You are on page 1of 96

SISTEM PENILAIAN Penilaian Praktikum meliputi semua tahap, mulai dari tes lisan dan tulisan, jurnal praktikum,

tata tertib peserta selama praktikum, dan diakhiri dengan penilaian laporan. Sistem yang digunakan adalah sistem standar mutlak dengan nilai akhir. Sistematika penilaian Praktikum Kimia Analisis Farmasi Untuk Jenjang SMK adalah sebagai berikut: Alokasi Penilaian : Kuis awal dan akhir (lisan/tulisan) Hasil Praktikum Laporan Hasil UTS UAS : 20% : 25% : 20% : 15% : 20% TATA TERTIB PRAKTIKUM Siswa yang diperkenankan melakukan praktikum adalah yang terdaftar secara akademik sebagai siswa SMK Bani Saleh Kota Bekasi, yang selanjutnya disebut sebagai Praktikan. A. KETENTUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan diwajibkan menghadiri pertemuan teori ataupun responsi yang dilakukan sebelum praktikum dilaksanakan. 2. Sebelum praktikum dimulai, praktikan membawa perlengkapan praktikum lengkap yang telah ditetapkan baik yang umum untuk semua praktikum maupun perlengkapan yang ditugaskan untuk masing-masing praktikum. 3. Praktikan tidak diperbolehkan makan, minum, dan atau merokok di dalam laboratorium selama praktikum berlangsung. 4. Praktikan tidak diperbolehkan bersenda-gurau yang mengakibatkan terganggunya kelancaran praktikum. 5. Dilarang bermain-main dengan peralatan laboratorium dan bahan Kimia. 6. Selama praktikum praktikan tidak diperbolehkan menggunakan peralatan elektronik selain yang disediakan untuk praktikum. 7. Praktikan bertanggung jawab atas peralatan yang dipinjamnya, kebersihan meja masing-masing, serta lantai di sekitarnya. 8. Setelah menggunakan reagen atau bahan yang diambil dari gudang bahan, praktikan wajib meletakkan kembali pada tempatnya semula. Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 1

9. Praktikan dilarang menghambur-hamburkan reagen praktikum dan membuang sisa praktikum dengan memperhatikan kebersihan dan keamanan. 10. Jika akan meninggalkan ruang laboratorium, praktikan wajib meminta izin kepada pengawas praktikum atau asisten jaga. 11. Praktikan melakukan kegiatan sesuai bagiannya masing-masing, mencatat hasilnya pada lembar kerja praktikum, serta meminta penjelasan bila terdapat ketidaksesuaian dengan perencanaan sebelumnya. 12. Praktikan dilarang menggunakan peralatan atau bahan-bahan di luar yang telah disediakan untuk praktikum. 13. Praktikan wajib hadir tepat waktu, keterlambatan lebih dari 10 menit sejak praktikum dimulai, praktikan dianggap tidak hadir. 14. Seluruh jadwal praktikum wajib diikuti praktikan, dengan kata lain kehadiran 100 %. 15. Jika berhalangan hadir, praktikan dapat memberikan keterangan tertulis dan resmi terkait dengan alasan ketidakhadirannya dan diwajibkan mengganti praktikum di hari lain. 16. Dilarang bekerja sendirian di laboratorium, minimal ada asisten yang mengawasi. 17. Dilarang memakai perhiasan yang dapat rusak karena bahan Kimia. 18. Dilarang memakai sandal atau sepatu terbuka atau sepatu berhak tinggi. B. SANKSI-SANKSI Sanksi yang diberikan pada praktikan adalah sebagai berikut: 1. Sanksi terhadap pelanggaran tata tertib yang dilanggar sebelum praktikum dimulai yang menyebabkan ketidaksiapan praktikan adalah tidak diperbolehkan mengikuti praktikum pada hari itu. 2. Sanksi ringan terhadap pelanggaran tata tertib saat praktikum dimulai adalah pengurangan nilai tata tertib selama praktikum. 3. Sanksi berat terhadap pelanggaran saat praktikum dimulai adalah dikeluarkan dari laboratorium atau tidak diperkenankan melanjutkan praktikum. 4. Bila praktikan telah mendapat sanksi berat minimal dua kali akan dilaporkan kepada wali siswa dengan alasan ketidakdisiplinan dan menunggu keputusan dari wali siswa akan hak untuk mengikuti praktikum selanjutnya. 5. Bila praktikan merusak atau memecahkan alat inventaris Laboratorium SMK Bani Saleh Bekasi, praktikan wajib mengganti dengan merk yang sama

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 2

maksimal 2 minggu. Bila tidak praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum selanjutnya. 6. Bila ada alat yang hilang atau rusak dan tidak diketahui siapa yang melakukannya. Kewajiban mengganti ditanggung oleh seluruh siswa. Waktu penggantian maksimal 2 minggu setelah praktikum. Persetujuan Orang tua/wali Praktikan

________________________________ Mengetahui Kepala SMK Bani Saleh

________________________________ Penanggung Jawab Laboratorium Kimia

Drs. Hery Purwanto, Apt

________________________________

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 3

PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM KIMIA A. Tujuan Percobaan Pada akhir praktikum siswa mendapat nilai ketuntasan dengan indikasi: 1. Alat-alat kimia dapat disebutkan dengan benar 2. Karakteristik bahan-bahan kimia disebutkan dengan benar B. Teori Umum Alat-alat dalam laboratorium resep memiliki bentuk dan fungsi masing-masing diantaranya sebagai alat ukur, tempat melarutkan zat, alat penentu pH, tempat mereaksikan zat, sebagai alat timbang dan sebagainya. C. Alat dan Bahan 1. Gelas ukur 2. Mortir dan alu 3. Pipet volum 4. Labu Erlenmeyer 5. Pipet Filler 6. Labu ukur 7. Becker glass D. Prosedur Percobaan 1. Amati spesifikasi dan perbedaan alat-alat laboratorium yang tersedia. 2. Amati cara penggunaan tiap-tiap alat. 3. Cari kegunaan spesifik tiap-tiap alat. 4. Catat hasil praktikum pada jurnal yang telah disediakan. 8. Pipet tetes 9. Indikator universal 10. Kertas lakmus 11. Corong 12. Tabung reaksi 13. Buret 14. Batang pengaduk 15. Botol semprot 16. Penjepit tabung 17. Rak tabung 18. Lampu spiritus 19. Kawat nikrom 20. Plat tetes 21. Neraca analitik

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 4

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 5

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 6

PERCOBAAN 2
PENGENALAN ZAT SECARA ORGANOLEPTIS A. Tujuan Percobaan Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari dan mengenal beberapa zat kimia secara Organoleptis. B. Teori Umum 1. Berdasarkan fase/wujudnya zat dapat dibedakan menjadi 3 golongan yaitu: a. Padat (solid) b. Cair (liquid) c. Gas (gas) Setiap zat mempunyai karakteristik tertentu, sehingga secara organoleptis dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Pada percobaan ini akan dilakukan pengenalan terhadap beberapa zat yang berwujud padat dan cair. 2. Tanda Peringatan Zat Kimia Berbahaya atau Simbol Bahaya (Hazard Symbol) a. Harmful (Berbahaya) Bahan kimia iritan menyebabkan luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan. Semua bahan kimia mempunyai sifat seperti ini (harmful) khususnya bila kontak dengan kulit, dihirup atau ditelan

Gambar 1. Simbol bahan berbahaya

b. Toxic (beracun) Produk ini dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius bila bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, menghirup uap, bau atau debu, atau penyerapan melalui kulit
Gambar 2. Simbol bahan beracun

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 7

c. Corrosive (korosif) Produk ini dapat merusak jaringan hidup, menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-gatal bahkan dapat menyebabkan kulit mengelupas. Awas! Jangan sampai terpercik pada Mata.
Gambar 3. Simbol bahan korosif

d. Flammable (Mudah terbakar) Senyawa ini memiliki titik nyala rendah dan bahan yang bereaksi dengan air atau membasahi udara (berkabut) untuk menghasilkan gas yang mudah terbakar (seperti misalnya hidrogen) dari hidrida metal. Sumber nyala dapat dari api bunsen, permukaan metal panas, loncatan bunga.
Gambar 4. Simbol bahan mudah terbakar

e. Explosive (mudah meledak) Produk ini dapat meledak dengan adanya panas, percikkan bunga api, guncangan atau gesekan. Beberapa senyawa membentuk garam yang eksplosif pada kontak (singgungan dengan logam/metal)
Gambar 5. Simbol bahan mudah meledak

f.

Oksidator (Pengoksidasi) Senyawa ini dapat menyebabkan kebakaran. Senyawa ini menghasilkan panas pada kontak dengan bahan organik dan agen pereduksi (reduktor) api listrik, dan lain-lain.

Gambar 6. Simbol bahan oksidator

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 8

C. Alat dan Bahan 1. Tabung reaksi, rak tabung reaksi dan Plat tetes 2. Zat padat : Al2(SO4)3, MgCl2, NaOH, CuSO4.5H2O, NiSO4, Asam Benzoat, Asam Salisilat 3. Zat Cair : Asam asetat, Amoniak, Kloroform, Etanol, Aseton, Gliserol, Parafin Cair. D. Prosedur 1. Zat Padat Amati bentuk, warna dan bau dari tiap-tiap zat No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Zat MgCl2 Al2(SO4)3 NaOH CuSO4.5H2O NiSO4 Asam Benzoat Asam Salisilat Data Literatur Bentuk Warna Bau Hasil Pengamatan Bentuk Warna Bau

2. Zat Cair Amati bentuk/konsistensi, warna dan bau tiap-tiap zat (dengan cara dikibaskibaskan, BERBAHAYA! JANGAN DICIUM LANGSUNG) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Zat Asam Asetat Amoniak Kloroform Etanol Aseton Gliserol Parafin Cair Data Literatur Bentuk Warna Bau Hasil Pengamatan Bentuk Warna Bau

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 9

Catatan : Kolom data literatur harus disiapkan sebelum pratikum Sumber dapat berasal dari Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya.

Pertanyaan : 1. Apa arti penulisan rumus kimia CuSO4.H2O ? 2. Sebutkan zat-zat yang mudah menguap dari daftar zat diatas. 3. Apa yang dimaksud dengan zat yang higroskopis? Sebutkan contohnya. 4. Sebutkan macam-macam peringatan zat kimia berbahaya, berikut contoh zatnya. Jawaban :

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 10

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 11

PERCOBAAN 3
PERBEDAAN SENYAWA ORGANIK DAN SENYAWA ANORGANIK

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakuan percobaan ini siswa diharapkan mampu untuk : 1. Mengetahui pengertian dari senyawa organik dan senyawa anorganik 2. Mengetahui komposisi senyawa organik. 3. Mengetahui perbedaan senyawa organik dan anorganik.

B. Teori Umum
Kandungan senyawa organik adalah unsur-unsur C, H dan O. Selain itu senyawa organik tertentu mengandung unsur-unsur lainnya seperti N, S, K dan P. Untuk membuktikan adanya unsur-unsur C, H dan O dalam suatu senyawa organik dapat dilakukan melalui reaksi oksidasi tak sempurna (dengan cara pemanasan) terhadap suatu senyawa organik. Unsur C dapat diamati dengan terbentuknya arang yang berwarna hitam, sedangkan unsur H dan O dapat diamati dengan terbentuknya bintik-bintik air. Perbedaan yang paling jelas dan sederhana antara senyawa organik dan anorganik dapat diamati melalui peristiwa karbonisasi (pembentukan arang).

C. Alat dan Bahan


Alat 1. Rak dan tabung reaksi 2. Penjepit tabung 3. Lampu spiritus Bahan 1. Serbuk kayu 2. Gula pasir 3. ZnO 4. CuSO4.5H2O

D. Prosedur
1. Penentuan adanya unsur C, H dan O Masukkan serbuk kayu pada tabung reaksi kering. Panaskan diatas lampu spiritus. Amati perubahan warna zat dan bintik-bintik air pada dinding tabung reaksi. Ulangi prosedur diatas menggunakan sampel gula pasir. Catat hasil yang didapat pada kolom yang telah tersedia. Masukkan ZnO pada tabung reaksi kering. Panaskan diatas lampu spiritus. Page 12

2. Perbedaan antara senyawa organik dan senyawa anorganik. -

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Amati perubahan warna zat dan ada tidaknya bintik-bintik air pada dinding tabung reaksi. Ulangi prosedur diatas menggunakan sampel CuSO4.5H2O. Catat hasil yang didapat pada kolom yang telah tersedia.

Data Hasil Praktikum Perubahan setelah No 1. 2. 3. 4. Zat Serbuk Kayu Gula Pasir ZnO CuSO4.5H2O Warna Asal dipanaskan Warna Bintik Air Organik/ Anorganik

Data Literatur Perubahan setelah No 1. 2. 3. 4. Zat Serbuk Kayu Gula Pasir ZnO CuSO4.5H2O Warna Asal dipanaskan Warna Bintik Air Organik/ Anorganik

Pertanyaan : 1. Apa yang dimaksud dengan senyawa organik? 2. Sebutkan perbedaan senyawa organik dan senyawa anorganik? 3. Bagaimana cara membuktikan bahwa senyawa organik tersusun atas unsur C, H dan O? Jawaban :

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 13

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 14

PERCOBAAN 4
TEKNIK PEMBUATAN LARUTAN

A. Tujuan Percobaan
Setelah melakuan percobaan ini siswa diharapkan mampu untuk : 1. Mengetahui pengertian larutan dan komponen yang menyusunnya. 2. Menghitung zat yang diperlukan untuk membuat suatu larutan dengan konsentrasi tertentu. 3. Mengetahui teknik pembuatan larutan dari zat aktif yang berupa zat padat maupun zat cair.

B. Teori Umum
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat/lebih. Campuran ini setidaknya terdiri atas dua komponen, yaitu: 1. Pelarut/solvent Pelarut dapat berupa zat padat, cair dan gas. Pelarut yang dipelajari pada praktikum kali ini hanyalah air. 2. Zat terlarut/solute Zat terlarut dapat berupa zat padat, cair ataupun gas. Pada praktikum kali ini hanya akan dipelajari zat padat dan zat cair sebagai zat terlarut. Dalam sistem larutan pada zat cair, yang berlaku sebagai pelarut adalah zat cair, sedangkan zat padat sebagai zat terlarut. Dalam sistem cair-cair yang akan berlaku sebagai pelarut adalah komponen yang jumlahnya lebih banyak. Sistem Pembuatan Larutan 1. Sistem larutan padat-cair Sistem ini dapat dibuat dengan cara melarutkan zat padat dengan pelarut yang cocok, misal air. Caranya dengan menimbang sejumlah gram zat tertentu kemudian dilarutkan dalam air hingga volume tertentu. Penimbangan zat dihitung berdasarkan rumus berikut :

M= = Keterangan :

M = Molaritas larutan yang akan dibuat m = massa zat yang harus ditimbang Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 15

Mr = Massa molekul realtif senyawa V = Volume larutan yang akan dibuat

2. Sistem larutan cair-cair a. Zat cair Pekat Zat cair pekat yang dimaksud pada bagian ini adalah zat cair yang pada umumnya mempunyai satuan konsentrasi % b/b atau % b/v. Langkah pertama Lakukan pengubahan % b/b atau % b/v menjadi molaritas dengan menggunakan massa jenis () larutan, dengan rumus sebagai berikut : M1 =

Langkah kedua Jika ingin dibuat dengan kosnentrasi M2 sebanyak volume V2 sedangakan larutan yang tersedia di laboratorium mempunyai konsentrasi M1 dengan massa jenis () dalam % b/b atau % b/v. jadi banyaknya volume (V1) yang harus diambil dari konsentrasi M1 adalah sebagai berikut : V1.M1 = V2.M2 b. Zat cair encer Zat cair encer yang dimaksud pada bagian ini adalah zat cair yang konsentrasinya dalam satuan molaritas atau normalitasnya diketahui. Jika suatu larutan telah diketahui konsentrasinya, missal M1 dan akan dibuat larutan dengan konsentrasi M2 sebanyak volume V2, makan V=1 yang diperlukan adalah : V1.M1 = V2.M2

C. Prosedur
1. Sistem padat-cair - Timbang sejumlah gram tertentu zat padat. - Masukkan ke dalam labu ukur yang cocok volumenya. - Tambahkan aqua dest atau bagian dari labu. Kocok sampai zat padat terlarut sempurna. - Encerkan hingga volume yang diinginkan sampai / tanda batas yang tertera pada labu ukur.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 16

2. Sistem cair-cair - Ukur sejumlah tertentu dari zat cair yang dibutuhkan, untuk mengukur volume zat cair dapat digunakan dua alat yakni : Gelas Ukur Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume zat cair tertentu yang akan digunakan seabagai pereaksi kualitatif (tidak membutuhkan ketelitian yang tinggi) dan untuk megukur zat pekat. Pipet Volume Pipet volume digunakan untuk mengukur volume zat cair yang membutuhkan ketelitian tinggi dan bersifat kuantitatif. Larutan yang diukur dengan pipet volume dan dihisap dengan alat/dengan mulut haruslah zat cair encer dan tidak membahayakan jika dihisap. Pengukuran zat cair pekat tidak diperkenankan menggunakan pipet volume, karena berbahaya. - Masukkan ke dalam labu ukur yang cocok. - Tambahkan aqua dest atau volume labu, kocok hingga homogen. - Encerkan kembali hingga volume yang diinginkan. Jika hampir mencapai batas gunakan pipet tetes. Catatan : Pada pencampuran zat pekat dengan air aka nada reaksi eksotermis, maka wadah harus diisi air atau bagian. Kemudian baru masukkan zat pekat sedikit demi sedikit melalui dinding wadah. Kocok hingga homogen baru ditambahkan air sampai volume yang diinginkan. Jika terbalik akan terjadi percikan yang membahayakan.

D. Alat dan Bahan


Alat 1. Timbangan analitik 2. Corong 3. Gelas kimia 4. Labu ukur 5. Pipet tetes 6. Gelas ukur 7. Ball pipet Bahan 1. HCl pekat 2. CH3COOH pekat 3. H2SO4 pekat 4. NH4OH pekat 5. NH4Cl 6. NaOH 7. CH3COONa 8. KOH

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 17

E. Pembuatan Larutan
Kelompok 1 Tugas Pembuatan Larutan a. 100 mL larutan NaOH 0,1M dari NaOH Padat b. 100 mL larutan HCl 0,1M dari HCl Pekat c. 100 mL larutan HCl 0,01M dari HCl 0,1M a. 100 mL larutan KOH 0,1M dari KOH Padat 2 b. 100 mL larutan CH3COOH 0,1M dari CH3COOH Pekat c. 100 mL larutan CH3COOH 0,01M dari CH3COOH 0,1M a. 100 mL larutan NH4Cl 0,1M dari NH4Cl Padat 3 b. 100 mL larutan NH4OH 0,1M dari NH4OH Pekat c. 100 mL larutan NH4OH 0,01M dari NH4OH 0,1M a. 100 mL larutan CH3COONa 0,1M dari CH3COONa Padat 4 b. 100 mL larutan H2SO4 0,1M dari H2SO4 Pekat c. 100 mL larutan H2SO4 0,01M dari H2SO4 0,1M Perhitungan 1. 2. 3.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 18

Data Hasil Perhitungan No 1. 2. 3. Nama Larutan Konsentrasi Bahan Awal Penimbangan/Pengukuran

Data Literatur Konsentrasi HCl Pekat Konsetrasi CH3COOH Pekat Konsentrasi NH4OH Pekat

Berat Jenis HCl Pekat

Berat Jenis CH3COOH Pekat

Berat Jenis NH4OH Pekat

Pertanyaan 1. Sebutkan satuan konsentrasi yang biasa digunakan dalam kimia. 2. Jelaskan cara mengencerkan asam-asam pekat! 3. Hitunglah berapa zat awal yang harus ditimbang atau diukur untuk membuat : a. 1L larutan NaOH 0,25M b. 1L larutan asam sulfat 0,35 M dari asam sulfat 98 % b/b. massa jenis asam sulfat 98 % b/b adalah 1,15g/mL. Terangkan pula prosedur pembuatannya!

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 19

Jawaban

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 20

PERCOBAAN 5
KEASAMAN DAN KEBASAAN LARUTAN A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan mampu untuk : 1. Menentukan sifat keasaman dan kebasaan larutan asam, basa dan garam dengan menggunakan indicator asam-basa. 2. Menentukan pH larutan asam, basa dan garam dengan menggunakan indicator universal. 3. Menentukan pengaruh perbedaan konsentrasi terhadap harga pH larutan. B. Teori Umum Suatu larutan zat dalam air dapat bersifat asam, basa atau netral (garam). Ada beberapa teori yang memaparkan pengertian asam dan basa, diantaranya: 1. Teori Arrhenius Menurut Arrhenius, Asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan dalam air akan terurai menghasilkan ion H+ sebagai satu-satunya ion positif. HCl (asam) H+ + ClBasa adalah suatu zat yang bila dilarutkan dalam air akan terurai menghasilkan ion OH- sebagai satu-satunya ion negatif. NaOH (basa) 2. Teori Bronstead-Lowry Menurut Bronstead-Lowry, Asam adalah zat yang cenderung melepaskan proton (donor proton). Basa adalah zat yang cenderung mengikat proton (akseptor proton) . 3. Teori Lewis Menurut Lewis, Asam adalah zat yang menerima pasangan elektron (akseptor elektron) Basa adalah zat yang melepaskan pasangan elektron (donor elektron) Na+ + OH-

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 21

Contoh Asam HCl H2SO4 HNO3 Contoh Basa NaOH NH4OH Ba(OH)2 Contoh Garam Garam dapat terbentuk dari reaksi antara asam dan basa, tergantung pada kekuatan asam dan basanya. Garam dapat bersifat asam, basa atau netral. Garam Netral Garam Basa Garam Asam : NaCl , KCl : CH3COONa : NH4Cl Na+ + OHNH4+ + OHBa+2 + 2OHH+ + Cl2 H+ + SO4-2 H+ + NO3-

Penentuan Sifat Asam dan Basa Untuk menentukan sebuah larutan atau zat bersifat basa atau asam memiliki berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan menggunakan indikator warna. Pada jenis larutan yang spesifik sebuah indicator akan mengalami perubahan warna sebagai hasil reaksi. Indikator Lakmus Merah Lakmus Biru Phenoftalein Metil Merah Warna dalam Asam Merah Merah Tidak berwarna Jingga Warna dalam Basa Biru Biru Ungu/Merah Muda Merah

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 22

Tabel Pengamatan 1. Keasaman dan kebasaan larutan : Perubahan Warna L.Merah L.Biru
Fenoftalein

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Larutan HCl 0,1M CH3COOH 0,1M NaOH 0,1M NH4OH 0,1M NaCl 0,1M CH3COONa 0,1M NH4Cl 0,1M

Metil Jingga

Asam/ Basa/ Netral

2. pH Larutan No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Larutan HCl 0,1M CH3COOH 0,1M NaOH 0,1M NH4OH 0,1M NaCl 0,1M CH3COONa 0,1M NH4Cl 0,1M pH Asam / Basa / Netral Kuat / Lemah

3. pH larutan dengan variasi konsentrasi No. 1. 2. 3. 4. Larutan HCl 0,1M HCl 0,01M NaOH 0,1M NaOH 0,01M Konsentrasi pH

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 23

Data Literatur No. 1. 2. 3. Larutan HCl 0,1M HCl 0,01M CH3COOH 0,1M Ka = 1 x 10-5 pH hasil perhitungan Rumus dan perhitungan

4. 5. 6.

NaOH 0,1M NaOH 0,01M NH4OH 0,1M Kb 1,8 x 10-5

7. 7.

NaCl 0,1M CH3COONa 0,1M Ka = 1,7 x 10-5

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 24

8.

NH4Cl 0,1M Kb = 1,8 x 10-5

Pertanyaan : 1. Apa yang dimaksud dengan : a. Asam Kuat b. Asam Lemah c. Basa Kuat d. Basa Lemah Berikan pula contohnya. 2. Apa yang dimaksud dengan pH dan pOH? 3. Apa yang dimaksud dengan trayek indikator? berikan 5 contohnya. Jawaban e. Garam Normal f. Garam Asam g. Garam Basa

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 25

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 26

PERCOBAAN 6
REAKSI-REAKSI KIMIA A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan mampu : 1. Mengetahui macam-macam reaksi kimia 2. Mengamati perubahan kimia sebagai petunjuk terjadinya suatu reaksi. B. Teori Umum Ilmu kimia adalah ilmu yang dikembangkan berdasarkan eksperimen dan empiris melalui pendekatan ilmiah, yaitu suatu pendekatan yang didasarkan pada metode ilmiah logis, rasional, dan matematis. Dalam ilmu kimia dipelajari perubahan-perubahan zat baik secara fisik maupun secara kimia. Perubahan zat yang menunjukan terjadinya reaksi dapat diamati melalui produk reaksinya, seperti terbentuknya gas, endapan, perubahan warna dan perubahan suhu (kalor reaksi). C. Alat dan Bahan Alat : Rak dan tabung reaksi Lampu spiritus Penjepit tabung reaksi Bahan : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) HCl 0,1M CH3COOH 0,1M NaOH 0,1M CuSO4 NH4OH NH4Cl Lakmus Merah

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 27

D. Prosedur 1. Sediakan 4 tabung reaksi Tabung 1, masukkan 10 tetes HCl 0,1 M dan 3 tetes indikator PP. Tabung 2, masukkan 10 tetes CH3COOH 0,1M dan 3 tetes indikator PP. Tabung 3, masukkan 10 tetes NaOH 0,1M dan 3 tetes indikator PP. Tabung 4, masukkan 5 tetes HCl 0,1 M dan 5 tetes NaOH, lalu tambahkan 3 tetes indikator PP. Amati perubahan warna yang terjadi. Catat pada table yang telah disediakan. 2. a. Sediakan 2buah tabung reaksi, kemudian ke dalam 2 tabung reaksi masing-masing dimasukkan 5 tetes CuSO4 lalu ditambahkan 3 tetes NaOH. Kocok. Amati perubahannya. b. Tabung 1. Tambahkan 10 tetes NaOH. Kocok amati perubahannya. c. Tambahkan 10 tetes NH4OH. Kocok amati perubahannya. 3. Ke dalam tabung reaksi masukkan 10 tetes NH4Cl tambahkan 10 tetes NaOH 0,1M. Selipkan kertas lakmus merah di ujung tabung reaksi. Panaskan. Amati perubahan warna pada lakmus. E. Tabel Hasil Percobaan No. 1. Reaksi a. HCl + PP b. CH3COOH + PP c. NaOH + PP d. NaOH + HCl + PP 2. a. CuSO4 + NaOH CuSO4 + NaOH b. Cu (OH)2 + NaOH Cu (OH)2 + NH4OH 3. NH4OH + NH4Cl + dipanaskan Hasil Pengamatan .. .. .. .. .. .. L.Merah ..

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 28

Data literatur No. 1. Reaksi a. HCl + PP b. CH3COOH + PP c. NaOH + PP d. NaOH + HCl + PP 2. a. CuSO4 + NaOH CuSO4 + NaOH b. Cu (OH)2 + NaOH Cu (OH)2 + NH4OH 3. NH4OH + NH4Cl + dipanaskan Pertanyaan 1. Sebutkan syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu reaksi kimia dapat berlangsung. 2. Mengapa pada percobaan 2b pada penambahan NH4OH endapan yang terbentuk dapat larut sedangkan pada penambahan NaOH tidak? Jelaskan berdasarkan persamaan reaksinya. 3. Tuliskan 1 contoh reaksi yang menghasilkan endapan, gas, perubahan warna dan perubahan suhu. Jawaban Persamaan Reaksi .. .. .. .. .. .. L.Merah ..

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 29

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 30

KIMIA ANALITIK Kimia Analitik merupakan salah satu cabang Ilmu Kimia yang mempelajari tentang pemisahan dan pengukuran unsur atau senyawa kimia. Dalam melakukan pemisahan atau pengukuran unsur atau senyawa kimia, memerlukan atau menggunakan metode analisis kimia. Kimia analisa dapat dibagi menjadi: 1. Kimia Analisa Kualitatif Kimia analisa kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Untuk mengetahui unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam sampel. 2. Kimia Analisa Kuantitatif Kimia Analisa Kuantitatif adalah analisa untuk mengetahui banyaknya suatu zat tertentu yang terdapat dalam sampel, biasanya dinyatakan sebagai kadar atau konsentrasi, misalnya persen berat, molar, g/L atau ppm. Tahap-tahap Analisa Kimia 1. Pengambilan sampel 2. Penyiapan sampel 3. Pemisahan (isolasi) dari bahan yang mengganggu 4. Pengukuran jumlah komponen 5. Perhitungan dan penafsiran hasil Beberapa metode analisis kimia yang biasa digunakan, baik yang konvensional maupun yang menggunakan instrumen adalah sebagai berikut: a. Gravimetri b. Titrasi (volumetri), meliputi titrasi Asam basa, Pengendapan, Pembentukan komplek, Oksidasi reduksi. c. Ekstraksi d. Kromatogarfi e. Elektro analisis kimia, meliputi Polarografi, Potensiometri, Konduktometri. f. Spektrofotometri, meliputi spektrofotometri sinar tampak (visibel), sinar UV, sinar Infra merah (IR), serapan atom.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 31

PERCOBAAN 7
ANALISA KUALITATIF A. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini siswa diharapkan mampu untuk : a. Mengetahui arti dari ion dan pembagiannya. b. Mengetahui macam-macam kation dan anion. c. Mengetahui cara identifikasi kation dan anion secara kualitatif. B. Teori Umum Ion adalah atom atau sekumpulan atom yang bermuatan listrik. Ion bermuatan negatif, yang menangkap satu atau lebih elektron, disebut anion, karena dia tertarik menuju anoda. Ion bermuatan positif, yang kehilangan satu atau lebih elektron, disebut kation, karena tertarik ke katoda. Proses pembentukan ion disebut ionisasi. Atom atau kelompok atom yang terionisasi ditandai dengan tikatas n+ atau n-, di mana n adalah jumlah elektron yang hilang atau diperoleh. 1. KATION Perak (Ag+), Timbal (Pb2+), Kupri ( Cu2+), Raksa(II) (Hg2+), Bismuth (Bi2+), Ferro (Fe2+), Ferri (Fe3+), Alumunium (Al3+), Nikel (Ni2+), Seng (Zn2), Mangan (Mn2+), Kalium (K+), Natrium (Na+), Ammonium (NH4+), Kalsium (Ca2+), Magnesium (Mg2+) dan Cobalt (Co2+) 2. ANION Sulfat (SO42-), Sulfit (SO3-2), tiosulfat (S2O32-), Sulfida (S2-), Klorida (Cl-), Bromida (Br-), Iodium (I-), Asetat (CH3COO-), Borat (BO33-), Tionsianat (SCN-), Kromat (CrO42-), Nitrat (NO3-), Nitrit (NO2-), Phosphat (PO43-), Karbonat (CO32-), Bikarbonat ( HCO3-) , Oksalat (C2O42-). C. Alat dan Bahan Alat 1. Rak dan tabung reaksi 2. Kawat Ni-krom 3. Penjepit tabung 4. Pipet tetes 5. Plat tetes 6. Lampu spiritus Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi Page 32 Bahan Sesuai dengan reaksi yang tertera pada literatur

D. Prosedur Cara kerja masing-masing identifikasi sudah tertera pada tiap-tiap kation dan anionnya. UJI NYALA Beberapa zat dapat memberikan ciri khas yang unik yaitu memberikan warna nyala yang tajam pada saat terbakar. Halaman ini menguraikan bagaimana melakukan sebuah uji nyala untuk berbagai ion logam dan secara ringkas menjelaskan bagaimana warna nyala bisa terbentuk. Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa. Prosedur Uji Nyala a. Kawat Ni-krom dicelupkan ke dalam HCl pekat dan dibakar pada nyala api oksidasi sampai tidak timbul warna nyala sebagai tanda bahwa kawat telah terbebas dari zat yang mempengaruhi reaksi nyala b. Kawat Ni-krom tersebut ditusukkan ke dalam padatan atau dicelupkan ke dalam larutan zat yang diperiksa dan kemudian dibakar kembali pada nyala api oksidasi. c. Warna nyala yang timbul diamati dan dicatat. Data Literatur No 1. 2. 3. 4. 5. Zat yang diperiksa Na K Ca Sr Ba Warna nyala

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 33

Hasil Pengamatan No 1. 2. 3. 4. 5. Zat yang diperiksa Na K Ca Sr Ba Warna nyala

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 34

KATION I. Reaksi Identifikasi Kation Golongan I 1. Ag+ a. Tambahkan larutan HCl encer, terbentuk endapan putih. Endapan larut dalam larutan NH4OH encer. b. Tambahkan larutan KI terbentuk endapan kuning. c. Tambahkan larutan K2CrO4 terbentuk endapan merah coklat. d. Tambahkan larutan NaOH akan membentuk endapan coklat yang tidak larut dalam NaOH berlebih larut dalam larutan NH4OH berlebih. 2. Hg22+ a. Tambahkan larutan NaOH encer membentuk endapan kuning. b. Tambahkan larutan Kalium Iodida, membentuk endapan merah yang larut dalam KI berlebih. c. Tambahkan larutan HCl encer akan membentuk endapan putih yang tidak larut dalam air panas dan dalam asam. d. Tambahkan larutan K2CrO4 akan membentuk endapan coklat, jika didihkan akan menjadi Kristal-kristal merah. e. Tambahkan larutan Na2S terbentuk endapan hitam. 3. Pb2+ a. Tambahkan larutan HCl encer akan membentuk endapan putih yang larut dalam air panas (dipanaskan), jika didinginkan akan terjadi endapan seperti jarum. b. Tambahkan larutan KI terbentuk endapan kuning. c. Tambahkan NaOH membentuk endapan putih yang dapat larut dalam NaOH berlebih. d. Tambahkan larutan K2CrO4 membentuk endapan kuning. e. Tambahkan larutan Na2S akan membentuk endapan hitam. Hasil Pengamatan 1. Ag+ a. b. Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 35

c. d. 2. Hg22+ a. b. c. d. e. 3. Pb2+ a. b. c. d. e. Data Literatur dan Reaksi 1. Ag+ a. b.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 36

c. d. 2. Hg22+ a. b. c. d. e. 3. Pb2+ a. b. c. d. e. .

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 37

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 38

II.

Reaksi Identifikasi Kation Golongan II 1. Cu2+ a. b. c. d. e. 2. Hg2+ a. b. c. Tambahkan larutan NaOH encer membentuk endapan kuning. Tambahkan larutan Kalium Iodida, membentuk endapan merah oranye yang larut dalam KI berlebih. Tambahkan larutan NH4OH terbentuk endapan putih yang larut dalam larutan panas NH4Cl. 3. Bi3+ a. b. c. Tambahkan larutan NaOH encer, terbentuk endapan putih yang sukar larut dalam NaOH berlebih. Tambahkan larutan KI akan membentuk endapan coklat yang larut dalam larutan KI berlebih. Tambahkan larutan Na2HPO4 membentuk endapan putih yang sukar larut dalam asam kuat encer. Tambahkan larutan KI terbentuk CuI2 yang seketika akan terurai menjadi CuI dan I2. CuI berbentuk endapan putih. Tambahkan larutan K4[Fe(CN)6] encer terbentuk endapan merah. Tambahkan larutan NaOH akan membentuk endapan biru yang tidak larut dalam NaOH berlebih. Jika larutan didihkan akan berubah menjadi hitam. Tambahkan NH4OH membentuk endapan biru yang dapat larut dalam NH4OH berlebih menjadi larutan biru tua. Tambahkan larutan Na2S akan membentuk endapan hitam.

Hasil Pengamatan 1. Cu2+ a. b. c. d. Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 39

e. 2. Hg2+ a. b. c. 3. Bi3+ a. b. c. Data Literatur dan Reaksi 1. Cu2+ a. b. c. d. e. 2. Hg2+ a.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 40

b. c. . 3. Bi3+ a. b. c.

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 41

III. Reaksi Identifikasi Kation Golongan III 1. Fe2+ a. b. c. d. 2. Fe3+ a. b. c. d. 3. Zn2+ a. b. c. d. Tambahkan larutan NaOH encer, terbentuk endapan putih yang larut dalam NaOH berlebih. Tambahkan larutan NH4OH encer, terbentuk endapan putih yang larut dalam NH4OH berlebih. Tambahkan larutan K4[Fe(CN)6] encer terbentuk endapan putih yang larut dalam NaOH. Tambahkan larutan Na2S akan membentuk endapan putih. Tambahkan larutan NaOH encer membentuk endapan merah coklat. Tambahkan KSCN akan membentuk larutan merah darah. Tambahkan larutan K3[Fe(CN)6] encer terbentuk endapan biru. Tambahkan larutan K4[Fe(CN)6] encer terbentuk endapan kecoklatan. Tambahkan larutan K3[Fe(CN)6] encer terbentuk endapan hijau. Tambahkan larutan K4[Fe(CN)6] encer terbentuk endapan hijau kebiruan. Tambahkan larutan NaOH akan membentuk endapan hijau kotor yang akan berubah menjadi coklat. Tambahkan larutan Na2S akan membentuk endapan hitam.

4. Mn2+ a. Tambahkan larutan NaOH akan meembentuk endapan putih yang segera berubah menjadi coklat (karena pengaruh udara) b. Tambahkan larutan NH4OH berlebih dan larutan Natrium Fosfat akan membentuk endapan violet. c. Tambahkan larutan Na2S akan membentuk endapan kuning kotor. d. Tambahkan larutan Na2CO3 akan membentuk endapan putih. 5. Co2+ a. Tambahkan larutan NaOH akan membentuk endapan biru, jika ditambahkan NaOH berlebih lalu dipanaskan akan membentuk endapan merah muda. b. Tambahkan NH4OH akan membentuk endapan biru. c. Tambahkan Na2S akan membentuk endapan hitam. Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 42

6. Ni3+ a. Tambahkan larutan NaOH akan membentuk endapan hijau yang larut dalam NaOH berlebih. b. Tambahkan larutan NH4OH encer, terbentuk endapan hijau yang larut dalam NH4OH berlebih. c. Tambahkan Na2S akan membentuk endapan hitam. Hasil Pengamatan 1. Fe2+ a. b. c. d. 2. Fe3+ a. b. c. d. 3. Zn2+ a. b. c. Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 43

d. 4. Mn2+ a. b. c. d. 5. Co2+ a. b. c. 6. Ni3+ a. b. c. Data Literatur dan Reaksi 1. Fe2+ a. b.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 44

c. d. 2. Fe3+ a. b. c. d. 3. Zn2+ a. b. c. d. 4. Mn2+ a. b. c. d.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 45

5. Co2+ a. b. c. 6. Ni3+ a. b. c.

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 46

IV. Reaksi Identifikasi Kation Golongan IV 1. Ba2+ a. Tambahkan larutan K2CrO4 membentuk endapan kuning. b. Tambahkan larutan H2C2O4 membentuk endapan putih yang larut dalam CH3COOH panas. c. Tambahkan larutan NaOH akan membentuk endapan putih yang tidak larut dalam NaOH berlebih. d. Tambahkan larutan H2SO4 membentuk endapan putih. e. Tambahkan larutan Na2CO3 membentuk endapan putih. f. Reaksi nyala dengan kawat Ni-Chrom terjadi nyala hijau kekuningan.

2. Ca2+ a. Tambahkan larutan NaOH tidak membentuk endapan putih. b. Tambahkan larutan K4[Fe(CN)6] akan membentuk endapan putih/kuning. c. Tambahkan H2SO4 encer akan membentuk endapan putih. d. Tambahkan larutan K2CrO4 tidak membentuk endapan. e. Reaksi nyala dengan kawat Ni-Chrom terjadi nyala merah bata. Hasil Pengamatan 1. Ba2+ a. b. c. d. e. f. 2. Ca2+ a. Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 47

b. c. d. e. Data Literatur dan Reaksi 1. Ba2+ a. b. c. d. e. f. 2. Ca2+ a. b. c. d. e.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 48

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 49

V.

Reaksi Identifikasi Kation Golongan V 1. Mg2+ a. b. c. d. Tambahkan larutan NaOH akan membentuk endapan putih yang tidak larut dalam NaOH berlebih. Tambahkan larutan Na2CO3 akan membentuk endapan putih. Tambahkan titan yellow dan NaOH akan membentuk endapan merah. Tambahkan larutan ammonium encer akan membentuk endapan putih seperti gelatin. 2. K+ a. b. Tambahkan larutan asam perklorat pekat akan membentuk endapan putih. Tambahkan larutan asam pikrat akan membentuk endapan kuning. (Lihat dibawah mikroskop Kristal berbentuk jarum). c. Tambahkan larutan asam tartrat akan membentuk endapan putih yang larut dalam asam pekat. d. 3. Na+ a. b. c. Reaksi nyala dengan kawat Ni-Chrom terjadi nyala kuning. Tambahkan larutan Zn. Uranyl astetat (mikroskop) terjadi bentuk berlian. Tambahkan larutan asam pikrat terbentuk Kristal kuning bentuk jarumjarum halus. 4. NH4+ a. Tambahkan larutan NaOH didihkan, amati : b. Bau khas amoniak. Merubah lakmus merah menjadi biru. Memberikan kabut pada batang pengaduk yang dibasahi HCl pekat. Reaksi nyala dengan kawat Ni-Chrom terjadi nyala violet.

Tambahkan Reagen Nessler akan membentuk endapan kuning coklat.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 50

Hasil Pengamatan 1. Mg2+ a. b. c. d. 2. K+ a. b. c. d. 3. Na+ a. b. c. 4. NH4+ a. b. Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 51

Data Literatur dan Reaksi 1. Mg2+ a. b. c. d. 2. K+ a. b. c. d. 3. Na+ a. b. c. 4. NH4+ a. b. Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 52

Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 53

ANION 1. Cla. Tambahkan larutan AgNO3 akan membentuk endapan putih. b. Tambahkan larutan Pb(NO3) akan membentuk endapan putih yang larut dalam air panas. c. Tambahkan larutan H2SO4 pekat, KMnO4 dan kloroform. Setelah dikocok akan menimbulkan lapisan kloroform berwarna ungu. 2. Bra. Tambahkan AgNO3 akan membentuk endapan kuning muda. b. Tambahkan Pb(NO3) akan membentuk endapan putih yang larut dalam air panas. c. Tambahkan larutan H2SO4 pekat, KMnO4 dan kloroform. Setelah dikocok akan menimbulkan lapisan kloroform berwarna kuning/jernih. 3. Ia. Tambahkan larutan AgNO3 akan membentuk endapan kuning. b. Tambahkan Pb(NO3) akan membentuk endapan kuning. c. Tambahkan HgCl2 akan membentuk endapan jingga. 4. CO32a. Tambahkan larutan AgNO3 akan membentuk endapan putih apabila dipanaskan akan berubah menjadi hitam. b. Tambahkan larutan HgCl2 akan membentuk endapan coklat merah. c. Tambahkan larutan MgSO4 akan membentuk endapan putih. d. Tambahkan larutan BaCl2 akan membentuk endapan putih. 5. HCO3a. Tambahkan larutan HgCl2 tidak membentuk endapan. b. Tambahkan larutan BaCl2 akan membentuk endapan putih. c. Tambahkan larutan MgSO4 akan membentuk endapan putih d. Tambahkan larutan HCl akan menimbulkan gas CO2. 6. NO2a. Tambahkan larutan AgNO3 akan membentuk endapan putih. b. Tambahkan larutan H2SO4 pekat/encer, lalu tambahkan larutan FeSO4 perlahanperlahan melalui dinding tabung akan terbentuk cincin berwarna coklat. Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 54

c. Tambahkan asam sulfanilat dan Naftil Amina akan membentuk warna merah. d. Tambahkan larutan HCl encer akan membentuk gas warna coklat (tutup tabung). 7. NO3a. Tambahkan larutan AgNO3 akan membentuk endapan putih. b. Tambahkan larutan H2SO4 pekat, lalu tambahkan larutan FeSO4 perlahanperlahan melalui dinding tabung akan terbentuk cincin berwarna coklat. c. Tambahkan BaCl tidak membentuk warna putih. d. Tambahkan larutan HCl encer akan membentuk gas warna coklat (tutup tabung). 8. SO42a. Tambahkan larutan AgNO3 akan membentuk endapan putih pekat. b. Tambahkan Pb(NO3) akan membentuk endapan putih. c. Tambahkan BaCl2 akan membentuk endapan putih yang larut dalam pereaksi berlebih. 9. SO32a. Tambahkan larutan AgNO3 akan membentuk endapan putih. b. Tambahkan Pb(NO3) akan membentuk endapan putih. c. Tambahkan larutan H2SO4 encer dan KMnO4 akan menyebabkan warna ungu hilang. d. Tambahkan larutan H2SO4 encer dan K2Cr2O7 akan menyebabkan warna orange hilang. 10. S2O32a. Tambahkan larutan AgNO3 akan membentuk endapan putih yang larut dalam HNO3 encer dan Na2S2O3 berlebih. b. Tambahkan FeCl3 akan membentuk larutan berwarna violet dan kemudian tidak berwarna. c. Tambahkan Pb(NO3) akan membentuk endapan putih yang larut dalam Na2S2O3 berlebih. Bila dipanaskan akan membentuk endapan hitam. d. Tambahkan larutan H2SO4 encer dan KMnO4 akan menyebabkan warna ungu hilang. e. Tambahkan larutan HCl encer akan membentuk gas. f. Tambahkan larutan I2 warna coklat akan hilang. . Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 55

11. BO33a. Dalam mortar kecil tambahkan H2SO4 pekat dan methanol lalu bakar akan terbentuk nyala warna hijau. b. Tambahkan HCl pekat goreskan larutan pada kertas kurkumin (kertas yang telah dicelupkan ke larutan K2CrO4) kertas akan berubah menjadi merah. 12. PO43a. Tambahkan larutan AgNO3 akan membentuk endapan kuning yang akan larut jika ditambah larutan NH4OH encer. b. Tambahkan larutan FeCl3 akan membentuk endapan putih kekuningan yang larut jika ditambahkan HCl. c. Tambahkan larutan H2SO4 encer dan KMnO4 akan menyebabkan warna ungu hilang. 13. CH3COOa. Tambahkan H2SO4 pekat akan tercium bau cuka. b. Tambahkan H2SO4 pekat dan etanol akan tercium bau pisang ambon. c. Tambahkan larutan AgNO3 akan membentuk endapan putih. d. Tambahkan larutan FeCl3 akan membentuk larutan berwarna merah. e. Dalam mortar tambahkan KHSO4 padat gerus akan menimbulkan bau cuka. Hasil Pengamatan 1. Cla. b. c. 2. Bra. b. c. 3. Ia. b. c.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 56

4. CO32a. b. c. d. 5. HCO3a. b. c. d. 6. NO2a. b. c. d. 7. NO3a. b. c. d. 8. SO42a. b. c. 9. SO32a. b. c. d.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 57

10. S2O32a. b. c. d. e. f.

11. BO33a. b. 12. PO43a. b. c. 13. CH3COOa. b. c. d. e. Data Literatur dan Reaksi 1. Cla. b. c. 2. Bra. b. c.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 58

3. Ia. b. c. 4. CO32a. b. c. d. 5. HCO3a. b. c. d. 6. NO2a. b. c. d. 7. NO3a. b. c. d. 8. SO42a. b. c.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 59

9. SO32a. b. c. d. 10. S2O32a. b. c. d. e. f.

11. BO33a. b. 12. PO43a. b. c. 13. CH3COOa. b. c. d. e. Daftar Pustaka

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 60

ANALISA KUANTITATIF Kimia Analisa Kuantitatif adalah analisa untuk mengetahui banyaknya suatu zat tertentu yang terdapat dalam sampel, biasanya dinyatakan sebagai kadar atau konsentrasi, misalnya persen berat, molar, gr/L atau ppm. Alat-alat yang digunakan 1. Neraca (timbangan) analitik, syarat neraca yang baik adalah sebagai berikut : Akurat/teliti Stabil Peka

2. Alat ukur volume Pada analisa volumetric alat ukur volume yang sering digunakan adalah : a. Labu ukur ( volumetric flask) Labu ukur disebut juga labu takar/labu seukuran/labu volumetrik. Salah satu kegunaan dari labu ukur adalah untuk membuat larutan standar, yaitu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat. b. Buret Berbentuk tabung dengan garis skala seperti pada pipet ukur dengan penampang yang sama dari atas kebawah. Dibagian bawah dilengkapi dengan kran yang terbuat dari gelas atau teflon. Kapasitas yang sering digunakan adalah 25 dan 50 mL, dengan pembagian skala 0,05 atau 0,1 mL. Cara pemakaian Buret yang telah dicuci ,terlebih dahulu dibilas dengan aqua DM dan larutan yang akan digunakan. Posisi buret harus tegak lurus. Untuk pembacaan skala digunakan kertas hitam-putih, pegang dibelakang buret sedikit dibawah permukaan garis lengkungan (miniskus). Pada buret schellbach dinding belakang bagian dalamnya terdapat garis biru diatas dasar putih, pembacaan tepat pada bagian lancip dari garis biru. Volume terukur disesuaikan dengan kapasitas buret pengukuran yang teliti adalah 20% - 80% dari kapasitas buret, diluar volume ini ketelitian sudah berkurang (buret 25 mL dipakai untuk volume 5-20 mL). c. Pipet Pipet volumetrik (transfer pipette), sering disebut pipet gondok berbentuk pipa yang bagian tengahnya sedikit mengembung dan pada bagian atasnya terdapat Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi Page 61

garis melingkar sebagai batas pengisian. Pipet ini digunakan untuk pengambilan volume tertentu suatu larutan sesuai kapasitas pipet. Sebelum digunakan pipet yang sudah bersih harus dibilas dengan larutan yang akan dipipet sebanyak 2-3 kali. Pipet ukur (gaduated/measuring pipette), berbentuk tabung dengan garis skala seperti pada buret yang menyatakan banyaknya volume terukur. Titik nol terletak diatas sedang paling bawah menunjukkan kapasitasnya. Cara membersihkan alat gelas Karena alat ukur volume hanya akurat bila dalam keadaan bersih, maka harus bebas dari pengotor minyak/lemak. Dapat diuji dengan menuang air suling dari alat, maka cairan yang tertinggal tidak boleh terputus-putus. Untuk membersihkan lemak dapat digunakan detergen, tuang larutan kedalam alat biarkan 2 menit. Atau gunakan larutan jenuh kalium bikromat 5% dalam Asam Sulfat pekat, isikan kedalam alat biarkan selama 1 malam. Keluarkan larutan bilas dengan air kran dan terakhir dengan air suling lalu keringkan, campurkan pencuci setelah dipakai saring dan simpan. Teknik analisa kuantitatif a. Pengendapan zat yang tidak akan dianalisa Gunakan pereaksi secukupnya sampai tidak terjadi endapan lagi. Untuk mengetahui apakah pereaksi sudah berlebihan atau tidak, dapat dilakukan dengan menguji cairan yang bening diatas endapan lagi menunjukan pereaksi sudah berlebihan. b. Penimbangan Gunakan sendok untuk mengambil zat yang akan ditimbang. Pilih timbangan yang tepat sesuai kapasitasnya. Jangan menimbang zat melebihi kapasitas maksimal timbangan yang digunakan. Catat hasil timbangan. Perhatikan contoh perintah penimbangan berikut:
Timbang lebih kurang artinya : jumlah yang harus ditimbang tidak boleh kurang dari 90% dan tidak boleh lebih dari 110% dari jumlah yang harus ditimbang. Timbang dengan seksama. Artinya : deviasi penimbangan tidak boleh lebih dari 0,1% dari jumlah yang ditimbang. Misalkan dengan pernyataan timbang seksama 500 mg, berarti batas kesalahan penimbangan tidak boleh lebih dari 0,5 mg. Oleh karena itu, penimbangan harus dilakukan dengan menggunakan neraca analitik kepekaan minimal 0,5mg. Penimbangan seksama dapat juga dinyatakan dengan menambahkan angka 0 dibelakang koma pada akhir bilangan bersangkutan. Misalnya, dengan pernyataan timbang 200,0 mg dimaksudkan bahwa penimbangan harus dilakukan dengan batas kesalahan tidak boleh lebih dari 0,2mg.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 62

c. Pengukuran Pengukuran volume larutan biasanya menggunakan gelas ukur, kecuali jika dinyatakan perintah ukur dengan saksama., dimaksudkan bahwa pengukuran dilakukan dengan memakai pipet standar dan harus digunakan sedemikian rupa sehingga kesalahannya tidak melebihi batas yang ditetapkan. Penggunaan pipet dapat diganti dengan buret yang sesuai dan memenuhi standar. Pengukuran saksama dapat juga dinyatakan dengan menambahkan angka 0 di belakang angka koma terakhir bilangan yang bersangkutan. Misalnya dengan pernyataan pipet 10,0 mL atau ukur 10,0 mL dimaksudkan bahwa pengukuran harus dilakukan dengan saksama. d. Penggunaan buret Periksa terlebih dahulu apakah buret dalam kondisi baik (tidak pecah atau bocor), berikan sedikit vaselin pada kran agar pengaturan penetesan mudah dilakukan. Bilas buret dengan air sebelum digunakan, kemudian bilaslah buret tersebut dengan larutan yang akan digunakan sebanyak 2-3 kali. Pasang buret pada statif dan klem sampai posisinya stabil dan tegak lurus Masukkan larutan yang akan dipergunakan ke dalam buret tersebut. Lakukan pengisian sampai seluruh bagian buret terisi (perhatikan bagian bawahnya) dan tidak terdapat gelembung gas pada buret. Untuk pembacaan skala digunakan kertas hitam putih, pegang dibelakang buret sedikit dibawah permukaan garis lengkungan (miniskus). Pada buret schellbach dinding belakang bagian dalam diberi garis biru diatas dasar putih, pembacaan tepat pada bagian lancip dari garis biru. e. Pemilihan buret Lakukan titrasi orientasi terlebih dahulu menggunakan buret kapasitas 50,0 mL. untuk selanjutnya, pada titrasi replikasi pemilihan buret harus berdasarkan ketentuan : Volume terukur yang teliti adalah sebanyak 20-80% dari kapasitas buret. Jadi, jika hasil orientasi didapat volume titrasi 10,0 mL, maka titrasi selanjutnya diganti dengan buret kapasitas 25,0 mL. f. Cara titrasi Zat yang akan dititrasi (titrat) ditampung didalam Erlenmeyer, sedangkan larutan yang digunakan untuk menitrasi (titran) dimasukkan ke dalam buret. Posisi tangan pada saat titrasi ditunjukkan seperti gambar di bawah. Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 63

Tangan kiri memegang & mengatur kran buret

Tangan kanan memegang dan mengocok/memutar gelas Erlenmeyer

Tambahkan titran sedikit (tetes demi tetes)


Kertas putih untuk alas

g. Pembacaan volume titrasi Mata harus sejajar dengan miniskus, gunakan miniskus bawah untuk menentukan volume titrasi larutan titer tidak berwarna. Sedangkan untuk larutan titer yang berwarna gelap pembacaan skala buret dilihat dari larutan bening yang paling atas. Jangan lupa perhatikan skala buret, karena masing-masing kapasitas buret memiliki skala yang berbeda. h. Penetapan dalam duplo Lakukan penetapan paling sedikit dua kali. Jika kesesuaian hasilnya lebih dari 0,4 hasil tersebut tidak dapat dirata-rata. Jika digunakan volume larutan sampel yang sama, maka pembacaan buret tidak boleh berselisih lebih dari 0,05 mL . Jika syarat-syarat ini tidak tercapai, maka harus dilakukan titrasi ulang sampai diperoleh selisih yang tidak lebih dari 0,05 mL. Pembakuan dan baku primer Bila suatu larutan dibuat dari zat yang tidak murni, maka konsentrasi larutan tidak dapat ditetapkan dengan pasti. Oleh karena itu, konsentrasi dinyatakan dengan keakuratan sampai 4 angka yang berarti ; zat larutan tersebut harus dibakukan secara berkala. Zat yang digunakan untuk pembakuan disebut zat baku primer. Disamping itu pembakuan dapat juga dilakukan dengan menggunakan larutan yang sudah dibakukan oleh zat baku primer.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 64

Larutan baku primer Larutan baku primer adalah larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara penimbangan zat secara saksama. Contoh zat baku primer adalah Kalium biftalat, Natrium Karbonat, Kalium Bikromat, Sulfanilamid dan lain-lain. Baku primer harus memenuhi beberapa syarat, antara lain : 1. Murni atau mudah dimurnikan, dengan kemurnian yang diketahui sebaiknya 100% atau mendekati angka 100% 2. Mudah ditangani (tidak higoskopis atau mudah dipengaruhi udara) 3. Mempunyai berat ekivalen yang tinggi, sehingga kesalahan penimbangan kecil. 4. Mudah didapat. Larutan baku sekunder Larutan baku sekunder adalah larutan yang konsentrasinya dapat diketahui dengan cara dibakukan terlebih dahulu dengan larutan baku primer. Contoh zat baku sekunder : NaOH, NaNO2, Na-EDTA, I2, Na2S2O3 dan lain-lain. Titik ekivalen dan titik akhir titrasi Titik ekivalen adalah saat dimana komponen zat habis bereaksi dengan titran. Titik akhir titrasi (end point) adalah saat dimana terjadi perubahan warna indikator, oleh sebab itu pemilihan indikator sangat penting dalam titrasi. Pada saat permanganometri tidak diperlukan indikator, perubahan warna pada saat titrasi tersebut dianggap sebagai titik akhir titrasi tanpa perlu penambahan indikator lagi. Titrasi seperti ini dinamakan titrasi dengan menggunakan autoindikator. Perhitungan dalam analisa volumetri 1. Molaritas (M) adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap Liter larutan. M= Keterangan : M = Molaritas (M) n V = mol zat terlarut = volum larutan (L) Mr = massa zat/ berat molekul zat terlarut m = massa zat terlarut (g) n=

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 65

2. Normalitas (N) Satuan ini dipakai pada reaksi asam basa dan redoks, jumlah H+ atau OH- pada asam dan basa. Mol asam jika dikalikan dengan banyaknya H+ maka diperoleh gram ekivalen (grek) dari asam, dan sebaliknya pula pada basa maka diperoleh grek dari basa. grek = mol. Jumlah H+ atau OHmaka normalitasnya dapat didefinisikan sebagai jumlah grek zat terlarut dalam tiap Liter larutan atau jumlah mgrek zat terlarut dalam tiap mL larutan. N = gek/Liter atau mgek/ mL Ekivalen = BE = N= N= x =

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 66

TITRASI ASAM-BASA Titrasi asam basa adalah penetapan kadar suatu zat (asam atau basa) berdasarkan atas reaksi asam-basa. Bila titran yang digunakan adalah larutan baku asam maka penetapan kadar tersebut dinamakan asidimetri, sebaliknya bila titran yang digunakan adalah larutan baku basa maka penetapan kadar tesebut dimakan alkalimetri. A. Teori Asam Basa 1. Teori Arrhenius Menurut Arrhenius, asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan dalam air akan berdisosiasi menghasilkan ion H+ sebagai satu-satunya ion positif. HCl (asam) H+ + ClBasa adalah suatu zat yang bila dilarutkan dalam air akan berdisosiasi menghasilkan ion OH- sebagai satu-satunya ion negative. NaOH (basa) 2. Teori Bronstead Lowry Menurut teori ini suatu zat yang cenderung untuk melepaskan proton (donor proton), sedangkan basa cenderung untuk mengikat proton (akseptor proton). CH3COOH NH3 + H+ B. Berat ekivalen Berat ekivalen suatu zat pada reaksi asam basa adalah banyaknya mol zat tersebut yang ekivalen dengan 1 mol ion H+ atau 1 mol ion OH-. Contoh : a. Na2CO3 + HCl BE Na2CO3 = 1 mol b. Na2CO3 + 2 HCl BE Na2CO3 = mol c. H3PO4 + NaOH BE H3PO4 = 1 mol d. H3PO4 + 3 NaOH BE H3PO4 = 1/3 mol Na3PO4 + H2O Na2HPO4 + H2O H2O + NaCl + CO2 Na2CO3 + NaCl (dengan indikator penoftalein) CH3COO- + H+ NH4+ OH- + Na+

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 67

C.

Indikator Asam-Basa Indikator asam-basa adalah asam atau basa organik lemah yang mempunyai warna molekul (warna asam) berbeda dengan warna ionnya (warna basa). Daerah transisi perubahan warna indikator meliputi lebih kurang 2 unit pH dan daerah ini disebut trayek pH. Beberapa contoh indikator asam-basa trayek pH dan perubahan warnanya dapat dilihat pada tabel berikut : Perubahan Warna Warna Asam Merah Kuning Merah Merah Merah Kuning Kuning Kuning Tidak Berwarna Warna basa Kuning Biru Jingga Kuning Biru Biru Merah Biru Merah Jambu

Indikator Biru timol Biru Bromfenol Jingga Metil Merah Metil Lakmus Biru Bromtimol Merah Fenol Biru Timol Fenoftalein

Trayek pH 1,2-2,8 3,0-4,6 3,1-4,4 4,2-6,3 5,0-8,0 6,0-7,6 6,8-8,4 8,0-9,6 8,3-10,5

Pemilihan indikator ditentukan oleh pH larutan pada titik ekivalen. Pada titrasi asam lemah dengan basa kuat, maka pH larutan pada titik ekivalen diatas 7 (misalnya pH=9), maka indikator yang dipakai adalah timol atau fenoftalein. Sebaliknya pada titrasi basa lemah dengan asam kuat, maka pH larutan pada titik ekivalen dibawah 7 (misalnya = 4), maka indikator yang dapat dipakai adalah biru bromfenol atau jingga metal.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 68

PERCOBAAN 8
TITRASI ALKALIMETRI A. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar sampel melalui titrasi basa (alkalimetri) B. Dasar Teori Sejumlah tertentu larutan sampel asam cuka dititrasi oleh larutan NaOH standar dengan menggunakan indikator phenolpthalein sampai terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah sangat muda. Pada saat TE mek CH3COOH = mek NaOH, sehingga kadar asam cuka dapat dihitung C. Alat Buret Labu ukur Pipet volume Pipet tetes Ball pipet Erlenmeyer

D. Bahan Sampel Baku Primer Baku Sekunder Indikator Aqua Dest E. Prosedur Kerja 1. Pembuatan larutan titer NaOH 0,1 N VxN 1000 mL x 0,1N mg = mgek NaOH = mg /Mr = 100x40 = 4000 mg Larutan 4,0 gam NaOH dalam air bebas CO2 secukupnya hingga 1000,0 mL : CH3COOH (asam asetat) : H2C2O4 (asam oksalat) : NaOH : Phenophtalein

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 69

2. Pembakuan larutan titer NaOH 0,1 N Pipet 10 mL Larutan H2C2O4.2 H2O dengan pipet volume. Masukkan ke dalam Erlenmeyer Tambahkan 3 tetes phenoftalein Titrasi dengan NaOH 0,1N sampai TAT berwarna merah muda seulas. Catat volume NaOH yang digunakan. Lakukan triplo. Hitung Normalitas NaOH

3. Penetapan kadar CH3COOH Sampel dipipet sebanyak 10,0 mL Masukkan kedalam erlenmeyer. Tambahkan 2-3 tetes indikator phenophtalein. Titrasi dengan NaOH titrasi sampai TAT berwarna merah muda seulas. Lakukan pembakuan secara triplo (tiga kali). Hitung kadar larutan sampel.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 70

DATA PEMBAKUAN Nama zat :

BM : Volume Akhir Volume Awal Volume NaOH Perhitungan Pembakuan a. Reaksi :

II

III

b. Perhitungan : N1.V1 = N2.V2

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 71

DATA PENETAPAN KADAR Nama sampel : BM : Volume Akhir Volume Awal Volume NaOH Perhitungan Penetapan Kadar a. Reaksi I II III

b. Perhitungan

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 72

PERCOBAAN 9
TITRASI ASIDIMETRI A. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar sampel melalui titrasi asam (asidimetri) B. Dasar Teori Sejumlah tertentu larutan sampel NaOH/KOH dititrasi oleh larutan HCl standar dengan menggunakan indikator metil merah sampai terjadi perubahan warna dari warna merah menjadi jingga . Pada saat TE mgek NaOH = mgek HCl , sehingga kadar sampel dapat dihitung. C. Alat Buret Labu ukur Pipet volume Pipet tetes Ball pipet Erlenmeyer

D. Bahan Sampel Baku Primer Baku Sekunder Indikator Aqua Dest. E. Prosedur Kerja 1. Pembuatan larutan HCl 0,1N Asam klorida pekat mempunyai BJ : 1,18 ; BM : 36,5. Biasanya dipasarkan dengan konsentrasi 36%. Bila akan dibuat sebanyak 1000,0 mL maka HCl pekat yang diperlukan adalah sebanyak : : KOH / NaOH : Na2CO3 Anhidrat : HCl : Metil Merah

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 73

2. Pembakuan larutan HCl 0,1N Pipet 10 mL Larutan Na2CO3 dengan pipet volume. Masukkan ke dalam Erlenmeyer Tambahkan 3 tetes metal merah Titrasi dengan HCl 0,1N sampai TAT berwarna jingga. Catat volume HCl yang digunakan. Lakukan triplo. Hitung Normalitas HCl

3. Penetapan kadar Pipet 10 mL Larutan sampel dengan pipet volume. Masukkan ke dalam Erlenmeyer Tambahkan 3 tetes metil merah Titrasi dengan HCl 0,1N sampai TAT berwarna jingga. Catat volume HCl yang digunakan. Lakukan triplo. Hitung kadar larutan sampel.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 74

DATA PEMBAKUAN Nama sampel : BM : Volume Akhir Volume Awal Volume HCl Perhitungan Pembakuan a. Reaksi : I II III

b. Perhitungan : N1.V1 = N2.V2

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 75

DATA PENETAPAN KADAR Nama sampel :

BM : Volume Akhir Volume Awal Volume HCl

II

III

Perhitungan Penetapan Kadar a. Reaksi

b. Perhitungan

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 76

PERCOBAAN 10
TITRASI ARGENTOMETRI A. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar sampel melalui titrasi Argentometri B. Dasar Teori Titrasi pengendapan adalah penetapan kadar yang didasarkan atas reaksi pembentukan endapan dari zat uji dengan titran yaitu larutan perak nitrat. Pada argentometri, ion perak memegang peranan penting dalam pembentukan halida. Cara ini dipakai untuk penetapan kadar ion halida, anion yang dapat membentuk endapan garam perak, atau untuk penetapan kadar perak itu sendiri. Berat ekivalen suatu zat pada titrasi Argentometri, adalah banyaknya mol zat itu yang setara dengan 1mol Ag+ NaCl + AgNO3 AgCl + NaNO3 BE NaCl = 1mol Tergantung dari tujuan penetapan kadar, maka dikenal 3 macam metode argentometri yaitu: 1. Metode Mohr Metode ini digunakan untuk penetapan kadar klorida atau bromide, dalam suasana netral atau cenderung basa (pH = 6,5 9). Indikator yang digunakan adalah Kalium Kromat (0,003-0,005). Dalam suasana asam, perak kromat larut karena akan terbentuk dikromat, dan dalam suasana basa akan terbentuk hidroksida yang berwarna putih. Reaksi : Dalam asam Dalam basa : 2CrO42- + 2H+ : 2 Ag+ + 2OH2 Cr2O72- + H2O 2 AgOH AgNO2 H2O endapan perak

Prinsip penetapan larutan klorida atau bromida dalam suasana netral atau cenderung basa dititrasi dengan larutan AgNO3 menggunakan indikator kromat. Kromat akan membentuk endapan perak kromat yang berwarna coklat merah sebagai titik akhir. Reaksi : Cl- + Ag+ CrO4-2 + 2Ag+ Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi AgCl Ag CrO4 coklat merah Page 77

2. Metode Volhard Metode ini dipakai untuk penetapan kadar perak maupun halida dalam suasana asam (HNO3), menggunakan indikator besi (II). 3. Metode Fajans Metode ini juga dipergunakan pada penetapan kadar halida menggunakan indikator absorpsi (Flourensence). Metode ini dipergunakan pada ion halida dalam larutan dengan keasaman yang rendah. Prinsip Percobaan Sejumlah tertentu larutan sampel garam Cl- yang akan ditentukan kadarnya, dititrasi oleh larutan AgNO3 standar pada suasana netral dengan menggunakan indikator fluorescein sampai dengan terbentuk endapan warna merah muda. Pada TE mgek AgNO3 = mgek Clsehingga kadar Cl- dapat dihitung. C. Alat Buret Labu ukur Pipet volume Pipet tetes Ball pipet Erlenmeyer

D. Bahan Sampel Baku Primer Baku Sekunder Indikator Aqua Dest E. Prosedur Kerja 1. Pembuatan larutan AgNO3 0,025 N 1,7 gram AgNO3 dilarutkan air, hingga volume larutan 1000,0 mL 2. Pembakuan larutan AgNO3 0,025 N - Pipet 10 mL Larutan KCl dengan pipet volume. - Masukkan ke dalam Erlenmeyer - Tambahkan 3 tetes K2CrO4 Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi : KCl : NaCl : AgNO3 : K2CrO4

Page 78

- Titrasi dengan AgNO3 0,025 N sampai TAT terbentuk endapan merah bata. - Catat volume AgNO3 yang digunakan. - Lakukan triplo. Hitung Normalitas AgNO3. 3. Penetapan kadar - Pipet 10 mL Larutan sampel dengan pipet volume. - Masukkan ke dalam Erlenmeyer - Tambahkan 3 tetes K2CrO4 - Titrasi dengan AgNO3 0,025 N sampai TAT terbentuk endapan merah bata. - Catat volume AgNO3 yang digunakan. - Lakukan triplo. Hitung Normalitas AgNO3.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 79

DATA PEMBAKUAN Nama sampel :

BM : Volume Akhir Volume Awal Volume HCl Perhitungan Pembakuan a. Reaksi :

II

III

b. Perhitungan : N1.V1 = N2.V2

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 80

DATA PENETAPAN KADAR Nama sampel : BM : Volume Akhir Volume Awal Volume HCl I II III

Perhitungan Penetapan Kadar a. Reaksi

b. Perhitungan

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 81

PERCOBAAN 10
TITRASI PERMANGANOMETRI A. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar sampel melalui titrasi Permanganometri B. Dasar Teori Kalium permanganate merupakan oksidator kuat yang dapat bereaksi dengan cara berbeda-beda tergantung pada pH larutannya. Titrasi permanganometri digunakan untuk menetapkan kadar reduktor dalam suasana asam sulfat encer. Dalam suasana penetapan basa atau asam lemah akan terbentuk endapan coklat mengganggu. a. Dalam asam sulfat encer MnO4MnO4+ 8H+ + 5e + 4H+ + 5e Mn2+ + 4H2O MnO2 + 4OHb. Dalam asam lemah MnO2 yang

Pada prinsipnya Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan (70oC) untuk mempercepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi warna merah mantap untuk beberapa saat menandakan reaksi berlangsung lambat. Pada penambahan titran selanjutnya, warna merah hilang makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi berfungsi untuk mempercepat reaksi. Selanjutnya titran dapat ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir tercapai, yaitu sampai pada tetesan dimana warna merah jambu pucat mantap. Titrasi permanganometri tidak memerlukan indikator karena larutan KMnO4 sendiri sudah berfungsi sebagai autoindikator. Prinsip Percobaan Sejumlah tertentu larutan sampel garam ferro dititrasi dengan larutan KMnO4 standar pada suasana asam dan suhu kamar. Pada TA terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Pada TE berlaku mgek MnO4- = mgek Fe2+, sehingga kadar Fe2+ dapat dihitung. C. Alat Buret Labu ukur Pipet volume Page 82

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Pipet tetes Bulb Erlenmeyer Waterbath

D. Bahan Sampel Baku Primer Baku Sekunder Indikator H2SO4 4N Aqua Dest. E. Prosedur Kerja 1. Pembuatan larutan titer KMnO4 0,1N 3,161 gam KMnO4 dilarutkan air, hingga volume larutan 1000,0 mL. Didihkan selama 30 menit. 2. Pembakuan larutan titer KMnO4 0,1N - Pipet 10 mL Larutan H2C2O4 dengan pipet volume. - Masukkan ke dalam Erlenmeyer - Tambahkan 5mL larutan H2SO4 4N - Titrasi dengan KMnO4 0,1N dengan suhu 60-70oC sampai TAT berwarna merah muda mantap.
-

: FeSO4 . 7 H2O , Na2C2O4 : H2C2O4 : KMnO4 :-

Catat volume KMnO4 yang digunakan. Lakukan triplo. Hitung Normalitas KMnO4

3. Penetapan kadar - Pipet 10 mL Larutan sampel dengan pipet volume. - Masukkan ke dalam Erlenmeyer - Tambahkan 5mL larutan H2SO4 4N - Titrasi dengan KMnO4 0,1N dengan suhu 60-70oC sampai TAT berwarna merah muda mantap. - Catat volume KMnO4 yang digunakan. - Lakukan triplo. Hitung kadar sampel.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 83

DATA PEMBAKUAN Nama sampel : BM : Volume Akhir Volume Awal Volume HCl I II III

Perhitungan Pembakuan a. Reaksi :

b. Perhitungan : N1.V1 = N2.V2

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 84

DATA PENETAPAN KADAR Nama sampel :

BM : Volume Akhir Volume Awal Volume HCl

II

III

Perhitungan Penetapan Kadar a. Reaksi

b. Perhitungan

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 85

PERCOBAAN 11
TITRASI IODIMETRI A. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar sampel melalui titrasi Iodimetri B. Dasar Teori Apabila zat uji (reduktor) lagsung dititrasi dengan larutan iodium, maka penetapan kadar ini disebut dengan iodimetri. Sebaliknya bila zat uji (reduktor) mula-mula direaksikan dengan ion iodide berlebih, kemudian iodium yang terjadi dititrasi dengan larutan tiosulfat maka cara ini dinamakan iodometri. Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar oksidator maupun reduktor, disamping itu cara ini akurat karena titik akhir titrasi jelas. Reaksi : Iodimetri : Reduktor I2 + 2e 2 II2 2 NaI + Na2S4O4 2 IS4O6-2 + 2e S4O6-2 + 2 IOksidator + e

Iodometri : Oksidator + KI I2 + Na2S2O3 Atau I2 + 2e 2 S2O3-2 I2 + 2 S2O3-2

Bila tidak terdapat zat pengganggu yang berwarna, sebenarnya larutan iodium sendiri dapat berfungsi sebagai indikator meskipun warna yang terjadi tidak sejelas KMnO4. Umumnya lebih disukai larutan kanji sebagai indikator yang dengan larutan iodium memberikan warna biru cerah. Berat ekivalen pada Iodimetri adalah banyaknya mol zat yang setara dengan 1 mol I-. Prinsip Percobaan Sejumlah tertentu larutan contoh vitamin C dititrasi dengan larutan I 2 standar dengan menggunakan indikator amylum sampai dengan TA (biru jelas). Pada TE berlaku mgek I 2 = mgek Vit C sehingga kadar vitamin C dapat dihitung.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 86

C. Alat Buret Labu ukur Pipet volume Pipet tetes Bulb Erlenmeyer

D. Bahan Sampel : Vitamin C Baku Primer : Na2S2O3 . 5 H2O Baku Sekunder : I2 Indikator : Amylum 1% Aqua Dest. E. Prosedur Kerja 1. Pembuatan larutan titer I2 0,1N Timbang + 6,25 g I2 masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 mL bertutup asah. Buat pula larutan KI 20% (20 g KI dalam 100 mL air). Larutkan I2 dengan larutan KI 20%. Campurkan s.d. I2 larut , tambahkan air hingga volume 500 mL. Pindahkan larutan I2 tadi dalam botol reagen warna coklat bertutup. Simpan di tempat sejuk dan gelap.

2. Pembakuan larutan titer I2 0,1N Pipet 10 mL Larutan Na2S2O3 . 5 H2O dengan pipet volume. Masukkan ke dalam Erlenmeyer Tambahkan 5 mL larutan kanji Titrasi dengan I2 0,1N sampai TAT berwarna biru. Catat volume I2 yang digunakan. Lakukan triplo. Hitung Normalitas I2

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 87

3. Penetapan kadar Pipet 10 mL Larutan Na2S2O3 . 5 H2O dengan pipet volume. Masukkan ke dalam Erlenmeyer Tambahkan 5 mL larutan kanji Lakukan triplo. Hitung Normalitas I2. Baca volume pemakaian Lakukan triplo. Hitung kadar Vit. C dalam sampel.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 88

DATA PEMBAKUAN Nama sampel :

BM : Volume Akhir Volume Awal Volume I2

II

III

Perhitungan Pembakuan a. Reaksi :

b. Perhitungan : N1.V1 = N2.V2

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 89

DATA PENETAPAN KADAR Nama sampel :

BM : Volume Akhir Volume Awal Volume I2

II

III

Perhitungan Penetapan Kadar a. Reaksi

b. Perhitungan

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 90

PERCOBAAN 12
TITRASI IODOMETRI A. Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar sampel melalui titrasi Iodometri B. Dasar Teori Apabila zat uji (reduktor) lagsung dititrasi dengan larutan iodium, maka penetapan kadar ini disebut dengan iodimetri. Sebaliknya bila zat uji (reduktor) mula-mula direaksikan dengan ion iodide berlebih, kemudian iodium yang terjadi dititrasi dengan larutan tiosulfat maka cara ini dinamakan iodometri. Metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar oksidator maupun reduktor, disamping itu cara ini akurat karena titik akhir titrasi jelas. Reaksi Iodimetri : Reduktor I2 + 2e Iodometri : Oksidator + KI I2 + Na2S2O3 atau I2 + 2e 2 S2O3-2 I2 + 2 S2O3-2 2 IS4O6-2 + 2e S4O6-2 + 2 IOksidator + e 2 II2 2 NaI + Na2S4O4

Bila tidak terdapat zat pengganggu yang berwarna, sebenarnya larutan iodium sendiri dapat berfungsi sebagai indikator meskipun warna yang terjadi tidak sejelas KMnO4. Umumnya lebih disukai larutan kanji sebagai indikator yang dengan larutan iodium memberikan warna biru cerah. Berat ekivalen pada Iodimetri adalah banyaknya mol zat yang setara dengan 1 mol I-. Prinsip Percobaan Sejumlah tertentu contoh kaporit direaksikan dengan KI berlebih dalam suasana asam. I2 yang terbentuk dititrasi dengan larutan Na2S2O3 standar dengan menggunakan indikator amylum. Pada TA terjadi perubahan warna biru tepat menghilang. Pada TE berlaku mgek S2O32- = mgek I2 = mgek Cl2 sehingga kadar Cl2 dapat dihitung.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 91

C. Alat Buret Labu ukur Pipet volume Pipet tetes Ball Pipet Erlenmeyer

D. Bahan Sampel : Cl2 Baku Primer : KIO3 Baku Sekunder : Na2S2O3 Indikator : Amylum 1% KI dan HCl Aqua Dest. E. Prosedur Kerja 1. Pembuatan larutan titer Na2S2O3 0,1N Timbang 25 g Na2S2O3.5H2O. Larutkan dan encerkan dengan air bebas O2 sampai dengan volume 1 L. Tambahkan 0,1 g Na2CO3. Biarkan selama 1 hari. Saring dengan kertas saring. Tetapkan konsentrasinya.

2. Pembakuan larutan Na2S2O3 0,1N Timbang 100,0 mg KI dan 150,0 mg KIO3 Larutkan KI dan KIO3 masing-masing dengan 5 mL air Campurkan dalam Erlenmeyer Tambahkan larutan H2SO4 4N Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1N sampai mendekati TAT berwarna kuning pucat. Tambahkan 5mL larutan kanji sampai berwarna biru. Titrasi kembali sampai warna biru tepat hilang. Catat volume pemakaian larutan Na2S2O3 0,1N Lakukan triplo. Hitung Normalitas larutan Na2S2O3

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 92

3. Penetapan kadar Timbang 100,0 mg KI dan 150,0 mg KIO3 Larutkan KI dan KIO3 masing-masing dengan 5 mL air Campurkan dalam Erlenmeyer Tambahkan larutan H2SO4 4N Titrasi dengan larutan Na2S2O3 0,1N sampai mendekati TAT berwarna kuning pucat. Tambahkan 5mL larutan kanji sampai berwarna biru. Titrasi kembali sampai warna biru tepat hilang. Catat volume pemakaian larutan Na2S2O3 0,1N Lakukan triplo. Hitung Normalitas larutan Na2S2O3

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 93

DATA PEMBAKUAN Nama sampel : BM : Volume Akhir Volume Awal Volume Na2S2O3 I II III

Perhitungan Pembakuan a. Reaksi :

b. Perhitungan : N1.V1 = N2.V2

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 94

DATA PENETAPAN KADAR Nama sampel : BM : Volume Akhir Volume Awal Volume Na2S2O3 I II III

Perhitungan Penetapan Kadar a. Reaksi

b. Perhitungan

Nilai

Pesan

Tanda Tangan Orang Tua

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 95

DAFTAR PUSTAKA Fessenden & Fessenden. 1982 . Kimia Organik edisi kedua. Jakarta: Erlangga. hal.436-437. Kosasih, Satiadarma, et al. 2004. Asas Pengembangan Prosedur Analisis edisi pertama. Jakarta: Erlangga. hal.87-97. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. FARMAKOPE INDONESIA EDISI IV 1995. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Diktat Praktikum Kimia SMK Bani Saleh Kota Bekasi

Page 96

You might also like