You are on page 1of 6

Beberapa Jajanan Khas Bali

1. Pie Susu

Pie susu meruoakan kue pie yang dilumuri susu. Ukurannya kecil dan harganya murah. Makanan ini cocok dimakan bersama teh dan kopi di pagi hari bersama keluarga atau dijadikan oleh oleh ketika berkunjung ke Bali. Pie susu ini bisa tahan 10 hari dan jika disimpan di kulkas bisa hingga 2 minggu. Pie susu ini memiliki beberapa rasa selain rasa original (susu) seperti rasa coklat dan vanilla. 2. Jajan Abug / Jaja Abug Deskripsi: Jajan abug adalah jajan tradisional Bali yang terbuat dari bahan tepung ketan dengan bentuk beraneka ragam yaitu: segi empat, segi tiga, bundar dan sebagainya. Kekhasan bentuk abug adalah berlapis-lapis dengan warna merah dan putih berselang seling, dengan ketebalan kurang lebih 3-5 mm. Lapisan warna merah dan putih ini tampak karena pada waktu mencetak jajan ini dibuat berselang seling antara lapisan satu yang dibuat dari abug dengan tambahan gula pasir. Jajan ini dibuat khusus untuk keperluan upacara keagamaan ataupun upacara adat di Bali, tapi kadang-kadang dapat dibuat untuk dikonsumsi oleh penduduk Bahan: Tepung ketan 1000 g Gula merah 500 g Gula pasir 500 g Kelapa 1 butir Garam dapur 5 g Pewarna insidental (secukupnya) Cara Pembuatan: Untuk membuat jajan abug dilakukan lapis demi lapis secara silih berganti sebagai berikut: Untuk pembuatan lapisan 1 (warna merah):

Tepung ketan sebanyak 500 g ditambahkan 500 g gula merah, 1/2 butir kelapa parut, 2,5 g garam dapur, dicampur dan diaduk merata dalam waskom. Setelah adonan rata ditambahkan dengan air matang sebanyak 1 gelas dan diaduk kembali sampai rata. Selanjutnya adonan dituangkan pada cetakan yang telah disiapkan sebelumnya, dapat berupa kaleng, piring, loyang atau lainnya dengan ketebalan 4-5 mm. Maka terbentuklah lapisan 1. Untuk pembuatan lapisan 2 (warna putih): Semua bahan sisa dari pembuatan lapisan 1 di atas yaitu tepung ketan, kelapa parut, garam dan gula pasir dicampur dan diaduk merata kemudian ditambahkan air sebanyak satu gelas, terus diaduk sampai rata sehingga terbentuk adonan. Selanjutnya adonan dituangkan pada cetakan yang sama diatas lapisan pertama tadi. Proses selanjutnya adalah membuat lapisan 1 terus dituangkan pada cetakan yang sama, terus ditambahkan dengan lapisan 2, demikian seterusnya secara berganti-ganti sampai terbentuk lapisanlapisan abug yang berwarna dengan ketebalan yang diinginkan. Selanjutnya lapisan tersebut dikukus sampai matang. Setelah matang, jajan abug didinginkan, setelah dingin dikeluarkan dari cetakan dan dipotongpotong dengan ketebalan sekitar 3-5 mm. Potongan abug dapat dijemur sampai kering dan disimpan di dalam kaleng atau toples. Jajan abug ini bisa dikonsumsi dalam bentuk sebelum dikeringkan (segera setelah dipotong-potong) atau dalam keadaan sudah kering. 3. Jajan Bendu / Jaja Bendu Deskripsi: Jajan bendu merupakan jenis jajan yang biasa digunakan untuk upacara perkawinan. Kue jenis ini sudah tersebar di seluruh Bali, dibuat selain digunakan untuk keperluan upacara keagamaan (sebagai sajian) juga dibuat untuk dijual. Kue ini tidak tahan lama, paling lama tahan selama satu hari. Sebagai hidangan, kue ini banyak dikonsumsi sebagai teman minum kopi. Bahan: Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pembuatan jajan bendu adalah Beras ketan 1000 g Kelapa 2 butir Gula merah 1000 g Air daun kembang sepatu 1 gelas Cara Pembuatan: Jajan bendu terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar yang terbuat dari tepung ketan, dan bagian dalam yang terbuat dari kelapa parut

dicampur gula yang disebut `unti`. Pembuatan bagian luar sebagai berikut: Tepung ketan ditambahkan sedikit demi sedikit dengan air daun kembang sepatu dan diulen sampai lembut. Kemudian dibuat lapisan tipis di atas kuali dan dipanaskan (disangrai). Sementara itu dibuat unti dengan cara sebagai berikut: Kelapa parut dicampur dengan gula merah cair yang masih panas dan ditambahkan garam. Campuran itu selanjutnya diaduk merata. Setelah diaduk merata diperoleh unti dan siap ditaruh di bagaian dalam dari jajan bendu. Proses selanjutnya adalah ke dalam lapisan tipis tepung ketan tadi ditambahkan unti, selanjutnya digulung satu sampai dua lapis, sehingga terbentuk jajan bendu yang siap untuk disajikan. 4. Jajan Bantal / Jaja Bantal Deskripsi: Jajan bantal telah dikenal di seluruh Bali. Bahan utama dari jajan bantal ini adalah ketan yang ditambahkan dengan kacang-kacangan dan atau buah-buahan. Dibungkus dengan janur dan diikat dengan tali, lalu direbus. Jajan ini dibuat untuk hidangan dan sebagai sajian pada upacara keagamaan tertentu seperti piodalan di tempat-tempat suci (pura). Bahan : Ketan 1000 g Kelapa 500 g Buah pisang 15 biji Kacang merah 1 ons Gula pasir 1 sendok makan Garam 0,25 sendok makan Janur untuk pembungkus 50 biji Cara Pembuatan : Mula-mula ketan direndam dalam air selama 12 jam (1/2 hari), kacang direndam sampai lunak. Kelapa kemudian diparut. Selanjutnya ketan yang telah direndam dikukus sampai matang. Ketan kukus dicampur dengan kacang yang telah direndam, kelapa parut, garam, gula pasir, diaduk sehingga membentuk adonan. Adonan ini ditambahkan dengan buah pisang yang telah diiris kecil-kecil, kemudian dibungkus dengan kulit bantal yang dibuat dari janur. Bungkusan ini selanjutnya direbus sampai matang. Bantal siap disajikan. 5. Jajan Saga / Jaja Saga Deskripsi: Jajan saga Deskripsi Jajan saga adalah sejenis kue yang terbuat dari tepung ketan, kelapa parut, gula dan garam, dipanggang diatas api. Jajan

saga telah dikenal di seluruh Bali. Jajan saga dibuat untuk hidangan teman minum kopi dan dijual. Bahan: Tepung ketan 500 g Kelapa parut 250 g Gula pasir 225 g Garam 0,5 sendok teh Cara Pembuatan: Semua bahan diatas dicampur sampai merata. Selanjutnya disangrai, yaitu dimasak tanpa memakai minyak dan air. Penyangraian dilakukan diatas bara api yang dibuat dari kayu bakar atau arang. Di atas bara api ditaruh wadah dibuat dari bahan tanah liat yang berisi pasir. Di atas pasir diletakkan cetakan dari seng atau aluminium. Selanjutnya campuran tadi `dipepel` atau ditekan-tekan sehingga mencapai ketebalan lebih kurang 0,5 cm di atas cetakan tadi, kemudian ditutup dan dipanaskan selama 3 menit. Setelah matang, dalam keadaan masih panas jajan dipotong-potong sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah itu jajan saga siap disajikan 6. Jajan Sengait / Jaja Sengait Deskripsi: Sengait atau sengaita atau cakar ayam adalah jajan yang terbuat dari ubi jalar, dan banyak dijual dipasar-pasar tradisional hampir diseluruh desa di Bali, dengan harga relatif murah. Jajan ini bentuknya sederhana, yaitu merupakan lempengan bundar (berdiameter 5 cm) terdiri dari irisanirisan kecil memanjang ubi jalar dengan panjang 1-2cm, lebar 1mm dan tebal 1mm. Jajan ini terasa sangat manis karena campurannya hanya gula merah, dan bagi masyarakat Bali jajan ini merupakan camilan untuk teman minum kopi di pagi hari. Bahan: Ubi jalar 1000 g Gula merah 500 g Garam 1 sendok teh Minyak kelapa 0,5 liter Cara Pembuatan: Cara pembuatan jajan sengait ini adalh sebagai berikut: Ubi jalar dibersihkan, kulitnya dikupas, daging umbinya dicuci sampai bersih, kemidian umbi yang telah bersih diiris-iris kecil memanjang seperti lidi, dengaj panjang 1-2 cm, lebar dan tebal masing-masing 1mm. Irisan-

irisan ubi selanjutnya digoreng sampai matang, dan setelah matang diangkat dan didinginkan pada saringan agar minyaknya menetes ke bawah. Setelah dingin,. lau irisan-irisan tersebut dicampur dengan gula merah yang telah diiris dan diulen sampai rata. Setelah campuran ubi dan gula merata, maka adonan dicetak dengan cetakan sengait, sehingga bentuknya menyerupai lempengan bulat. Selanjutnya jajan sengait siap disajikan 7. Jajan Reta / Jaja Reta Deskripsi: Jajan reta terbuat dari tepung beras dibentuk menjadi berbagai bentuk atau model dan berbagai ukuran seperti: angka delapan, gelang, bunga dan sebagainya, serta diberikan warna yang beragam antara lain merah, putih, kuning ataupun kombinasi dari berbagai warna. Jajan reta ini dibuat untuk keperluan hari raya, upacara adat dan upacara agama serta dibuat untuk camilan sehari-hari sebagai teman minum kopi. Jajan reta telah diperjualbelikan di pasar-pasar tradisional di daerah Bali. Bahan: Tepung beras 1000 g Kelapa parut 500 g Gula pasir 250 g Garam 2 sdt Pewarna makanan 2 g Cara Pembuatan: Bahan-bahan seperti tepung beras, kelapa parut, garam dan pewarna dicampur menjadi satu kemudian ditambahkan dengan air 0,5 gelas, terus diulen selama 15 menit. Setelah itu adonan dikukus selama 30 menit sampai matang, terus diangkat dan didinginkan pada nyiru. Setelah adonan dingin lalu dicetak atau dibentuk menurut keinginan, yaitu berbentuk angka delapan, gelang-gelang ataupun bungan-bungaan. Selanjutnya adonan yang telah dicetak digoreng pada wajan dengan minyak kelapa, setelah matang terus didinginkan. Dipermukaan jajan reta bisa diberikan atau dioleskan larutan gula pasir agar menjadi manis. Pemberina gula ini biasanya dilakukan menjelang digunakan untuk sajian atau dihidangkan untuk dikonsumsi. Setelah diberikan gula, bila tidak langsung dikonsumsi, jajan reta dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari selama 2-3 jam, setelah kering dapat disimpan. Biasanya dari 1000 g tepung beras dapat dihasilkan lebih kurang 40-50 buah jajan reta.

8. Bubuh Tuak Bubuh tuak atau bubur tuak merupakan warisan khasanah khas Bali. Namun bubur tuak kurang dikenal masyarakat Bali secara luas. Padahal bubuh tuak dipercaya memiliki khasiat tersendiri bagi kesehatan. Ada anggapan bahwa jika mengkonsumsi bubuh tuak bisa membuat orang mabuk. Namun sebenarnya tidak, karena pengolahan tuak sebagai campuran bubur sesuai dengan takaran. Sehingga bubur tuak bisa dikonsumsi oleh semua kalangan dari anak anak hingga orang dewasa. Berdasarkan latar belakang keberadaan bubur tuak biasanya ditemukan di daerah Karangasam. Peminatnya kebanyakan adalah petani. Karena bubur tuak dianggap dapat meningkatkan semangat, menghangatkan tubuh, meningkatkan vitalitas dan melancarkan peredaran darah. Proses pembuatan bubur tuak hampir sama seperti pembuatan bubur ayam, bubur khas baturiti maupun bubur lainnya. Bedanya, kaldu atau kuah berasal dari tuak manis yang baru diambil dari pohon. Beras yang digunakan pun menggunakan beras organik sehingga benar-benar sehat. Untuk melengkapi sajian, bubur tuak juga dilengkapi irisan daging ayam, ikan, kacang dan aneka isian lainnya. Menambah kekhasan makanan tradisional, penyajian bubur tuak tidak menggunakan mangkok dari beling melainkan mangkok dari batok kelapa karena mampu menciptakan suasana alamiah serta menambah aroma dan nuansa ketradisionalan yang kental. 9. Jaja Begina Jaja begina atau jajan rengginang biasanya ada/ permintaan akan meningkat menjelang hari hari besar/ upacara upacara seperti Galungan, Kuningan dan rerahinan Sugihan Beberapa jajanan bali seperti jaja batun duren, jaja bendu, jaja reta, jaja sengait dan bubuh sagu dapat dikonsumsi kapan saja dan sebagai pelengkap secangkir teh atau kopi.

You might also like