Professional Documents
Culture Documents
BATU URETER
Batu ureter pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kalik ginjal, yang turun ke ureter.
Komposisi batu ureter sama dengan komposisi batu saluran kencing pada umumnya yaitu:
sebagian besar terdiri dari garam kalsium, seperti kalsium oksalat monohidrat dan kalsium oksalat dihidrat. Sebagian kecil terdiri dari batu asam urat, batu struvit dan batu sistin.
Patogenesis
Kelainan morfologi, gangguan aliran air keruh, infeksi saluran kemih, kelainan metabolik, faktor genetik
Beberapa faktor yang mempengaruhi penanganan batu ureter antara lain letak batu, ukuran batu, adanya komplikasi ( obstruksi, infeksi, gangguan fungsi ginjal ) dan komposisi batu.
Diagnosis 1
Diagnosis batu ureter dapat ditegakkan dengan dilakukan foto polos abdomen (BNO), tetapi hanya untuk melihat adanya batu radioopak (kalsium oksalat dan kalsium fosfat ) Sedangkan batu asam urat bersifat non opak (radio-lusen). Untuk batu semi-opak ataupun batu non opak yang tidak dapat terlihat oleh foto polos abdomen, IVP merupakan pemeriksaan terpilih dalam mendiagnosis batu ureter.
Ultrasonografi (USG) dikerjakan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada keadaan-keadaan: alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun, dan pada wanita yang sedang hamil. Adakalanya USG dapat mendeteksi batu pada ureterovesival junction yang tidak terlihat pada helical CT atau IVP.
Imaging modalities in the diagnostic work-up of patients with acute flank pain 1
Preference Examinati LE number on 1 Non1 contrast CT 1 Excretory Standartd urography prosedure 2 KUB + US 2A GR
A
Reference
1-12
LE = level of evidence GR = grade of recommendation CT = computed tomography KUB = plain film of kidney, ureters and bladder US = ultrasonography
USG normal
Pemeriksaan/persiapan sebelum dilakukan USG Gambaran USG saluran kemih (dari ginjal sampai uretra) kalau ada
Adanya hidroureter ditandai dengan: 1. diameter ureter > 6 mm 2. adanya perirenal collection (urinoma yg disebabkan oleh rusaknya kaliks). Menurut obstruksinya, ureterolithiasis dapat dibagi menjadi:
1. Parsial 2. Komplit
Sebuah penelitian yang dilakukan pada 217 pasien (136 laki-laki dan 81 perempuan, berkisar 5-91 tahun) dengan klinis kolik renal di County Hospital, Romania pada bulan Januari 2008 sampai bulan Desember 2009 membandingkan sensitifitas penggunaan metode X-ray, urografi, CT, dan USG dalam mendiagnosis urolitiasis.
Imaging technique
X-Ray
URO
CT
USG
Number of Patient
217
98
45
217
105
67
41
159
Sensitifity
48,39%
68,37%
91,11%
73,27%
of transabdominal ultrasound in the diagnosis of ureterolithiasis. Medical Ultrasonography 2010, Vol. 12, no. 3, 188-197
Calculus in the middle third of the ureter, viewing the suprajacent hydroureter at a large distance
Calin M, Gineta H, Stefan L, et al. The sensitivity
of transabdominal ultrasound in the diagnosis of ureterolithiasis. Medical Ultrasonography 2010, Vol. 12, no. 3, 188-197
of transabdominal ultrasound in the diagnosis of ureterolithiasis. Medical Ultrasonography 2010, Vol. 12, no. 3, 188-197
of transabdominal ultrasound in the diagnosis of ureterolithiasis. Medical Ultrasonography 2010, Vol. 12, no. 3, 188-197
Daftar Pustaka
1. H-G. Tiselius, P. Alken, C. Buck, M. Gallucci, Guidelines on Urolithiasis . European Association of Urology ;2008 disadur dari http://www.uroweb.org/fileadmin/user_uplo ad/Guidelines/Urolithiasis.pdf 2. Sudoyo W. Aru, Setiyohadi, bambang, dkk. Ilmu Penyakit Dalam. 2009. Edisi V Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hal 10251032
3. Tim Phelps, C.M.I., Baltimore, MD. The Management of Ureteral Stones. American Urological Association. 1997. http://tinstitute.tripod.com/pdf/Ureteral_Sto nes_ptguide.pdf 4. Calin M, Gineta H, Stefan L, et al. The sensitivity of transabdominal ultrasound in the diagnosis of ureterolithiasis. Medical Ultrasonography 2010, Vol. 12, no. 3, 188-197