You are on page 1of 20

MAKALAH

OLEH USWATUN HASANAH

STIKES MAHARANI MALANG PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN 2010

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG Meski sekarang sudah sangat jarang dan sulit ditemukan laporan terbaru tentang kasus skabies diberbagai media di Indonesia (terlepas dari faktor penyebabnya), namun tak dapat dipungkiri bahwa penyakit kulit ini masih merupakan salah satu penyakit yang sangat mengganggu aktivitas hidup dan kerja sehari-hari. Di berbagai belahan dunia, laporan kasus skabies masih sering ditemukan pada keadaan lingkungan yang padat penduduk, status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang rendah dan kualitas higienis pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa gatal yang ditimbulkannya terutama waktu malam hari, secara tidak langsung juga ikut mengganggu kelangsungan hidup masyarakat terutama tersitanya waktu untuk istirahat tidur, sehingga kegiatan yang akan dilakukannya disiang hari juga ikut terganggu. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka efisiensi dan efektifitas kerja menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas hidup masyarakat. (Kenneth, F,1995). Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di puskesmas selurauh Indonesia pada tahun 1986 adalah 4,6 % - 12,95 % dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Di bagian Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM pada tahun 1988, dijumpai 704 kasus skabies yang merupakan 5,77 % dari seluruh kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6 % dan 3,9 % (Sungkar,S, 1995).

1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah definisi penyakit skabies?

2. Apakah etiologi/penyebab penyakit skabies? 3. Apakah manifestasi klinis/gejala penyakit skabies? 4. Bagaimana patofisiologi/mekanisme penyakit skabies? 5. Apa saja klasifikasi/macam-macam penyakit skabies? 6. Bagaimana penatalaksanaan penyakit skabies? 7. Apakah pemeriksaan penunjang penyakit skabies?

1.3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui definisi penyakit skabies? 2. Untuk mengetahui etiologi/penyebab penyakit skabies? 3. Untuk mengetahui manifestasi klinis/gejala penyakit skabies? 4. Untuk mengetahui patofisiologi/mekanisme penyakit skabies? 5. Untuk mengetahui klasifikasi/macam-macam penyakit skabies? 6. Untuk mengetahui Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit skabies? 7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit skabies?

1.4 MANFAAT Memberi pengetahuan pada masyarakat tentang penyakit skabies dan bagaimana pencegahan serta pengobatannya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infentisasi terhadap sarcoptes scabieivarian hominis dan produknya.Sinnim dari penyakit ini adalah kudis,the icth,gudig,budukan,dan gatal agogo. Penyakit skabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes cabei tersebut,kutu tersebut memasuki kulit stratum orneum,membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter. Akibatnya,penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan adema yang disebabkan oleh garukan.Kutu betina dan jantan berbeda.Kutu betina panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki,dua pasang di depan dengan ujung alat dan penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam.Sedangkan,untuk kutu jantan,memiliki ukuran setengah

dari betinanya.Dia akan mati setelah kawin.bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit,tak pernah membuat jalur bercabang . Di dalam terowongan ini,kutu bersarang dan mengeluarkan telurnya.Dalam waktu tujuh sampai empat belas hari,telur menetas dan membentuk larva yng dapat berubah menjadi nimfa,selanjutnya erbentuk parasit dewasa.Hal yang disukai kutu betina adalah kulit yang tipis dan lembab,yaitu didaerah sekitar sela jari longlegs dan tangan,siku,pergelangan tangan,bahu dan daerah kemaluan.Para bayi yang memiliki kulit serba tipis,telapak tangan,kaki,muka,dan kulit kepala sering diserang kutu tersebut. Faktor penunjang penyakit ini antara lain social ekonomi rendah,hygeine buruk,sering berganti pasangan seksual,kesalahan diagnosis,dan perkembangan demografis serta ekologig.Penularan penyakit skabies ini dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung,karenanya tak heran jika penyakit gudig (skabies) dapat di jumpai disebuah keluarga,di kelas sekolah,di asrama,di pesantren.Adapun cara penularannya adalah sebagai berikut -Kontak langsung (kulit dengan kulit),misalnya berjabat tangan,tidur bersama,dan hubungan seksual -kontag tak lansung (melalui benda),misalnya pakaian ,handuk,sprei,bantal,dll Penularan biasanya oleh sarcoptes betina yang telah dibuahi atau dalam bentuk larva.Dikenal juga dengan sarcoptes scabei varian animal yang kadan gkadang dapat menulari manusi,terutama pada orang yang memelihara hewan seperti anjing.

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebesihan perseorangan dan lingkungan,atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersama-sama disatu tempat yang relative sempit.Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki oleh banyak kalangan masyarakat masih cukup rendah,derajat keterlibatan penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang,kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah,faktor lingkungan terutama masalah penyediaan air bersih,serta kegagalan pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita jumpai,akan menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada.Penularan skabies terjadi ketika orang orang tidur bersama di satu tempat tidur yang sama di lingkungan rumah tangga,sekolah-sekolah yang menyediakan fasilitas asrama dan pemondokan,serta fasilitas-fasilitas kesehatan yang dipakai oleh masyarakat-masyarakat luas .Di jerman terjadi peningkatan insidensi,sebagai akibat kontak langsung maupun tak langsung seperti tidur bersama.Faktor lainnya fasilitas umum yang dipakai secara bersama-sama dilingkungan padat penduduk.Dibeberapa sekolah didapatkan kasus pruritus selama beberapa bulan yang sebagian dari mereka telah mendapatkan pengobatan skabisi Ciri khas dari skabies adalah gatal-gatal hebat, yang biasanya semakin memburuk pada malam hari. Lubang tungau tampak sebagai garis bergelombang dengan panjang sampai 2,5 cm, kadang pada ujungnya terdapat beruntusan kecil. Lubang/terowongan tungau dan gatal-gatal paling sering ditemukan dan dirasakan di sela-sela jari tangan, pada pergelangan tangan, sikut, ketiak, di sekitar puting payudara wanita, alat kelamin pria (penis dan kantung zakar), di sepanjang garis ikat pinggang dan bokong bagian bawah.

Infeksi jarang mengenai wajah, kecuali pada anak-anak dimana lesinya muncul sebagai lepuhan berisi air. Lama-lama terowongan ini sulit untuk dilihat karena tertutup oleh peradangan yang terjadi akibat penggarukan Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala (gatal-gatal hebat) dan hasil pemeriksaan fisik (adanya terowongan tungau). Untuk memastikan diagnosis, bisa dilakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap kerokan kulit dan akan ditemukan adanya tungau. Penyakit ini bisa diatasi dengan mengoleskan krim yang mengandung permetrin atau larutan lindane. Kedua obat tersebut efektif, tetapi lindane cenderung mengiritasi kulit, lebih toksik dan tidak boleh diberikan kepada anak-anak. Kadang digunakan krim yang mengandung corticosteroid (misalnya hydrocortisone) selama beberapa hari setelah pemberian permetrin atau lindane, untuk mengurangi gatal-gatal sampai semua tungau mati. Pengobatan juga harus dilakukan terhadap seluruh penghuni rumah. Untuk mencegah kembali dihinggapi dan untuk mencegah tungau menyebar ke orang lain, ambil langkah-langkah ini: 1. Bersihkan semua pakaian dan kain. Gunakan air panas, air sabun untuk mencuci semua pakaian, handuk dan selimut yang Anda gunakan setidaknya dua hari sebelum perawatan. Keringkan dengan panas tinggi. Dry-clean item Anda yang tidak dapat dicuci di rumah.

2. Buat tungau kelaparan. Pertimbangkan menempatkan perabotan Anda yang tidak dapat dicuci di kantong plastik tertutup dan meninggalkannya di tempat jauh dari ruang anda, misalnya di dalam garasi Anda, selama beberapa minggu. Tungau mati jika mereka tidak makan selama seminggu.

2.2.ETIOLOGI Skabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian ient,hominis.Sarcoptes scabieiini termasuk filum arthopoda,kelas arachhnida,ordoackarina,superfamili ,sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopodo,kelas arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes.Pada manusia di sebut sarcoptes scabiei var.Hominis.Kecuali itu terdapat S.scabiei yang lainnya pada kambing dan babi.Secara morfologik merupakan tungau kecil,berbentuk oval,punggungnya cembung dan bagian perutnya rata.Tungau ini transint,berwarna putih kotor,dan tidak bermata.Ukurannya yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350 mikron,sedangkan yang jantan lebih kecil,yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron.Bentuk dewasa menpunyai empat pasang kaki dan dua pasang longlegs di depan sebagai alat-alat untuk melekat dan dua longlesgs kedua pada betina berakhir dengan rambut,sedangkan pada yang jantan pasangan longlesgs ketiga berakhir pada rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.Siklus hiduo tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit,yang jantan akan mati ,kadanng-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh yang betina .Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum

korneum,dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambiil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai 40 atau 50.Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya.Telurnya akan menetes,biasanya dalam waktu 3-5 hari,dan menjadi larva yang menpunyai 3 poasang kaki.Larva ini dapat tinggal dalam terowongan ,tetapi dapat juga keluar.Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk ,jantan dan betina,dengan empat pasang kaki .Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari.Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3-4 hari,kemudian larva meninggalkan terowongan dan masuk kedalam foliket rambut.Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang akan menjadi parasit dewasa.Tungu betina akan mati setelah meninggalkan telur ,sedangkan tungau jantan mati setelah kopulasi .Sarcoptes scabie betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 714 hari.Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab ,contohnya lipatan kulit pada orang dewasa.Pada bayi,karena seluruh kulitnya masih tipis,maka seluruh badan dapat terserang penyakit skabies ini. Skabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei. Infestasi tungau ini mudah menyebar dari orang ke orang melalui kontak fisik dan sering menyerang seluruh penghuni dalam satu rumah. Tungau ini ukurannya cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang dan sering menular diantara orang-orang yang tidur besama. Kadang tungau ditularkan melalui pakaian, seprei dan benda-benda lainnya yang digunakan secara bersama-sama; masa hidupnya hanya sebentar dan pencucian biasa bisa menghancurkan tungau ini.

Tungau betina membuat terowongan di bawah lapisan kulit paling atas dan menyimpan telurnya dalam lubang. Beberapa hari kemudian akan menetas tungau muda (larva). Infeksi menyebabkan gatal-gatal hebat, kemungkinan merupakan suatu reaksi alergi terhadap tungau.

2.3 MANIFESTASI KLINIS Diagnosis dibuat dengan menentukan 2 dan 4 tanda cardinal berikut : 1. Pruritus nkuma(gatal pada malam hari)karena aktifitas tunguau lebih tinggi dari suhu yang lembab dan panas 2. Umumnya diketemukan pada sekelompok manusia misalnya mengenai seluruh anggota keluarga 3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan,berbentuk garis lurus atau berbelok, rata rata panjang 1 cm ,pada uung menjadi pimorfi (pustu ,ekskoriosi).Tempat predileksi biasanya daerah dengan stratum komeum tpis,yaitu sela-sela jari tangan ,pergelangan tangan bagian volar,siku bagian luar,lipat ketiak bagian depan,aerola mammae dan lipat glutea,umbilicus,bokong,genitalia eksterna,dan perut bagian bawah.pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan telapak longlegs bahkan seluruh permukaan kulit.Pada remaja dan orang dewasa dapat timbul pada kulit kepala dan wajah

4. Menemukan tungau merupakan hal yang paling di aknostik.dapat di temukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini 5. Pada pasien yang selalu menjaga hgiene,lesi yang timbul hanya sedikit sehingga diagnosis kadang kalah sulit di tegakkan.Jika penyakit berlangsung lama dapat timbul likenifikasi,impetigo,dan furunkulsis.

2.4 PATOFISIOLOGI SKABIES Kelainan kulit dapat di sebabkan tidak hanya dari tungau scabies,akan tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan.Dan karena bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat ,menyebabkan lesi timbul pada pergelangan tangan.Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi.Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul,vesikel,dan urtika.Dengan garukan dapat timbul erosi,ekskoriasi,krusta,dan infeksi sekunder .Kelainan kulit dan gatal yang terjadidapat lebih luas dari lokasi tungau Faktor penunjang penyakit ini antara lain: 1.sosial ekonomi rendah 2.hygiene buruk 3.Sering berganti pasangan seksual 4.kesalahan diagnosis

5.Perkembangan demografis serta ekologik Penularan penyakit skabies ini dapat menular secara langsung maupun tidak langsung,karenanya tak heran jika penyakit kudik dapat di jumpai di sebuah keluarga,di kelas sekolah,di asrama,dan di pesantren. Penularan skabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat tidur yang sama dilingkungan rumah tangga,sekolah-sekolah yang menyediakan fasilitas asrama dan pemondokan,serta fasilitas fasilitas kesehatan yang dipakai masyarakat luas.

2.5 KLASIFIKASI Pengklasifikasian dari skabies ini terdiri dari : 1. Scabies pada orang bersih,yaitu ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga jarang dijumpai 2. Scabies nodular,yaitu lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal.Nodus biasanya terdapat didaerah tertutup,terutama pada genetala laki- laki .Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap tungau scabies 3. Scabies yang ditularkan melalui hewan,yaitu sumber utamanya asalah anjing,kelainan ini berbeda dengan scabies manusia karena tidak terdapat terowongan,tidak menyerang sela jari dan genetalia

eksterna.Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak dengan binatang kesayangannya.Kelainan ini hanya bersifat sementara karena kutu binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia 4. Scabies pada bayi dan anak,yaitu lesi stabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh,termasuk seluruh,kepala,leher,telapak tangan dan kaki dan sering terjadi infeksi sekunder impetigo sehingga terowongan jarang diketemukan 5. Scabies terbaring ditempat tidur,yaitu kelainan yang seing menyerang pada penderita penyakit kronis dan pada orang yang lanjut usia yang terpaksa harus tinggal ditempat tidur terus.Sehingga orang itu dapat menderita scabies dengan lesi yang terbatas 6. Scabies norwegia atau scabies krustosa ,ini ditandai oleh lesi yang luas dengan krustsa,skuama generaisata dan hyperkeratosis yang tebal.Tempat predileksi biasanya kepala yang berambut,telinga,bokong,siku lutut,telapak tangan dan longlegs yang disertai distrofi kuku,namun rasa gatal tidak terlalu menonjol tetapi sangat menular karena jumlah tungau yang menginfeksi sangat banyak (ribuan)

2.6 PENATALAKSAAN

Syarat obat yang saint adalah efektif terhadap semua stadium tungau,tidak menimbulkan iritasi dan toksik,tidak berbau atau kotor,tidak merusak atau mewarnai pakaian,mudah diperoleh dan harganya murah jenis obat topical : 1. Belerang endap (sulfur presipitatum)4-20 % dalam bentuk salep atau krim.Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat aman dan efektif.Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur,berbau,mengotori pakaian dan dapat menimbulkan iritasi 2. Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium,diberikan setiap malam selama 3 kali.Obat ini sulit diperoleh,sering memberi iritasi,dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai 3. Gamabenzena heksa klorida(gameksan )1% dalam bentuk krim atau losio ,termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium,mudah digunakan,dan jarang memberi iritasi .obat ini tidak di anjurkan untuk anak anak dibawah umur 6th dan wanita hamil karena toksi terhadap susunan saraf pusat.Pemberiaanya cukup sekali dalam 8 jam.Jika masih ada gejala ,diulangi seminggu kmemudian 4. Krokamiton1 0% dalam krim atau lasio mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan anti gatal .Harus dijauhkan dari mata,mulut,dan uretra.Krim (eurax)hanya efetif pada 50-60%pasien.Digunakan selama 2 malam berturut-turutdan bersikan setelah 24 jam pemakaian terakhir

5. Krim permentrin 5%merupakan obat yang paling efektif dan arena sangat mematikan untuk parasit S.scabie dan memiliki toksisitas rendah pada manusia 6. Pemberian antibiotik dapat digunakan jika ada infeksi sekunder,misalnya bernanah di area yang terkena (sela-sela jari,alat kelamin) akibat garukan.

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG Cara menemukan tungau : 1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung dapat terlihat papul atau vesiel. Congkel dengan jarum dan letakkan diatas kaca obyek, lalu tutup dengan aca penutup dan lhat dengan mikroskop cahaya 2. Dengan cara menyikat dengan siat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar 3. Dengan membuat bipsi irisan, caranya ; jepit lesidengan 2 jari kemudian buat irisa tipis dengan pisau dan periksa dengan miroskop cahaya 4. Dengan biopsy eksisional dan diperiska dengan pewarnaan HE.

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN Pengobatan skabies menggunakan invermentic injeksi terbukti lebit cepat memberikan kesembuhan pada kasus skabies dibandingkan menggunakan obat-obat alternatif juga memberikan efek positif terhadap kesembuhan.Diantara beberapa

pengobatan alternatif,campuran bawang merah,oli dan cuka terbukti paling efektif untuk mengobati scabies diikuti dengan campuran oli belerang dengan vaseline belerang.Perbaikan sanitasi kadang talah dirasakan manfaatnya oleh petani untuk mengurangi munculnya berbagai penyakit lainnya. Penyakit skabies ini penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap sarcoptes scabies varian hominis dan produknya.Sinnim dari penyakit ini adalah kudis,gudig,budukan,dan gatal- gatal. Skabies ini merupakn penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut .Oleh karena itu penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan adema yang disebabkan oleh garukan. Faktor penunjang penyakit ini antara lain -sosial ekonomi rendah -hygyne buruk -Sering berganti pasangan seksual -kesalahan diagnosis -Perkembangan demografis serta ekologik Penulan penyakit skabies ini dapat secara langsung maupun tidak lanfsung.Sehingga tidak heran jika penyakit gudig dapat di jumpai di dalam kelas,di asrama ,dan pemondokan.Adapun penularannuya sebagai berrikut -Kontak langsung ,misalnya berjabat tangan,tidur bersama,dan hubungan seksual

-kontak tak langsung ,misalnya pakaian,handuk,sprei,bantal,dll Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan perseoranagan dan lingkungan,atau apabila banyak orang yang tinggal secara bersama sama disuatu tempat yang relatif kecil.Apabila tingkat kesadaran yang dimiliki oleh banyak kallangan masyarakat msih ckup rendah,derajat ketertiban penduduk dalam melayani kebutuhan akan kesehatan yang masih kurang,kurangnya pemantauan kesehatan oleh pemerintah ,faktor lingkungan terutama masalah persediaan air bersih,serta kegagalan pelaksanaan program kesehatan yang masih sering kita jumpai ,akan menambah panjang permasalahan kesehatan lingkungan yang telah ada. Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau skabies,akan tetapi oleh penderita sendiri akaibat garukan.Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitasi terhadap secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelan infestasi.Syarat obat saint adalah efektif terhadap semua stadium tungau,tidak menimbulkan iritasi dan toksik,tidak berbau atau kotor,tidak merusak atau mewarna pakaian,mudah diperoleh dan harganya lebih murah.

3.2 SARAN Agar penyakit ini tidak beransur terus menerus sebaiknya segera kita tanggulangi dengan cara sebagai berikut :

1.Periksakan ke pukesmas,dokter spesialis kulit atau rumah sakit setempat bila menjumpai penyakit itu agar penyakit itu bisa cepat mrndapatkan pengobatan agar lekas membaik. 2.Bila mencuci baju,sprei,handuk,dan sebagainya,pakailah air panas untuk mencegah tumbuhnya bakteri itu d pakaian kita. 3.Mandilah yang teratur dan memakai sabun kesehatan untuk mencegah tumbuhnya bakteri tersebut 4.Apabila ada yang menderita skabies (gudik)periksalah semua keluarga yang kontak langsung maupun tidak langsung dengan si penderita skabies,dan obati semua anggota keluarga secara serempak agar tidak terjadi penularan kepada anggota keluarga yank lain. 5.Bagi para guru dan ustads yang mndapati murid atau santrinya yang menderita skabies(gudig) hendaknya menganjurkan kepada muridnya atau santrinya untuk berobat secara serempak di puskesmas setempat maupun poliklinik kulit rumah sakit setempat. 6. Berikan antibiotik jika ada infeksi sekunder,misalnya bernanah di area yang terkena garukan(sela-sela jari dan alat kelamin) 7.Berikan krokamiton 10% dalam krim atau lasio mempunyai 2 efek sebagai anti skabies dan anti gatal.Harus dijauhkan dari mata,mulut,dan uretra.Krim (eurax) hanya efektif 50-60 %pasien.digunakan selama 2 malam berturut-turut .

DAFTAR PUSTAKA Azwar, S, 2001, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan, PT. Mutiara Sumber Widya, Jakarta. Budimulja,U.,2005,Mikosis,dalam djuanda,A.,Hamsah,M.dan Aisah,S. (eds),Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin,4th ed,Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta:89-105 Daili,E.S.S.,Menaldi S.L. dan Wisnu, I.M.,2005,Penyakit Kulit yang Umum Di Indonesia Sebuah Panduan Bergambar,PT Medical Multimedia Indonesia,Jakarta:27-37 Madani,F.,2000.Infeksi Jamur Kulit,dalam Harahap,M.(ed),Ilmu Penyakit kulit,Penerbit Hipokrates,Jakarta:73-87 Siregar,R.S.,2005,Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit,Penerbit Buku Kedokteran EGC,Jakarta:10-44 http://medlinux.blogspot.com/2009/02/skabies.html

You might also like