You are on page 1of 4

PRAKERIN A.

Pengertian PKL/ PRAKERIN Banyak di antara siswa SMK termasuk orang tua siswa yang belum mengerti apa itu PKL atau PRAKERIN bahkan tidak sedikit yang merasa aneh dengan istilah-istilah tersebut. Hal ini tentu tidak boleh terjadi khususnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) . Jangan sampai terdengar beberapa pertanyaan yang sering diajukan oleh siswa SMK seperti: Apa sih PRAKERIN atau PKL itu? Perusahaan tempat PKL itu dicarikan oleh sekolah atau cari sendiri? Kira-kira dapat gaji atau tidak? Berapa bulan lamanya? Berapa biayanya? Kalau sudah PKL ngapain? Untungnya apa kalau sudah PKL? Kalau gak ikutan PKL gimana? Gampang gak sih PKL itu? Bikin Laporannya gimana?

PKL (Pengalaman Kerja Lapangan) atau PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) adalah kegiatan siswa SMK yang dilaksanakan di dunia indutri sebagai bentuk uji nyali dan persiapan memasuki dunia kerja nyata. Pada dasarnya setiap lembaga atau yayasan pendidikan yang mengarah pada keahlian di lapangan baik Dunia Usaha/ Dunia Industri (DU/DI) harus menyosialisasikan pemahaman PKL kepada siswa dan orang tua. Di beberapa SMK termasuk di SMK , PKL ini menjadi salah satu syarat untuk mengikuti Uji Kompetensi Nasional dan UAN. Lama PKL tergantung dari perusahaan yang menerimanya, namun idealnya adalah 3 (tiga) Bulan Efektif. Adapun pemberian honor, gaji, uang makan, atau uang transport tergantung kemampuan dan kebijakan dari perusahaan tersebut. Biasanya perusahaan akan menyeleksi siswa yang akan diterima untuk melaksanakan PKL dengan kriteria tersendiri. Bagi siswa seharusnya cukup berterimakasih bisa melaksanakan PKL di sebuah perusahaan karena persaingan masuk ke perusahaan untuk PKL pun sudah cukup berat. Oleh karena itu koneksi dan rekomendasi guru, orang tua, saudara, dan kenalan sangat diperlukan. B. Tujuan PKL Di bawah ini adalah beberapa tujuan dari PKL di SMK 1. Menyiapkan siswa untuk dapat beradaptasi saat memasuki lapangan kerja nyata dan dapat mengembangkan sikap profesionalisme. 2. Menyiapkan siswa agar kelak mampu menentukan karier sesuai keahlian yang dimiliki, siap berkompetisi, dan dapat mengembangkan diri. 3. Menyiapkan siswa agar menjadi tenaga kerja produktif, adaptif, dan kreatif . C. Persiapan PKL 1. Pembekalan dan Pemantapan Melihat tujuan di atas maka perlu adanya metode khusus untuk mewujudkan hal tersebut dalam bentuk pembekalan dan pemantapan terhadap siswa SMK sebelum melaksanakan kegiatan PKL di antaranya berupa: a. Penjelasan detail dan pemahaman PKL kepada siswa dan orang tua b. Pengarahan etika, kedisiplinan, dan tata-tertib di dunia indutri saat PKL c. Pelatihan mental, kepribadian, dan inisiatif dalam menghadapi dunia kerja d. Pelatihan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugas e. Latihan pembuatan laporan harian dan karya tulis Note : Pembekalan dan Pemantapan di sini bukan berupa pelajaran pokok (pelajaran kejuruan) karena keahlian dan kemampuan siswa untuk pelajaran kejuruan harus sudah dikuasai ketika di kelas pada jam pelajaran normal. Inilah salah satu alasan PKL dilaksanakan padatingkat akhir akhir semester awal. 2. Peserta PKL Peserta yang diwajibkan melaksanakan PKL adalah siswa SMK tingkat akhir (kelas XII) yang telah memenuhi semua persyaratan PKL termasuk beberapa administrasi yang harus sudah

selesai sebelum pelaksanaan PKL. 3. Waktu Pelaksanaan PKL a. PKL dilaksanakan di semester awal tingkat akhir tetapi persiapannya harus sudah dilakukan 2(dua) bulan sebelum PKL dimulai. Durasi PKL tergantung dari perusahaan yang menerima peserta tetapi idealnya adalah 3 (tiga) bulan dan selama ini siswa tidak diwajibkan mengikuti pelajaran formal di sekolah. b. Waktu pelaksanaan PKL harus serempak, diusahakan perbedaan waktu start PKL tidak lebih dari 1 (satu) minggu. c. Tanggal start PKL ditentukan oleh sekolah, setelah tanggal tersebut semua peserta PKL termasuk yang belum berangkat tidak diwajibkan mengikuti pelajaran formal di sekolah. 4. Industri tempat PKL a. Selama persiapan (dua bulan sebelum start) siswa dianjurkan untuk mencari dan menentukan sendiri industru tempat pelaksanaan PKL kemudian melaporkan kepada pihak sekolah. Pihak sekolah kemudian memberikan surat pengantar untuk industry tersebut dengan data-data yang diperlukan seperti nama sisiwa, kelas, sekolah, dan tanggal pelaksanaan. Apabila selama satu bulan siswa belum menemukan industry tempat pelaksanaan PKL, maka pihak sekolah harus membantu untuk mecarikan industri melalui koneksi individu, yayasan, atau lembaga yang bersangkutan. b. Seminggu sebelum PKL dimulai pihak sekolah harus membuat surat konfirmasi terakhir kepada pihak perusahaan untuk memastikan terlaksananya kegiatan PKL tersebut. c. Tidak ada kriteria khusus perusahaan tempat PKL. Dalam hal ini perusahaan dapat berupa CV, PT, Lembaga, Yayasan dalam bidang jasa atau produk. Kecil besarnya perusahaan tidak menjadi syarat mutlak. d. Bidang perusahaan tempat PKL tidak harus sesuai dengan mata pelajaran di SMK . 5. Pembimbing a. Sebulan sebelum PKL dimulai, sekolah harus mengundang orang tua siswa untuk memberi pengarahan dan penjelasan detil mengenai pelaksanaan PKL. b. Sebulan sebelum PKL dimulai sekolah harus memilih dan menentukan pembimbing bagi peserta PKL sebagai tempat konsultasi selama PKL termasuk saat pembuatan laporan atau karya tulis. 6. Satu orang pembimbing bertanggungjawab terhadap 4-6 orang siswa. Pembimbing di sini adalah tenaga pendidik dan kependidikan di Yayasan dan tidak harus dari guru kejuruan. 7. Seragam PKL Selama PKL, peserta diwajibkan mengenakan seragam siswa sehari-hari berlogo Almamater sebagai ciri khasa sekolah dan wajib membawa kartu pelajar. Seragam dan ID card khusus PKL tidak diwajibkan kecuali atas permintaan industri tempat pelaksanaan PKL. D. Pelaksanaan PKL PKL dilaksanakan setelah ada surat konfirmasi resmi dari pihak perusahaan tempat PKL pada waktu yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. Orang tua dan peserta PKL harus sudah siap dan memahami aturan main PKL agar timbul hubungan baik antara sekolah dan industri dimasa yang akan datang.

1. Aturan Umum a. Selama PKL, peserta diwajibkan mentaati setiap peraturan perusahaan tempat PKL termasuk jam masuk, jam pulang, dan pekerjaan yang diberikan. b. Peserta bertanggung jawab langsung kepada pembimbing di sekolah dan pembimbing di perusahaan. c. Setiap 1 atau 2 minggu sekali peserta PKL harus memberi laporan kegiatan kepada pembimbing sekolah yang ditunjuk. Laporan tersebut dapat disampaikan secara tertulis, lisan, melalui SMS, telpon, atau datang langsung. d. Peserta PKL harus membuat laporan harian (daily report) selama PKL berlangsung. e. Peserta harus menjaga nama baik SMK 2. Dana Sebenarnya tidak ada dana khusus untuk pelaksanaan PKL. Adapun biaya akomodasi, transportasi, dan pembuatan karya tulis adalah tanggung jawab masing-masing peserta dan orang tua yang harus sudah dipertimbangkan sebelumnya. Peserta hanya diwajibkan

menyelesaikan semua administrasi wajib yang telah disepakati sebelumnya seperti SPP dan SDP. 3. Laporan Setalah PKL selesai, peserta diwajibkan membuat karya tulis (skripsi) mengenai kegiatan saat PKL. Aturan pembuatan karya tulis tersebut akan dijelakan oleh masing-masing pembimbing yang disesuaikan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh sekolah secara tertulis. 4. Sidang a. Sidang dilaksanakan sebulan setelah PKL selesai dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kegiatan peserta selama PKL melalui karya tulis yang dibuat. b. Siswa wajib mempertangungjawabkan karya tulis yang telah dibuat dihadapan para juri secara lisan. c. Juri ditunjuk oleh sekolah melalui kaprodi SMK yang terdiri dari guru kejuruan, guru bahasa, dan kewirausahaan. Jumlah juri paling sedikit 2 (dua) orang. d. Juri tidak diperbolehkan memaksa peserta PKL untuk mempertanggung-jawabkan topik yang tidak sesuai dengan karya tulis yang dibuat walaupun topic tersebut sesuai dengan mata pelajaran kejuruan. 5. Sertifikat Seluruh peserta PKL yang telah selesai melaksanakan PKL dapat memperoleh sertifikat PKL dari perusahaan yang bersangkutan tetapi tidak semua perusahaan memiliki kebijakan tersebut. Dalam kondisi ini peserta harus memakluminya tetapi pihak sekolah dapat menghubungi perusahaan untuk mendapatkan sertifikat atau setidaknya mendapat surat keterangan bahwa siswa telah melaksakanan PKL di perusahaan tersebut.

E. Informasi yang harus diketahui semua pihak mengenai pelaksanaan PKL 1. Tidak ada biaya khusus untuk pelaksanaan PKL yang dibebankan kepada peserta kecuali jika ada keperluan khusus peserta yang diperkiraan akan diperlukan saat pelaksaan PKL. Biaya tersebut sebelumnya akan diberitahukan kepada orang tua diketahui oleh Kepala Sekolah dan Pimpinan Yayasan. 2. Pembimbing dari sekolah tidak diperbolehkan menemani peserta saat pelaksanaan PKL. Peserta dituntut dewasa dan mandiri untuk melaksanakan PKL tanpa ditemani pembimbing dari sekolah. 3. Pembimbing dari sekolah tidak diwajibkan mengantar peserta PKL kecuali dalam kondisi tertentu dimana peserta lebih dari (9) sembilan orang dalam satu perusahaan sebagai tanda serah-terima. 4. Jika ada dana khusus yang dibebankan kepada siswa, pihak sekolah akan mengundang orang tua dan menyelesaikannya melalui musyawarah. 5. Setiap perusahaan mempunyai aturan dan kebijakan masing-masing sehingga peserta PKL tidak perlu mengharapkan honor, gaji, uang makan, dan uang transfortasi saat PKL. 6. Bidang pekerjaan atau kegiatan di perusahaan tempat PKL belum tentu sesuai dengan pelajaran kejuruan yang didapat di sekolah. Peserta PKL harus sudah siap menghadapi kondisi seperti ini selama tidak menyimpang dari tujuan pokok PKL. 7. Orang tua peserta PKL dapat ikut serta menyukseskan pelaksanaan PKL melalui koneksi dan rekomendasi ke perusahaan sebelum PKL dimulai. 8. Tidak ada kegiatan belajar-mengajar bagi peserta selama pelaksanaan PKL. Selama ini peserta tidak diwajibkan datang ke sekolah kecuali untuk berkonsultasi dengan pembimbing di sekolah. F. PERBEDAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG) DENGAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) :

Perbedaan mendasar antara kegiatan PKL dengan PSG sebagai berikut :

1. PKL dilaksanakan dalam waktu singkat (sekitar 2 s/d 6 minggu), sedangkan PSG dilaksanakan dalam waktu yang lama (minimal 3 bulan).

2. PKL dilaksanakan tanpa program yang jelas (hanya dititipkan ke DUDI), sedangkan PSG dilaksanakan dengan program yang terencana dan jelas, yang disusun bersama antara kedua belah pihak. Sebelum siswa berpraktik di industri, sudah disusun rencana akan mengerjakan apa, berapa lama untuk tiap jenis pekerjaan, dan keahlian apa yang akan didapat dari setiap jenis pekerjaan tersebut. Keahlian yang diperoleh dari setiap pekerjaan harus disesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan kurikulum.

3. Pelaksanaan PKL dilepas begitu saja di industri tanpa dibimbing oleh petugas khusus dari sekolah dan Perusahaan. Sedangkan PSG dibimbing dan diawasi oleh pengasuh, yaitu instruktur dari perusahaan dan Guru Pembimbing dari sekolah. Kedua petugas khusus itu memonitor kesesuaian rencana dan pelaksanaan, serta menjaga keamanan dan keselamatan siswa dari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.

4. Dalam pelaksanaan PKL, siswa diminta membuat laporan, dan laporan yang disusun siswa cenderung berupa skripsi. Sedangkan pada pelaksanaan PSG, siswa diwajibkan membuat atau mengisi Buku Laporan, yaitu waktu dan kegiatan harian yang dilakukan di tempat bekerja, dan tidak membuat laporan seperti laporan PKL.

5. Evaluasi terhadap kegiatan PKL, pada umumnya diserahkan saja pada Industri/Perusahaan. Sedangkan pada PSG, evaluasi dilakukan bersama oleh Sekolah atau Perusahaan Industri. Karena peralihan pekerjaan satu ke pekerjaan berikutnya memakai pola Mastery Learning (bekerja dan belajar tuntas).

6. Sertifikat diberikan oleh Industri/Perusahaan yang berisikan kemampuan mengerjakan pekerjaan yang sudah dikerjakan di Perusahaan. Sertifikat kompetensi akan diterbitkan oleh Tim Uji Kompetensi yang dibentuk Asosiasi Profesi.

You might also like