You are on page 1of 350

Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata laut

Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya

Panduan Lapangan

Oleh: Fakhrizal Setiawan

Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata Laut


Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya

Oleh: Fakhrizal Setiawan

UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada ALLAH SWT atas berkat dan izinNyalah buku Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata Laut dapat diselesaikan. Penulis juga berterimakasih terhadap Fisheries Diving Club (FDC-IPB) karena di FDC lah penulis mengenyam ilmu selam dan belajar identifikasi ikan karang untuk pertama kalinya serta Ilmu Dan Teknologi Kelautan IPB dimana penulis menyelesaikan jenjang strata satu dan banyak memahami tentang dunia kelautan. Penulis juga sangat berterimakasih terhadap Wildlife Conservation Society (WCSIP) karena foto-foto yang diambil menggunakan kamera dari Marine Program. Buku ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena kualitas dan jumlah stok foto yang sangat minim dan keterbatasan lainnya. Penulis juga berterimakasih kepada Mas Rizya Legawa Ardiwijaya selaku program manager WCS-IP Marine Program yang mensuport serta contributor foto,begitu juga Bang Tasrif Kartawijaya, Rian Prasetia dan Bang Yudi Herdiana, Mba Shinta T. Pardede dan Efin Muttaqien. Ucapan terimakasih juga kepada Mba Shinta T. Pardede yang mau menjadi editor serta ..yang bersedia menjadi sponsor untuk mencetak buku ini. Ucapan terimakasih juga kepada teman-teman di Lapangan baik di Pulau Weh (ODC, Rubiah tirta Divers,WCS sabang), Karimunjawa (staf TNKJ, MDC, WCS Karimunjawa), Labuan Bajo (Staf PNK dan kru Kapal) dan lainnya yang belum disebutkan untuk menemani hari-hari selama penyelaman. Penulis sengaja menggunakan bahasa Indonesia untuk mempermudah pembelajaran serta mengharapkan kedepannya banyak putra/putri Indonesia yang belajar dan meneliti sumberdaya hayati laut bumi pertiwi yang sangat kaya dan beranekaragam ini. Buku ini sengaja didesin sesederhana mungkin sehingga orang awam sekalipun dapat memahami isi dari buku ini. Keritik, saran dan koreksi sangat diharapkan untuk revisi dan kesempurnaan buku ini. Keritik, saran dan koreksi yang membangun dapat di alamatkan ke: setiawan.rizal@gmail.com atau ubun_ahead@yahoo.com.

Fakhrizal Setiawan Manado, Indonesia

Panduan Lapangan Identifikasi Ikan Karang Dan Invertebrata Laut


Dilengkapi dengan Metode Monitoringnya

TENTANG PENULIS
Penulis menamatkan jenjang S1 nya di Jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB tahun 2006. Penulis memulai karirnya di bidang ikan karang sejak di bangku kuliah dan bergabung Fisheries Diving Club (FDC-IPB). Setelah lulus kuliah, penulis bergabung dengan WCS Marine program hingga sekarang. Selama di WCS lah penulis banyak belajar dunia bawah air khususnya ikan karang. Penulis sekarang berdomisili di Manado dan tetap bekerja di WCS Indonesia Marine program, site Sulawesi Utara.

Editor: Shinta Trilestari Pardede Ilustrator: Fakhrizal Setiawan Foto credit: Fakhrizal Setiawan Rizya L. Ardiwijaya Tasrif Kartawijaya Rian Prasetia Yudi Herdiana Efin Muttaqien Shinta Trilestari Pardede

DAFTAR ISI
Bagaimana menggunakan buku ini .. Pendahuluan ... Monitoring ikan karang ..... Monitoring Invertebrata bentik non karang .... Acanthuridae 40 Pomacentridae Apogonidae 46 Priacanthidae Aulostomidae 56 Pseudochromidae Balistidae 58 Scaridae Blenidae 62 Scorpaenidae Caesionidae 64 Serranidae Carangidae 68 Siganidae Carchanidae 71 Sphyraenidae Centriscidae 75 Syngnathidae Chaetodontidae 77 Synodonthidae Cirrhitidae 94 Tetraodonthidae Dasyatidae 97 Zanclidae Ephippidae 99 Diademidae Fistularidae 102 Bintang laut Gobidae 104 Teripang Haemulidae 107 Nudibranchia Holocentridae 111 Spons Kyphosidae 115 Clams/kerang Labridae 117 Gorgonian Lethrinidae 132 Crustacea Lutjanidae 136 Ascidian Monacanthidae 139 Anemone Moorynidae 143 Sephia/sotong Mullidae 147 Octopus/gurita Nemipteridae 152 Ostracidae 156 Pempheridae 158 Pinguipedidae 160 Plesiopidae 165 Plotosidae 167 Pomacanthidae 169 iii iv 11 266 176 212 214 218 224 229 243 249 251 254 257 264 277 284 290 294 296 301 305 308 309 311 313 314

BAGAIMANA MENGGUNAKAN BUKU INI


Sewaktu kecil kita sering didengungkan akan lokasi Indonesia yang sangat stratergis yaitu diapit oleh 2 samudra yaitu Hindia dan Pasifik. Hal ini sangatlah masuk akal dikarenakan di Indonesialah terdapat percampuran biota laut dari kedua samudra tersebut. Dalam buku ini anda dapat melihat ikan ikan dari samudra Hindia dan Pasifik bertemu di Indonesia serta batas jenisnya yang tergantikan oleh saudaranya di Samudra lainnya. Buku ini merupakan panduan prkatis di lapangan bagi yang ingin belajar survey serta identifikasi ikan karang dan invertebrata bentik selain karang. Buku ini didesian sesederhana mungkin dan seinteraktif mungkin sehingga mengurangi kebosanan dalam mempelajarinya. Dibagian awalnya juga diterangkan mengenai metode-metode monitoring ikan karang dari seluruh dunia untuk memudahkan monitoring. Penggolongan ikan kedalam family di buku ini ditandai dengan warna sehingga memudahkan dalam pencariannya. Urutan family ikan juga berdasarkan alphabet meski kadang bentuk yang mirip namun nama familynya berbeda menyebabkan gambar menjadi sulit dibandingkan. Identifikasi dibuku ini menggunakan nama latin, nama inggris/ common name dan nama Indonesia. Selanjutanya ciri-ciri fisik, habitatnya, distribusinya dan terakhir makannnya. Salah satu kesulitannya yitu dalam pengumpulan materi adalah kurangnya informasi nama-nama lokal ikan di Indonesia dan perbedaan nama lokal untuk satu jenis ikan di beberapa lokasi namanya berbeda dan banyak. Umumnya nama lokal diberikan untuk level family dan bukan level species. Pewarnaan dalam tiap halaman yang berbeda untuk setiap family akan membantu menemukan species yang dicari dengan lebih mudah. Identifikasi ikan bersumber dari www.fishbase.org dan Allen, 2003. Identifikasi kelompok Buku ini terbagi kedalam dua kelompok yaitu Identifikasi ikan karang dang identifikasi invertebrata. Identifikasi ikan paling mudah dimulai dari bentuk tubuh dari sini dapat dikatehui identifikasi level Family. Penandaan Anatomi Identifikasi level ini sudah masuk kebagian species, namun sebelum masuk lebih jauh akan sedikit diulas bagaimana cara mengidentifikasi ikan karang secara lebih mudah. Kunci identifikasi ikan karang terdiri dari: Cara berenang Waktu aktifnya Bentuk sirip, baik sirip pectoral (dada), sirip anal(dekat dubur), dorsal (punggung) maupun ventral(Perut) Pola warna Ciri-ciri khusus lainnya, seperti organ tambahan, dll.

Anantomi ikan dan bagian-bagiannya. Panjang ikan berguna dalam mengkonversi dari panjang menjadi berat dimana nilai TL (total length), FL (fork length) dan SL (standar length) untuk nilai a dan b masing-masing berbeda. Rumus pengkonversi dari panjang menjadi berat adalah W= a x Lb Dimana: W = berat ikan dalam gram a dan b = konstanta laju pertumbuhan L (TL/SL/FL) = Panjang ikan

Pola, bentuk serta warna merupakan salah satu kunci identifikasi hingga tingkat species untuk ikan karang.

Organ Tambahan pada ikan sebagai salah satu kunci identifikasi

PENDAHULUAN
Ikan karang dan biota pengisinya merupakan jantung dan hatinya terumbu karang. Kehidupan di laut tidak akan berwarna-warni tanpa kehadiran biota-biota pengisinya yang beranekaragam serta umumnya memiliki warna-warna yang cerah. Sehingga menjaga jantungnya terumbu karang sudah sewajarnya kita sebagai manusia untuk melakukannya. Ikan karang merupakan salah satu komoditi unggulan perikanan serta akuarium laut maka dari itu pengawasan perlu dilakukan agar stok di alam masih dapat terjaga dengan lestari. Hal yang paling bisa kita lakukan adalah melakukan monitoring ikan karang untuk melihat perubahannya tiap tahun. Buku ini akan mengupas mengenai monitoring ikan karang dimana merupakan bidang keahlian khusus dikarenakan ikan umumnya bergerak cepat, pola yang mirip dengan keragamannya yang melimpah. Pengamat yang kurang berpengalaman sebaiknya menghitung target ikan lebih sedikit dari pengamat yang lebih berpengalaman. Cara terbaik untuk mengurangi variasi di daerah yang kompleks adalah melakukan perhitungan lebih terperinci, misalnya banyak mengambil sampel yang sedikit, daripada mencoba untuk meningkatkan ketepatan suatu jumlah yang besar (Bohnsack dan Bannerot 1986). Berlatih dan terus berlatih menemukan ikan baru merupakan salah satu cara untuk terus mengingat dan belajar identifikasi ikan meski itu merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Monitoring juga dapat dilakukan dengan menggunakan snorkeling meski scuba memungkinkan survei dilakukan pada kisaran lebih dalam dan banyak dari spesies lebih berlimpah pada perairan yang lebih dalam. Meskipun sulit untuk memperoleh informasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara tepat dari kelimpahan dan struktur ukuran populasi ikan, data kehadiran juga dapat bermanfaat untuk menentukan apakah ikan dapat bergerak jauh dari daerah asal ke tempat yang lebih baik. Dibagian kedua buku ini dibahas mengenai Invertebrata non karang dan dikupas sedikit mengenai metode dan identifikasinya meski bukan bidang yang dikuasaai oleh penulis. Diharapkan dengan membaca buku ini, akan menumbuhkan kesadaran akan ekosistem terumbu karang di Indonesia yang belum tentu banyak orang mengetahuinya. Penulis mengutip banyak dari Hill dan Wilkinson, 2004 tentang metode monitoring ekosistem terumbu kiarang. Semoga dengan buku ini memudahkan kita semua untuk belajar mengidentifikasi ikan karang dan biota invertebarta unik lainnya.

Monitoring Ikan Karang


Monitoring ikan karang di buku ini terfokus pada metode visual sensus dimana observer mencatat langsung ikan yang dia lihat. Metode ini merupakan metode paling ramah lingkungan karena menimbulkan efek merusak paling kecil dibandingkan metode lain. Namun baik tidaknya suatu metode monitoring secara visual tergantung kepada: Kemampuan penyelam dalam identifikasi ikan Kemampuan penglihatan penyelam ex; visibility air dan kondisi mata Skala spasial dari metode sampling terhadap tingkat gerakan ikan, atau ukuran area yang sedang dicatat dibandingkan dengan rentang pergerakan ikan Kisaran ecology species ikan yang berbeda yang sedang dicatat Ikan yang berenang cepat akan lebih mudah terlihat oleh seorang penyelam yang berenang perlahan Metode yang baik juga tergantung arah penelitian, akan seperti apa dan apa yang ingin kita ketahui dari masalah yang sedang kita teliti. Sehingga metode yang paling tepat dapat di gunakan untuk mencapai tingkat efisiensi di air dan data yang memadai. Kita mungkin menginginkan survei keanekaragaman jenis sebagai bagian dari studi baseline ketika memulai suatu program monitoring. Survei keanekaragaman jenis juga dapat membantu memutuskan spesies apa yang dapat dimasukkan ke dalam program monitoring. Pertanyaannya yang sering timbul: - Spesies ikan apa saja yang terdapat di site tersebut? - Kelimpahan spesies target kunci apakah dari site tersebut? Monitoring keanekaragaman ikan karang membutuhkan tingkat keahlian teknis yang tinggi, sebagai contoh yaitu dibutuhkan seorang ahli setiap taksonomi. Jika Anda tidak memiliki keahlian teknis, mungkin perlu untuk mendatangkan seorang ahli. Metode standar untuk keanekaragaman jenis telah dikembangkan dan digunakan oleh sejumlah organisasi non-pemerintah internasional (NGO) di dunia. Jenis metode sensus ikan yang ada saat ini: 1. Belt transek memberikan perkiraan keragaman dan mencakup wilayah besar per sensus (banyak digunakan untuk estimasi kelimpahan dan ukuran) 2. Stationery visual census terfokus pada kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran semua spesies di site (banyak digunakan pada terumbu karang yang mengelompok) 3. Plotless methods (sensus visual cepat) dilakukan dengan cara penyelam berenang secara acak dan menghitung ikan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang total kekayaan spesies.(Hill dan Wilkinson, 2004)

1. Manta Tow Ikan


Instansi yang menggunakan metode ini: NOAA Fisheries Pacific Islands Fisheries Science Center Coral Reef Ecosystem Division (CRED) Deskripsi Metode: Survei dimana penyelam ditarik melibatkan dua penyelam di belakang perahu pada kecepatan konstan (~ 1,5 knot). Setiap penyelam yang melakukan manuver terhubung ke perahu dengan tali dan ditarik dan dilengkapi dengan peralatan survei seperti digital kamera video. Survei manta tow ikan dapat digunakan untuk melakukan penilaian cepat dalam area terumbu karang yg luas dalam waktu singkat, yang dapat berguna ketika bekerja di lokasi terpencil. Dibandingkan dengan survei penyelaman umumnya, yang telah membatasi cakupan luasan, survei manta-tow lebih efektif dalam memperkirakan kelimpahan dan kepadatan ikan besar yang mobile. Kami merekomendasikan bahwa komponen video dalam metode ini hanya akan digunakan untuk penelitian dengan dana cukup untuk membeli dan memelihara peralatan. Pengelolaan dan pemantauan ditingkat masyarakat dapat menggunakan bagian dari metode visual ini untuk rapid survei atau ikan besar. Kami merekomendasikan bahwa tipe habitat juga dicatat selama survei visual dimana video tidak digunakan. Informasi yang diperoleh: - Ikan dengan panjang total lebih dari 50 cm selama in situ survey - Ikan dengan panjang total lebih dari 20 cm selama analisis video digital - klasifikasi habitat Ikan (zona fisiografi, tipe habitat dan sifat sugositasnya) - Keanekaragaman ikan (untuk ikan lebih besar dan mobile saja
peralatan lapangan: - 10 mm tambang towing dengan panjang 60 m; - Towboard dengan dipasang alat untuk meletak kan kamera dan lembar data dan pensil -kamera video digital; -Perekam temperature dan kedalaman(SBE39 misalnya); - jam waterproof yang memiliki stopwatch; - jam waterproof sebagai cadangan dan untuk memonitor waktu menyelam; - Depth gauge (e.g UWATEC); - Magnetic switch telegraph system untuk komunikasi antara penyelam dan orang dikapal - GPS dalam perahu (misalnya Garmin 76); - Echosounder di perahu untuk mempertahankan kedalaman towing konstan. Peralatan di kantor: - Video player dan kabel s-video; - Monitor resolusi tinggi; - ArcView GIS. Personel Lapangan: semakin baik jika ada dua tim sehingga tim permukaan dan tim menyelam dapat berganti personel pada akhir masingmasing survey. Personel di Kantor: Analis berpengalaman dalam identifikasi terumbu karang dan tingkat spesies ikan, serta memperkirakan ukuran kelas dan kelimpahan.
6

Prosedur Umum di Lapangan: Saat penyelam turun, GPS langsung mencatat koordinat di permukaan; Setelah penyelam mencapai dasar, mereka mulai berkoordinasi satu sama lain untuk memulai survey menggunakan sinyal tangan dan dengan tim di kapal menggunakan telegraf; Saat mulai survey langsung mengaktifkan stopwatch dan kamera, catat waktu di datasheet dan dihitung sejak survei berlangsung (jika kamera digunakan); Para pengemudi perahu mempertahankan kecepatan ~ 1,5 knot; arus dan kondisi laut mungkin memerlukan perubahan dalam kecepatan kapal; Penyelam dapat bermanuver di papan diatas 1 meter dari karang; Survei ini dibagi dalam 5 segmen menit, yang termasuk 1 menit lingkaran survey dan 4 menit transek. Selama survei lingkaran, semua ikan-ikan yang lebih besar dari 50 cm panjang totalnya dicatat dalam pengamatan 360 . Selama towsurvey, penyelam melihat ikan di dalam sabuk 5 m dan 10 m di depan; Pada akhir survey ini (50 menit, yang ' 2km), para penyelam diberi tanda dari tim di permukaan untuk naik dan memulai safety stop
7

Prosedur umum di kantor: 40% dari tape untuk ikan dengan panjang total 20-50 dan melihat 100% dari tape untuk ikan > 50 cm; Tape dilihat di 10 x 5 menit segmen dan ikan dicatat dalam sabuk lebar 10 m; Ikan diidentifikasi hingga tingkat spesies, dan dicatat ukuran kategorinya; Klasifikasi Habitat dan rugosity (sifat berkerut)diklasifikasi dari setiap segmen 1 menit. Keterbatasan: Memerlukan penyelam berpengalaman dan terlatih dalam bahaya yang spesifik dari manuver towboards; m peralatan Field ini mahal dan membutuhkan pemeliharaan rutin, sehingga metode ini hanya cocok untuk penelitian proyek dengan anggaran besar; mahal dan memakan waktu untuk menganalisis citra; Mengurangi bias Taksonomi dengan menganalisis gambar dibandingkan metode survey ikan biasanyai; m Ikan yg samar / cryptic dapat dengan mudah diabaikan. m

Keuntungan: Sebuah wilayah besar dicover dalam waktu singkat Ikan yg menempati habitat yang berbeda, misalnya karang patchy, pasir, daerah rubble dan transisi di antara mereka dapat diamati dalam satu tarikan; Dibandingkan dengan survei menyelam biasanya, yang telah membatasi cakupan spasial, survei mana-tow lebih efektif dalam memperkirakan kelimpahan dan kepadatan ikan besar yang mobile Ikan yang jarang atau tidak biasa dijumpai selama survei konvensional lebih cenderung ditemukan selama survei manta-tow karena wilayah yang lebih luas; Analisis video manta-tow menghasilkan penilaian yang lebih rinci dari ikan besar, termasuk kemampuan untuk menghitung jumlah individu lebih baik dalam schooling besar selama survei insitu Survey manta tow cocok untuk lokasi terpencil yang jarang dikunjungi Penyelam towed bisa mensurvey area yang tidak cocok bagi penyelam karena arus kuat,gelombang, atau kondisi yang buruk Penggunaan alternating permukaan dan tim menyelam meningkatkan survei per hari; m Sebuah rekaman visual dapat diarsipkan(di re-sampel atau di re-analisis). Video ini juga berguna untuk menggambarkan karakteristik bentik yaitu zona fisiografi, tipe habitat dan sifat rugosity Sebuah penerima GPS pada kapal penarik memungkinkan geo-referensi track survey , menghubungkan image di lokasi. Bidang pelatihan yang dibutuhkan: - Penyelam terlatih dalam menggunakan towboards - Mengoperasikan kapal kecil, GPS, video digital - Ukuran estimasi ikan dan buku identifikai spesies ikan - Software ArcView GIS Informasi lebih lanjuti: Ed Demartini, Edward.DeMartini @ noaa.gov; Stephani Holzwarth, Stephani.Holzwarth @ noaa.gov; Joseph Laughlin, Joseph.Laughlin @ noaa.gov; atau Brian Zgliczynski, Brian.Zgliczynski @ noaa.gov Referensi: www.crei.nmfs.hawaii.edu / eko / tow_board.html code 1 2 3 4 5 Panjang kelas (cm) 20 - 34 35 - 49 50 - 74 75 - 99 100 - 149 code 6 7 8 9 Panjang kelas (cm) 150 - 199 200 - 249 250 - 299 > 300

2. Fish Roving Diver Technique


Instansi yang menggunakan metode ini: Reef Education and Environmental Foundation (REEF); Atlantic and Gulf Rapid Reef Assessment (AGRRA); Mesoamerican Barrier Reef System Synoptic Monitoring Program (MBRS SMP); Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP). Informasi yang diperoleh: Informasi tentang kelimpahan dari semua spesies ikan dan disajikan sebagai indeks kelimpahan log10 Jenis kehadiran / ketidakhadiran (presence/absence) dan frekuensi kejadian) Kelimpahan relatif per site dapat diperoleh dengan mengalikan nilai indeks berdasarkan frekuensi kelimpahan. Personil lapangan: 1 pengemudi perahu dan pengamat di permukaan Minimum 2 pengamat (penyelam). Setidaknya 1 penyelam harus mampu mengidentifikasi spesies semua ikan di daerah tersebut.
9

Prosedur Umum: Biasanya dilakukan antara jam 10,00 - 14,00 Satu survei yang dilakukan per site Berenang di sekitar lokasi (kira-kira 200 m dari awal) selama 30 menit dan mencatat semua jenis ikan yang diamati Perkiraan kepadatan setiap spesies dengan menggunakan logarithmic kategori: Single (1 ikan), Sedikit (2-10), Banyak (11-100), atau melimpah (> 100 ikan). Pelatihan yang dibutuhkan: Berenang acak diperlukan untuk memastikan pengamat terbiasa dengan segala jenis ikan di daerah tersebut Pengamat yang menjadi bagian dari program REEF harus melakukan tes yang mengkategorikan mereka ke tingkat level keterampilan yang sesuai Pengamat harus memiliki pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat ikan yang berbeda.

Keuntungan: cepat Peralatan yang dibutuhkan sangat minim Memungkinkan cakupan spasial area yang luas Data frekuensi kumulatif secara statistik berguna Plotless metode yang baik untuk list spesies Terutama berguna untuk ikan besar yang waspada terhadap penyelam, cryptic species/samar dan ikan pelagis yang memerlukan pencarian yang intensif di terumbu karang Panjang estimasi dapat dibantu dengan menggunakan (two laser beams) dua sinar laser (bila ada dalam anggaran Anda); 4 laser pointer diposisikan 10 cm terpisah dan proyek titik keluar laser merah( Colin et al. 2003). Keterbatasan: Dibatasi oleh usaha dan kemampuan identifikasi penyelam Menyelam disetiap titik sampling dan dapat mencakup berbagai kedalaman dan habitat tergantung pada topgrafi area. Relawan berkonsentrasi pada tempat menyelam populer dan tidak secara acak terdistribusi di antara habitat. Oleh karena itu, tidak ada kontrol sebagai berikut: Meliputi wilayah Spasial per sampel (susah untuk membandingkan kelimpahan diantara survei) Jumlah mikro-habitat tertutup per sampel Site seleksi Waktu sampling Pelatihan dan keterampilan penyelam sangat bervariasi antara pemula dan ahli, meskipun tes penyelam oleh REEF dan mengkategorikan mereka kedalam level kemampuan sehingga data diurutkan berdasarkan tingkat keterampilan Estimasi Kelimpahan merupakan sebuah indeks yang membutuhkan sejumlah besar sampel untuk studi perbandingan dan tidak dapat dikonversi ke dalam perkiraan kelimpahan mutlak.
Referensi: REEF: www.reef.org/; MBRS SMP: www.mbrs.org.bz; AGRRA: www.coral.aoml.noaa.gov/agra/ CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html Juga lihat Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985); Rogers et al. (1994); Almada-Villela et al. (2003).

10

3. Fish Belt Transect


Instansi yang menggunakan metode ini: Australian Institute of Marine Science Long-term Monitoring Program of the Great Barrier Reef; Global Coral Reef Monitoring Network, English et al.; Reef Check; Reef Check programs MAQTRAC method; Large fish belt transect method; English et al. fish recruitment method. IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method WCS Indonesian Marine Program Deskripsi Metode: Metode ini bertujuan untuk menghitung (mengukur) kelimpahan dan komposisi komunitas ikan di transek. Saat ikan bergerak, sangat sulit untuk mendapatkan sebuah metode sampling yang seragam di sepanjang transek. Pengamat harus berenang dengan kecepatan konstan dan berhati-hati untuk tidak menghitung ikan yang sama atau kelompok ikan dua kali karena mereka dapat pindah di sepanjang transek tersebut. Kehati-hatian juga harus dilakukan untuk menghabiskan waktu yang sama setiap mengamati bagian dari transek tersebut. Personil lapangan untuk semua survei sabuk/belt transect: - 1 pengamat dan 1 pemasang roll meter; - 1 timer / pengemudi perahu. Personel di kantor: entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

11

Contoh 1: AIMS LTMP metode (Monitoring penelitian)


Deskripsi Metode: Tujuannya adalah untuk segera memperkirakan kelimpahan ikan di daerah tertentu (transek sabuk). Ukuran estimasi dapat ditambahkan ke metode ini jika diinginkan. Informasi yang diperoleh: Kelimpahan populasi ikan target Parameter Fisik: - Tutupan awan diukur dengan menggunakan skala Beaufort - kekuatan angin - Status lautnya - Visibility bawah air Peralatan yang diperlukan: - Roll meter ukurun (5 x 50 m)

- Meteran untuk mengkalibrasi perkiraan lebar sabuk. Prosedur Umum: Survei ini dilakukan antara jam 09.00 dan 16,30 di musim dingin dan antara 08.30 dan 17,00 di musim panas Pertama awan, angin dan status laut dicatat (lihat informasi yang diperoleh di atas); Survei dilakukan sepanjang 5 transek permanen x 50 m digunakan untuk LTMP AIMS. Transek ini ditetapkan antara 6 dan 9 m di lereng terumbu Visibilitas horizontal air dicatat dalam data entry Pengamat berenang di atas roll meter dan menggunakan stakes permanen yang diposisikan setiap 10m untuk memandu arah mereka. Berenang ditransek dua kali; terlebih dulu mencatat ikan yg lebih mobile, ikan yang lebih besar pada sabuk 5 m; tim kembali berenang sepanjang transek menghitung ikan yg seddikit bergerak (misalnya famili Pomacentridae) dalam luasan sapuan sabuk 1 Pengamat harus melihat ke depan untuk stekes permanent berikutnya dan menghitung ikan dengan menghabiskan jumlah waktu yang sama pada setiap bagian transek untuk setiap kelompok ikan target. Ikan mobile harus dihitung terlebih dulu, diikuti oleh lebih kecil / spesies lebih cryptic /samar Hanya ikan dalam kelas umur + 1 tahun dihitung karena variabilitas temporal dalam kelas umur +0 m Keuntungan: Meletakkan roll meter ikan di belakang untuk mengurangi gangguan ikan. Keterbatasan: Pengamat tidak dapat mengumpulkan data yang memadai pada komposisi jenis, kelimpahan, frekuensi kejadian dan biomassa pada saat yang sama; Transek mustahil untuk digunakan pada beberapa terumbu karang karena bentuk dan kondisi habitat yang kompleks, regulasi pemerintah atau campur tangan sengaja dari penyelam lainnya; Beberapa ikan tertarik terhadap penyelam; ada juga yang menolaknya. Hal ini dapat membiaskan hasil; Transek tidak cocok untuk sampling kecil, daerah terlarang, misalnya beberapa mikrohabitat karang dan kawasan yang rusak atau karang dengan tipe habitat yang berbeda dan heterogenitas habitat (patchiness), karakteristik karang Karibia. Bohnsack dan Bohnsack (1986) merancang 'metode visual diam/Fish Stationery Plot Survey' untuk memecahkan masalah dalam metode transek sabuk. Pelatihan yang dibutuhkan: -Identifikasi ikan dan estimasi kelimpahan serta pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat ikan yang berbeda, pelatihan ukuran estimasi jika diperlukan.

12

Contoh 2: Global Coral Reef Monitoring Network, Inggris et al. method (Management and research monitoring)
Deskripsi Metode: Tujuannya adalah mengestimasi kelimpahan dan ukuran ikan secara bersamaan di daerah tertentu. Informasi yang diperoleh: Meyelam dengan hati-hati dilakukan untuk mendeteksi perbedaan kumpulan ikan karang di lokasi yang berbeda menggunakan kategori kelimpahan. Ini memberikan data dasar untuk zonasi, pengelolaan dan monitoring. Sensus visual ikan pada transek sabuk menyediakan estimasi jumlah kelimpahan dan ukuran individu ikan untuk menentukan stok dan struktur ukuran populasi spesies spesifik. Pengamat berpengalaman dapat mengestimasi jumlah yang sebenarnya, tetapi untuk pengamat yg kurang berpengalaman atau untuk kepastian jumlah ikan yang melimpah, kategori kelimpahan harus digunakan. Kategori Kelimpahan yang digunakan untuk menghitung ikan. Log 4 Kelimpahan Kategori Jumlah ikan
13

Log4 Kategori Kelimpahan 1 2 3 4 5 6 7 8

Jumlah Ikan 1 2-4 5 - 16 17 - 64 65 - 256 257 - 1024 1025 - 4096 4097 - 16384

Peralatan yang diperlukan: Roll meter ukuran (5 x 50 m); Meteran untuk mengkalibrasi perkiraan lebar sabuk; Model Ikan untuk berlatih estimasi panjang ikan ( Inggris et al 1997). Prosedur Umum: Menyelam dengan hati-hati Dilakukan selama siang hari; List spesies yang dominan untuk disertai dalam pencatatan transek sabuk. Ini mengurangi waktu yang diperlukan untuk menulis nama-nama spesies pada lembar data, sehingga meningkatkan kemampuan pengamat untuk mencatat ikan terus-menerus.

Spesies yang dimasukkan harus dipilih dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: - Nampak secara visual dan dominan, tanpa perilaku samar/cryptic; - Mudah diidentifikasi di bawah air; - berasosiasi dengan terumbu karang. Kelompok dari spesies yang sesuai untuk penilaian terumbu karang harus digunakan untuk: - Perkiraan kuantitatif struktur kelimpahan dan ukuran spesies yang menjadi 'target' nelayan, misalnya Serranidae, Siganidae, Acanthuridae, Lutjanidae, Lethrinidae, Haemulidae Balistidae - Perkiraan kuantitatif kelimpahan ikan sepanjang garis 50 m yang sama diguna kan untuk intercept transek garis / LIT - Estimasi Semi-kuantitatif kelimpahan relatif dari spesies lain yang termasuk kategori mayor trofik (planktivores, grazers ganggang, dan feeders karang), misalnya Pomacentridae, Acanthuridae, Caesionidae, Scaridae, Siganidae, Labridae, Mullidae dan spesies lain yang 'visualnya jelas', misalnya Chaetodontidae. Belt transek Dilakukan selama siang hari di sepanjang 3 transek sama dengan LIT tetapi transek sensus ikan harus 50 m panjangnya dan di 2 kedalaman (3-5 m dan 8-10 m) Tunggu selama 5 sampai 15 menit setelah meletakkan roll meter sebelum menghitung untuk memungkinkan ikan untuk melanjutkan perilaku normalnya Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek, mencatat ikan yang dijumpai dalam transek sabuk lebar 5 m dan 5 m di atas terowongan transek tersebut Hitung jumlah spesies target yang sebenarnya terlihat dalam transek dan estimasi ukuran (dalam cm) dari masing-masing ikan tersebut Jangan kompromi untuk mendapatkan gambaran yang baik dari masyarakat dengan berusaha menghitung semua individu dari taksa tertentu, dengan mengorbankan estimasi yang hilang dari kelimpahan ikan lainnya. Satu penyelam melakukan sensus dalam area transek sedangkan penyelam satunya lagi menyelam di belakang pengamat dan membuat observasi umum lingkungan karang dan kumpulan ikan Di daerah dimana keanekaragaman dan kelimpahan ikan yang tinggi, kami merekomendasikan tugas dipisahkan. Hal ini dapat dilakukan dalam 2 atau lebih sapuan, mobilitas kelompok ikan yang lebih besar dilakukan pada sapuan pertama dan ikan teritorial yang lebih kecil dilakukan pada sapuan kedua atau tugas tersebut dapat dibagi diantara penyelam. Keuntungan: Visual sensus ikan adalah salah satu metode sampling yang paling umum digunakan kuantitatif dan kualitatif Cepat, non-destruktif dan murah Minim personel dan peralatan khusus yang diperlukan Informasi yang diperoleh berguna bagi manajemen dan stok assessment

14

Keterbatasan: Pengamat harus sangat terlatih Ada 2 kemungkinan ikan mungkin tertarik terhadap penyelam, atau menjauh dari penyelam Kesalahan Observer dan bias terjadi dalam memperkirakan jumlah dan ukuran; Ada kekuatan statistik yang rendah untuk mendeteksi perubahan spesies langka; Penggunaan kategori kelimpahan mengurangi kekuatan untuk mendeteksi perubahan kecil dari ukuran ikan. Pelatihan yang dibutuhkan: -Identifikasi ikan, penghitungan dan estimasi panjang. Lihat Inggris et al. (1997) untuk rincian tentang pelatihan untuk memperkirakan panjang ikan. Ini harus diulang setiap 6 bulan. CP: Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au Referensi: Inggris et al. (1997)
15

Contoh 3. Metode Reef Check (Community Monitoring)


Deskripsi Metode: Metode ini dirancang untuk digunakan oleh penyelam relawan atau snorkellers. Data yang diperoleh: Kelimpahan ikan target utama. Peralatan yang diperlukan: - Roll meter (100 m) - Pipa PVC untuk memperkirakan lebar sabuk (opsional). Prosedur Umum: Bentangkan rollmeter transek 100 m di masing-masing 2 kedalaman, 2-6 m dan 612 m Tunggu selama 15 menit Transek panjang 20 m dengan lebar 5 m dan 5 m tinggi; Pengamat berenang perlahan di sepanjang garis transek dan berhenti setiap 5 m untuk menghitung spesies target. Pengamat kemudian menunggu selama 1-3 menit sebelum melanjutkan ke titik perhentian berikutnya. Proses ini diulang 3 kali sampai 20 meter transek telah selesai disurvei. Satu transek lengkap terdiri dari 4 segmen replikasi 20 m untuk panjang total survei 80 m. Keuntungan: - dapat digunakan oleh pekerja non-profesional, sehingga biaya lebih murah - Satu survei penuh, cukup untuk mendapatkan gambaran tentang kelimpahan ikan target bila dibandingkan pada skala regional atau global. Survei ditingkatkan dalam ruang dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih tepat tentang kelimpahan dan perubahan dari waktu ke waktu pada skala site. Keterbatasan: - Replikasi lebih banyak dan survei lebih sering diperlukan untuk memperoleh indikasi yang lebih baik terhadap kelimpahan local ikan serta perubahannya. Peningkatan replikasi menyebabkan kenaikan biaya. Pelatihan yang dibutuhkan: - Identifikasi spesies target (untuk tingkat family dan spesies bagi spesies yang paling umum). Pelatihan dapat dilakukan dalam satu hari. CP: rcheck@ucla.org Reference: www.reefcheck.org

16

Contoh 4. Program Reef Check metode MAQTRAC (Research Monitoring)


Deskripsi Metode: Metode ini dirancang untuk menentukan dampak perdagangan akuarium terhadap populasi ikan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan ukuran sampel yang cukup spesies ikan indikator yang dapat dibandingkan secara statistik dan membedakan antara pengumpulan ikan dan site kontrol. Data yang diperoleh: Tingkat kelimpahan jenis dan ukuran informasi. Peralatan yang diperlukan: Roll meter (100 m). Prosedur Umum: Jumlah transek yang diperlukan tergantung pada kepadatan ikan di daerah tersebut, ukuran area sampling dan heterogenitas spasial area sampling. Hal ini biasanya berarti bahwa minimal 5 dan terbanyak 15 transek akan dibutuhkan untuk mencapai ukuran sampel yang cukup untuk sebagian besar spesies. -Lihat Reef Check metode transek sabuk di samping. Kedalaman survey bervariasi tergantung di mana ikan target yang dicatat - Untuk mencatat kelimpahan, jika individu-individu dari kelas ukuran dalam kelompok ikan antara 1-50 individu, hitung setiap ikan dalam ukuran kelas. Masukan perkiraan panjang kedalam selang kelas . Ketika ada schooling besar ikan, perkiraan kelimpahan harus dibuat dengan membuat kuadrat imajiner ke schooling dengan membagi sepertiga atau seperempat dari ukuran schooling dan memperkirakan kelimpahan ikan di dalam sepertiga atau seperempat bagian tersebut. Time Swim Time swim dapat dilakukan di luar transek 100m (yang juga digunakan untuk Reef Check PIT dan transek sabuk MAQTRAC invertebrata) daripada meletakkan roll meter ulang . Time swim harus dilakukan sebagai teknik survei utama ketika spesies ikan tidak cukup melimpah di survei transek sabuk atau di habitat yang tidak memungkinkan untuk transek sabuk. Apabila time swim adalah satu-satunya cara mendapatkan data kelimpahan, sangat penting untuk memperkirakan jarak dan mencatat waktu secara akurat. Survei ini sepanjang jalan 5 m sabuk yang sama, tetapi panjang transek diukur dengan waktu berenang bukan roll meter transek

17

Catatan awal dan waktu berhenti (ini sangat penting) Pertahankan kecepatan berenang secara konstan Ketika berhenti digunakan untuk menghitung sebuah schooling besar atau untuk melihat ke dalam celah-celah karang, waktu harus dihentikan dan kemudian dijalankan lagi ketika berenang dilanjutkan kembali. Ini merupakan langkah penting karena pengukuran densitas/kepadatan dapat diperoleh dari waktu sampel dan kecepatan berenang; Perhitungan semua individu dari spesies ikan target dan ukuran dengan cara yang sama seperti pada survei transek. Keuntungan: Metode yang secara statistik cukup kuat jika ada ulangan yang cukup. Oleh karena itu dapat digunakan untuk mendeteksi dampak perdagangan akuarium pada populasi ikan Metode ini dirancang sebagai versi yang lebih rinci dari reef chek monitoring dilakukan masyarakat, oleh karena itu data dapat dibandingkan dengan data masyarakat. Keterbatasan: Sulit untuk menentukan apakah dampak yang cukup signifikan secara statistik juga signifikan secara ekologis; Memakan banyak waktu dan mahal jika banyak ulangan diperlukan. Pelatihan yang dibutuhkan: Penyelam yang sudah terlatih untuk tingkat identifikasi spesies dan estimasi ukuran ikan. m Harus memiliki pengetahuan yang terperinci dari habitat ikan untuk melakukan pencarian tepat. CP: rcheck@ucla.org Referensi: www.reefcheck.org Metode ikan lainnya dengan mudah dapat diubah untuk ikan akuarium, namun banyak spesies sangat kecil dimana kebutuhan untuk menentukan metode ukuran sampel optimum. Lihat Russ dan Choat (1988) untuk rincian tentang rancangan percobaan dan analisis data perikanan.

18

Contoh 5. Metode transek sabuk ikan besar


Deskripsi Metode: Observer memperkirakan kelimpahan ikan besar sepanjang transek sabuk, misalnya ikan kerapu dan napoleon. Data yang diperoleh: Kelimpahan spesies target perkiraan. Peralatan yang diperlukan: Tidak ada peralatan khusus. Prosedur Umum: Kedua survei ini termasuk time swim. Akan sangat membantu untuk memperkirakan jarak pengamat mengcover area pada saat survei sehingga perkiraan densitas dapat dihitung dan dibandingkan dari waktu ke waktu dan antara site. Kerapu cenderung memiliki perilaku cryptic/samar dan tinggal dekat dengan bagian dasar, atau bersembunyi di gua-gua atau di bawah karang. Untuk memastikan ini tidak terlewat, kecepatan berenang yang konsatan diperlukan untuk sensus visual.
19

Yang termasuk kedalam metode ini antara lain: Teknik Long-swim untuk ikan besar dan ikan karang yang mobile Berenang selama 20 menit dengan kecepatan standar pada kedalaman 5 m konstan di sepanjang terumbu karang (reef crest); Catat jumlah dan ukuran dari semua individu spesies target besar yang diamati dalam area 10 m di kedua sisi pengamat; Untuk jenis ikan besar yang bergera, dimensi transek yang tepat adalah 400 x 20 m. Untuk ikan yang lebih kecil, lebar transek diperkecil menjadi 5 m di kedua sisii. Salah satu contoh Metode ini adalah: Long Swim Method (IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method) Deskripsi Metode: Metode ini digunakan untuk ikan-ikan ukuran besar (> 35 cm TL) dimana untuk mengetahui functional grup ikan. Informasi yang didapat: Kelimpahan ikan target ukuran besar Kelimpahan functional group ikan ukuran besar Peralatan yang dibutuhkan: alat Scuba

Alat tulis bawah air Jam anti air Prosedur umum: Menyelam hingga kedalaman 10 m Berenang sejajar kedalaman selama 20 menit atau sekitar 400 m Catat ikan dengan lebar 20 m (10 meter tiap sisi dikiri dan kanan) Catat ikan ukuran besar (>35 cm) Jika menemukan ikan schooling kategorikan kedalam ukuran kelas Keuntungan: Cepat dan mudah karena list ikan sudah dibuat dari darat Keterbatasan: Jika arus kuat, sapuan berenang yang didapat menjadi pendek Dalam kondisi tertentu (Kontur karang) menyebabkan disorientasi arah Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi ikan besar beserta estimasi panjangnya Referensi: IUCN The International Union for the Conservation of Nature Global Marine Program. Web: www.iucn.org/marine; marine@iucn.org Gabriel Grimsditch; ggrimsditch@iucnus.org CORDIO East Africa (Coastal Oceans Research and Development Indian Ocean Web: www.cordioea.org . David Obura; dobura@cordioea.org

20

Survey kerapu

Berenang dengan kecepatan 6 meter per menit selama 30 menit; Cek substrat secara seksama, hitung dan estimasi ukuran semua individu dalam sabuk 5 m; Seorang pengamat kedua harus mengikuti di belakang dan mencatat jumlah dan ukuran ikan kerapu yang lebih besar yang bergerak dalam jarak 10 m kedua sisi.

Keterbatasan: Pengamat dapat dilatih untuk berenang dengan kecepatan konstan tetapi sulit dalam keadaan berarus .

Keuntungan: Long-swim memungkinkan tutupan daerah yang lebih luas dalam waktu terbatas dibandingkan dengan transek kecil; Gangguan ikan oleh penyelam diminimalkan karena tidak ada rollmeter yang digunakan sebelum menghitung; Teknik ini lebih cocok untuk ikan yang sensitif terhadap penyelam ; Transek yang lebih lebar untuk spesies mencolok berguna untuk menghitung ikan yang lebih besar yang tidak memungkinkan didekati menggunakan rollmeter; kecepatan berenang yang lambat dengan intensitas pencarianyang meningkat dalam sabuk 5 m menghasilkan jumlah yang lebih tinggi daripada metode lain untuk ikan kerapu yang criptic/lebih samar; Long-swim metode memerlukan peralatan yang sederhana dan menyediakan data yang berguna berguna di samping metode survei visual yang lebih baik. Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi ikan kerapu; Berenang dengan kecepatan konstan.
21

CP: Rachael Pir, Rachael.pears @ jcu.edu.au atau Howard Choat, howard.choat @ jcu.edu.au Referensi: Samoilys (1997); Wilkinson et al. (2003); Hill and Wilkinson (2004).

Contoh 6. Fish recruitment method (management and research monitoring)


Deskripsi Metode: berenang sepanjang transek sabuk yang sempit dan menghitung rekrut ikan yang baru datang menetap. Ini memberikan informasi mengenai komposisi rekrut baru, dan distribusi serta kelimpahan stok ikan karang (spesies dengan juvenile yang mencolok). Ini digunakan untuk memprediksi masa depan kelimpahan populasi ikan dewasa serta memberikan gambaran temporal perubahan dalam rekrutmen. Peralatan yang diperlukan: 50 m panjang roll meter; 1 meter ukuran untuk panjang referensi. Personil Lapangan: 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan;

2 pengamat (penyelam). m Setidaknya 1 dari penyelam harus mampu mengidentifikasi ikan di daerah rekrut dan terbiasa dengan batas ukuran yang membedakan rekrut ikan dari ukuran kelas lain. Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: 3 x 50 m panjang transek harus diletakkan secara acak pada kedalaman antara 6-9 m di daerah lereng karang Transek tidak boleh tumpang tindih dan harus dipisahkan dengan jarak 10-20 m; Letakkan transek dalam garis lurus Jika LIT digunakan di site-site rekrutmen, dianjurkan bahwa hal itu dilakukan sepanjang 50 m. namun transek ikan harus diselesaikan terlebih dahulu; Tunggu 5-15 menit sebelum memulai penghitungan untuk memungkinkan ikan untuk perilaku normal kembali Berenang perlahan-lahan di sepanjang transek dan catat ikan dengan lebar 1 m kedua sisi dari garis transek Menghitung rekrutmen dengan pencarian habitat yang seksama sepanjang transek tersebut. Catat schooling species ikan di depan penyelam Transek tidak harus dipecah menjadi unit yang lebih kecil karena banyak spesies langka yang jarang Pelatihan yang dibutuhkan: Pelatihan dan pengalaman yang terperinci Keterbatasan: Membutuhkan pengamat yang terlatih dan berpengalaman; Visual sensus rekrut ikan terbatas pada spesies juvenile yang menetap Tidak berguna untuk spesies pelagis. Keuntungan: Cepat dan non-destruktif Sederhana dan murah Minim jumlah personel dan peralatan. CP: Sue Inggris, s.english @ aims.gov.au Referensi: Inggris et al. (1997).

22

4. Fish Stationery Plot Survey / Survey Ikan secara Diam


Instansi yang menggunakan metode ini: Atlantic and Gulf Reef Rapid Assessment (AGRRA); Florida Keys National Marine Sanctuary Coral Reef Monitoring Program (FKNMS CRMP). IUCN CCCR Resilience Fish Survey Method Deskripsi Metode: Ikan berada dalam sebuah tabung imajiner yang dihitung oleh penyelam yang mengamati dari luar daerah. Metode ini dirancang untuk memperkirakan struktur komunitas ikan dan digunakan untuk melakukan penilaian stok ikan di Amerika Serikat bersama dengan data perikanan tradisional. Informasi yang diperoleh: Keanekaragaman jenis dan ukuran struktur komunitas. Peralatan yang diperlukan: Tidak ada peralatan khusus.
23

Personil Lapangan: 2 pengamat (1 harus sudah terlatih dengan metode , yang lain adalah buddy 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan. Personel di Kantor: entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: Satu pengamat menghitung jumlah ikan secara visual dalam sebuah tabung imajiner dengan radius/jari-jari 7,5 m selama 5 menit Estimasi dan catat panjang untuk setiap ikan yang dihitung Keuntungan: Kunci kelebihan dibandingkan dengan metode transek meliputi: Sangat mudah digunakan dan dapat mencatat ukuran sampel yang besar Minim peralatan yang dibutuhkan Minimum '' kesalahan atau eror Tidak ada waktu yang terbuang dalam memasang rollmeter Efesiensi waktu dibawah air (karena konsumsi udara minimum) Menyediakan penggabungan spasial jika terdapat beberapa tipe habitat yang di cover

Masalah tingkah laku dan ketertarikan ikan terhadap penyelam dapat diminimalkan dibandingkan dengan dengan berenang karena cenderung untuk membiasakan penyelam diam dan bertindak lebih normal; Bias melalui metode matrac dapat tereliminasi Ukuran data maksimum lebih sensitif untuk perikanan dan efek mortalitas ikan dewasa sedangkan ukuran minimum lebih sensitif terhadap efek rekrutmen Data dikumpulkan secara bersamaan dengan komposisi jenis, kelimpahan, frekuensi kejadian dan panjang individu untuk semua jenis ikan yang terdeteksi secara visual. Data-data ini pada semua komunitas parameter utama dapat dikumpulkan dengan praktis melalui metode ini; Metode pengumpulan data ini telah diuji secara luas dan tidak berubah selama 25 tahun terakhir; Teknik ini sangat berguna untuk terumbu karang yang patch/mengelompok dan terumbu buatan.

Keterbatasan: Metode ini tidak cocok untuk celah karang dimana ikan tinggal, ikan yang tersembunyi dan sangat rahasia ikan dan tidak efisien untuk studi tentang beberapa spesies atau genus Tidak bekerja dengan baik dalam kondisi gelombang tinggi, arus kuat, dan di bawah visibilitas rendah meskipun faktor-faktor koreksi dapat diterapkan untuk mengoreksi visibilitas rendah. Namun, metode ini memberikan data yang konsisten dan dapat diandalkan dalam berbagai kondisi visibilitas yang biasanya ditemukan pada terumbu karang; Indeks kelimpahan (kerapatan per sampel) dapat diperoleh dari data dan cocok untuk perbandingan yang relatif, namun ketepatan dari metode ini adalah kemampuan pengamat untuk memperkirakan diameter tabung. Jika kelimpahan mutlak diperlukan, secara empiris diperoleh faktor koreksi habitat khusus yang perlu ditentukan dan diterapkan. Ini bukan masalah bagi kebanyakan studi yang hanya perlu untuk menunjukkan perubahan relatifatau perbedaan;presisi yang dicapai sangat tergantung pada keterampilan penyelam untuk memperkirakan jari-jari 7,5 m.

24

Perbaikan metode sensus visual diam/Plot Statinery Perbaikan signifikan dalam perkiraan dari koefisien variasi (perkiraan presisi) telah dicapai dengan menggunakan dua tahap stratifikasi acak untuk memilih 200 x 200 m sampling site. Statistik perbaikan ini dijelaskan secara rinci di Ault et al. (2001); Ault et al. (2002). Keutamaan dari presisi perbaikan dicapai dengan tidak lebih dari sampling site individu tetapi upaya mendistribusikan sampel atas site lebih; Auto korelasi pasangan buddy (yang sering melihat ikan yang sama) bisa dikurangi dan perbedaan individu dapat dikurangi dengan mengkombinasikan data dari buddy selam. Replikasi disediakan oleh buddy penyelam yang memiliki metode sampling yang sama; Distribusi ukuran populasi dapat dihasilkan dengan menggunakan mean, maksimum, dan minimum ukuran seperti yang dijelaskan oleh Meester et al. (1999). Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi Ikan, penghitungan, estimasi ukuran dan estimasi panjang tabung imajiner. CP: Robert Ginsburg, rginsburg@rsmas.miami.edu atau Phil Kramer, agrra@rsmas.miami.edu Referensi: AGRRA www.coral.aoml.noaa.gov/agra/ FKNMS CRMP: http://www.fknms.nos.noaa.gov/research_monitoring/ Publikasi dikutip di atas dapat dilihat dan download di: www.sefsc.noaa.gov / articlesandpublications.jsp. Juga lihat Kimmel (1985); Bohnsack dan Bannerot (1986), Obura dan Grimsdtich (2008) dan Hill dan Wilkinson (2008)

25

Skema metode Fish Sationery Plot Survey

5. Fish Rapid Visual Census


Digunakan untuk menentukan keragaman spesies. Berguna untuk menentukan spesies yang akan disertakan dalam monitoring jangka panjang. Deskripsi Metode: Pengamat melakukan survei ini pada kecepatan konstan untuk waktu yang tetap,dan bukan mengukur daerah dengan rollmeter transek. Metode ini berguna untuk memperkirakan kelimpahan relatif dan didasarkan pada asumsi bahwa kemungkinan menghadapi suatu spesies meningkat kelimpahannya. Oleh karena itu, spesies yang lebih umum kemungkinan dapat semakin cepat pengamat menghadapi itu. Informasi yang diperoleh: Keanekaragaman jenis dan kelimpahan relatif disajikan dalam frekuensi kejadian. Bagaimana Anda menganalisis dan menginterpretasikan data? Nilai Spesies menunjukkan kelimpahan relatif dari spesies yang berbeda dari satu sama lain; List Spesies yang didapat memberikan estimasi keragaman spesies di suatu daerah. Personil Lapangan: 1 pengamat dan 1 buddy 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan Personel di Kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: Pengamat berenang di sekitar terumbu secara acak untuk menemukan dan mencatat sebanyak mungkin spesies ikan Penyelam harus terbatas pada habitat yang spesifik (kedalaman, zona terumbu) untuk menentukan jenis kekayaan Spesies hanya dicatat satu kali ketika saat pertama terlihat pada Interval 10 menit waktu, dengan total 10 menit interval 5 menit. 10 menit interval pencarian memungkinkan penyelam untuk memperoleh perkiraan kelimpahan relatif dari masing-masing spesies selain ada atau tidak adanya data yang berasal dari daftar spesies. Asumsinya adalah bahwa spesies terjadi dalam interval waktu awal yang paling melimpah di komunitas Ikan tyang ditemukan diinterval 10 menit pertama menerima nilai 5, pada interval kedua 4, dan seterusnya sehingga interval kelima skor ikan 1. Skor Spesies yang dijumlahkan untuk menunjukkan frekuensi kejadian Ulangi jumlah tersebut 8 kali per site
26

Keuntungan: Sederhana dengan peralatan yang minim Menghindari metode transek yang memakan waktu Berguna untuk survei awal keanekaragaman jenis, dan untuk memilih spesies yang akan diikutsertakan dalam monitoring jangka panjang sesuai dengan kelimpahan mereka, hal ini akan mempengaruhi kualitas data dari panjang transek yang dipilih dapat diimplementasikan pada daerah patch reef dimana interval waktu berhenti penyelam berenang di antara area terumbu karang. Keterbatasan: Data tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan tutupan karang atau data makro-invertebrata sebagai daerah berbeda yang diteliti; Seperti semua metode sensus ikan, keanekaragaman jenis yang diperkirakan sebagai spesies samar/cryptic mungkin banyak yang diabaikan;
27

Metode yang ini menekankan pentingnya luas yang discover meskipun kadang sepeciesnya jarang (umumnya untuk ikan di terumbu karang), sementara banyak di daerah patchreef kita sudah underestimate /di bawah perkiraan tapi ikannya berlimpah. Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi level Spesies dan pengetahuan yang terperinci dari kebiasaan dan habitat ikan yang berbeda. Referensi: Jones dan Thompson (1978); Kimmel (1985).

6. Butterfly Fish Method (Metode Survey Ikan Kepe-kepe)


Instansi yang menggunakan metode ini: Metode ini digunakan oleh peneliti di Hawaii. Tidak ada instansi yang menggunakan metode sebagai metode utama. Deskripsi Metode: Metode ini dilakukan dengan cara mengobservasi ikan kepe-kepe dan perilaku makannya untuk menentukan kelimpahan makanan dan habitat ikan butterfl y per pasangan. Persentase tutupan komunitas bentik juga harus ditentukan. Konsep ini didasarkan pada asumsi bahwa ikan kepe2 yang memakan karang akan bergerak jauh dari daerah terumbu karang ketika kesehatan/kondisi karang memburuk. Peralatan yang diperlukan: Rollmeter panjang 30 m Alat tulis bawah air dengan penggaris dengan panjang 20 cm. Prosedur Umum: Wajib dilaksanakan minimal pada 2 studi site di mana satu site adalah kontrol (tanpa gangguan antropogenik ) Level dasar estimasi kelimpahan ikan; level lanjutan untuk mengukur tingkah laku ikan dan ukuran area teritorialnya(tergantung sumber daya). Estimasi Kelimpahan Tempatkan sampai 4 x 30 m transek pada wilayah tutupan karang yang tinggi (tidak sembarangan); Berenang perlahan dengan kecepatan 6 m per menit sepanjang transek dan targetnya kelimpahan ikan kepe-kepe sepanjang transek sabuk selebar 10 meter. Persentase tutupan komunitas bentik Kami merekomendasikan menggunakan metode transek titik (Point Intersept Transect) sebagai cara termudah ). Perilaku berpindah (diharapkan meningkat karena makanan menjadi terbatas) Diimplementasikan setelah survei kelimpahan; Survei ini dilakukan selama 5 x 10 menit periode observasi. penyelam berenang sepanjang transek untuk mencatat sepasang ikan kupu-kupu; Batas wilayah mereka ditandai (ujung terjauh di mana mereka bergerak); Amati perilaku ikan selama 10 menit; Catat setiap kali mengejar sepasang ikan targetdi wilayah yang berdekatan; Ulangi untuk pasangan yang sama selama 50 menit dari pengamatan;

28

Observasi ini tidak perlu diimplementasikan selama satu kali penyelaman, tetapi berturut-turut penyelaman yang terus dilaksanakan sebatas persyaratan keselamatan penyelaman yang memungkinkan; Perkiraan ukuran ikan yang menjadi target dengan mencatat posisi mulut mereka, eyespot (tanda) di belakang atau ekor di karang saat mereka makan, ketika mereka pindah, ukur panjangnya dengan penggaris. Perilaku makan (untuk menentukan Makanan yang disukai) Amati perilaku makan selama periode 3 x 10 menit; Catat jumlah gigitan pada spesies tertentu karang; Hitung jumlah gigitan per 10 menit untuk setiap jenis karang. Mengukur daerah territorial ikan kepe2 (diharapkan meningkat karena keterbatasan makanan) Tandai batas wilayah territorial (lingkaran atau oval) dengan penanda(bisa dengan patahan karang mati); Ukur panjang wilayah territorial di diameter terpanjangnya (cross section). Satu penyelam memegang di ujung dari pita, penyelam kedua mengukur jarak wilayah teritorialnya terus dilakukan berulang untuk daerah lainnya; Ukuran wilayah territorial dihitung dengan menjumlahkan semua nilai pada lembar data. Personil Lapangan: 2 pengamat; 1 perahu orang / pengamat permukaan. Personel di Kantor: Kalkulasi perilaku makan dan pengukuran luas wilayah teritorialnya Analisis data, interpretasi dan pelaporan. Keuntungan: Sederhana dan murah Dapat dilaksanakan oleh pemula yang tidak mendapat pelatihan teknis sebelumnya Sangat peka untuk mengetahui perubahan kondisi terumbu karang secara perlahan -lahan; ikan kepe2 pemakan polip karang akan memperbesar wilayah makannya jika kepadatan karang menurun untuk mencukupi kebutuhan makannya, sehingga ukuran pengamatan wilayah territorial ikan kepe-kepe dapat menunjukkan penurunan kondisi karang secara bertahap namun yang mungkin tidak secara signifikan dibandingkan survey langsung tutupan karang modifikasi desain di mana informasi lebih lanjut dapat ditambahkan jika sumber daya dan kapasitas penyelam memungkinkan.

29

Keterbatasan: Lebih mudah untuk mengukur tutupan karang secara langsung yaitu dengan melakukan intercept transek titik(Point Intersept Transect/PIT). Pelatihan yang dibutuhkan: Tidak pelatihan ilmiah formal yang diperlukan tetapi 1 atau 2 ikan coralivores kunci harus diketahui per lokasi geografis. Referensi: Crosby dan Reese (1996).

30

7. Fish Spawning Aggregations Method (Metode Agregasi Pemijahan Ikan)


Instansi yang menggunakan metode ini: Society for Conservation of Reef Fish Aggregations (SCRFA) Deskripsi Metode: Metode ini melibatkan penentuan lokasi, musim pemijahan dan ukuran site pemijahan dan melakukan sensus visual bawah air untuk memperkirakan kelimpahan pemijahan ikan dewasa. Data yang diperoleh: kepadatan pemijahan Size populasi pemijahan dan struktur komposisi jenis kelamin Pola Temporal saat aktivitas pemijahan dan daerahnya Jumlah ikan di lokasi pemijahan. Peralatan yang diperlukan: Meteran/penggaris untuk memperkirakan ukuran.
31

Personil Lapangan: 2 pengamat (penyelam); 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan . Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: Ada kebutuhan untuk mendefinisikannya sebagai berikut: 1. Di mana agregasi? Sebuah agregasi/berkumpul diakui jika meningkat 3 kali lipat dari kepadatan pemijahan ikan. Untuk informasi pemijahan, tanda-tanda langsung 'pemijahan' juga harus diidentifikasi, termasuk: i. Perlu tidaknya pengamatan pemijahan; ii. Betina dengan telur terhidrasi; dan iii. Kehadiran folikel pasca-ovulasi pada ovarium dari sekumpulan betina. tanda-tanda tidak langsung mencakup: i. Perilaku atau perubahan pola warna yang diketahui hanya berhubungan dengan pemijahan; dan ii. Data Gonad somatik indeks (GSI), perut bengkak dan lainnya yang terbukti ada in-

2. Apa yang dikatahui dari waktu atau musim agregasi itu? Informasi ini diperoleh dari nelayan, pengamatan ikan bunting/bengkak di pasar, dan dari histologi gonad. 3. Dimana agregasi berada? Nautical chart, citra satelit, foto udara dan pengintaian udara yang berguna untuk menilai site potensial agregasi dan diketahui dari profil batimetri dan oseanografi untuk spesies. Kumpulan perahu nelayan lokal disinkronkan dengan fase bulan adalah indikasi yang bermanfaat untuk mengetahui agregasi pemijahan, dan wawancara dengan nelayan sangat membantu. survei skala luas dengan snorkeling atau manta-tow juga dapat berguna. Ada 3 metode monitoring yang dapat digunakan: Underwater Sensus Visual atau Stationery Plot Survey Kumpulan data-data perikanan, Domeier et al. m (2002); Colin et al. (2003); Remoute surfeilance teqhnique/ teknik pengawasan jarak jauh. Underwater Visual Sensus untuk agregasi pemijahan Survei visual dengan cara melintasi site agregasi banyak direkomendasikan. Untuk spesies yang sulit dijumpai/mudah kabur , jumlah stasiun direkomendasikan. Time swim tidak dianjurkan karena mereka tidak menyediakan data kuantitatif. Kriteria berikut ini akan menentukan metode berlakut: kedalaman site Kepadatan ikan Arus (ketika arus kuat atau bila ikan waspada terhadap penyelam di dekatnya). Stationery plots mungkin lebih tepat di sini untuk menghemat energi). Parameter yang diukur: Jumlah ikan per satuan luas Ukura Sex rasio Tingkah Laku Lokasi di peta (pemetaan). Mengukur daerah agregasi .Tandai daerah batasnya saat melakukan survei dan kembali ke pengukuran ini nanti. Tanda disini bisa berupa batu dicat atau pemasangan buoy (hati-hati hal ini bisa memancing nelayan untuk menangkap didaerah SPAGs) . Jika memungkinkan, video transek dapat digunakan untuk memperkirakan kelimpahan secara akurat; video jarak jauh juga berguna untuk ikan yang takut terhadap manusia.

32

Keuntungan: Metode Non-destruktif; Keterbatasan: Site Monitoring lebih dari satu merlukan beberapa tim pengamat kalau agregasi terjadi pada waktu yang sama, dimana pemihjahan sering berlangsung secara bersamaan; Karena variasi lokasi pemijahan dan waktunya yang musiman selama agregasi itu, tidak mungkin untuk mengunjungi site pemijahan hanya sekali dan mengharapkan data survei yang baik. perencanaan hati-hati sangat penting; Karena setiap site pemijahan yang berbeda, metode survei yang disarankan di sini harus diambil sebagai panduan; Umumnya agregasi terjadi didaerah yang tutupan karang nya signifikan, seringkali dengan berlimpahnya tempat persembunyian, ikan yang tersembunyi di celah-celah atau di bawah karang akan menyebabkan nilainya lebih kcil dari angka yang sebenarnya; Sangat sulit untuk mendapatkan data ikan akurat dan valid setiap sehingga setiap interpretasi harus dilakukan dengan hati-hati. Pengulangan analisis video adalah salah satu pilihan, tetapi tidak selalu cocok untuk semua jenis ikan; Data ukuran harus ditafsirkan secara hati-hati, karena estimasi ukuran panjang minimum dan maksimum adalah relatif; Menentukan seks hanya mungkin untuk spesies yang memiliki ukuran jelas atau perbedaan warna. Pelatihan yang dibutuhkan: Training untuk pemantauan agregasi; hubungi the Society for Conservation of Reef Fish Aggregations (SCRFA); Bias dari Observer untuk itu perlu pelatihan estimasi panjang ikan, identifikasi spesies dan tingkah laku pemijahan, gangguan perilaku ikan oleh penyelam merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Jika memungkinkan, nelayan dan stakeholders lainnya harus terlibat dalam program pelatihan Spags ini. Referensi: Lihat Domeier et al. (2002); Colin et al. (2003) for fisheries dependent data and remoute surveillance techniques; www.scrfa.org/ The Nature Conservancy juga mengembangkan metode inil untuk pemantauan agregasi pemijahan kerapu di Indo Pasifik (Lihat www.nature.org), begitu juga Wildlife Conservation Society (WCS) di Pulau Weh, Aceh.

33

34

ACANTHURIDAE
Surgeon fish, Ikan butana

Acanthurus leucosternon Powderblue surgeonfish Nama Umum: Ikan butana biru, kuli pasir (sulawesi), Ciri-ciri: Panjang max 38 cm
(TL).Badan berwarna biru, dorsal kuning, sekitar muka berwarna hitam dan sangat mudah dibedakan dengan jenis Paracanthus hepatus Habitat: Perairan terumbu karang dari kedalaman 45 m hingga dangkal 2-3 m. Distribusi: Perairan terumbu karang tersebar dari Afrika hingga Papua New Guinea Tipe pemakan: Pemakan Alga

35
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Paracanthurus hepatus Palette surgeonfish Nama Umum: ikan dori, leter six Ciri-ciri: Panjang max 31 cm (TL),
Warna biru cerah dengan pola hitem seperti angka enam, ekor kuning dengan strip hitam. Sirip dada biru dengan ujungnya hitam dilingkari kuning. Habitat: Daerah karang yang jernih dan berarus. Soliter atau kelompok kecil, juv sering terlihat sembunyi di celah karang Pocillopora. Benthopelagic. Distribusi: Indo-Pasifik:Afrika timur Samoa, Jepang-GBR Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Acanthurus lineatus Lined surgeonfish Nama Umum: Butana kasur Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),
3/4 badan atas terdiri dari garis kuning dan garis biru strip hitam, 1/4 badan bawahnya berwarna abu-abu. Kill dipangkal ekor tajam, kuat dan beracun. Sirip perut oranye Habitat: Pejantan mengontrol daerah teritorial makan dan haremnya, benthopelagic. Dewasa umumnya schooling di daerah dangkal. Juv soliter dan di habitat rubble. Membentuk kelompok pemijahan. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika timur-Hawai, Marquesan dan Kep.Tuamoto, Jepang GBR dan New Caledonia. Digantikan Acanthurus sohal di Laut merah. Tipe pemakan: Bentik alga/ herbivorus kadang krustacea

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

36

Acanthurus pyropherus Mimic surgeonfish Nama Umum: Ciri-ciri: Berwarna kecoklatan,


garis hitam dari atas sampai bawah katup insang, sirip pectoral berwarna kuning diujungnya Habitat: Biasanya hidup soliter/ sendiri, hidup di area laguna hingga terumbu karang dari 2 - 40 m Distribusi: berada di seluruh perairan terumbu karang di Indonesia Tipe pemakan: Pemakan alga
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Acanthurus triostegus Convict surgeonfish Nama Umum: Butana lorek Ciri-ciri: Panjang max 27 cm (TL),
badan kuning krem dengan 6 garis vertikal dibadan. Perubahan metamorphosis dari post larvajuv pada ukuran 3,2 cm Habitat: Daerah laguna dan karang , juv berada di daerah pasang surut, benthopelagic, kadang mencari makan di daerah masukan air tawar dimana banyak alga. Distribusi: Indo-Pasifik:Arabian peninsula. Pasifik timur : Teluk California-Panama Tipe pemakan: Zoobenthos, bentik alga, fitoplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

37

Ctenochaetus binotatus
Twospot surgeonfish

Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 22 cm (TL),


spot hitam di belakang sirip dorsal dan anal, dewasa terdapat lingkaran biru di mata. Dorsal dan anal coklat gelap, sirip ekor coklat dewasa dan juv berwarna kuning. Habitat: Daerah karang dan rubble di laguna dan pantai habits coral and rubble areas of deep lagoon and seaward reefs. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika timur Kep.Tuamoto, Jepang NSW dan New Caledonia) Tipe pemakan: fitoplankton dan detritus (dinoflagelata / Gambierdiscus toxicus )

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Ctenochaetus striatus Striated surgeonfish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL),
badan berwarna coklat kehitaman .spot oranye di kepala. Sirip pectoral kekuningan, sirip ekor dan perut coklat. Pangkal ekor terdapat kill tajam. Habitat: Daerah karang , rubble, berbatu yang flat di laguna dan karang hingga kedalaman 30 m. ditemukan soliter hingga schooling dengan species lain. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Fitoplankton (diatom) dan Bentik alga (lapisan luar blue green alga yang membuat species ini kunci rantai makanan ciguatera)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

38

Ctenochaetus cyanocheilus Bluelipped bristletooth Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL)
badan coklat kekunngan dengan garis kebiruan di badan. Terdapat lingkaran kuning di mata dan bibir berwarna biru. Habitat: Dareah kaya karang mulai dari laguna hingga lereng karang. Biasa ditemukan di kedalaman 7-15 m. Range kedalaman 2-30 m. Distribusi: Pasifik barat: Kep. Ogaswara, Filipina, Indonesia-GBR dan New Caledonia, Samoa-Kep. Marshal. Tipe pemakan: Bentik alga / herbivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Naso lituratus Orangespine unicornfish Nama Umum: Naso Ciri-ciri: Panjang max 46 cm (TL),
badan coklat keabuan, sirip ekor berbentuk sabit dengan batas hitam, pangkal ekor oranye dengan strip putih, dorsal oranye dengan batas garis biru, kuning dan hitam dari mulut hingga kepala. Sirip perut oranye. Habitat: Daerah karang, rubble dan berbatu di laguna dan pantai . Dewasa dalam soliter/kelompok kecil. Juv di daerah berbatu dangkal. Range kedalaman 0-90 m. Distribusi: Samudra Pasifik untuk Samudra Hindia sekarang diketahui sebagai species yang terpisah dengan nama Naso elegans. Tipe pemakan: Alga (Sargassum dan Dictyota) dan zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

39

Naso vlamingii Bignose unicornfish Nama Umum: Naso Ciri-ciri:


Bagian muka berwaran kecoklatan, badan berwarna biru kecoklatan, memiliki garis biru di dekat mata, serta bagian ekor yang menjuntai, panjang max 50 cm,

Habitat:
Umumnya dijumpai di kolom perairan atau di perairan agak dalam mulai dari 4-50 m dan biasanya ditemukan sendiri, Distribusi: tersebar di perairan area terumbu karang di Indonesia Tipe pemakan: Omnivore

Lokasi foto: : TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

40

APOGONIDAE
Cardinal fish, Ikan capungan

Apogon compressus Split-banded cardinalfish Nama Umum: Ikan capungan Ciri-ciri:


Berwarana putih atau pink dengan 6 garisdi sisinya,lingkar mata berwarna biru, sewaktu juvenile memilki warna kuning didekat ekor dengan spot hitam ditengahnya, panjang max 12 cm.

41

Habitat:
Ditemukan berkelompok di dekat karang bercabang, merupakan ikan nocturnal, ditemukan di area karang mulai dari kedalaman 2-20 m.

Distribusi:
Indo pasifik: GBR hingga jepang

Tipe pemakan: carnivora Kesukaan habitat:


karang bercabang seperti Porites cylindrical atau P.nigrescens

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Apogon aureus Ring-tailed cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 14,5
cm (TL), garis hitam melingkar dipangkal ekor, warna coklat krem, strip biru dimata. Habitat: Biasa dijumpai di perairan dangkal, bersembunyi di celah atau dibawah karang dijumpai mulai dari kedalaman 1- 40 m. Distribusi: Hampir ditemukan diseluruh perairan Indonesia

Tipe pemakan: Carnivore


Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

42

Apogon bandanensis Bigaye cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), warna badan kecoklatan dengan strip halus vertical, dipangkal ekor terdapat bagian putih dengan lingkaran hitam, di bagian sirip perut terdapat warna biru,sinonim Nectamia bandanensis. Habitat: Biasanya ditemukan diperairan karang agak dalam, merupakan ikan nocturnal, rang kedalaman 10-34 m. Tipe pemakan: Carnivore
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Apogon chrysopomus Spotted-gill cardinalfish Nama Umum: Serinding Ciri-ciri:


Panjang max 10 cm(TL), dewasa memiliki spot kuning dikatup insang, berwarna coklat krem, dengan 3 garis coklat memanjang serta spot hitam kecil dekat pangkal ekor.

Habitat:
Biasa dijumpai berkelompok di atas karang branching.

Distribusi:
Indo-pacifik, Indonesia Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: : TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

43

Apogon seleii Nama Umum: Serinding Ciri-ciri:


Panjang max 10 cm(TL),garis kuning/coklat dekat katup insang, pola bdan ,corak serta warna mirip dengan Apogon chrysopomus.

Habitat:
Perairan karang dan berasosiasi dengan karang branching.

Distribusi:
Tersebar di hamper seluruh perairan Indonesia Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Apogon fucata Nerrowlined cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri:


Panjang max 9 cm (TL), begariskuning dengan strip biru di dekat mata, memiliki spot hitam dipangkal ekor,

Habitat:
Umumnya berkelompok di gua-gua kecil disekitar laguna atau disela-sela karang branching. Range kedalamannya 2-60 m.

Distribusi:
Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Pantai timur benua Afrika hingga Samoa, baratdaya Jepang hingga New Caledonia

44

Tipe pemakan:
Zooplankton

Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Apogon komodoensis Nama Umum: Serinding Ciri-ciri: Panjang max 10 cm


(TL), dipangkal ekor berwarna hitam samar dan dipangkal berwarna putih, terdapat garis warna coklat strip putih memanjang dari mulut hingga mata.

Habitat:
Berkelompok di sela-sela karang branching, dengan range kedalaman 10-12 m.

Distribusi:
Diketahui hanya di perairan TN Komodo, NTT
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Tipe pemakan:
Zooplankton

45

Apogon hoevenii Frostfin cardinalfish Nama Umum: Serinding layar Ciri-ciri: Panjang max 6cm
(TL),berwarna coklat kekuningan, siripdorsal pertama berwanna coklat gelap dengan bagian berwarna putih yang lebar. Habitat: Biasanya dijumpai didaerah estuaria atau telukserta dihabitat yang dasarnya pasir/ pasir berlumpur, tempatpavoritnya berada disekitar spong, crinoids dan bulubabi. Range kedalaman 20-30 m. Distribusi:Indo-West Pacific: India, Indochina n Malay , sertadari utara Australia - Japang Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Apogon fragilis Fragile cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 5,5 cm
(TL), berwarna putih perak transparan, memiliki spot hitam dipangkal ekor dan cirri utamanya adalah spot hitam dikedua ujung cagak sirip ekornya. Habitat: Biasanya dijumpai di laguna dan teluk, diatsa karang branching, berkumpul dalam jumlah besar kadang-kadang dengan jenis yang lain. Range 1 -15 m. Distribusi: Indo-pasifik, Timur AfrikaSamoa, dan di Great Barier Reef Australia Tipe pemakan: Belum diketahui
46

Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Apogon zosterophera Blackbelted cardinalfish Nama Umum: Beseng Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
(TL), memiliki garis hitam dibawah sirip dorsal kedua, memiliki dua garis berwarna orange dekat katup insang, serta memiliki spot hitam kecil dipangkal ekor. Habitat: Biasa hidup di perairan dangkal di area terumbu karang atau sekitar laguna / sela-sela karang dengan range kedalaman 2-15 m. Distribusi: Laut jawa dan Kalimantan di Indonesia Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: :Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Sphaeramia nematoptera Pajama cardinalfish Nama Umum: Capungan Ciri-ciri: Panjang max 8,5 cm (TL),
bentuknya sangat mudah dikenali dengan mata merah besar, kepala yang berwarna kuning,garis hitam disirip prtama dorsal, spot coklat yang banyak di badan belakang. Habitat: Berkumpul bisasanya diatas karang branching, menyebar di malam hari untuk mencari makan karena ikan nocturnal. Range 1 14m. Distribusi: Laut jawa Fiji Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

47

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Cheilodipterus artus Foto by Fakhrizal Setiawan Wolf cardinalfish Nama Umum: Serinding Ciri-ciri: Panjang max 18,7 cm (TL), saat juvenile memiliki spot hitam kecil yang dikelil-

ingi warna kuning dipangkal ekornya. Memiliki 8 strip garis kecoklatan. Habitat: Biasanya bersembunyi di celah/goa kecil di karang, laguna, kadang juga berada diatas karang bercabang, lebih sering terlihat soliter Distribusi:Indo pasifik, timur afrika-Kep. Tuamoto, selatan GBR Australia Tipe pemakan: Ikan kecil / Carnivora

Cheilodipterus isostigmus Dog-toothed cardinalfish Nama Umum: Serinding Ciri-ciri:


Panjang max 11 cm (TL), sangat mirip dengan C.qunquilineatus dimana perbedaanya hanya pada spot hitam dikelilingi warna kuning. C. qunquilineatus garis strip dibadan hingga mengenai spot hitam di pangkal ekor sedangkan C. isostigmus tidak.

Habitat:
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Hidup didarah karang laguna, bisanya berkelompok dalam jumlah kecil dikarang bercabang, Range 4 - 40 m.

48

Distribusi:
Perairan laut jawa, kalimantan di Indonesia.

Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Cheilodipterus macrodon Large toothed cardinalfish Nama Umum: Serinding besar Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), saat juvenile mamiliki spot hitam yang berangsur-angsur hilang saat dewasa. Dewasa sangat mirip dengan C.artus hanya saja strip garis dibadan lebih tebal dan lebih gelap.

Habitat:
Umumnya ditemukan didaerah reef slope 4-30 m, suka bersembunya di gua-gua kecil / celah karang . Kadang juga ditemukan didaerah laguna dari kedalaman 0-40 m. lebih sering ditemukan soliter/sendiri atau berpasangan. Juv lebih terlihat dalam kelompok kecil.

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah

49

Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Indo pasifik, laut merah, timur Afrika, Pulau Ryukyu, Perairan karang di Indonesia

Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: : TN Komodo,NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Pterapogon kauderni Banggai cardinal fish Nama Umum: Kardinal banggai Ciri-ciri: Panjang max 8 cm
(TL), mudah dikenali dari warna yang mencolok dengan empat garis vertikal di badan. Pola garis hitam yang memanjang dari sirip pertama dorsal hingga sirip perut dan sirip kedua sampai sirip anal dengan spot putih. Sirip ekor cagak panjang dengan garis hitam dan spot putih disisinya.
Lokasi foto: : Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

Habitat: Biasa dijumpai di


daerah darmaga, didasar pasir di padang lamun serta di selasela bulu babi sebagai tempat perlindungan. Jantan mengerami telur, larva yang menetas tidak memiliki periode plankton. Juvenil biasa tinggal di dekat anemone sebagai perlindungan.
50

Distribusi: Alami endemic di


Kep. Banggai, Indonesia namun setelah ditangkarkan banyak di daerah lain.

Tipe pemakan:
Bentik krustacea dan zooplankton

Lokasi foto: : Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

51

AULOSTOMIDAE
Aulostomus chinensis Chinese trumpetfish Nama Umum: lkan trompet Ciri-ciri:
Panjang max 80 cm (TL), memiliki 2 warna dasar yaitu coklat ke hijauan serta kuning (Jenis variannya), sirip pertama dorsal tegak karena terdapat duri, sirip dorsal kedua tipis sama seperti sirip analnya. Dekat pangkal ekor warna hitam gelap, bagian sirip ekor berwarna kuning dengan spot hitam diujung-ujungnya

52

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Habitat:
Ditemukan soliter di perairan dangkal dan jernih, kadang diarea habitat berbatu . Kebisaanya yang suka berkamuflase untuk menangkap mangsa dan bersembunyi di atas ikan yang lebih besar

Distribusi:
Hampir ditemukan di seluruh perairan karang di Indonesia

Tipe pemakan:
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Udang dan ikan kecil / Carnivora

53

BALISTIDAE
Triger fish, Ikan Tato (Sulawesi utara),

Balistoides conspicillum Clown triggerfish Nama Umum: Triger biji nangka Ciri-ciri:
Panjang max 50 cm (TL), memiliki pola warna yang unik, mulut berwarna kuning, garis putih dimata, separuh badan bagian bawah spot putih besar dan separuh atasanya hitam dengan bercak kuning, pangkal ekor putih dengan bintik hitam serta sirip ekor terdapat bagian putih lebar. Merupakan target perdagangan ikan hias yang mahal.

54

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Habitat:
Spesies soliter, hidup diperairan jernih didaerah reef slope dan drop-off, saat juvenile hidup di gua-gua karang.

Distribusi:
Indo-pasifik, sebagian timur dan selkatan Afrika, Indonesa hingga Samoa, selatan New Caledonia

Tipe pemakan:
Bulubabi, krustasea, tunicate
Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Balistapus undulatus Orange-lined triggerfish Nama Umum: Triget ijo Ciri-ciri: Panjang max 30
cm (TL), badan hijau gelap ke coklatan dengan garis oranye diagonal di badan dan muka. Sirip berwarna oranye. Memiliki spot hitam dipangkal ekor.

Habitat:
Didaerah kaya karang di laguna dan terumbu karang. Jenis yang territorial, biasa meletakkan telur dalam lubang di daerah pasir atau rubble di daerah karang. Range kedalaman 1-50 m.

55

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Indo-Pasifik : Laut merah, Afrika Selatan, Kep. Line, Marquesan dan Tuamoto, Jepang-GBR dan New Caledonia.

Tipe pemakan:
Zoobenthos (Echinodermata, moluska, tunikata, sponge dan hydrozoa), ikan kecil dan alga bentik.

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Melichthys indicus Indian triggerfish Nama Umum: Triger item Ciri-ciri: panjang max 25 cm
(TL), badan coklat kehitaman dengan strip putih di dasar sirip dorsal dan Anal. Batas luar sirip caudal berwarna putih. Habitat: Daerah kaya karang . Soliter, biasa menggali lobang di dasar untuk tempat tinggal Distribusi: Samudra Hindia; Laut Merah dan Timur Afrika Thailand dan Sumatra di Indonesia. Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge,tunikata,bentik invertebrate, bentik krustacea, ) dan bentik alga
56

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Sufflamen chrysopterus Halfmoon triggerfish Nama Umum: Triger bulan Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),
badan coklat gelap dibawahnya dengan sirip ekor dibatasi putih dan membentuk segitiga coklat ditengahnya. Habitat: Daerah pantai berkarang mulai dari laguna hingga lereng karang. Soliter dan territorial, ovipar dan monogami. Distribusi: Indo-Pasifik barat: Afrika timur, Afsel, Samoa, JepangPulau Lord Howe. Digantikan Sufflamen albicaudatus di Laut Merah. Tipe pemakan: Zoobenthos dan zooplankton

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

57

BLEINIDAE
Blennies fish, Ikan Blenie

Escenious sp. Nama Umum: Bleni Ciri-ciri:


Panjang max 5,5 cm (TL), badan coklat dengan garis terang sepanjang dorsal, bagian kepala kehijauan, strip hijau dari mata hingga katup insang.terdapat sepasang mirip sungut di depan mata.

58

Habitat:
Daerah kaya karang, bias dijumpai berda di atas karang, soliter namun kadang dalam kelompok kecil.

Distribusi:
Baru diketahui dari laut jawa

Tipe pemakan: Belum


diketahui

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

59

CAESIONIDAE
Fusilier fish, Ikan ekor kuning

Caesio caerulaureus Blue and gold fusilier Nama Umum: Ekor kuning Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),
memiliki garis kuning emas memanjang dari pangkal ekor hingga diatas mata, serta strip hitam di kedua ujung cagak sirip ekornya. Habitat: Area terumbu karang yang jernih, sering ditemukan schooling dalam jumlah besar bersama jenis caesionidae lainnya. Range 5-50 m. Distribusi: Hampir seluruh perairan Indonesia
Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

60

Caesio teres Yellow and blueback fusilier Nama Umum: Ekor kuning Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL),
berwarna 2/3 biru keperakan, warna kuning mulai dari ekor hingga ke badan atas dekat sirip dorsal, Habitat: Di kolom perairan karang yang jernih kedalaman 5-50 m, bermigrasi saat purnama mencari daerah di karang yang memiliki celah sempit serta arus yang kuat untuk menyebarkan telurnya. Distribusi: Hampir diseluruh perairan di Indonesia Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: : Kep. Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Caesio xanthonota Yellowback fusilier Nama Umum: lkan ekor kuning Ciri-ciri:
Panjang max 40 cm (TL), berwarna biru keperakan dengan warna kuning hampir 1/2 badan hingga bagian kepala.Sirip ekor berwarna kuning.

Habitat:
Daerah karang namun umumnya berada di kolom perairan. Aktif schooling dengan caesionid lain di kolom perairan karang. Range kedalaman 0-50 m.

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh

61

Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Timur Afrika hingga Indonesia (tidak di laut merah and Persia)

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Pterocaesio tile Dark banded fusilier Nama Umum: lkan ekor kuning Ciri-ciri:
Panjang max 30 cm (TL), berwarna biru keperakan (foto fase merahnya), memiliki strip garis dari pangkal ekor hingga dekat mata, cirri khasnya adalah strip biru yang menyala terutama saat malam hari, beberapa literature menerangkan ikan ini memiliki kemampuan untuk mengganti warna yang biru menjadi kemerahan di bagian bawah untuk dibersihkan atau untuk tidur.
62

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Habitat:
Berkelompok di kolom perairan terumbu karang yang jernih atau slope karang bersama jenis caesionid lainnya. Range kedalaman 0 - 60 m

Distribusi:
Indo-pasifik, Indonesia, Jepang, dan kep. Di t imur PNG

Tipe pemakan:
Zooplankton

Lokasi foto: : Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

63

CARANGIDAE
Jacks fish, Ikan Kwe, Bobara (Sulut)

Carangoides bajad Orangespotted trevally Nama Umum: Kwe macan Ciri-ciri: Panjang max 55 cm (TL),
badan agak kekuningan dengan banyak spot oranye tersebar di badan, Habitat: Kolom perairan yang agak dalam di area karang, biasanya soliter atau berpasangan. Range kedalamannya 2-50 m Distribusi: Laut merah, teluk Oman,Persia,Thailand dan Indonesia serta Okinawa. Tipe pemakan: Carnivora

64

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Caranx melampygus Bluefin trefally Nama Umum: Kwe biru / bobara Ciri-ciri: Panjang max 117 cm
(TL), badan berwaran perak biru kehijauan, kadang soliter, berpasangan atau schooling di spot site tertentu, sirip berwarna biru. Sirip pectoral berbentuk sabit. Habitat: Species perairan pelagis dan pantai serta di karang. (chiguatera)Dagingnya menjadi beracun jika sudah melebihi panjang (TL) 50 cm. Distribusi: Hampir di seluruh peraian karang di dunia Tipe pemakan: ikan kecil dan

Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara Foto by Rizya L. Ardiwijaya

65 Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Caranx ignobilis Giant trefally Nama Umum: Ikan kwe, bobara Ciri-ciri:
Panjang max 170 cm (TL), berwarna keperakan, warna sirip biasanya abu-abu gelap, memiliki 28-36 scutes keras, ukuran dewasa dari corak badannya dapat mudah dikenali.

Habitat:
Jenis ikan pelagis biasa ditemukan di pasir, batu dan di terumbu karang, saat juvenile biasa ditemukan di estuaria dan dewasa umumnya soliter atau berpasangan. Ukuran dewasa biasanya ciguatoxic.

Distribusi:
Perairan karang di dunia

Tipe pemakan:
krustacea dan ikan (malam) / carnivora

66

CARCHARHINIDAE
Shark fish, Ikan hiu

Carcharhinus obsesus Whitetip reef shark lokal: ikan hiu sirip putih Ciri-ciri: Panjang max 213 cm
(TL), ramping dengan moncong pendek, mata oval, tanda putih berada di sirip dorsal pertama dan ujung sirip ekor.

Habitat: Biasa dijumpai di la67

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

guna, karang dan digoa-goa beristirahat di siang hari. Lebih aktif saat malam dan daerah pasut yang memiliki arus kuat. Jarak ruaya 0,3-3 km satu periodenya /tahun. Jarang dilaporkan menyerang manusia. Range kedalaman 1 - 330 m.

Distribusi: Tersebar hampir di


seluruh perairan karang di dunia Tipe pemakan: Memakan ikan kecil, gurita, lobster kecil dan kepiting / Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

68 Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Rizya L. Ardiwijaya

Stegostoma fasciatum (juv) Zebra shark Lokal: Ikan hiu totol Ciri-ciri: Panjang max 235 cm (TL), memiliki 5 celah insang dan 3 terahir dibelakang
sisirp dada, lubang hidung dekat dengan moncong, sirip ekor panjang dengan lekukan subterminal dalam dimana lobus hamper tidak ada. Warna kuning kecoklatan dengan bintik coklat gelap. Sirip dadabesar dan bult melebar.

Habitat: Perairan lepas pantai, pasir, patahan karang, dan di dasar karang. Aktif dimalam hari (nocturnal), siang hari beristirahat di celah-celah atau di bawah karang. Berenang lambat di celah-celah karang saat berburu makanan.

Distribusi: Indo-west pasifik barat (Laut merah dan sisi timur Afrika hingga New
Caledonia, utara Jepang New South Wales, Australia) Tipe pemakan: moluska, ikan kecil, krustasea, dan ular laut / Carnivora

69

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan Rhinobatus typus Giant shovelnose ray Lokal: Ikan cucut Ciri-ciri: Panjang max 270 cm (TL), ciri utamanya adalah warna gelap di ujung mon-

congnya, badan berwarna coklat dengan kepala yang triangular serta sirip dorsal yang pendek. Habitat: Saat juvenile hidup di perairan intertidal (pantai berpasir, atol dan di mangrove) dan dewasa di lepas pantai, pantai berlumpur/pasir, hidup soliter. Range kedalaman 0-100 m, Distribusi: Indo-pasifik barat (Thailand - PNG, ) Tipe pemakan: moluska / Zoobenthos

70

CENTRISCIDAE
Shrimp fishes, Ikan piso-piso

71

Lokasi foto: TN Karimunjawa (kiri) dan TN Komodo (kanan)

Aeoliscus strigatus Common name:Razorfish, nama lokal: Ikan piso-piso Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), warna bervariasi tergantung daerahnya, mudah dikenali dari bentuk badan dan cara berenangnya, bentuk duri sirip dorsalnya yang memanjang ke ekor, Habitat: Biasanya berkelompok, sembunyi di sela-sela duri bulubabi atau cabang karang, range kedalaman 1-20 m. Distribusi:Indo-west pasifik, dari selatan jepang hingga New south Wales, Australia Tipe pemakan: Zooplankton

72

CHAETODONTIDAE
Buterfly fish, Ikan kepe-kepe

73

Chaetodon octofasciatus Foto by Fakhrizal Setiawan Eightband butterfly fish Nama Umum: kepe-kepe strip 8 Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), warna krem kekuningan dengan 7 strip vertikal

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

dikedua sisi badan, sirip ventral berwarna kuning Habitat: biasanya berpasangan dan ditemukan didaerah karang yang masih baik, juvenile sering terlihat berkelompok di karang Acropora bercabang. Distribusi: Hampir di seluruh perairan terumbu karang Tipe pemakan: Coralivore

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

74

Chaetodon collare Redtail butterfly fish Nama Umum: Kepe-kepe belanda Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), dikenali dengan warna merah di sirip ekor dan garis putih vertikal belakang mata.

Habitat: Biasa ditemukan berpasangan atau berkelompok di daerah karang / bersembunyi di bawah karang yang lebar.

Distribusi: Laut Persia, Maldives


- Jepang, Indonesia dan Filipina

Tipe pemakan: Pemakan polip


Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

karang / Coralivore

Chaetodon triangulum
Triangle butterflyfish

lokal: Ikan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 16 cm (TL),


badan hamper triangular, abu-abu gelap dengan garis bersudut , sirip ekor hitam segitiga dengan garis luar kuning. Ini yang membedakan dengan C. Baronessa. Habitat: Daerah kaya karang di laguna hingga lereng karang, territorial dan berpasangan. Juv soliter di dekat karang. Ovipar, monogami, berpasangan saat memijah. Distribusi: Samudra Hindia: Afrika Timur-Teluk Bengal, Laut AndamanLaut Jawa. Posisinya digantikan C. Baronessa di timur Indonesia. Tipe pemakan: Pemakan polip karang / Coralivore

75

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon trifascialis
Chevron butterflyfish

lokal: Ikan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),


badan memanjang putih dengan garis hitam bersudut, muka garis hitam memanjang, sirip dorsal dan anal oranye, ekor hitam dengan batas kuning. Habitat: Daerah laguna dan karang semi terlindung, territorial, berasosiasi dengan acropora meja dan menjari, soliter atau berpasangan(saat memijah) Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur Afrika-Hawai dan Kep. Society. Tipe pemakan: Pemakan mucus dan polip karang / Coralivore

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon lunulatus Oval butterfly fish lokal: Ikan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), sangat mirip dengan C.trifasciatus dimana perbedaannya terletak di pangkal ekor yang berwarna biru abuabu. Habitat: Selalu berpasangan di area terumbu karang. Juvenile bersembunyi di celah karang bercabang. Range kedalaman 3-20m. Distribusi: Tersebar dari jepang, Hawai - Australia. Tergantikan oleh C.trifasciatus di samudra hindia Tipe pemakan: Pemakan polip karang / Coralivore
76

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon trifasciatus
Melon butterflyfish

lokal: Ikan kepe roti Ciri-ciri: Panjang max 15 cm


(TL), Badan atas kebiruan dan bawahnya kekuningan, pangkal sirip ekor kuning serta sirip anal.. Habitat: Daerah kaya karang di laguna dan karang semi terlindung. Territorial dan agresif terhadap chaetodon lain. Juv sembunyi di karang. Distribusi: Samudra Hindia: Timur Afrika Sumatra. Tergantikan oleh C. lunulatus di Indonesia tengah-timur Tipe pemakan: Pemakan polip karang / Coralivore

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon kleinii Sunburst butterfly fish lokal: lkan kepe coklat Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), tubuh berwarna kuning, dengan 2 garis putih vertikal,pertama di pangkal ekor dan kedua di badan depan, garis hitam vertikal memanjang melewati mata. Habitat: Area terumbu karang, laguna, alur dan area rumput laut/alga. Biasa soliter atau berpasangan

Distribusi: Indo pasifik Tipe pemakan:Pemakan polip


Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 77

karang / Coralivore

Chaetodon rafflesi
Latticed butterflyfish

lokal: lkan kepe nanas Ciri-ciri: Panjang max 18 cm


(TL), badan kuning dengan pola garis menyilang, garis hitam memanjang melewati mata, sirip dorsal, anal, dan caudal memiliki strip hitam yang berubah sesuai usia. Habitat: Daerah kaya karang, rubble, karang berbatu di laguna hingga lereng. Ovipar dan berpasangan saat memijah Distribusi: Indo-Pasifik: Sri Lanka - Kep. Tuamoto , JepangGBR, Palau-Micronesia Tipe pemakan: Pemakan polip karang / Coralivore (anemone, octocoralia dan scleratinia polip) dan cacing polychaeta

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon citrinellus
Speckled butterflyfish

lokal: lkan kepe pasangan / biasa Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL).


Krem kekuningan dengan spot hitam menyebar di badan, garis memanjang melewati mata. Strip hitam diujung sirip anal. Habitat: Didaerah reef flat yang dangkal, laguna, lereng karang. Juv dalam kelompok kecil dan kadang bercampur dengan C.kleinii. Berpasangan saat memijah. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika TimurHawai, Marquesan dan Kep.Tuamoto, Jepang Australia) dan P. Lord Howe. Tipe pemakan: Pemakan polip karang / Coralivore, cacing polychaeta, dan alga berfilamen
78

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon guttatissimus
Peppered butterflyfish

lokal: lkan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL),


badan krem dengan spot hitam di badan, garis hitam memanjang melewati mata, ujung sirip dorsal kuning dan bawahnya oranye, kuning muda di ekor dan anal, sirip ekor transparan dan kuning muda dibatasi hitam. Habitat: Daerah laguna dan lereng karang , berpasangan atau kelompok kecil. Distribusi: Samudra Hindia: laut merah, Durban, Afsel, Christmas Island, Thaliand dan barat Indonesia. Tipe pemakan: Pemakan polip karang / Coralivore, cacaing polychaeta, bentik invertebrate, dan alga bentik

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon meyeri
Scrawled butterflyfish

lokal: lkan kepe mayeri Ciri-ciri: Panjang max 20 cm


(TL), Badan krem kebiruuan garis hitam melengkung di badan, muka hingga sirip. Habitat: Didaerah kaya karang di laguan yang jernih dan lereng karang. Juv soliter di karang branching, dewasa berpasangan saat memijah. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur-Kep.line, Kep.Ryukyu, GBR, Micronesia dan Kep. Galapagos. Tipe pemakan: Pemakan polip karang / Coralivore
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

79

Chaetodon vagabundus
Vagabond butterflyfish

lokal: lkan kepe tiker Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL),


badan putih krem dengan garis diagonal berlawanan diatas dan dibawah badan. Strip hitam melewati mata, garis hitam memanjang dari belakang badan dari dorsal hingga anal. Ini yang membedakan dengan C.decussatus Habitat: Didaerah reef flat, laguna dan lereng karang. Berpasangan monogami, aggressive tritorial dengan Chaetodon lain. Distribusi: Indo-Pasifik: laut Merah dan Timur Afrika - Kep.Line dan Tuamoto, Jepang-Australia. Tipe pemakan: Coralivore, bentik alga dan bentik invertebrata

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon falcula
Blackwedged butterflyfish

lokal: lkan kepe biji 2 Ciri-ciri: Panjang max 20 cm


(TL), badan putih dengan garis hitam vertikal, bagian atas kuning, dorsal belakang dan ekor oranye. Spot hitam besar 2 di punggung, spot hitam kecil di pangkal ekor Habitat: Didaerah Terumbu karang dan lereng karang berarus, berpasangan (saat memijah) atau kelompok kecil, ovipar. Distribusi: Samudra Hindia: Timur Afrika - Indonesia. Tipe pemakan: Bentik invertebrates/zoobenthos dan alga bentik
80

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon melannotus
Blackback butterflyfish

lokal: lkan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 18 cm


(TL), Badan putih dengan banyak garis hitam diagonal, gitam bagian punggung atas, spot hitam di pangkal ekor dan sirip anal,warna berubah saat ketakutan dan pengamatan malam. Habitat: Didaerah kaya karang di reef flat, laguna dan lereng karang. Berpasangan atau kelompok kecil. Range kedalaman 1-20 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur Afrika-Samoa, Jepang, P.Lord Howe dan Micronesia. Tipe pemakan: Coralivore

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Coradion chrysozonus Goldengirdled coral fish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL), Coradion dapat dibedakan dengan Chaetodon karena memiliki duri dorsal (8-10 vs 1116). Memiliki sirip dorsal dan anal yang halus yang memberikan tampilan lebar Habitat: Area terumbu drop-off dimana kaya akan invertebrate juga di area karang yang sedikit.Range kedalaman 3-60m Distribusi: Indo fasifik Tipe pemakan: Sponge

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

81

Parachaetodon ocellatus Foto by Fakhrizal Setiawan Sixspine butterfly fish Lokal: lkan kepe-kepe Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), berwarna putih mutiara dengan garis oranye,
memiliki spot hitam di garis oranye ke 3 Habitat: Berpasangan di dasar dan di area karang yang keruh, dewasa berkelompok didaerah dasar belumpur yang agak dalam. Juv hidup diarea dangkal laguna Distribusi: Indo Pasifik:NTT, Indonesia, Australia, Malaysia Tipe pemakan: Benthic algae / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

82

Chelmon rostratus Foto by Fakhrizal Setiawan Copperband butterflyfish Nama Umum: Kepe monyong Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), mudah dikenali dengan moncongnya serta garis

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah

oranye dan spot hitam di dorsal belakang Habitat: Range kedlaman 1-25m,ditemukan di pantai bebatu, terumbu karang,estuaria. Termasuk ikan territorial dan monogami Distribusi: Pasifik barat (laut Andaman-Jepang), Indonesia dan Australia Tipe pemakan: Bentik invertebrate/zoobenthos

Lokasi foto: Pulau weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 83

Forcipiger longirostris Big longnose butterflyfish lokal: monyong asli Ciri-ciri:


Panjang max 20 cm (TL), warna kuning dengan hitam dibagian atas kepala, bagian bawah kepala perak dengan mulut panjang. Spot hitam di sirip anal. Varian ada yang berwarna gelap

Habitat:
Berpasangan monogami, biasa berada di area karang dangkal hingga dalam. Range kedalaman 3-70m Distribusi: Indopasifik Tipe pemakan: memakan apa saja seperti krustacea kecil / Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon speculum Mirror butterflyfish Nama Umum: Kepe Bulan Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
warna badan kuning terang deangan spot hitam besar di badan serta garis vertikal memanjang melalui mata Habitat: Soliter atau berpasangan (selama memijah), berada diarea karang yang kaya hydroid dan anemone. Range kedalaman 3-30m Distribusi: Indopasifik(IndonesiaJepang, Selatan GBR-PNG) Tipe pemakan: Pemakan polip karang dan invertebrata

Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

84

Chaetodon ephippium Saddle butterflyfish Nama Umum: Kepe monalisa Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL),
badan bbiru hijau keabuan, spot hitam besar dengan batas putih di punggung belakang. Oranye dari mulut-sirip perut. Habitat: Didaerah Laguna dan lereng karang, yang jernih, soliter, berpasangan (saat memijah) dan grup kecil.Range kedalaman 1-30 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Sri Lanka dan Kep. Cocos-Keeling - Hawai, kep. Marquesan and Tuamoto, Jepang-Australia. Tipe pemakan: Pemakan polip karang dan invertebrate, cacing polychaeta, bentik krustacea,alga bentik.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Hemitaurichthys polylepis Pyramid butterflyfish Lokal: kepe-kepe piramid Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), ciri utamanya bentuk pyramid putih besar dibadan hingga ekor, kepala coklat, dengan warna dasar badan kuning Habitat: Biasa schooling dalam jumlah besar di kolom perairan karang. Range kedalaman 3-60 m Distribusi: Samudra pasifik (hawai, indosesia timur hingga pulau Christmas), samudra hindia diganti kan dengan H. zoster Tipe pemakan: Planktivora
Lokasi foto: TN Bunaken, Sulawesi Utara Foto by Fakhrizal Setiawan 85

Hemitaurichthys zoster
Brown-and-white butterflyfish

Nama Umum: Piramid coklat Ciri-ciri: Panjang max 18 cm


(TL), Badan tengah putih berbentuk piramid yang dibatasi coklat gelap di bagian depan dan belakang badan. Habitat: Didaerah batas terumbu karang. Schooling dalam jumlah besar . Berpasangan saat memijah, ovipar. Range kedalaman 1-40m. Distribusi: Samudra Hindia : Timur Afrika - Guam, India, Mauritius hingga Sumatra (Indonesia) Tipe pemakan: Pemakan polip karang dan invertebrate, zooplankton dan bentik alga

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Heniochus diphreutes False morish idol / Schooling bannerfish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 21 cm
(TL), badan putih dengan 2 garis hitam besar memanjang dari dorsal ke perut dan sirip anal. Strip hitam dari kepala sampai mata. Sebagian sirip dorsal dan ekor kuning. Habitat: Schooling dalam jumlah besar di daerah reef slope agak dalam. Range kedalaman 15-210 m. Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Planktivora
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 86

Heniochus acuminatus Pennant coralfish / Longfin banner fish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), yang membedakan dari H.diphreutes adalah moncong yang lebih panjang, bentuk badan yang lebih bulat dan memanjang

Habitat: Perairan karang yang


agak dalam, laguna atau alur karang, soliter (juv) dan berpasangan (dewasa)

Distribusi: Indopasifik (Afrika


timur dan teluk Persia hingga Micronesia dan Jepang)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Tipe pemakan: Planktivore

Heniochus varius Horned bannerfish / Humphead bannerfish Lokal: Keling tanduk Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),
berwarna coklat gelap dengan 2 garis putih di dekat kepala dan di dorsal memanjang hingga pangkal ekor, mirip tanduk di atas mata. Habitat: Area terumbu karang yang baik dan laguna. Rang kedalaman 2-20 m Distribusi: Samudra pasifik (Indonesia-Micronesia dan jepang), Samudra hindia digantikan dengan H. pleurotaenia Tipe pemakan: Polip karang dan invertebrata kecil
87 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Heniochus pleurotaenia
Phantom bannerfish

lokal: Keling tanduk Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL),


2 garis putih dibatasi garis coklat gelap gingga sirip perut dan anal. Yang membedakan dengan H.varius adala garis putih ini. Habitat: Daerah kaya karang di laguna dan lereng karang , soliter, berpasangan atau kelompok. Biasa juga diarea campuran laga dan karang. Range kedalaman 1-25 m. Distribusi: Samudra Hindia: Maldives, Sri LankaIndian Ocean: Maldives and Sri Lanka, Laut Andaman Sumatra dan Jawa Barat. Tipe pemakan: Zoobenthos / bentik invertebrata

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodon adiergsatos Philipinne butterflyfish / panda butterflyfish Lokal: Kepe-kepe panda Ciri-ciri: Panjang max 20 cm(TL),
berwarna putih dengan garis diagonal coklat. Sirip dorsal, anal dan dada berwaran kuning dan spot hitam besar di sekitar mata serta spt hitam di atas kepala.

Habitat: Berpasangan atau kelompok di area terumbu karang yang sehat. Range kedalaman 3-25 m

Distribusi: Pasifik barat (Jepang,


Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Rian Prasetia

Taiwan - Indonesia dan baratlaut Australia) Tipe pemakan: Zoobenthos


88

Chaetodon lunula Raccoon butterfly fish Nama Umum: Kepe gajah Ciri-ciri: Warna kuning-oranye dengan hitam abu-abu di badan, strip hitam besar diagonal, strip hitam dimata dan strip putih disampingnya. Warna hitam juga dipangkal ekor Habitat: Soliter, berpasangan dan juga berkelompok di laguna dan perairan karang agak dalam. Rang kedalaman 0-30m Distribusi: Indo-pasifik, Atlantik tenggara Tipe pemakan: Bentik invertebrata , alga dan polip karang
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

89

CIRRHITIDAE
Hawkfishes

Paracirrhites arcatus Arc-eye hawkfish Nama Umum: Mata nyender


Ciri-ciri:

Panjang max 20 cm (TL), biasanya bervariasi warnanya, tapi selalu memiliki cincing kuning dibelakang matanya.
Habitat:

Lokasi foto: TN Bunaken , Sulawesi Utara Foto by Fakhrizal Setiawan

Soliter di daerah karang, biasa ditemukan berada diatas karang bercabang seperti: Stylophora, Pocillopora, Porites, Acropora. Range kedalaman 1 - 91m
Distribusi:

90

Indo-Pasifik (Afrika timur Hawai,Utara Jepang-Australia)


Tipe pemakan:

Ikan kecil dan krustacea kecil / Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Paracirhites forsteri Blackside hawkfish Nama Umum: Nyender asli


Ciri-ciri:

Panjang max 22 cm (TL), Badan kekuningan dengan muka abu-abu kehitaman dengan banyak titik hitam, garis merah berlanjut hitam disisi badan. Warna berubah seiring pertumbuhan.

Habitat: Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

91

Di daerah dasar karang yang jernih serta laguna, soliter dan berpasangan. Suka berdiam iatas karang bercabangseperti Stylophora, Acropora. Jenis territorial. Range kedalaman 1 - 35m.

Distribusi:

Indo-Pasifik (Timur Afrika dan Laut merah-Hawai, jepangAustralia)

Tipe pemakan:

Ikan kecil dan krustacea kecil / Carnivora


Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

92

DASYATIDAE
Sting fish, Ikan pari

93

Taeniura lymma Foto by Fakhrizal Setiawan Ribbontail stingray Lokal: Pari totol biru Ciri-ciri: Diameter cakram max 90 cm, badan berwarna kuning kecoklatan dengan
spot biru yang mencolok, garis biru di bagian ekor Habitat: Berada di area terumbu karang bersembunyi di bawah karang atau celah batu. Jarang ditemukan di pasir. Migrasi berkelompok di area pasir dangkal selama air pasang untuk mencari makan. Range kedalaman 0-20 m. Distribusi: Indo-west pasifik( Laut merah dan timur Afrika hingga Kep.Solomon dan Australia) Tipe pemakan: Moluska, cacing, udang dan kepiting / Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

94

EPHIPPIDAE
Batfish, Ikan platax

95

Platax pinnatus Foto by Fakhrizal Setiawan Dusky batfish / long-fined batfish Nama Umum: Platax asli Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), juvenil coklat gelap dengan batas oranye merah

Lokasi foto: TN Karimunjawa dan TN Komodo

terang dengan sisip dorsal dan anal panjang, dewasa berwarna perak dengan sirip pendek pipih dan bulat. 2 garis hitam memanjang dari kepal hingga bawah mata dan kedua badan hingga sirip perut. Memiliki mulut yang lebih moncong Habitat: Juv umumnya soliter sembunyi dibawah / goa karang dan di mangrove . Dewasa sering terlihat schooling. Range kedalaman 15-30 m. Distribusi: Pasifik barat( Jepang-Australia) Tipe pemakan: Alga, ubur-ubur dan Zooplankton

96

Platax teira Foto by Fakhrizal Setiawan Longfin batfish Nama Umum: Platax kertas Ciri-ciri: Panjang max 70 cm (TL), sirip perut berwarna kuning dengan spot hitam di

Lokasi foto: TN Karimunjawa , Jawa Tengah

atas sirip perut. Memiliki 2 garis hitam satu melewati mata dan kedua melewati sisip dada yang semakin tua semakin pudar. Habitat: Dewasa lebih suka berada perairan lepas pantai agak dalam berkelompok. Juvenile suka berada dilaguna, karang dangkal. Range kedalaman 0-20 m. Distribusi: Indo-west pasifik (Laut merah dan timur Afrika - PNG, Jepang - Australia) Tipe pemakan: Zoobenthos dan nekton (finfish)

97

FISTULARIDAE
Cornetfishes / Ikan

Fistularia commersonii Bluespotted cornetfish Nama Umum: Julung alus Ciri-ciri:


Panjang max 160 cm (TL), bentuk runcing memanjang, warna hijau di dorsal , keperakan di perut, ekor meruncing panjang. 2 spot biru di punggung. Sirip dorsal dan anal transparan.
98 Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Habitat:
Didaerah terumbu karang dan dasra berpasir,. Soliter atau dalam kelompok kecil. Range kedlaman 2 - 130 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur Afrika, JepangAustralia dan Selandia baru. Pasifik timur: Mexico, Panama.

Tipe pemakan:
Ikan kecil, zooplankton, bentik krustacea

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

99

Gobidae
Gobies fish, Ikan gobi

100

Amblygobius albimaculatus Foto by Fakhrizal Setiawan Butterfly goby Nama Umum: lkan gobi Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), jantan dengan 3 spot dekat dasar dari sirip kedua

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

dorsal. Betina dengan garis coklat dari atas mulut hingga atas operculum. Spot hitam di sirip ekor. Memiliki 4-5 garis vertikal coklat dibadan. Habitat: Didaerah muara dan laguna, biasanya berpasangan didasar substrat berpasir dan pasir berlumpur, monogami, membuat lobang dengan memindahkan pasir menggunakan mulutnya. Distribusi: Indo-Pasifik barat: Laut Merah, Afrika Timur, Durban, Indonesia, Australia Jepang dan Filipina Tipe pemakan: Zoobenthos/bentik invertebrate, cacing, detritus dan bentik alga

101

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Istigobius rigilius Foto by Fakhrizal Setiawan Rigilius goby Nama Umum: lkan gobi Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), 2 garis diagonal cokelat dari preoperculum di rahang atas, dihubungkan oleh satu baris, 2 baris coklat hampir vertikal di operkulum. Duri keempat dari dorsal pertama terpanjang. Tidak ada perbedaan yang jelas antara jenis kelamin dalam pigmentasi dan sudut sirip kediua dorsal, sirip perut dan dubur. Jantan kadang-kadang dengan 3-4 garis vertikal kehitaman pada perut. Habitat: Didaerah berpasir yang jernih disela-sela terumbu karang dan rubble Distribusi: Pasifik barat: Filipina dan Indonesia - Kiribati dan Fiji, Rowley Shoals di timur Samudra Hindia dan GBR serta Kep.Ryukyu Tipe pemakan: Belum diketahui

102

HAEMULIDAE
Sweetlips fish, Ikan bibir tebal

103

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Plectorhinchus vittatus Foto by Fakhrizal Setiawan Indian Ocean oriental sweetlips Nama Umum: lkan lilis Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL), dewasa putih dengan garis horizontal hitam, sirip
kuning dengan spot hitam. Perubahan ciri dari juvenile ke dewasa saat panjang sekitar 15 cm. Habitat: Didaerah Terumbu karang dan pantai karang berbatu, Juvenil soliter di daerah laguna dangkal yang terlindung. Dewasa bias soliter atau berkelompok. Distribusi: Indo-Pasifik barat: Afrika Timur-samudra Hindia bagian barat, PNG dan New Caledonia. Tipe pemakan: Krustasea, moluska, dan ikan kecil / Carnivora

Plectorhinchus polytaenia Ribboned sweetlips Nama Umum: lilis asli Ciri-ciri:


Panjang max 50 cm (TL), Dewasa dengan warna garis tebal kuning dan biru keputihan silih berganti dari depan hingga pangkal ekor.Terjadi perubahan warna dari juvenile hingga dewasa

Habitat:
Biasa ditemukan didaerah karang dalam, reef slope dengan banyak kelimpahan invertebrata. Soliter atau dalam kelompok kecil sembunyi di karang saat siang hari. Aktif malam hari mencari makan.

Lokasi foto: TN Komodo , NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

104

Distribusi:
Indonesia, Filipina-PNG dan barat laut Australia

Tipe pemakan:
Bentik invertebrata / Carnivore

Lokasi foto: TN Komodo , NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Diagramma sp. Indonesian sweetlips Nama Umum: Macanan Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),
abubabu kekuningan dengan spot abu-abu teresbar di tubuh dimana semakin besar ukuran spotnya di sirip dorsal belakang dan ekor. Sirip bagian bawah dari ekor, anal dan perut berwarna gelap. Habitat: Soliter kadang juga berkelompok di daerah berpasir, pantai berkarang dan laguna. Range kedalaman 3-40 m. Distribusi: Malaysia, Indonesia, filipina Tipe pemakan: Bentik invertebrata

Lokasi foto: TN Komodo , NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

105

Plectorhinchus chaetodontoides Harlequin sweetlips / Many-spotted sweetlips Nama Umum: onde / bronkeli Ciri-ciri: Panjang max 72 cm (TL),
dewasa warna dasarnya putih kekuningan atau kehijauan. Juvenil berwarna coklat dengan banyak spot putih besar,spot berubah dari putih menjadi hitam saat dewasa. Habitat: Daerah terumbu karang yang sehat, laguna. Dewasa soliter sembunyi didasar karang dan aktif saat malam mencari makan, juvenile suka bersembunyi disela-sela karang. Range kedalaman 1-30 m. Distribusi: Samudra Hindia (Maldives -Kep.cocos), Samudra Pasifik (Kep. Fiji -Sumatra) Tipe pemakan: Krustasea, moluska, dan ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: TN Komodo , NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

106

HOLOCENTRIDAE
Squarel fish, Ikan mata belo

Sargocentron rubrum Redcoat Squarelfish Nama Umum: Menyeng belo Ciri-ciri: Panjang max 32 cm
(TL), waran merah kecoklatan dengan garis putih, strip merah di cagak sirip ekornya,dorsal dan sirip anal Habitat: Soliter atau berkelompol bersembunyi dibawah karang didaerah tak berarus Distribusi: Indo-west pasifik Tipe pemakan: Bentik Invertebrata / Zoobenthos

107 Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Neoniphon sammara Sammara squirrelfish Nama Umum: menyeng Ciri-ciri: Panjang max 32 cm
(TL), warna pink kekuninga dan keperakan.Garis merah disirip dorsal. Sirip ujung kemerahan kecuali dada dan perut. Habitat: Didaerah lamun dan didasar karang bersembunyi. Umumnya didaerah dangkal, nokturnal. Range 1-50 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos, ikan dan zooplankton dan alga

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Myripristis violacea Lattice soldierfish / violet soldierfish Nama Umum: Mata belo Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), badan violet keperakan, sirip berwarna oranye diujungnya, tutup insang berwarna merah gelap. Habitat: Biasanya di laguna, alur karang, perairan karang semi tertutup. Range 4-25 m. Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Zooplankton/ larva krustacea
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 108

Sargocentron caudimaculatum Silverspot squirrelfish Nama Umum: belo buntut putih Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), kepala dan badan merah bagian belakang hingga pankal ekor dan sirip ekor putih keperakan.

Habitat:
Didaerah terumbu karang luar, laguna dan tebing karang. Soliter atau berkelompok. Range kedalaman 240 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur Afrika - Kep. Marshal dan French Polynesia Jepang dan Australia

Tipe pemakan:
Bentik krustacea dan ikan
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Myripristis murdjan Pinecone souldierfish / Blotcheye souldierfish Nama Umum: Mata belo Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), warna badan merah keperakan, semua sirip merah, tutup insang berwarna coklat Habitat: Soliter, hidup sembunyi di karang di siang hari. Dan aktif malam hari (nocturnal) mencari makan Distribusi: Indo-pasifik (Laut merah n Timur Afrika-Samoa, Jepang-Australia) Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

109

Myripristis hexagona Doubletooth souldierfish Nama Umum: Mata belo Ciri-ciri: Panjang max 30 cm
(TL), bdan berwarna merah terang ke kuningan, sirip merah, sirup yang terbuka merupakan bagian sirip yg lembut (dorsal, anal dan ekor). Habitat: Daerah pantai berkarang, sembunyi dibawah / goa karang dan kadang bersama jenis lainnya juga ditemukan didaerah keruh. Ikan nocturnal Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

110

KYPHOSIDAE
Chubs fish

111

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Kyphosus bigibbus Foto by Fakhrizal Setiawan Brown chub Nama Umum: Tampalbor (sulut) Ciri-ciri: Panjang max 75 cm (TL), bdan abu-abu keperakan kadang ada juga yang
kuning dan putih albino. Garis yang terbentuk antara sirip ekor dan sirip anal lebih tegak dibandingkan K.vaigiensis. Habitat: Didaerah terbuka di lereng karango dan kadang didaerah dangkal dan karang berbatu. Range kedalaman 1-25 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Timur Afrika, timur dan barat Australia, Kep. Lord Howe dan Rapa dan Jepang. Tipe pemakan: Bentik alga, (Sargassum dan Turbinaria) bentik krustacea, cacing

112

LABRIDAE
Wrasse fish, Ikan

Cheilinus undulatus Humphead wrasse / Napoleon wrasse Lokal: lkan Napoleon Ciri-ciri: Panjang max
229 cm (TL), dewasa memiliki benjolan di depan kepala, juvenile berwarna hijau pucat dengan spot hitam memanjang. Terdapat 2 garis hitam memanjang dibelakang mata.

113

Habitat: Hidup di area


reef slope, laguna dan di alur karang. Soliter terkadang berpasangan. Juvenile biasa ditemukan di area terumbu karang yang sehat. Dewasa biasa menjelajah dan istirahat di celah / gua karang malam harinya.Range 1-100m

Distribusi: Indo-pasifik
Status: Masuk daftar merah IUCN dan terddaftar Appendix 2 CITES Tipe pemakan: Moluska, ikan, bulubabi, krustacea / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Oxycheilinus digrammus Cheeklined wrasse Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 40


cm (TL), Terdapat beberapa varian (merah, garis diagonal di bawah insang ciri utamanya. Badan hijau dengan sedikit merah. Variannya berwarna merah.

Habitat: Di area karang


sehat, sering terlihat sembunyi di karang lunak dan hydroid. Interval kedalaman 3-50 m.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi: Indo pasifik


ILaut merah dan Timur Afrika - Kep. Marshal dan Samoa)

114

Tipe pemakan:
Moluska, krustacea dan bulubabi / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Cheilinus fasciatus Redbreasted wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 40 cm (TL), Bentuknya sangat mudah dikenali dengan warna merah terang mulai dr depan dorsal sampai sirip perut dan belakang mata serta garis vertikal dibadan belakangnya

Habitat:
Di area laguna, karang beralga dan diarea campuran antara karang, pasir dan rubble. Range kedalaman 4-40 m Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Moluska, krustaLokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 115

Gomphosus varius Bird wrasse Nama Umum: Pinguin ijo Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL)
dicirikan dengan mulut panjang, warna saat juv hingga dewasa serta sebaran distribusinya dengan kembarannya G. caeruleus ). Habitat: Didaerah karang yang sehat di laguna dan lereng karang.Range kedalaman 1-30 m. Distribusi: Indo-Pasifik: CocosKeeling-Hawai,Marquesan dan Kep.Tuamoto digantikan oleh Gomphosus caeruleus di Samudra Hindia. Tipe pemakan: Zoobenthos (krustacea, bintang ular, moluska) dan ikan kecil
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Cheilinus chlorurus Floral wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 45 cm (TL), hanya genus Cheilinus yang memiliki 10 duri dorsal,miripdengan C. trilobatus namun badan berwarna coklat dan memiliki spot hitam di bagian sirip ekor,

Habitat:
Laguna dan pantai berkarang yang bercampur pasir dan rubble. Range kedalaman 1-30m Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Moluska dan crustacea / Zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 116

Cheilinus trilobatus Tripletail wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 45 cm (TL), hijau kemerahan tipis vertikal di badan, d2 garis putih di pangkal ekor, garis tidak beraturan di kepala dan dada. Dewasa sirip ekor trilobe.

Habitat:
Dewasa didaerah laguna dan lereng karang,juv daerah karang beralga dan di hydrozoa. Umumnya soliter.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika-Kep. Tuamoto dan Australia, Kep.Ryukyu dan New Caledonia.

Tipe pemakan:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Moluska, bentik krustacea, ikan kecil,echinodermata

Epibulus insidiator Sling-jaw wrasse Nama Umum: Kukuniran (sulut), kenari / trompet kuning (jawa) Ciri-ciri:
Panjang max 54 cm(TL), cirinya mulut dapat dipanjangkan dan berguna menangkap mangsa. Warna berubah sesuai dengan umur dan variasi ada yang coklat(betina) dan kuning.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 117

Habitat:
Daerah karang yang sehat, umumnya soliter. Dewasa didaerah lereng karang atau karang terjal. Range kedalaman 1-42 m

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan:


Krustacea kecil dan ikan kecil / karnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

118

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Halichoeres hotulanus Foto by Fakhrizal Setiawan Checkerboard wrasse Nama Umum: Keling perak Ciri-ciri: Panjang max 27 cm (TL), bagian muka dengan corak merah, badan biru kehi-

jauan dan sirip ekor dan dorsal kuning. Juvenile bercorak hitam putih dan berubah saat dewasa. Habitat: Area terumbu karang dari dangkal hingga dalam dan laguna. Range kedalaman 1-30 m Distribusi: Indo-pasifik Tipe pemakan: Moluska, krustacea dan bulubabi / zoobenthos

Halichoeres vroliki Indian ocean pinstriped wrasse Nama Umum: keling strip Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), badan hijau terang
dengan 3-4 garis vertikal di punggung serta garis pingk di kepala Habitat: Area terumbu karang dengan Range Kedlaman 2-20m Distribusi: Indo-west pasifik: (Maldives-maluku(Indonesia) dan Laut Andaman Tipe pemakan: Belum diketahui

119

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Halichoeres leucurus Greyhead wrasse Nama Umum: Keling tua Ciri-ciri: Panjang max 13 cm
(TL), Kepala coklat dengan garis biru, dipangkal sirip pectoral terdapat spot merah. Ekor segitiga dengan garis biru serta dasarnya kuning (mirip H.richmondi) Habitat: Didaerah laguna dan karang yang sehat juga ditemukan dihabitat campuran karang beralga. Range kedalaman 2-15m Distribusi: Pasifik barat( Indonesia, Filipina - PNG, Palau) Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Halichoeres chloropterus Foto by Fakhrizal Setiawan Pastel-green wrasse Nama Umum: Keling ijo Ciri-ciri: Panjang max 19 cm (TL), berwarna hijau cerah, bagian kepala dan badan
depan terdapat garis pink menyebar. Habitat: Habitat di area karang laguna, pantai karang dengan pasir dan rubble substratnya. Soliter dan memiliki daerah territorial. Range kedalaman 0-10m. Distribusi: Filipina-GBR, Sumatra, Jawa dan Malaysia Tipe pemakan: moluska, krustacea dan bulubabi / zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

120

Halichoeres melanochir Orangfin wrasse Nama Umum: keling biru Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), badan berwarna ungu, pangkal sirip dada terdapat spot hitam, ekor berwarna kuning. Habitat: Biasa dijumpai soliter, berpasangan atau kelompok kecil. Hidup di daerah terumbu karang berpasir dan banyak rubble, pantai berbatu, Distribusi: Pasifik barat (Filipina-Indonesia, TaiwanAustralia) Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Halichoeres richmondi (Inisial Fase) Tailspot wrasse / Richmonds wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 19 cm(TL),
jantan dikenali dari kepala coklatoranye dan garis biru berantai. Juv dan betina memiliki sirip ekor oranye atau kuning. Muka lebih bersudut. Saat Inisial fase sangat mirip dengan H. melanurus dan H.leucurus yang dibedakan dari spot hitam dan warna ekor. Habitat: Dari laguna hingga daerah karang yang sehat. Range kedalaman 0-12 m. Distribusi: Pasifik barat (jawaIndonesia timur, Filipina, jepang, palau )

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 121

Halichoeres marginatus Dusky wrasse Nama Umum: Keling coklat Ciri-ciri: Panjang max 18 cm(TL),
Badan hijau tua kecoklatan, ekor hijau dipangkalnya lalu biru dengangaris kuning diujungnya Habitat: Biasa soliter atau kelompok kecil, daerah laguna dan karang yang sehat. Range kedalaman 0 30m Distribusi: Indo-pasifik (laut merah dan timur Afrika-Micronesia, JepangAustralia) Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Coris batuensis Batu coris Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 17


cm (TL), putih kehijauan dengan bagian bawah sedikit pink, beberapa garis vertical dibadan dan spot hitam di tengah sirip dorsalnya. Habitat: Soliter di habitat pasirdan rubble disekitar karang dan laguna Distribusi: Indo-pasifik (Afrika timur-Kep. Marshal, Jepang-GBR, Australia) Tipe pemakan: Krustacea kecil dan moluska/ zoobenthos
122

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Stethojulis trilineata Three-lined rainbowfish Nama Umum: Es lilin Ciri-ciri: Panjang max 15
cm (TL), badan kehijauan dengan dorsal merah, 4 garis biru horizontal dan daerah kuning sekitar sirip dada. Habitat: Didaerah dangkal yang jernih, di reef crest dan lereng karang. Range 0-8 m. Distribusi: Indo-{asifik barat: Laut merah, Maldives, Samua dan palau, JepangAustralia. Tipe pemakan: Zoobnethos

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Labroides bicolor Bicolor cleaner wrasse Nama Umum: Dokter asli Ciri-ciri: Panjang max 15 cm
(TL),

Habitat: Didaerah laguna dan


lereng karang, territorial karena memiliki stasiun pembersih. Juv soliter , di goa-goa karang, dewasa didaerah terbuka Distribusi: Indo-Pasifik: Timur Afrika Line,Marquesan dan Kep. Society, Jepang dan P. Lord. Tipe pemakan: Ectoparasit krustacea dan mucus ikan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 123

Labroides dimidiatus Bluestreak cleaner wrasse Nama Umum: Dokter Ciri-ciri: Panjang max 14
cm (TL), Putih kekuningan di kepala dan kebiruan di belakangnya. Garis hitam dari mulut dan melenar ke ekor. Habitat: Soliter, berpasangan dan berkelompok didaerah karang. Tinggal di stasiun pembersihan dimana ikan dating untuk dibersihkan. Range kedalaman 1 - 40m Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Ectoparasit krustacea dan mucus ikan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Labrichthys unilineatus Tubelip wrasse Nama Umum: Keling item Ciri-ciri: Panjang max 17,5 cm(TL), saat
juvenile terdapat 2 garis putih horizontal di badan. Dewasa badan hitam keabuan dengan spot putih memanjang di belakang insang. Mulut menyerupai tabung.

Habitat: Daerah laguna dan lereng


karang dengan tutupan karang yang bagus. Biasa ditemukan dekat karang bercabang. Range kedalaman 0-20m

Distribusi: Indo-Pasifik (Afrika timur Samoa dan Micronesia)

Tipe pemakan: Cnidaria / Zoobenthos


Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 124

Cirrhilabrus solorensis (Inisial fase) Solor wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
warna bervariasi dan dapat berubah warna saat proses perkawinan. Mata merah cerah Badan atas oranye, kepala violet, badan bawah biru muda terang. Habitat: Didaerah rubble didasar disekitar karang, laguna dan kadang daerah karang berpasir. Range kedalaman 5 35m. Distribusi: Indonesia Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Hemigymnus fasciatus (juv) Barred thicklip Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 80 cm
(TL), Badan gelap dengan 5 garis putih vertikal, Kepala hijau dengan bercak pink, Bibir semakin tebal sesuai usia. Habitat: Didaerah terumbu karang dan reef flats. Juv bersembunyi di karang pantai dangkal, dewasa di karang yang terbuka, soliter atau kelompok kecil. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Timur Afrika Micronesia, S. Jepang - Tenggara Australia. Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 125

Bodianus axillaris (Juv) Axilspot hogfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL),
Juv dan betina dikenali dari badan hitam dengan spot putih. Jantan dewasa memiliki spot hitam di sirip dorsal dan anal. Habitat: Didaerah laguna dan terumbu karang yang jernih. Juv soliter di celah karang dan membersihkan tubuh ikan lain. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah ,Timur Afrika - French Polynesia, S.Jepang-Austalia. Tipe pemakan: Zoobenthos (cacing, bentik krustacea, moluska, echinodermata), zooplankton dan ikan kecil

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Pseudocheilinus hexataenia Sixline wrasse Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 10 cm (TL), Badan violet merah dengan 6 garis merah, spot hitam kecil di atas pangkal ekor. Pangkal ekor kehijauan.

Habitat:
Didaerah terumbu karang dan pantai, biasa bersembunyi di sela karang dalam kelompok kecil.

Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Indo-Pasifik: Laut Merah, Afrika Timur - Kep. Tuamoto di French Polynesia, Jepang - Australia.

126

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

127

LETHRINIDAE
Emperor fish, Ikan lencam

Lethrinus erythropterus Longfin emperor Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 50 cm (TL),
Kepala dan tubuh atas berwarna merah kecoklatan, dekat pangkal ekor terdapat 2 garis putih vertical, sirip berwarna kemerahan. Habitat: Didaerah berkarang atau pasir berkarang. Range 2 - 25m. Distribusi: Indo-Pasifik barat (Tanzania n MozambikPNG,Palau) Tipe pemakan: Echinodermata, krustacea, moluska, ikan kecil / Carnivora

128

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Lethrinus harak Thumbprint Emperor Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 50 cm


(TL), punggung berwarna hijau muda, bercak hitam besar dibadan yang dikelilingi warna kuning, ada titik biru di depan mata, sirip berwarna merah muda. Habitat: Soliter atau kelompok kecil di perairan dangkal, mangrove, laguna, lamun dan karang. Range 0-20m Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Ikan kecil, krustacea, moluska / Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Gnathodentex aureolineatus Striped large-eye bream Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 30 cm (TL), berwarna perak abu-abu, 4-5 garis coklat dibadan dengan spot kuning dibelakang sirip dorsal. Pangkal sirip dada kuning.

Habitat:
Terumbu karang yang dangkal dan laguna, sering terlihat schooling bergabung dengan ikan lain. Nokturnal, Range kedalaman 3-30m.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 129

Distribusi:
Indo-pasifik (Afrika Timur - Kep. Tuamoto di French Polynesia, Jepang-Australia)

Tipe pemakan:
Krustacea kecil, Gastropoda / Zoobenthos

Lokasi foto: Kep. Banyak, Aceh Foto by Tasrif kartawijaya

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Monotaxis grandoculis Humpnose big-eye bream Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), hitam keabu-abuan, garis vertical putih yang semakin dewasa pudar, daerah sekitar mata kekuningan, Habitat: Didaerah pasir dan rubble dekat karang, soliter atau berkelompok. Aktif malam hari, ukuran dewasa berpotensi ciguatera.Range kedalaman 1-100m Distribusi: Indo-Pasifik (Laut merah dan Timur Afrika-Hawai, Jepang-Australia) Tipe pemakan: Moluska, krustacea, Teripang, Tunikata, Polychaeta/ Zoobenthos

130

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

131

LUTJANIDAE
Snapper fish, Ikan kakap

Lutjanus biguttatus Two-spoted banden snapper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25
cm (TL), garis coklat memanjang dari mulut hingga pangkal ekor diselingi garis putih, 2 spot putih dibawah sirip dorsalny, sirip kuning. Habitat: Area terumbu karang, biasanya schooling namun kadang ada juga soliter. Range 3-36m Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan:Carnivora

132

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Lutjanus decussatus Checkered snapper Nama Umum: Kakap bata Ciri-ciri: Panjang max 35
cm (TL), wrna dasar putih dengan badan atas tersusun kotak coklat dan bawahnya garis, dengan spot hitam dipangkal ekor. Habitat: Daerah dangakl dan lereng karang, soliter kadang kelompok,range kedalaman 2-30m Distribusi: Indo west Pasifik (selatan India-PNG) Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Lutjanus monostigma One-spot snapper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 60 cm


(TL), badan perak kekuningan dengan sirip kuning. Kadang terdapat spot hitam di badan. Badan kadang ciguatoxic. Habitat: Di daerah terumbu karang berada di goa, sela-sela karang besar dan bangkai kapal. Soliter atau berkelompok. Range kedalaman 1-60m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Marqueses dan Kep. Line, utara Kep. Ryukyu , selatan Australia. Tipe pemakan: Carnivora (Ikan dan bentik krustacea)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 133

Lutjanus kasmira
Common bluestrip snapper

Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm


(TL), berwarna kuning2/3 badan, bawah putih dengan 4 strip biru,ekor kuning. Habitat: Schooling di terumbu karang, laguna dangkal, dan lereng karangyang terlindung. Range 3-265m. Distribusi: Indo-Pasifik (Laut merah dan timur AfrikaKep Marquises dan line, JepangAustralia) Tipe pemakan: Carnivora (ikan, krustacea, cephalopoda,stomatopoda)
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

134

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Lutjanus sebae Foto by Tasrif Kartawijaya Emperor red snapper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 116 cm (TL), bagian kepala agak melengkung kedalam. Saat
juvenile dan semidewasa warna dasar putih keperakan dengan garis merah dimuka, dorsal depan hingga sirip perut dan ujung sisip anal, di sirip halus dorsal hingga melengkung ke ujung bawah sirip ekor dan di ujung atas sirip ekor. Saat dewasa warna merah seluruhnya. Habitat: Biasa dijumpai didaerah terumbu karang dan berbatu. Juvenile di daerah pantai, air keruh, mangrove, kdang juga disela-sela bulu babi di pantai dangkal. Saat dewasa bergerak ke daerah lebih dalam, berkelompok dalam ukuran yang sama dan kadang juga soliter. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Selatan Laut Merah dan Afrika Timur - New Caledonia, Jepang dan Australia. Tipe pemakan: Carnivora (ikan, bentik krustacea, cephalopoda,stomatopoda)

135

MONACANTHIDAE
Filefishes, Ikan

136

Amanses scopas Foto by Fakhrizal Setiawan Broom filefish Nama Umum: Ciri-ciri: .Panjang max 20 cm (TL), badan coklat dengan 12 garis gelap. Sirip ekor
coklat gelap, jmulut coklat gelap, jantan memiliki duri panjang di dekat pangkal ekor. Habitat: Didaerah pantai hingga lereng karang yang jernih, biasa didaerah kaya karang dan rubble, bersembunyi di celah rubble saat didekati. Range kedalaman 318m. Distribusi: Indo-Pacsifik: Laut merah, Mozambiqu Kep. Tuamoto dan Society di French Polynesia, Jepang GBR di Australia. Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

137

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Cantherhines pardalis Foto by Fakhrizal Setiawan Honeycomb filefish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), memiliki tiga pola warna dasar: abu-abu belangbelang dan coklat, coklat gelap, atau abu-abu dengan bentuk poligonal yang berdekatan. Terdapat spot putih diatas pangkal ekor. Habitat: Didaerah Terumbu karang hingga lereng karang, kadang di daerah keruh, soliter. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur, Jepang, Tenggara Oceania. Atlantik timur: Teluk guinea, Kep. Annobon. Digantikan Cantherhines sandwichiensis di Kep. Hawai. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)

138 Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Efin Muttaqien

Aluterus scriptus Scribbled leatherjacket filefish Nama Umum: Ikan Ayam-ayam Ciri-ciri: Panjang max 110 cm (TL), mulut cekung, kecoklatan dan abu-abu, remaja
coklat kekuningan dengan bintik-bintik gelap. Memanjang, sangat pipih; dewasa cokelat dengan garis-garis biru dan titik-titik. sirip ekor bulat dan panjang. insang membuka miring dan kepala dengan bintik-bintik hitam kecil tersebar . Habitat: Hidup laguna dan terumbu ke arah laut. Sesekali terlihat di bawah objek mengambang. Juvenile mengikuti dibawah objek mengapung di laut terbuka untuk waktu yang lama dan mencapai ukuran besar. Dewasa biasanya terlihat di sepanjang lereng pantai dalam atau luar terumbu karang drop-off pada sekitar 20 meter kedalaman. Bentopelagis. Rentang kedalaman 3-120 m. Distribusi: Circumtropical. Atlantic Barat: Nova Scotia, Kanada dan utara Teluk Meksiko ke Brazil.Atlantic Timur: St Paul's Rocks, Tanjung Verde dan Pulau Ascension; Pulau So Tom; Afrika Selatan. Samudera Pasifik: selatan Jepang ke Great Barrier Reef selatan, Kaledonia Baru dan Easter Island. Di Pasifik timur, dari Teluk California ke Kolombia Tipe pemakan: Alga, rumput laut, hydrozoans, gorgonian, colonial anemones, dan tunicate.

139

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Oxymonacanthus longirostris Foto by Fakhrizal Setiawan Harlequin filefish Nama Umum: Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), badan hijau kebiruan dengan spot oranye tersebar.
Spot hitam di sirip ekor dengan mulut yang panjang dan kecil. Habitat: Didaerah laguna dan terumbu karang yang jernih, biasa soliter atau berpasangan. Bersarang di dasar karang yang mati kadang di alga. Range kedalaman 030 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur, Mozambique - French Polynesia. Jepang GBRAustralia, New Caledonia dan Tonga. Digantikan Oxymonacanthus halli di lLaut Merah. Tipe pemakan: Cnidarians (polyp karang) karang jenis:Acropora acuminate,Acropora nasuta,Acropora valida,Heliopora coerulea,Porites cylindrical.

140

MOORAYNIDAE
Surgeon fish, Ikan butana

Gymnothorax javanicus Giant moray Lokal:Lindong laut/belut laut Ciri-ciri: Panjang max 300cm
(TL), Juv coklat dengan banyak bintik hitam besar, dewasa coklat dengan bintik hitam mirip leopard dan area hitam disekitar insang

Habitat: Daerah karang dan


karang berbatu dengan banyak celah persembunyian. Menyerang jika diganggu. Range 0-50m.
141

Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Carnivora


Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Gymnothorax flavimarginatus Yellow-edged moray Nama Umum: Belut laut Ciri-ciri: Panjang max 240 cm
(TL), mata kemerahan, badan kekuningan dengan bintik hitam dan coklat tua padat. Bukaan insang hitam . Habitat: Dasar goa/celah batu dikarang.Sangat sensitive terhadap ikan luka atau stress. Range kedlamana 1-150m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Cephalopoda, ikan dan krustacea / Carnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Rhinomuraenia quaesita
Ribbon eel

Nama Umum: Belut pelangi Ciri-ciri:


Panjang max 130 cm (TL), Badan biru cerah dengan dorsal kuning. memiliki 3 tentakel berdaging diujung moncong. Tentakel tersebut berada dibawah rahang memanjang kedepan.Juvenil berwarna hitam dengan dorsal kuning. Hanya moray yang mengalami perubahan warna dan kelamin mendadak (protandeus hermaprodit) dimana belut jantan berubah kelamin menjadi betina.

Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT (dewasa) Foto by Fakhrizal Setiawan

Hidup dilaguna dan daerah karang berpasir, bersembunyi di lubang dan hanya mengeluarkan kepalanya.

142

Distribusi:
Indo-Pasifik (Timur AfrikaKep.Tuamoto, Jepang,selatan New Caledonia,French Polynesia, Kep. Marianas dan Marshal)

Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: TN Komodo, NTT (Juvenil) Foto by Fakhrizal Setiawan

Gymnothorax isingteena Spotted moray Nama Umum: Belut sapi Ciri-ciri:


Panjang max 180 cm (TL), Warna dasar badan putih dengan bentuk tidak beraturanspot hitam besar dan kadang hempir melingkar.

Habitat:
Daerah pantai dengan terumbu karang dan lereng karang. Rang kedalaman 3 30m.
143 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Indo west Pasifik (Mauritius dan Comoro - Pasifik barat)

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

144

MULLIDAE
Goat fish, Ikan jenggot

Parupeneus barberinus Dash and dot goatfish Lokal: Ikan jenggot Ciri-ciri: Panjang max 60 cm
(TL), warna dasar putih dengan garis hitam dari mulut hingga belakang dorsal, dibagian atasnya berwarna kuning dengan spot hitam dipangkal ekor. Habitat: Daerah berpasir dan rubble dekat karang dan laguna, Range kedalaman 0-100 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos (cacing, moluska,krustacea)

145 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Parupeneus macronemus Long-barbel goatfish Nama Umum: Ikan jenggot Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), Tubuh merah abu-abu
bagian punggung keabu-abuan, perut berwarna merah muda, dengan garis hitam dari mata ke bagian ekor; spot hitam dekat pangkal ekor. Strip hitam sepanjang sirip kedua dorsal. Habitat: Daerah berpasir dan rubble dekat karang. Range kedalaman 3-25m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos / cacing plychaeta dan krustacea

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Parupeneus bifasciatus Doublebar goatfish Nama Umum: Jenggot totol 2 Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), badan putih kehijauan, bercak hitam di sekitar mata dan 2 spot hitam samar di badan. Habitat: Biasanya soliter atau berpasangan didaerah pantai, laguna dan terumbu karang. Range 0-80 m. Distribusi: Indo-Pasifik (Indonesia, Filipina-Hawai, French Plynesia, JepangAustralia) Tipe pemakan: Zoobenthos
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 146

Parupeneus trifasciatus Doublebar goatfish Nama Umum: Jenggot garis Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), Putih krem dengan spot merah di perut bawah, 2 garis di bawah dorsal dan garis pertama memanjang hingga sirip perut. Habitat: Didarah laguna dan terumbu karang: juv didaerah reef flats, dewasa disekitar daerah berbatu atau karang. Distribusi: Laut Merah, Laut Andaman timur Indonesia. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea dan cacing) dan ikan kecil

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Mulloidichthys vanicolensis Yellowfin goatfish Nama Umum: Jenggot kuning Ciri-ciri: Panjang max 38 cm
(TL), perut berwarna putih; garis memanjang kuning , Semua sirip kuning Habitat: Biasanya schooling didaerah karang dangkal, schooling saat siang hari dan malam menyebar untuk mencari makan. Range 5-113 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos/ cacing plychaeta dan krustacea
Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara Foto by Tasrif Kartawijaya 147

Parupeneus cyclostomus Gold-saddle goatfish Nama Umum: Jenggot totol kuning Ciri-ciri: Panjang max 50 cm
(TL), Badan kombinasi abu keunguankehijauan dan kekuningan. Spot kuning di atas pangkal ekor dan dibawah dorsal.garis biru di sekitar mata Habitat: Didaerah Terumbu karang, berbatu dan rubbleo di reef flat, laguna dan lereng karang. Juv umumnya schooling kecil dan dewasa soliter. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Afsel, Hawai - French Polynesia, Kep. Ryukyu, New Caledonia dan Rapa. Tipe pemakan: Ikan kecil dan bentik krustacea

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

148

Lokasi foto: Pulau Weh dan TN Komodo

Upeneus tragula Foto by Fakhrizal Setiawan Freckled goatfish Nama Umum: Jenggot samar Ciri-ciri: Panjang max 33 cm (TL), sungut kuning, garis coklat memanjang dari mulit
hingga ekor, badan banyak spot dan bercak hitam, ujung dorsal berwarna gelap, sirip ekor coklat bergaris-garis. Habitat: Biasa di daerah rubble dan pasir di dekat karang, umumnya soliter damun kadang juga berkelompok. Range kedalaman 2 - 50 m. Distribusi: Indo-west Pasifik (timur Afrika-New Caledonia, Jepang) Tipe pemakan: Zoobenthos

149

NEMIPTERIDAE
Surgeon fish, Ikan butana

Pentapodus aureofasciatus Yellowstripe threadfin bream Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), biru keabu-abuan samar, dua garis kuning satu memanjang dari mulut ke belakang dorsal dan dari belakang mata hingga dekat sirip ekor Habitat: Dikolom perairan daerah berpasir dekat terumbu karang. Range 5-20m Distribusi: Indonesia-Samoa dan Tonga

150

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Tipe pemakan:

Pentapodus trivittatus Three-striped whiptail Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm


(TL), Warna: badan atasabuabu gelap atau coklat zaitun, putih keperakan di bawah. Garis putih kekuningan memanjang menyempit dari badan ke ekor. Habitat: Daerah karang yang jernih dan daerah dangkal banyak rubble. Range 1-15 m. Distribusi: Western Pasifik Tipe pemakan: ikan kecil dan zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Scolopsis binileata Two-lined monocle bream Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 23 cm
(TL), abu-abu gelap ke kuningan dibagian atas da putih dibawah badan. 3 garis diatas kepala, 2 garis melengkung dari dekat mata ke dorsal. Habitat: Daerah terumbu karang, soliter atau berpasangan. Juv daerah dangkal, laguna atau rubble. Range 1-25 m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos dan ikan kecil

151

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Scolopsis lineata Striped monocle bream Nama Umum: l Ciri-ciri: badan atas coklat
zaitun, putih-keperakan di bawah ini. 3 garis-garis putih kekuningan dari kepala kebadan. Juv, ada 3 garis hitam pada badan atas dengan sela -sela kuning Habitat: Daerah berpasir karang, biasanya schooling, juv sendiri daerah perairan dangkal. Range 4-20 m. Distribusi: Timur samudara Hindia dan Pasifik barat Tipe pemakan: Zoobenthos dan ikan kecil

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Scolopsis margaritifera Pearly monocle bream Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri:
Panjang max 28 cm (TL), abu-abu gelap dari kepala hingga bawah dorsal, Juv garishitam sempit sepanjang punggung (hanya pada beberapa spesimen) dan hitam. Beberapa dengan perut kekuningan. variasi warna antara populasi di Hindia dan Pasifik: juvenile kurang warna garis kuning di Samudra Hindia dan dewasa menunjukkan bagian belakang yang gelap dibandingkan dengan bentuk Pasifik.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

152

Habitat:
Daerah dasar berpasir di area terumbu karang. Range kedalaman 1-20 m.

Distribusi:
Pasifik barat:(Laut cina selatan-Vanuatu and timur laut Australia.)

Tipe pemakan:
Krustacea kecil, moluska, cacing polychaeta dan ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

153

OSTRACIIDAE
Boxfishes, Ikan kotak

Ostracion cubicus (Juv) Yellow boxfish Nama Umum: Buntel kuning Ciri-ciri: Panjang max 45 cm (TL), Juv
kuning cerah dengan spot hitam. Spot berkurang dan warna menjadi kusam menjadi kebiruan seiring pertumbuhan. Habitat: Didaerah laguna dan karang semi tertutup. Juv biasa dijumpai dekat Acropora, soliter. Range kedlaman 1-35m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur, Hawai dan Kep.Tuamoto, Kep.Ryukyu, Jepang New Zealand. Tipe pemakan: Zoobenthos, ikan kecil dan alga bentik
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

154

Ostracion meleagris Whitespotted boxfish Nama Umum: Buntel item Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL),
Badan hitam kecoklatan dengan spot putih dipunggung dan kuning di sisi badan. Habitat: Dihabitat laguna dan lereng karang yang jernih. Kedalaman 0-30m. Distribusi: Indo-Pasifik dan Pasifik timur: Subspecies Ostracion meleagris camurum ditemukan di Hawai dan Ostracion meleagris clippertonense Di Pasifik Timur. Species digantikan Ostracion cyanurus di Laut Merah dan Teluk Aden. Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge dan tunikata) dan bentik alga

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

155

PEMPHERIDAE

156

Pempheris vanicolensis Foto by Rizya L. Ardiwijaya Vanikoro sweeper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), biasanya warna agak kehijaun terlihat dibagian
tasa, bdan berwarna coklat, sirip anal terlihat jelas garis hitam di ujungnya, ujung sired dorsal berwarna hitam Habitat: Biasa ditemukan daerah pantai berbatu dan terumbu karang. Dewasa biasa schooling di goa-goa atau daerah terlinding di karang saing hari. Malam mencari makan dan kembali kegua sebelum terbit fajar. Distribusi: Indo-west Pasifik (laut merah - Samoa, Filipina, dan laut mediterania) Tipe pemakan: Zoobenthos dan zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

157

PINGUIPEDIDAE
Sandperches fish, Ikan Cicak

158

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Parapercis hexophtalma Foto by Fakhrizal Setiawan Speckled sandperch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 29 cm (TL), Badan putih dengan keabuan di punggung dan bercak hitam kecoklatan merata di badan, spot hitam dengan ujung putih di ekor Habitat: Didaerah pasir dan rubble didasar area laguna dangkal dan lereng karang yang terlindung. Distribusi: Samudra Hindia: Laut Merah, dan Afrika Timur - Micronesia dan Samoa. Jepang - GBR Australia. Tipe pemakan: Zoobenthos

159

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Parapercis tetracantha Foto by Fakhrizal Setiawan Reticulated sandperch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 26 cm (TL), badan keputihan dengan 7-8 persegi coklat yang

terhubung garis di sisi bawah badan.bercak hitam di bawah mata serta garis hitam tak beraturan memanjang melewati katup insang. Dorsal transparan dengan serentetan spot hitam diujung dan tengah. Habitat: Didaerah berbatu dan karang mulai dari dangkal hingga dalam dengan dasar yang berpasir. Range kedalaman 6 - 25m. Distribusi: Indo-Pasifik barat : teluk Bengal - Jepang dan Indonesia dan Papua New Guinea. Tipe pemakan: Belum diketahui

160

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Parapercis sp. Foto by Fakhrizal Setiawan Yellowtail sandperch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 14 cm (TL), warna dasar putih, tanda gelap yang tidak beraturan di punggung, 9 garis hitam di kedua sisi badan dengan spot hitam ditiap garisnya. Sirip ekor kuning Habitat: Daerah karang dan pantai yang dasarnya pasir atau rubble. Soliter atau
kelompok kecil. Range kedalaman 3-20 m Distribusi: Indonesia Tipe pemakan: Zoobenthos

161

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Parapercis millipunctata Black dotted sand perch Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL), Badan krem dengan pola coklat b di punggung,
Spt putih pada sirip ekor, dua spot coklat tak beraturan di badan bagian atas dan bawah serta dihubungkan dengan spot kuning memanjang di sisi badan. Habitat: Didaerah terumbu karang mengelompok, rubble, pasir disela karang dan karang berbatu. Range kedalaman 3-30 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius dan Maldives - French Polynesia, Kep. Ryukyu Jepang - GBR Australia. Tipe pemakan: Zoobenthos

162

PLESIOPIDAE
Devilfishes, Ikan cupang laut

Calloplesiops altivelis Comet Nama Umum: cupang laut Ciri-ciri:


Panjang max 20 cm (TL), warna badan hitam kecoklatan dengan spot putih menyebar diseluruh badan dan sirip kecuali sirip dada. Pangkal sirip dorsal terdapat spot hitam dilingkari putih dan spot kuning di bagian atas pangkal ekor.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

163

Habitat:
Didaerah karang, goa atau celah karang. Nocturnal. Apabila terancam dapat menirukan/ mimikri seperti mouray. Range kedalaman 3-50 m.

Distribusi:
Indo-pasifik (Laut merah dan Afrika timur-Pulau Line, Jepang-Australia)

Tipe pemakan:
Bentik crustacean dan ikan kecil / karnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

164

PLOTOSIDAE

Plotosus lineatus Striped eel catfish Nama Umum: Lele laut Ciri-ciri:
Panjang max 32 cm (TL), sirip dorsal dan anal bersambung dengan sirip caudal/ekor, 4 pasang sungut, sebuah tulang bergigi tunggal sangat berbisa di awal punggung pertama dan setiap sirip dada.
165

Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Juvenil schooling dalam jumlah banyak. Dewasa dalam kelompok yang lebih kecil di area terumbu karang. Range kedalaman 1-60 m.

Distribusi: Indo Pasifik Tipe pemakan:


Krustacea, moluska, cacing dan ikan kecil

Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Shinta T. Pardede

166

POMACANTHIDAE
Angel fish, Ikan enjel

Pygoplites diacanthus Regal angelfish Nama Umum: Enjel doreng asli Ciri-ciri:
Panjang max 25 cm (TL), bagian mata gelap dengan garis kebiruan dekat mata. Badan kuning dengan garus lengkung putih dibatasi hitam dari dekat insang hingga pangkal ekor, dari sirip punggung hitam kebiruan. Bagian belakang sirip anal garis lengkung kuning dan biru berjalan sejajar dengan kontur tubuh; sirip ekor kuning. juvenil dengan bintik hitam besar pada bagian basal lunak sirip dorsal.

167 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Habitat:
Biasa terdapat didaerah karang yang sehat di laguna atau lereng karang. Soliter , berpasangan atau berkelompok.

Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan Timur Afrika Kep.Tuomoto, Jepang-GBR, New Caledonia)

Tipe pemakan:
Tunikata dan spong / zoobenthos
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Pomacanthus semicirculatus Semicircle angelfish Nama Umum: Brustun roti Ciri-ciri:


Panjang max 40 cm (TL), Juvenil species ini berwarna biru kehitaman dengan garis setengah lingkaran. Dewasa bagian depan berwarna coklat kehijauan, bagian tengah kekuningan, banyak bintik biru disisinya, perubahan warna dari jvenil ke dewasa dalam rentang ukuran 8-16 cm.

Habitat:
Juvenile menyukai perairan dangkal yang terlindung. Dewasa di daerah karang yang sehat yang menyediakan banyak tempat bersembunyi. Soliter dan berpasangan. Range kedalaman 1-30 m.

168

Distribusi:
Indo-west Pasifik (laut merah dan timur Afrika-Samoa, JepangAustralia)

Tipe pemakan:
Sponge, tinikata dan alga / Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Pomacanthus sexfasciatus Sixbar angelfish Nama Umum: Kambingan biru Ciri-ciri:


Panjang max 46 cm (TL), Dewasa coklat kekuningan dengan 6 garis hiteam vertikal. Badan banyak binti-bintik biru. Kepala kehitaman dengan garis vertikal putih, sirip ekor, anal memiliki bintik biru. Juvenil berwarna kehitaman dengan 15 garis biru putih melengkung di sisi badan.

Habitat:
169 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Juvenil lebih suka didaerah karang yang dangkal, dewasa menyukai daerah karang yang sehat. Soliter kadang berpasangan. Mengeluarkan suara apabila diganggu. Range kedalaman 3-50 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik (Kep. Ryukyu - Malaysia dan Indonesia - Kep. Solomon, selatan Australia.

Tipe pemakan:
Sponge, tunikata dan alga / zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Pomacanthus imperator
Emperor angelfish

Lokal: Enjel betmen Ciri-ciri: Panjang max 40 cm


(TL), Juvenil berwrna hitam kebiruan dengan garis putih melingkar konsentris, dewasa garis kuning diagonal, mulut putih, mata tertupup garis hitam, sekitar insang hingga bawah berwarna hitam dengan tepi biru. Perubahan warna terjadi dari ukuran 8-12 cm. Habitat: Juv daerah dangkal, dewasa daerah goa/celah di daerah karang yang sehat, range 1-100 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Zoobenthos
170

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Pomacanthus navarchus
Bluegirdled angelfish

Lokal: Bidadari bercadar Ciri-ciri: Panjang max 28 cm


(TL), juv hitam dengan garis biru muda melingkar. Dewasa kuning cerah badan dan ekor, sirip dada dan perut biru tua dengan banyak bintik-bintik biru muda. Garis biru muda sejajar di wajah dari bawah mata, dan pada daerah yang tepat di belakang kepala. Sirip biru muda. Habitat: Daerah karang sehat dari laguna hingga lereng karang. Range 3-40m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Sponge dan tunikata / zoobenthos

Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara Foto by Tasrif Kartawijaya

Genicanthus Lamarck Blackstriped angelfish Nama Umum: Enjel putih Ciri-ciri: Panjang max 25 cm
(TL), badan putih dengan 4 garis memanjang. Depan dorsal spot kuning, dorsal atas hotam, buntut cagak memanjang. Betina dengan garis hitam yang luas pada punggung dan tepi bagian perut. Habitat: Biasa di daerah dangkal dan lereng karang. Memiliki harem 3-7 betina. Range kedalaman 1035 m. Distribusi: Indo-West Pacific: Indo-Malayan region,Vanuatu, Japan, GBR Australia. Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN. Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 171

Apolemichthys trimaculatus Threespot angelfish Nama Umum: Enjel kuning Ciri-ciri: Panjang max 26 cm
(TL), tubuh pendek kuning, mulut biru, garsi hitam disirip anal, spot hitam di atas kepala dan belakang kepala. Habitat: Di daerah laguna dan karang dangkal. Range Kedalaman 3-40 m. Distribusi: Indo-west Pasifik (Jepang-Australia, timur Afrika, Samoa) Tipe pemakan: Sponge dan tunikata / zoobenthos
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chaetodontoplus mesoleucus Vermiculated angelfish Nama Umum: Kepe palsu Ciri-ciri: Panjang max 18 cm (TL),
sekilas mirip Chaetodontidae namun dibedakan dari opercula tulang belakangnya yang kuat. Badan 2/3 hitam abu-abu dan sisnya putih. Garis hitam memanjang dari kepala hingga bawah.sebagian muka depan kuning dengan mulut biru. Ekor kuning. Habitat: Daerah terumbu karang dan jarang di laut terbuka. Range kedalaman 1-20m. Distribusi: Indo-west pasifik (Indonesia-Jepang, SriLanka-timur PNG) Tipe pemakan: Sponge, tunikata dan alga berfilamen / zoobenthos
172

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Centropyge eibli Blacktail angelfish Nama Umum: Enjel abu doreng Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),
Badan abu-abu gelap dengan garis coklat keemasan di sisi badan. Daerah sekitar sirip perut oranye. Pangkal ekor, belakang dorsal hinga sirip ekor hitam. Habitat: Didaerah karang berbatu dan lereng karang yang sehat. Membentuk harem 3-7 individu. Bentuk sangat mirip dengan juvenile Acanthurus tristis. Range kedalaman 0-30 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Sri Lanka - Indo-Malay timur. Tipe pemakan: Bentik alga dan cnidarians (hard coral).

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

173

POMACENTRIDAE
Damsel fish, Ikan betok laut

174

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Amphiprion clarkii Foto by Fakhrizal Setiawan Yellowtail clownfish Nama Umum: Giru pasir Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), Sangat bervariasi secara geografis dalam bentuk
dan warna. Dua garis putih, satu vertikal di belakang mata dan satunya memanjang dari dorsal hingga di adepan anal. Pangkal sirip ekor putih, dengan bagian berwarna kekuningan. Ovipar dan monogamy. Habitat: Daerah laguna karang dangkal dan lereng karang. Berasosiasi dengan anemon jenis: Cryptodendrum adhaesivum, Entacmaea quadricolor, Heteractis aurora, Heteractis crispa, Heteractis magnifica, Heteractis malu, Macrodactyla doreensis, Stichodactyla gigantea, Stichodactyla haddoni, Stichodactyla mertensii . Range 1- 60m. Distribusi: Indo-west Pasifik (Teluk Persia-barat Australia, Kep. Indo-Australia, Melanesia, Micronesia, Taiwan dan Jepang) Tipe pemakan: Omnivora

175

Amphiprion ocellaris Foto by Fakhrizal Setiawan Clown anemonefish Nama Umum: Ikan badut, nemo, kelonpis Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), warna badan oranye dengan tiga garis putih lebar,
bagian yang tengah berbentuk segitiga maju ke dekat sirip dada. Sirip ekor bulat. Habitat: Daerah karang yang dangkal dan tenang. Diurnal, protandrous hermaprodit. Berpasangan monogamy. Berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis magnifica, Stichodactyla gigantea, dan Stichodactyla mertensii . Range kedalaman 1-15 m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

176

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Amphiprion perideraion Foto by Fakhrizal Setiawan Pink anemonefish Nama Umum: Pelet tambah Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), Warna dasar oranye. Sirip transparan. Satu garisputih mengikuti kontur punggung dari atas mulut hingga batang ekor. Garis vertikal putih di antara kepala dan katup insang. Habitat: Daerah karang dangkal yang tenang, diurnal, monogami, protandrous hermaphrodit. Berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis magnifica (umumnya), Heteractis crispa, Macrodactyla doreensis, and Stichodactyla gigantea . Dibeberapa tempat malah berbagi tempat di anemone dengan A. akallopison. Range 1-38 m. Distribusi: Western Pasifik Tipe pemakan: Omnivora

Amphiprion sandaracinos Yellow clownfish Nama Umum: Pelet Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), badan oranye dengan garis putih memanjang dari mulut hingga dekat ekor

Habitat: Biasa dijumpai didaerah


laguna dan lereng karang. Biasa berpasangan atau kelompok kecil. Monogami. Protandrous hermaprodit. Biasa berasosiasi dengan anemone jenis: Heteractis crispa dan Stichodactyla mertensii. Range 3-20 m.
177

Distribusi: Western pasifik


(Pulau cristmas, dan Australia barat-Kep. Ryukyu, Taiwan, Filipina, PNG, Kep. DEntrecasteux, New Britain dan Kep. Solomon)

Tipe pemakan: Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

178 Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Amphiprion akallopisos Skunk clownfish Nama Umum: Pelet Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL), Badan berwarna oranye dengan garis putih memanjang dari atas mulut hingga ekor. Inilah yang membedakan dengan A. sandaracinos. Habitat: Biasa ditemukan didaerah karang dangkal dekat pantai namun ada juga di
daerah lereng karang dengan arus cukup kuat. Protandeus hermaprodit. Berpasangan dan monogami. Setipa anemone dengan satu betina lebih besar dan pejantan fungsional yang lebih kecil. Jantan mengalami perubahan jenis kelamin juvenile berkembang menjadi jantan fungsional. Biasa berasosiasi dengan jenis anemone: Heteractis magnifica dan Stichodactyla mertensii. Range kedalaman 3-25 m. Distribusi: Indo-west pasifik (Afrika timur, Madagaskar, Kep.Comoro, Seychelles, Laut Andaman, Sumatra, Jawa) Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton (omnivora)

Amphiprion ephippium Saddle anemonefish Nama Umum: Giro tompel (aceh), tompel Jakarta (Jakarta) Ciri-ciri:
Panjang max 14 cm (TL), badan oranye kemerahan dengan spot hitam besar di badan bagian belakang. Juvenil tidak memiliki spot hitam tapi memiliki garis putih memanjang hanya di belakang kepala.

Habitat:
179 Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Didaerah karang dangkal dengan perairan agak keruh dan teluk yang tertutup dimana kecerahan berkurang. Biasa ditemukan sepasang. Berasosiasi dengan anemon: Entacmaea quadricolor and Heteractis crispa .Range kedalaman 1-15 m.

Distribusi:
Samudra Hindia timur: Laut Andaman, Kep. Nicobar, Thailand, Malaysia, Sumatra dan Jawa di Indonesia.

Tipe pemakan:
Zooplankton dan bentik alga

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

180

Premnas biaculeatus Foto by Fakhrizal Setiawan Spinecheek anemonfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 17 cm (TL), memiliki tulang belakang yang menonjol di bagian

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

kepala, juvenile dan jantan merah cerah sedang betina merah hati. Jantan ukurannya lebih kecil dari betina Habitat: Daerah laguna dan karang yang terlindung. Biasa ditemukan berpasangan . Berasosiasi dengan anemone Entacmaea quadricolor. Range kedalaman 1-16 m. Distribusi: Indo-west Pasifik (Asia tenggara, Kep.Solomon,Vanwatu, Australia) Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik / Omnivora

Amblyglyphidodon aureus Golden damselfish Nama Umum: Betok kuning Ciri-ciri:


Panjang max 13 cm (TL), Badan kuning oval, dewasa bagian kepala agak keunguan sedikit.

Habitat:
Hidup didaerah lereng karang, laguna dan karang terjal berarus. Biasa berada dekat dengan Gorgonian /kipas laut dimana mereka meletakan telurnya. Juvenile biasa ditemukan dalam kelompok kecil di dekat gorgonian atau karang hitam. Range kedalaman 3 - 45 m.

181

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Pasifik barat(Laut Andaman dan Pulau Christmas - Fiji, Kep. Ryukyu, New Caledonia)

Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Amblyglyphidodon batunai Batuna damselfish Nama Umum: Betok perak Ciri-ciri:


Panjang max 10 cm (TL), Badan perak kehijauan.

Habitat:
Daerah laguna dan karang dangkal. Biasa berada dekat koloni karang besar. Biasa ditemukan soliter atau berpasangan di atas karang. Range kedalaman 0 - 12 m.

Distribusi:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Indo-west Pasifik (Maldives dan Indonesia)

182

Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Amblyglyphidodon leucogaster Yellowbelly damselfish Nama Umum: Betok perut kuning Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), duri dorsal (total): 13; sirip lunak dorsal (total): 12-13; sirip duri Anal: 2; Sirip lunak anal: 12-14. Variasi warna tergantung geofrafis. Populasi di Indonesia umumnya dengan perut kuningoranye .

Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 183

Mendiami lagunakarang dan lereng karang. Soliter atau dalam kelompok kecil. Range kedalaman 2-45 m.

Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan:


Copepoda, amphipods, mysids, telur ikan, larva Crustacea, dan sebagian kecil dari alga /Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Amblyglyphidodon curacao Staghorn damselfish Nama Umum: Betok strip ijo Ciri-ciri:
Panjang max 13 cm (TL), memiliki beberpa variasi geografis. Populasi di Indonesia berwarna hijau dengan garis kehitaman saat dewasanya. Papua berwarna lebih keperakan dengan garis kehijaun dengan range dari jepangAustralia timur.

Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Daerah laguna dan lereng karang bagian luar, Juvenil sering terlihat dekat karang lunak jenis Sarcophyton dan Sinularia. Makan sering berkelompok didaerah karang. Range kedalaman 1 - 40 m.

184

Distribusi:
Pasifik barat ( Rowley shoals, Malaysia - Samoa dan Tonga. Utara kep.Ryukyu - selatan GBR)

Tipe pemakan:
Zooplankton dan filamentous alga

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Abudefduf bengalensis Bengal sergeant Nama Umum: Ciri-ciri:


Panjang max 17 cm (TL), Badan putih keabu-abuan, oval dengan 6-7 garis hitam. ciri khasnya bentuk ekor cagak yang membulat dan berwarna redup.

Habitat:
Biasa ditemukan sendiri atau kelompok kecil di daerah laguna dan karang dangkal. Sangat territorial. Range kedalaman 1 - 6 m.
185 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Pasifik barat (Timur Samudra Hindia-Jepang dan Australia)

Tipe pemakan:
Alga, gastropoda dan krustacea kecil / Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Abudefduf notatus Yellowtail sergeant Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 17 cm (TL), badan abu-abu dengan 5 garis putih vertikal, sirip ekor berwarna kuning.

Habitat:
Didaerah karang berbatu serta lereng curam dengan arus dan gelombang sedang. Biasa ditemukan dalam schooling namun kadang soliter. Range kedalaman 1-12 m.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Indo-Pasifik barat: Afrika timur, Afrika selatan, New Britain, Sumatra di Indonesia, timur Papua New Guenia dan Jepang.

186

Tipe pemakan:
Bentik alga dan zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Abudefduf septemfasciatus Banded sergeant Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 23 cm (TL), badan putih krem dengan 6-7 garis abu gelap.

Habitat:
Habitat didaerah laguna dan terumbu karang berbatu dangkal dengan gelombang sedang. Sangat territorial. Range kedalaman 0 - 3 m.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 187

Distribusi:
Indo-Pasifikc: Afrika timur - Kep. Line dan French Polynesia. Jepang - GBR Australia.

Tipe pemakan:
Bentik alga, zoobnethos(bentik copepod), dan zooplankton.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Abudefduf sexfasciatus Scissortail sergeant Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 16 cm (TL), Badan putih dan agak kehijaun saat dewasa dengan 5 garis hitam, ciri khasnya adalah memiliki garis hitam di bagian cagak ekornya.

Habitat:
Daerah pantai, karang berbatu dan trumbu karang yang baik. Biasa berada di karang lunak dan koloni hydroid. Range kedalaman 1 - 20 m.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Distribusi:
Indo-Pasifik (laut merah, Mozambique hingga Jepang, Kep. Tuomoto, Lord Howe dan Kep. Rapa).

188

Tipe pemakan: Zooplankton


dan alga / omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Abudefduf sordidus Blackspot sergeant Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 23 cm


(TL), badan abu-abu dengan 5-6 garis gelap, terdapat spot hitam di pangkal ekor atas dan dibagian bawah sirip dorsal halus. Habitat: Didaerah laguna berbatu, rataan terumbu, hingga daerah pecah gelombang. Juvenil biasa di daerah pasut. Kadangkadang schooling, sangat territorial. Range kedalaman 0-3 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah an Afrika Timur - hawaidan Kep. Pitcairn, Jepang - Australia. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea, moluska, cacing), zooplankton dan detritus

189

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Abudefduf vaigiensis Indo-Pacific sergeant Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 20 cm


(TL), Abu-abu dengan 5 garis hitam atau biru tua vertikal, daerah kuning di badan atas. Habitat: Di daerah rataan trumbu hingga lereng karang serta daerah berbatu. Berkelompok, memijah dalam jumlah besar. Jantan menjaga telurnya. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah an Afrika Timur - French Polynesia. Jepang - Australia. Tipe pemakan: Omnivora (zoobenthos, zooplankton, alga bentik dan ikan kecil)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Dischistodus prosopotaenia Honey-head damsel Nama Umum: Betok susu Ciri-ciri: Panjang max 17 cm
(TL), badan hijau kecoklatan dengan garis putih besar. Soliter dan teritorial. Habitat: Mendiami daerah berpasir di laguna dan terumbu karang. Range kedalaman 1 - 12 m. Distribusi: Indo-west Pasifik (varian normal tersebar dari Singapura - Sulawesi, varian yang bagian dada agak kuning dari Papua - timur Australia dan Vanuatu) Tipe pemakan: Omnivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 190

Dischistodus melanotus Black-vent damsel Nama Umum: Betok susu Ciri-ciri: Panjang max 16 cm
(TL), bagian badan atas dari kepala hingga tengah dorsal hijau kehitaman dengan batas kuning dan sebagian perut bawah dekat anal. Badan putih dengan bercak pink disekitar insang. Habitat: Memilih di daerah pasir dan rubble di area laguna dan terumbu karang. Range kedalaman 1 - 12 m. Distribusi: Pasifik barat Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Dischistodus perspicillatus White damsel Nama Umum: Betok susu Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), Putih krem dengan 2-3 spot hitam agak memanjang. Bagian depan kepala kehijaun, garis bpingk dengan batas biru di antara mata dan mulut. Habitat: Daerah patch reef, laguna dangkal, pasir di daerah karang, dan padang lamun. Range kedalaman 1 - 10 m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Alga bentik dan detritus
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 191

Chrysiptera oxycephala Blue-spot demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm


(TL), Juv biru cerah yang hilang saat dewasa.abu-abu kekuningan dengan banyak bintik biru di badan. Garis abu-abu samar dari atas mulut ke mata. Habitat: Biasa berkelompok dalam jumlah besar, Didaerah laguna dan karang dangkal.range 1-16 m. Distribusi: Western central Pasifik (Indonesia, Filipina, PNG, Palau) Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Chrysiptera unimaculata Onespot demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
badan abu gelap, sekitar sirip dada berwarna kuning dan spot hitam dikelilingi biru di bagian belakang sirip dorsal. Habitat: Di Daerah pantai karang beralga, rubble atau daerah karang berbatu dangkal. Soliter atau kelompok kecil, Range kedalaman 0 - 30 m.. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah dan Afrika Timur - Fiji, Jepang - GBR Australia. Tipe pemakan: Bentik Alga
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 192

Chrysiptera talboti Talbot's demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 6 cm (TL), bagian kepala hingga tengah dorsal kuning sisa badan lainnya coklat keunguan. Spot hitam d belakang sirip dorsal.

Habitat:
Didaerah kaya karang di laguna dalam dan lereng karang serta rubble. Soliter, range kedalaman 3-35 m.

Distribusi:
Pasifik Barat: Laut Andaman - Fiji, Palau, Tonga dan GBR Australia.

Tipe pemakan:
Bentik Alga dan zooplankton
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chrysiptera sp. Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 7 cm (TL, bagian


atas badan terdapat garis biru yang memangjang dari depan mata hingga pangkal sirip ekor, badan kuning dengan bercak hitam dibagian pangkal belakang sirip dorsal. kepala kuning dan warnanya memanjang hingga sirip dorsal belakang. Habitat: karang dan batu berkarang di daerah dangkal hingga lereng karang.

Distribusi: Samudra Hindia (diketahui


hanya di Pulau Weh) Tipe pemakan: Alga

193

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chromis dimidiata Chocolatedip chromis Nama Umum: Betok 1/2 Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
coklat gelap 1/2 dari kepala hingga badan depan. Sisanya berwarna putih mulai dari sirip anal, 1/2 sirip dorsal dan sirik caudal. Habitat: Di daerah laguna dan terumbu karang , berkelompok di atas karang dan dilereng karang. Tinggal dekat dengan substrat. Range kedalaman 1-36 m. Distribusi: Samudra Hindia: Laut Merah, Kenya, Tanzania, Afsel, Mauritius, Reunion, Kep. Chagos, Maldives, Laut Andaman, Thailand, Sumatra dan P. Christmas serta Guam. Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chromis atripectoralis Foto by Fakhrizal Setiawan Black-axil chromis Nama Umum: Betok ijo / jae-jae Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Badan hijau kebiruan, ekor cagak dan sangat mirip
dengan C. viridis hanya dibedakan dengan spot hitam dipangkal sirip dadanya. Habitat: Dearah karang dangkal, laguna dan lereng karang. Biasa dijumpai kelompok besar di koloni karang bercabang. Range kedalaman 1-29 m. Distribusi: Indo Pasifik Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

194

Chromis viridis Blue green damselfish Nama Umum: Betok ijo / jae-jae Ciri-ciri: Panjang max 8 cm (TL),
warna Hijau pucat hingga biru terang. Jantan yang bersarang berwarna kuning. Habitat: Berkelompok di Acropora bercabang, daerah laguna dan karang dangkal. Range 0-12 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah - French Polynesia, Jepang, New Caledonia. Tipe pemakan: Zooplankton, fitoplankton, dan bentik alga.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chromis atripes Dark-fin chromis Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm


(TL), coklat cerah dengan ujung sirip dorsal, anal dan cagak caudal hitam. Habitat: Daerah karang yang sehat dan lereng karang. Range kedalaman 2-40 m. Distribusi: Pasifik barat Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 195

Chromis ternatensis Ternate chromis Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm


(TL), coklat dengan warna pudar dibagian bawah perut. Garis hitam di bagian cagak ekor merupakan ciri khasnya. Habitat: Schooling di atas karang bercabang di daerah laguna hingga lereng karang yang jernih. Range kedlaman 3 36 m. Distribusi: Indo-Pasifik: laut Merah dan Afrika timur - Samoa dan Tonga, Kep.Ryukyu, New Caledonia. Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Chrysiptera springeri Springer's demoiselle Nama Umum: Betok neon Ciri-ciri: Panjang max 6 cm
(TL), dengan bercak hitam dibagian atas kepala, mirip dengan C.cymatilis. Habitat: Habitat karang yang sehat dan laguna, biasa berada dikoloni Acropora bercabang. Range kedlaman 2-30 m. Distribusi: Pasifik barat (Indonesia-Filipina) Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 196

Pomacentrus auriventris Goldbelly damsel Nama Umum: blu kuning Ciri-ciri: Panjang max 7 cm
(TL), kepala biru neon dan badan atas juga. Kuning badan bawah, sirip ekor dan anal. Habitat: Daerah karang, pasir dengan alga. Biasa kelompok kecil didasar. Range kedalaman 2-15 m.

Distribusi: Western Central


Pacific (Micronesia - Indonesia, Pulau Christmas)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Tipe pemakan:
belum diketahui

Chrysiptera rolandi Rolland's demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 7,5 cm
(TL), warna bervariasi, umumnya badan bagian kepala kebawah hingga belakang dorsal gelap dan bagian bawahnya putih krem. Habitat: Biasa ditemukan didaerah karang, karang dengan rubble, laguna.Range kedalaman 2-35 m. Distribusi: Samudra Hinia timur dan Pasifik barat Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 197

Chrysiptera rex King demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 7 cm


(TL), Juv pink cerah, Bagian atas badan krem kecoklatan, kepala abu-abu. Badan bawah putih krem. Habitat: karang dari dangkal hingga lereng karang. Range kedalaman 1-20 m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Alga

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Dascyllus aruanus Whitetail dascyllus Nama Umum: Dakocan belang Ciri-ciri: Panjang max 10 cm
(TL), dasar putih denga 3 garis hitam, depan mata putih, ekor transparan, sisip perut hitam. Habitat: Biasa dilaguna dangkal dan karang dangkal, berkelompok diatas karang bercabang, territorial (terutama saat memijah). Range 0-20 m. Distribusi: Indo-west Pasifik (Laut merah, Afrika timurline,marquesan dan Kep. Tuamoto, Jepang-Australia) Tipe pemakan: Zooplankton, bentik invertebrate dan alga
198

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Dascyllus reticulatus Reticulate dascyllus Nama Umum: Dakocan putih Ciri-ciri: Panjang max 9 cm
(TL), Bagian kepala coklat dengan garis hitam dibelakangnya, badan krem kecoklatan, bagian atas dorsal hitam, garis hitam di belakang vertikal dari dorsal ke anal. Habitat: Biasa didaerah laguna dan karang. Berkeloompok di karang bercabang dan menjari. Range 1-50 m. Distribusi: Samudra Pasifik. Samudra Hindia diganti oleh D. carneus. Tipe pemakan: Zooplankton, zoobenthos dan alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

199

Dascyllus trimaculatus Threespot dascyllus Nama Umum: Dakocan item Ciri-ciri: Panjang max 14 cm
(TL), badan hitam, juv ada spot putih dai kepala dan di badan atas, dewasa spot dorsal putih samar dan yang di kepala hilang, sirip hitamkecuali transparan sirip dada dan belakang dorsal. Habitat: Daerah karang dan karang berbatu, biasa juga di anemone, sela-sela bulubabi dan karang bercabang. Range kedalaman 1-55 m.

Distribusi: Indo-Pacific: Red


Sea and East Africa to the Line and Pitcairn islands, north to southern Japan, south to Sydney, Australia. Not found in the Hawaiian and Marquesan islands. Tipe pemakan: Zooplankton,

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Neoglyphidodon nigroris Black-and-gold chromis Nama Umum: Manukan Ciri-ciri:


Panjang max 13 cm (TL), Juvenil berwarna kuning dengan 2 garis hitam memanjang. Dewasa warna kuning diganti hitam dengan 2 garis vertikal di katup insang.

Habitat:
Daerah karang yang sehat di laguna dan lereng karang. Soliter. Range 2-23 m.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Ada 2 bentuk (yang hitam ekor cagak dari Laut Andaman-Bali Jepang) dan (Pasifik barat). Yuang keduanya bercampur di Bali.
200

Tipe pemakan:
Alga, krustacea kecil, tunikata pelagis / Omnivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Plectroglyphidodon leucozonus Singlebar devil Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 12 cm (TL), Juvenile memiliki spot hitam di dorsalnya dibelakang garis putih di tengah badan. Dewasa cokalt gelap dengan garis putih lebar di tenagah badannya.

Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

201

Mendiami daerah reef crest dan daerah karang dangkal. Juvenil suka berada di zona intertidal di reef crest, dewasa biasa di area agak dalam. Juvenile juga biasa ditemukan di teluk yang terlindung, batu dan pasir. Range kedalaman 0-6 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Temur - Marshall dan Kep. Pitcairn, Jepang - Australia.

Tipe pemakan: Alga bentik

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Neopomacentrus anabatoides Silver demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10,5 cm
(TL), warna hijau metalik dengan spot biru kecil dekat katup insang atas. Garis hitam di cagak ekor. Habitat: Daerah laguna, karang dangkal, schooling dalam jumlah besar di ddekat koloni besar karang bercabang. Range 2-15 m. Distribusi: Western central Pasifik ( Filipina selatan-Indonesia, Kep. Solomon-New Caledonia) Tipe pemakan: Zooplankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 202

Neopomacentrus azysron Yellowtail demoiselle Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 8 cm


(TL),abu-abu hijau kebiruan dengan sirip belakang dorsal, anal dan sirip ekor kuning. Spot hitam dipangkal sirip dada serta di operculum atas. Habitat: Di daerah lereng karang dan alur karang yang lebih dalam. Dalam kelompok kecil di daerah sub-tidal. Range kedalaman 1 - 12 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Afrika Timur - Kep. Indo-Malay dan Vanuatu, Taiwan, Australia, PNG dan Kep. Solomon. Tipe pemakan: Zooplankton

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Hemiglyphidodon plagiometopon Lagoon damselfish Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 18 cm (TL), Badan coklat gelap, bagian kepala coklat terang dengan gradasi coklat gelap di belakangnya. Juvenil berwarna kuning oranye di bagian perut dan coklat di punggungnya dengan banyak garis biru dan spot di muka dan bagian belakang.

Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 203

Biasa dijumpai di daerah laguna yang terlindung, pantai berkarang di daerah banyak alga dengan substrat karang becabang. Range kedalaman 1-20 m.

Distribusi:
Pasifik barat( Thailand (Phuket), China, Philippines, Indonesia, New Guinea, Laut Timor (Ashmore Reef), Australia barat, Great Barrier Reef, New Britain dan Kep. Solomon)

Tipe pemakan: Alga

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Plectroglyphidodon dicki Blackbar devil Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
Badan coklat dengan pangkal sirip ekor dan ekor putih yang dibatasi dengan garis hitam didepannya. Habitat: IDi daerah Karang yang sehat, di laguan jernih, dan lereng karang. Umumnya berasosiasi dengan Acropora dan Pocillopora. . Range kedalaman 115 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur French Polynesia, jepang - Australia. Tipe pemakan: Detritus, zoobenthos, alga bentik, ikan kecil

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

204

Plectroglyphidodon lacrymatus Whitespotted devil Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
Badan coklat dengan banyak bintik biru terang. Putih krem dari sirip ekor hingga pangkal ekor. Habitat: Didaerah laguna dan terumbu karang jernih, serta daerah campuran dengan rubble dan karang mati. Range kedalaman 1-40 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Marshal dan Kep. Society, Jepang - Australia. Tipe pemakan: Bentik alga, fitoplankton dan bentik invertebrata.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Pomacentrus burroughi Burrough's damsel Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 8,5 cm (TL), badan berwarna coklat gelap dengan ciri khasnya spot kuning di bagian sirip lembut dorsal belakangnya.

Habitat:
Daerah laguna dan terumbu karang dengan banyak rubble. Range kedalaman 1-16 m.

Distribusi:
Western Central Pacific (Filipina, Indonesia, PNG, Kep. Solomon, dan Palau) Tipe pemakan: Alga bentik / herbivora
205 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Pomacentrus chrysurus Whitetail damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
Badan coklat abu-abu dengan sirip ekor putih. Juvenile berwarna abu kebiruan dengan spot hitam di dorsal. Punggung berwarna kuning dari mulut hinnga dorsal belakang. Spot berangsur menghilang saat dewasa. Habitat: Mendiami daerah berpasir di laguna dan pantai berkarang. Range kedalaman 0-3 m. Distribusi: Pasifik barat (Pulau Christmas,- Kep.Solomon, utara Kep. Ryukyu, selatan New Caledonia) Tipe pemakan: Alga/ herbivora
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Pomacentrus cuneatus Wedgespot damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL),
abu-abu kecoklatan dengan spot biru di katup insang atas. Garis tipis dibagian dorsal atas. Juv berwarna kuning dan biru diatasnya dengan spot hitam di belakang dorsal yang menghilang saat dewasa. Habitat: Daerah terumbu karang dan biasa bersama jenis lain sehingga sulit teridentifikasi. Range 1-15 m. Distribusi: Pasifik barat (Indonesia, Malaysia, Thailand)
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 206

Lokasi foto: TN Karimunjawa dan TN Komodo

Pomacentrus amboinensis Foto by Fakhrizal Setiawan Ambon damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL), warna badan bervariasi, umumnya kuning cerah . Juvenile bagian atas badan agak kebiruan dengan spot hitam di dorsal belakang. Habitat: Daerah laguna, karang, daerah pasir/batu di karang. Range kedalam 2-40 m. Distribusi: Pasifik barat( Indonesia-Vanuatu, New Caledonia, Tonga) Tipe pemakan: Alga dan zooplankton

Pomacentrus moluccensis
Lemon damsel

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), badan kuning dengan batas sirip anal berwarna hitam. Habitat: Laguna, terumbu karang dengan banyak karang bercabang. Range 1-14 m. Distribusi: Pasifik barat (Laut Andaman - Fiji,Tonga, Kep.Ryukyu, P.Lord Howe. Tipe pemakan: Alga dan krustacea planktonic
207

Pomacentrus alexanderae Foto by Fakhrizal Setiawan Alexander's damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 9 cm (TL), Abu-abu merata dengan spot hitam dipangkal sirip

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

dada/pectoral Habitat: Daerah laguna, karang dangkal hingga dalam.Soluter/kelompok. Range 1-60 m. Distribusi: Pasifik barat (Indonesia-Taiwan, Kep. Ryukyu). Tipe pemakan: Alga, remis/bernacle, copepoda, telur ikan, gastropoda kecil / omnivora

Pomacentrus philippinus Philippine damsel Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm


(FL),badan biru ungu kehitaman dengan warna ekor, ujung dorsal dan anal kuning tua. Spot hitam di pangkal sirip dada/ pectoral. Habitat: Daerah laguna, lereng karang, karang drop-off. Biasa sendiri/berkelompok kecil.range kedalaman 1-12 m. Distribusi: Indo-West Pacific (Maldives - Rowley Shoals, New Caledonia, Tonga,Fiji, utara Kep. Ryukyu) Tipe pemakan: Bentik alga dan zooplankton
208

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Neoglyphidodon melas (Juvenil) Bowtie damselfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 18 cm
(TL), juvenil badan biru terang dengan garis kuning besar dari mulut hingggasirip dorsal serta sirip perut dan anal ujungnya biru kehitaman. Dewasa hitam kebiruan. Perubahan warna terjadi pada ukuran 5-6 cm. Habitat: Juv di karang bercabang, dewasa laguna lereng karang. Soliter/berpasangan. Range 1-12 m. Distribusi: Indo-west Pasifik Tipe pemakan: Bentik alga, zoobenthos, zooplankton

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

209

PRIACANTHIDAE

Priacanthus hamrur Moontail bullseye Nama Umum: lkan Mata belo Ciri-ciri:
Panjang max 45 cm (TL), warna merah namun kadang ada juga yang perak kemerahan dengan 15 spot hitam sepanjang gurat sisi. Mata merah besar yang menjadi ciri khasnya serta ekor cagak yang membentuk seperti bulan sabit.

210

Habitat:
Lokasi foto: TN Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Jarang ditemukan didaerah dangakal di karang. Namun di aceh ditemukan dikedalaman dangakal. Kadang ditemukan di lautan samudra. Range kedalaman 5250 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan selatan Afrika - French Polynesia, Jepang, Australia)

Tipe pemakan:
Ikan dan zoobenthos / carnivora

Lokasi foto: TN Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

211

PSEUDOCHROMIDAE
Baracuda fish, Ikan baracuda

Pseudochromis perspicillatus Southeast Asian blackstripe dottyback Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang total 12 cm (TL), terdapat 2 variasi satu coklat merah dan satunya putih. Keduanya punya pola garis hitam yang melengkung dari mulut hingga punggung. Varian yang merah memiliki pola titik putih kuning memanjang mengikuti pola lengkungan garis hitam.

212

Habitat:
Biasa ditemukan berada dipasir atau rubble di daerah karang, hidup soliter. Range kedalaman 3 - 27 m.

Distribusi:
Indonesia, Filipina dan PNG

Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

213

Lokasi foto: Kep.Kayoa, Maluku Utara

Pseudochromis splendens Foto by Tasrif Kartawijaya Splendid dottyback Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 13 cm (TL), warna dasar badan abu-abu dengan spot kuning
yang berantai membentuk strip dibadan. Ekor kuning. Mulut kuning muda, terdapat garis hitam melewati mata. Ujung sirip dorsal dan ventral biru terang. Habitat: Umumnya soliter namun kadang berpasangan. Ditemukan di daerah laguna dan karang yang mengarah ke laut dan daerah curam di terumbu karang. Suka dijumpai dekat dengan spong dan karang. Range kedalaman 5-40 m. Distribusi: Eastern Indo-West Pasifik (timur Indonesia) Tipe pemakan: Belum diketahui

Labricanus cyclophthalmus Fire-tail devil Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 22 cm (TL), memiliki 3 varian warna, varian ini memiliki ciri badan hijau kekuningan dengan 10 garis hijau tipis, garis kuning vertikal , sirip dorsal, anal dan caudal merah.

Habitat:
Biasa terlihat berlindung dicelah batu/ karang. Soliter tau berpasangan. Sudah dapat ditangkarkan. Range kedalaman 2 - 20m.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Indonesia, Sabah dan Filipina

214

Tipe pemakan:
Ikan kecil / Carnivora

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

215

SCARIDAE
Parot fish, Ikan Kakatua

Bolbometopon muricatum Green humphead parrotfish Nama Umum: Kakatua besar Ciri-ciri:
Panjang max 130 cm (TL), tidak seperti ikan kakatua umumnya, jenis terbesar dari varies kakaktua, memiliki profil kepala menonjol yang berubah hijau menjadi merah muda, dan memiliki permukaan luar nodular untuk paruhnya yang besar . Fase utama adalah kusam abu-abu dengan bintik-bintik putih tersebar, secara bertahap menjadi seragam hijau gelap saat dewasa.

216

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Habitat:
Juvenil ditemukan di laguna, dewasa di luar laguna dan terumbu ke arah laut hingga kedalaman minimal 30 m. Biasanya dalam kelompok kecil. Tidur di gua-gua dan sering ditemukan di bangkai kapal di malam hari

Distribusi:
Indo-Pasifik (Laut merah dan Afrika timur - Samoa dan kep.Line, Kep. Yaeyama dan Wake, GBR dan New Caledonia)

Tipe pemakan:
Memakan alga bentik dan alga di karang dan juga kerang-kerangan

Lokasi foto: Kep.Kayoa, Maluku Utara Foto by Tasrif Katriwijaya

Chlorurus microrhinos Steephead parrots Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 70 cm (TL), juvenil sekitar 8 cm hitam putih dengan beberapa garis-garis horizontal. Ukuran lebih besar sampai sekitar 20 cm seragam gelap, coklat kehijauan, perlahanlahan menjadi biru sesuai usia. Garis biru memanjang di belakang mulut jantan dewasa dibawahnya putih kebiruan. Jenis yang jarang berwarnacokelat kekuningan seragam. Ekor berbentuk sabit. Jantan menonjol dibagian dahinya.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 217

Habitat:
Biasa ditemukan didaerah laguna dan terumbu karang, juvenile umumnya soliter, dewasa biasa berkelompok. Range kedalaman 1-35 m.

Distribusi:
Samudra Pasifik (Indonesia, Filipina,Kep. Line dan Pitcairn, Kep. Ryukyu, P. Rottnest, P. Lord howe dan P. Rapa)

Tipe pemakan: Herbivora

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Scarus ghoban (Inisial fase) Blue-barred parrotfish Common name: Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 90 cm
(TL), Kuning-kuning oranye dengan garis biru dibadan (4-5 garis), cagak ekor dan disekitar wajah (IP). Dewasa dasar kuning dengan bagian atasnya biru kehijauan dan sekitar mulutnya. Habitat: Juvenil di daerah laguna. Dewasa, laguna, karang, atol dan daerah curam di lereng karang. Range kedalaman 3-36 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Alga di karang / herbivora
218

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Cetoscarus bicolor (Juvenil


fase)

Bicolour parrotfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 90 cm


(TL), mengalami perubahan warna selama pertumbuhannya, juv badan putih dengan bagian kepala antara mata dan insang merah juga di ujung ekor, dorsal terdapat spot hitam dikelilingi merah. Dewasa bdan hikau dengan banyak spot pink di wajah. Habitat: Laguna dan karang. Juv soliter, dewasa membentuk harem. Territorial, range 1-30 m. Distribusi: Indo-Pasifik (Laut merah-Tuamoto, P. Izu, GBR) Tipe pemakan: Alga bentik

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Chlorurus sordidus Daisy parrotfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40


cm (TL), mengalami perubahan warna saat pertumbuhan. Dewasa ciri khasnya di pangkal ekor yang berwarna lebih terang. Habitat: Daerah laguna, rubble hinga karang yang sehat. Range kedalaman 050 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 219

Scarus niger Dusky parrotfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), ada
perbedaan warna antara Pasifik dan Hindia.Pasifik lebih monokromatik. Hindia cenderung fase kemerahan, juvenile dikenali dari binti-bintik hitam kembar pada ekornya. Habitat: Daerah kaya karang di laguna, pantai dan lereng karang luar. Umumnya soliter, juvenile berkelompok. Range kedalaman 0-15 m. Distribusi: Indo-Pasifik Tipe pemakan: Alga bentik
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Scarus quoyi Quoy's parrotfish Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 40 cm (TL), badan berwarna pingk di bagian perut dan dibagian atas kehijauan. ciri utamanya adalah hijau stabilo pada bagian atas pangkal ekornya.

Habitat:
Daerah kaya karang di pantai hingga lereng. Soliter atau berkelompok kecil. Range kedalaman 2-18 m.

Distribusi:
Indo-West Pasifik (IndiaVanuatu, utara Kep.Ryukyu, selatan New Caledonia, Palau di Micronesia)
220

Tipe pemakan: Alga bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

221

SCORPAENIDAE
Lion fish, scorpion fish / Ikan lepu

222

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Pterois antennata Foto by Fakhrizal Setiawan Broadbarred firefish Nama Umum: Lepu ayam, 1/2 biting (perdagangan) Ciri-ciri: Panjang max 20 cm (TL), badan kemerahan dengan garis lebih gelap. Sirip
dada termodifikasi dengan tulang sirip memanjang seperti tali dengan spot biru di tiap ruasnya. Sepasang tentakel diatas mata memanjang. Habitat: Daerah laguna dan terumbu karang. Sembunyi sepanjang siang dan aktif malam hari. Range kedalaman 2-50 m. Distribusi: Indo-Pasifik (Afrika timur-Kep Marquesan, Jepang-Australia, Queensland) Tipe pemakan: Krustacea / zoobenthos

Pterois volitans Red lionfish Nama Umum: Lepu ayam politan Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL),
bervariasi dalam warna umumnya disesuaikan dengan habitat. Species pantai umumnya lebih gelap, kadang hampir hitam di daerah estuaria. Duri dorsal sangat berbisa Habitat: Daerah laguna, pantai dan karang. Siang hari bersembunyi dari matahari dan aktif malam hari (nokturnal). Umumnya ditemukan sembunyi dengan posisi menempel terbalik .Range kedalaman 2-55 m. Distribusi: Samudra Pasifik Tipe pemakan: Ikan kecil dan zoobenthos / carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 223

Pterois muricata Indian lionfish Nama Umum: Lepu ayam Ciri-ciri: Panjang max 35 cm
(TL), cokelat kemerahan dengan banyak garis gelap tipis pada tubuh dan kepala. Dewasa memiliki sebuah duri kecil di sepanjang pipi dan bintik-bintik kecil di sirip median Habitat: Daerah laguna, pantai keruh dan karang. Range kedalaman 2-50 m. Distribusi: Samudra Hindia ( Laut merah, laut Andaman - Sumatra) Tipe pemakan: Carnivora
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Scorpaenopsis oxycephala Tassled scorpionfish Nama Umum: Lepu Batu Ciri-ciri:


Panjang max 36 cm (TL), Mulut yang agak panjang berwarna lebih cerah dari badannya. Terdapat kulit dibawah mulutnya seperti jenggot berwarna oranye kemerahan. Memiliki banyak variasi warna dan pola. Duri dorsal beracun.

Habitat:
Habitat daerah karang yang jernih serta habitat campuran karang dan batu. Bentuk serta warnanya sangat mendukung dalam penyamaran untuk menyergap mangsanya.

224

Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Indo-west Pasifik (laut merah, Afrika selatan - Kep.Mariana, utara Taiwan, Palau dan Guam (Micronesia))

Tipe pemakan:
Ikan kecil dan invertebrate bentik / Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Scorpaenopsis macrochir Flasher scorpionfish Nama Umum: lepu tembaga Ciri-ciri:


Panjang max 15 cm (TL), garis lebih coklat di permukaan sirip dada bagian dalam; mata relatif besar; moncong yang relatif pendek; punuk di punggung kurang jelas terlihat.Tidak ada bercak hitam hampir sama besar dengan mata di permukaan bagian dalam sirip dada. Tanda segitiga hitam sempit di dalam mulut di depan rahang atas gigi belakang. Tulang hidung tunggal. Duri dorsal dapat menyuntikkan bias/racun yang bersumber dari kelenjar di bawah duri dorsalnya.
225

Habitat:
Biasa dijumpai di daerah campuran pasir dan rubble di rataan terumbu dan laguna dangkal. Biasanya mengubur diri dalam substrat pasir atau berkamuflase di rubble untuk menjebak mangsa. Range kedalaman 1-75 m.

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Samudra Pasifik (Australia, Indonesia, Filipina - Kep. Marquesan dan Society, selatan Rowley shoals, Tongan dan Micronesia)

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Yudi Herdiana

226

SERRANIDAE
Anthias, Grouper fish, Ikan kerapu

227

Lokasi foto: Pulau Weh dan Komodo

Pseudanthias squamipinnis (Sub family Foto by Fakhrizal Setiawan Anthiniae) Scalefin Anthias Nama Umum: lkan Antias Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL), terdapat beberapa variasi warna baik jantan maupun betina. Jantan merah kekuningan dan hijau dengan sirip merah dengan spot ungu, betinaoranye dengan garis kuning dan ungu memanjang dari belakang mata hingga katup insang dekat sirip. Habitat: Biasa ditemukan diatas koloni karang di daerah laguna dan lereng karang. Berkelompok dalam jumlah yang banyak, protogynous hermaprodit. Pejantan sangat territorial dan memiliki harem. Range kedalaman 2-20 m. Distribusi: Indo-West Pasifik ( Laut merah dan natal, Afrika selatan - Niue, utara Jepang, Selatan Australia) Tipe pemakan: Zooplankton

228

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Anyperodon leucogramicus Foto by Fakhrizal Setiawan Slender grouper Nama Umum: Kerapu sunu Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), juvenile memiliki warna biru dengan garis oranye
kemerahan dan 10-12 spot hitam di ekornya. Dewasa badan abu kehijaun denngan spot merah tersebar di badan. Sirip ekor dabelakang dorsal kuning. Habitat: Daerah kaya karang dan jernih di laguna dan terumbu karang. Range kedalaman 1-60 m. Distribusi: Indo-Pasifik ( Laut merah-Mozambik, timur Kep. Phoenix, Utara Jepang, selatan Australia. Kemungkinan pulau-pulau di Samudra Hindia) Tipe pemakan: Ikan dan krustacea / carnivora

229

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Cephalopholis argus Foto by Fakhrizal Setiawan Peacock hind Nama Umum: kerapu Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), badan coklat dengan 5-6 garis coklat redup. Spot
biru terang di seluruh badan, sirip ekor, dada perut dan ujung anal dan dorsal biru gelap dengan spot biru terang. Habitat: Biasa dijumpai di berbagai variasi habitat terumbu karang. Juvenile lebih menyukai perairan dangkal dan terlindung dengan bersembunyi di karang. Range kedalaman 1-40 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah, Durban, Afsel - French Polynesia dan Kep.Pitcairn, Kep.Ryukyu dan Kep .Ogasawara, Australia dan P.Lord Howe. Tipe pemakan: Carnivore ( ikan, udang, kepiting, cacing).

Cephalopholis boenak Chocolate hind Nama Umum: Kerapu karet Ciri-ciri:


Panjang max 30 cm (TL), coklat kehijauan dengan 7-8 garis vertikal samar-samar di badan. Sirip coklat dengan ujung di sirip dorsal, anal dan pojok caudal hitam dengan ujung kebiruan.

Habitat:
Umumnya di daerah pesisir. Di habitat rubble, karang yang agak keruh. Sering terlihat soliter dan berpasangan saat memijah. Diandric protogenynous hermaphrodite. Range kedalaman 1 - 64 m.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

230

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Kenya - selatan Mozambique Aldabra, Comoro, Madagascar, Laut Andaman, Indonesia, Palau.

Tipe pemakan:
Carnivora (ikan , dan bentik krustacea)

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Rian Prasetia

231

Cephalopholis cyanostigma Foto by Fakhrizal Setiawan Bluespotted hind Nama Umum: l Ciri-ciri: panjang max 40 cm (TL), Juvenil coklat gelap dengan sirip dorsal, anal, dada
dan ekor kuning terang. Ukuran 9 cm , mulai muncul spot biru di badan dan kuning berkurang. Dewasa coklat kemerahan ditutupi spot biru, badan terdapat garis coklat samar 4-5 baris. Habitat: daerah karang dangkal yang terlindung, padang lamun, dan karah yang sehat. Range kedalaman 1-50 m. Distribusi: Pasifik Barat: Filipina - Australia, Palau, New Britain dan Kep. Solomon. Tipe pemakan: Carnivora (bentik krustacea dan ikan)

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Cromileptes altivelis Humpback grouper Nama Umum: Kerapu bebek Ciri-ciri:


Panjang max 70 cm (TL), mudah dikenali dari bentuk kepala yang kecil mengkerucut, badan putih krem kehijaun dengan spot hitam kecoklatan menyebar di seluruh badan hingga ke siripsiripnya.

Habitat:
Umumnya mendiami laguna dan karangterumbu ke arah laut serta daerah keruh. Juga ditemukan di sekitar terumbu karang dan di kolam pasang surut. Pertumbuhan sangat lambat.

Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

232

Distribusi:
Pasifik Barat: Selatan Jepang Palau, Guam, New Caledonia dan selatan Queensland di Australia. Timur Samudra Hindia: Kep. Nicobar - Broome di barat Australia.

Tipe pemakan:
Ikan kecil (Carnivora) dan krustacea

Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

Cephalopholis miniata Coral hind Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 45 cm (TL), badan oranye kemerahan - merah gelap dengan bintik biru terang di badan serta sirip kecuali sisip dada. Juvenil kuning dengan spot biru samar. Saat remaja memiliki garis yang mirip dengan C. sexmaculata dan dibedakan dari spot dimulutnya yang beralur biru.

Habitat:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 233

Biasa di temukan di daerah karang pesisir, dinding karang yang banyak terdapat goa, dan daerah jernih di karang. Membentuk harem dengan 2-12 betina. Range kedalaman 6 - 150 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah - Durban dan Kep. Line, termasuk pulau-pulau di Samudra Hindia dan barat-timur Pasifik

Tipe pemakan:
Carnivora (bentik krustacea dan ikan)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Cephalopholis spiloparaea Strawberry hind Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 30 cm (TL), badan oranye kemerahan, kadang terlihat banyak bercak kemerahan dibadan, Ciri khasnya terdapat garis biru melingkar mengikuti kontur ekor diujung sirip ekor. Kadang salah identifikasi dengan Cephalopholis aurantia. (atau sebagai Cephalopholis analis, a junior synonym of Cephalopholis aurantia)
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Habitat:
Biasa dijumpai di perairan karang agak dalam, soliter. Range kedalaman 6 - 108 m.
234

Distribusi:
Indo-Pasifik: Pinda, Mozambique (15S) - French Polynesia dan Kep. Pitcairn, Kep.Ryukyu GBR Australia.

Tipe pemakan: Carnivora

Lokasi foto: TN. Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

235

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Epinephelus coeruleopunctatus Foto by Fakhrizal Setiawan Whitespotted grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 76 cm (TL), Badan coklat gelap dengan spot dan bercak putih
yang banyak di badan. Sirip ekor dipangkal berwarna putih dan bagian belakangnya hitam gelap. Kadang sangat mirip dengan 3 spot putih lainnya: Epinephelus ongus, Epinephelus summana, dan Epinephelus corallicola.

Habitat: Habitat di daerah berbatu atau karang yang subur di laguna atau di lereng
karang. Biasa juga dijumpai di celah dan goa karang. Juvenil di daerah pasang surut. Range kedalaman 2 65 m.

Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Timur London, Afrika Selatan - Fiji Tipe pemakan: Carnivora (ikan dan bentik krustacea)

236

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Epinephelus fasciatus Blacktip grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), warna bervariasi dali putih krem hingga kecoklatan,
umumnya memiliki 5-6 garis agak gelap vertikal di badan. Warna lebih gelap di bagian kepala namun kadang bergaris-garis. Terdapat spot hitam di sirip dorsal. Habitat: Umumnya didaerah lereng karang dengan kedalaman lebih dari 15 m, juga didaerah teluk yang tertutup dan laguna yang dangkal. Range kedalaman 4-160 m. Distribusi:Indo-Pasifik: Laut Merah - Afrika Selatan hingga laut Arafura, Jepang, Korea, Selatan Queensland (Australia) dan P.Lord Howe. Tipe pemakan: Zoobenthos(moluska, echinodermata, bentik krustacea) dan ikan.

237

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Epinephelus mera Foto by Fakhrizal Setiawan Honeycomb grouper Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 32 cm (TL) warna dasar kuning dengan spot polygonal warna
coklat. Bentuk kepala yang agak meruncing dengan spot lebih kecil di banding badan. Habitat: Biasa ditemukan di daerah laguna dangkal dan karang yang semi tertutup. mon in shallow lagoon and semi-protected seaward reefs. Juvenil umumnya terlihat di selasela acropora bercabang. Range kedlaman 1 - 50 m. Distribusi:Indo-Pasifik: Afrika Selatan - French Polynesia Tipe pemakan: Carnivora (ikan dan bentik krustacea)

Epinephelus ongus White-streaked grouper Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 40 cm (TL), badan coklat dengan banyak spot putih halus dikepala, sirip dan badan. Bercak putih besar muncul saat dewasa. Juvenil spot putih lebih besar mrip polkadot dengan badan lebih gelap.

Habitat:
Di daerah pantai dan laguna juga lereng karang deimana banyak celah dan goa karang. Range kedlaman 5 25 m.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

238

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Afrika Timur - Kep.Ryukyu, Kep. Marshal, Fiji, New Caledonia, dan utara Australia.

Tipe pemakan:
Carnivora ( ikan, dan bentik krustacea )

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Epinephelus quoyanus Longfin grouper Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 40 cm (TL), badan putih dengan polygon coklat yang lebih rapat. Kadang salah identifikasi dengan Epinephelus macrospilos atau Epinephelus hexagonatus.

Habitat:
Didaerah karang yang agak keruh, mulai dari laguna hingga lereng karang. Range kedalaman 1 50 m.
239 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Pasifik Barat: Jepang - Australia, Laut Andaman.

Tipe pemakan:
Carnivora (ikan , cacing dan bentik krustacea)

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

240

SIGANIDAE
Rabit fish, Ikan beronang, semadar,

241

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Siganus guttatus Foto by Fakhrizal Setiawan Goldlined spinefoot Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 42 cm (TL), badan abu-abu kusam dengan spot oranye keemasan menyebar di badan, spot kuning besar di bawah pangkal sirip halus dorsal. Kepala dengan garis dan spot oranye, duri dorsal beracun. Habitat: Di habitat pantai yang agak keruh didekat mangrove, lamun dan karang dangkal. Toleran terhadap salinitas rendah. Berpasangan maupun dalam kelompok kecil. Jenis ini dilaporkan aktif di malam hari. Range kedalaman 1 25 m. Distribusi: Samudra Hindia Timur dan Pasifik Barat: Laut Andaman, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia,Viet Nam, Ryukyus, China, Taiwan, Laut China Selatan, Filipina dan Palau. Tipe pemakan: Zooplankton dan bentik alga

242

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Siganus virgatus Foto by Fakhrizal Setiawan Barhead spinefoot Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 30 cm (TL), kuning di bagian tubuh atas hingga ekor, dan sisa
lainnya keabuan, dua garis coklat diagonal di bagian depan. Badan atas dengan spot biru dan garis biru di bagian kepala atas. Duri dorsal beracun. Habitat: Di daerah perairan dangkal, mulai dari daerah berpasir dengan spot-spot karang maupun yang tutupannya rapat. Toleran terhadap kekeruhan, Juvenil bisanya di daerah mangrove dan pindah ke daerah karang saat dewasa. Bias dalam kelompok kecil. Range kedalaman 1 - 12 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Selatan India, Sri Lanka, Kep. Andaman, Thailand, Pantai selatan dan timur China, Taiwan, Ryukyu, Filipina, Malaysia, Singapore, Indonesia dan daerah utara Australia. Tipe pemakan:Zooplankton dan alga bentik

243

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan Siganus puellus Masked spinefoot Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 38 cm (TL), badan kuning keoranyean dan sedikit keperakan di

bagian perut. Terdapat garis kehitaman diagonal melewati mata. Terdapat bagian kehitaman di katup insang, sirip berwarna kuning. Duri dorsal tajam dan beracun. Terdapat alur garis keperakan di badan. Habitat: Didaerah kaya karang di laguna, karang dangkal hingga lereng karang. Sering terlihat berpasangan dan schooling. Duri dorsal tajam dan beracun. Range kedalaman 3 - 12 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Kep. Cocos-Keling dan Laut China Selatan hingga Kep. Gilbert, Utara Kep. Ryukyu Jepang, GBR Australia dan New Caledonia. Tipe pemakan: Juvenil (alga berfilamen) dan dewasa (alga, tunikata dan spong)

244

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Siganus vulpinus Foto by Fakhrizal Setiawan Foxface Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 25 cm (TL), Badan, sirip dorsal, anal dan caudal kuning. Kepala
putih dengan garis coklat gelap tebal dari mulut hingga ujung dorsal, bagian bawah insang hingga perut depan terdapat tanda coklat gelap, duri dorsal beracun. Mirip dengan S. unimaculatus yang membedakannya spot hitam dibadannya. Habitat: Biasa ditemukan di daerah kaya karang di laguna dan lereng karang. Soliter atau berpasangan. Juvenile dan semi dewasa biasa dijumpai dalam schooling di karang Acropora dimana memakan alga yang tumbuh didasar karang yang mati. Duri dorsal beracun, Range kedalaman 0-30 m. Distribusi: Pasifik Barat: Barat Filipina, Indonesia, Papua New Guinea, Great Barrier Reef, Vanuatu, New Caledonia, Kep. Caroline, Kep. Marshall dan Tonga. Tipe pemakan: Zooplankton dan alga bentik

245

Lokasi foto: Kep. Banyak, Aceh

Siganus magnificus Foto by Tasrif Kartawijaya Magnificent rabbitfish Nama Umum: l Ciri-ciri: panjang max 24 cm (TL), Kepala putih dengan garis hitam tebal dari mulut
hingga ujung sirip dorsal. Badan atas gelap dan tergradasi keabu-abuan dibagian bawahnya. Sirip ekor, ujung anal dan pectoral kuning, ujung sirip dorsal kemerahanHabitat: Didaerah terumbu karang. Dewasa bias ditemukan berpasangan, juvenile biasa bersembunyi di sela karang. Range kedalaman 3 - 30 m. Distribusi: Timur Samudra Hindia: Thailand termasuk Kep. Similian hingga Jawa di Indonesia. Tipe pemakan:Zooplankton dan alga bentik

246

SPHYRAENIDAE
Baracuda fish, Ikan baracuda

247

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Sphyraena flavicauda Foto by Fakhrizal Setiawan Yellowtail barracuda Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 60 cm (TL), badan silinder panjang dengan mulut runcing. Dua
garis coklat atau coklat kekuningan memanjang. Sirip ekor kuning. Habitat: Habita di daerah laguna dan lereng karang terbuka, kadang juga ditemukan di teluk dalam schooling . Range kedalaman 2 - 25 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: laut Merah - Samoa, Kep. Ryukyu, GBR Australia. Tipe pemakan: Zooplankton, zoobenthos(bentik krustacea) dan ikan kecil.

248

SOLENOSTOMIDAE
Ghost pipe fish

249

Lokasi foto: Lembeh, Sulut

Solenostomus paradoxus Foto by Tasrif Kartawijaya Ornate Ghost Pipefish/Harlequin ghost pipefish Nama Umum: Tangkur kuda palsu Ciri-ciri: Panjang max 12 cm (TL), Post-pelagis hampir sepenuhnya transparan dan
lebih langsing dibandingkan dengan mereka yang berada pada fase bentik. Bervariasi dalam warna dari hitam menjadi merah dan kuning, biasanya dalam suatu campuran garis dan bintik-bintik. Sirip ekor bulat atau berbentuk pisau bedah. Habitat: Biasanya berada di sepanjang tepi terumbu karang. Kadang ditemukan spesoliter atau berpasangan, di antara cabang gorgonian atau crinoids. Betina membawa telur di sirip perut mereka yang dimodifikasi membentuk kantong. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah dan Timur Afrika - Fiji, Jepang, Australia, New Caledonia dan Tonga. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea)

250

SYNGNATHIDAE
Pipefishes, Ikan Tangkur Kuda

251

Dunckerocampus dactyliophorus Foto by Fakhrizal Setiawan Ringed pipefish Nama Umum: Tangkur kuda buntut merah Ciri-ciri: Panjang max 19 cm (TL), Badan putih belang-belang dengan coklat kemerahan
hingga mulut. Ekor merah dengan batas luar putih serta spot putih ditengahnya. Habitat: Di daerah pasang surut, laguna, dan lereng karang. Biasa dijumpai di goa dan celah karang. Ovovivipar, Jantan membawa telur dalam kantung di bawah ekornya. Range kedalaman 5 - 56 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur hingga Samoa, jepang, Australia. Tipe pemakan: Zooplankton (telur/larva), zoobenthos (bentik krustacea)

Lokasi foto: TN Komodo, NTT

252

Corythoichthys haematopterus Messmate pipefish Nama Umum: Tangkur kuda asli Ciri-ciri:

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Panjang max 19.8 cm (SL), badan putih krem dengan serentetan pola di badan, ciri utamanya adalah sirip ekor umumnya berwarna pink kemerahan.

Habitat:
Didaerah dangkal yang terlindung dengan substrat pasir dan rubble, biasa juga di daerah agak keruh, ovovipipar, pejantan membawa telur yang disimpan dalam kantung di dekat ekor. Dewasa umumnya sendiri atau berpasangan. Range kedalaman 0-21 cm.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Afrika Timur - Vanuatu dan Jepang.

Tipe pemakan:
Zoobenthos (bentik krustacea) dan zooplankton (larva dan telur ikan)

253

SYNODONTHIDAE
Lizardfishes, Ikan Tokek

254

Synodus variegatus Foto by Fakhrizal Setiawan Variegated lizardfish Nama Umum: lkan tokek Ciri-ciri: Panjang max 40 cm (TL), dewasa bervariasi dari abu-abu hingga kecoklatan.,

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

pola dengan sekitar 6 spot kecoklatan di sisi badan. Habitat: Didaerah laguna dan lereng karang. Kadang di temukan di daerah brpasir, biasa dijumpai bertengger diatas karang dan di atas pasir. Soliter atau berpasangan. Range kedalaman 3 - 121 cm. Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Hawai, Line, Marquesan dan Kep. Ducie, Kep.Ryukyu, Lord Howe, Kermadec dan P. Rapa serta New Zealand. Tipe pemakan: Carnivora (ikan kecil).

255

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

Saurida nebulosa Foto by Fakhrizal Setiawan Clouded lizardfish Nama Umum: lkan tokek Ciri-ciri: Panjang max 16,5 cm (TL). Saurida berbeda dengan lizardfishes lainnya dari
baris gigi yang keluar bibir. Species ini dicirikan dari bercak hitam besar di bawah sirip punggung. Habitat: Mendiami dasar pasir, lumpur, batu dan habitat garden eel. Ditemukan di perairan pantai seperti di mangrove, lamun an kadang di muara sungai. Piscivorus, range kedalaman 0 - 6 m Distribusi: Indo-Pasifik: Mauritius - Kep. Society, Hawai, Sydney, New South Wales Australia. Tipe pemakan: Carnivora (ikan kecil).

256

TETRAODONTIDAE
Puffers Fish, Ikan buntal

257

Arothron nigropunctatus Blackspotted puffer Nama Umum: Buntal monyet Ciri-ciri: Panjang max 33 cm
(TL), warna bervariasi namun ciri utamanya mulut berwarna hitam. Habitat: Di daerah terumbu karang. Dewasa sendiri atau berpasangan. Kedalaman 3-25 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Micronesia dan Samoa, Jepang - Australia. Digantikan A. diadematus di Laut Merah. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea, moluska, sponge, tunikata, cnidarians/ karang keras) dan bentik alga

Lokasi foto: TN Komodo dan TN Bunaken Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

258

Arothron mappa Map puffer Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 65 cm (TL), saat blom sampai usia dewasa badan di penuhi
dengan spot putih yang menyebar merata di badan dengan perut berwarna putih. Saat dewasa spot itu memanjang membentuk alur tak beraturan dengan perut kekuningan. ciri khasnya adalah alur garis hitam radial melingkari mata.

Habitat: Biasa dijumpai di daerah laguna dan terumbu karang tepi hingga lereng
karang. Dewasa bisanya di daerah drop off, soliter. Range kedalaman 4 - 30 m.

Distribusi: Indo - Pasifik: Afrika Timur - Afrika Selatan, Samoa, Kep. Ryukyu dan
Laut barat Jepang, selatan New Caledonia dan Queensland, Australia.

Tipe pemakan: Bentik alga dan zoobenthos (sponge,tunikata,bentik invertebrata).

Arothron stellatus Stellate puffer Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 120 cm (TL), badan abu-abu kusam dengan diselimuti spot hitam kecil merata di badan. Terdapat pola hitam di sekitar sirip pectoral. Juvenil memiliki garis-garis gelap di perut yang menjadi spot saat dewasa.

Habitat:
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan 259

Didaerah laguna dan lereng karang yang jernih. Juvenile biasa di daerah pantai berpasir dan karang dangkal di daerah agak keruh dan estuaria. Kadang bersembunyi di goa-goa karang. Range kedalaman 3 58 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Kep. Tuamoto, Jepang, selatan P. Lord Howe,. Atlantik tenggara: pantai selatan Afrika Selatan.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Tipe pemakan: Zoobenthos

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

260

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Diodon liturosus Foto by Fakhrizal Setiawan Black-blotched porcupinefish Nama Umum: Buntal Durian Ciri-ciri: PAnjang max 65 cm (TL), badan coklat dengan duri siseluruh badan, pola coklat kehitaman di mata, punggung / badan dengan batas putih menjadi ciri khasnya D. liturosus dibedakan dari D. hystrix dari duri pendek dan warna. Habitat: Di daerah batas karang dan lereng karang. Bersembunyi di bawah dan goa karang siang hari. Juvenile bias di daerah laguna dan estuaria. Range kedalaman 1 - 90 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur - Society Islands, Jepang, NSW Australia. Atlantik tenggara: Pantai tenggara Afrika Selatan. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)

261

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

Diodon hystrix Foto by Fakhrizal Setiawan Spot-fin porcupinefish Nama Umum: Buntal Durian Ciri-ciri: Panjang max 91 cm (TL), badan kuning kecoklatan hingga coklat, spot hitam
kecil menyebar di badan, kepala dan sirip. Badan ditutupi duri yang tersebar merata. Gigi menyatu di tiap rahang. Habitat: Di daerah laguna dan terumbu karang terbuka. Umumnya ditemukan di celah dan goa karang. Juvenil hingga ukuran 20 cm pelagis. Dewasa tinggal di dasar , soliter dan aktif di malam hari.range kedalaman 1 - 50 m. Distribusi: Lautan tropis: Pasifik Timur: San Diego, California, USA - Chili dan Kep. Galapagos. Atlantik Barat: Bermuda, Massachusetts (USA), dan utara teluk Meksiko Brazil. Atlantik Timu: 30N to 23S . Samudra Hindia Barat: Laut Merah - Madagaskar, Reunion dan Mauritius. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea, bentik invertebrata, moluska) dan ikan.

Chantigaster valentini Valentin's sharpnose puffer Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 11 cm (TL),
Badan putih dengan spot abu-abu terang. Terdapat 4 pola hitam di punggung hingga badan, 2 pola tersebut ditengah memanjang hingga perut bawah. Mimic dengan filefish Paraluteres prionurus. Habitat: Ditemukan di puncak karang dan batu di daerah laguna dan karang pantai. Jantan territorial, memiliki harem. Jantan kawin dengan beberapa betina. Range kedalaman 1 - 55 m. Distribusi: Indo-Pasifik: laut Merah Afrika Selatan, Kep.Tuamoto, Jepang, P.Lord Howe. Tipe pemakan: Alga bentik dan zoo262

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Canthigaster papua Papuan toby Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 10 cm (TL),
coklat kemerahan, spot menyebar dibadan dan spot hitam disirip dorsal. (ini yg membedakan dengan C.compressa) Habitat: Di daerah pantai - batas karang luar mulai yang keruh hingga jernih. Dewasa biasa berpasangan di daerah lereng karang, juvenile bioasa di daerah dangkal. Range kedalaman 1 - 50 m Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Maldives-PNG, Filipina-Palau, GBR dan New Caledonia. Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

263

ZANCLIDAE
Morish idol fish,

264

Lokasi foto: TN Bunaken, Sulawesi Utara

Zanclus cornutus Foto by Fakhrizal Setiawan Moorish idol Nama Umum: lkan moris Ciri-ciri: Panjang max 23 cm (TL), badan pipih dengan 3 garis hitam di ekor, dorsal belakang hingga anal dan dorsal depan hingga sirip ventral. Dan bagian kuning lebar di diantara garis hitam tengah. Moncong mulut terdapat segitiga kuning debngan batas hitam. Sirip dorsal memanjang seperti antenna. Habitat: Di daerah keruh dekat laguna, reef flats, lereng karang. Bisanya dewasa berpasangan atau kelompok kecil, metamorphosis dari post larva ke juvenil saat ukuran 7,5 cm. Range kedalaman 3 - 182 m. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika Timur Rapa dan Kep.Ducie, Jepang, Kep. Hawai, Selatan P. Lord Howe. Pasifik Timur: selatan Teluk California Peru. Tipe pemakan: Zoobenthos (sponge dan tunikata) dan bentik alga.

265

Invertebrata Bentik Non karang


Selain ikan terdapat penghuni terumbu karang yang jumlahnya sangat melimpah meliputi 9 phylum. Dialah invertebrata yang memberikan sumbangsih secara ekologi serta ekonomi di terumbu karang. Namun karena keterbatasan stok foto tidak semua jenis dapat dimasukkan kedalam buku ini. Penulis juga akan memasukkan metode monitoring khusus biota bentik namun hanya beberapa jenis invertebrata yang di survey karena apabila jumlahnya melimpah dapat mempengaruhi dan menimbulkan masalah keseimbangan ekologi di kawasan terumbu karang tempat biota tersebut tinggal.

1. Metode Belt Transect


Instansi yang menggunakan metode ini: Reef Check; Australian Institute of Marine Science Long-term Monitoring Program (AIMS LTMP); Various Pacific monitoring programs (Lincoln-Smith transect); Reef Check MAQTRAC Program. WCS Indonesian Marine program Deskripsi metode: Melibatkan 2 pengamat berenang di sepanjang sabuk transek dan menghitung target spesies invertebrate serta informasi khusus pada terumbu karang, seperti kesehatan karang atau kerusakan fisik. Informasi yang diperoleh: Kelimpahan relatif makro-invertebrata serta ukuran kerusakan fisik dan kesehatan karang. Sebuah survei tunggal menyediakan informasi awal tentang status invertebrata makro dan dampak pada skala regional/ global. Untuk mencapai presisi yang lebih baik untuk mendeteksi perubahan lokal, peneliti dapat membuat ulangan lebih banyak dan meningkatkan frekuensi monitoring (misalnya 4 x per tahun). Peralatan yang diperlukan: Roll meter (100 m). Tali 5 m atau pipa PVC untuk membantu memperkirakan lebar sabuk lebar. Personel lapangan: 2 pengamat (penyelam scuba atau snorkel; 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan.

266

Personel di kantor: Pengamat harus memasukkan data ke dalam spreadsheet Excel segera setelah menyelam . Hasil juga harus pengolahan diinterpretsikan dan dibuat laporannya. Prosedur Umum: Bentangkan roll meter sejajar kontur karang/ garis pantai sepanjang 100 m Biasanya monitoring invertebrate berbarengan dengan monitoring karang Setelah selesai memasang rollmeter, langsung mencatat invertebrate kunci sepanjang 4 x 20 m transek dengan jeda 5 m tiap transek (Jumlah dan jenisnya) Informasi tambahan catat pula kesehatan karang dan adanya kerusakan karang akibat invertebrate sepanjang 5 m transek sabuk (2,5 m kiri dan kanan). Masingmasing pengamat survei setengah dari sabuk (2,5 m lebar); 2 pilihan untuk ketepatan lebar sabuk : 1. Pengamat membawa pipa panjang PVC 2,5 m ; 2. Berbaring trus ukur mulai dr ujung kepala hingga ujung fin sekitar 2 - 2,5 m untuk memperkirakan lebar sabuk; Keuntungan: Biaya lebih minim, terutama bila menggunakan penyelam volunteer; Pelatihan identifikasi dan meningkatkan kesadaran terhadap terumbu karang pada saat yang sama; Menyediakan informasi global secara cepat tentang kesehatan terumbu karang; Pengulangan monitoring dapat dilakukan sebagai program monitoring oleh masyarakat. Keterbatasan: Survei idealnya melakukan pengulangan sampai 3 kali per site dan sampai 4 kali per tahun untuk data yang bkomprehensifuntuk melihat perbandingan lokal. Hal ini akan menambah biaya. Pelatihan yang dibutuhkan: Penyelam rekreasi bisa belajar metode ini dalam satu hari. CP: rcheck@ucla.edu Referensi: www.reefcheck.org / metode / instructions.asp

267

2. AIMS LTMP method


Deskripsi metode: Ini adalah metode transek sabuk selebar 2 m dimana penyelam meneliti penyakit karang , bekas pemangsaan, predator dan pemutihan karang. Informasi yang diperoleh: Informasi yangjumlah terbuat dari sebagai berikut: COT (bintang laut berduri) (jumlah total COT dalam 3 ukuran kelas ) dan luasan bekas makannya Drupella dan luasan bekas makannya Bekas luasan terkena White syndrome desease Bekas luasan terkena Black band desease Insiden bekas penyakit lain dan bekas luka/penyakit yang tidak diketahui; Estimasi persentase tutupan karang yang mengalami bleaching/pemutihan pada transek tersebut. Prosedur Umum: Transek tetap Survei ini mengikuti sensus ikan sepanjang transek 5 x 50 m (AIMS fish LTMP sensus visual). Sepasang pengamat video menyelam di transek dan berenang sepanjang transek masing-masing mengcover sebuah sabuk 2 m untuk mortalitas karang, penyakit, COTs dan Drupella. Foto-foto diambil untuk identifikasi penyakit lebih jelasnya. Peralatan: Rollmeter transek 50 m; kamera digital dalam air jika memungkinkan Personel lapangan: 1 Observer berpengalaman dengan metode ini ditambah seorang buddy (penyelam); 1 pengemudi perahu / pengamat menonton. Personel di kantor: Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan.

268

Keuntungan: Cepat dan mudah melakukan penilaian makro-invertebrata dan indikator kesehatan karang; Dapat dilakukan pada waktu yang sama dengan transek garis (LIT) sehingga buddy tidak banyak Keterbatasan: Pengamat harus mampu mencari dengan cepat penyakit, drupela, COTs, dan mortalitas karang karena akan terganggu dengan penyelam lain yang mengambil data lain secara besrsama-sama (AIMS LTMP video transek ). Pelatihan yang dibutuhkan: Identifi kation spesies target dan indikator kesehatan karang CP: Hugh Sweatman, h.sweatman @ aims.gov.au Referensi: Bass dan Miller (1998); www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/monsop1/mon-sop1-11.html
269

3. Lincoln-Smith transect
Deskripsi metode: Metode ini banyak digunakan di daerah pasifik untuk menentukan kelimpahan makroinvertebrata yang dipanen untuk makanan. Informasi yang diperoleh: Estimasi Kelimpahan spesies invertebrata misalnya kima raksasa, teripang, kerang mutiara, kerang-kerangan untuk memberikan perbandingan terhadap kelimpahan spesies yang dipanen. Peralatan yang diperlukan: Rollmeter 50 m Tali penanda lebar 2 m Personel di lapangan: 2 pengamat terlatih (1 untuk meletakkan transek dan 1 untuk menghitung); 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan menonton. Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: Bentangkantransek sepanjang 6 x 50 m di dua kedalaman, dangkal di area reef flat sekitar 0,53,5 m dan dalam di daerah reef slope sekitar 15-22 m; Merekam lebih baik sejajar arus sehingga survei lebih mudah untuk dilakukan. Untuk habitat dangkal 1. Hitung dan estimasi panjang invertebrata sepanjang sabuk 2 m, yang diukur dengan menggunakan tali 2m. 2. Teripang laut diukur dari mulut ke anus, 3. Kima diukur panjang cangkangnya 4. Trochus/kerang diukur di titik terlebar dari dasar kerang 5. Kerang mutiara dari ujung hingga bagian engselnyal; 6. Ulangan ditempatkan terpisah 10-15 m Untuk habitat dalam 1. Transek diletakkan di sepanjang hamparan karang, rubble dan area pasir. 2. Teripang laut dan jenis kerang-kerangan dihitung dan diukur sepanjang 50 m dan lebar 5 m transek sabuk.
270

Keuntungan: Mudah dilakukan; Kedalaman dan lebar transek memeperlihatkan kesukaan habitat dari invertebrate yang berbeda termasuk ukuran dan kelimpahannya. Keterbatasan: Penyelam yang berpengalaman harus dilibatkan karena pemasangan transek dalam. Pelatihan yang dibutuhkan: Identifikasi invertebrata target dan cara pengukurannya. Referensi: Lincoln-Smith et al. (2001); www.gbrmpa.gov.au/corp_site/info_services/publications/research_publications/ rp69/

271

4. MAQTRAC method
Program yang menggunakan metode ini: Reef Checks MAQTRAC program Deskripsi metode: Metode ini melibatkan dua orang pengamat berenang sepanjang transek sabuk dan menghitung dan mengukur target spesies invertebrata serta mencatat dampaknya terhadap terumbu karang, seperti kesehatan karang atau kerusakan fisik. Informasi yang diperoleh: jumlah dan ukuran invertebrate target Peralatan yang diperlukan: Kertas bawah air, penggaris dan papan mika Personel di lapangan: 2 pengamat terlatih dalam metode ini, seorang pengamat dapat melakukan survei karang (Reef Check PIT), sementara yang lainnya melakukan survei invertebrata; 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan Personel di kantor: Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Prosedur Umum: Sebuah studi pendahuluan harus dilakukan untuk menentukan jumlah ulangan diperlukan untuk presisi/ketepatan yang mencukupi Survei yang dilakukan di sepanjang transek sabuk sama dengan transek MAQTRAC ikan (5 m lebar); Hitung semua spesies invertebrate target dan spesies karang; Hitung estimasi panjang untuk semua jenis individu, ini mencakup pengukuran bagian panjang terpanjang, biota yang memiliki bentuk simetris radial diukur tegak lurus. Pengukuran tambahan harus dibuat untuk pengukuran koloni karang; Catat estimasi secara kualitatif persentase koloni karang yang mati; Identifikasi dan ukur bekas luka diagonal panjang terpanjang dari karang tersebut. Beri kategori bekas luka dikarang dengan kriteria sebagai berikut: 1. '1 'untuk kategori bekas scars/luka baru di karang tanpa ada tanda pertumbuhan baru; 2. '2 'untuk kategori bekas scars/luka yang telah ditutupi oleh alga dan / atau invertebrata Sessile; 3. '3 'untuk kategori bekas scars/luka sebelumnya diketahui sebagai bekas luka yang hampir tertutup dan sulit untuk membedakan bekasnya dari sekitar.

272

Keuntungan: Penilaian hasil yang didapat lebih detail dan terperinci untuk mengetahui dampak perdagangan ikan hias jika ulangan untuk monitoring cukup. Keterbatasan: Banyak memakan waktu Mungkin membutuhkan banyak replikasi bagi spesies langka atau komunitas yang kompleks Membutuhkan tingkat keahlian identifikasi yang mencukupi Pelatihan yang dibutuhkan: Pelatihan identifikasi tingkat lanjut CP: rcheck@ucla.edu

5. DIADEMA BELT TRANSECT/ Transek Sabuk untuk Bulu Babi


273

Instansi yang menggunakan metode ini: Atlantic and Gulf Rapid Reef Assessment (AGRRA); Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP). Deskripsi metode: Metode ini melibatkan dipakai awalnya untuk menghitung kelimpahan dan mengukur panjang Diadema antillarum sepanjang transek sabuk namun metode ini dapat digunakan untuk biota lainnya. Disarankan untuk survei ini dilakukan di lokasi yang sama dengan survei komunitas bentik (karang,dll). Informasi yang diperoleh: Kelimpahan Bulu babi Kepadatan biota Struktur ukuran panjang Peralatan yang diperlukan: 1 m pipa PVC atau transek/rollmeter yang ditandai tiap 10 cm Personel di lapangan: 2 pengamat (penyelam) 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan

Personel di kantor: Entri data, analisis, interpretasi dan pelaporan. Beberapa metode yang termasuk jenis ini antara lain:

Contoh 1. AGRRA method


Prosedur Umum: Transek sabuk ini dilakukan bersamaan dengan survey AGRRA karang, alga dan survei Diadema Gunakan alat pengukur 1 m untuk skala, berenang dengan sapuan 1 m disepanjang transek sabuk masing-masing 6 x 10 m . Catat bulu babi dalam 0,5 m di kedua sisi sapuan.

Contoh 2. basic CARICOMP method


Prosedur Umum: Transek sabuk ini dilakukan bersama dengan metode CARICOMP coral community Tandai the rod transek sehingga Anda dapat mengukur 50 cm kedua sisi dari garis transek Berenang kembali di sepanjang transek dan mencatat jumlah bulu babi Diadema dan lainnya yang ditemui

274

Contoh 3. CARICOMP Diadema status method (lebih detail daripada basic CARICOMP method)
Metode ini terdiri dari sebuah survei snorkeling diikuti dengan survei scuba. a. Metode snorkel Hitung jumlah bulu babi selama 2 x 15 menit survey snorkeling per luasan karang Pisahkan bulu babi ke dalam 2 kelas ukuran: diameter <5 cm diameter (juvenil) dan diameter > 5 cm (dewasa) Catat mengenai kondisi spasial keheterogenan yang didapat dari habitat yang diobservasi. b. Survey Scuba,Pilih 3 site Bagi terumbu karang kedalam kelompok reef front dan reef slope, dan jika ada back reef yang tumbuh berkembang dengan baik, bagi menjadi 3 interval kedalaman (05 m, 50-10 m dan> 10 m)

Pada setiap kedalaman, tempatkan sedikitnya lima 10 x 2 m transek sabuk. Gunakan tabel nomor acak untuk memilih penempatan transek yang tepat; Hitung jumlah bulu babi di setiap size kategori di sepanjang transek sabuk. Keuntungan: Mudah untuk melaksanakannya Keterbatasan: tabel nomor acak dapat menyulitkan untuk digunakan karena terumbu karang memiliki bentuk tidak teratur (pelajari metode sampling fix 'permanen versus metode sampel acak). Hubungi: AGRRA: Robert Ginsburg, agrra@rsmas.miami.edu CARICOMP: Dulcie Linton, dmlinton@uwimona.edu.jm dan John Ogden, jogden@marine.usf.edu Referensi: AGRRA: http://www.coral.aoml.noaa.gov/agra/ CARICOMP: www.ccdc.org.jm / caricomp_main.html
275

6. COLLECTION OF DIADEMA
Instansi yang menggunakan metode ini: Caribbean Coastal Marine Productivity Program (CARICOMP). Deskripsi metode: Metode ini dilakukan setelah snorkeling Diadema dan Scuba belt transect / transek sabuk dimana melakukan pengumpulan dan pengukuran bulu babi di site yang sama di mana rantai intercept transek selesai dilakukan. Informasi yang diperoleh: Struktur ukuran populasi bulu babi yang berbeda Hubungan kompleksitas habitat dengan struktur ukuran populasi bulu babi Peralatan yang diperlukan: Keranjang plastik yang besar Penjepit dan garpu besar 2 kompas Penggaris atau meteran jahit, papan meja dan kertas anti air Tali / rollmeter yang dipakai hanya sepanjang 2-3 meter

Personel di lapangan: 2 pengamat (penyelam) 1 pengemudi perahu / pengamat permukaan Personel di kantor: Mengentri data, analisis, interpretasi dan pelaporan Prosedur Umum: Mengikuti survei belt transect CARICOMP bulu babi Kumpulkan minimum 200 bulu babi dari semua ukuran ditiap interval kedalaman Gunakan penjepit, pilih individu bulu babi dari keranjang, tebalikkan bulu babi tersebut sehingga bagian mulutnya terlihat kemudian ukur diameternya menggunakan penggaris/ jangka sorong Keuntungan: Estimasi yang tepat untuk kelimpahan dan ukuran bulu babi (mengukur panjang bulubabi hasilnya lebih akurat dibandingakan dengan estimasi) Keterbatasan: Memakan waktu Dampak ekologis yang ditimbulkan dari mengumpulkan bulu babi Beberapa kerusakan karang terjadi tidak dapat terhindarkan apalagi di cabang karang. Dampak ekologis mengumpulkan bulu babi tidak dapat dihindari Pelatihan yang dibutuhkan: Rantai transek membutuhkan pelatihan khusus CP: Dulcie Linton, dmlinton@uwimona.edu.jm dan John C. Ogden, jogden@marine.usf.edu Referensi: http://www.ccdc.org.jm/caricomp_main.html

276

ECHINOIDEA

277

Mespilia globules Foto by Fakhrizal Setiawan (Temnopleuridae) Globular sea urchin Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang badan max 5 cm, badan biru dengan duri oranye merah belang putih

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah

yang tersusun rata vertikal dan tentakel keluar dari sela-sela duri tersebut. Habitat: Daerah fringing reef (terumbu karang tepi) dan padang lamun, range kedalaman 0 - 60 m. Distribusi: Filipina, Indonesia, Palau, PNG, the loyality islands dan Australia

278

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Diadema setosum (Diadematidae) Long spined Urchin Nama Umum: Bulu babi Ciri-ciri: Badan hitam dengan duri panjang di bagian atas serta duri halus dan pendek
di bagian bawah tubuh. Habitat: Di daerah terdapat banyak karang mati dan rubble Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Laut Merah - Pulau-pulau di Pasifik Selatan dan Jepang. Pemakan: Alga bentik yang terdapat di karang mati dan rubble

Echinothrix calamaris (Diadematidae) Banded sea urchin Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 15 cm, merupakan jenids yang memiliki rentang warna terbanyak dalam family Diadematidae. Kebanyakan warna di IndoPasifik adalah putih(duri) dan coklat. Dimana duri ada yang polos dan belang.

Habitat:
Di dearah perairan karang dangkal dan Karang dengan banyak rubble, range kedalaman 1 40 m.

279

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Samudra Hindia, Tahiti, Jepang - Pulau-pulau di Selatan Pasifik.

Pemakan: Alga Bentik

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Fakhrizal Setiawan

Asthenosoma varium (Echinothuridae) Fire urchin Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 25 cm, memiliki duri dengan bagian menggelembung yang beracun dan sangat menyakitkan, badan dapat fleksibel apabila melewati celah sempit.

Habitat:
Di daerah berpasir dan rubble. Rumah bagi udang comensal Allopontonia iaini, Periclimenes colemani and Leutzenia asthenosomae (commensal), range kedalaman 0 - 45 m.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

280

Distribusi:
Indo-Pasifik barat: Laut Merah - New Caledonia dan Jepang.

Pemakan:
Zoobenthos (bentik invertebrata) dan Alga bentik.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

281

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Rizya L Ardiwijaya Toxopneustes pileolus (Toxopneustidae) Flower urchin Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 15 cm, duri pendek dan sangat mudah dikenali dari pedicel-

laria yang berbentuk bunga yang menutupi badan dan berwarna krem-pink. Sengatan dari pedicellaria yang menyuntikkan racun sangat menyakitkan dan kadang-kadang juga mematikan bagi manusia.duri penyengat sangat kecil, tidak selalu dapat menembus kulit keras di telapak tangan kita, sehingga kita sering bisa menyentuhnya tanpa takut tertusuk. Tapi bagaimanapun, sengatan pada bagian tubuh lainnya bisa sangat berbahaya.Lokal biasa, tinggal di teluk dan laguna, di dasar berpasir atau puingpuing. Ini benar-benar suka menutup diri dengan puing-puing dan detritus, menghilang. Mudah untuk mengidentifikasi oleh bunga seperti pedicellaria. Habitat: Di daerah karang berubble, karang berbatu, padang lamun dan terumbu karang juga di teluk dan laguna. Suka menutup duri dengan pecahan karang dan detritus. Distribusi: Atlantik Tenggara dan Indo - Pasifik Barat.

282

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jawa Tengah Foto by Rizya L Ardiwijaya

Echinometra mathaei (Echinometridae) Nama Umum: Bulu babi Ciri-ciri:


Badan berwarna hitam dengan duri pendek di sekujur badan berwarna coklat dan kadang di ujungnya berwarna putih.

Habitat:
Biasa ditemukan di sela daerah berbatu di area terumbu karang, membuat lobang dan tinggal disana.

Distribusi:
Daerah tropis dan subtropis di Indo-Pasifik Barat.

ASTEROIDEA
Bintang Laut

Protoreaster nodosus (Oreasteridae) Horned sea star Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 30 cm, bintang laut besar, tinggi dan memiliki 5 lengan pendek. Perubahan warna dasar antara krem dan oranye, dengan tuberkulum/ tanduk menonjol besar, biru, hijau, hitam atau berwarna gelap.

283

Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Biasa berada di daerah padang lamun dan daerah rumput laut. Kadang menjadi rumah gastropopda parasit Thyca astericola dan
juga udang comensal Periclimenes soror. Range kdalaman 1 - 30 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: dari Seychelles - Australia dan Jepang.

Tipe pemakan: Detritus

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Fromia monilis (Ophidiasteridae) Peppermint sea star / Necklace sea star


Nama Umum: l Ciri-ciri: Diameter max 10 cm, cakram tengah oranye juga di ujung-ujung lengan. Badan krem kekuningan dengan banyak pola di lengan dengan margin merah. Habitat: Di daerah laguna dan karang dangkal hingga lereng karang. Range kedalaman 1-51 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Kep. Andaman - Australia dan Jepang. Tipe pemakan: Detritus, sponge dan invertebrata kecil.
284

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Fromia indica (Ophidiasteridae) Indian sea star Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang diameter max 8
cm dan tangan max 3 cm . Bintang laut kecil dengan 5 lengan, ditutupi warna merah, dengan pola garis hitam diantara spot-spotnya. Jenis Formia dibedakan dari bentuk spot di bagian atasnya. Habitat:; Daerah terumbu karang , range kedalaman 0-44m. Distribusi: Atlantik teenggara dan Indo-Pasifik Barat: Afrika selatan Australia dan Jepang. Tipe pemakan: Belum diketahui

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Nardoa rosea (Ophidiasteridae ) Rose sea star Nama Umum: l Ciri-ciri: Large tubercles on nonmarginal parts of arms. Found in shallow reef, rocky areas. Habitat: Di daerah perairan karang dangkal dan karang berbatu.

Distribusi:

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan 285

Nardoa pauciforis (Ophidiasteridae) Pauciform Seastar Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 28 cm, species ini sangat mirip dengan the New Caledonian Seastar (Nardoa novaecaledonia) dan the Tuber Seastar (Nardoa tuberculata).

Habitat:
Daerah perairan hangat di daerah karang pasang surut dan laguna. Range kedalaman 1-20m.

Distribusi:
Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Tipe Pemakan:
Alga bentik

Acanthaster planci (Acanthasteridae) Crown of Thorn Nama Umum: Bintang laut berduri, bulu seribu( jawa), lipan laut (sulawesi tengah)

Ciri-ciri:
Max length : 80.0 cm dengan 9-23 lengan. Warna bervariasi untuk Samudra hindia umumnya merah keunguan dan untuk Pasifik Barat abu-abu merah dan agak oranye. Badan atas ditutupi duri tajam yang beracun. Predatornya: kerang triton (Charonia tritonis), ikan
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan napoleon (Cheilinus undulatus), ikan trigger (Balistoides viridescens). 1 ekor COT dapat mematikan karang 1 meter persegi karang/hari.

286

Habitat:
Daerah terumbu karang, mulai dari laguna dangkal hingga lereng karang. Range kedalaman 0 - 65 m

Distribusi:
Samudra Hindia umumnya berwarna keungaun hingga Sumatra dan Pasifik barat abu-abu merah oranye mulai dari indonesia tengah kearah timur.

Tipe pemakan:
Zoobenthos(cnidarians/polyp karang keras, brittle star/ echinoderms) dan tanaman ( bentik alga dan fitoplankton (diatom dan dinoflagelata)).
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Echinaster luzonicus (Echinasteridae) Orange sea star Nama Umum: l Ciri-ciri:S Diameter max 15 cm,
umumnya 5 lengan, mengkerucut dengan ujung tumpul. Warna bervariasi: merah muda-kuning, oranye, merah dan coklat.

Habitat: Di daerah terumbu karang


muali dari daerah intertidal hingga lereng karang. Range kedalaman 0 - 73 m. Distribusi: Indo-West Pacific. Tipe Pemakan: Mikroinvertebrata dan material organik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 287

Linckia laevigata (Ophidiasteridae) Blue linckia / blue star Nama Umum: Ciri-ciri: Diameter 30 cm, umumnya
5 lengan yang membulat. Umumnya biru namun ada, kuning, merah muda. Dibedakan dari Linkia purpurea dan
Linkia guildingi dari warna dan bentuk lebih pendek (lengan pendek dan ujung membulat tumpul)

Habitat: Di daerah karang dangkal,


berbatu, karang mati dan rubble. Kadang berasosiasi dengan udang Periclimenes soror (simbion) dan Thyca crystallina (parasitic). Range kedalaman 0 - 60 m. Distribusi: Indo-Pacific. Tipe pemakan: Detritus, bentik invertebrata dan orgnaisme mati.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Choriaster granulates (Oreasteridae) Cushion star/granular sea star Nama Umum: Bintang laut bantal Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5
lenganpendek tebal mengerucut bulat. Warna dasar pink, dengan kelompok papilla ditengahnya.

Habitat: Di daerah terumbu karang


dari dangkal hingga lereng, daerah rubble,. Berasosiasi dengan udang simbion Periclimenes soror .dan ikan dari genus Carapus dapat hidup dalam system pencernan dan dapat keluar masuk dari mulut. Range kedalaman 0-40 m.

Distribusi: Indo-Psifik Barat: Afrika


Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Timur-Fiji.

Tipe Pemakan: polyp karang, detritus invertebrata kecil dan bangkai.


288

Echinaster callosus (Echinasteridae) warty starfish Nama Umum: Bintang laut benjol Ciri-ciri: Diameter 25 cm, dengan 5
lengan ujung membulat. Warna dasar coklat denagn tuberkulum merah muda atau putih. Dikenali dari tuberkulum

Lokasi foto: Kep. Kayoa, Maluku Utara Foto by Tasrif Kartawijaya

besar dalam baris transversal, dan menyatu bersama-sama di ujung lengan untuk membuat sebuah garis. Habitat: Di daerah berpasir, rubble dan karang.Range kedalaman 0 - 30 m Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Afrika Timur - Jepang dan New Caledonia. Tipe Pemakan: Zoobenthos (bentik invertebrata)

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

289

Culcita novaeguineae (Oreasteridae) Cushion star Nama Umum: Bintang laut bantal Ciri-ciri: Diameter max 40 cm, bentuk
pentagonal dengan lengan pendek. Warna sangat variasi:cokelat, merah, kuning, hijau, dengan piring dan tuberkulum kontras dibandingkan dasarnya. Habitat: Didaerah laguna, karang dangkal hingga lereng. Berasosiasi dengan udang komensal Periclimenes soror dan ikan komensal genus Carapus yang hidup di system pencernaan dan dapat keluar masuk melalui mulut Culcita. Range kedalaman 0-90 m. Distribusi: Indo-Psifik Barat. . Tipe Pemakan: Zoobnethos (cnidarians / polyp karang dan Bentik invertebrata)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

TERIPANG
Sea cucumber/ Mentimun Laut

Holothuria edulis (Holothuridae) Pinkfish Ciri-ciri: Panjang max 35 cm


(TL), berat 200-300 g. Badan silindris, memanjang, dengan ujung membulat. Warna pink dan coklat kehitaman (atas) dan Pink (bawah). Kulit tebal 3mm. Habitat: Daerah bersubstrat pasir atau rubble di daerah terumbu karang. Range kedalaman 0 - 45 m. Distribusi: Indo-Pasifik kecuali Hawai.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

290

Thelenota ananas (Stichopodidae) Prickly redfish Nama Umum: Teripang durian Ciri-ciri: Panjang max 80 cm
(TL), berat 2,5 - 7 Kg. Kulit tebal 0,15 cm. Badan tegas, kaku, bagian perut rata. Spikula pada kulit berbentuk salib, berduri bercabang. Habitat: Daerah berpasir dan rubble di ekosistem terumbu karang, range kedalaman 0-30 m Distribusi: Indo-Pasifikc ex-

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Bohadschia sp. (Holothuridae) Nama Umum: Teripang Ciri-ciri:


Panjang sekitar 30 cm, badan coklat kekuningan, berbentuk agak bulat mengkotak, spikul coklat gelap.

Habitat:
Di daerah karang dan berbatu di daerah rataan terumbu dan daerah subtidal yang terkena gelombang.saat di temukan pada kedalaman 5 m. Distribusi: Indo-Pasifik
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 291

Pearsonothuria graffei (Holothuridae) Blackspotted sea cucumber Nama Umum: l Ciri-ciri:


Panjang max 45 cm (TL),berat 7001300g. Dinding badan tebal 0,4 cm. Tubuh silindris, punggung melengkung dan perut rata. Badan krem coklat dan terdapat spot coklat gelap dan titik kecil hitam dibadan merata.

Habitat:
Daerah terumbu karang, berbatu. Range kedalaman 0 - 25 m Distribusi: Indo-Pasifik kecuali Teluk Persia dan Hawai.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Stichopus chloronotus (Stichopodidae) Greenfish Nama Umum: l Ciri-ciri: Panjang max 35 cm (TL),
bobot hidup: 100-400 g. Dinding badan tebal 0,2 cm. Badan hitam kehijauan, kaku dengan bagian persegi empat, rata bagian perut (trivium); dinding tubuh mudah hancur air laut di luar. Terdapat banyak kulit menonjol mirip duri namun lembut dengan ujung oranye. Habitat: Daerah terumbu karang yang datar dengan substrat keras. Range kedalaman 0 - 15 m. Distribusi: Indo-Pasifik kecuali Teluk Persia dan Hawai. Tipe pemakan: Umumnya tanaman dan detritus

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

292

Holothuria atra (Holothuridae) lollyfish Nama Umum: Teripang pasir Ciri-ciri:


Panjang max 60 cm (TL), berat 200-1000g, dinding badan 0,4 cm. Badan hitam silindris, memanjang dan kulit ditutupi pasir.

Habitat:
Daerah dasar berpasir di padang lamun dan terumbu karang, range 0 - 30 m

Distribusi:
Indo-Pasifik barat.

Tipe pemakan:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Tanaman (fotoplankton dan Halimeda sp.)

Pseudocholchirus violaceus (Cucumaridae) Sea apple cucumber Nama Umum: Apel laut Ciri-ciri:
Badan bersegi namunmembulat oval. Warna bervariasi merah , biru, kuning serta percampuran ketiganya. Mulut bertentakel yang berfungsi menangkap makanan. Dapat mengeluarkan racun dalam keadaan stres dan mati.

Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 293

Daerah terumbu karang yang kaya plankton.

Distribusi:
Indonesia, Filipina, Australia,dll

Tipe pemakan:
Filter feeder (fitoplankton)

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Pentacta lutea (Cucumaridae) Nama Umum: Teripang kuning Ciri-ciri:


Panjang max 12 cm.Badan kuning dan kuning kecoklatan, berbentuk persegi dengan tentakel di mulutnya untuk menangkap makanan.

Habitat:
Daerah karang berbatu agak keruh dan terlindung dari gelombang. Range kedalaman 1-15 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik barat

Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 294

Pentacta quadrangularis (Cucumaridae) Pink sea cucumber Nama Umum: Teripang merah Ciri-ciri:
Panjang 17 cm, Badan pink kemerahan dengan mulut bertentakel panjang yang berfungsi menangkap makanan.

Habitat:
Daerah yang kaya plankton dan semi terlindung dari arus dan gelombang. Saat ditemukan kedlaman max 15 m.

Distribusi:
Indo-pasifik

Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Stichopus variegatus (Stichopodidae) Curryfish Nama Umum: Teripang gama Ciri-ciri: Panjang max 90 cm (TL),
berat 1-2,5 Kg, dinding badan tebal 0,8 cm. Badan berwarna kuning kecoklatan dengan banyak lekuk tubuh.Terdapat bintik hitam terdapat simbion ikan yang hidup di dalam rongga pencernaan. Habitat: Di daerah berpasir dan rubble berpasir. Range 0-25 m. Distribusi: Indo-Pacific kecuali Hawai Tipe pemakan: Detritus /Grazes partikel organik

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 295

Neothyonidium magnum (Phyllophoridae ) Large Burrowing Sea Cucumber Ciri-ciri:


Tentakel panjang bercabang seperti ranting pohon yang berfungsi menangkap makanan. Warna hitam teransparan dan badan sebagian terpendam di substrat.

Habitat:
Didaerah berpasir dan rubble

Distribusi:
Indonesia (Sulawesi, NTT) daerah lain belum ada informasi.

Tipe pemakan:
Plankton (filter feeder)
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

NUDIBRANCHIA
Kelinci laut

Chromodoris magnifica (Chromodorididae) Nama Umum: Kelinci laut Ciri-ciri:


Bentuk dan warna yang sangat cerah di daerah karang. Merupakan hewan yang menjadi favorit fotografer. Panjang 6 cm, dengan garis hitam dan putih serta di kelilingi mantel oranye, insang oranye. Sangat miip dengan Chromodoris africana dan C.
quadricolor, keduanya dari Samudra Hindia. Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

296

Habitat:
Daerah terumbu karang hingga lereng karang.

Distribusi:
Western Central Pacific.

Tipe Pemakan:
Zoobenthos (spons).

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Chromodoris annae (Chromodorididae ) Nama Umum: Kelinci laut Ciri-ciri:


Panjang max 2 cm (TL), mirip dengan C.magnifica hanya perbedaannya warna biru di punggung atasnya.

Habitat:
Daerah terumbu karang di laguna hingga lereng karang, range kedalaman 15 - 30 m

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Malaysia Kep. Marshall.

297

Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

Hypselodoris whitei (Chromodorididae ) Ciri-ciri: Panjang max 11 cm


(TL), Warna tubuh oranye sampai coklat, dengan beberapa spesimen variasi di bantalan cincin merah-oranye tersebar di permukaannya. memiliki karakteristik garis ungu tipis sepanjang tepi.Memiliki mantel berwarna yang memproduksi sekresi kelenjar berbisa menyengat digunakan dalam pertahanan melawan predator Habitat: Daerah terumbu karang berpasir Distribusi: Tropical Western Pacific : Laut Merah-Australia dan Indonesia

Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

Ceratosoma trilobatum (Chromodorididae ) Sea Slug Ciri-ciri:


Panjang max 11 cm (TL), Warna tubuh oranye sampai coklat, dengan beberapa spesimen bervariasi bantalan cincin merah-oranye tersebar di permukaannya dengan garis batas ungu. Badan keras hampir kaku dengan kaki panjang dan insang bercabang.

Habitat:
Daerah karang berpasir

Distribusi:
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

Indo-Pasifik Barat: Laut Merah - Australia.

298

Chromodoris lochi (Chromodorididae ) Loch's magnificent slug Ciri-ciri:


Panjang max 3 cm (TL), warna dasar putih dengan garis biru tua di mantel dan di dasar badan. Antena dan insang putih.

Habitat:
Habitat terumbu karang dan substrat pasir.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika, Indonesia - Fiji dan Tonga.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

Tipe pemakan:
Zoobenthos (Spons dan tunikata)

Hypselodoris kanga (Chromodorididae ) Ciri-ciri:


Panjang max 4 cm (TL), warna kebiru-biruan, pendek garis biru gelap dengan spot kuning atau oranye. Salah satu karakter eksternal yang paling menonjol adalah insang segitiga, bermata biru dengan serangkaian titik kuning sampai wajah luar.

Habitat:
Daerah terumbu karang berpasir.

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: afrika Selatan Oman, India-hongkong dan Indonesia.
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya 299

Tipe pemakan:
Zoobenthos(spons dari genus

Tambja morosa (Polyceridae) Gloomy nudibranch Ciri-ciri:


Panjang max 7 cm (TL), warna hijau gelap dengan batas mantel biru. Ujung insang juga berwarna biru.

Habitat:
Subtidal, biasa di daerah dekat dasar di lereng karang. Range kedalaman 1-4 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Timur Afrika, Indonesia, Filipina - Hawaii.

Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

Phyllidia pustulosa (Phyllidiidae) Nama Umum: Kelinci laut Ciri-ciri:


Panjang max 9 cm, Badan hitam dengan pola menonjol berbentuk segitiga tak beraturan,

Habitat:
Daerah terumbu karang dangkal dan rubble. Range kedalaman 115m.

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat

Tipe pemakan:
Zoobenthos (spons)

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

300

Phyllidia varicosa (Phyllidiidae) Nama Umum: Kelinci laut Ciri-ciri:


Panjang max 7 cm (TL), warna dasar hitam, dengan pola kasar seperti bagian menonjol berwarna abuabu dengan ujung kuning membentuk pola alur.

Habitat:
Daerah terumbu karang dangkal. Pergerakan sangat lambat. Range kedalaman 10-20 m.

Distribusi:
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Indo-Pasifik

Gymnodoris aurata (Gymnodorididae) Ciri-ciri:


Panjang max 10 cm (TL), badan merah oranye menyala dengan spot kuning di badan. Insang berwarna kuning namun ada juga yang merah.

Habitat:
Di daerah karang dangkal dan aktif dimalam hari.

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat: Filipina, Indonesia dan Fiji

Tipe pemakan:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 301

Predator nudibranchia lain (tritonid nudibranchia)

Pteraeolidia ianthina (Facelinidae ) Blue Dragon nudibranch Ciri-ciri: Panjang max 15 cm (TL),
jenis ini telah mengembangkan simbion mutualistik zooxanthellae dalam badannya. Zooxanthellae berkembang terlindung dan ketika mereka mengkonversi energi matahari menjadi gula dapat digunakan oleh nudibranchia tersebut. Juvenile berwarna putih dan zooxanthellae blom dimanfaatkan sebagai penghasil energy sendiri. Habitat: Terumbu karang kaya hydroid. Distribusi: Indo-Pasifik: Afrika timur, Laut arab - Australia, Jepang, Hawaii, New South Wales dan Indonesia. Tipe pemakan: Zoobenthos (hydroid) dan gula dari Zooxanthellae.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

SPONS
Sponge/Porifera

Xestospongia testudinaria (Petrosiidae) Barrel sponge Nama Umum: Spons gentong Ciri-ciri: Sangat mirip dengan X. muta dari
Karibia baik morfologi, spikula, dll yang dibedakan dari zat kimia yang terkandung didalamnya. Habitat: Umumnya di daerah terumbu karang yang agak dalam. Distribusi: Indo-Pasifik Barat. Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

302

Aaptos sp. (Suberitidae) Nama Umum: Spons kunyit Ciri-ciri: Warna untuk di daerah terpapar
matahari coklat gelap sedangkan di daerah goa berwarna kuning cerah. Makanan penyu Eretmochelys imbricata. Habitat: Di daerah perairan karang dangkal dan laguna. Distribusi: Perairan trumbu karang Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Callyspongia sp. (Callyspongiidae) Nama Umum: Spons trompet Ciri-ciri:


Bentuk memanjang mirip trompet, berwarna abu-abu, spikul agak keras, permukaan kasar seperti berduri, koloni membentuk tabung memanjang berkelompok.

Habitat:
Perairan karang dan umumnya di jumpai di lereng karang yang tenang dan agak keruh.

Distribusi:
Western Central Pasifik: Perairan Indonesia Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan 303

Cribrochalina olemda (Niphatidae) Ciri-ciri:


Bentuk memanjang membentuk koloni, warna abu-abu, spikul tidak menonjol sehingga permukaan luar lebih halus.

Habitat:
Perairan karang dan biasanya dijumpai di lereng karang dan

Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia. Tipe pemakan: Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Iricinia sp. (Astrophorida, Coppatiidae) Ciri-ciri: Warna coklat kekuningan


dengan bentuk bulat dengan tengah berlubang sebagai tempat pengeluaran. Badan kasar dengan banyak benjolan. Habitat: Daerah terumbu karang Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Perairan Indonesia Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

304

Cinachyra sp. (Spirophorida, Tetillidae) Nama Umum: Spons golf Ciri-ciri:

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Diameter max 12 cm. Bentuk seperti bola golf, berwarna kuning dan kuning kecoklatan dengan banyak lobang di sekitarnya dan di tengah atas lubang lebih besar, spikul tajam. Habitat: Daerah terumbu karang yang agak tenang dan terlindung. Distribusi: Indo-Pasifik barat Tipe pemakan: Filter feeder

Haliclona sp. (Haplosclerida, Chalinidae) Ciri-ciri:


Berkoloni dengan tiap individu bentuknya seperti kapsul dengan badan berpori halus dan lembut. Berwarna ungu.

Habitat:
Daerah terumbu karang

Distribusi:
Perairan Indonesia

Tipe pemakan:
Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan 305

Theonella sp. (Theonellidae) Ciri-ciri:


Badan membentuk kapsul, berwarna coklat kekuningan. Dilaporkan mengandung senyawa bioaktif.

Habitat:
Perairan trumbu karang dimana banyak partikel yang terbawa arus.

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat

Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Plakortis lita (Plakinidae ) Nama Umum: Spons hati ayam Ciri-ciri:


Warana coklat kemerahan dan sedikit keunguan, pori-pori sedikit namun cukup besar.

Habitat:
Perairan terumbu karang dengan kondisi yang jernih.

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat

Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

306

Astroclera sp. (Astroscleridae ) Ciri-ciri:


Warna ungu kecoklatan,mengkerak menempel pada substrat. Permukaan berpori mudah terlihat dan membentuk pola di permukaannya.

Habitat:
Perairan terumbu karang, menempel di substrat keras, kadang di dalam goa-goa karang.

Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia. Tipe pemakan: Filter feeder
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Aplysina sp. (Aplysinidae) Ciri-ciri:


Warna krem kecoklatan, dengan permukaan kasar banyak benjolan dengan poripori menyebar di permukaan.

Habitat:
Perairan terumbu karang, menempel pada substrat keras.

Distribusi:
Perairan Komodo, NTT
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Tipe pemakan:
Filter feeder

307

Clathria sp. (Myxillidae) Ciri-ciri:


Warna merah bata, dengan pori-pori kecil diseluruh permukaan. Corong besar ditengahnya.

Habitat:
Daerah Terumbu karang yang jernih denagn banyak intensitas matahari.

Distribusi:
Perairan Indonesia

Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Aplysinella sp. (Aplysinellidae) Ciri-ciri:


Warna krem dengan permukaan kasar menonjol karena spikulnya.

Habitat:
Perairan terumbu karang, umumnya agak dalam. Range kedalaman 8-60 m.

Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.

Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan 308

Dysidea granulose (Dysideidae ) Ciri-ciri:


Warna keabu-abuan, memanjang membentuk rangkaian tersambung. Pori-pori tersebar di ujung permukaan.

Habitat:
Perairan terumbu karang dangkal, bias berdekatan dengan karang jenis tabulate.

Distribusi:
Western Central Pacific: Indonesia.

Tipe pemakan:
Filter feeder

Lokasi foto: Pulau weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

CLAMS/KERANG

Tridacna squamosa (Tridacnaeidae) Fluted giant clam Nama Umum: Kima Ciri-ciri:
Panjang max: 40.0 cm (diameter cangkang),

Habitat:
Perairan terumbu karang, tinggal di dasar menetap, range kedalaman 3 35 m. Distribusi: Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

309

Tridacna maxima (Tridacnaeidae) Elongate giant clam Nama Umum: Kima Ciri-ciri:
Panjang saat ditemukan 35 cm (diameter cangkang)

Habitat:
Menetap di substrat dasar dan biasa di temukan di daerah intertidal di area terumbu karang. Range kedalaman 0-35 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Hyotissa hyotis (Gryphaeidae ) Honeycomb oyster Ciri-ciri:


Panjang max aperture 30 cm, aperture berbentik zigzag.

Habitat:
Daerah terumbu karang dengan substrat keras untuk menempel,range kedalaman 0 - 50 m

Distribusi:
Indo-Pasifik: Afrika Timur - Polynesia, Jepang - Australia.

Tipe pemakan:
Penyaring plankton
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan 310

Pinctada margaritifera Pacific pearl-oyster Nama Umum: Kerang mutiara Ciri-ciri: Cangkang agak tebal dan
besar (mencapai 25 cm), Luar permukaan katup terdapat duri-sisi sejajar dan diratakan dengan ujung runcing atau membulat; duri relatif datar pada permukaan katup. Warna: luar cangkang cokelat keabu -abuan atau hijau untuk hampir hitam. Dalam wilayah nacreous keperakan, dengan warna yang lebih gelap dan warna merah dan hijau di perbatasan. Habitat: Didaerah rubble, pasir, daerah garden eel dan tanaman laut. Sessile; kisaran kedalaman 0-40 m Distribusi: Indo-Pasifik: Laut Merah dan Afrika Timur - Polynesia.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Coriocella nigra (Lamellariidae) Ciri-ciri:


Gastropoda yang tidak biasa, lebih terlihat seperti nudibranchia dan memiliki cangkang internal.

Habitat:
Rubble di daerah terumbu karang.

Distribusi:
Indo-PAsifik Barat: Indonesia, Mauritius dan Reunion.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 311

Cypraea tigris (Cypraeidae) Tiger cowrie Nama Umum: Kerang bintik Ciri-ciri:
Panjang max : 16.0 cm (diameter bukaan cangkang), bnayak terdapat spot hitam di cangkang dan sangat mudah dikenali dari ciri fisiknya.

Habitat:
Berasosiasi di daerah terumbu karang, umumnya terlihat diperairan dangkal, range kedalaman 0 - 30 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Chicoreus microphyllus (Muricidae) Nama Umum: Keong Ciri-ciri:


Badan banyak terdapat tonjolan dengan warna oranye, panjang sekitar 8-10 cm.

Habitat:
Perairan terumbu karang dan di dasar karang.

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan 312

Lambis scorpius (Strombidae) Scorpio spider conch Ciri-ciri:


Panjang max 20 cm (TL), Ujung cangkang berduri tumpul dan panajng.

Habitat:
Di daerah terumbu karang, biasa di temukan di bawah / disekitar karang mati dan di daerah subtidal. Range kedalaman 0 - 5 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik: Barat Indonesia hingga baratPolynesia; utara-selatan Jepang, selatan - utara Queensland dan New Caledonia.
Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh Foto by Fakhrizal Setiawan

Turbo petholatus (Turbinidae) Nama Umum: Keong Ciri-ciri:


Badan mengkilat dengan pola warna yang indah hijau berulrir berselang coklat kemerahan. Operculum (tutup cangkang) tebal mirip dengan mata kucing.

Habitat:
Perairan terumbu karang dan di dasar karang.

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Tasrif kartawijaya 313

Pedum spondyloidum (Pectinidae) Coral clam Ciri-ciri:


Badan mengkilat dengan pola warna yang indah hijau berulrir berselang coklat kemerahan. Operculum (tutup cangkang) tebal mirip dengan mata kucing.

Habitat:
Perairan terumbu karang dan biasanya berada di sela-sela karang mengebor.

Distribusi:
Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif kartawijaya

Indo-Pasifik Barat.

GORGONIAN Kipas Laut / Sea fan

Subergorgia mollis (Subergorgiidae) Gorgonian fan Nama Umum: Akar bahar Ciri-ciri:
Warna umumnya krem dengan bentuk kipas lebar sekitar 250 cm. Tulang yang menyerupai daun tebal ditengahnya.

Habitat:
Berasosiasi diperairan terumbu karang agak dalam, range kedalaman 3 - 8 m. Distribusi: Western Central Pacific
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan 314

Astrogorgia sp. (Plexauridae) Ciri-ciri:


Warna umumnya merah dengan pola yang rapat namun tersusun rapi.

Habitat:
Perairan terumbu karang di daerah lereng karang yang agak dalam. Distribusi: Indo-Pasifik Barat
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Muricella sp. (Acanthogorgiidae) Ciri-ciri:


Warna umumnya krem kekuningan, dangan bentuk yang lebih tak beraturan.

Habitat:
Berasosiasi dengan terumbu karang dalam. Biasa di daerah dorp off dengan substrat berbatu.

Distribusi:
Indo-Pasifik barat

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 315

Melithaea sp. (Melithaeidae) Nama Umum: Kipas Laut Ciri-ciri:


Bentuk seperti tulang daun, umumnya berwarna oranye kemerahan. Memiliki bagian yang keras. Sering di jadikan souvenir dan cendramata serta perdagangan akuarium.

Habitat:
Di daerah turumbu karang di tubir dan lereng karang serta di karang terjal. Kadang berada di daerah substrat berbatu. Range kedalaman 3 - 8 m.

Distribusi:
Western Central Pacific.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

316

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

CRUSTACEA

Panulirus versicolor (Palinuridae) Painted spiny lobster Nama Umum: Lobster mutiara Ciri-ciri: Panjang max 40 cm
(TL), pangkal antenna pink dengan bdan hijau gelap dengan strip putih. Kepala berduri hitam. Habitat: Di daerah sublitoral (karang, daerah pecah gelombang) bersembunyi di celah dan goa karang dan batu. Nocturnal, range kedalaman 1-15 m. Distribusi: Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

317

Odontodactylus scyllarus Reef odontodactylid mantis shrimp Nama Umum: Udang pletek / udang mantis Ciri-ciri: Panjang max 17 cm
(TL), jenis stomatopoda yang paling cemerlang dengan uropods biru dan setae merah. Habitat: Hidup di celah dan lubang di dekat terumbu karang dangkal dan rubble area. Aktif siang, range kedalaman 2-36 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat. Tipe pemakan: Zoobenthos (bentik krustacea)

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Periclimenes holthuisi (Palaemonidae) Anemone shrimp Ciri-ciri:


Badan transparan dengan spot biru putih di ujung capit, badan dan ekor. Panjang rata-rata sekitar 3 cm (TL).

Habitat:
Bersimbiosis dengan anemone dan tinggal di Anemone.

Distribusi:
Indo-Pasifik

Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

318

Periclimenes imperator (Palaemonidae) Emperor shrimp Ciri-ciri:


Panjang rata-rata 3 cm (TL), badan merah dengan pola putih di kepala, badan dan ekor.

Habitat:
Bersimbion dengan teripang.

Distribusi: Perairan Indonesia

Lokasi foto: Lembeh, Sulut Foto by Tasrif Kartawijaya

319

Neopetrolisthes maculatus (Porcellanidae) Anemone crab Ciri-ciri:

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Tasrif Kartawijaya

Badan putih dengan bintik hitam halus menyebar merata di punggung, pangkal kaki dan capit serta ujung capit besarnya..

Habitat:
Tinggal menetap di tentakel anemone.

Distribusi:
Samudra Hindia dan Indo-Pasifik Barat.

ASCIDIAN

Atriolum robustum (Didemnidae) Ascidians Ciri-ciri:


Badan putih dengan bintik hitam halus menyebar merata di badan. Lubang atas berwarna hijau.

Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasa, range kedalaman 7 - 20 m.

Distribusi:
Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

320

Polycarpa aurata (Styelidae) Ciri-ciri:


Warna dasar putih dengan perpaduan kuning dengan bercak ungu. Mengeras apabila tersentuh.

Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar, range kedalaman 3 - 20 m. Distribusi: Indo-Pasifik Barat.
Lokasi foto: TN Bunaken, Sulut Foto by Fakhrizal Setiawan

Oxycorynia fascicularis (Polycitoridae) Ciri-ciri:


Bentuk koloni seperti kantung bulat dengan warna hitam ,coklat kehijauan dengan ujung kuning.

Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar, range kedalaman 7 - 13 m.

Distribusi: Indo-Pasifik.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 321

Clavelina robusta (Clavelinidae) Ciri-ciri:


Koloni tidak besar dengan warna dasar hitam transparan dengan ujung kuning.

Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar, range kedalaman 3 - 30 m.

Distribusi: Indo-Pasifik Barat.

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Anemone dan Black Coral

Cerianthus filiformis (Cerianthidae) Tube anemone Nama umum: Anemon tabung Ciri-ciri:
Soliter, jenis ini berwarna oranye dan ada pula yang putih transparan, badan memiliki bentuk seperti tabung silinder yang terkubur dalam substrat.

322

Habitat:
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Dearah berpasir, rubble dengan banyak sedimentasi.

Distribusi:
Indo-West Pasifik

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Actinodendron plumosum (Actinodendriidae) Branching anemone Ciri-ciri:


Warna dasar abu-abu denagn tentakel tebal yang berpola sehingga seperti bercabang.

Habitat:
Tinggal menetap di substrat dasar berpasir atau rubble, kedalaman saat di foto 8 m.

Distribusi:
Western Central Pacific: Great Barrier Reef dan Indonesia
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan 323

Cirrhipathes sp. (Antipathidae) Spiral coral Ciri-ciri:


Perbedaan warna polyp merepresentasikan perbedaan species serta ukuran diameter.

Habitat:
Perairan terumbu karang agak dalam. Umumnya didaerah drop off serta di lereng karang dalam.

Distribusi: Indo-Pasifik.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

SEPHIA/SOTONG

Sephia latimanus (Sepiidae) Broadclub cuttlefish Nama Umum: Sotong Gajah Ciri-ciri: Panjang max: 120
cm, dapat berubah wrna dalam keadaan terancam serta dapat mengeluarkan tinta. Habitat: Indo-Pasifik Barat: Afrika Timur - Kep. Hawaii. Distribusi: Tropical; 33N 31S, 31E - 152W .
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

324

Sephia apama (Sepiidae) Australian Giant cuttlefish Nama Umum: Sotong Ciri-ciri: Dapat melakukan
perubahan warna seperti substrat dalam keadaan terancam serta dapat mengeluarkan tinta. Habitat: Indo-Pasifik Distribusi: Western Central Pacific: Australia dan Indonesia

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

OCTOPUS/GURITA

325

Octopus cyanea Foto by Fakhrizal Setiawan (Octopodidae) Nama Umum: Gurita Ciri-ciri: Panjang max: 120 cm, tentakel panjang, dapat mimikri sesuai habitat dan
substartnya. Memiliki paruh yang kuat untuk menghancurkan mangsa. Habitat: Tropical; 33N - 31S, 31E - 152W Distribusi: Indo-Pasifik Barat: Afrika timur - Kep. Hawaii. Tipe pemakan: Bentik krustacea (kepiting)

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh

POLYCHAETA
Christmas worms

326

Lokasi foto: Pulau Weh, Aceh. Foto by Fakhrizal Setiawan

Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Spirobranchus giganteus (Serpulidae) Nama Umum: Cacing tabung Ciri-ciri:


Panjang max: 20.0 cm DL, warna sangat bervariasi, apabila tersentuh akan sangat responsive menutup diri.

Habitat:
Biasanya tinggal mengebor di karang massive, saat larva hidup sebagai plankton selama 9-12 hari. Distribusi: Atlantic, Indo-Pasifik, Mediterannean dan Karibia.

KARANG LUNAK
Soft corals

Dendronephthya sp. (Nephtheidae) Nama Umum: Karang Lunak Ciri-ciri:


Polip dalam kelompokkelompok dari berbagai cabang distal koloni yang lebat. Tidak mengandung alga simbion zooxanthellae.

Habitat:
327 Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Beberapa jenis tumbuh terekspos bebas dan banyak juga yang di dalam gua dan daerah terlindung.

Distribusi:
Indo-Pasifik barat, Laut Merah, Afrika Timur-Jepang, Filipina, Polynesia, Indonesia.

Tipe pemakan:
Tidak mengandung alga zooxanthellae simbiotik. Oleh karena itu, makanan berasal dari mikro-plankton dan bahan organic terlarut.

Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan 328

Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

Dendronephthya sp. TN Karimunjawa, Jateng


Foto by Fakhrizal Setiawan

Crinoidea
Feather Star

Oxycomanthus bennetti (Comasteridae) Nama Umum: Lily laut Ciri-ciri:


Ini merupakan jenis crinoids yang paling umum. Memiliki beberapa variasi warna.

Habitat:
Biasa bergantung pada karang, batu atau gorgonian. Menyukai daerah terumbu karang yang berarus.
329

Distribusi:
Timur Samudra Hindia Kep. Marshall.
Lokasi foto: TN Karimunjawa, Jateng Foto by Fakhrizal Setiawan

Himerometra robustipinna (Himerometridae) Nama Umum: Lily laut Ciri-ciri:


Warna merah menyala dengan bagian lebih tengah lebih putih.

Habitat:
Biasa ditemukan di tubir karang baik disiang maupun malam hari.

Distribusi:
Perairan Indonesia, Kep. Marshall, Sri Lanka, Australia dan Filipina.
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Hydrozoa
Jelatang Laut

Plumularia sp. (Plumaridae) Nama Umum: Jelatang laut Ciri-ciri:


Umumnya berwarna putih atau abu-abu namun ini oranye yang cerah. Memiliki sel penyengat apabila tersentuh.

Habitat:
Biasa ditemukan di aderah etrumbu karang yang jernih an terlindung.

Distribusi:
Indo-Pasifik
330 Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

Sertularia sp. (Sertulariidae) Nama Umum: Jelatang Laut Ciri-ciri:


Warna umumnya abu-abu dan putih. Memiliki cabang yang lebih banyak. Mengandung sel penyengat.

Habitat:
Perairan terumbu karang yang tenang dan kadang tersembunyi di bawah karang.

Distribusi:
Indo-Pasifik
Lokasi foto: TN Komodo, NTT Foto by Fakhrizal Setiawan

331

Daftar Pustaka

Allen, G.R. and R. Steene. 1999. Indo Pacific Coral Reef Field Guide. Tropical Reef Research. Singapore. Bass, DK and IR Miller (1998). Crown-of-Thorns Starfish and Coral Surveys Using the Manta Tow and Scuba SearchTechniques. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef. Standard Operations Procedure Number 1,www.aims.gov.au/pages/research/reefmonitoring/methods.html. Bohnsack, JA and SP Bannerot (1986). A Stationary Visual Census Technique for Quantitatively Assessing Community Structure of Coral Reef Fishes. NOAA Technical Report NMFS 41: 1-15. Brock, RE (1982). A Critique of the Visual Census Method for Assessing Coral Reef Fish Populations. Bulletin of Marine Science 18: 297-276. Brock, VE (1954). A Preliminary Report on a Method of Estimating Reef Fish Populations. Journal of Wildlife Management 18: 297-308. Brown, E, E Cox, BN Tissot, K Rodgers, W Smith, P Jokiel and S Coles (2000). Evaluation of Benthic SamplingMethods Considered for the Coral Reef Assessment and Monitoring Program (CRAMP) in Hawaii, http://cramp.wcc.hawaii.edu/overview/3._methods. Carleton, JH and TJ Done (1995). Quantitative Video Sampling of Coal Reef Benthos: Large Scale Application. CoralnReefs 14; 35-46. Choat, JH and DR Bellwood (1985). Interactions Amongst Herbivorous Fishes on a Coral Reef: Influence of Spatial Variation. Marine Biology 89: 221-234. Colin, P.L., and C. Arneson. 1995. Tropical Pacific Invertebrate, A Field Guide to Marine Invertebrates Occurring on Tropical Pacific Coral Reefs, Seagrass Beds and Mangroves. Coral Reef Press, Beverly Hills, C.A., USA Colin, PL, YJ Sadovy and ML Domeier (2003). Manual for the Study and Conservation of Reef Fish Spawning Aggregations, Society for the Conservation of Reef Fish Aggregations Special Publication No. 1 (Version 1.0).

Crosby, MP and ES Reese (1996). A Manual for Monitoring Coral Reefs with Indicator Species: Butterflyfishes as Indicators of Change on Indo-Pacific Reefs. Silver Spring, MD, Office of Ocean and Coastal ResourceManagement, National Oceanic and Atmospheric Administration: pp. 45. Domeier, ML, PL Colin, TJ Donaldson, WD Heyman, JS Pet, M Russell, Y Sadavoy, MA Samoilys, A Smith, BM Yeeting and S Smith (2002). Transforming Coral Reef Conservation: Reef Fish Spawning AggregationsComponent. Working Group Report: pp. 85. Donnelly, R, D Neville and PJ Mous, Eds. (2003). Report on a Rapid Ecological Assessment of the Raja Ampat Islands, Papua, Eastern Indonesia, held October 30 - November 22, 2002, The Nature Conservancy Southeast Asia Center for Marine Protected Areas, Sanur, Bali Indonesia: pp. 249, www.komodonationalpark.org Downing, JA and MR Anderson (1985). Estimating the Standing Biomass of Aquatic Macrophytes. Canadian Journal of Fisheries and Aquatic Science 42: 1860-1869. English, S, C Wilkinson and V Baker (1997). Survey Manual for Tropical Marine Resources. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 378 Green, AL (1996a). Spatial, Temporal and Ontogenetic Patterns of Habitat Use by Coral Reef Fishes (Family Labridae). Marine Ecology Progress Series 133: 1-11. Halford, AR and AA Thompson (1994). Visual Census Surveys of Reef Fish. Standard Operational Procedure Number 3. Long-term Monitoring of the Great Barrier Reef. Townsville, Australian Institute of Marine Science. Townsville Australia: pp 22, http:// www.aims.gov.au/pages/research/reef-monitoring/ltm/mon-sop3/fishsop.pdf Hill and Wilkinson (2004). Methods for Ecological Monitoring of Coral Reef. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 63-94 Hodgson, G (2003). Reef Check Instruction Manual, Reef Check Foundation, http:// www.reefcheck.org/infocenter/publications.asp Jones, RS and MJ Thompson (1978). Comparison of Florida Reef Fish Assemblages Using a Rapid Visual Technique.Bulletin of Marine Science 28: 159-172.

Kimmel, JJ (1985). A New Species-Time Method for Visual Assessment of Fishes and Its Comparison withEstablished Methods. Environmental Biology of Fishes 12: pp. 23-32. Lincoln-Smith, MP, J Bell, P Ramohia and KA Pitt (2001). Testing the Use of Marine Protected Areas to Restore and Manage Tropical Multispecies Invertebrate Fisheries at the Arnavon Islands, Solomon Islands: Termination Report. Great Barrier Reef Marine Park Authority Research Publication No. 69; ACIAR Project No. FIS/1994/117; ICLARMN Contribution No. 1609: pp. 72. Maragos, J and D Gulko (2002). Coral Reef Ecosystems of the Northwestern Hawaiian Islands: Interim ResultsEmphasizing the 2000 Surveys. U.S. Fish and Wildlife Service and the Hawaii Department of Land andNatural Resources. Honolulu, Hawaii. www.hawaii.edu/ssri/hcri/files/nwhi_report_1of4.pdf Meester, GA, JS Ault and JA Bohnsack (1999). Visual Censusing and the Extraction of Average Length as a Biological Indicator of Stock Health. Naturalista sicil XX111 (Suppl.)(205222). Obura and Grimsditch (2008). Ressilience Assessment of Coral Reef. IUCN CCCR Resilience Assessment Protocol. IUCN The International Union for the Conservation of Nature Global Marine Program.Rue Mauverney 28, 1196 Gland, Switzerland. Pp. 21-25 Oxley, WG (1997). Sampling Design and Monitoring. In: English et al, Survey Manual for Tropical Marine Resources.Townsville, Australian Institute of Marine Science: pp. 307-326. Rogers, CS and J Miller (1999). Coral Bleaching, Hurricane Damage, and Benthic Cover on Coral Reefs in St John, U.S. Virgin Islands: A Comparison of Surveys with the Chain Transect Method and Videography. Proceedingsof the International Conference on Scientific Aspects of Coral Reef Assessment, Monitoring and Restoration. Bulletin of Marine Science 69: 459-470. Russ, GR (1996). Do Marine Reserves Export Adult Fish Biomass? Evidence from Apo Island, Central Philippines.Marine Ecology Progress Series 132: 1-9. Russ, GR (2002). Marine Reserves as Reef Fisheries Management Tools: Yet Another Review. San Diego, AcademicPress. pp. 421-443. Russ, GR and AC Alcala (1996). Marine Reserves: Rates and Patterns of Recover and Decline in Abundance of Large Predatory Fish. Ecological Applications 6: 947-961.

Russ, GR and JH Choat (1988). Reef Resources: Survey Techniques and Methods of Study, South PacificCommission/Inshore Fishery Research/WP.10. Sale, PF and BJ Sharp (1983). Correction for Bias in Visual Transect Censuses of Coral Reef Fishes. Coral Reefs 2:37-42. Samoilys, MA (1997). Manual for Assessing Fish Stocks on Pacific Coral Reefs, Department of Primary Industries,Queensland. Tomkins, PA, DK Bass, DA Ryan and H Sweatman (1999). Video Identification of Benthic Organisms: How AccurateIs It? Proceedings of the International Conference on Science. Aspects of coral reef assessment and monitoring, and rest., April 14-16, 1999, Ft Lauderdale, FL. Vogt, H, ARF Montebon and MLR Alcala (1997). Underwater Video Sampling: An Effective Method for Coral Reef Surveys? Proceedings, 8th Inte4444ernational Coral Reef Symposium, Smithsonian Tropical Research Institute,Panama: 2, pp. 1447-1452 Wilkinson, C, A Green, J Almany and S Dionne (2003). Monitoring Coral Reef Marine Protected Areas. A Practical Guide on How Monitoring Can Support Effective Management of MPAs. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science and the IUCN Marine Program: pp. 68 Www.fishbase.org Www.sealifebase.org Www.seadb.net

DAFTAR ISTILAH
Antopogenik Bentik invertebrata Dampak dari kegiatan manusia terhadap lingkungan Mahluk invrtebrata (tanpa tulang punggung) yang hidup di dasar perairan Teman/mitra selam Bangsa hewan yang memiliki kaki di kepala seperti: cumi-cumi, gurita dan sotong Filum yang memiliki cirri sel penyengat Subkelas dari filum crustacean yang merupakan sumber protein karena umumnya plankton dan benthos Partikel organic yang tidak hidup berasal dari mahluk hidup yang terurai. Filum yang termasuk teripang, Bintang laut, dll Jenis moluska yang berjalan dengan kaki perut (Contohnya siput) Fase biota saat masih muda dan belom dewasa Filum untuk biota sebangsa udang, kepiting Daerah agak dalam sebelum batas karang Filum untuk biota yang berbadan lunak biasanya dilindungi oleh cangkang keras Biota yang aktif di malam hari Sebutan untuk area terumbu karang yang mengelompok-mengelompok yang dipisahkan dengan dasar pasir atau batu

Buddy Cephalophoda

Cnidaria Copepoda

Detritus

Echinodermata Gastropoda

Juvenil Krustacea Laguna Moluska

Nokturnal Patch reef

Polychaeta

adalah kelas cacing annelida yang umumnya hidup di air. Istilah untuk oragn tubunh yang menonjol dalam kasus ini adalah duri tumpul dari genus Protoreaster Area yang berada di lereng terumbu karang Patahan-patahan karang yang sudah mati Kumpulan ikan dalam jumlah besar Menyendiri (ada sebagian ikan yang lebih menyukai hidup sendiri dan hanya berpasangan saat mau memijah) Struktur rangka spons yang tersusun dari kalsium Hewan yang hidup di dasar perairan Hewan yang berukuran kecil yang hidupnya terbawa arus di kolom perairan

Tuberkulum

Reef slope Rubble Schooling Soliter

Spikul Zoobenthos Zooplankton

Index Nama Species Ikan karang


Abudefduf sordidus Abudefduf vaigiensis Abudefduf bengalensis Abudefduf notatus Abudefduf septemfasciatus Abudefduf sexfasciatus Acanthurus leucosternon Acanthurus lineatus Acanthurus pyroferus Acanthurus triostegus Aeoliscus strigatus Aluterus scriptus Amanses scopas Amblyglyphidodon aureus Amblyglyphidodon batunai Amblyglyphidodon curacao Amblyglyphidodon leucogaster Amblygobius albimaculatus Amphiprion akallopisos Amphiprion clarkii Amphiprion ephippium Amphiprion ocellaris Amphiprion perideraion Amphiprion sandaracinos Anyperodon leucogramicus Apogon aureus Apogon bandanensis Apogon chrysopomus Apogon compressus Apogon fragilis Apogon fucata Apogon hoevenii Apogon komodoensis 189 189 185 186 187 188 35 36 36 37 71 138 136 181 182 184 183 100 178 174 179 175 176 177 228 42 42 43 41 46 44 45 45 Apogon seleii Apogon zosterophera Apolemichthys trimaculatus Arothron mappa Arothron nigropunctatus Arothron stellatus Aulostomus chinensis Balistapus undulatus Balistoides conspicillum Bodianus axillaris (Juv) Bolbometopon muricatum Caesio caerulaureus Caesio teres Caesio xanthonota Calloplesiops altivelis Cantherhines pardalis Canthigaster papua Carangoides bajad Caranx ignobilis Caranx melampygus Carcharhinus obsesus Centropyge eibli Cephalopholis argus Cephalopholis boenak Cephalopholis cyanostigma Cephalopholis miniata Cephalopholis spiloparaea Cetoscarus bicolor (Juvenil fase) Chaetodon adiergsatos Chaetodon citrinellus Chaetodon collare Chaetodon ephippium Chaetodon falcula 43 46 171 258 257 259 52 55 54 125 216 60 60 61 163 137 262 64 65 64 67 172 229 230 231 233 234 218 88 78 74 84 80

Chaetodon guttatissimus Chaetodon kleinii Chaetodon lunula Chaetodon lunulatus Chaetodon melannotus Chaetodon meyeri Chaetodon octofasciatus Chaetodon rafflesi Chaetodon speculum Chaetodon triangulum Chaetodon trifascialis Chaetodon trifasciatus Chaetodon vagabundus Chaetodontoplus mesoleucus Chantigaster valentini Cheilinus chlorurus Cheilinus fasciatus Cheilinus trilobatus Cheilinus undulatus Cheilodipterus artus Cheilodipterus isostigmus Cheilodipterus macrodon Chelmon rostratus Chlorurus microrhinos Chlorurus sordidus Chromis atripectoralis Chromis atripes Chromis dimidiata Chromis ternatensis Chromis viridis Chrysiptera oxycephala Chrysiptera rex Chrysiptera rolandi

78 77 88 76 80 79 73 77 84 75 75 76 79 172 262 116 115 116 113 47 48 49 82 217 219 194 195 193 195 194 191 197 197

Chrysiptera sp. Chrysiptera springeri Chrysiptera talboti Chrysiptera unimaculata Cirrhilabrus solorensis (Inisial fase) Coradion chrysozonus Coris batuensis Corythoichthys haematopterus Cromileptes altivelis Ctenochaetus binotatus Ctenochaetus cyanocheilus Ctenochaetus striatus Dascyllus aruanus Dascyllus reticulatus Dascyllus trimaculatus Diagramma sp. Diodon hystrix Diodon liturosus Dischistodus melanotus Dischistodus perspicillatus Dischistodus prosopotaenia Dunckerocampus dactyliophorus Epibulus insidiator Epinephelus coeruleopunctatus Epinephelus fasciatus Epinephelus mera Epinephelus ongus Epinephelus quoyanus Escenious sp. Fistularia commersonii Forcipiger longirostris Genicanthus Lamarck Gnathodentex aureolineatus

193 196 192 192 124 81 122 252 232 37 38 38 198 198 199 105 261 260 190 191 190 251 117 235 236 237 238 239 58 98 83 171 129

Gomphosus varius Gymnothorax flavimarginatus Gymnothorax isingteena Gymnothorax javanicus Halichoeres chloropterus Halichoeres hotulanus Halichoeres leucurus Halichoeres marginatus Halichoeres melanochir Halichoeres richmondi (Inisial Fase) Halichoeres vroliki Hemiglyphidodon plagiometopon Hemigymnus fasciatus (juv) Hemitaurichthys polylepis Hemitaurichthys zoster Heniochus acuminatus Heniochus diphreutes Heniochus pleurotaenia Heniochus varius Istigobius rigilius Kyphosus bigibbus Labricanus cyclophthalmus Labrichthys unilineatus Labroides bicolor Labroides dimidiatus Lethrinus erythropterus Lethrinus harak Lutjanus biguttatus Lutjanus decussatus Lutjanus kasmira Lutjanus monostigma Lutjanus sebae Melichthys indicus

115 141 143 141 120 118 119 121 120 121 119 203 125 85 85 86 86 87 87 101 111 214 124 123 123 128 128 132 132 133 133 134 56

Monotaxis grandoculis Mulloidichthys vanicolensis Myripristis hexagona Myripristis murdjan Myripristis violacea Naso lituratus Naso vlamingii Neoglyphidodon melas (Juvenil) Neoglyphidodon nigroris Neoniphon sammara Neopomacentrus anabatoides Neopomacentrus azysron Ostracion cubicus (Juv) Ostracion meleagris Oxycheilinus digrammus Oxymonacanthus longirostris Paracanthurus hepatus Parachaetodon ocellatus Paracirhites forsteri Paracirrhites arcatus Parapercis hexophtalma Parapercis millipunctata Parapercis sp. Parapercis tetracantha Parupeneus barberinus Parupeneus bifasciatus Parupeneus cyclostomus Parupeneus macronemus Parupeneus trifasciatus Pempheris vanicolensis Pentapodus aureofasciatus Pentapodus trivittatus Platax pinnatus

130 147 109 109 108 39 39 208 200 107 202 202 154 154 114 139 35 81 91 90 158 161 160 159 145 146 147 145 146 156 150 150 95

Platax teira Plectorhinchus chaetodontoides Plectorhinchus polytaenia Plectorhinchus vittatus Plectroglyphidodon dicki Plectroglyphidodon lacrymatus Plectroglyphidodon leucozonus Plotosus lineatus Pomacanthus imperator Pomacanthus navarchus Pomacanthus semicirculatus Pomacanthus sexfasciatus Pomacentrus alexanderae Pomacentrus amboinensis Pomacentrus auriventris Pomacentrus burroughi Pomacentrus chrysurus Pomacentrus cuneatus Pomacentrus moluccensis Pomacentrus philippinus Premnas biaculeatus Priacanthus hamrur Pseudanthias squamipinnis Pseudocheilinus hexataenia Pseudochromis perspicillatus Pseudochromis splendens Pterapogon kauderni Pterocaesio tile Pterois antennata Pterois muricata Pterois volitans Pygoplites diacanthus Rhinobatus typus

96 105 104 103 204 204 201 165 170 170 168 169 207 206 196 205 205 206 207 208 180 210 227 126 212 213 50 62 222 223 223 167 69

Rhinomuraenia quaesita Sargocentron caudimaculatum Sargocentron rubrum Saurida nebulosa Scarus ghoban (Inisial fase) Scarus niger Scarus quoyi Scolopsis binileata Scolopsis lineata Scolopsis margaritifera Scorpaenopsis macrochir Scorpaenopsis oxycephala Siganus guttatus Siganus magnificus Siganus puellus Siganus virgatus Siganus vulpinus Solenostomus paradoxus Sphaeramia nematoptera Sphyraena flavicauda Stegostoma fasciatum (juv) Stethojulis trilineata Sufflamen chrysopterus Synodus variegatus Taeniura lymma Upeneus tragula Zanclus cornutus

142 108 107 255 218 219 220 151 151 152 225 224 241 245 243 242 244 249 47 247 68 122 56 254 93 148 264

Index Nama Species Invertebrata Laut


Aaptos sp. Acanthaster planci Actinodendron plumosum Aplysina sp. Aplysinella sp. Asthenosoma varium Astroclera sp. Astrogorgia sp. Atriolum robustum Bohadschia sp. Callyspongia sp. Ceratosoma trilobatum Cerianthus filiformis Chicoreus microphyllus Choriaster granulates Chromodoris annae Chromodoris lochi Chromodoris magnifica Cinachyra sp. Cirrhipathes sp. Clathria sp. Clavelina robusta Coriocella nigra Cribrochalina olemda Culcita novaeguineae Cypraea tigris Dendronephthya sp. Diadema setosum Dysidea granulose Echinaster callosus Echinaster luzonicus Echinometra mathaei Echinothrix calamaris 302 286 323 307 308 280 306 314 320 291 303 298 322 312 288 297 298 296 304 323 307 321 311 303 289 311 327 278 308 288 287 282 279 Aaptos sp. Acanthaster planci Actinodendron plumosum Aplysina sp. Aplysinella sp. Asthenosoma varium Astroclera sp. Astrogorgia sp. Atriolum robustum Bohadschia sp. Callyspongia sp. Ceratosoma trilobatum Cerianthus filiformis Chicoreus microphyllus Choriaster granulates Chromodoris annae Chromodoris lochi Chromodoris magnifica Cinachyra sp. Cirrhipathes sp. Clathria sp. Clavelina robusta Coriocella nigra Cribrochalina olemda Culcita novaeguineae Cypraea tigris Dendronephthya sp. Diadema setosum Dysidea granulose Echinaster callosus Echinaster luzonicus Echinometra mathaei Echinothrix calamaris 302 286 323 307 308 280 306 314 320 291 303 298 322 312 288 297 298 296 304 323 307 321 311 303 289 311 327 278 308 288 287 282 279

Pinctada margaritifera Plakortis lita Plumularia sp. Polycarpa aurata Protoreaster nodosus Pseudocholchirus violaceus Pteraeolidia ianthina Sephia apama Sephia latimanus Sertularia sp. Spirobranchus giganteus Stichopus chloronotus Stichopus variegatus Subergorgia mollis Tambja morosa Thelenota ananas Theonella sp. Toxopneustes pileolus Tridacna maxima Tridacna squamosa Turbo petholatus Xestospongia testudinaria

310 306 330 320 283 293 301 324 324 330 326 292 295 314 299 290 305 281 309 309 313 302

Semoga dengan buku ini menambah kecintaan kita akan dunia kelautan khususnya ekosistem terumbu karang. Foto-foto yang diambil semuanya di Indonesia mulai dari Pulau Weh dan Kep. Banyak di Provinsi Aceh, TN. Karimunjawa di Jawa Tengah, TN. Komodo di NTT, TN. Bunaken dan Selat lembeh di Sulawesi Utara dan Kep. Kayoa di Maluku Utara.

You might also like