236
Epinephelus fasciatus Blacktip grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), warna bervariasi dali putih krem hingga kecoklatan,
umumnya memiliki 5-6 garis agak gelap vertikal di badan. Warna lebih gelap di bagian kepala namun kadang bergaris-garis. Terdapat spot hitam di sirip dorsal. Habitat: Umumnya didaerah lereng karang dengan kedalaman lebih dari 15 m, juga didaerah teluk yang tertutup dan laguna yang dangkal. Range kedalaman 4-160 m. Distribusi:Indo-Pasifik: Laut Merah - Afrika Selatan hingga laut Arafura, Jepang, Korea, Selatan Queensland (Australia) dan P.Lord Howe. Tipe pemakan: Zoobenthos(moluska, echinodermata, bentik krustacea) dan ikan.
237
Epinephelus mera Foto by Fakhrizal Setiawan Honeycomb grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 32 cm (TL) warna dasar kuning dengan spot polygonal warna
coklat. Bentuk kepala yang agak meruncing dengan spot lebih kecil di banding badan. Habitat: Biasa ditemukan di daerah laguna dangkal dan karang yang semi tertutup. mon in shallow lagoon and semi-protected seaward reefs. Juvenil umumnya terlihat di selasela acropora bercabang. Range kedlaman 1 - 50 m. Distribusi:Indo-Pasifik: Afrika Selatan - French Polynesia Tipe pemakan: Carnivora (ikan dan bentik krustacea)
Habitat:
Di daerah pantai dan laguna juga lereng karang deimana banyak celah dan goa karang. Range kedlaman 5 25 m.
238
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Afrika Timur - Kep.Ryukyu, Kep. Marshal, Fiji, New Caledonia, dan utara Australia.
Tipe pemakan:
Carnivora ( ikan, dan bentik krustacea )
Habitat:
Didaerah karang yang agak keruh, mulai dari laguna hingga lereng karang. Range kedalaman 1 50 m.
239 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Pasifik Barat: Jepang - Australia, Laut Andaman.
Tipe pemakan:
Carnivora (ikan , cacing dan bentik krustacea)
240
SIGANIDAE
Rabit fish, Ikan beronang, semadar,
241
Siganus guttatus Foto by Fakhrizal Setiawan Goldlined spinefoot Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 42 cm (TL), badan abu-abu kusam dengan spot oranye keemasan menyebar di badan, spot kuning besar di bawah pangkal sirip halus dorsal. Kepala dengan garis dan spot oranye, duri dorsal beracun. Habitat: Di habitat pantai yang agak keruh didekat mangrove, lamun dan karang dangkal. Toleran terhadap salinitas rendah. Berpasangan maupun dalam kelompok kecil. Jenis ini dilaporkan aktif di malam hari. Range kedalaman 1 25 m. Distribusi: Samudra Hindia Timur dan Pasifik Barat: Laut Andaman, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia,Viet Nam, Ryukyus, China, Taiwan, Laut China Selatan, Filipina dan Palau. Tipe pemakan: Zooplankton dan bentik alga
242
Siganus virgatus Foto by Fakhrizal Setiawan Barhead spinefoot Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL), kuning di bagian tubuh atas hingga ekor, dan sisa
lainnya keabuan, dua garis coklat diagonal di bagian depan. Badan atas dengan spot biru dan garis biru di bagian kepala atas. Duri dorsal beracun. Habitat: Di daerah perairan dangkal, mulai dari daerah berpasir dengan spot-spot karang maupun yang tutupannya rapat. Toleran terhadap kekeruhan, Juvenil bisanya di daerah mangrove dan pindah ke daerah karang saat dewasa. Bias dalam kelompok kecil. Range kedalaman 1 - 12 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Selatan India, Sri Lanka, Kep. Andaman, Thailand, Pantai selatan dan timur China, Taiwan, Ryukyu, Filipina, Malaysia, Singapore, Indonesia dan daerah utara Australia. Tipe pemakan:Zooplankton dan alga bentik
243
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan Siganus puellus Masked spinefoot Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL), badan kuning keoranyean dan sedikit keperakan di
bagian perut. Terdapat garis kehitaman diagonal melewati mata. Terdapat bagian kehitaman di katup insang, sirip berwarna kuning. Duri dorsal tajam dan beracun. Terdapat alur garis keperakan di badan. Habitat: Didaerah kaya karang di laguna, karang dangkal hingga lereng karang. Sering terlihat berpasangan dan schooling. Duri dorsal tajam dan beracun. Range kedalaman 3 - 12 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Kep. Cocos-Keling dan Laut China Selatan hingga Kep. Gilbert, Utara Kep. Ryukyu Jepang, GBR Australia dan New Caledonia. Tipe pemakan: Juvenil (alga berfilamen) dan dewasa (alga, tunikata dan spong)
244
Siganus vulpinus Foto by Fakhrizal Setiawan Foxface Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), Badan, sirip dorsal, anal dan caudal kuning. Kepala
putih dengan garis coklat gelap tebal dari mulut hingga ujung dorsal, bagian bawah insang hingga perut depan terdapat tanda coklat gelap, duri dorsal beracun. Mirip dengan S. unimaculatus yang membedakannya spot hitam dibadannya. Habitat: Biasa ditemukan di daerah kaya karang di laguna dan lereng karang. Soliter atau berpasangan. Juvenile dan semi dewasa biasa dijumpai dalam schooling di karang Acropora dimana memakan alga yang tumbuh didasar karang yang mati. Duri dorsal beracun, Range kedalaman 0-30 m. Distribusi: Pasifik Barat: Barat Filipina, Indonesia, Papua New Guinea, Great Barrier Reef, Vanuatu, New Caledonia, Kep. Caroline, Kep. Marshall dan Tonga. Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik
245
Siganus magnificus Foto by Tasrif Kartawijaya Magnificent rabbitfish Nama Umum: l Ciri-ciri: panjang max 24 cm (TL), Kepala putih dengan garis hitam tebal dari mulut
hingga ujung sirip dorsal. Badan atas gelap dan tergradasi keabu-abuan dibagian bawahnya. Sirip ekor, ujung anal dan pectoral kuning, ujung sirip dorsal kemerahanHabitat: Didaerah terumbu karang. Dewasa bias ditemukan berpasangan, juvenile biasa bersembunyi di sela karang. Range kedalaman 3 - 30 m. Distribusi: Timur Samudra Hindia: Thailand termasuk Kep. Similian hingga Jawa di Indonesia. Tipe pemakan:Zooplankton dan alga bentik
246
SPHYRAENIDAE
Baracuda fish, Ikan baracuda
247
Sphyraena flavicauda Foto by Fakhrizal Setiawan Yellowtail barracuda Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), badan silinder panjang dengan mulut runcing. Dua
garis coklat atau coklat kekuningan memanjang. Sirip ekor kuning. Habitat: Habita di daerah laguna dan lereng karang terbuka, kadang juga ditemukan di teluk dalam schooling . Range kedalaman 2 - 25 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: laut Merah - Samoa, Kep. Ryukyu, GBR Australia. Tipe pemakan: Zooplankton, zoobenthos(bentik krustacea) dan ikan kecil.
248
SOLENOSTOMIDAE
Ghost pipe fish
249
Solenostomus paradoxus Foto by Tasrif Kartawijaya Ornate Ghost Pipefish/Harlequin ghost pipefish Nama Umum: Tangkur kuda palsu Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Post-pelagis hampir sepenuhnya transparan dan
lebih langsing dibandingkan dengan mereka yang berada pada fase bentik. Bervariasi dalam warna dari hitam menjadi merah dan kuning, biasanya dalam suatu campuran garis dan bintik-bintik. Sirip ekor bulat atau berbentuk pisau bedah. Habitat: Biasanya berada di sepanjang tepi terumbu karang. Kadang ditemukan spesoliter atau berpasangan, di antara cabang gorgonian atau crinoids. Betina membawa telur di sirip perut mereka yang dimodifikasi membentuk kantong. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah dan Timur Afrika - Fiji, Jepang, Australia, New Caledonia dan Tonga. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea)
250
SYNGNATHIDAE
Pipefishes, Ikan Tangkur Kuda
251
Dunckerocampus dactyliophorus Foto by Fakhrizal Setiawan Ringed pipefish Nama Umum: Tangkur kuda buntut merah Ciri-ciri: Panjang max 19 cm (TL), Badan putih belang-belang dengan coklat kemerahan
hingga mulut. Ekor merah dengan batas luar putih serta spot putih ditengahnya. Habitat: Di daerah pasang surut, laguna, dan lereng karang. Biasa dijumpai di goa dan celah karang. Ovovivipar, Jantan membawa telur dalam kantung di bawah ekornya. Range kedalaman 5 - 56 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur hingga Samoa, jepang, Australia. Tipe pemakan: Zooplankton (telur/larva), zoobenthos (bentik krustacea)
252
Corythoichthys haematopterus Messmate pipefish Nama Umum: Tangkur kuda asli Ciri-ciri:
Panjang max 19.8 cm (SL), badan putih krem dengan serentetan pola di badan, ciri utamanya adalah sirip ekor umumnya berwarna pink kemerahan.
Habitat:
Didaerah dangkal yang terlindung dengan substrat pasir dan rubble, biasa juga di daerah agak keruh, ovovipipar, pejantan membawa telur yang disimpan dalam kantung di dekat ekor. Dewasa umumnya sendiri atau berpasangan. Range kedalaman 0-21 cm.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Afrika Timur - Vanuatu dan Jepang.
Tipe pemakan:
Zoobenthos (bentik krustacea) dan zooplankton (larva dan telur ikan)
253
SYNODONTHIDAE
Lizardfishes, Ikan Tokek
254
Synodus variegatus Foto by Fakhrizal Setiawan Variegated lizardfish Nama Umum: lkan tokek Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), dewasa bervariasi dari abu-abu hingga kecoklatan.,
pola dengan sekitar 6 spot kecoklatan di sisi badan. Habitat: Didaerah laguna dan lereng karang. Kadang di temukan di daerah brpasir, biasa dijumpai bertengger diatas karang dan di atas pasir. Soliter atau berpasangan. Range kedalaman 3 - 121 cm. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Hawai, Line, Marquesan dan Kep. Ducie, Kep.Ryukyu, Lord Howe, Kermadec dan P. Rapa serta New Zealand. Tipe pemakan: Carnivora (ikan kecil).
255
Saurida nebulosa Foto by Fakhrizal Setiawan Clouded lizardfish Nama Umum: lkan tokek Ciri-ciri: Panjang max 16,5 cm (TL). Saurida berbeda dengan lizardfishes lainnya dari
baris gigi yang keluar bibir. Species ini dicirikan dari bercak hitam besar di bawah sirip punggung. Habitat: Mendiami dasar pasir, lumpur, batu dan habitat garden eel. Ditemukan di perairan pantai seperti di mangrove, lamun an kadang di muara sungai. Piscivorus, range kedalaman 0 - 6 m Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius - Kep. Society, Hawai, Sydney, New South Wales Australia. Tipe pemakan: Carnivora (ikan kecil).
256
TETRAODONTIDAE
Puffers Fish, Ikan buntal
257
Arothron nigropunctatus Blackspotted puffer Nama Umum: Buntal monyet Ciri-ciri: Panjang max 33 cm
(TL), warna bervariasi namun ciri utamanya mulut berwarna hitam. Habitat: Di daerah terumbu karang. Dewasa sendiri atau berpasangan. Kedalaman 3-25 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Micronesia dan Samoa, Jepang - Australia. Digantikan A. diadematus di Laut Merah. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea, moluska, sponge, tunikata, cnidarians/ karang keras) dan bentik alga
258
Arothron mappa Map puffer Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), saat blom sampai usia dewasa badan di penuhi
dengan spot putih yang menyebar merata di badan dengan perut berwarna putih. Saat dewasa spot itu memanjang membentuk alur tak beraturan dengan perut kekuningan. ciri khasnya adalah alur garis hitam radial melingkari mata.
Habitat: Biasa dijumpai di daerah laguna dan terumbu karang tepi hingga lereng
karang. Dewasa bisanya di daerah drop off, soliter. Range kedalaman 4 - 30 m.
Distribusi: Indo - Pasifik: Afrika Timur - Afrika Selatan, Samoa, Kep. Ryukyu dan
Laut barat Jepang, selatan New Caledonia dan Queensland, Australia.
Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 259
Didaerah laguna dan lereng karang yang jernih. Juvenile biasa di daerah pantai berpasir dan karang dangkal di daerah agak keruh dan estuaria. Kadang bersembunyi di goa-goa karang. Range kedalaman 3 58 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Kep. Tuamoto, Jepang, selatan P. Lord Howe,. Atlantik tenggara: pantai selatan Afrika Selatan.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan
260
Diodon liturosus Foto by Fakhrizal Setiawan Black-blotched porcupinefish Nama Umum: Buntal Durian Ciri-ciri: PAnjang max 65 cm (TL), badan coklat dengan duri siseluruh badan, pola coklat kehitaman di mata, punggung / badan dengan batas putih menjadi ciri khasnya D. liturosus dibedakan dari D. hystrix dari duri pendek dan warna. Habitat: Di daerah batas karang dan lereng karang. Bersembunyi di bawah dan goa karang siang hari. Juvenile bias di daerah laguna dan estuaria. Range kedalaman 1 - 90 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Society Islands, Jepang, NSW Australia. Atlantik tenggara: Pantai tenggara Afrika Selatan. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)
261
Diodon hystrix Foto by Fakhrizal Setiawan Spot-fin porcupinefish Nama Umum: Buntal Durian Ciri-ciri: Panjang max 91 cm (TL), badan kuning kecoklatan hingga coklat, spot hitam
kecil menyebar di badan, kepala dan sirip. Badan ditutupi duri yang tersebar merata. Gigi menyatu di tiap rahang. Habitat: Di daerah laguna dan terumbu karang terbuka. Umumnya ditemukan di celah dan goa karang. Juvenil hingga ukuran 20 cm pelagis. Dewasa tinggal di dasar , soliter dan aktif di malam hari.range kedalaman 1 - 50 m. Distribusi: Lautan tropis: Pasifik Timur: San Diego, California, USA - Chili dan Kep. Galapagos. Atlantik Barat: Bermuda, Massachusetts (USA), dan utara teluk Meksiko Brazil. Atlantik Timu: 30N to 23S . Samudra Hindia Barat: Laut Merah - Madagaskar, Reunion dan Mauritius. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea, bentik invertebrata, moluska) dan ikan.
Chantigaster valentini Valentin's sharpnose puffer Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
Badan putih dengan spot abu-abu terang. Terdapat 4 pola hitam di punggung hingga badan, 2 pola tersebut ditengah memanjang hingga perut bawah. Mimic dengan filefish Paraluteres prionurus. Habitat: Ditemukan di puncak karang dan batu di daerah laguna dan karang pantai. Jantan territorial, memiliki harem. Jantan kawin dengan beberapa betina. Range kedalaman 1 - 55 m. Distribusi: Indo-Pasifik: laut Merah Afrika Selatan, Kep.Tuamoto, Jepang, P.Lord Howe. Tipe pemakan: Alga bentik dan zoo262
Canthigaster papua Papuan toby Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
coklat kemerahan, spot menyebar dibadan dan spot hitam disirip dorsal. (ini yg membedakan dengan C.compressa) Habitat: Di daerah pantai - batas karang luar mulai yang keruh hingga jernih. Dewasa biasa berpasangan di daerah lereng karang, juvenile bioasa di daerah dangkal. Range kedalaman 1 - 50 m Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Maldives-PNG, Filipina-Palau, GBR dan New Caledonia. Tipe pemakan: Belum diketahui
263
ZANCLIDAE
Morish idol fish,
264
Zanclus cornutus Foto by Fakhrizal Setiawan Moorish idol Nama Umum: lkan moris Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL), badan pipih dengan 3 garis hitam di ekor, dorsal belakang hingga anal dan dorsal depan hingga sirip ventral. Dan bagian kuning lebar di diantara garis hitam tengah. Moncong mulut terdapat segitiga kuning debngan batas hitam. Sirip dorsal memanjang seperti antenna. Habitat: Di daerah keruh dekat laguna, reef flats, lereng karang. Bisanya dewasa berpasangan atau kelompok kecil, metamorphosis dari post larva ke juvenil saat ukuran 7,5 cm. Range kedalaman 3 - 182 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur Rapa dan Kep.Ducie, Jepang, Kep. Hawai, Selatan P. Lord Howe. Pasifik Timur: selatan Teluk California Peru. Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge dan tunikata) dan bentik alga.
265
266
Personel di kantor: Pengamat harus memasukkan data ke dalam spreadsheet Excel segera setelah menyelam . Hasil juga harus pengolahan diinterpretsikan dan dibuat laporannya. Prosedur Umum: Bentangkan roll meter sejajar kontur karang/ garis pantai sepanjang 100 m Biasanya monitoring invertebrate berbarengan dengan monitoring karang Setelah selesai memasang rollmeter, langsung mencatat invertebrate kunci sepanjang 4 x 20 m transek dengan jeda 5 m tiap transek (Jumlah dan jenisnya) Informasi tambahan catat pula kesehatan karang dan adanya kerusakan karang akibat invertebrate sepanjang 5 m transek sabuk (2,5 m kiri dan kanan). Masingmasing pengamat survei setengah dari sabuk (2,5 m lebar); 2 pilihan untuk ketepatan lebar sabuk : 1. Pengamat membawa pipa panjang PVC 2,5 m ; 2. Berbaring trus ukur mulai dr ujung kepala hingga ujung fin sekitar 2 - 2,5 m untuk memperkirakan lebar sabuk; Keuntungan: Biaya lebih minim, terutama bila menggunakan penyelam volunteer; Pelatihan identifikasi dan meningkatkan kesadaran terhadap terumbu karang pada saat yang sama; Menyediakan informasi global secara cepat tentang kesehatan terumbu karang; Pengulangan monitoring dapat dilakukan sebagai program monitoring oleh masyarakat. Keterbatasan: Survei idealnya melakukan pengulangan sampai 3 kali per site dan sampai 4 kali per tahun untuk data yang bkomprehensifuntuk melihat perbandingan lokal. Hal ini akan menambah biaya. Pelatihan yang dibutuhkan: Penyelam rekreasi bisa belajar metode ini dalam satu hari. CP: rcheck@ucla.edu Referensi: www.reefcheck.org / metode / instructions.asp
267
268
Keuntungan: Cepat dan mudah melakukan penilaian makro-invertebrata dan indikator kesehatan karang; Dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan transek garis (LIT) sehingga buddy tidak banyak Keterbatasan: Pengamat harus mampu mencari dengan cepat penyakit, drupela, COTs, dan mortalitas karang karena akan terganggu dengan penyelam lain yang mengambil data lain secara besrsama-sama (AIMS LTMP video transek ). Pelatihan yang dibutuhkan: Identifi kation spesies target dan indikator kesehatan karang CP: Hugh Sweatman, h.sweatman @ aims.gov.au Referensi: Bass dan Miller (1998); www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/monsop1/mon-sop1-11.html
269
3. Lincoln-Smith transect
Deskripsi metode: Metode ini banyak digunakan di daerah pasifik untuk menentukan kelimpahan makroinvertebrata yang dipanen untuk makanan. Informasi yang diperoleh: Estimasi Kelimpahan spesies invertebrata misalnya kima raksasa, teripang, kerang mutiara, kerang-kerangan untuk memberikan perbandingan terhadap kelimpahan spesies yang dipanen. Peralatan yang diperlukan: Rollmeter 50 m Tali penanda lebar 2 m Personel di lapangan: 2 pengamat terlatih (1 untuk meletakkan transek dan 1 untuk menghitung); 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan menonton. Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: Bentangkantransek sepanjang 6 x 50 m di dua kedalaman, dangkal di area reef flat sekitar 0,53,5 m dan dalam di daerah reef slope sekitar 15-22 m; Merekam lebih baik sejajar arus sehingga survei lebih mudah untuk dilakukan. Untuk habitat dangkal 1. Hitung dan estimasi panjang invertebrata sepanjang sabuk 2 m, yang diukur dengan menggunakan tali 2m. 2. Teripang laut diukur dari mulut ke anus, 3. Kima diukur panjang cangkangnya 4. Trochus/kerang diukur di titik terlebar dari dasar kerang 5. Kerang mutiara dari ujung hingga bagian engselnyal; 6. Ulangan ditempatkan terpisah 10-15 m Untuk habitat dalam 1. Transek diletakkan di sepanjang hamparan karang, rubble dan area pasir. 2. Teripang laut dan jenis kerang-kerangan dihitung dan diukur sepanjang 50 m dan lebar 5 m transek sabuk.
270
Keuntungan: Mudah dilakukan; Kedalaman dan lebar transek memeperlihatkan kesukaan habitat dari invertebrate yang berbeda termasuk ukuran dan kelimpahannya. Keterbatasan: Penyelam yang berpengalaman harus dilibatkan karena pemasangan transek dalam. Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi invertebrata target dan cara pengukurannya. Referensi: Lincoln-Smith et al. (2001); www.gbrmpa.gov.au/corp_site/info_services/publications/research_publications/ rp69/
271
4. MAQTRAC method
Program yang menggunakan metode ini: Reef Checks MAQTRAC program Deskripsi metode: Metode ini melibatkan dua orang pengamat berenang sepanjang transek sabuk dan menghitung dan mengukur target spesies invertebrata serta mencatat dampaknya terhadap terumbu karang, seperti kesehatan karang atau kerusakan fisik. Informasi yang diperoleh: jumlah dan ukuran invertebrate target Peralatan yang diperlukan: Kertas bawah air, penggaris dan papan mika Personel di lapangan: 2 pengamat terlatih dalam metode ini, seorang pengamat dapat melakukan survei karang (Reef Check PIT), sementara yang lainnya melakukan survei invertebrata; 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan Personel di kantor: Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: Sebuah studi pendahuluan harus dilakukan untuk menentukan jumlah ulangan diperlukan untuk presisi/ketepatan yang mencukupi Survei yang dilakukan di sepanjang transek sabuk sama dengan transek MAQTRAC ikan (5 m lebar); Hitung semua spesies invertebrate target dan spesies karang; Hitung estimasi panjang untuk semua jenis individu, ini mencakup pengukuran bagian panjang terpanjang, biota yang memiliki bentuk simetris radial diukur tegak lurus. Pengukuran tambahan harus dibuat untuk pengukuran koloni karang; Catat estimasi secara kualitatif persentase koloni karang yang mati; Identifikasi dan ukur bekas luka diagonal panjang terpanjang dari karang tersebut. Beri kategori bekas luka dikarang dengan kriteria sebagai berikut: 1. '1 'untuk kategori bekas scars/luka baru di karang tanpa ada tanda pertumbuhan baru; 2. '2 'untuk kategori bekas scars/luka yang telah ditutupi oleh alga dan / atau invertebrata Sessile; 3. '3 'untuk kategori bekas scars/luka sebelumnya diketahui sebagai bekas luka yang hampir tertutup dan sulit untuk membedakan bekasnya dari sekitar.
272
Keuntungan: Penilaian hasil yang didapat lebih detail dan terperinci untuk mengetahui dampak perdagangan ikan hias jika ulangan untuk monitoring cukup. Keterbatasan: Banyak memakan waktu Mungkin membutuhkan banyak replikasi bagi spesies langka atau komunitas yang kompleks Membutuhkan tingkat keahlian identifikasi yang mencukupi Pelatihan yang dibutuhkan: Pelatihan identifikasi tingkat lanjut CP: rcheck@ucla.edu
Instansi yang menggunakan metode ini: Atlantic and Gulf Rapid Reef Assessment (AGRRA); Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP). Deskripsi metode: Metode ini melibatkan dipakai awalnya untuk menghitung kelimpahan dan mengukur panjang Diadema antillarum sepanjang transek sabuk namun metode ini dapat digunakan untuk biota lainnya. Disarankan untuk survei ini dilakukan di lokasi yang sama dengan survei komunitas bentik (karang,dll). Informasi yang diperoleh: Kelimpahan Bulu babi Kepadatan biota Struktur ukuran panjang Peralatan yang diperlukan: 1 m pipa PVC atau transek/rollmeter yang ditandai tiap 10 cm Personel di lapangan: 2 pengamat (penyelam) 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan
Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Beberapa metode yang termasuk jenis ini antara lain:
274
Contoh 3. CARICOMP Diadema status method (lebih detail daripada basic CARICOMP method)
Metode ini terdiri dari sebuah survei snorkeling diikuti dengan survei scuba. a. Metode snorkel Hitung jumlah bulu babi selama 2 x 15 menit survey snorkeling per luasan karang Pisahkan bulu babi ke dalam 2 kelas ukuran: diameter <5 cm diameter (juvenil) dan diameter > 5 cm (dewasa) Catat mengenai kondisi spasial keheterogenan yang didapat dari habitat yang diobservasi. b. Survey Scuba,Pilih 3 site Bagi terumbu karang kedalam kelompok reef front dan reef slope, dan jika ada back reef yang tumbuh berkembang dengan baik, bagi menjadi 3 interval kedalaman (05 m, 50-10 m dan> 10 m)
Pada setiap kedalaman, tempatkan sedikitnya lima 10 x 2 m transek sabuk. Gunakan tabel nomor acak untuk memilih penempatan transek yang tepat; Hitung jumlah bulu babi di setiap size kategori di sepanjang transek sabuk. Keuntungan: Mudah untuk melaksanakannya Keterbatasan: tabel nomor acak dapat menyulitkan untuk digunakan karena terumbu karang memiliki bentuk tidak teratur (pelajari metode sampling fix 'permanen versus metode sampel acak). Hubungi: AGRRA: Robert Ginsburg, agrra@rsmas.miami.edu CARICOMP: Dulcie Linton, dmlinton@uwimona.edu.jm dan John Ogden, jogden@marine.usf.edu Referensi: AGRRA: http://www.coral.aoml.noaa.gov/agra/ CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html
275
6. COLLECTION OF DIADEMA
Instansi yang menggunakan metode ini: Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP). Deskripsi metode: Metode ini dilakukan setelah snorkeling Diadema dan Scuba belt transect / transek sabuk dimana melakukan pengumpulan dan pengukuran bulu babi di site yang sama di mana rantai intercept transek selesai dilakukan. Informasi yang diperoleh: Struktur ukuran populasi bulu babi yang berbeda Hubungan kompleksitas habitat dengan struktur ukuran populasi bulu babi Peralatan yang diperlukan: Keranjang plastik yang besar Penjepit dan garpu besar 2 kompas Penggaris atau meteran jahit, papan meja dan kertas anti air Tali / rollmeter yang dipakai hanya sepanjang 2-3 meter
Personel di lapangan: 2 pengamat (penyelam) 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan Personel di kantor: Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan Prosedur Umum: Mengikuti survei belt transect CARICOMP bulu babi Kumpulkan minimum 200 bulu babi dari semua ukuran ditiap interval kedalaman Gunakan penjepit, pilih individu bulu babi dari keranjang, tebalikkan bulu babi tersebut sehingga bagian mulutnya terlihat kemudian ukur diameternya menggunakan penggaris/ jangka sorong Keuntungan: Estimasi yang tepat untuk kelimpahan dan ukuran bulu babi (mengukur panjang bulubabi hasilnya lebih akurat dibandingakan dengan estimasi) Keterbatasan: Memakan waktu Dampak ekologis yang ditimbulkan dari mengumpulkan bulu babi Beberapa kerusakan karang terjadi tidak dapat terhindarkan apalagi di cabang karang. Dampak ekologis mengumpulkan bulu babi tidak dapat dihindari Pelatihan yang dibutuhkan: Rantai transek membutuhkan pelatihan khusus CP: Dulcie Linton, dmlinton@uwimona.edu.jm dan John C. Ogden, jogden@marine.usf.edu Referensi: http://www.ccdc.org.jm/caricomp_main.html
276
ECHINOIDEA
277
Mespilia globules Foto by Fakhrizal Setiawan (Temnopleuridae) Globular sea urchin Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang badan max 5 cm, badan biru dengan duri oranye merah belang putih
yang tersusun rata vertikal dan tentakel keluar dari sela-sela duri tersebut. Habitat: Daerah fringing reef (terumbu karang tepi) dan padang lamun, range kedalaman 0 - 60 m. Distribusi: Filipina, Indonesia, Palau, PNG, the loyality islands dan Australia
278
Diadema setosum (Diadematidae) Long spined Urchin Nama Umum: Bulu babi Ciri-ciri: Badan hitam dengan duri panjang di bagian atas serta duri halus dan pendek
di bagian bawah tubuh. Habitat: Di daerah terdapat banyak karang mati dan rubble Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah - Pulau-pulau di Pasifik Selatan dan Jepang. Pemakan: Alga bentik yang terdapat di karang mati dan rubble
Habitat:
Di dearah perairan karang dangkal dan Karang dengan banyak rubble, range kedalaman 1 40 m.
279
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Samudra Hindia, Tahiti, Jepang - Pulau-pulau di Selatan Pasifik.
Habitat:
Di daerah berpasir dan rubble. Rumah bagi udang comensal Allopontonia iaini, Periclimenes colemani and Leutzenia asthenosomae (commensal), range kedalaman 0 - 45 m.
280
Distribusi:
Indo-Pasifik barat: Laut Merah - New Caledonia dan Jepang.
Pemakan:
Zoobenthos (bentik invertebrata) dan Alga bentik.
281
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Rizya L Ardiwijaya Toxopneustes pileolus (Toxopneustidae) Flower urchin Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 15 cm, duri pendek dan sangat mudah dikenali dari pedicel-
laria yang berbentuk bunga yang menutupi badan dan berwarna krem-pink. Sengatan dari pedicellaria yang menyuntikkan racun sangat menyakitkan dan kadang-kadang juga mematikan bagi manusia.duri penyengat sangat kecil, tidak selalu dapat menembus kulit keras di telapak tangan kita, sehingga kita sering bisa menyentuhnya tanpa takut tertusuk. Tapi bagaimanapun, sengatan pada bagian tubuh lainnya bisa sangat berbahaya.Lokal biasa, tinggal di teluk dan laguna, di dasar berpasir atau puingpuing. Ini benar-benar suka menutup diri dengan puing-puing dan detritus, menghilang. Mudah untuk mengidentifikasi oleh bunga seperti pedicellaria. Habitat: Di daerah karang berubble, karang berbatu, padang lamun dan terumbu karang juga di teluk dan laguna. Suka menutup duri dengan pecahan karang dan detritus. Distribusi: Atlantik Tenggara dan Indo - Pasifik Barat.
282
Habitat:
Biasa ditemukan di sela daerah berbatu di area terumbu karang, membuat lobang dan tinggal disana.
Distribusi:
Daerah tropis dan subtropis di Indo-Pasifik Barat.
ASTEROIDEA
Bintang Laut
283
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
Biasa berada di daerah padang lamun dan daerah rumput laut. Kadang menjadi rumah gastropopda parasit Thyca astericola dan
juga udang comensal Periclimenes soror. Range kdalaman 1 - 30 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: dari Seychelles - Australia dan Jepang.
Fromia indica (Ophidiasteridae) Indian sea star Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang diameter max 8
cm dan tangan max 3 cm . Bintang laut kecil dengan 5 lengan, ditutupi warna merah, dengan pola garis hitam diantara spot-spotnya. Jenis Formia dibedakan dari bentuk spot di bagian atasnya. Habitat:; Daerah terumbu karang , range kedalaman 0-44m. Distribusi: Atlantik teenggara dan Indo-Pasifik Barat: Afrika selatan Australia dan Jepang. Tipe pemakan: Belum diketahui
Nardoa rosea (Ophidiasteridae ) Rose sea star Nama Umum: l Ciri-ciri: Large tubercles on nonmarginal parts of arms. Found in shallow reef, rocky areas. Habitat: Di daerah perairan karang dangkal dan karang berbatu.
Distribusi:
Habitat:
Daerah perairan hangat di daerah karang pasang surut dan laguna. Range kedalaman 1-20m.
Distribusi:
Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe Pemakan:
Alga bentik
Acanthaster planci (Acanthasteridae) Crown of Thorn Nama Umum: Bintang laut berduri, bulu seribu( jawa), lipan laut (sulawesi tengah)
Ciri-ciri:
Max length : 80.0 cm dengan 9-23 lengan. Warna bervariasi untuk Samudra hindia umumnya merah keunguan dan untuk Pasifik Barat abu-abu merah dan agak oranye. Badan atas ditutupi duri tajam yang beracun. Predatornya: kerang triton (Charonia tritonis), ikan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan napoleon (Cheilinus undulatus), ikan trigger (Balistoides viridescens). 1 ekor COT dapat mematikan karang 1 meter persegi karang/hari.
286
Habitat:
Daerah terumbu karang, mulai dari laguna dangkal hingga lereng karang. Range kedalaman 0 - 65 m
Distribusi:
Samudra Hindia umumnya berwarna keungaun hingga Sumatra dan Pasifik barat abu-abu merah oranye mulai dari indonesia tengah kearah timur.
Tipe pemakan:
Zoobenthos(cnidarians/polyp karang keras, brittle star/ echinoderms) dan tanaman ( bentik alga dan fitoplankton (diatom dan dinoflagelata)).
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Echinaster luzonicus (Echinasteridae) Orange sea star Nama Umum: l Ciri-ciri:S Diameter max 15 cm,
umumnya 5 lengan, mengkerucut dengan ujung tumpul. Warna bervariasi: merah muda-kuning, oranye, merah dan coklat.
Linckia laevigata (Ophidiasteridae) Blue linckia / blue star Nama Umum: Ciri-ciri: Diameter 30 cm, umumnya
5 lengan yang membulat. Umumnya biru namun ada, kuning, merah muda. Dibedakan dari Linkia purpurea dan
Linkia guildingi dari warna dan bentuk lebih pendek (lengan pendek dan ujung membulat tumpul)
Choriaster granulates (Oreasteridae) Cushion star/granular sea star Nama Umum: Bintang laut bantal Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5
lenganpendek tebal mengerucut bulat. Warna dasar pink, dengan kelompok papilla ditengahnya.
Timur-Fiji.
Echinaster callosus (Echinasteridae) warty starfish Nama Umum: Bintang laut benjol Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5
lengan ujung membulat. Warna dasar coklat denagn tuberkulum merah muda atau putih. Dikenali dari tuberkulum
besar dalam baris transversal, dan menyatu bersama-sama di ujung lengan untuk membuat sebuah garis. Habitat: Di daerah berpasir, rubble dan karang.Range kedalaman 0 - 30 m Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Afrika Timur - Jepang dan New Caledonia. Tipe Pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)
289
Culcita novaeguineae (Oreasteridae) Cushion star Nama Umum: Bintang laut bantal Ciri-ciri: Diameter max 40 cm, bentuk
pentagonal dengan lengan pendek. Warna sangat variasi:cokelat, merah, kuning, hijau, dengan piring dan tuberkulum kontras dibandingkan dasarnya. Habitat: Didaerah laguna, karang dangkal hingga lereng. Berasosiasi dengan udang komensal Periclimenes soror dan ikan komensal genus Carapus yang hidup di system pencernaan dan dapat keluar masuk melalui mulut Culcita. Range kedalaman 0-90 m. Distribusi: Indo-Psifik Barat. . Tipe Pemakan: Zoobnethos (cnidarians / polyp karang dan Bentik invertebrata)
TERIPANG
Sea cucumber/ Mentimun Laut
290
Thelenota ananas (Stichopodidae) Prickly redfish Nama Umum: Teripang durian Ciri-ciri: Panjang max 80 cm
(TL), berat 2,5 - 7 Kg. Kulit tebal 0,15 cm. Badan tegas, kaku, bagian perut rata. Spikula pada kulit berbentuk salib, berduri bercabang. Habitat: Daerah berpasir dan rubble di ekosistem terumbu karang, range kedalaman 0-30 m Distribusi: Indo-Pasifikc ex-
Habitat:
Di daerah karang dan berbatu di daerah rataan terumbu dan daerah subtidal yang terkena gelombang.saat di temukan pada kedalaman 5 m. Distribusi: Indo-Pasifik
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 291
Habitat:
Daerah terumbu karang, berbatu. Range kedalaman 0 - 25 m Distribusi: Indo-Pasifik kecuali Teluk Persia dan Hawai.
Stichopus chloronotus (Stichopodidae) Greenfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),
bobot hidup: 100-400 g. Dinding badan tebal 0,2 cm. Badan hitam kehijauan, kaku dengan bagian persegi empat, rata bagian perut (trivium); dinding tubuh mudah hancur air laut di luar. Terdapat banyak kulit menonjol mirip duri namun lembut dengan ujung oranye. Habitat: Daerah terumbu karang yang datar dengan substrat keras. Range kedalaman 0 - 15 m. Distribusi: Indo-Pasifik kecuali Teluk Persia dan Hawai. Tipe pemakan: Umumnya tanaman dan detritus
292
Habitat:
Daerah dasar berpasir di padang lamun dan terumbu karang, range 0 - 30 m
Distribusi:
Indo-Pasifik barat.
Tipe pemakan:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Pseudocholchirus violaceus (Cucumaridae) Sea apple cucumber Nama Umum: Apel laut Ciri-ciri:
Badan bersegi namunmembulat oval. Warna bervariasi merah , biru, kuning serta percampuran ketiganya. Mulut bertentakel yang berfungsi menangkap makanan. Dapat mengeluarkan racun dalam keadaan stres dan mati.
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 293
Distribusi:
Indonesia, Filipina, Australia,dll
Tipe pemakan:
Filter feeder (fitoplankton)
Habitat:
Daerah karang berbatu agak keruh dan terlindung dari gelombang. Range kedalaman 1-15 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 294
Pentacta quadrangularis (Cucumaridae) Pink sea cucumber Nama Umum: Teripang merah Ciri-ciri:
Panjang 17 cm, Badan pink kemerahan dengan mulut bertentakel panjang yang berfungsi menangkap makanan.
Habitat:
Daerah yang kaya plankton dan semi terlindung dari arus dan gelombang. Saat ditemukan kedlaman max 15 m.
Distribusi:
Indo-pasifik
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
Stichopus variegatus (Stichopodidae) Curryfish Nama Umum: Teripang gama Ciri-ciri: Panjang max 90 cm (TL),
berat 1-2,5 Kg, dinding badan tebal 0,8 cm. Badan berwarna kuning kecoklatan dengan banyak lekuk tubuh.Terdapat bintik hitam terdapat simbion ikan yang hidup di dalam rongga pencernaan. Habitat: Di daerah berpasir dan rubble berpasir. Range 0-25 m. Distribusi: Indo-Pacific kecuali Hawai Tipe pemakan: Detritus /Grazes partikel organik
Habitat:
Didaerah berpasir dan rubble
Distribusi:
Indonesia (Sulawesi, NTT) daerah lain belum ada informasi.
Tipe pemakan:
Plankton (filter feeder)
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
NUDIBRANCHIA
Kelinci laut
296
Habitat:
Daerah terumbu karang hingga lereng karang.
Distribusi:
Western Central Pacific.
Tipe Pemakan:
Zoobenthos (spons).
Habitat:
Daerah terumbu karang di laguna hingga lereng karang, range kedalaman 15 - 30 m
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Malaysia Kep. Marshall.
297
Habitat:
Daerah karang berpasir
Distribusi:
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya
298
Habitat:
Habitat terumbu karang dan substrat pasir.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika, Indonesia - Fiji dan Tonga.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya
Tipe pemakan:
Zoobenthos (Spons dan tunikata)
Habitat:
Daerah terumbu karang berpasir.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: afrika Selatan Oman, India-hongkong dan Indonesia.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya 299
Tipe pemakan:
Zoobenthos(spons dari genus
Habitat:
Subtidal, biasa di daerah dekat dasar di lereng karang. Range kedalaman 1-4 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika, Indonesia, Filipina - Hawaii.
Habitat:
Daerah terumbu karang dangkal dan rubble. Range kedalaman 115m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Zoobenthos (spons)
300
Habitat:
Daerah terumbu karang dangkal. Pergerakan sangat lambat. Range kedalaman 10-20 m.
Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Indo-Pasifik
Habitat:
Di daerah karang dangkal dan aktif dimalam hari.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Filipina, Indonesia dan Fiji
Tipe pemakan:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 301
Pteraeolidia ianthina (Facelinidae ) Blue Dragon nudibranch Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),
jenis ini telah mengembangkan simbion mutualistik zooxanthellae dalam badannya. Zooxanthellae berkembang terlindung dan ketika mereka mengkonversi energi matahari menjadi gula dapat digunakan oleh nudibranchia tersebut. Juvenile berwarna putih dan zooxanthellae blom dimanfaatkan sebagai penghasil energy sendiri. Habitat: Terumbu karang kaya hydroid. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika timur, Laut arab - Australia, Jepang, Hawaii, New South Wales dan Indonesia. Tipe pemakan: Zoobenthos (hydroid) dan gula dari Zooxanthellae.
SPONS
Sponge/Porifera
Xestospongia testudinaria (Petrosiidae) Barrel sponge Nama Umum: Spons gentong Ciri-ciri: Sangat mirip dengan X. muta dari
Karibia baik morfologi, spikula, dll yang dibedakan dari zat kimia yang terkandung didalamnya. Habitat: Umumnya di daerah terumbu karang yang agak dalam. Distribusi: Indo-Pasifik Barat. Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
302
Aaptos sp. (Suberitidae) Nama Umum: Spons kunyit Ciri-ciri: Warna untuk di daerah terpapar
matahari coklat gelap sedangkan di daerah goa berwarna kuning cerah. Makanan penyu Eretmochelys imbricata. Habitat: Di daerah perairan karang dangkal dan laguna. Distribusi: Perairan trumbu karang Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Perairan karang dan umumnya di jumpai di lereng karang yang tenang dan agak keruh.
Distribusi:
Western Central Pasifik: Perairan Indonesia Tipe pemakan: Filter feeder
Habitat:
Perairan karang dan biasanya dijumpai di lereng karang dan
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia. Tipe pemakan: Filter feeder
304
Diameter max 12 cm. Bentuk seperti bola golf, berwarna kuning dan kuning kecoklatan dengan banyak lobang di sekitarnya dan di tengah atas lubang lebih besar, spikul tajam. Habitat: Daerah terumbu karang yang agak tenang dan terlindung. Distribusi: Indo-Pasifik barat Tipe pemakan: Filter feeder
Habitat:
Daerah terumbu karang
Distribusi:
Perairan Indonesia
Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan 305
Habitat:
Perairan trumbu karang dimana banyak partikel yang terbawa arus.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Filter feeder
Habitat:
Perairan terumbu karang dengan kondisi yang jernih.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat
Tipe pemakan:
Filter feeder
306
Habitat:
Perairan terumbu karang, menempel di substrat keras, kadang di dalam goa-goa karang.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia. Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Perairan terumbu karang, menempel pada substrat keras.
Distribusi:
Perairan Komodo, NTT
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
Tipe pemakan:
Filter feeder
307
Habitat:
Daerah Terumbu karang yang jernih denagn banyak intensitas matahari.
Distribusi:
Perairan Indonesia
Tipe pemakan:
Filter feeder
Habitat:
Perairan terumbu karang, umumnya agak dalam. Range kedalaman 8-60 m.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan:
Filter feeder
Habitat:
Perairan terumbu karang dangkal, bias berdekatan dengan karang jenis tabulate.
Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.
Tipe pemakan:
Filter feeder
CLAMS/KERANG
Tridacna squamosa (Tridacnaeidae) Fluted giant clam Nama Umum: Kima Ciri-ciri:
Panjang max: 40.0 cm (diameter cangkang),
Habitat:
Perairan terumbu karang, tinggal di dasar menetap, range kedalaman 3 35 m. Distribusi: Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
309
Tridacna maxima (Tridacnaeidae) Elongate giant clam Nama Umum: Kima Ciri-ciri:
Panjang saat ditemukan 35 cm (diameter cangkang)
Habitat:
Menetap di substrat dasar dan biasa di temukan di daerah intertidal di area terumbu karang. Range kedalaman 0-35 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Daerah terumbu karang dengan substrat keras untuk menempel,range kedalaman 0 - 50 m
Distribusi:
Indo-Pasifik: Afrika Timur - Polynesia, Jepang - Australia.
Tipe pemakan:
Penyaring plankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan 310
Pinctada margaritifera Pacific pearl-oyster Nama Umum: Kerang mutiara Ciri-ciri: Cangkang agak tebal dan
besar (mencapai 25 cm), Luar permukaan katup terdapat duri-sisi sejajar dan diratakan dengan ujung runcing atau membulat; duri relatif datar pada permukaan katup. Warna: luar cangkang cokelat keabu -abuan atau hijau untuk hampir hitam. Dalam wilayah nacreous keperakan, dengan warna yang lebih gelap dan warna merah dan hijau di perbatasan. Habitat: Didaerah rubble, pasir, daerah garden eel dan tanaman laut. Sessile; kisaran kedalaman 0-40 m Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Polynesia.
Habitat:
Rubble di daerah terumbu karang.
Distribusi:
Indo-PAsifik Barat: Indonesia, Mauritius dan Reunion.
Cypraea tigris (Cypraeidae) Tiger cowrie Nama Umum: Kerang bintik Ciri-ciri:
Panjang max : 16.0 cm (diameter bukaan cangkang), bnayak terdapat spot hitam di cangkang dan sangat mudah dikenali dari ciri fisiknya.
Habitat:
Berasosiasi di daerah terumbu karang, umumnya terlihat diperairan dangkal, range kedalaman 0 - 30 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Perairan terumbu karang dan di dasar karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
Habitat:
Di daerah terumbu karang, biasa di temukan di bawah / disekitar karang mati dan di daerah subtidal. Range kedalaman 0 - 5 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik: Barat Indonesia hingga baratPolynesia; utara-selatan Jepang, selatan - utara Queensland dan New Caledonia.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Perairan terumbu karang dan di dasar karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Tasrif kartawijaya 313
Habitat:
Perairan terumbu karang dan biasanya berada di sela-sela karang mengebor.
Distribusi:
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif kartawijaya
Indo-Pasifik Barat.
Subergorgia mollis (Subergorgiidae) Gorgonian fan Nama Umum: Akar bahar Ciri-ciri:
Warna umumnya krem dengan bentuk kipas lebar sekitar 250 cm. Tulang yang menyerupai daun tebal ditengahnya.
Habitat:
Berasosiasi diperairan terumbu karang agak dalam, range kedalaman 3 - 8 m. Distribusi: Western Central Pacific
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan 314
Habitat:
Perairan terumbu karang di daerah lereng karang yang agak dalam. Distribusi: Indo-Pasifik Barat
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Berasosiasi dengan terumbu karang dalam. Biasa di daerah dorp off dengan substrat berbatu.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat
Habitat:
Di daerah turumbu karang di tubir dan lereng karang serta di karang terjal. Kadang berada di daerah substrat berbatu. Range kedalaman 3 - 8 m.
Distribusi:
Western Central Pacific.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
316
CRUSTACEA
Panulirus versicolor (Palinuridae) Painted spiny lobster Nama Umum: Lobster mutiara Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), pangkal antenna pink dengan bdan hijau gelap dengan strip putih. Kepala berduri hitam. Habitat: Di daerah sublitoral (karang, daerah pecah gelombang) bersembunyi di celah dan goa karang dan batu. Nocturnal, range kedalaman 1-15 m. Distribusi: Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
317
Odontodactylus scyllarus Reef odontodactylid mantis shrimp Nama Umum: Udang pletek / udang mantis Ciri-ciri: Panjang max 17 cm
(TL), jenis stomatopoda yang paling cemerlang dengan uropods biru dan setae merah. Habitat: Hidup di celah dan lubang di dekat terumbu karang dangkal dan rubble area. Aktif siang, range kedalaman 2-36 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea)
Habitat:
Bersimbiosis dengan anemone dan tinggal di Anemone.
Distribusi:
Indo-Pasifik
318
Habitat:
Bersimbion dengan teripang.
319
Badan putih dengan bintik hitam halus menyebar merata di punggung, pangkal kaki dan capit serta ujung capit besarnya..
Habitat:
Tinggal menetap di tentakel anemone.
Distribusi:
Samudra Hindia dan Indo-Pasifik Barat.
ASCIDIAN
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasa, range kedalaman 7 - 20 m.
Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
320
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar, range kedalaman 3 - 20 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Bunaken, Sulut Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar, range kedalaman 7 - 13 m.
Distribusi: Indo-Pasifik.
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar, range kedalaman 3 - 30 m.
Cerianthus filiformis (Cerianthidae) Tube anemone Nama umum: Anemon tabung Ciri-ciri:
Soliter, jenis ini berwarna oranye dan ada pula yang putih transparan, badan memiliki bentuk seperti tabung silinder yang terkubur dalam substrat.
322
Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
Distribusi:
Indo-West Pasifik
Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar berpasir atau rubble, kedalaman saat di foto 8 m.
Distribusi:
Western Central Pacific: Great Barrier Reef dan Indonesia
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 323
Habitat:
Perairan terumbu karang agak dalam. Umumnya didaerah drop off serta di lereng karang dalam.
Distribusi: Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
SEPHIA/SOTONG
Sephia latimanus (Sepiidae) Broadclub cuttlefish Nama Umum: Sotong Gajah Ciri-ciri: Panjang max: 120
cm, dapat berubah wrna dalam keadaan terancam serta dapat mengeluarkan tinta. Habitat: Indo-Pasifik Barat: Afrika Timur - Kep. Hawaii. Distribusi: Tropical; 33N 31S, 31E - 152W .
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
324
Sephia apama (Sepiidae) Australian Giant cuttlefish Nama Umum: Sotong Ciri-ciri: Dapat melakukan
perubahan warna seperti substrat dalam keadaan terancam serta dapat mengeluarkan tinta. Habitat: Indo-Pasifik Distribusi: Western Central Pacific: Australia dan Indonesia
OCTOPUS/GURITA
325
Octopus cyanea Foto by Fakhrizal Setiawan (Octopodidae) Nama Umum: Gurita Ciri-ciri: Panjang max: 120 cm, tentakel panjang, dapat mimikri sesuai habitat dan
substartnya. Memiliki paruh yang kuat untuk menghancurkan mangsa. Habitat: Tropical; 33N - 31S, 31E - 152W Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Afrika timur - Kep. Hawaii. Tipe pemakan: Bentik krustacea (kepiting)
POLYCHAETA
Christmas worms
326
Habitat:
Biasanya tinggal mengebor di karang massive, saat larva hidup sebagai plankton selama 9-12 hari. Distribusi: Atlantic, Indo-Pasifik, Mediterannean dan Karibia.
KARANG LUNAK
Soft corals
Habitat:
327 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
Beberapa jenis tumbuh terekspos bebas dan banyak juga yang di dalam gua dan daerah terlindung.
Distribusi:
Indo-Pasifik barat, Laut Merah, Afrika Timur-Jepang, Filipina, Polynesia, Indonesia.
Tipe pemakan:
Tidak mengandung alga zooxanthellae simbiotik. Oleh karena itu, makanan berasal dari mikro-plankton dan bahan organic terlarut.
Crinoidea
Feather Star
Habitat:
Biasa bergantung pada karang, batu atau gorgonian. Menyukai daerah terumbu karang yang berarus.
329
Distribusi:
Timur Samudra Hindia Kep. Marshall.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Biasa ditemukan di tubir karang baik disiang maupun malam hari.
Distribusi:
Perairan Indonesia, Kep. Marshall, Sri Lanka, Australia dan Filipina.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
Hydrozoa
Jelatang Laut
Habitat:
Biasa ditemukan di aderah etrumbu karang yang jernih an terlindung.
Distribusi:
Indo-Pasifik
330 Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
Habitat:
Perairan terumbu karang yang tenang dan kadang tersembunyi di bawah karang.
Distribusi:
Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan
331
Daftar Pustaka
Allen, G.R. and R. Steene. 1999. Indo Pacific Coral Reef Field Guide. Tropical Reef Research. Singapore. Bass, DK and IR Miller (1998). Crown-of-Thorns Starfish and Coral Surveys Using the Manta Tow and Scuba SearchTechniques. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef. Standard Operations Procedure Number 1,www.aims.gov.au/pages/research/reefmonitoring/methods.html. Bohnsack, JA and SP Bannerot (1986). A Stationary Visual Census Technique for Quantitatively Assessing Community Structure of Coral Reef Fishes. NOAA Technical Report NMFS 41: 1-15. Brock, RE (1982). A Critique of the Visual Census Method for Assessing Coral Reef Fish Populations. Bulletin of Marine Science 18: 297-276. Brock, VE (1954). A Preliminary Report on a Method of Estimating Reef Fish Populations. Journal of Wildlife Management 18: 297-308. Brown, E, E Cox, BN Tissot, K Rodgers, W Smith, P Jokiel and S Coles (2000). Evaluation of Benthic SamplingMethods Considered for the Coral Reef Assessment and Monitoring Program (CRAMP) in Hawaii, http://cramp.wcc.hawaii.edu/overview/3._methods. Carleton, JH and TJ Done (1995). Quantitative Video Sampling of Coal Reef Benthos: Large Scale Application. CoralnReefs 14; 35-46. Choat, JH and DR Bellwood (1985). Interactions Amongst Herbivorous Fishes on a Coral Reef: Influence of Spatial Variation. Marine Biology 89: 221-234. Colin, P.L., and C. Arneson. 1995. Tropical Pacific Invertebrate, A Field Guide to Marine Invertebrates Occurring on Tropical Pacific Coral Reefs, Seagrass Beds and Mangroves. Coral Reef Press, Beverly Hills, C.A., USA Colin, PL, YJ Sadovy and ML Domeier (2003). Manual for the Study and Conservation of Reef Fish Spawning Aggregations, Society for the Conservation of Reef Fish Aggregations Special Publication No. 1 (Version 1.0).
Crosby, MP and ES Reese (1996). A Manual for Monitoring Coral Reefs with Indicator Species: Butterflyfishes as Indicators of Change on Indo-Pacific Reefs. Silver Spring, MD, Office of Ocean and Coastal ResourceManagement, National Oceanic and Atmospheric Administration: pp. 45. Domeier, ML, PL Colin, TJ Donaldson, WD Heyman, JS Pet, M Russell, Y Sadavoy, MA Samoilys, A Smith, BM Yeeting and S Smith (2002). Transforming Coral Reef Conservation: Reef Fish Spawning AggregationsComponent. Working Group Report: pp. 85. Donnelly, R, D Neville and PJ Mous, Eds. (2003). Report on a Rapid Ecological Assessment of the Raja Ampat Islands, Papua, Eastern Indonesia, held October 30 - November 22, 2002, The Nature Conservancy Southeast Asia Center for Marine Protected Areas, Sanur, Bali Indonesia: pp. 249, www.komodonationalpark.org Downing, JA and MR Anderson (1985). Estimating the Standing Biomass of Aquatic Macrophytes. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Science 42: 1860-1869. English, S, C Wilkinson and V Baker (1997). Survey Manual for Tropical Marine Resources. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 378 Green, AL (1996a). Spatial, Temporal and Ontogenetic Patterns of Habitat Use by Coral Reef Fishes (Family Labridae). Marine Ecology Progress Series 133: 1-11. Halford, AR and AA Thompson (1994). Visual Census Surveys of Reef Fish. Standard Operational Procedure Number 3. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef. Townsville, Australian Institute of Marine Science. Townsville Australia: pp 22, http:// www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/mon-sop3/fishsop.pdf Hill and Wilkinson (2004). Methods for Ecological Monitoring of Coral Reef. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 63-94 Hodgson, G (2003). Reef Check Instruction Manual, Reef Check Foundation, http:// www.reefcheck.org/infocenter/publications.asp Jones, RS and MJ Thompson (1978). Comparison of Florida Reef Fish Assemblages Using a Rapid Visual Technique.Bulletin of Marine Science 28: 159-172.
Kimmel, JJ (1985). A New Species-Time Method for Visual Assessment of Fishes and Its Comparison withEstablished Methods. Environmental Biology of Fishes 12: pp. 23-32. Lincoln-Smith, MP, J Bell, P Ramohia and KA Pitt (2001). Testing the Use of Marine Protected Areas to Restore and Manage Tropical Multispecies Invertebrate Fisheries at the Arnavon Islands, Solomon Islands: Termination Report. Great Barrier Reef Marine Park Authority Research Publication No. 69; ACIAR Project No. FIS/1994/117; ICLARMN Contribution No. 1609: pp. 72. Maragos, J and D Gulko (2002). Coral Reef Ecosystems of the Northwestern Hawaiian Islands: Interim ResultsEmphasizing the 2000 Surveys. U.S. Fish and Wildlife Service and the Hawaii Department of Land andNatural Resources. Honolulu, Hawaii. www.hawaii.edu/ssri/hcri/files/nwhi_report_1of4.pdf Meester, GA, JS Ault and JA Bohnsack (1999). Visual Censusing and the Extraction of Average Length as a Biological Indicator of Stock Health. Naturalista sicil XX111 (Suppl.)(205222). Obura and Grimsditch (2008). Ressilience Assessment of Coral Reef. IUCN CCCR Resilience Assessment Protocol. IUCN The International Union for the Conservation of Nature Global Marine Program.Rue Mauverney 28, 1196 Gland, Switzerland. Pp. 21-25 Oxley, WG (1997). Sampling Design and Monitoring. In: English et al, Survey Manual for Tropical Marine Resources.Townsville, Australian Institute of Marine Science: pp. 307-326. Rogers, CS and J Miller (1999). Coral Bleaching, Hurricane Damage, and Benthic Cover on Coral Reefs in St John, U.S. Virgin Islands: A Comparison of Surveys with the Chain Transect Method and Videography. Proceedingsof the International Conference on Scientific Aspects of Coral Reef Assessment, Monitoring and Restoration. Bulletin of Marine Science 69: 459-470. Russ, GR (1996). Do Marine Reserves Export Adult Fish Biomass? Evidence from Apo Island, Central Philippines.Marine Ecology Progress Series 132: 1-9. Russ, GR (2002). Marine Reserves as Reef Fisheries Management Tools: Yet Another Review. San Diego, AcademicPress. pp. 421-443. Russ, GR and AC Alcala (1996). Marine Reserves: Rates and Patterns of Recover and Decline in Abundance of Large Predatory Fish. Ecological Applications 6: 947-961.
Russ, GR and JH Choat (1988). Reef Resources: Survey Techniques and Methods of Study, South PacificCommission/Inshore Fishery Research/WP.10. Sale, PF and BJ Sharp (1983). Correction for Bias in Visual Transect Censuses of Coral Reef Fishes. Coral Reefs 2:37-42. Samoilys, MA (1997). Manual for Assessing Fish Stocks on Pacific Coral Reefs, Department of Primary Industries,Queensland. Tomkins, PA, DK Bass, DA Ryan and H Sweatman (1999). Video Identification of Benthic Organisms: How AccurateIs It? Proceedings of the International Conference on Science. Aspects of coral reef assessment and monitoring, and rest., April 14-16, 1999, Ft Lauderdale, FL. Vogt, H, ARF Montebon and MLR Alcala (1997). Underwater Video Sampling: An Effective Method for Coral Reef Surveys? Proceedings, 8th Inte4444ernational Coral Reef Symposium, Smithsonian Tropical Research Institute,Panama: 2, pp. 1447-1452 Wilkinson, C, A Green, J Almany and S Dionne (2003). Monitoring Coral Reef Marine Protected Areas. A Practical Guide on How Monitoring Can Support Effective Management of MPAs. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science and the IUCN Marine Program: pp. 68 Www.fishbase.org Www.sealifebase.org Www.seadb.net
DAFTAR ISTILAH
Antopogenik Bentik invertebrata Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan Mahluk invrtebrata (tanpa tulang punggung) yang hidup di dasar perairan Teman/mitra selam Bangsa hewan yang memiliki kaki di kepala seperti: cumi-cumi, gurita dan sotong Filum yang memiliki cirri sel penyengat Subkelas dari filum crustacean yang merupakan sumber protein karena umumnya plankton dan benthos Partikel organic yang tidak hidup berasal dari mahluk hidup yang terurai. Filum yang termasuk teripang, Bintang laut, dll Jenis moluska yang berjalan dengan kaki perut (Contohnya siput) Fase biota saat masih muda dan belom dewasa Filum untuk biota sebangsa udang, kepiting Daerah agak dalam sebelum batas karang Filum untuk biota yang berbadan lunak biasanya dilindungi oleh cangkang keras Biota yang aktif di malam hari Sebutan untuk area terumbu karang yang mengelompok-mengelompok yang dipisahkan dengan dasar pasir atau batu
Buddy Cephalophoda
Cnidaria Copepoda
Detritus
Echinodermata Gastropoda
Polychaeta
adalah kelas cacing annelida yang umumnya hidup di air. Istilah untuk oragn tubunh yang menonjol dalam kasus ini adalah duri tumpul dari genus Protoreaster Area yang berada di lereng terumbu karang Patahan-patahan karang yang sudah mati Kumpulan ikan dalam jumlah besar Menyendiri (ada sebagian ikan yang lebih menyukai hidup sendiri dan hanya berpasangan saat mau memijah) Struktur rangka spons yang tersusun dari kalsium Hewan yang hidup di dasar perairan Hewan yang berukuran kecil yang hidupnya terbawa arus di kolom perairan
Tuberkulum
Chaetodon guttatissimus Chaetodon kleinii Chaetodon lunula Chaetodon lunulatus Chaetodon melannotus Chaetodon meyeri Chaetodon octofasciatus Chaetodon rafflesi Chaetodon speculum Chaetodon triangulum Chaetodon trifascialis Chaetodon trifasciatus Chaetodon vagabundus Chaetodontoplus mesoleucus Chantigaster valentini Cheilinus chlorurus Cheilinus fasciatus Cheilinus trilobatus Cheilinus undulatus Cheilodipterus artus Cheilodipterus isostigmus Cheilodipterus macrodon Chelmon rostratus Chlorurus microrhinos Chlorurus sordidus Chromis atripectoralis Chromis atripes Chromis dimidiata Chromis ternatensis Chromis viridis Chrysiptera oxycephala Chrysiptera rex Chrysiptera rolandi
78 77 88 76 80 79 73 77 84 75 75 76 79 172 262 116 115 116 113 47 48 49 82 217 219 194 195 193 195 194 191 197 197
Chrysiptera sp. Chrysiptera springeri Chrysiptera talboti Chrysiptera unimaculata Cirrhilabrus solorensis (Inisial fase) Coradion chrysozonus Coris batuensis Corythoichthys haematopterus Cromileptes altivelis Ctenochaetus binotatus Ctenochaetus cyanocheilus Ctenochaetus striatus Dascyllus aruanus Dascyllus reticulatus Dascyllus trimaculatus Diagramma sp. Diodon hystrix Diodon liturosus Dischistodus melanotus Dischistodus perspicillatus Dischistodus prosopotaenia Dunckerocampus dactyliophorus Epibulus insidiator Epinephelus coeruleopunctatus Epinephelus fasciatus Epinephelus mera Epinephelus ongus Epinephelus quoyanus Escenious sp. Fistularia commersonii Forcipiger longirostris Genicanthus Lamarck Gnathodentex aureolineatus
193 196 192 192 124 81 122 252 232 37 38 38 198 198 199 105 261 260 190 191 190 251 117 235 236 237 238 239 58 98 83 171 129
Gomphosus varius Gymnothorax flavimarginatus Gymnothorax isingteena Gymnothorax javanicus Halichoeres chloropterus Halichoeres hotulanus Halichoeres leucurus Halichoeres marginatus Halichoeres melanochir Halichoeres richmondi (Inisial Fase) Halichoeres vroliki Hemiglyphidodon plagiometopon Hemigymnus fasciatus (juv) Hemitaurichthys polylepis Hemitaurichthys zoster Heniochus acuminatus Heniochus diphreutes Heniochus pleurotaenia Heniochus varius Istigobius rigilius Kyphosus bigibbus Labricanus cyclophthalmus Labrichthys unilineatus Labroides bicolor Labroides dimidiatus Lethrinus erythropterus Lethrinus harak Lutjanus biguttatus Lutjanus decussatus Lutjanus kasmira Lutjanus monostigma Lutjanus sebae Melichthys indicus
115 141 143 141 120 118 119 121 120 121 119 203 125 85 85 86 86 87 87 101 111 214 124 123 123 128 128 132 132 133 133 134 56
Monotaxis grandoculis Mulloidichthys vanicolensis Myripristis hexagona Myripristis murdjan Myripristis violacea Naso lituratus Naso vlamingii Neoglyphidodon melas (Juvenil) Neoglyphidodon nigroris Neoniphon sammara Neopomacentrus anabatoides Neopomacentrus azysron Ostracion cubicus (Juv) Ostracion meleagris Oxycheilinus digrammus Oxymonacanthus longirostris Paracanthurus hepatus Parachaetodon ocellatus Paracirhites forsteri Paracirrhites arcatus Parapercis hexophtalma Parapercis millipunctata Parapercis sp. Parapercis tetracantha Parupeneus barberinus Parupeneus bifasciatus Parupeneus cyclostomus Parupeneus macronemus Parupeneus trifasciatus Pempheris vanicolensis Pentapodus aureofasciatus Pentapodus trivittatus Platax pinnatus
130 147 109 109 108 39 39 208 200 107 202 202 154 154 114 139 35 81 91 90 158 161 160 159 145 146 147 145 146 156 150 150 95
Platax teira Plectorhinchus chaetodontoides Plectorhinchus polytaenia Plectorhinchus vittatus Plectroglyphidodon dicki Plectroglyphidodon lacrymatus Plectroglyphidodon leucozonus Plotosus lineatus Pomacanthus imperator Pomacanthus navarchus Pomacanthus semicirculatus Pomacanthus sexfasciatus Pomacentrus alexanderae Pomacentrus amboinensis Pomacentrus auriventris Pomacentrus burroughi Pomacentrus chrysurus Pomacentrus cuneatus Pomacentrus moluccensis Pomacentrus philippinus Premnas biaculeatus Priacanthus hamrur Pseudanthias squamipinnis Pseudocheilinus hexataenia Pseudochromis perspicillatus Pseudochromis splendens Pterapogon kauderni Pterocaesio tile Pterois antennata Pterois muricata Pterois volitans Pygoplites diacanthus Rhinobatus typus
96 105 104 103 204 204 201 165 170 170 168 169 207 206 196 205 205 206 207 208 180 210 227 126 212 213 50 62 222 223 223 167 69
Rhinomuraenia quaesita Sargocentron caudimaculatum Sargocentron rubrum Saurida nebulosa Scarus ghoban (Inisial fase) Scarus niger Scarus quoyi Scolopsis binileata Scolopsis lineata Scolopsis margaritifera Scorpaenopsis macrochir Scorpaenopsis oxycephala Siganus guttatus Siganus magnificus Siganus puellus Siganus virgatus Siganus vulpinus Solenostomus paradoxus Sphaeramia nematoptera Sphyraena flavicauda Stegostoma fasciatum (juv) Stethojulis trilineata Sufflamen chrysopterus Synodus variegatus Taeniura lymma Upeneus tragula Zanclus cornutus
142 108 107 255 218 219 220 151 151 152 225 224 241 245 243 242 244 249 47 247 68 122 56 254 93 148 264
Pinctada margaritifera Plakortis lita Plumularia sp. Polycarpa aurata Protoreaster nodosus Pseudocholchirus violaceus Pteraeolidia ianthina Sephia apama Sephia latimanus Sertularia sp. Spirobranchus giganteus Stichopus chloronotus Stichopus variegatus Subergorgia mollis Tambja morosa Thelenota ananas Theonella sp. Toxopneustes pileolus Tridacna maxima Tridacna squamosa Turbo petholatus Xestospongia testudinaria
310 306 330 320 283 293 301 324 324 330 326 292 295 314 299 290 305 281 309 309 313 302
Semoga dengan buku ini menambah kecintaan kita akan dunia kelautan khususnya ekosistem terumbu karang. Foto-foto yang diambil semuanya di Indonesia mulai dari Pulau Weh dan Kep. Banyak di Provinsi Aceh, TN. Karimunjawa di Jawa Tengah, TN. Komodo di NTT, TN. Bunaken dan Selat lembeh di Sulawesi Utara dan Kep. Kayoa di Maluku Utara.