You are on page 1of 30

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA KULIAH

ANTROPOLOGI KESEHATAN

PERAWATAN KEHAMILAN

Oleh :

Aditya B Djatmiko NIM 101044019

PROGRAM PASCASARJANA ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN MINAT STUDI MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2011

BAB I PENDAHULUAN Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 3 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia kehamilan 7 - 8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kehamilan menginjak 9 bulan. Kenapa pemeriksaan kehamilan begitu penting yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil? Karena dalam pemeriksaan tersebut dilakukan monitoring secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun janin yang sedang dikandungnya. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini. Edukasi tentang kesehatan secara praktis yang dilakukan oleh institusi baik swasta maupun pemerintah, memegang peranan penting dalam keberhasilan meningkatkan status kesehatan individu atau masyarakat secara luas. Rumah sakit berlomba-lomba membuat program pelayanan kesehatan yang mudah dimengerti, mudah diakses dan sebisa mungkin

tidak dipungut biaya. Tentu saja rumah sakit mendapat imbalan berupa ikatan emosional yang timbul dengan konsumennya. Rumah Sakit Gatoel yang terletak di Kotamadya Mojokerto merupakan milik PT Perkebunan Nusantara X (persero) dengan kapasitas 114 tempat tidur, semula ditujukan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi karyawan dan pensiunan pabrik gula serta batihnya di wilayah kota Mojokerto, Sidoarjo dan Jombang, sejak tahun 1995 telah mengubah strategi bisnis dengan menerima pasien dari kalangan umum. Unit poliklinik KIA dan unit rawat inap kebidanan kandungan RS Gatoel juga berinovasi dengan memberikan layanan all in one bagi konsumennya dengan mengadakan pelatihan tanpa biaya meliputi edukasi praktis seputar perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi. Edukasi tersebut dilakukan setiap hari Jumat pada minggu II setiap bulan pukul 09.00 wib, dengan nara sumber dokter maupun bidan yang tersertifikasi, dan petugas terkait lain misal fisioterapis, yang berkolaborasi demi memberikan kepuasan layanan bagi konsumen RS Gatoel. Tema yang diambil adalah Kehamilan Yang Menyenangkan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan ibu hamil dalam mengatasi keluhan selama masa kehamilan, sehingga ibu dapat menjalani proses kehamilan dan persalinan dengan lancar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut diterangkan mengenai hal apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan kehamilan, sebagai bahan pengetahuan bagi para ibu hamil agar menuju kehamilan yang sehat dan keluarga yang berkualitas. 1.1 Kehamilan, Perubahan Tubuh dan Keluhan 1.1.1 Pemeriksaan berat badan Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap kali ibu hamil memeriksakan kandungannya, hal ini dilakukan untuk mengetahui pertambahan berat badan, serta apakah pertambahan berat badan yang dialami termasuk normal atau tidak. Pertambahan berat badan yang normal akan sangat baik bagi kondisi ibu maupun janin. Sebaliknya, jika pertambahan berat yang dialami tidak normal, akan menimbulkan resiko pada ibu dan janin. Bagi ibu hamil yang mengalami pertambahan berat badan yang tidak normal, dokter atau bidan akan memberikan saran yang sebaiknya dilakukan agar ibu hamil memperoleh pertambahan berat badan yang normal. 1.1.2 Pemeriksaan tinggi badan Pemeriksaan tinggi badan juga dilakukan saat pertama kali ibu melakukan pemeriksaan. Mengetahui tinggi badan sangat penting untuk mengetahui ukuran panggul si ibu. Mengetahui ukuran panggul ibu hamil sangat penting untuk mengetahui apakah persalinan dapat dilakukan secara normal atau tidak. Karena jika diketahui bahwa tinggi badan ibu dianggap terlalu pendek, dikhawatirkan memiliki panggul yang sempit dan

juga dikhawatirkan proses persalinan tidak dapat dilakukan secara normal, dan hal ini harus dilakukan secara caesar. Dengan diketahuinya hal ini secara dini, maka ibu hamil diharapkan segera menyiapkan diri baik dari segi materi dan mental untuk menghadapi persalinan dengan caesar. 1.1.3 Pemeriksaan urin Pemeriksaan urin dilakukan untuk memastikan kehamilan. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk mengetahui fungsi ginjal ibu hamil, ada tidaknya protein dalam urin, dan juga mengetahui kadar gula dalam darah. Adanya protein dalam urin mengarah pada pre-eklampsia. Sedangkan kadar gula darah dapat menunjukkan apakah ibu hamil mengalami diabetes melitus atau tidak. 1.1.4 Pemeriksaan detak jantung Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah janin dalam berada dalam kondisi sehat dan baik. Permeriksaan detak jantung ini biasanya menggunakan Teknik Dopler sehingga ibu hamil dapat mendengarkan detak janin yang dikandungnya. 1.1.5 Pemeriksaan dalam Dilakukan untuk mengtahui ada tidaknya kehamilan, memeriksa apakah terdapat tumor, memeriksa kondisi abnormal di dalam rongga panggul, mendiagnosis adanya bisul atau erosi pada mulut rahim, melakukan pengambilan lendir mulut rahim (pap smear), mengetahui ada tidaknya penyakit kehamilan, mengetahui letak janin, dan untuk mengetahui ukuran rongga panggul sebagai jalan lahir bayi. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan di awal kehamilan.

1.1.6 Pemeriksaan perut Dilakukan untuk melihat posisi atas rahim, mengukur pertumbuhan janin, dan mengetahui posisi janin. Pemeriksaan ini harus dilakukan secara rutin setiap kali dilakukan pemeriksaan dengan dokter kandungan atau bidan. 1.1.7 Pemeriksaan kaki Dilakukan untuk mengetahui adanya pembengkakan (oedema) dan kemungkinan varises. Pembengkakan yang terjadi di minggu akhir kehamilan adalah normal, namun pembengkakan yang berlebihan menandakan pre-eklampsia, 1.1.8 Pemeriksaan darah Pemeriksaan darah bertujuan untuk mengetahui kesehatan umum ibu hamil. Pemeriksaan darah juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan AFP (alpha fetoprotein). Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan gangguan saluran saraf tulang belakang dan untuk mendeteksi otak janin. Kadar AFP yang rendah menunjukkan adanya kemungkinan down sindrome pada janin. Biasanya pemeriksaan AFP dilakukan pada usia kehamilan sekitar 15-20 minggu. 1.1.9 Uji TORCH (Toksoplasma Rubella Cytomegalovirus Herpes simpleks) Dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi parasit seperti TORCH di dalam tubuh ibu hamil. Infeksi TORCH biasanya menyebabkan bayi terlahir dengan kondisi cacat atau mengalami kematian. Pemeriksaan TORCH dilakukan dengan menganalisis kadar imunogloblin G (IgG) dan

imunoglobin M (IgM) dalam serum darah ibu hamil. Kedua zat ini termasuk ke dalam sistem kekebalan tubuh. Jika ada zat asing atau kuman yang menginfeksi tubuh, maka tubuh akan memproduksi IgG dan IgM untuk melindungi tubuh. Banyak sedikitnya IgG dan IgM dalam serum darah mengindikasikan ada tidaknya infeksi serta besar kecilnya infeksi. Jika hasil IgG negatif, berarti infeksi terjadi pada masa lalu dan kini sudah tidak aktif lagi. Jika hasil IgM positif, berarti infeksi masih berlangsung aktif dan ibu hamil memerlukan pengobatan agar janin dalam kandungan yang terinfeksi dapat segera ditangani sehingga infeksi tidak semakin buruk. 1.2 Perawatan Kehamilan Perawatan kehamilan adalah memberikan pengawasan atau pemeliharaan ibu hamilsampai melahirkan bayinya, dengan tujuan menurunkan angka kesakitan dan angka kematian pada ibu-ibu hamil, melahirkan serta nifas, serta menurunkan angka kematian bayi sampai umur sekitar 1 tahun serta anak-anak prasekolah. Karenanya seorang ibu hamil kesehatannya perlu diawasi atau dirawat agar: a. Ibu hamil selalu dalam keadaan sehat dan selamat b. Bila timbul kelainan pada kehamilan atau timbul gangguan kesehatannya, dapat diketahui secara dini dan dapat dilakukan perawatan yang tepat. c. Dapat diberikan penyuluhan tentang cara memelihara diri sendiri waktu hamil d. Dapat diberikan suntikan kekebalan terhadap tetanus

Pelaksanaan Perawatan Kehamilan bagi bidan: a. Memberikan penyuluhan atau menganjurkan para ibu untuk pergi memeriksakan kehamilannya ke rumah sakit secara teratur. b. Memberikan penyuluhan kepada ibu tentang: Kebersihan perorangan, mandi setiap hari, kuku dipotong pendek, cukup istirahat dan tidur, makanan bergizi, pengetahuan tentang keluarga berencana dan anjuran untuk mempersiapkan alat yang diperlukan untuk persalinan dan untuk bayi yang akan dilahirkan. c. Dengan pengamatan yang cermat, bila didapati kelainan pada ibu hamil atau keluhan yang tidak wajar, maka akan dirujuk ke dokter ahli kebidanan dan kandungan. 1.3 Persalinan Persalinan merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil, sebuah waktu yang menyenangkan namun di sisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan. Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama sembilan bulan bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia. Di sisi lain persalinan juga menjadi mendebarkan khususnya bagi calon ibu baru, dimana terbayang proses persalinan yang menyakitkan, mengeluarkan energi yang begitu banyak, dan sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Ada baiknya para calon ibu mengetahui proses atau tahapan persalinan seperti apa, sehingga para calon ibu dapat mempersiapkan segala halnya guna menghadapi proses persalinan ini. Proses persalinan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu :

a. Kala I (Tahap pembukaan) In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi atas dua fase yaitu: 1. Fase Laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm 2. Fase aktif: yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan deselerasi Kala I adalah tahap terlama, berlangsung 12-14 jam untuk kehamilan pertama dan 6-10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir. Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Kala I persalinan di sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim. Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu. Menjelang berakhirnya kala I, pembukaan jalan lahir sudah hampir sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin kuat. Anda mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan wanita yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang paling berat. Anda akan merasakan datangnya rasa mulas yang sangat hebat dan

terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah bawah, seperti ingin buang air besar. Menjelang akhir kala pertama, kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan memasuki kala II. b. Kala II (Tahap pengeluaran bayi) Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Anda merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai kelihatan, vulva (bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara anus-vagina) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala diikuti oleh seluruh badan janin. Ibu akan merasakan tekanan yang kuat di daerah perineum. Daerah perineum bersifa elastis, tapi bila dokter/bidan memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di daerah perineum (episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat tekanan bayi c. Kala III (Tahap pengeluaran plasenta) Dimulai setelah bayi lahir, dan plasenta akan keluar dengan sendirinya. Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5-30 menit. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim, plasenta akan terlepas. Setelah

itu dokter/bidan akan memeriksa apakah plasenta sudah terlepas dari dinding rahim. Setelah itu barulah dokter/bidan membersihkan segalanya termasuk memberikan jahitan bila tindakan episiotomi dilakukan d. Kala IV (Tahap pengawasan) Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina, tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa jaringan. Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot rahim. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan sehingga jika perdarahan semakin hebat, dapat dilakukan tindakan secepatnya. 1.4 Inisiasi Menyusui Dini Kebanyakan ibu tidak tahu bahwa membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah kelahiran atau yang biasa disebut proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sangat bermanfaat. Proses yang hanya memakan waktu satu jam tersebut berpengaruh pada sang bayi seumur hidup. Dengan melakukan Inisiasi Menyusui Dini, bayi belajar beradaptasi dengan kelahirannya di dunia. Dia yang baru saja keluar dari tempat ternyaman di dunia di dalam rahim sang ibu, tentunya merasa trauma

ketika harus berada di dunia luar. Selain itu, kedekatan antara ibu dengan bayinya akan terbentuk dalam proses Inisiasi Menyusui Dini tersebut. Sebab, dengan memisahkan si ibu dengan si bayi ternyata daya tahan tubuh si bayi akan drop hingga mencapai 25%. Ketika si ibu bersama dengan si bayi, daya tahan si bayi akan berada dalam kondisi prima, dan si ibu bisa melakukan proteksi terhadap si bayi jika memang perlu. Selain itu, kemampuan bayi untuk menyusu pun berkurang. Dokter Spesialis Anak menyatakan, sebanyak 50 persen bayi lahir normal yang dipisahkan dari ibunya saat dilahirkan tidak dapat menyusu, sedangkan bayi yang lahir dengan bantuan tindakan atau obat-obatan dan dipisahkan dari ibunya nyaris semua tidak dapat menyusu. Kedekatan ibu dan bayi setelah dilahirkan sangat penting untuk proses selanjutnya, merupakan keuntungan awal IMD. Melakukan Inisiasi Menyusu Dini dipercaya akan membantu meningkatkan daya tahan tubuh si bayi terhadap penyakit yang berisiko kematian tinggi. Misalnya kanker saraf, leukimia, dan beberapa penyakit lainnya. Tidak hanya itu, Inisiasi Menyusui Dini juga dinyatakan menekan Angka Kematian Bayi (AKB) baru melahirkan hingga mencapai 22 persen. Di Indonesia saat ini tercatat Angka Kematian Bayi masih sangat tinggi yaitu 35 tiap 1.000 kelahiran hidup, itu artinya setiap hari 250 bayi meninggal, dan sekitar 175.000 bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun. Jika diibaratkan seolah-olah setiap hari ada satu jumbo jet yang seluruh penumpangnya bayi jatuh, dan akhirnya semua

penumpangnya meninggal. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa, 22 persen kematian bayi yang baru lahir - yaitu kematian bayi yang terjadi dalam satu bulan pertama dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Mengacu pada hasil penelitian itu, maka diperkirakan program "Inisiasi Menyusui Dini" dapat menyelamatkan sekurangkurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan pertama kelahiran. Dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama, bayi akan mendapat zat gizi yang penting dan mereka terlindung dari berbagai penyakit berbahaya pada masa yang paling rentan dalam kehidupannya. Itu pula sebabnya Inisiasi Menyusui Dini tahun ini menjadi tema "Pekan ASI se-Dunia", sesuai dengan ketetapan yang dikeluarkan oleh World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) atau Asosiasi ASI Dunia yang dilakukan 1-7 Agustus 2008 yang lalu. Sayangnya, berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002-2003 hanya ada empat persen bayi yang mendapat ASI dalam satu jam kelahirannya. Hal itu sangat ironis, apalagi lanjut Survei Demografi Kesehatan Indonesia, hanya delapan persen bayi Indonesia yang mendapat ASI eksklusif enam bulan, sedangkan pemberian susu formula terus meningkat hingga tiga kali lipat dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Apa sebenarnya Inisiasi Menyusui Dini itu? Inisiasi Menyusui Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri

segera setelah lahiran. Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam. 1.4.1 Proses Inisiasi Menyusu Dini : a. Sesaat setelah lahiran sehabis ari-ari dipotong, bayi langsung diletakkan di dada si ibu tanpa membersihkan si bayi kecuali tangannya, kulit bertemu kulit. Ternyata suhu badan ibu yang baru saja melahirkan adalah 1 derajat Celcius lebih tinggi. Namun jika si bayi itu kedinginan, otomatis suhu badan si ibu jadi naik 2 derajat Celcius, dan jika si bayi kepanasan, suhu badan ibu akan turun 1 derajat Celcius. Jadi Tuhan sudah mengatur bahwa si ibu yang akan membawa si bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada si ibu, biasanya si bayi hanya akan diam selama 20-30 menit, dan ternyata hal ini terjadi karena si bayi sedang menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan. b. Setelah si bayi merasa lebih tenang, maka secara otomatis kaki si bayi akan mulai bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Ternyata gerakan ini pun bukanlah gerakan tanpa makna, karena ternyata kaki si bayi itu pasti hanya akan menginjak-injak perut ibunya di atas rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan si ibu. Lama dari proses ini tergantung dari si bayi. c. Setelah melakukan gerakan kaki tersebut, bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangan si bayi sama dengan bau air ketuban. Dan juga ternyata wilayah sekitar puting si

ibu itu juga memiliki bau yang sama, jadi dengan mencium bau tangannya, si bayi membantu untuk mengarahkan kemana dia akan bergerak. Dia akan mulai bergerak mendekati puting ibu. Ketika sudah mendekati puting si ibu, si bayi itu akan menjilat dada si ibu. Ternyata jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada si ibu dari bakteri patogen dan begitu masuk ke tubuh si bayi akan diubah menjadi bakteri yang baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi karena hanya si bayi yang tahu seberapa banyak dia harus membersihkan dada si ibu. d. Setelah itu, si bayi akan mulai mengisap puting susu si ibu, yang bertujuan untuk merangsang supaya Air Susu Ibu (ASI) segera berproduksi dan bisa keluar. Lamanya kegiatan ini juga tergantung dari si bayi itu. e. Terakhir baru mulailah si bayi itu menyusu. 1.4.2 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini a. Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang. Selain mendapatkan kolostrum yang bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI ekslusif akan menurunkan kematian. b. ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga mengandung penyerap. Susu formula tak diberi enzim sehingga penyerapannya tergantung enzim di usus anak. Sehingga ASI tidak merebut enzim anak. c. Yang sering dikeluhkan ibu-ibu adalah suplai ASI yang kurang,

padahal ASI diproduksi berdasarkan demand (permintaan si bayi tersebut). Jika diambil banyak, akan diberikan banyak. Sedangkan bayi yang diberikan susu formula perlu waktu satu minggu untuk mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkannya. d. Pengisapan bayi pada payudara merangsang pelepasan hormon oksitosin sehingga membantu involusi uterus dan membantu mengendalikan perdarahan. e. Inti dari semua itu adalah ASI ekslusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Namun karena informasi ASI yang kurang, tanpa kita sadari sudah menggangu proses kehidupan manusia sebagai makhluk mamalia. Inisiasi Menyusui Dini memang hanya 1 jam, tapi mempengaruhi seumur hidup si Bayi. 1.5 Perawatan Nifas 1.5.1 Pengertian Nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ kandungan atau rahim kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama sekitar 40 hari atau 6-8 minggu. 1.5.2 Klasifikasi Nifas Nifas dapat dibagi kedalam 3 periode : a. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan jalan. b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat genetalia yang lamanya 6 8 minggu. c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali

dan sehat sempurna seperti sebelum kehamilan. 1.5.3 Tujuan Asuhan Nifas Asuhan nifas bertujuan untuk : a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologisnya. b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang sehat. d. Memberikan pelayanan KB. e. Mempercepat involusi alat kandung. f. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi puerperium. g. Melancarkan fungsi alat gastro intestinal atau perkamihan. h. Meningkatkan kelancaran peredarahan darah sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme. 1.5.6 Program dan Kebijakan Teknis Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir. Untuk mencegah, mendeteksi serta menangani masalah masalah yang terjadi. Tujuan kunjungan masa nifas yaitu: 1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. 2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya. 3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa

nifas. 4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya. 1.5.7 Kunjungan masa nifas terdiri dari : 1). Kunjungan I: 6 8 jam setalah persalinan Tujuannya: a). Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. b). Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, merujuk bila perdarahan berlanjut. c). Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. d). Pemberian ASI awal. e). Melakukan hubungan antara ibu dan bayi. f). Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi 2). Kunjungan II: 6 hari setelah persalinan Tujuannya: a). Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. b). Menilai adanya tandatanda demam infeksi atau perdarahan abnormal. c). Memastikan ibu mendapat cukup makanan, minuman dan istirahat.

d). Memastikan ibu menyusui dengan dan memperhatikan tanda penyakit. e). Memberikan konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari hari. 3). Kunjungan III: 2 minggu setelah persalinan Tujuannya : sama dengan di atas ( 6 hari setelah persalinan 4). Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan. Tujuannya : a). Menanyakan ibu tentang penyakit yang dialami. b). Memberikan konseling untuk KB secara dini 1.6 Perawatan Bayi Sedikitnya ada 7 perawatan bayi baru lahir yang harus dilakukan: 1. Perawatan Mata Kedua mata di bersihkan dengan kapas bersih yang sudah dibasahi dengan air matang. Jangan lupa perhatikan di kedua mata bayi yang baru lahir, apakah ada tanda infeksi mata. Mata yang terinfeksi akan banyak kotoran, putih mata biasanya merah dan kelopak mata membengkak. Apabila ada tanda tersebut konsultasikan dengan tenaga medis atau terdekat. 2. Perawatan Wajah Agar bayi terhindar dari infeksi kulit maka kulit wajahpun harus dijaga kebersihannya dengan cara kulit wajah di seka dengan air matang. 3. Perawatan Mulut

Bila pada mulut, bibir, atau lidah bayi tampak seperti bekas susu yang tebal dan sulit dibersihkan, maka bayi tersebut kena jamur mulut. Apabila ada tanda-tanda tersebut konsultasikan dengan tenaga medis atau bidan terdekat. 4. Perawatan kulit Bayi. Pada lipatan kulit harus senantiasa dijaga agar senantiasa kering, kulit yang lembab mudah terkena infeksi. Apabila bayi BAK atau BAB bersihkan dengan air hangat, kemudian dilap sampai kering dengan kain yang halus. 5. Perawatan Tali Pusat Bungkus tali pusat dengan kasa steril hingga membungkus pangkal dan tali pusat, gantilah kasa 2 kali sehari sehabis mandi dan jika basah oleh air kencing, tali pusat harus senantiasa kering dan tidak berbau, Apabila tali pusat terinfeksi akan basah berbau dan merah meradang, bayi akan menangis bila tali pusatnya tersentuh. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menghindarkan bayi dari penyakit tetanus dan radang selaput otak. Tali pusat yang sehat akan terlepas/puput setelah bayi berumur 6-7 hari. 6. Pemakaian Popok. Ganti popok bayi setiap kali basah oleh air kencing dan tinja. Bersihkan bagian bokong bayi dengan air bersih dan keringkan. Perawatan ini dilakukan untuk mencegah infeksi kulit atau kulit lecet. Jangan memberi bedak berlebihan. 7. Memandikan Bayi.

Mandikan bayi di ruangan yang cukup hangat dan tak banyak angin. Mandikan bayi 2 kali sehari dengan mengunakan air bersih dan sabun khusus bayi. Sabun mandi orang dewasa tak boleh dipakai oleh kulit bayi. Cek kehangatan suhu air dengan menggunakan siku ibu. 1.7 Pijat bayi Pijat bayi sudah semakin umum dilakukan oleh banyak orang tua. Pemijatan bayi merupakan kegiatan yang menyenangkan yang membuat orang tua dapat berkomunikasi dengan bayinya baik secara fisik maupun emosi. Seraya memijat dengan lembut, orang tua bisa sambil berbicara dan bersenandung kepada si bayi. Dan biasanya, sang bayi akan membalas dengan tawa, senyuman, atau celoteh yang menyenangkan. 1.7.1 Tujuan pijat bayi Apa tujuan memijat bayi? Berikut ini beberapa manfaat memijat bayi: a. Pernyataan kasih sayang Yang terutama yaitu bayi akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan bayi. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa membuat bayi merasakan pernyataan kasih sayang orang tua. b. Menguatkan otot Pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk menguatkan otot bayi. c. Membuat bayi lebih sehat Memijat bayi bisa memerlancar sistem peredaran darah, membantu proses pencernaan bayi, dan juga memerbaiki

pernapasan bayi. Bahkan memijat bayi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si bayi. d. Membantu pertumbuhan Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat badan akan lebih baik dengan memijat bayi. Bahkan untuk bayi prematur, berat badan bisa bertambah hingga 47 persen dibanding jika tidak dipijat. e. Meningkatkan kesanggupan belajar Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran si bayi, akan meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar sang bayi. f. Membuat bayi tenang Dengan memijat bayi, sama seperti orang dewasa, akan membuat bayi merasa rileks. Hal ini dapat membuat ia bisa tidur lelap lebih lama dan akan lebih tenang. 1.7.2 Cara Memijat Bayi Pemijatan bayi bisa dilakukan dengan usapan yang lembut pada kaki dan telapak kaki bayi. Lalu dilanjutkan pada punggung, dada, perut, lengan, dan muka bayi. Lakukan dengan senyuman dan tatapan mata yang lembut kepada si bayi sehingga membuat bayi merasa tenteram dan nyaman. Satu tips yang menarik yaitu sebelum memijat, tatap dan belailah wajah sang bayi seolah Anda meminta ijin untuk memijatnya. Pemijatan dapat dilakukan pada bayi berusia kurang dari 1 tahun. Pemijatan dapat dilakukan setiap hari yaitu pada pagi hari saat bayi

bangun dan pada malam hari sebelum bayi tidur. Jangan lupa membersihkan tangan Anda sebelum memijat bayi. Hindari mengenakan perhiasan seperti cincin atau gelang yang dapat menggores kulit bayi yang lembut. Baringkan bayi di atas tempat yang lembut dan bersih. Saat mengusap atau memijat, jangan dalam kondisi bayi lapar. Karena bayi akan tidak menikmati pijatan Anda dan lebih sering menangis. Sebelum memijat, Anda bisa melumuri tubuh bayi dengan lotion bayi yang lembut. Saat memijat, awali dengan sentuhan lembut, lalu secara bertahap tambah tekanan pada sentuhan Anda sampai taraf yang patut bagi tubuh bayi yang lembut. Mulailah pijatan dari daerah kaki. Bayi lebih menyenangi dipijat pada area kaki. Lalu lanjutkan dengan area lainnya dan akhiri dengan area punggung. Jika bayi menangis, segera hentikan pijatan. Bisa jadi bayi sudah merasa tidak nyaman karena lapar, ingin digendong, atau ingin tidur. Setelah selesai, bersihkan tubuh bayi. Jika pijatan dilakukan pagi hari, bisa dilanjutkan dengan memandikan bayi. Jika dilakukan pada malam hari, cukup bersihkan tubuh bayi dengan air hangat. Bayi butuh ungkapan kasih sayang dari orang tua. Salah satu cara adalah dengan pijat bayi. Dengan melakukan pemijatan yang tepat, bayi Anda akan mendapat banyak manfaat. 1.8 Imunisasi Setelah lahir, bayi belum punya daya tahan yang cukup untuk menangkal berbagai penyakit. Walaupun memperoleh antibodi bawaan

yang diberikan ibu sejak dalam kandungan, bayi memerlukan perlindungan tambahan untuk menjaga ketahanan tubuhnya terhadap penyakit. Imunisasi merupakan suntikan vaksin atau bahan antigenik untuk menghasilkan kekebalan aktif pada tubuh bayi. Gunanya untuk mencegah dan mengenali beberapa penyakit tertentu yang mungkin mengancamnya. Sejak lahir, bayi memerlukan berbagai jenis imunisasi hingga mencapai kanak-kanak. Beberapa imunisasi bayi yang perlu Anda tahu di antaranya: 1. Imunisasi BCG Vaksin ini agar tubuh bayi kebal terhadap bakteri tuberkulosis (TBC). BCG diberikan sekali sebelum anak berumur dua bulan. Imunisasi polio diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi Campak diberikan satu kali pada bayi usai 9-11 bulan. Imunisasi hepatitis B harus diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini bersifat wajib dan disubsidi pemerintah. 2. Imunisasi DPT Imunisasi DPT adalah vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi fatal. DPT diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi ini juga diwajibkan pemerintah.

3.Imunisasi DT Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Imunisasi diberikan bagi anak dengan kebutuhan khusus, misalnya sudah mendapat suntikan DPT. 4. Imunisasi TT Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh. 5. Imunisasi MMR Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama, meningitis, pembengkakan buah zakar yang berakibat kemandulan. 6. Imunisasi Hib Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Sampai saat ini, imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Dua jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.

7. Imunisasi Meningitis Imunisasi ini belum diwajibkan pemerintah karena biayanya masih cukup besar. Imunisasi dilakukan bagi bayi di bawah usia satu tahun hingga balita. Imunisasi ini mencegah terjadinya infeksi meningitis atau lapisan otak yang banyak terjadi pada bayi dan balita. 8.Imunisasi Varisella Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air. 9.Imunisasi HBV Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Karena itu imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Jadwal pemberian imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung kesepakatan dokter dan orangtua. Bayi yang baru lahir pun bisa memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang sesuai petunjuk dokter. 10.Imunisasi Pneumokokus Konjugata Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah) 11.Imunisasi Tipa Imunisasi tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat bisa bertahan selama 3-5 tahun dan harus diulang kembali. Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis: imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama

3 kali. Biasanya untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul. 12.Imunisasi Hepatitis A Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi bila terkena penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar 1 sampai 2 bulan. Jadwal pemberian yang dianjurkan tak berbeda dengan imunisasi hepatitis B. Vaksin hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak enam hingga 12 bulan.

BAB III HASIL

Rancangan leaflet mengakomodasi masukan dan saran dari pihak terkait. Model foto dalam leaflet adalah salah seorang dokter rumah sakit yang kebetulan sedang hamil dan dengan senang hati diambil gambarnya. Leaflet dirancang dengan bantuan tim IT rumah sakit dan dicetak oleh Koperasi Karyawan RS sesuai dengan prinsip pemberdayaan sumber daya yang ada. Rencana ke depan akan dibuat leaflet Inisiasi Menyusui Dini dan Pijat Bayi, dan X-banner dengan tema yang sama.

BAB IV PENUTUP Demikian penyampaian kami sehubungan dengan tugas akhir mata kuliah antropologi, yang mana secara riil dapat kami aplikasikan dalam salah satu kegiatan rumah sakit. Tak lupa kami ucapkan banyak terima kasih pada berbagai pihak yang berperan dalam pembuatan leaflet ini.

You might also like