You are on page 1of 72

i

USULAN WAKTU PERAWATAN DAN KEANDALAN KOMPONEN KRITIS MESIN BUS PADA INDUSTRI JASA
(Studi Kasus di PT Sejahtera AO Kencana Sakti JOGLOSEMAR)

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Teknik Industri

Oleh Nama : Endri Febriono

No Mahasiswa : 06522028

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2011

ii

PENGAKUAN

Demi Allah,Saya akui karya ini adalah hasil kerja saya sendiri kecuali nukilan dari ringkasan yang setiap satunya telah saya jelaskan sumbernya. Jika dikemudian hari ternyata terbukti pengakuan saya ini tidak benar dan melanggar peraturan yang sah dalam karya tulis dan hak intelektual maka saya bersedia ijazah yang telah saya terima untuk ditarik kembali oleh Universitas Islam Indonesia.

Yogyakarta,

Endri Febriono

iii

iv

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi Rabbilalamin Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sepanjang hidup hamba, yang tanpa lelah selalu mengingatkan hamba akan kewajiban sebagai hambaNya serta memberikan nikmat yang luar biasa

Ayahanda dan Ibunda tercinta Ayah Budiono dan Ibunda Sri Sudirahayu Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan segala fasilitas, dukungan, perhatian dan kasih sayang tanpa batas serta pelajaran hidup yang sangat berharga. Kehadiran ayah dan bunda dalam hidup penulis telah memberikan kebahagiaan dan kekuatan yang tak terhingga.

Yang terkasih Mifta Widyayasyi yang selalu ada saat penulis suka maupun duka dalam mengerjakan skripsi. Kasih sayang dan ketulusan cintamu sangat membantu penulis dalam kelancaran mengerjakan skripsi

vii

HALAMAN MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (QS. 94: 6).

Sesungguhnya, bersama kesukaran itu pasti ada kemudahan. Sungguh, bersama kesukaran itu pasti ada kemudahan. Oleh karena itu, jika kamu telah selesai dari suatu tugas, kerjakanlah tugas lain dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu memohon dan mengharap. (QS. Asy Syarh [94]: 5-8)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbilalamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala petunjuk dan pertolongan-Nya serta rahmat dan ijinNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun dengan segala keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. 2. Bapak Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia. Bapak M. Ibnu Mastur, Drs., H., MSIE., selaku Ketua Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia. 3. Bapak Hudaya, Ir., H., MM., selaku Dosen Pembimbing Utama. Terima kasih atas bimbingan dan arahan selama ini. 4. Bapak Pimpinan PT Sejahtera AO Kencana Sakti. Terima kasih atas ijin yang telah diberikan dalam melaksanakan pengambilan data skripsi ini. 5. Terima kasih untuk kakak-kakakku tercinta yang selalu mendukung dan menasihati aku selama ini. 6. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini. Pada akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang berkenan menelaah di kemudian hari. Amien. Yogyakarta,

Endri Febriono

ix

ABSTRAKSI

Perawatan penting dilakukan karena perawatan merupakan tindakan perbaikan ataupun pencegahan kerusakan mesin. Permasalahan yang sering terjadi pada perusahaan Joglosemar adalah kerusakan mesin yang terjadi secara tiba-tiba yang mengakibatkan terganggunya kelancaran proses operasional bus. Data yag diambil pada penelitian ini adalah data armada bus yang mengalami frekuensi kerusakan terbanyak sebagai asumsi dengan penelitian pada armada tersebut dapat dijadikan dasar perawatan pada armada yang lainnya agar menjadi lebih baik. Penelitian ini menggunakan analisis kompoen kritis, nilai laju kerusakan, parameter reliability, maintainability dan availability. Sehingga dapat meningkatkan umur penggunaan mesin dan penjadwalan perawatan yang efektif. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa komponen mesin yang sering mengalami kerusakan adalah as roda, mesin akan mengalami kerusakan secara tiba-tiba tiap 350 jam berdasar nilai MTTF dan perlu dilakukan perawatan tiap 204 jam berdasar nilai MTTR. Keandalan mesin didapatkan pada t 95% sebesar 222 jam dan t 85% sebesar 368 jam.

Key Words: reliability, maintainbilty, availability, maintenance period

TAKARIR

1. prefentif maintenance 2. correctif maintenance 3. reliability 4. downtime 5. availability 6. performance 7. quality 8. failure rate 9. managemant 10. frontliner 11. direct marketing 12. telemarketing 13. service

: perawatn terjadwal : perawatan tidak terjadwal : keandalan : waktu tunggu (tidak beroperasi) : ketersediaan waktu : kinerja : kualitas : laju kerusakan : pengaturan : baris depan : pemasaran langsung : pemasaran secara elektronik : pelayanan

xi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................................ PERNYATAAN KEASLIAN TA .................................................................... SURAT PENGAMBILAN DATA.......................................................... ......... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING.................................................... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI.............................................................. HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................ HALAMAN MOTTO....................................................................................... i ii iii iv v vi vii

KATA PENGANTAR....................................................................................... viii ABSTRAKSI........................................................................................ ............ TAKARIR......................................................................................................... DAFTAR ISI..................................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................. DAFTAR GAMBAR........................................................................................ BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 1.5 Manfaat Penelitian.................................................................... 1.6 Sistematika Penulisan............................................................... xi x xi xiv xv 1 1 3 3 4 4 4

xii

BAB II KAJIAN LITERATUR ...................................................................... 2.1 Pengertian Umum Perawatan. 2.2 Tujuan Perawatan ....................................................................... 2.3 Fungsi Laju Kerusakan. . 2.4 Maintainbility dan Availability .. a. Maintainbility... b. Availability... 2.5 Konsep Keandalan . 2.6 Komponen Kritis.. .............. 2.7 Distribusi Kerusakan. ..................... 2.8 Identifikasi Awal. ........................... 2.9 Mean Time To Failure. .................. BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 3.1 Objek Penelitian ........................................................................ 3.2 Pendekatan Pemecahan Masalah .............................................. 3.2.1 Pengumpulan Data ........................................................ 3.2.2 Pengolahan Data ........................................................... 3.2.3 Pembahasan Data.......................................................... 3.2.4 Kesimpulan dan Saran.. 3.3 Kerangka Pemecahan Masalah.. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA............................ 4.1 Pengumpulan Data............................................... ..................... 4.1.1 Data Umum Perusahaan............................................. A. Profil Perusahaan................................................. . B. Struktur Organisasi...............................................

7 7 9 9 10 10 10 11 12 12 15 16 17 17 17 17 18 19 19 20 21 21 21 21 24

xiii

C. Visi dan Misi......................................................... D. Tenaga Kerja........................................................ . E. Sistem Kerja.......................................................... F. Pemasaran Produk................................................ G. Jam Kerja............................................................. . 4.1.2 4.1.3 Sistem Perawatan....................................................... Data Pada Mesin/Sistem............................................

25 25 26 28 28 29 29 30 30 30 27 38 44 46 46 46 48 48 48 50 52

4.2 Pengolahan Data...................................................................... . 4.2.1 Penentuan Mesin Kritis............................................................. 4.2.2 4.2.3 4.2.4 4.2.5 Penentuan Komponen Kritis................................ ........ Perhitungan Waktu Operasional................................. . Perhitungan Waktu Reparasi..................................... .. Perhitungan Umur Desain............................................

BAB V PEMBAHASAN............................................................................... . 5.1 Analisa Komponen kritis........................................................... .. 5.2 Analisa Perawatan..................................................................... ... BAB VI PENUTUP........................................................................................ . 6.1 Kesimpulan............................................................................... . 6.2 Saran........................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... LAMPIRAN.....................................................................................................

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman 30 32 36 39 43 46

Tabel 4.1 Komponen Kritis............................................................................ Tabel 4.2 Data Waktu Operasional................................................................ Tabel 4.3 Fungsi Distribusi.............................................................. .............. Tabel 4.4 Data Waktu Reparasi............................................................... ...... Tabel 4.5 Fungsi Distribusi.......................................................... .................. Tabel 5.1 Komponen Kritis............................................................................

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman 20 24

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah .................................................. Gambar 4.1 Struktur Organisasi.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam dunia otomotif khususnya pada mobil dikenal berbagai macam sistem yang digunakan. Sistem-sistem ini bekerja saling berangkaian antara satu dengan yang lainnya, sehingga apabila salah satu dari sistem tersebut mengalami kerusakan maka mobil akan menambah kerusakan yang lain.

Untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan pada sistem tersebut dilakukan tindakan perawatan pada mesin atau alat agar tidak berhenti bekerja secara permanen. Perawatan merupakan suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas peralatan produksi dan mengadakan perbaikan atau penggantian yang diperlukan secara berkala supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan (Soffan Assauri, 1980).

Pada umumnya penyebab gangguan dalam dunia industri baik industri manufaktur ataupun jasa dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu faktor manusia, mesin, dan lingkungan. Faktor terpenting dari kondisi di atas adalah performance mesin yang digunakan. Mesin sering mengalami perbaikan karena kerusakan maupun untuk preventive maintenance. Jika mesin mengalami kerusakan mendadak karena kurang terpelihara, kualitas produk dan produktifitas makin menurun. Permasalahan

pada tiap-tiap mesin atau sistem tidaklah sama, untuk itu tidak semua mesin atau ko ponen dari mesin itu sendiri mendapat perlakukan yang sama dengan mesin lainnya. Perawatan terhadap mesin yang memiliki tingkat kekritisan yang tinggi memerlukan perhatian/perlakuan khusus agar tidak berpengaruh terhadap kelancaran pada lini produksi. Bentuk perlakuan khusus terhadap mesin yang mengalami tingkat kritis yang dapat meminimalisir waktu-waktu dimana mesin tidak dapat melakukan pekerjaan (downtime) karena kerusakan yang terjadi. Untuk itu perencanaan waktu perawatan terhadap komponen kritis pada mesin untuk meminimasi downtime sangat perlu dilakukan untuk menjaga performance mesin/sistem itu sendiri.

Demikian halnya dengan industri jasa pada penyedia jasa transportasi angkutan darat, khususnya pada armada bus patas AC, perawatan merupakan hal yang harus diperhatikan karena proses kerja/lama waktu operasional bus yang tanpa henti menempuh perjalanan jauh setiap hari. Seperti pada penyedia jasa transportasi jurusan Yogya Semarang yaitu JOGLOSEMAR. Armada bus menempuh jarak kurang lebih 250 km dengan waktu lebih dari 2 jam dan melakukan perjalanan pulang pergi.

Setiap perusahaan khususnya JOGLOSEMAR telah menerapkan pemeliharaan dan perawatan mesin secara berkala. Namun tidak menutup kemungkinan tetap terjadi kerusakan mesin pada saat proses berlangsung sehingga harus dilakukan perawatan korektif. Perencanaan perawatan yang akan dilakukan dapat didasari oleh keandalan dari mesin tersebut. Dimana keandalan (reliability) didefinisikan sebagai probabilitas suatu unit atau sistem berfungsi normal jika digunakan menurut operasi tertentu untuk suatu periode tertentu. Dimana kerusakan tersebut yaitu seperti kerusakan yang tibatiba dan pemberhentian sementara mesin secara terus-menerus dikarenakan mesin

berhenti beroperasi secara tidak terencana yang dapat mengakibatkan target yang direncanakan akan meleset. Kerusakan tersebut kemungkinan dapat terjadi karena disebabkan oleh belum tepatnya penjadwalan perawatan pemeliharaan yang dilakukan. Oleh karena itu dilakukan perawatan pencegahan untuk merencanakan waktu perawatan yang diharapkan dapat mengurangi laju kerusakan dari komponen kritis pada mesin dalam bekerja.

1.2 Rumusan Masalah Berdasar latar belakang tersebut maka pokok permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Komponen mana pada mesin yang sering mengalami kerusakan? 2. Berapa prosentase keandalan dari komponen kritis? 3. Berapa rata-rata waktu kerusakan dan waktu rata-rata perbaikan dari komponen kritis?

1.3 Batasan Masalah Agar permaslahan dalam penelitian dapat terarah dan mudah dipahami sesuai dengan tujuan serta memperjelas ruang lingkup permasalahan maka diperlukan beberapa batasan sebagai berikut: 1. Penelitian pada industri jasa angkutan darat (bus) dilakukan pada bagian bengkel perawatan dan terbatas pada data waktu perawatan secara menyeluruh dari mesin tersebut dan dari data utilisasi mesin. 2. Penelitian dilakukan pada satu objek armada bus yang mengalami frekuensi kerusakan terbanyak sebagai asumsi dengan penelitian pada armada tersebut dapat dijadikan dasar perawatan pada armada yang lain menjadi lebih baik.

3. Penentuan tindakan pencegahan yang optimum dikemukakan berdasarkan pada waktu penggantian komponen kritis.

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui komponen-komponen mesin bus yang paling rentan mengalami kerusakan. 2. Mengetahui tingkat keandalan komponen kritis mesin bus. 3. Mengetahui tingkat perawatan yang tepat agar mesin dapat beroperasi dengan baik.

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui berapa lama kekuatan operasional mesin. 2. Penulis dapat lebih mendalami tentang perawatan mesin. 3. Mengetahui penjadwalan perawatan yang baik untuk meminimasi biaya perawatan yang dikeluarkan.

1.6 Sistematika Penulisan Pada penulisan tugas akhir ini akan disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN Memuat kajian singkat tentang latar belakang dilakukan kajian permasalahan yang dihadapi, rumusan masalah yang dihadapi, batasan yang ditemui, tujuan penelitian, manfaat, dan sistematika penulisan.

BAB II.

LANDASAN TEORI Berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian. Disamping itu juga memuat uraian tentang hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN Mengandung uraian tentang kerangka dan bagan alir penelitian, teknik yang dilakukan, model yang dipakai, pembangunan dan pengembangan model, bahan atau materi, alat, tata cara penelitian dan data yang dikaji serta cara analisis yang dipakai.

BAB IV

PENGOLAHAN DATA DAN HASIL PENELITIAN Pada sub bab ini berisi tentang data yang diperoleh selama penelitian dan bagaimana menganalisa data tersebut. Hasil pengolahan data ditampilkan baik dalam bentuk tabel maupun grafik. Yang dimaksud dengan pengolahan data juga termasuk analisis yang dilakukan terhadap hasil yang diperoleh. Pada sub bab ini merupakan acuan untuk pembahasan hasil yang akan ditulis pada sub bab V yaitu pembahasan hasil.

BAB V

PEMBAHASAN Pada bab ini akan dilakukan pembahasan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dan kesesuaian hasil dengan tujuan penelitian sehingga dapat menghasilkan sebuah rekomendasi.

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berisi tentang kesimpulan terhadap analisis yang dibuat dan rekomendasi atau saran-saran atas hasil yang dicapai dan permasalahan yang ditemukan selama penelitian, sehingga perlu dilakukan

rekomendasi untuk dikaji pada penelitian lanjutan.

BAB II KAJIAN LITERATUR

Penelitian mengenai perawatan mesin dengan pendekatan yang lain telah dilakukan oleh: Wulandari Alfiah (2005), analisa kebijakan perawatan mesin menggunakan rantai markov untuk menentukan biaya. Wulan Elfitasari (2006), telah melakukan analisa perawatan preventif mesin turbin dengan pendekatan rantai markov. Dani Kurniawan (2007), implementasi perawatan preventif dalam mesin produksi untuk meningkatkan kinerja mesin. Penelitian kali ini mencoba untuk menentukan jadwal perawatan preventif, usulan yang didapat menggunakan perhitungan MTTR, MTTF dan tingkat keandalan berdasarkan distribusi yang dipilih. 2.1 Pengertian Umum Perawatan Menurut Vincent (1992), perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki. Sistem perawatan dapat dipandang sebagai bayangan dari sistem produksi, dimana apabila sistem produksi beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka lebih intensif. Pada dasarnya terdapat 2 prinsip utama sistem perawatan yaitu:

1. Menekan (memperpendek) periode kerusakan (breakdown period) sampai batas minimum dengan mempertimbangkan aspek ekonomis. 2. Menghindari kerusakan (breakdown) tidak terencana kerusakan tiba-tiba. Dalam sistem perawatan terdapat 2 kegiatan yang berkaitan dengan tindakan perawatan yaitu: 1. Perawatan yang bersifat preventif Perawatan ini dimaksudkan untuk menjaga keadaan peralatan sebelum peralatan itu menjadi rusak. Pada dasarnya yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak diduga dan menentukan keandalan yang dapat menyebabkan fasilitas produk mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses operasi. Dengan demikian semua fasilitas operasi yang mendapat perawatan preventif akan terjamin kelancaran kerjanya dan selalu diusahakan dalam kondisi yang siap digunakan untuk setiap proses waktu, hal ini memerlukan suatu rencana dalam jadwal perawatan yang sangat cermat dan rencana yang lebih tepat. 2. Perawatan yang bersifat korektif Perawatan ini dimaksudkan untuk memperbaiki perawatan yang rusak. Pada dasarnya aktivitas yang dilakukan adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan ataupun kelainan pada mesin tersebut. Perawatan korektif dapat didefinisikan perbaikan yang dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi tidak dilakukan perawatan preventif tapi sampai pada waktu tertentu rusak. Jadi dalam hal ini kegiatan perawatan sifatnya harus menunggu sampai terjadi kerusakan.

2.2 Tujuan Perawatan Tujuan dari perawatan itu sendiri adalah untuk: a. Memungkinkan tercapainya mutu produk dan kepuasan pelanggan melalui penyesuaian, pelayanan dan pengoperasian peralatan secara tepat. b. Memaksimalkan umur kegunaan dari sistem. c. Menjaga agar sistem aman dan mencegah berkembangnya gangguan keamanan. d. Meminimalkan biaya produksi total yang secara langsung dapat dihubungkan dengan service dan perbaikan. e. Meminimalkan frekuensi dan kuatnya gangguan-gangguan terhadap proses operasi. f. Memaksimalkan produksi dari sumber-sumber sistem yang ada. g. Menyiapkan personil, fasilitas dan metodenya agar mampu mengerjaka tugastugas perawatan.

2.3 Fungsi Laju Kerusakan Laju kerusakan (failure rate) merupakan laju dimana kerusakan terjadi pada interval waktu yang ditetapkan. Untuk mengenal laju kerusakan dapat membayangkan sebuah tes atau percobaan yang dilakukan, dimana percobaan tersebut dilakukan dalam jumlah yang besar terhadap komponen-komponen yang identik dioperasikan dan waktu untuk gagal setiap komponen dicatat. Perkiraan laju kegagalan setiap komponen untuk titik waktu adalah jumlah item yang gagal dalam interval waktu terhadap populasi awal pada waktu operasi dimulai. Maka laju kerusakan adalah peluang peralatan tersebut akan gagal dalam interval waktu selanjutnya dengan syarat peralatan tersebut berfungsi pada waktu awal interval.

10

Dengan memperhatikan kurva fungsi laju kerusakan distribusi weibull, normal dan eksponensial dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Fungsi laju kerusakan berdistribusi weibull dengan > 1 dan fungsi laju kerusakan berdistribusi normal adalah monoton naik. 2. Fungsi laju kerusakan berdistribusi weibull dengan = 1 dan fungsi laju kerusakan berdistribusi eksponensial adalah monoton tetap. 3. Fungsi laju kerusakan berdistribusi weibull < 1 adalah monoton turun.

2.4 Maintainbility dan Availability a. Maintainbility Maintainbility merupakan probabilitas mesin yang mengalami

kerusakan dapat dioperasikan kembali dalam selang downtime tertentu. Untuk mengoptimalkan maintainbilitas sistem ada 2 faktor yang perlu diperhatikan yaitu model perawatan (maintenance model) dan perancangan untuk mendapatkan tingkat maintainbility tertentu. b. Availability Ketersediaan (availability) suatu sistem atau peralatan adalah

kemampuan sistem atau peralatan tersebut dapat beroperasi secara memuaskan disaat tepat pada waktunya dan pada keadaan yang telah ditentukannya. Waktu total dalam perhitungan ketersediaan didasarkan pada waktu operasi, waktu untuk perbaikan, waktu administrasi dan logistik.

11

2.5 Konsep Keandalan Definisi keandalan adalah kemungkinan (probabilitas) bahwa suatu mesin akan siap memenuhi unjuk kerjanya (performance) atas persyaratan fungsional tanpa kegagalan pada suatu kondisi operasi tertentu dan pada suatu periode tertentu. Menurut Vincent Gasperz (1992), keandalan didefinisikan sebagai peluang suatu unit atau sistem berfungsi normal jika digunakan menurut kondisi operasi tertentu untuk suatu periode waktu tertentu. Dari beberapa definisi di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa keandalan berhubungan dengan peluang bersyarat yang diberikan dengan tingkat keyakinan bahwa suatu peralatan atau komponen akan melakukan fungsinya sebagaimana mestinya tanpa mengalami masalah atau kerusakan pada waktu keadaan operasi yang tetap dilaksanakan pada periode waktu yang dipergunakan. Ada empat parameter yang berkaitan erat dengan dengan keandalan yaitu: a. Waktu b. Standar Performansi c. Peluang d. Kondisi Lingkungan Ada beberapa macam usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keandalan dari suatu sistem, yaitu: 1. Membuat desain sistem dengan komponen-komponen yang mempunyai keandalan yang baik 2. Membuat desain sistem sedemikian rupa sehingga mudah melakukan perawatan yaitu untuk perbaikan dan inspeksi 3. Menggunakan komponen yang pararel dalam stage tertentu

12

4. Mempersiapkan persediaan diantara stage yang penting 5. Merencanakan perawatan pencegahan seperti apakah suatu komponen kritis hanya diperbaiki saja atau perlu diganti sebelum mengalami kerusakan yang lebih parah.

2.6 Komponen Kritis Program perawatan peralatan atau mesin harus dilakukan secara terancana. Namun demikian disadari bahwa tidak mungkin membuat suatu program yang merencanakan sistem perawatan untuk semua mesin atau tidak mungkin semua kerusakan dapat diatasi. Tetapi dengan adanya program perawatan tersebut sekurang-kurangnya dapat mengatasi masalah-masalah yang ada. Usaha mendasar dalam merencanakan perawatan pencegahan dengan cara memberikan perhatian serius pada unit-unit atau komponen-komponen kritis. Suatu komponen atau unit dapat dikualifikasikan kritis apabila: 1. Kerusakan unit itu dapat membahayakan kesehatan atau keselamatan pengguna. 2. 3. 4. Kerusakan unit dapat mempengaruhi kualitas dari produk. Kerusakan unit dapat menimbulkan kemacetan produksi. Biaya investasi untuk unit itu sangat mahal.

2.7 Distribusi Kerusakan Beberapa jenis fungsi distribusi kerusakan yang sering digunakan untuk menganalisa masalah perawatan adalah: 1. Distribusi Weibull

13

Teknologi modern telah memungkinkan orang merancang banyak sistem yang rumit penggunaannya, atau barangkali keamanannya, bergantung pada keandalan berbagai komponen dalam sistem tersebut. Sebagai contoh, suatu sekering mungkin putus, tiang baja mungkin melengkung, atau alat pengindera panas tidak bekerja. Komponen yang sama dalam lingkungan yang sama akan rusak dalam waktu yang berlainan yang tak dapat diramalkan. Waktu sampai rusak atau umur suatu komponen, diukur dari suatu waktu tertentu sampai rusak, dinyatakan dengan peubah acak kontinu T dengan fungsi padat peluang f(t). Salah satu distribusi yang telah banyak sekali dipakai akhir-akhir ini dalam menangani masalah seperti keanadalan dan uji umur ialah distribusi Weibull. Distribuisi weibull juga merupakan salah satu jenis distribusi kontinyu yang sering digunakan, kemamapuannya untuk mendekati berbagai jenis sebaran data. Khususnya dalam bidang keandalan dan statistik. Distribusi weibull, peubah acak kontinu T berdistribusi weibull, dengan parameter dan , jika fungsi padatnya diberikan oleh

f(t) = =0

t 1e t

t > 0, dengan > 0 dan > 0 Rataan dan variansi distribusi weibull diberikan pada teorema berikut.

1/ 1 + =

2 /

2 1 2 1+ 1+

14

2. Distribusi Normal Distribusi normal sering disebut dengan distribusi Gaussian adalah salah satu jenis distribusi yang paling sering digunakan dalam menjelaskan sebaran data. Probability density function dari distribusi normal adalah simetris terhadap nilairata-rata (mean) dan dispersi terhadap nilai rata-ratanya diukur dengan nilai standard deviasi. Dengan kata lain parameter distribusi normal adalah mean dan standard deviation. Distribusi peluang kontinu yang terpenting dalam seluruh bidang statistika adalah distribusi normal. Grafiknya disebut kurva normal, berbentuk lonceng, yang menunjukan berbagai kumpulan data yang muncul di alam, industri dan penelitian. Pada tahun 1773 DeMoivre menemukan persamaan matematika kurva normal yang menjadi dasar banyak teori statistika induktif. Distribusi normal sering pula disebut distribusi Gauss untuk menghormati Gauss (1777-1855), yang juga menemukan persamaannya waktu meneliti galat dalam pengukuran yang berulang-ulang mengenai bahan yang sama. Suatu peubah acak X yang distribusinya berbentuk lonceng disebut peubah acak normal. Persamaan matematika distribusi peluang peubah normal kontinu bergantung pada dua parameter dan , yaitu rataan dan simpangan baku. Jadi fungsi padat X akan dinyatakan dengan n(x; , ). Distribusi normal, fungsi padat peubah acak normal X, dengan rataan dan variansi , ialah:

n(x; , ) =

1 (1/ 2)[( x )]2 e 2

dengan = 3,14 dan e = 2,71

15

3. Distribusi Eksponensial Distribusi eksponensial, atau distribusi negatif eksponensial merupakan salah satu distribusi yang paling sering muncul dalam konteks evaluasi keandalan. Pada distribusi ini, laju kegagalan adalah konstan ( = C). eksponensial adalah kasus khusus jika hanya kegagalan yang pertama saja yang diperhitungkan. Distribusi eksponensial hanya berlaku pada useful life period saja pada bathtub curve. Distribusi eksponensial banyak digunakan dalam bidang statistika, terutama sekali dalam teori keandalan dan waktu tunggu atau teori antrian. Distribusi eksponensial, peubah acak kontinu X berdistribusi eksponensial, dengan parameter , bila fungsi padatnya diberikan oleh:

1
f(x) =

ex / ,

x>0

dengan > 0

2.8 Identifikasi Awal Identifikasi awal dapat dilakukan dengan 2 metode yaitu probability plot dan least-square curve fitting. Probability plot digunakan bila jumlah sample terlalu kecil atau data yang digunakan tidak lengkap sedangkan metode yang digunakan disini adalah metode least-square curve fitting yang dinilai lebih akurat karena tingkat subjektivitas untuk menilai kelurusan garis menjadi berkurang. Dengan least-square curve fitting terpilih distribusi dengan nilai index of fit terbesar. Dalam mengidentifikasi distribusi kerusakan atau perbaikan suatu komponen dengan metode least-squre curve fitting digunakan index of fit (r) yang

16

merupakan ukuran hubungan linier antara peubah x dan y, r diperoleh dengan rumus (Walpole, 1992).

2.9 Mean Time To Failure Mean time to failure adalah rata-rata atau nilai yang diharapkan dari suatu distribusi kerusakan yang didefinisikan oleh probabilty density function. Perhitungan MTTF untuk setiap distribusi: 1. Distribusi eksponensial MTTF =

2. Distribusi weibull
3. Distribusi normal 4. Distribusi lognormal

1 MTTF = 1 + MTTF = MTTF = t med exp


s2 2

17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hasil penelitian yang baik ditentukan oleh metodologi penelitian yang tersusun secara baik dan terstruktur. Pada bagian ini akan dipaparkan langkah penelitian, kajian induktif dan deduktif bahwa penelitian yang dilakukan jelas sumbernya, model yang digunakan, analisa hasil dan kesimpulan yang diambil.

1.1 Objek Penelitian

Suatu langkah penelitian untuk mengetahui objek atau tempat bagi peneliti untuk melakukan kegiatan penelitian yaitu JOGLOSEMAR yang bergerak di bidang jasa angkutan darat khususnya bagian bengkel (perawatan) untuk mendapatkan gambaran kondisi tempat penelitian secara umum, termasuk kegiatan-kegiatan yang ada didalamnya.

1.2 Pendekatan Pemecahan Masalah

Untuk menyelesaikan data yang sudah dikumpulkan penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1.2.1 Pengumpulan Data

Maksud dari pengumpulan data adalah untuk mencari data yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang akan diolah dari landasan teori. Cara mencari data tersebut adalah sebagai berikut:

18

a. Metode pengumpulan data primer

Merupakan data yang diperoleh langusng dari objek yang diteliti. Untuk memperoleh data primer menggunakan metode: 1. Observasi : Yaitu suatu usaha yang dilakukan untuk memperoleh data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dan pencatatan ke objek penelitian. 2. Interview: Yaitu usaha yang dilakukan untuk memperoleh data dengan jalan mengadakan tanya jawab langsung dalam bentuk pertanyaan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
b. Metode pengumpulan data sekunder

Yaitu data yang bersumber dari kepustakaan seperti literature, majalahmajalah, publikasi, bahan kuliah, serta buku buku lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Data-data yang diperlukan antara lain: 1. Data sejarah umum perusahaan 2. Data sistem perawatan mesin 3. Data waktu reparasi 4. Data waktu operasional

19

1.2.2 Pengolahan Data

Data yang gujdiperoleh kemudian diolah dengan cara: 1. Perhitungan index of fit 2. Pengujian distribusi 3. Perhitungan parameter distribusi 4. Fungsi distribusi 5. Perhitungan MTTF dan MTTR 6. Perhitungan umur desain

1.2.3 Pembahasan Data

Setelah melakukan pengolahan data, langkah selanjutnya analisa. Analisa akan dilakukan terhadap data-data yang telah dikumpulkan maupun yang telah diolah guna penyelesaian masalah terhadap pemeliharaan yang dilakukan.

1.2.4 Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan merupakan pernyataan singkat, jelas dan tepat tentang apa yang diperoleh atau dapat dijabarkan dari hipotesis, sehingga dapat menjawab tujuan dan dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Saran memuat berbagai pendapat atau masukan, saran berdasarkan pengalaman, kesulitan temuan yang baru yang belum diteliti dan berbagai kemungkinan arah kebijakan perusahaan dan penelitian berikutnya.

20

1.3 Kerangka Pemecahan Masalah


Mulai

Pengamatan Awal

Identifikasi dan Rumusan Masalah

Spesifikasi Data

Pengumpulan Data: Data sejarah perusahaan Data sistem perawatan Data waktu reparasi Data waktu operasional

Pengolahan Data: Perhitungan index of fit Pengujian Distribusi Perhitungan parameter distribusi Fungsi distribusi Perhitungan MTTF dan MTTR Perhitungan umur desain

Pembahasan dan Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.1 Kerangka Pemecahan Masalah

21

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumupulan Data

4.1.1 Data Umum Perusahaan A. Profil Singkat Perusahaan PT. Sejahtera AO Kencana Sakti adalah Sinergi antara PT. Alfa Omega Sehati Mitra dan PT. Kencana Transport, member of Panorama
Sentra Wisata. Tbk. Kini beroperasi dengan total 22 armada yang secara

rutin melayani kebutuhan wisatawan dari berbagai kalangan untuk rute Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Purwokerto. Motto perusahaan, Selalu
lebih baik menjadi jiwa setiap keluarga besar PT. Sejahtera AO Kencana

Sakti. JOGLOSEMAR sebagai upaya untuk membangun dan

mensinergikan antara sarana transportasi yang aman & nyaman, obyek wisata yang menarik, dan unsur unsur yang termasuk di dalamnya sehingga tercipta pola wisata yang terpadu, mudah, dan dengan harga yang kompetitif. JOGLOSEMAR , inovasi product transportasi wisata yang melayani kebutuhan wisatawan, pebisnis, mahasiswa bahkan perorangan yang menginginkan layanan aman, nyaman, hemat/ efisien, dan tepat waktu dengan implikasi idealnya, yaitu dapat menyentuh spirit pariwisata. Memberikan daya dukung kepada dunia usaha untuk bisa secara bersama sama meningkatkan kinerja dan volume usahanya.

22

Idealisme ini hanya bisa terealisasi dengan pola operasional yang sejauh ini sudah JOGLOSEMAR lakukan dengan melayani transportasi massa secara terjadwal dan bukan on request (sebagaimana transportasi wisata charter pada umumnya). Pola operasi JOGLOSEMAR sebagai alternatif mengenai penghematan energi. (sejalan himbauan Presiden). JOGLOSEMAR lahir dari konsep transportasi post modernisme yang menekankan layanan personal. Sebagai Biro Perjalanan Wisata JOGLOSEMAR juga menyediakan berbagai macam layanan terpadu seperti booking tiket pesawat, hotel reservation, car rental, sampai dengan paket tour. Bagi kalangan sosial tertentu , JOGLOSEMAR merupakan kebutuhan yang memang harus ada di tengah kemajemukan masyarakat kita dewasa ini. Keberadaan JOGLOSEMAR bukanlah ancaman (threat) bagi operator lain, karena memiliki pola operasional unik yang berbeda. Hasil survey tim litbang JOGLOSEMAR berhasil memetakan trend pasar pengguna jasa JOGLOSEMAR sebagai berikut: 1. Penggolongan berdasarkan Moda Transportasi: a. 5% adalah ex penumpang PATAS. b. 20% adalah ex pengguna jasa Travel. c. 45% adalah ex pengguna mobil pribadi. d. 30% adalah Market baru yang benar benar tercipta karena keberadaan JOGLOSEMAR sebagai moda transportasi baru. 2. Penggolongan berdasarkan latar belakang Profesi: a. 47,5% adalah wisatawan & keluarga. b. 22,5% adalah Wiraswasta, Bisnis, dan Jasa.

23

c. 10% adalah Dosen, Mahasiswa, dan pelajar. d. 7,5% adalah Tenaga Profesional (Medis, dsb). e. 2,5% adalah Tidak diketahui JOGLOSEMAR memberi alternatif solusi mengenai penghematan energi. Peralihan penggunaan media transportasi wisata dari mobil pribadi menjadi transportasi wisata terjadwal mampu mengurangi kepadatan traffic ruas jalan di kota kota tercakup. Peralihan penggunaan media transportasi wisata dari mobil pribadi menjadi transportasi wisata terjadwal merupakan sebuah bentuk penghematan sumber daya yaitu BBM. 30% pengguna jasa JOGLOSEMAR (variabel Januari September 2005) sebesar 19.456 orang, adalah commuter/ market yang benar-benar baru terbentuk sebagai akibat dari

beroperasinya JOGLOSEMAR sebagai model angkutan pariwisata terjadwal. JOGLOSEMAR juga turut berperan dalam pertumbuhan ekonomi di daerah daerah yang tercakup. Para wisatawan yang

berkunjung akan melakukan transaksi jual beli, investasi, dan lain lain, yang secara signifikan mampu memacu pertumbuhan ekonomi daerah (PAD).

24

B. Struktur Organisasi Struktur organisasi kerangka yang menunjukan kedudukan, tugas dan kewajiban, serta tanggung jawab tingkatan-tingkatan manajemen dalam suatu organisasi. Struktur organisasi PT. dapat dilihat sebagai berikut :

Presiden Direktur

Direktur

General Manager

Finance Manager

HRD Manager

Prod. Development Manager

Ass. Cargo

Accounting

SPV Ticketing & Cargo

Head Operation

Marketing

IT Staff

Ticketing

Cargo

Operation

SPV Spareparts

CREW

Mechanic Head

Mechanics

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

25

C. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Perusahaan Dalam eksistensinya di dunia industri jasa, PT. Sejahtera AO Kencana Sakti mempunyai sebuah visi yaitu menjadi perusahaan jasa transportasi terbaik di wilayah JOGLOSEMAR (Jogja, Solo, Semarang) dan Jawa Tengah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya, yang mampu memberikan one stop solution terhadap segala kebutuhan wisatawan. . 2. Misi Perusahaan PT. Sejahtera AO Kencana Sakti mempunyai beberapa misi dalam mengembangkan perusahaan, yaitu : a. Penyediaan sarana transportasi nyaman dengan tarif kompetitif b. Penyediaan sarana akomodasi nyaman dengan harga yang bersahabat c. Penyediaan food & beverage yang sehat,lezat dengan rate yang sesuai dengan kondisi wisatawan d. Penyediaan paket wisata / paket tour di setiap destinasi dengan biaya yang dapat disesuaikan e. Penyediaan sarana rental alat transportasi dengan biaya murah

D. Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah salah satu komponen penting dalam suatu perusahaan. Tenaga kerja pada dasarnya menjadi bagian sebagai
partner kerja yang saling membutuhkan, saling melayani dan saling

menguntungkan antara perusahaan dengan karyawan.

26

PT. Sejahtera AO Kencana Sakti juga mempertimbangkan masalah pendidikan tenaga kerja yang akan direkrut dengan mempertimbangkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan oleh tenaga kerja tersebut. Misalnya, untuk administrasi diperlukan tenga kerja khusus, sedangkan untuk operator lebih diutamakan pada

keterampilan atau kemampuan khusus. Jumlah tenaga kerja pada PT. Sejahtera AO Kencana Sakti kurang lebih sekitar 112 orang dengan umur produktif. Karyawan terbagi menjadi tiga sesuai bagian pekerjaan yaitu bagian
managemant, frontliner dan driver.

E. Sistem Kerja
JOGLOSEMAR memiliki pola operasional khusus (penghantaran & penjemputan dilakukan pada shelter shelter tertentu), yang seyogyanya kelak dalam penerapan peraturannya pun membutuhkan pendekatan atau perlakuan khusus pula.

Shelter shelter yang ada sudah didesain

sedemikian rupa sehingga wisatawan yang akan mengunjungi obyek wisata di sekitar daerah yang dikunjungi cukup nyaman dan memiliki akses yang mudah. Obyek wisata yang dilalui armada

JOGLOSEMAR antara lain: Malioboro & Kraton Yogyakarta, Candi Prambanan, Kota Lama Semarang, Lawang Sewu, BTC Solo, & Pusat Perbelanjaan Jl. Slamet Riyadi Solo (Solo Grand Mall & Megaland). 1. Layanan Transportasi (angkutan pariwisata terjadwal): a. Rute Jogjakarta, Solo, Semarang, Purwokerto.

b. Shelter Pick-up point & Drop point. c. Pemandu (Bus)

27

d. Armada Bus & Mini-Bus. 2. Layanan Extra: a. Hotel Accomodation, Restaurant, Local Arrangement, City Tour, car rental. 3. Paket Wisata (1 day trip dengan biaya lebih ekonomis) a. Wisata Kraton & Malioboro.

b. Wisata Lawang Sewu. 4. Paket Wisata JAHE (Jalan-jalan Hemat) *Program

JOGLOSEMAR in progress. Saat ini beroperasi untuk melayani kebutuhan transportasi wisata di daerah Yogyakarta, Solo, Semarang, dan Purwokerto. Tersedia Shelter Pick-up point dan Drop point yang terletak di beberapa wilayah strategis, sehingga mudah diakses, dan memiliki kemudahan akses untuk menuju destinasi wisata tertentu. Pemandu siap sedia untuk melayani kebutuhan informasi dan memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan. Saat ini JOGLOSEMAR menggunakan armada BUS dengan kapasitas 25 orang penumpang, dan armada mini BUS dengan kapasitas 8 orang penumpang. Keseluruhan armada berikut fasilitasnya disiapkan dan dilakukan perawatan berkala secara teratur.

28

F. Pemasaran Produk Pemasaran jasa pelayanan angkutan dan wisata oleh PT.

Sejahtera AO Kencana Sakti dilakukan dengan 2 cara yaitu direct


marketing dan telemarketing. Direct marketing dilakukan dengan

cara seperti penyebaran brosur, display /spanduk serta kerjasama dengan agen/tempat penjemputan, sedangkan
telemarketing

menggunakan cara seperti blog dan email.

G. Jam Kerja Jumlah jam kerja yang harus dipenuhi setiap karyawan selama satu minggu berbeda antara karyawan bagian managemant dan
frontliner. Bagian managemant bekerja selama 56 jam, 6 hari dalam

seminggu, sedangkan bagian frontliner dan driver bekerja dengan sistem shift yaitu shift pagi dan siang. Adapun pembagian jam kerjanya adalah sebagai berikut : 1. Senin - Sabtu Istirahat Istirahat (Jumat) 2. Shift pagi Shift siang Pukul 08.30 s.d 17.00 WIB Pukul 12.00 s.d 13.00 WIB Pukul 11.45 s.d 13.00 WIB Pukul 05.00 s.d 13.30 WIB Pukul 13.30 s.d 22.00 WIB

Untuk waktu kerja lembur (overtime) tergantung dan disesuaikan kondisi situasi pekerjaan.

29

4.1.2 Sistem Perawatan Armada/Mesin Setiap perusahaan khususnya JOGLOSEMAR telah menerapkan pemeliharaan dan perawatan mesin secara berkala. Namun perawatan pada armada bus selama ini hanya didasarkan pada km/batas jarak tempuh yang menjadi patokan. Sebelum mencapai jarak tempuh maksimal, armada bus belum dilakukan perawatan. Hal ini dilakukan untuk keadaan atau perawatan terjadwal tapi untuk perawatan tidak terjadwal dilakukan menunggu sampai adanya kerusakan yang terjadi pada armada. Tindakan perawatan pencegahan masih jarang dilakukan, perawatan pencegahan hanya dilakukan jika mendapat keluhan dari sopir bus atau crew bus yang merasa aneh pada kendaraannya.

4.1.3 Data Pada Mesin/Sistem A. Data Untuk Analisa Kualitatif 1. Didapatkan melalui wawancara dengan supervisor sparepart dan mekanik. 2. Keluhan dari sopir bus tentang kerusakan yang sering terjadi pada kendaraannya. 3. Pengamatan langsung di lapangan. B. Data Untuk Analisa Kuantitatif 1. Didapatkan dari file perusahaan tentang data-data kerusakan armada. 2. File perusahaan mengenai waktu perawatan armada.

30

4.2 Pengolahan Data

4.2.1 Penentuan Mesin Kritis Penentuan komponen mesin bus sebagai mesin krisits ditentukan berdasarkan jumlah frekuensi kerusakan terbanyak dan jumlah stop hour terbanyak dibanding mesin lainny. Informasi ini didapat dari bagian penanggung jawab bengkel dan spareparts. Mesin bus adalah bagian yang sangat vital terdiri dari berbagai sistem yang bekerja bersama satu dengan yang lainya. 4.2.2 Penentuan Komponen Kritis Penentuan komponen kritis berdasarkan pada: 1. Komponen tersebut memiliki jumlah kerusakan yang paling tinggi. 2. Komponen tersebut memiliki stop hour yang paling tinggi. 3. Komponen merupakan komponen kritis bagi mesin sehingga apabila komponen kritis tersebut rusak maka secara otomatis mesin juga tidak akan dapat beroperasi. Tabel 4.1 Komponen Kritis No Komponen/sistem 1 2 3 4 As Roda Kaki-kaki Perseneling Engine Mounting Frek. Kerusakan 26 19 11 6 Downtime 79,5 43 34 9,5 Availability 99,5 % 99,7 % 99,8 % 99,9 % Kriteria Rusak aus aus, patah Aus aus

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa komponen as roda mempunyai frekuensi kerusakan yang paling tinggi yaitu sebesar 26 kerusakan dengan jumlah downtime sistem penggerak paling besar yaitu 79,5 jam. Berdasarkan

31

downtime dan jumlah kerusakan maka as roda ditetapkan sebagai komponen

kritis untuk mesin bus.

4.2.3 Perhitungan Waktu Operasional 4.2.3.1 Perhitungan Index Of Fit Perhitungan ini untuk menentukan distribusi yang sesuai dengan data. Distribusi yang diplih adalah distribusi yang memiliki index of fit
n n n n XiYi n Xi n Yi i =1 i =1 i =1 2 2 n n n n n Xi 2 Xi n Yi 2 Yi i =1 i =1 i =1 i =1

terbesar. Rumus =

1. Untuk distribusi Weibull r=

[25(1050 ,53 ) (161,56 ) ][25(41,32 ) ( 13,73 ) ] = 0,985


2 2

25 ( 74 , 46 ) (161,56 )( 13,73 )

2. Untuk distribusi Eksponensial r=

[25(15157264,6) (17893,9) ][25(42,9) (42,59) ] = 0,916


2 2

25(23430,6) (17893,9)(24,09)

3. Untuk distribusi Normal r=

[25(15157264 ,6) (17893,9) ][25(21,74 ) (0) ] = 0,981


2 2

25(7014 ,04 ) (17893,9 )(0 )

4. Untuk distribusi Log normal r=

[25(1050,35) (161,56) ][25(21,74) (0) ] = 0.966


2 2

25(11,268) (161,56)(0)

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa distribusi weibull yang akan dipakai karena memiliki index of fit terbesar yaitu 0.985.

32

4.2.3.2 Pengujian Distribusi Weibull Sebelum pengujian ini dilakukan, terlebih dahulu dibuat hipotesa untuk menentukan apakah data terdistribusi weibull atau tidak. Hipotesa weibull yaitu: Ho : Data terdistribusi secara weibull H1 : Data tidak terdistribusi secara weibull Penggunaan distribusi weibull dalam perhitungan dimaksudkan karena distribusi ini memiliki nilai index of fit terbesar. Tabel 4.2 Data Waktu Operasional Oktober 2008 September 2010 No Tanggal Kerusakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 3/10-08 5/10-08 6/10-08 15/11-08 16/11-08 23/11-08 24/11-08 18/12-08 19/12-08 5/01-09 6/01-09 28/02-09 29/02-09 18/03-09 19/03-09 17/04-09 18/04-09 22/05-09 23/05-09 30/05-09 1/06-09 24/06-09 25/10-09 10/07-09 11/07-09 14/08-09 15/08-09 24/09-09 Jam Operasional 05.00 10.00 05.00 15.00 05.00 12.00 05.00 19.00 05.00 20.00 09.00 18.00 08.00 16.00 05.00 17.00 05.00 20.00 05.00 19.00 05.00 16.00 05.00 17.00 05.00 19.00 05.00 20.00 Jam Operasional Waktu Operasional 903 jam 922 599 427 1275 494 718 845 175 586 394 837 960 Waktu Operasional

No Tanggal Kerusakan

33

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

25/09-09 10/10-09 11/10-09 30/10-09 1/11-09 21/12-09 22/12-09 7/02-10 8/02-10 23/02-10 24/02-10 2/04-10 3/04-10 26/04-10 27/04-10 4/06-10 5/06-10 17/06-10 18/06-10 27/07-10 28/07-10 9/08-10 10/08-10 21/09-10

09.00 18.00 08.00 16.00 05.00 17.00 05.00 10.00 05.00 15.00 05.00 12.00 05.00 19.00 05.00 17.00 05.00 20.00 05.00 19.00 05.00 16.00 05.00 17.00

394 482 1228 1127 394 968 589 931 333 981 297 1028

Setelah itu, data diuji Mann (Manns Test) untuk mengetahui apakah data terdistribusi weibull. Pengujian ini dilakukan terhadap waktu operasional untuk komponen kritis as roda. Hasil perhitungan untuk Manns Test adalah: Untuk waktu operasional komponen kritis as roda: r = 25 k1 = r/2 k1 = 25/2 = 12,5 Mi = Z i + j Z j
i 0,5 Zi = ln ln1 n + 0,25

k2 = (r-1)/2 k2 = (25-1)/2 = 24

34

ln ti +1 + ln ti 12,5 x5,3 Mi i =1 M= = = 1,34 n ln ti +1 + ln ti 12 x 4,1 k 2 Mi i =1 k1


n

F crit (0,05, 24, 25) = 1,96 Karena M < F, maka Ho diterima (berdistribusi weibull). 4.2.3.3 Plot Weibull Setelah diketahui waktu operasional komponen kritis as roda berdistribusi weibull, maka selanjutnya dibuat plot weibull untuk mengetahui sebaran datanya. Apabila sebaran data komponen kritis yang telah diplot mengikuti dsitribusi weibull, maka sebaran datanya akan cenderung membentuk garis lurus (regresi linier). 4.2.3.4 Perhitungan Parameter Weibull Hasil perhitungan adalah sebagai berikut: Untuk waktu operasional komponen kritis as roda, setelah nilai xi dan yi diketahui, maka dilanjutkan dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai a dan b. Perhitungan tersebut sebagai berikut:
n n n n xiyi xi yi i i b= i 2 n n n xi 2 yi i i

b=

(25 74,46) ((161,56x( 13,738)) (25x1050,35) (161,56)2

b = 2,3 Dari hasil perhitungan nilai = b = 2,3 atau > 1, ini menunjukan bahwa laju kerusakan komponen kritis as roda meningkat. (increase failure rate). Perhitungan mencari nilai a yaitu:

35

a = y bx a=

13,73 161,56 2,3 25 25

a = -15,4 Setelah nilai a dan b diketahui, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai (parameter skala) dengan satuan jam dan (parameter bentuk). Perhitungan sebagai berikut: = b = 2,3
a = exp b ( 15,4) = exp = 810 jam 2,3

4.2.3.5 Fungsi Distribusi Weibull Setelah nilai parameter weibull ( & ) diketahui, maka dapat dilakukan perhitungan untuk fungsi distribusi weibull. Untuk waktu operasional menggunakan semua fungsi distribusi weibull. Perhitungan fungsi adalah sebagai berikut: 1. Fungsi distribusi kumulatif
1 F(t) = 1-exp

2. Fungsi kepadatan kemungkinan

t f(t) =

exp

3. Fungsi laju kerusakan

t h(t) =

4. Fungsi keandalan

1 R(t) = 1-F(t) = exp

Dengan mengganti nilai t dengan waktu yang ada, maka dapat diketahui nilai untuk masing-masing fungsi, sedangkan semua fungsi distribusi

36

weibull digunakan pada waktu operasional komponen kritis as roda adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Fungsi Distribusi t 175 297 333 394 394 394 427 482 494 586 589 599 718 837 845 903 922 931 t 960 R(t) 0,806 0,694 0,664 0,616 0,616 0,616 0,592 0,553 0,545 0,487 0,485 0,479 0,414 0,358 0,354 0,33 0,322 0,319 R(t) 0,307 F(t) 0,193 0,305 0,335 0,383 0,383 0,383 0,408 0,447 0,455 0,513 0,515 0,520 0,586 0,642 0,645 0,67 0,677 0,681 F(t) 0,692 f(t) 0.003 0,005 0,006 0,007 0,007 0,007 0,007 0,008 0,008 0,009 0,009 0,009 0,001 0,001 0,001 0,0011 0,0011 0,0011 f(t) 0,0011 h(t) 0,00038 0,000765 0,000881 0,001102 0,001103 0,001103 0,001225 0,001432 0,001478 0,001841 0,001853 0,001894 0,002394 0,002917 0,002952 0,003216 0,003305 0,003346 h(t) 0,003481

37

968 981 1028 1127 1228 1275

0,305 0,3 0,283 0,251 0,221 0,209

0,695 0,7 0,717 0,749 0,778 0,791

0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,001

0,003518 0,00358 0,003803 0,00428 0,00478 0,00502

4.2.3.7 Perhitungan MTTF Setelah nilai dua parameter diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari MTTF (mean time to failure) dengan satuan jam. Perhitungan sebagai berikut: 1 MTTF = 1 + , dimana dari tabel gamma function 1 MTTF = 810 1 + 2,29 MTTF = 810 x 0,43 MTTF = 348 jam

38

4.2.4 Perhitungan Waktu Reparasi 4.2.4.1 Perhitungan Index Of Fit Perhitungan ini untuk menentukan distribusi yang sesuai dengan data. Distribusi yang diplih adalah distribusi yang memiliki index of fit
n n n n XiYi n Xi n Yi i =1 i =1 i =1

terbesar. Rumus =

2 2 n n n n n Xi 2 Xi n Yi 2 Yi i =1 i =1 i =1 i =1

1. Untuk distribusi Weibull

r=

[26(34,74) (26,39) ][26(43,19) ( 14,3) ] = 0,988


2 2

26(2,04 ) (26,39 )( 14,3)

2. Untuk distribusi Eksponensial

r=

[26(337 ,5) (82,83) ][26(44,4 ) (26,08 ) ] = 0,97


2 2

26 (117 ,56 ) (82 ,83 )(25,08 )

3. Untuk distribusi Normal

r=

[26 (337 ,5 ) (82 ,83 ) ][26 (22 ,82 ) (0 ) ] = 0,96


2 2

26 (39 ,36 ) (82 ,83 )(0 )

4. Untuk distribusi Log normal

r=

[26 (34 ,74 ) (26 ,39 ) ][26 (22 ,84 ) (0 ) ] = 0,983


2 2

26 (13 ,33 ) (26 ,93 )(0 )

Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa distribusi weibull yang akan dipakai karena memiliki index of fit terbesar yaitu 0.988. 4.2.4.2 Pengujian Distribusi Weibull Sebelum pengujian ini dilakukan, terlebih dahulu dibuat hipotesa untuk menentukan apakah data terdistribusi weibull atau tidak.

39

Hipotesa weibull yaitu: Ho : Data terdistribusi secara weibull H1 : Data tidak terdistribusi secara weibull Penggunaan distribusi weibull dalam perhitungan dimaksudkan karena distribusi ini memiliki nilai index of fit terbesar. Tabel 4.4 Data Waktu Reparasi Oktober 2008 September 2010 No Tanggal Kerusakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 5/10-08 15/11-08 23/11-08 18/12-08 5/01-09 28/02-09 18/03-09 17/04-09 22/05-09 30/05-09 24/06-09 10/07-09 14/08-09 24/09-09 10/10-09 30/10-09 21/12-09 7/02-10 Jam Kerusakan 10.00 16.00 15.00 18.00 12.00 13.30 19.00 20.30 20.00 23.00 18.00 22.00 16.00 18.00 17.00 19.00 20.00 22.30 19.00 01.00 16.00 19.00 17.00 21.00 19.00 01.00 20.00 23.00 18.00 19.00 16.00 19.30 17.00 20.00 10.00 12.00 Waktu Kerusakan 6 3 1,5 1,5 3 4 2 2 2,5 6 3 4 6 3 1 3,5 3 2

40

No Tanggal Kerusakan 19 20 21 22 23 24 25 26 23/02-10 2/04-10 26/04-10 4/06-10 17/06-10 27/07-10 9/08-10 21/09-10

Jam Kerusakan 15.00 17.00 12.00 13.00 19.00 20.00 17.00 00.00 20.00 23.30 19.00 21.00 16.00 19.00 17.00 20.00

Waktu Kerusakan 2 1 1 7 3,5 2 3 3

Setelah itu, data diuji Mann (Manns Test) untuk mengetahui apakah data terdistribusi weibull. Pengujian ini dilakukan terhadap waktu operasional untuk komponen kritis as roda. Hasil perhitungan untuk Manns Test adalah: Untuk waktu reparasi komponen kritis as roda: r = 26 k1 = r/2 k1 = 26/2 = 13 Mi = Z i + j Z j k2 = (r-1)/2 k2 = (26-1)/2 = 12,5

i 0,5 Zi = ln ln1 n + 0,25


ln ti +1 + ln ti 13x6,2 Mi i =1 M= = = 1,28 n ln ti +1 + ln ti 12,5 x5,5 k 2 Mi i =1 k1
n

41

F crit (0,05, 25, 26) = 1,95 Karena M < F, maka Ho diterima (berdistribusi weibull). 4.2.4.3 Plot Weibull Setelah diketahui waktu operasional komponen kritis as roda berdistribusi weibull, maka selanjutnya dibuat plot weibull untuk mengetahui sebaran datanya. Apabila sebaran data komponen kritis yang telah diplot mengikuti dsitribusi weibull, maka sebaran datanya akan cenderung membentuk garis lurus (regresi linier). 4.2.4.4 Perhitungan Parameter Weibull Hasil perhitungan adalah sebagai berikut: Untuk waktu operasional komponen kritis as roda, setelah nilai xi dan yi diketahui, maka dilanjutkan dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai a dan b. Perhitungan tersebut sebagai berikut:
n n n n xiyi xi yi i i b= i 2 n n n xi 2 yi i i

b=

(26 2,04) ((26,39x( 14,3)) (25x34,74) (26,39)2

b = 0,56 Dari hasil perhitungan nilai = b = 0,56 atau < 1, ini menunjukan bahwa laju kerusakan komponen kritis as roda monoton menurun. Perhitungan mencari nilai a yaitu: a = y bx a=
14,36 26,39 0,56 26 26

a = -2,66

42

Setelah nilai a dan b diketahui, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai (parameter skala) dengan satuan jam dan (parameter bentuk). Perhitungan sebagai berikut: = b = 0,56

a = exp b ( 2,66) = exp = 115 jam 0,56


4.2.4.5 Fungsi Distribusi Weibull Setelah nilai parameter weibull ( & ) diketahui, maka dapat dilakukan perhitungan untuk fungsi distribusi weibull. Untuk waktu reparasi menggunakan semua fungsi distribusi weibull. Perhitungan fungsi adalah sebagai berikut: 1. Fungsi distribusi kumulatif

1 F(t) = 1-exp

2. Fungsi kepadatan kemungkinan

t f(t) =

exp

3. Fungsi laju kerusakan

t h(t) =

4. Fungsi keandalan

1 R(t) = 1-F(t) = exp

Dengan mengganti nilai t dengan waktu yang ada, maka dapat diketahui nilai untuk masing-masing fungsi, sedangkan semua fungsi distribusi weibull digunakan pada waktu reparasi komponen kritis as roda adalah sebagai berikut:

43

Tabel 4.5 Fungsi Distribusi t 1 1 1 1,5 1,5 2 2 2 2 2,5 2,5 3 3 3 3 3,5 3,5 3,5 4 4 4 4 R(t) 0,973 0,936 0,898 0,86 0,822 0,784 0,746 0,708 0,67 0,633 0,595 0,552 0,519 0,481 0,443 0,405 0,367 0,33 0,292 0,254 0,216 0,178 F(t) 0,022 0,064 0,102 0,140 0,178 0,216 0,254 0,292 0,33 0,367 0,405 0,443 0,481 0,519 0,557 0,595 0,633 0,671 0,708 0,746 0,784 0,822 f(t) 0,008 0,006 0,006 0,005 0,005 0,004 0,004 0,004 0,003 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 h(t) 0,008 0,007 0,006 0,006 0,006 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004

44

t 6 6 6 7

R(t) 0,14 0,102 0,064 0,027

F(t) 0,86 0,898 0,936 0,974

f(t) 0 0 0 0

h(t) 0,003 0,003 0,003 0,003

4.2.4.6 Perhitungan MTTR Setelah nilai dua parameter diketahui, maka dapat dilanjutkan dengan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari MTTF (mean time to failure) dengan satuan jam. Perhitungan sebagai berikut:

1 MTTR = 1 + , dimana dari tabel gamma function


1 MTTR = 115 1 + 0,56 MTTR = 115 x 1,78 MTTR = 204 jam 4.2.5 Perhitungan Umur Desain Perhitungan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keandalan komponen kritis as roda.
t R = ( ln R )
1/

R = e (t / )

R = exp(715,75/814)^2,29 R = 0,35 R = 35 %

45

Untuk mengetahui umur desain dan keandalan komponen kritis as roda, maka dilakukan perhitungan dengan tingkat keandalan 95% dan 85%. R = 95 %

( t95% = 814 ln0,95)


= 814 (0,051 ) = 222 jam

1 2, 29

0 , 43

R = 85 %

( t85% = 814 ln0,85)


=

1 2,29

814(0,162)

0, 43

= 368 jam

46

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Analisa Komponen Kritis

Dari data-data perawatan yang didapat dan setelah diolah didapatkan hasil waktu perawatan yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam usulan rencana waktu perawatan. Dalam penentuan komponen kritis didapatkan hasil yaitu: Tabel 5.1 Komponen Kritis No Komponen/sistem 1 2 3 4 As roda Kaki-kaki Perseneling Engine mounting Frek. Kerusakan 26 19 11 6 Downtime 79,5 43 34 9,5 Availability 99,5 % 99,7 % 99,8 % 99,9 % Kriteria Rusak aus aus, patah aus aus

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa as roda mempunyai frekuensi kerusakan yang paling tinggi yaitu sebesar 26 kerusakan dengan jumlah downtime komponen as roda mempunyai downtime paling besar yaitu 79,5 jam. Berdasarkan downtime dan jumlah kerusakan maka sistem penggerak ditetapkan sebagai komponen kritis untuk mesin bus.

5.2 Analisa Perawatan

Dari pengolahan data,perhitungan nilai maintainbility didapatkan hasil yaitu nilai mean time to failure (MTTF) sebesar 348 jam dan nilai mean time to repair

47

(MTTR) sebesar 204 jam. Jika dilihat dari nilai MTTF, mesin akan mengalami kerusakan setelah beoperasi selama 348 jam dan untuk mencegah kerusakan tersebut dilihat dari nilai MTTR dilakukan tindakan perawatan setalah mesin beroperasi selama 204 jam.

48

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengolahan data dan analisa pembahasan, dapat disimpulakan bahwa: 1. Komponen pada mesin yang sering mengalami kerusakan adalah as roda dengan frekuensi kerusakan sebesar 26 dan jumlah waktu downtime terbesar selama 79,5 jam yang menjadikan as roda sebagai komponen kritis. 2. Berdasarkan sebaran data komponen kritis cenderung berbentuk garis lurus mengikuti distribusi weibull dan diketahui nilai = 2,3 dan nilai = 810 menunjukan laju kerusakan komponen kritis as roda meningkat. Berdasarkan perhitungan umur dan keandalan pada prosentase tingkat keandalan 95 % adalah 222 jam dan pada prosentase tingkat keandalan 85 % adalah 368 jam. 3. Berdasarkan perhitungan didapatkan nilai bahwa waktu rata-rata antar kerusakan mesin sebesar 348 jam dan nilai waktu rata-rata perawatan dilakukan setelah mesin mencapai waktu 204 jam.

6.2 Saran

Dalam penyusunan laporan penelitian ini masih banyak kekurangan namun semoga dapat menjadi pertimbangan: 1. Diperlukan penyusunan standar operasi perawatan untuk masing-masing komponen berdasarkan jenis-jenis kegiatan perawatan yang dibutuhkan masing-masing komponen.

49

2.

Diperlukan pencatatan perawatan secara berkala pada setiap kegiatan perawatan yang dilakukan.

3.

Untuk efektifitas kegiatan perawatan, sebaiknya pencatatan jadwal perawatan dilakukan oleh operator yang bertugas agar informasi potensi terjadinya kerusakan dapat segera diketahui.

50

DAFTAR PUSTAKA

Blanchard, Benjamin, S., (1995), maintability: a key to effective serviceability and


maintenance management. A Wiley Interscience Publication . New York

Ebeling, E, C., (1997), an introduction to reliability and maitainability


engineering. Mc Graw-Hill. Singapore.

Gasperz, Vincent., (1992), analisis sistem terapan berdasarkan pendekatan teknik


industri. Edisi Pertama, Tassano. Bandung

Prasetyowati, Aneka, Fuji., (2009), analisis umur dan biaya maintenance mesin
pembangkit pada perusahaan jasa. Fakultas Teknologi Industri Industri.

Universitas Islam Indonesia

Prayitno, Yogie, (2006), analisis gangguan-gangguan sistem pendingin pada


mazda MR 90 dan cara mengatasinya. Fakultas Teknik. Universitas Negeri

Semarang

Walpole, R, E., (1989), ilmu peluang dan statistik untuk insinyur dan ilmuwan. Edisi ke-4, ITB-Press. Bandung

51

Widiarto, H., (2009), usulan waktu perawatan pencegahan komponen kritis pada
mesin kompresor pendingin dengan pendekatan RCM. Fakultas Teknologi

Industri Industri. Universitas Islam Indonesia.

52

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel dan Gambar Tabel 4.1 Komponen Kritis No Komponen/sistem 1 2 3 4 As Roda Kaki-kaki Perseneling Engine Mounting Frek. Kerusakan 26 19 11 6 Downtime 79,5 43 34 9,5 Availability 99,5 % 99,7 % 99,8 % 99,9 % Kriteria Rusak aus aus, patah Aus aus

Tabel 4.2 Data Waktu Operasional No Tanggal Kerusakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 3/10-08 5/10-08 6/10-08 15/11-08 16/11-08 23/11-08 24/11-08 18/12-08 19/12-08 5/01-09 6/01-09 28/02-09 29/02-09 18/03-09 19/03-09 17/04-09 18/04-09 22/05-09 23/05-09 30/05-09 1/06-09 24/06-09 Jam Operasional 05.00 10.00 05.00 15.00 05.00 12.00 05.00 19.00 05.00 20.00 09.00 18.00 08.00 16.00 05.00 17.00 05.00 20.00 05.00 19.00 05.00 16.00 Waktu Operasional 903 jam 922 599 427 1275 494 718 845 175 586

53

No Tanggal Kerusakan 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 25/10-09 10/07-09 11/07-09 14/08-09 15/08-09 24/09-09 25/09-09 10/10-09 11/10-09 30/10-09 1/11-09 21/12-09 22/12-09 7/02-10 8/02-10 23/02-10 24/02-10 2/04-10 3/04-10 26/04-10 27/04-10 4/06-10 5/06-10 17/06-10 18/06-10 27/07-10 28/07-10 9/08-10 10/08-10 21/09-10

Jam Operasional 05.00 17.00 05.00 19.00 05.00 20.00 09.00 18.00 08.00 16.00 05.00 17.00 05.00 10.00 05.00 15.00 05.00 12.00 05.00 19.00 05.00 17.00 05.00 20.00 05.00 19.00 05.00 16.00 05.00 17.00

Waktu Operasional 394 837 960 394 482 1228 1127 394 968 589 931 333 981 297 1028

Tabel 4.3 Fungsi Distribusi t 175 297 333 394 394 R(t) 0,806 0,694 0,664 0,616 0,616 F(t) 0,193 0,305 0,335 0,383 0,383 f(t) 0.003 0,005 0,006 0,007 0,007 h(t) 0,00038 0,000765 0,000881 0,001102 0,001103

54

t 394 427 482 494 586 589 599 718 837 845 903 922 931 960 968 981 1028 1127 1228 1275

R(t) 0,616 0,592 0,553 0,545 0,487 0,485 0,479 0,414 0,358 0,354 0,33 0,322 0,319 0,307 0,305 0,3 0,283 0,251 0,221 0,209

F(t) 0,383 0,408 0,447 0,455 0,513 0,515 0,520 0,586 0,642 0,645 0,67 0,677 0,681 0,692 0,695 0,7 0,717 0,749 0,778 0,791

f(t) 0,007 0,007 0,008 0,008 0,009 0,009 0,009 0,001 0,001 0,001 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,0011 0,001

h(t) 0,001103 0,001225 0,001432 0,001478 0,001841 0,001853 0,001894 0,002394 0,002917 0,002952 0,003216 0,003305 0,003346 0,003481 0,003518 0,00358 0,003803 0,00428 0,00478 0,00502

55

Tabel 4.4 Data Waktu Reparasi No Tanggal Kerusakan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 5/10-08 15/11-08 23/11-08 18/12-08 5/01-09 28/02-09 18/03-09 17/04-09 22/05-09 30/05-09 24/06-09 10/07-09 14/08-09 24/09-09 10/10-09 30/10-09 21/12-09 7/02-10 23/02-10 2/04-10 26/04-10 4/06-10 Jam Kerusakan 10.00 16.00 15.00 18.00 12.00 13.30 19.00 20.30 20.00 23.00 18.00 22.00 16.00 18.00 17.00 19.00 20.00 22.30 19.00 01.00 16.00 19.00 17.00 21.00 19.00 01.00 20.00 23.00 18.00 19.00 16.00 19.30 17.00 20.00 10.00 12.00 15.00 17.00 12.00 13.00 19.00 20.00 17.00 00.00 Waktu Kerusakan 6 3 1,5 1,5 3 4 2 2 2,5 6 3 4 6 3 1 3,5 3 2 2 1 1 7

56

No Tanggal Kerusakan 23 24 25 26 17/06-10 27/07-10 9/08-10 21/09-10

Jam Kerusakan 20.00 23.30 19.00 21.00 16.00 19.00 17.00 20.00

Waktu Kerusakan 3,5 2 3 3

Tabel 4.5 Fungsi Distribusi t 1 1 1 1,5 1,5 2 2 2 2 2,5 2,5 3 3 3 3 3,5 R(t) 0,973 0,936 0,898 0,86 0,822 0,784 0,746 0,708 0,67 0,633 0,595 0,552 0,519 0,481 0,443 0,405 F(t) 0,022 0,064 0,102 0,140 0,178 0,216 0,254 0,292 0,33 0,367 0,405 0,443 0,481 0,519 0,557 0,595 f(t) 0,008 0,006 0,006 0,005 0,005 0,004 0,004 0,004 0,003 0,003 0,003 0,002 0,002 0,002 0,002 0,002 h(t) 0,008 0,007 0,006 0,006 0,006 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004

57

t 3,5 3,5 4 4 4 4 6 6 6 7

R(t) 0,367 0,33 0,292 0,254 0,216 0,178 0,14 0,102 0,064 0,027

F(t) 0,633 0,671 0,708 0,746 0,784 0,822 0,86 0,898 0,936 0,974

f(t) 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0 0 0 0

h(t) 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,004 0,003 0,003 0,003 0,003

You might also like