Professional Documents
Culture Documents
*Disampaikan pada kuliah Blok Rational Therapeutics Fakultas Kedokteran UMS 2012
1
Sistem Penilaian
Penilaian Acuan Patokan UMS
A : AB: B : BC: C : D : E :
: : : : : : :
4 3,5 3 2,5 2 1 0
3
Pustaka
Shargel, L., Yu, Andrew, B.C.,
2005, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 5th Ed., McGraw Hill, New York. H. van de Waterbeemd, H. Lennernas and P. Artursson (Eds.), Drug Bioavailability Estimation of Solubility, Permeability, Absorption and Bioavailability
4
Kompetensi Dasar
Memahami cakupan biofarmasetika dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas obat sebagai pertimbangan seorang dokter dalam memilih obat untuk terapi yang rasional
5
Indikator
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cakupan tentang biofarmasetika 2. Menjelaskan faktor-faktor fisiologi dan patologi yang dapat mempengaruhi liberasi, disolusi dan absorpsi obat (LDA).
Materi ajar
Pengertian liberasi, disolusi dan absorpsi 2. Batasan fase biofarmasetika 3. Penjelasan mengenai aktivitas obat
1. 4. Faktor fisiologi yang mempengaruhi
aktivitas obat
5. Faktor patologi yang mempengaruhi
aktivitas obat
7
Pengantar
Obat umumnya tidak diberikan kpd pasien
dlm bentuk zat kimia murni, melainkan dlm bentuk sediaan, spt: Tablet, Pulveres Kapsul Suppositoria Emulsi, suspensi, salep, dll.
8
Sediaan obat:
Pengantar
Akhir tahun 50-an, dilaporkan bahwa
bentuk sediaan dan kandungan zat aktif yang sama yang dibuat oleh produsen yang berbeda ternyata mempunyai khasiat yang berbeda. Petunjuk adanya pengaruh bahan obat, bentuk sediaan, dan cara pembuatan.
10
Obat/API*
Formulasi
Sediaan Obat
Definisi Biofarmasetika
= studi dampak dari sifat fisikokimia obat
dan sediaan obat thd penghantaran obat dlm tubuh pada kondisi normal maupun patologis.
Perhatian utama dalam biofarmasetika adalah
Definisi Biofarmasetika
= the study of the interrelationship of the
physicochemical properties of the drug [active pharmaceutical ingredient, (API)] and the drug product (dosage form in which the drug is fabricated) based on the biological performance of the drug. [Shargel & Yu, Encyclopedia of pharmaceutical
technology]
14
Definisi Biofarmasetika
= cabang
ilmu farmasi yang mempelajari hubungan antara sifat fisikokimia bahan obat dan sediaan obat terhadap efek terapi setelah pemberian kepada pasien (Wagner, 1961).
mempelajari hubungan sifat fisikokimia obat dan sediaan obat dengan bioavailabilitas.
15
Bioavailabilitas
= ukuran yg menunjukkan kecepatan (rate)
dan intensitas/jumlah (extent) zat aktif yang mencapai tempat aksinya (reseptornya).
= ukuran yang menunjukkan kecepatan
(rate) dan intensitas/jumlah (extent) zat aktif yang mencapai sirkulasi sistemik.
16
Tujuan Biofarmasetika
Mengatur penghantaran obat dari
bentuk sediaan sedemikian rupa shg didapatkan aktivitas terapetik (efficacy) dan keamanan (safety) yang optimal bagi pasien.
17
Respon klinik
18
Obat/API*
Formulasi
Sediaan Obat
Manipulasi formulasi
Studi biofarmasetika memungkinkan desain rasional sediaan obat berdasarkan: 1. Sifat fisikokimia obat 2. Rute pemakaian:
Sifat anatomis dan fisiologis tempat pemakaian (misal: oral, topikal, suntikan, implan, transdermal, dll.)
3. Efek farmakologis yang diinginkan (segera, lambat/tertunda, target organ/sel ttt.) 4. Sifat toksikologis obat 5. Keamanan eksipien 6. Efek eksipien dan sediaan terhadap penghantaran obat
20
pertimbangan biofarmasetika tersendiri. Misal: rute topikal, ekstra vaskular, intra vaskular
21
Obat topikal
Obat yg dikehendaki bekerja pd tempat pemberian (site of administration)
Misal: kulit, hidung, mata, membran mukosa, rongga bukal,
tenggorokan, rektum
Intravaginal, pd saluran uretra, intranasal, di dalam mata,
Obat Topikal
Tablet vaginal untuk infeksi jamur:
Apakah ingredien cocok dg anatomi dan fisiologi vagina?
Obat mata
pH, isotonisitas, sterilitas, iritasi kornea, air mata,
Dosis biasanya dinyatakan dlm besaran konsentrasi (misal: salep hidrokortison 0,5%)
23
Pemberian Sistemik
Ketersediaan hayati (bioavailabilitas): Rute intravaskular bioavailabilitas 100% Rute ekstravaskular bioavailabilitas <100%
24
Rute Ekstravaskular
Misal: injeksi intramuskular
Faktor biofarmasetika yg perlu diperhatikan:
Iritasi lokal
Disolusi obat
Absorpsi obat dari intramuskular
25
Rute Ekstravaskular
Misal: peroral
L-D-A
26
Disintegrasi
Deagregasi
Partikel halus
Disolusi
Disolusi
Disolusi
Obat dlm larutan/in vitro atau in vivo Absorpsi Obat dlm darah, cairan atau jaringan lain
27
Fase Biofarmasetika
Liberasi Disolusi Absorpsi
Obat
Dispersi padatan Zat aktif Dispersi Molekular zat aktif
Darah
Pelepasan (Liberasi)
Pelarutan (Disolusi)
Penyerapan (Absorpsi)
28
Liberasi: pelepasan/pembebasan partikel-partikel halus dari bentuk sediaan obat Disolusi: perubahan zat aktif dari bentuk sediaan obat atau partikel halus menjadi bentuk terdispersi molekuler (terlarut) Absorpsi: penyerapan molekul-molekul zat aktif
29
Changes in bioavailability affect changes in the pharmacodynamics and toxicity of the drug
30
Onset
Durasi
31
Bioavailabilitas
32
Obat/API*
Formulasi
Sediaan Obat
Untuk memahami sifat fisikokimia obat dan sediaan obat Untuk mengevaluasi proses produksi
Untuk menilai efikasi, termasuk profil PD, PK, terapetik dan toksisitas (disolusi, absorpsi, metabolisme, kemungkinan interaksi dg komponen GIT).
35
36
37
Bersambung ..
Selamat Belajar & Berprestasi
38
39