You are on page 1of 14

NOVI RAHMAYANTI

305569






1





TUGAS MEKANIKA KONTINUM





RINGKASAN
CONSTITUTIVE LAWS FOR ENGINEERING
MATERIALS
WITH EMPHASIS ON GEOLOGIC MATERIALS
C.S. Desai / H.J. Siriwardane

NOVI RAHMAYANTI
305569






2


BAB 3
REGANGAN, KOMPONEN REGANGAN
DAN TENSOR REGANGAN

Idealisasi Satu Demensi
Perhatikan sebuah batang bundar yang diberi beban aksial dan
diasumsikan sebagai elemen garis (satu dimensi) [Fig 3-1(b)].
Menurut Cauchy

(3-1a)
dimana :

= panjang mula-mula
l = panjang akhir
= rasio panjang mula-mula terhadap panjang akhir.











Menurut Green :

(3-1b)

Menurut Almansi :

(3-1c)
NOVI RAHMAYANTI
305569






3


Bentuk Tiga Dimensi

Asumsi deformasi kecil :

] (3-2a)
Karena,

maka persamaan diatas dapat ditulis


*+

+ (3-2b)
atau,
*+

} (3-2c)
atau,
*+

} (3-2d)

dimana :

adalah komponen regangan normal dan

atau

adalah komponen regangan geser.



Tensor Regangan
Di dalam pers 3-2(a) suatu partikel atau titik P bergerak dari posisi 1 ke posisi
2 di bawah pengaruh dari suatu sistem gaya ekternal. Kedua posisi ditandai oleh P1,
dan P2 [pers. 3-2(b)] dan oleh letak vektor a
i
dan x
i
, berturut-turut. Perpindahan
patikel itu ditandai oleh u
i
(i =1,2,3). Dari pers 3-1 dapat kita tulis :

(3-3)
Untuk regangan dan rotasi kecil, persamaan (1-3) dapat ditulis :

(3-4)
dimana u
i,j
adalah gradien dari perpindahan u
i
, gradien tersebut dapat ditulis

(3-5)
keadaan pertama adalah simetris dan disebut regangan kecil,

) (3-6)
NOVI RAHMAYANTI
305569






4


keadaan kedua adalah anti simetris dan disebut rotasi kecil,

) (3-7)

untuk i = j = 1, 2, 3, persamaan (3-6) menjadi,

(3-8a)


untuk i j, menjadi,

(3-8b)

(3-8c)

(3-8d)



NOVI RAHMAYANTI
305569






5


Di sini u, v, dan w adalah lambang yang biasanya digunakan di dalam praktek yang
rekayasa dan berpasangan dengan u
1
, u
2
, dan u
3
, komponen-komponen dari
pemindahan-pemindahan di dalam arah x
1
(x), x
2
(y),dan x
3
(z), berturut-turut.

(3-9a)
dan

(3-9b)

(3-9c)

(3-9d)

INVARIANT DARI TENSOR REGANGAN

Tensor regangan (kecil) di pers(3-6) adalah suatu tensor simetris orde ke dua. seperti
yang dibahas di Appendixes 1 dan 2, mempengaruhi transformasi dan sifat-sifat
invariant dari tensor-tensor.

Di sini ada dua himpunan dari invariant-invariant yang akan kita gambarkan dan
gunakan: satu kumpulan kesatuan dengan persamaan khas dari (regangan) tensor,
dan kesatuan lain dengan tensor melalui sifat tarik dan susunan yang berbeda dari
tarik .tambahan detail dalam invariant-invariant dari tensor-tensor disampaikan dalam
Appendix 2.
Persamaan karakteristik tensor di pers. (3-2a) dapat ditulis sebagai

(3-10a)
dimana

dan

adalah invariant dengan mengacu pada persamaan


karakteristik.
Nilai-nilai invariant diberikan oleh persamaan :.

(3-10b)

| |

| |

| (3-10c)

| (3-10d)

NOVI RAHMAYANTI
305569






6


Invarian Pertama dari Tensor Regangan

() (3-10e)
Persamaan ini sama dengan yang sebelumnya dan untuk regangan-regangan yang
kecil, menandakan regangan volumetric yang diakibatkan oleh beban yang bekerja
padanya.
Invarian Kedua dari Tensor Regangan

()

) (3-10f)
Invarian Ketiga dari Tensor Regangan

()

) (3-10g)

DEKOMPOSISI TENSOR REGANGAN
Suatu tensor dapat diuraikan menjadi dua tensor. Menurut persamaan, tensor regangan
dapat diuraikan seperti :

(3-11)
Tensor E
ij
disebut strain deviation tensor (deviasi tensor regangan) atau deviatoric
strain tensor, dan

disebut spherical atau volumetric strain tensor. Bentuk


persamaannya diberikan menurut :

(3-12)
Untuk material-material tertentu, rumus ini mungkin saja sesuai untuk diterapkan
pada deviatoric dan volumetric strain secara terpisah dan masing-masing efek yang
terjadi diatasnya.
Dengan menganggap E
ij
sebagai yang pertama dan menentukan i = j; maka


(3-13a)
Jika o
ii
= 3 [pers. A1-12], dapat kita tulis :

(3-13b)
Itulah yang membuat hasil penjumlahan dari komponen-komponen tensor normal E
ij
,
E
ii
= E
11
+ E
22
+ E
33
menjadi tidak ada / nol.
Nilai volumetric strain tensor diberikan oleh persamaan :

(3-14)
NOVI RAHMAYANTI
305569






7


Karena o
ij
= 0 untuk i j, dan o
ij
= 1untuk i = j, nilai volumetric strain tensor menjadi
tidak nol hanya pada diagonalnya; untuk regangan-regangan yang nilainya kecil,
jumlah dari nilai diagonalnya menandakan rata-rata dari volumetric strain.

Invariant dari Deviatoric Strain Tensor
Seperti yang sudah disebutkan di bagian depan, trace dari E
ij
tidak ada; oleh karena itu
E
ij
mempunyai hanya dua invariant bernilai nol., dimana akan digambarkan di bawah
ini.

Invariant Kedua dari Tensor Regangan Deviatoric

()

(3-15a)

Penting untuk catat bahwa subscript D digunakan di sini hanya untuk menandakan
kuantitas deviatoric. Kuantitas ini dapat juga dinyatakan sebagai,

] (3-15b)
atau

,(


(3-15c)
Di sini nilai c
v
adalah regangan volumetric didefinikan sebagai

.
Di dalam penggunaan bidang teknik, sering kali suatu kuantitas deviatoric yang
disebut regangan geser oktahedrol,
oct
, dipakai. Regangan ini sama dengan proyeksi
vektor regangan di satu bidang octahedrol (gambar 3-3), yang membuat sudut-sudut
yang sama dalam tiga arah utama. Untuk mencari nilai
oct
adalah :

,(

-
(3-15d)



NOVI RAHMAYANTI
305569






8





Invariant kedua dari tensor regangan deviatorik, I
2D
, sebanding dengan
oct
yang
disajikan pada rumus :

(3-15e)
Beberapa kriteria hasil (bab 9 dan 10) dalam teori plastisitas merupakan hubungan
antara penjumlahan deviatorik dan penjumlahan hence oktahedral yang sering
digunankan.

Invariant ketiga dari tensor regangan deviatoric


(3-15f)

Principal Strain

Pada bab ini kita menentukan batas-batas regangan infinitesimal dan hence pada dua
titik yaitu P dan Q yang ditunjukkan pada persamaan :

(3-16a)
NOVI RAHMAYANTI
305569






9


Dimana daj adalah panjang PQ. Kemudian
ij
dan
ij
adalah regangan dan rotasi
tensor pada titik P. berdasarkan sifat murni regangan dimana
ij
= 0 perpindahan
relative vector du
i
ditulis sebagai berikut :

(3-16b)
Catatan
ij
= 0 maka garis tidak berotasi. Perpindahan relative hence Q sampai P
perunit panjang PQ maka ditunjukkan :

||

||

atau


(3-16c)
Dimana l
j
(j=1,2,3) mewakili arah garis cosines panjang PQ. Vector regangan
j
(persamaan 3-16) tidak mempunyai arah yang sama dengan arah garis PQ (gambar
3.4), maupun arah penurunan PQ. Deformasi dapat ditunjukkan pada tensor regangan
pada P, dan arah kosinus PQ


(3-17)
vektor regangan tidak sesuai dengan arah elemen garis yang diharapkan, ada 3
keutamaan arah dimana arah vector regangan memiliki orientasi yang sama sebagai
segmen garis asli. Biasa disebut prinsipal direction of strain tensor atau principal axes
of strain. Besarnya regangan normal (perpindahan per unit panjang) disebut principal
strains

j ij i
l l o = = e
1
(3-18)
Dimana l constant dan
j
menunjukkan 3 prinsipal strain. Dengan mensubtitusi pers
(3-16) ke pers (3-18) diperoleh :
( ) 0 = e
j ij ji
l o (3-19a)
Dengan menggunakan simetrik tensor regangan diamana
ij
=
ji

( ) 0 = e
j ij ij
l o (3-19b)
atau dinotasikan dalam matrix
| | | | | |( ) 0 1 = e l (3-19c)
Dimana [I] adalah matriks identitas
NOVI RAHMAYANTI
305569






10


,- [



] (3-20)
dan
*+

-

Persamaan 3-19b mewakili tiga garis linier yang homogen kea rah kosinus l
1
,l
2
,dan l
3




Persamaan (3-19b) dapat ditulis dalam persamaan aljabar
( )
3 13 2 12 1 11
l l l e + e + e (3-21a)

( )

(3-21b)

(3-21c)
Selanjutnya arah kosinus l
i
(i=1,2,3)

(3-22a)
Dimana dapat diekspresikan dalam

(3-22b)
Persamaan (3-22b), telah memenuhi ketiga komponen l
1
,l
2
,l
3
tidak boleh bernilai nol.
Untuk itu solusi nontrivial determinan koefisien matrix pada persamaan 3-19c sama
dengan nol, yaitu
( ) 0 = e
ij ij
o (3-23a)
NOVI RAHMAYANTI
305569






11


atau
0
33 23 13
23 22 12
13 12 11
=
e e e
e e e
e e e

(3-23b)
persamaan karakteristik dapat disederhanakan

(3-23c)
Hal ini menunjukkan persamaan diatas memiliki tiga akar persamaan dan ketiga
hasilnya merupakan principal strain. Perkalian atau orthogonal dapat dicari dengan
mensubtitusi hasil l dalam pers (3-21) dan penyelesaiaannya persamaan (3-21) dan (3-
22) untuk hasil l
1
,l
2
,l
3.

Prinsipal direction digunakan sebagai referensi, tegangan tensor dapat disajikan dalam
:

] (3-24)
Sebagai catatan persamaan 3-24 menunjukkan 1>2>3. Hasil terbesar disebut
sebagai mayor principal strain dan hasil yang terkecil sebut minor principal srain.
Sedangkan hasil tengah disebut intermediate principal strain.

Keadaan Dari Regangan Untuk Berbagai Cara Deformasi
Bila satu benda terdeformasikan diperlakukan sampai gaya eksternal, keadaan-
keadaan digabungkan umum tentangnya deformasi dapat dinyatakan melalui enam
komponen di dalam tensor regangan e
ij
. Itu adalah sering menyenangkan untuk
mempertimbangkan keadaan spesifik deformasi umum; seperti akan kita lihat sesudah
itu, pendekatan ini akan menyediakan satu dasar untuk penentuan menurut konstitusi
parameter-parameter relevan bagi cara spesifik dalam pembahasan.

Keadaan uniaksial dari regangan. Gambar 3-5(a) menunjukkan satu baris batang dari
tampang-lintang yang seragam yang diperlakukan untuk satu regangan semata-mata di
sekitar sumbu aksial sementara tegangan lain dibatasi. Di bawah kondisi-kondisi ini,
regangan dapat diasumsikan terjadi hanya di satu arah, sepanjang sumbu badan, dan
tensor regangan mengurangi untuk
NOVI RAHMAYANTI
305569






12




(3-36a)





Keadaan hidrostatik dari regangan. (Gambar 3-5(b)). Di sini tidak ada komponen
deviatoric regangan dan badan diasumsikan untuk mengalami regangan volumetric
tunggal sama (deformasi) di segala jurusan. karenanya tensor regangan menjadi



(3-36b)

Suatu elemen isotropik dari bahan diperlakukan untuk semua keadaan tegangan
hidrostatik (tekanan), dibahas dalam bab 4, mengalami hanya regangan volumetrik
seperti diberikan dalam gambar (3-36b).
Keadaan triaksial dari regangan (Gambar 3-5 (c)). keadaan ini disebabkan dalam
suatu benda uji seperti kubus dari satu bahan di mana ke tiga (bebas) tegangan berlaku
untuk muka kerjanya adalah tegangan utama, jadi



(3-36c)





|
|
|
.
|

\
|e
=
|
|
|
.
|

\
|e
= e
0 0 0
0 0 0
0 0
0 0 0
0 0 0
0 0
1
11
atau
ij
|
|
|
.
|

\
|
e
e
e
=
|
|
|
.
|

\
|
e
e
e
= e
1
1
1
11
11
11
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
ij
|
|
|
.
|

\
|
e
e
e
=
|
|
|
.
|

\
|
e
e
e
= e
3
2
1
33
22
11
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
ij
NOVI RAHMAYANTI
305569






13
















Gambar 3-5 keadaan variasi regangan : (a) regangan uniaksial ; (b) regangan
hidrostatik; (c) regangan triaksial ; (d) keadaan regangan silinder ; (e) regangan geser
sederhana

Suatu kasus khusus dari keadaan triaksial regangan adalah keadaan silinder dari
regangan, yang mana dua dari penerapan prinsip regangan adalah sama (Gambar 3-
5(d)) ; untuk kasus ini, tensor regangan diperoleh bentuk



(3-36d)


Regangan geser sederhana (Gambar 3-5(e)). Disini suatu elemen dari bahan
diperlakukan untuk gesekan tanpa suatu perubahan volume. Karenanya


|
|
|
.
|

\
|
e
e
e
=
|
|
|
.
|

\
|
e
e
e
= e
2
2
1
22
22
11
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
0 0
ij
NOVI RAHMAYANTI
305569






14




(3-36e)


pertimbangan dan analisis dari keadaan individual regangan adalah penting. seperti
akan kita lihat sesudah itu , mereka mengijinkan pembangunan dan penggunaan dari
(laboratorium) menguji alat - alat (bab 5) untuk tujuan menirukan keadaan demikian,
dan kemudian menentukan parameter-parameter sesuai untuk menetapkan berbagai
hukum konstitutif.

REFERENSI
1. Fung, Y. C., Foundation of Solid Mechanics, Prentice-Hall,Inc.,Englewood Cliffs,
N. J., 1965.
2. Erigen, A. C., Nonlinear Theory of Continuous Media, McGraw-Hill Book
Company, New York, 1962.
3. Malvern, L. E., Introduction to the Mechanics of a Continuous medium, Practice-
Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J., 1969.









|
|
|
.
|

\
|
e
e
= e
0 0 0
0 0
0 0
12
12
ij

You might also like