You are on page 1of 32

INFEKSI NOSOKOMIAL

KDPK,24 okt 2008 Dr.Yunike RH

Konsep Dasar Infeksi Nosokomial


Infeksi:adanya organisme pd jar / cairan tbh yg dsertai su/ g/ klinis lokal / sistemik. Infeksi yg muncul slm ssorang tsb dirawat di RS & mulai mnunjukkan su/ g/ slm ssorang itu dirawat /stlh selesai dirawat dsbt infeksi nosokomial. pasien yg masuk RS & mnunjukkan tanda infeksi < 72 jam mnunjukkan bhw masa inkubasi peny tlh tjd sblm pasien msk RS, & infeksi yg baru mnunjukkan g/ stlh 72 jam pasien di RS baru dsbt infeksi nosokomial Infeksi nosokomial dpt b asal dr dlm tbh penderita / luar tbh. Infeksi endogen dsebabkn o/ MO yg semula mmg sdh ada didlm tbh & bpindah ke tmpt baru yg dsbt dgn self infection / auto infection. infeksi eksogen (cross infection) dsbbkn o/ MO yg b asal dr RS & dr satu pasien ke pasien lainnya.

RUMAH SAKIT

Suatu tmpt dimana org yg sakit dirawat & ditmptkn dlm jarak yg sgt dekat. Di tempat ini pasien mdptkan terapi dan perawatan u/ dpt sembuh. Ttp,RS selain u /mcari ksembuhan, jg mrpkan depot bg bbagai mcm peny yg b asal dr penderita atau dr pengunjung yg bstatus karier. Kuman peny ini dpt hidup & bkembang di lingk RS, spt; udara, air, lantai, makanan dan benda2 medis maupun non medis. Tjdnya infeksi nosokomial a/ mnimbulkan byk kerugian, al : lama hari perawatan btambah panjang penderitaan bertambah biaya meningkat

studi deskriptif Suwarni, A di semua RS di Yogyakarta thn 1999 mnunjukkan bhw proporsi kjdan inf nosokomial bkisar antara 0,0% - 12,06%, rata-rata kseluruhan 4,26%. U/ rerata lama perawatan bkisar antr 4,3 11,2 hari, dgn rata2 6,7 hari. Stlh dteliti lbh lanjut mk ddptkan bhw angka kuman lantai ruang prawatan mpunyai hub bmakna dgn infeksi nosokomial. Slm 10-20 thn blkg ini tlh byk pkemb yg tlh dbuat u/ mcari mslh utama thd mningkatnya angka kejadian inf nosokomial di byk negara, dan dibbrp negara, kondisinya sgt mprihatinkan. Keadaan ini justru mplama wkt prawatan dan perub pengobatan dgn obat2 mahal, serta pgunaan jasa di luar RS. Krn itulah, dinegara2 miskin & bkembang, pcegahan inf nosokomial lbh diutamakan u/ dpt mningkatkan kualitas pelay pasien diRS & fasilitas kesehatan Di bbrp bag, tu di bag peny dlm, tdpt byk prosedur dan tindakan yg dlakukan utk mbantu diagnosa atau mmonitor pjlnan peny & terapi yg dpt msbbkan pasien ckp rentan tkena inf nosokomial. Pasien umur tua, bbaring lama, atau bbrp tindakan spt prosedur diagnostik invasif, infus yg lama & kateter urin yg lama, atau pasien dgn peny ttt yaitu peny yg mmerlukan kemoterapi, dgn peny yg sgt parah, peny kganasan, diabetes, anemia, peny autoimun & pgunaan imuno supresan atau steroid ddptkan bhw resiko tkena infeksi lebih besar Sumber penularan dan cara penularan tu mll tangan & dr ptgs kes atau personil kes lainnya, jarum injeksi, kateter iv, kateter urin, kasa pembalut atau perban, & cara yg keliru dlm mnangani luka. Infeksi nosokomial tdk hy mengenai pasien sj, tp jg dpt mengenai slrh personil RS yg bhub lgsg dgn pasien atau penunggu & para pengunjung pasien

EPIDEMIOLOGI
Infeksi nosokomial byk tj di slrh dunia dgn kjdan tbyk di neg miskin & neg yg sdg bkembang krn peny2 infeksi msh mjadi psbb utama. penelitian dlakukan o/ WHO mnunjukkan bhw sktr 8,7% dr 55 RS dr 14 neg berasal dr Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik ttp mnunjukkan infeksi nosokomial dgn Asia Tenggara sbyk 10,0% Walau ilmu pengetahuan & penelitian ttg mikrobiologi mningkat pesat pd 3 dekade trakhir & sdkt demi sdkt resiko infeksi dpt dcegah, ttpi smkn mningkatnya pasien2 dgn peny immunocompromised, bakteri yg resisten antibiotik, super infeksi virus & jamur, dan prosedur invasif, msh msbbkan infeksi nosokomial mtmblkan kematian sbyk 88.000 kss setiap thnnya jk mbandingkan kuman yg ada di masy, mikroorganisme yg berada di RS lbh bbhy & lbh resisten thdp obat, krn itu perlu antibiotik yg lbh poten / su/ kombinasi antibiotik. Semua kondisi ini dpt mningkatkan resiko infeksi kpd pasien.

Faktor Penyebab
Agen Infeksi Pasien tpapar bbg mcm mo slm drawat di RS. Kontak antr pasien dan bbg mcm mo tdk sll mnimbulkan g/ klinis krn byk faktor lain yg dpt msbbkan tjdnya inf nosokomial. Kmgknan tjdnya infeksi tgt pd: karakteristik mikroorganisme, resistensi thdp zat-zat antibiotika, tingkat virulensi, byknya materi infeksius. Semua mo tmsk bakteri, virus, jamur & parasit dpt msbbkan inf nosokomial. Infeksi ini dpt dsbbkan o/ mo yg ddpt dr org lain (cross infection) atau dsbbkan o/ flora normal dr pasien itu sndr (endogenous infection). Kbykan inf yg tjd di RS lbh dsbbkan krn fkt eksternal, yaitu peny yg psebarannya mll makanan dr udara dan benda / bahan2 yg tdk steril. Peny yg ddpt dr RS kbykan dsbbkan o/ mo umumnya sll pd manusia yg sbelumnya tdk atau jrg msbbkan peny pd org normal

Bakteri dpt dtemukan sbg flora normal dlm tbh manusia yg sehat. Kberadaan bakteri dsini sgt ptg dlm mlindungi tbh dr dtgnya bakteri patogen. Ttpi pd bbrp kss dpt msbbkan infeksi jk manusia tsbt mpyi toleransi yg rendah thdp mo. Co/ Escherichia coli plg byk djumpai sbg psbb infeksi saluran kemih. Bakteri patogen lbh bbhy & msbbkan infeksi baik scr sporadik maupun endemik. Co/ : Anaerobik Gram-positif, Clostridium yg dpt msbbkan gangren Bakteri gram-positif: Staphylococcus aureus yg mjd parasit di kulit & hidung dpt msbbkan ggn pd paru, pulang, jantung & inf pemblh darah serta srgkali tlh resisten thdp antibiotika. Bakteri gram negatif: Enterobacteriacae, co/ Escherichia coli, Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Pseudomonas srg skl dtemukan di air & pnampungan air yg msbbkan inf di sal pencernaan & pasien yg dirawat. Bakteri gram negatif ini btgg jwb sktr 1/2 dr semua inf di RS. Serratia marcescens, dpt msbbkan infeksi serius pd luka

BAKTERI

VIRUS
infeksi nosokomial dsbbkan o/ bbg mcm virus, tmsk virus hepatitis B dan C dgn media penularan dr transfusi, dialisis, suntikan dan endoskopi. Respiratory syncytial virus (RSV), rotavirus, dan enteroviruses yg dtularkan dr kontak tangan ke mulut atau mll rute faecal-oral. Hepatitis & HIV dtularkan mll pmakaian jarum suntik, dan transfusi darah. Rute penularan u/ virus sm spt mo lainnya. Infeksi gastrointestinal, infeksi traktus respiratorius, penykt kulit & dr darah. Virus lain yg srg msbbkn infeksi nosokomial adlh cytomegalovirus, Ebola, influenza virus, herpes simplex virus, dan varicella-zoster virus Bbrp parasit spt Giardia lamblia dpt mnular dgn mdh ke org dws dan anak2. Byk jamur dan parasit dpt tmbl slm pberian obat antibiotika bakteri dan obat immunosupresan, co/ infeksi dr Candida albicans, Aspergillus spp, Cryptococcus neoformans, Cryptosporidium

Parasit dan Jamur

Faktor tptg yg mpengaruhi tk toleransi dan respon tbh pasien adalah: Umur status imunitas penderita penyakit yang diderita Obesitas dan malnutrisi Org yg mgunakan obat2an immunosupresan dan steroid Intervensi yg dlakukan pd tbh u/ mlakukan d/ dan terapi. Usia muda dan tua bhub dgn pnurunan resistensi tbh thd infeksi lbh dpberat bila penderita mderita penykt kronis spt tumor, anemia, leukemia, diabetes mellitus, gagal ginjal, SLE dan AIDS. Keadaan ini mningkatkan toleransi tbh thd infeksi dr kuman yg semula bsifat opportunistik. Obat2an yg bsifat immunosupresif dpt mnurunkan ptahanan tbh thd infeksi. Byknya prosedur pmeriksaan penunjang dan terapi spt biopsi, endoskopi, kateterisasi, intubasi dan tindakan pembedahan meningkatkan resiko infeksi

RESPON DAN TOLERANSI TUBUH PASIEN

Infection by direct or indirect contact


Infeksi yg tjd krn kontak scr lgsg atau tdk lgsg dgn psbb infeksi. Pnularan infeksi ini dpt mll tangan, kulit dan baju, spt gol staphylococcus aureus. Dpt jg mll cairan yg dberikan intravena dan jarum suntik, hepatitis dan HIV. Peralatan dan instrumen kedokteran. Makanan yg tdk steril, tdk dmasak dan diambil mgunakan tangan yg msbbkan tjdnya cross infection

pnemuan dan pgunaan antibiotika penicillin thn 1950-1970, byk penykt serius dan fatal dpt dterapi dan dsembuhkan. kbhasilan ini msbbkan pgunaan blebihan dan penyalahgunaan dr antibiotika. Byk mo yg mjd lbh resisten. Mningkatnya resistensi bakteri dpt mningkatkan angka mortalitas tu thdp pasien yg immunocompromised. Resitensi dr bakteri di transmisikan antar pasien dan fk resistensinya di pindahkan antara bakteri. Pgunaan antibiotika trsmnerus justru mningkatkan multipikasi dan pesbaran strain yg resistan. Psbb utamanya krn: Pgunaan antibiotika yg tdk sesuai dan tdk tkontrol Dosis antibiotika yg tdk optimal Terapi dan pengobatan mgunakan antibiotika yg tll singkat Kesalahan diagnosa

RESISTENSI ANTIBIOTIKA

Byknya pasien yg mdpt obat antibiotika dan perubahan dr gen yg resisten thd antibiotika, makibatkan tblnya multiresistensi kuman thd obat2an tsbt. Pgunaan antibiotika scr besar2an u/ terapi dan profilaksis adlh fk utama tjdnya resistensi. Byk strains dari pneumococci,staphylococci, enterococci, dan tuberculosis tlh resisten thd byk antibiotika,klebsiella dan pseudomonas aeruginosa jg tlh bsifat multiresisten. Keadaan ini sgt nyata tjd tu di neg2 bkembang dmana antibiotika lini kedua blm ada atau tdk tsedia. Infeksi nosokomial sgt mpengaruhi angka morbiditas dan mortalitas di RS, dan mjd sgt ptg krn: Meningkatnya jmlh penderita yg dirawat Srgnya imunitas tbh mlemah krn sakit, pengobatan atau umur Mikororganisme yg baru (mutasi) Meningkatnya resistensi bakteri thd antibiotika

Dari suatu penelitian klinis, infeksi nosokomial tu dsbbkan infeksi dr kateter urin, infeksi jarum infus, infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi dr luka operasi & septikemia. Pmakaian infus dan kateter urin lama yg tdk dganti2. Diruang penykt dalam, dperkirakan 20-25% pasien mmerlukan terapi infus. Komplikasi kanulasi intravena dpt berupa ggn mekanis, fisis dan kimiawi. Komplikasi tsbt berupa: Ekstravasasi infiltrat : cairan infus msk ke jar sktr insersi kanula Penyumbatan : Infus tdk bfungsi sbagaimana mestinya tp dpt ddeteksi adanya ggn lain Flebitis : Tdpt pbengkakan, kemerahan dan nyeri spanjang vena Trombosis : Tdpt pbengkakan di spjg pembuluh vena yg mhambat aliran infus Kolonisasi kanul : Bila sdh dpt dibiakkan mikroorganisme dr bag kanula yg ada dlm pembuluh darah Septikemia : Bila kuman menyebar hematogen dr kanul Supurasi : Bila tlh tjd bentukan pus di sekitar insersi kanul

FAKTOR ALAT

fkt yg bperan dlm mningkatkan komplikasi kanula intravena


jns kateter, ukuran kateter, pmasangan mll venaseksi, kateter yg tpasang lbh dr 72 jam, kateter yg dpasang pd tungkai bawah, tdk mindahkan prinsip anti sepsis, cairan infus yg hipertonik dan darah transfusi krn mrupakan media ptumbuhan mo, peralatan tmbhan pd tmpt infus u/ paturan tetes obat, manipulasi tll srg pd kanula. Kolonisasi kuman pd ujung kateter mrupakan awal infeksi tmpt infus dan bakteremia.

Infeksi saluran kemih kejadian tsrg, sktr 40% infeksi nosokomial, 80% dhub dgn pgunaan kateter urin. tdk tll bbhy, ttp dpt msbbkan bakteremia dan makibatkan kematian. Organisme biasanya E.Coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas, atau Enterococcus. Infeksi tjd lbh awal lbh dsbbkan krn mo endogen, sdgkan infeksi yg tjd stlh bbrp wkt lama biasanya krn mikroorganisme eksogen Sulit u/ mcegah psebaran mikroorganisme spjg uretra yg melekat dgn pmukaan dr kateter. Biasanya pasien tinfeksi stlh 1-2 minggu pmasangan kateter. Psbb utama adlh kontaminasi tangan atau sarung tangan ketika pemasangan kateter, atau air yg dgunakan utk mbsrkan balon kateter. Dpt jg krn sterilisasi yg gagal dan teknik septik dan aseptik

Jenis Penyakit Infeksi Nosokomial

Pneumonia Nosokomial

terutama pasien yg mgunakan ventilator, tindakan trakeostomi, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi. Kuman psbb infeksi tsering dari gram negatif spt Klebsiella,dan Pseudomonas. sering berada di mulut, hidung, kerongkongan, dan perut. Keberadaan organisme ini dpt msbbkan infeksi krn aspirasi oleh organisme ke traktus respiratorius bagian bawah klmpk virus dsbbkan o/ cytomegalovirus, influenza virus, adeno virus, para influenza virus, enterovirus dan corona virus.

Faktor resiko tjd infeksi


Tipe dan jenis pernapasan Perokok berat Tidak sterilnya alat-alat bantu Obesitas Kualitas perawatan Penyakit jantung kronis Penyakit paru kronis Beratnya kondisi pasien dan kegagalan organ Tingkat penggunaan antibiotika Penggunaan ventilator dan intubasi Penurunan kesadaran pasien Penykt biasa dtemukan al: respiratory syncytial virus dan influenza. Pasien dgn sist imun rendah, pneumonia lbh dsbbkan krn Legionella dan Aspergillus. Sdgkan dineg dgn prevalensi pderita tuberkulosis yg tinggi, kbersihan udara hrs sgt dperhatikan

Bakteremi Nosokomial

Infeksi sktr 5 % total infeksi nosokomial, ttp dgn resiko kematian sgt tinggi, tu dsbbkan o/ bakteri yg resistan antibiotika spt Staphylococcus dan Candida. Infeksi muncul di tmpt msknya alat2 spt jarum suntik, kateter urin dan infus. Faktor utama psbb infeksi adlh panjangnya kateter, suhu tubuh saat mlakukan prosedur invasif, dan prawatan dr pmasangan kateter atau infus.

Infeksi Nosokomial lainnya

1. Tuberkulosis Psbb ut adlh adanya strain bakteri yg multidrugs resisten. Kontrol tptg adlh identifikasi yg baik, isolasi, dan pengobatan serta tekanan negatif dlm ruangan. 2. diarrhea dan gastroenteritis Mikroorganisme tsering berasal dari E.coli, Salmonella, Vibrio Cholerae dan Clostridium. Selain itu, dr gol virus lbh byk dsbbkan o/ gol enterovirus, adenovirus, rotavirus, dan hepatitis A. Bedakan antara diarrhea dan gastroenteritis

Faktor resiko dari gastroenteritis nosokomial


faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik: o abnormalitas dr ptahanan mukosa, spt achlorhydria o lemahnya motilitas intestinal, dan o perubahan pada flora normal. Faktor ekstrinsik: Pmasangan nasogastric tube dan mkonsumsi obat-obatan saluran cerna.

3. Infeksi pembuluh darah

Infeksi bkaitan dgn pgunaan infus, kateter jantung dan suntikan. Virus yg dpt mnular dr cara ini adlh virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan HIV. dibagi menjadi dua kategori utama: Infeksi pembuluh darah primer, muncul tp adanya tanda infeksi sblmnya, dan bbeda dgn organisme yg dtemukan dibagian tubuhnya yg lain Infeksi sekunder, muncul sbg akbt infeksi dr organisme yg sama dr sisi tubuh yg lain.

4. Dipteri, tetanus dan pertusis

Corynebacterium diptheriae, gram negatif pleomorfik, mproduksi endotoksin psbb tmblnya penykt, penularan tu mll sist pnafasan. Bordetella Pertusis, msbbkan batuk rejan. Siklus tiap 3-5 tahun dan infeksi muncul sbyk 50 dlm 100% individu yg tdk imun. Clostridium tetani, gram positif anaerobik yang msbbkan trismus dan kejang otot.

Infeksi kulit dan jaringan lunak


. Luka terbuka seperti ulkus, bekas terbakar, dan luka bekas operasi mperbesar kmgknan terinfeksi bakteri dan bakibat tjdnya infeksi sistemik. Dr gol virus yi herpes simplek, varicella zooster, dan rubella. Organisme yg minfeksi a/ bbeda pd tiap populasi krn pbedaan pelayanan kesehatan yg dberikan, pbedaan fasilitas yg dimiliki dan pbedaan neg yg ddiami.

Infeksi pd tulang dan sendi Osteomielitis, infeksi tulang atau sendi dan discus vertebralis Infeksi sistem Kardiovaskuler Infeksi arteri atau vena, endokarditis, miokarditis, perikarditis dan mediastinitis Infeksi sistem saraf pusat Meningitis atau ventrikulitis, absess spinal dan infeksi intra kranial Infeksi mata, telinga, hidung, dan mulut Konjunctivitis, infeksi mata, otitis eksterna, otitis media, otitis interna, mastoiditis, sinusitis, dan infeksi saluran nafas atas. Infeksi pada saluran pencernaan Gastroenteritis, hepatitis, necrotizing enterocolitis, infeksi intra abdominal Infeksi sistem pernafasan bawah Bronkhitis, trakeobronkhitis, trakeitis, dan infeksi lainnya Infeksi pada sistem reproduksi Endometriosis dan luka bekas episiotomi

Infeksi Sistemik

Pencegahan terjadinya Infeksi Nosokomial

diperlukan rencana yg terintegrasi, monitoring dan program yg tmsk: Mbatasi transmisi organisme dr atau antar pasien dgn cara mcuci tangan dan pgunaan sarung tangan, tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan disinfektan. Mengontrol resiko penularan dr lingkungan. Melindungi pasien dgn pgunaan antibiotika yg adekuat, nutrisi yg cukup, dan vaksinasi. Mbatasi resiko infeksi endogen dgn mminimalkan prosedur invasif. Pengawasan infeksi, identifikasi penykt dan mengontrol penyebarannya.

Dekontaminasi tangan
Transmisi penykt mll tangan diminimalisasi dgn mjaga hiegene dr tangan. Ttp pd kenyataannya sulit dlakukan dgn benar, krn byknya alasan spt kurangnya peralatan, alergi produk pencuci tangan, sdkt pengetahuan ttg ptgnya hal ini, dan wkt mcuci tangan yg lama. penggunaan sarung tangan sgt dianjurkan bila a/ mlakukan tindakan atau pemeriksaan pd pasien dengan penykt2 infeksi. ingat: Mmakai sarung tangan ketika m ambil atau msentuh darah, cairan tubuh, atau keringat, tinja, urin, membran mukosa dan bahan yg kita anggap tlh tkontaminasi, dan segera mencuci tangan stlh melepas sarung tangan.

Instrumen yg srg digunakan Rumah Sakit


Simonsen et al (1999) menyimpulkan bhw > 50% suntikan yg dlakukan di neg bkembang tdk aman (co/ jarum, tabung atau keduanya yg dpakai berulang2) dan byknya suntikan yg tdk penting (mis penyuntikan antibiotika).Utk mcegah psebaran penykt mll jarum suntik mk diperlukan: Pengurangan penyuntikan yg kurang diperlukan Pgunakan jarum steril Pgunaan alat suntik disposabel. Masker, sbg pelindung thdp penykt yg ditularkan mll udara. Bgt dgn pasien yg mderita infeksi sal nafas, hrs mgunakan masker saat keluar dr kamar penderita. Sarung tangan, digunakan tu saat msentuh darah, cairan tubuh, feses maupun urine. Sarung tangan hrs sll dganti u/ tiap pasien. Stlh mbalut luka atau tkena benda yg kotor, sarung tangan hrs segera dganti Baju khusus jg hrs dpakai u/ melindungi kulit dan pakaian slm kita melakukan suatu tindakan u/ mcegah percikan darah, cairan tubuh, urin dan feses

Mencegah penularan dr lingk rumah sakit


Pembersihan yg rutin sgt ptg u/ myakinkan bhw RS sgt bersih dan benar2 bersih dr debu, minyak dan kotoran. sktr 90 % kotoran yg tlihat pasti mgd kuman. Hrs ada wkt yg teratur u/ mbersihkan dinding, lantai, tmpt tidur, pintu, jendela, tirai, km, dan alat2 medis yg tlh dpakai Pengaturan udara yg baik sukar dlakukan di byk fasilitas kesehatan. Usahakan pemakaian penyaring udara, tu bagi penderita dgn status imun yg rendah atau bagi penderita yg dpt msebarkan penykt mll udara. Kamar dgn pengaturan udara yg baik a/ lbh byk mnurunkan resiko tjdnya penularan tuberkulosis. RS hrs mbangun fasilitas psaring air dan mjaga kebersihan pemrosesan serta filternya u/ mcegah tjdnya ptumbuhan bakteri. Sterilisasi air pd RS dgn prasarana tbatas dpt mgunakan panas matahari Toilet RS hrs djaga, tu pd unit prawatan pasien diare utk mcegah tjdnya infeksi antar pasien. Pmukaan toilet hrs sll bersih dan diberi disinfektan. Disinfektan a/ mbunuh kuman dan mcegah penularan antar pasien.

Disinfeksi yang dipakai adalah


Mempunyai kriteria membunuh kuman Mempunyai efek sebagai detergen Mempunyai efek terhadap banyak bakteri, dapat melarutkan minyak dan protein. Tidak sulit digunakan Tidak mudah menguap Bukan bahan yang mengandung zat yang berbahaya baik untuk petugas maupun pasien Efektif tidak berbau, atau tidak berbau tak enak

Perbaiki ketahanan tubuh

Di dlm tbh manusia, selain bakteri yg patogen oportunis, ada bakteri yg scr mutualistik ikut mbantu dlm proses fisiologis tbh, dan mbantu ketahanan tbh mlawan invasi jasad renik patogen serta mjaga keseimbangan di antara populasi jasad renik komensal pd umumnya, mis spt yg tjd di dlm sal cerna manusia. Pengetahuan ttg mekanisme ketahanan tubuh orang sehat yg dpt mkendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi scr tuntas, shg dpt dipakai dlm mpertahankan ketahanan tubuh tsb pd penderita penykt berat. Dgn dmkn bahaya infeksi dgn bakteri oportunis pd penderita penykt berat dpt diatasi tp hrs mgunakan antibiotika.

Ruangan Isolasi
Psebaran infeksi nosokomial dpt dicegah dgn mbuat pemisahan pasien. Ruang isolasi sgt dperlukan tu u/ penykt yg penularannya mll udara, co/ tuberkulosis, dan SARS, mengakibatkan kontaminasi berat. Penularan yg mlibatkan virus, co/ DHF dan HIV. Biasanya, pasien yg mpunyai resistensi rendah spt leukimia dan pguna obat immunosupresan jg perlu diisolasi agar thindar dr infeksi. Ttp mjaga kebersihan tangan dan makanan, peralatan kesehatan di dlm ruang isolasi jg sgt ptg. Ruang isolasi ini hrs sll ttutup dgn ventilasi udara sll menuju keluar. Sbaiknya satu pasien berada dlm satu ruang isolasi, ttpi bila sdg tjd KLB dan penderita mlebihi kapasitas, bbrp pasien dlm satu ruangan tdk apa2 slm menderita penykt sama.

Faktor2 msbbkan pkemb infeksi nosokomial tgt dr agen yg menginfeksi, respon dan toleransi tubuh, faktor lingkungan, resistensi antibiotika, dan faktor alat. Agen Infeksi yg kmgknan tjd infeksi tgtg pd: karakteristik mo, resistensi zat-zat antibiotika, tk virulensi, dan byknya materi infeksius. Respon dan toleransi tbh pasien dipengaruhi oleh: Umur, status imunitas penderita, penykt yg diderita, obesitas dan malnutrisi, orang yg mgunakan obat2 immunosupresan dan steroid, intervensi yg dilakukan pd tbh u/ mlakukan diagnosa dan terapi. Faktor lingk dipengaruhi oleh padatnya kondisi RS, byknya pasien keluar masuk, pgabungan km pasien infeksi dgn pguna obat-obat immunosupresan, kontaminasi benda, alat, dan materi yg srg dgunakan tdk hy pd satu orang pasien. Resistensi Antibiotika dsbbkan krn: Pgunaan antibiotika yg tdk sesuai dan tdk tkontrol, dosis antibiotika yg tdk optimal, terapi dan pengobatan mgunakan antibiotika yg tll singkat, dan kesalahan diagnosa. Faktor alat, dipengaruhi oleh pemakaian infus dan kateter urin lama yg tdk dganti2. Mcm penykt yg dsbbkan o/ infeksi nosokomial, mis Infeksi saluran kemih. Infeksi tsrg, dhubungkan dgn pgunaan kateter urin. Nosokomial pneumonia, tu krn pemakaian ventilator, tindakan trakeostomy, intubasi, pemasangan NGT, dan terapi inhalasi. Nosokomial bakteremi yg memiliki resiko kematian yg sgt tinggi. Mcegah penularan dr lingk RS tu dr dinding, lantai, tempat tidur, pintu, jendela, tirai, kamar mandi, dan alat2 medis yg tlh dpakai bkali2.

Kesimpulan

You might also like