You are on page 1of 15

LAPORAN BLOK MUSKULOSKELETAL SYSTEM TRIGGER 2 DISKUSI KELOMPOK V ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FRAKTUR OBLIQUE FEMORALIS DEXTRA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN ILMU KEPERAWATAN MALANG 2010

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN FRAKTUR OBLIQUE FEMORALIS DEXTRA KELOMPOK V Ketua :

Jajang Khusnul F Anggota : Ike Ismi Zamzami Ina Martiana Ivo Florentina Selfi safrida Sirli Mardianna Siti Munawaroh Ina Karania Widhi Iva Maulida CCN M. Lukman A Yosi Dwi Saputro Eki Madyaning Nastiti Maya Rachmah Sari Danang Rahmadani Ryan Priambodo

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN ILMU KEPERAWATAN MALANG 2010

Trigger Dino usia 15 tahun datang ke poli bedah diantar ibunya karena mengeluh nyeri pada kaki kanan setelah semalam jatuh dari tangga. Kaki tampak bengkak, bengkok dan sulit untuk digerakkan. Saat perawat melakukan palpasi pada kaki kanannya, Dino meringis kesakitan. Tanda-tanda vital saat pengkajian: TD=110/80 mmHg, N=100x/mnt, RR=22x/mnt, Tax=38 c. setelah dilakukan pemeriksaan radiologi didapatkan hasil fraktur oblique femoralis dextra. Dokter menyarankan Dino untuk menjalani operasi pemasangan traksi. Ibu Dino tampak terkejut dan mengatakan apakah bisa tanpa dilakukan tindakan operasi?

I. PENGKAJIAN IDENTITAS KLIEN


a. Nama b. Umur

: Dino : 15 tahun : Laki-laki ::::: WNI ::: 27 Desember 2010 : 27 Desember 2010

c. Jenis kelamin
d. Status perkawinan e. Agama f. Pendidikan g. Pekerjaan

h. Suku bangsa
i. Alamat j. No. Register k. MRS l. Tgl pengkajian

m.DM

: fraktur oblique femoralis dextra

PENANGGUNG JAWAB
a. Nama b. Umur c. Jenis kelamin d. Hubungan dengan klien

: Ibu Dino :: Perempuan : Ibu kandung ::-

e. Pekerjaan f. Alamat

KELUHAN UTAMA Nyeri pada kaki sebelah kanan

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG P: jatuh dari tangga Q: terasa sakit saat disentuh R: dibagian paha kanan atas S: tidak bisa beraktivitas seperti biasanya T: tadi malam (27 Desembar 2010) Setelah semalam jatuh dari tangga, Dino mengeluh sakit dan nyeri pada kaki kanan bagian atas. Saat perawat melakukan palpasi, Dino meringis kesakitan. Kaki Dino tampak bengkak, bengkok dan sulit digerakkan sehinga Dino tidak bisa beraktifitas seperti biasanya.

RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU Belum terkaji

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Belum terkaji.

RIWAYAT PSIKOSOSIAL Ibu Dino tampak terkejut setelah mendengar anaknya akan dioperasi.

POLA KEBIASAAN SEHARI a. Pola nutrisi Belum terkaji b. Pola eliminasi Kaji adanya perbedaan pola BAB dan BAK sebelum dan sesudah sakit. c. Pola aktivitas Belum terkaji d. Pola istirahat dan tidur e. Pola kebersihan

PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran: GCS 4 5 6 (CM)

b. TTV:

Tensi RR Suhu Nadi BB TB

: 110/80 mmHg (n: 110-140/70-90 mmHg) : 22x/mnt (n: 18-20x/mnt) : 38oC (n: 36,5o-37,5oC) : 100/mnt (n: 60-100 kali/menit) ::-

c. Head to toe - Kepala dan rambut: - Mata: - Hidung: - Telinga: - Mulut, gigi, lidah, tonsil, faring: mulut mencong - Leher dan tenggorokan: - Dada dan torax: - Ekstremitas: tangan dan kaki kanan tidak bs digerakkan - Genitalia dan anus: - Integumen: - Neurologi:

PEMERIKSAAN PENUNJANG: a) Pemeriksaan Radiologi Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pencitraan

menggunakan sinar rontgen (x-ray). Untuk mendapatkan gambaran 3 dimensikeadaan dan kedudukan tulang yang sulit, maka diperlukan 2 proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral. Dalam keadaan tertentu diperlukan proyeksi tambahan (khusus) ada indikasi untuk memperlihatkan pathologi yang dicari karena adanya superposisi. Perlu disadari bahwa permintaan x-ray harus atas dasar indikasi kegunaan pemeriksaan penunjang dan hasilnya dibaca sesuai dengan permintaan. Hal yang harus dibaca pada x-ray: (1) Bayangan jaringan lunak. (2) Tipis tebalnya korteks sebagai akibat reaksi periosteum atau biomekanik atau juga rotasi. (3) Trobukulasi ada tidaknya rare fraction. (4) Sela sendi serta bentuknya arsitektur sendi. Selain foto polos x-ray (plane x-ray) mungkin perlu tehnik khususnya seperti: (1) Tomografi: menggambarkan tidak satu struktur saja tapi struktur yang lain tertutup yang sulit divisualisasi. Pada kasus ini ditemukan kerusakan struktur yang kompleks dimana tidak pada satu struktur saja tapi pada struktur lain juga mengalaminya. (2) Myelografi: menggambarkan cabang-cabang saraf spinal darah di ruang tulang vertebrae yang mengalami kerusakan akibat trauma. (3) Arthrografi: menggambarkan jaringan-jaringan ikat yang rusak karena ruda paksa. (4) Computed Tomografi-Scanning: menggambarkan potongan secara transversal dari tulang dimana didapatkan suatu struktur tulang yang rusak. b) Pemeriksaan Laboratorium (1) Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang. (2) Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.

(3) Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat Amino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang. c) Pemeriksaan lain-lain (1) Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas: didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi. (2) Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi. (3) Elektromyografi: terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur. (4) Arthroscopy: didapatkan jaringan ikat yang rusak atau sobek karena trauma yang berlebihan. (5) Indium Imaging: pada pemeriksaan ini didapatkan adanya infeksi pada tulang. (6) MRI: menggambarkan semua kerusakan akibat fraktur. (Ignatavicius, Donna D, 1995)

II. ANALISA DATA

N O 1 DATA DS : klien meringis kesakitan, klien tidak dapat menggerakkan kaki DO : nadi=100x/menit, RR=22x/menit, bengkak pada kaki kanan ETIOLOGI jatuh dari tangga/tek lansung kerusakan fragmen tulang, cidera jaringan lunak pembuluh darah terputus perdarahan penggumpalan darah(hematoma) reaksi inflamasi MASALAH KEP. Nyeri akut

pengeluaran brandikinin dan berkaitan dengan nociceptor pengeluaran mediator kimia(histamine) nyeri nyeri akut 2 DS : klien meringis kesakitan, tidak dapat menggerakkan kaki DO : nadi=100x/mnt, RR=22x/mnt, bengkak dan bengkok pada kaki kanan jatuh dari tangga/tek langsung fraktur diskontinuitas tulang perubahan jaringan sekitar pergeseran fragmen tulang deformitas pemasangan traksi gangguan fungsi Gangguan mobilitas fisik

gangguan mobilitas fisik

DS : ibu klien tampak terkejut dan mengatakan apakah bisa dilakukan tanpa operasi DO: ekspresi ibu bingung.

jatuh dari tangga fraktur operasi pemasangan traksi

Kurang pengetahuan

ibu tampak terkejut dan minta

tindakan selain operasi kurang pengetahuan

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan fragmen tulang 2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan

kekuatan/ketahanan dan pemasangan traksi 3. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif.

IV. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN Dx 1 : nyeri akut berhubungan dengan kerusakan fragmen tulang

Tujuan : Dalam waktu 2x24 jam nyeri dapat berkurang, hilang dan teratasi Kriteria Hasil : - secara subjektif klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi - Mngidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau mengurangi nyeri - Klien tidak gelisah - Skala nyeri 0-1 atau teratasi INTERVENSI MONITORING 1. Kaji tingkat intensitas dan intensitas nyeri 2. Observasi tanda-tanda vital MANDIRI 1. Atur posisi imobilisasi
1. Imobilisasi yang adekuat dapat

RASIONAL
1. Tingkat intensitas nyeri dan frekuensi

menunjukkan skala nyeri 2.Untuk mengetahui perkembangan klien

pada paha

mengurangi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsure utama penyebab nyeri pada daerah paha.

2. Bantu klien dalam mengidentifikasi factor pencetus 3. Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasive
4. Ajarkan relaksasi, yaitu

2. Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan, ketegangan, suhu distensi kandung kemih, dan berbaring lama. 3. Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya efektif dalam mengurangi nyeri.
4. Teknik ini akan melancarkan

teknik-teknik mengurangi ketegangan otot rangka yang dpat mengurangi intensitas nyeri. Tingkatkan relaksasi masase 5. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut. 6. Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri dan berikan posisi yang nyaman, misalnya waktu tidur belakang tubuh klien dipasang bantal kecil KOLABORASI 1. Pemberian analgesic 2. Pemasangan traksi kulit atau traksi tulang

peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi dan nyri berkurang.

5. Mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri ke hal-hal yang menyenangkan. 6. Istirahat merelaksasikan semua jaringan sehingga akan meningkatkan kenyamanan.

1. Analgesic memblok lintasan nyeri sehingga nyeri akan berkurang


2. Traksi yang efektif akan memberikan

dampak pada penurunan pergeseran fragmen dan memberikan posisi yang baik untuk penyatuan tulang.

3. Operasi untuk pemasangan

3. Fiksasi internal dapat membantu

fiksasi internal EDUKASI 1. Jelaskan pada pasien penyebab dari nyeri 2. Jelaskan prosedur sebelum memulai tindakan

imobilisasi fraktur femur sehingga pergerakan fragmen berkurang. 1. Memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyri 2. Memungkinkan pasien untuk siap secara mental dalam melakukan aktivitas.

Dx 2

: Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan atau ketahanan

Tujuan : Dalam waktu 3x24 jam mampu melakukan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya. Kriteria Hasil : - klien dapat ikut serta dalam program latihan
- Tidak mengalalami kontraktur sendi.

- Kekuatan otot bertambah - Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas INTERVENSI MONITORING 1. Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik. 2. Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan peralatan MANDIRI 1. Atur posisi imobilitas pada paha
1. Imobilisasi yang adekuat dapat

RASIONAL 2. Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas

3. Mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi

mengurangi pergerakan fragmen tulang yang menjadi unsure utama penyebab

nyeri pada paha. 2. Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit 3. Bantu klien untuk melakukan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi. 4. Berikan papan kaki 4. Mempertahankan posisi fungsional KOLABORASI
1. Konsultasi dan 2. Gerakan aktif memberikan massa,

tonus dan kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi jantung dan pernafasan.
3. Untuk mempertahankan fleksibilitas

sendi sesuai kemampuan.

dan mencegah komplikasi

kolaborasi dengan ahli terapi 1. Berguna dalam membuat jadwal aktivitas fisik, okupasi dan rehabilitasi. EDUKASI 1. Ajarkan klien dalam hal penggunaan traksi 1. Menilai batasan kemampuan aktivitas klien klien. Kemampuan mobilitas ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi

Dx 3

: kurang pengetahuan tentang kondisi dan prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif

Tujuan : setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama 1x24 jam pasien dapat mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses pengobatan. Kritera Hasil :- melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari suatu tindakan. Ikut serta dalam regimen perawatan INTERVENSI MONITORING 1.Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang RASIONAL 1.Mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang

penyakitnya 2. Kaji ulang patologi, prognosis dan harapan yang akan datang MANDIRI 1.Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makannya EDUKASI 1.Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang 2.Diskusikan pentingnya evaluasi klinis

penyakitnya
2. Memberikan dasar pengetahuan dimana

klien dapat membuat pilihan informasi.

1. Diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan

1. Dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang 2. Penyembuhan fraktur memerlukan waktu tahunan untuk sembuh total dan kerja sama klien dalam program pengobatan membantu penyatuan yang tepat pada tulang.

3.Minta klien dan keluarga mengulangi lagi tentang materi yang telah diberikan

3. Mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA Dongoes,M.1999.Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,-Ed.3-, Jakarta:EGC. Wilkinson,J.2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi Nic dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta:EGC. Muttaqin,Arif.2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta:Salemba Medika. Smeltzer, Suzanne. 2001. Buku Ajar Keperawatan medical Bedah dari Brunner & Suddarth. Edisi 8. EGC: Jakarta.

You might also like