You are on page 1of 31

KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI BIDANG POLITIK MENYONGSONG PEMILU 2009
Deputi Bidang Pemberdayaan Lembaga Masyarakat
Disampaikan pada acara Dialog Publik Sosialisasi Paket RUU Politik, Gedung PBNU, Jakarta, 18 Desember 2007

PENDAHULUAN
1. 2.

3.

Peningkatan Kualitas SDM merupakan kunci keberhasilan pembangunan nasional SDM adalah laki-laki dan perempuan, maka pembangunan pada pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia seutuhnya tanpa membedakan jenis kelamin. Perempuan merupakan potensi besar untuk menunjang keberhasilan pembangunan SDM namun ternyata setelah 62 th merdeka, posisi, peran dan statusnya tertinggal dari lakilaki.

PENDAHULUAN
HDI Indonesia urutan 108 dari 177 negara GDI Indonesia urutan 81 dari 136 negara GEM urutan 60

Di bidang pendidikan, angka buta huruf perempuan 14,5 % lebih besar dari laki-laki yaitu 6,9% Di bidang kesehatan, status gizi perempuan masih merupakan masalah utama dan masih tingginya angka kematian ibu (AKI) yaitu 307 per seratus ribu kelahiran hidup (SDKI, 2002). Di bidang ekonomi, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) laki-laki jauh lebih tinggi (86,5%) dari pada perempuan (50,2%). Di bidang politik atau kekuasaan / pengambil keputusan dari pemilu 2004 perempuan keterwakilan perempuan 11% untuk DPR, dan 19,8% untuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dalam bidang hukum masih banyak dijumpai substansi, struktur, dan budaya hukum yang diskriminatif gender
5

Permasalahan dan isu-isu perempuan


1. Bidang Politik: Rendahnya keterwakilan perempuan di Legislatif dan Eksekutif Pusat dan daerah. 2. Bidang Hukum: Masih banyaknya peraturan per-UU-an yang bias gender dan diskriminatif terhadap perempuan. 3. Bidang Pendidikan: Tingkat butahuruf perempuan lebih tinggi dari laki-laki 4. Bidang Kesehatan: AKI yang masih tinggi 5. Bidang Ekonomi: Peluang perempuan utk bekerja rendah 6. Bidang HAM : Kasus trafficking yang semakin meningkat 7. Kasus KDRT yang semakin marak 8. Pornografi yang semakin vulgar

Akar Permasalahan
1. Rendahnya akses, partisipasi dan kontrol permpuan atas sumberdaya pembangunan 2. Praktek diskriminasi

KOMITMEN NASIONAL 1. UUD 1945 Pasal 27 tentang Persamaan Hak dan Kewajiban Warga Negara; 2. UU NO. 7 tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi dan Kekerasan Terhadap Perempuan (ratifikasi CEDAW); 3. UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; 4. TAP MPR Nomor II dan VI tahun 2002; 5. UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilu yang mengamanatkan kepada Partai Politik peserta Pemilu untuk mencalonkan anggota DPR-RI, DPRD Prov/Kab/Kota. 6. UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional;

KOMITMEN NASIONAL 9. UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 10.PP No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2004 - 2009; 11.Instruksi Presiden No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional; 12.Keputusan Presiden Nomor. 101 Tahun 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Kementerian Pemberdayaan Perempuan; 13.Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 132 tahun 2003 tentang Pedoman Umum Pengarusutamaan Gender di Daerah;

KOMITMEN INTERNASIONAL 1. Konvensi Penghapusan Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Perempuan (Convention on the Elimination of all forms of Discrimnation Against Women=CEDAW) tahun 1979; 2. Konferensi Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) tahun 1994 di Kairo; 3. Konferensi Dunia tentang Perempuan ke-4 Tahun 1995 di Beijing (Beijing Platform of Action yang mencuatkan 12 critical areas); 4. Konferensi Dunia tentang Perempuan ke-5 Tahun 2000 di New York; 5. Tujuan pembangunan milenium (Millenium Developments Goals=MDGs) tahun 2000; 6. Konvensi hak-hak Anak PBB 1984 (Convention of the Right of Children=CRC).

Pemberdayaan Perempuan dalam Agenda Pembangunan Nasional tahun 20042009 Dalam Agenda ketiga Pembangunan Nasional 2004 2009 Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Indonesia ditetapkan 5 Sasaran Pokok. Dari 5 sasaran ini, sasaran ketiga adalah: meningkatnya kualitas sumberdaya manusia untuk mencapainya maka disusun prioritas dan arah kebijakan diantaranya adalah: Peningkatan Kualitas Kehidupan dan peran Perempuan serta Kesejahteraan dan perlindungan Anak.

Pemberdayaan Perempuan

Mewujudkan Kesetaraan dan Keadilan Gender, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pemberdayaan Perempuan

1. Meningkatkan kualitas hidup Perempuan; 2. Memajukan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik; 3. Menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan; 4. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak; 5. Meningkatkan pelaksanaan dan memperkuat kelembagaan PUG; 6. Meningkatkan partisipasi masyarakat.

Pemberdayaan Perempuan

Meningkatkan status, posisi, dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki.

Pemberdayaan Perempuan

1. Terjaminnya KKG dalam berbagai per-UU-an 2. Menurunnya Kesenjangan Gender antara prp dan laki-laki 3. Menurunnya KDRT thdp perempuan dan anak 4. Meningkatnya Kesejahteraan dan Perlindungan prp & Anak 5. Meningkatnya Kemampuan Kelembagaan dan Jaringan PUG dan Anak, ketersediaan Data dan peningkatan Partisipasi Masyarakat.

Peningkatan Kualitas Hidup dan perlindungan Perempuan Peningkatan Kesejahteraan dan perlindungan Anak Penguatan Kelembagaan PUG & Anak Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
12

Pemberdayaan Perempuan

Pengarusutamaan Gender (PUG)

Penyerasian hukum & per-UU-an Pemberdayaan Masyarakat Penguatan kelembagaan PUG & Anak di Pemerintah & Masy. Penguatan jejaring kelembagaan

Meningkatkan peran perempuan dalam bidang Politik dan pengambilan keputusan Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan serta bidang Pembangunan lainnya utk mempertinggi kualitas hidup dan sumber daya kaum perempuan Meningkatkan gerakan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak

10

Menyempurnakan perangkat hukum yg lebih lengkap dlm melindungi individu dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi termasuk kekerasan dalam rumah tangga Memperkuat kelembagaan, koordinasi dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari berbagai kebijakan, program dan kegiatan pembangunan disegala bidang, termasuk pemenuhan komitmen-komitmen internasional, penyediaan data dan statistik gender serta peningkatan partisipasi masy.
11

AKAR MASALAH: PER-UUAN BIAS GENDER; PENAFSIRAN AJARAN AGAMA YG KURANG KOMPREHENSIF; SOSIAL BUDAYA; ADAT ISTIADAT & PEREMPUAN ITU SENDIRI

INSTRUMENTAL INPUT LANDASAN HUKUM NASIONAL KOMITMEN INTERNASIONAL PERMEN NO. 01 TAHUN 2005

SUBYEK
1.ORGANISASI KEAGAMAAN

OBYEK
1.KOMITMEN

METODA
-KAJIAN

OUT COME
TERBANGUN JAR LM YG PERJUANG KAN PP, KPA ,KKG DIPAHAMI & DISADARI NYA HAK2 PR TERSEDIA NYA KADER PR DI BID. PENGAMBIL KEPUTSN TERCAPAI NYA KETERWAKLN 30% PEREM PUAN

MSLH PEREMPUAN, GENDER & ANAK: 1. PENDIDIKAN 2. KESEHATAN 3. EKONOMI 4. POLITIK ( PENGMBL. KEPUTUSAN) 5. KUALITAS HIDUP P & A 6. APS, KESEHAT AN ANAK 7. AKTE KELAHIRAN 8. KEKERASAN, EKSPLOITASI & DISKRIMINASI 9. LINGKUNGAN HIDUP

-PELATIHAN -RTD -SOSIALISASI -ADVOKASI

2.KEBIJAKAN 2.LEMBAGA SWADAYA 3.KELEMBA MASYARAKAT GAAN VISI MISI PP & KPA 3.SWASTA & PROFESI 4. ORGANISASI SOSIAL & POLITIK 4.SUMBER DAYA 5.SISTEM & DATA TERPILAH

-FASILITASI -KOORDINASI -KERJASAMA -PENGUATAN -WORKSHOP - MONEV

K K G

5.ORGANISASI 6.JARINGAN. MEDIA MASSA

1. 2.

INTEGRASI AKSI AFIRMASI


Tupoksi Dep-V/POLA PIKIR DEPUTI V

13

PEREMPUAN DALAM HIDUPAN POLITIK.

KENDALA: Internal (dari dalam diri perempuan sendiri:, kurang berani berperan aktif dalam kegiatan politik dan pemahaman yang keliru tentang politik yang dipandang sebagai hal yang kasar kotor dan keras, Eksternal seperti hambatan dari berbagai norma kultural dan struktural.

Untuk itu KPP melakukan kerjasama sinergis dengan mitra kerja yang peduli dan bergerak dalam bidang

POTRET PEREMPUAN DALAM POLITIK

Keterwakilan Perempuan di Legislative


14 12

1992 : 12,5 % 1999 : 9 % 2004 : 11,5 %

10 8 6 4 2 0 1992 1999 2004

KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA

Perwakilan Perempuan di Parlemen


Perempuan DPR-RI DPD DPRD I DPRD II
65 (11,82%) 27 (21,1%) 188 (10%) 1090 (8%)

Laki-laki
485 (88,18%) 101 (78,9%) 1662 (90%) 12046 (92%)

TOTAL
550 128 1850 13125

Sumber: CETRO, 2005

KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA

1. Pegawai Negeri Sipil:

NO

LAKI-LAKI 2.191.471 (58,57%)

PEREMPUAN 1.550.024 (41,43%)

TOTAL 3.741.495

KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA

2. Pejabat Eselon
ESELON LAKI-LAKI PEREMPUAN TOTAL

582 (90,23%) 10.500 (93,29%)

63 (9,77%) 755 (6,71%)

645

II

11.255

AKAR MASALAH: PER-UUAN BIAS GENDER; PENAFSIRAN AJARAN AGAMA YG KURANG KOMPREHENSIF; SOSIAL BUDAYA; ADAT ISTIADAT & PEREMPUAN ITU SENDIRI

INSTRUMENTAL INPUT LANDASAN HUKUM NASIONAL KOMITMEN INTERNASIONAL PERMEN NO. 01 TAHUN 2005

SUBYEK
1.ORGANISASI KEAGAMAAN

OBYEK
1.KOMITMEN

METODA
-KAJIAN

OUT COME
TERBANGUN JAR LM YG PERJUANG KAN PP, KPA ,KKG DIPAHAMI & DISADARI NYA HAK2 PR TERSEDIA NYA KADER PR DI BID. PENGAMBIL KEPUTSN TERCAPAI NYA KETERWAKLN 30% PEREM PUAN

MSLH PEREMPUAN, GENDER & ANAK: 1. PENDIDIKAN 2. KESEHATAN 3. EKONOMI 4. POLITIK ( PENGMBL. KEPUTUSAN) 5. KUALITAS HIDUP P & A 6. APS, KESEHAT AN ANAK 7. AKTE KELAHIRAN 8. KEKERASAN, EKSPLOITASI & DISKRIMINASI 9. LINGKUNGAN HIDUP

-PELATIHAN -RTD -SOSIALISASI -ADVOKASI

2.KEBIJAKAN 2.LEMBAGA SWADAYA 3.KELEMBA MASYARAKAT GAAN VISI MISI PP & KPA 3.SWASTA & PROFESI 4. ORGANISASI SOSIAL & POLITIK 4.SUMBER DAYA 5.SISTEM & DATA TERPILAH

-FASILITASI -KOORDINASI -KERJASAMA -PENGUATAN -WORKSHOP - MONEV

K K G

5.ORGANISASI 6.JARINGAN. MEDIA MASSA

1. 2.

INTEGRASI AKSI AFIRMASI


Tupoksi Dep-V/POLA PIKIR DEPUTI V

13

FUNGSI KNPP Membantu dan mendorong serta mengkoordinasikan semua pihak untuk mengenal dengan jelas lahan perjuangannya dan juga lahan perjuangan kelompok lain sehingga pembagian tugas dan kerjasama sinergis dapat dilakukan. Sehingga keinginan kita untuk mewujudkan kaum perempuan berada dalam posisi yang lebih baik sebagai warga bangsa dalam masyarakat madani yang demokratis dan berkeadilan dapat segera tercapai.

PENUTUP
Masalah peningkatan peran dan partisipasi perempuan dalam politik merupakan isu krusial untuk dipahami dan dilaksanakan. Upaya peningkatan peran dan partisipasi perempuan dalam politik memerlukan perjuangan panjang mengingat masih adanya realitas sebagian besar perempuan masih tertinggal dari laki-laki. Salah satu kunci keberhasilan peningkatan keterwakilan 30 % perempuan di legislatif sangat bergantung pada komitmen bersama kaum perempuan baik selaku individu maupun organisasi serta didukung dengan keikhlasan laki-laki. Kerjasama sinergis, kemitraan, koordinasi, dan jejaring antara KNPP dengan organisasi politik, organisasi masyarakat, seluruh komponen masyarakat, aktivis perempuan, dan Wakil-wakil Rakyat di DPR-RI dan DPRD sangat diperlukan.

PENUTUP

LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN MEMANG BEDA, TETAPI TIDAK UNTUK DIBEDA- BEDAKAN

You might also like