You are on page 1of 11

No.

01 / VII / 2 Januari 2004

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI


INFLASI BULAN DESEMBER 2003 SEBESAR

0,94

PERSEN

Pada bulan Desember 2003 terjadi inflasi 0,94 persen. Dari 43 kota IHK tercatat 42 kota mengalami inflasi, dan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 4,05 persen, dan inflasi terendah di Sibolga 0,17 persen. Sedangkan satu kota yang mengalami deflasi adalah Serang/Cilegon sebesar 0,07 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada semua kelompok barang dan jasa masingmasing sebagai berikut : kelompok bahan makanan naik sebesar 2,13 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 1,02 persen, kelompok perumahan 0,28 persen, kelompok sandang 1,67 persen, kelompok kesehatan 0,35 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,04 persen, dan kelompok transpor & komunikasi 0,03 persen. Laju inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2003 atau tingkat inflasi year on year (Desember 2003 terhadap Desember 2002) sebesar 5,06 persen. Kelompok yang memberikan andil inflasi tertinggi selama tahun 2003 adalah kelompok perumahan sebesar 2,00 persen. Komoditas yang paling dominan memberikan andil inflasi nasional selama tahun 2003 adalah tarif listrik 0,48 persen. Pada awal bulan Februari 2004 BPS merencanakan mengumumkan hasil penghitugan IHK baru (2002=100) berdasarkan Survei Biaya Hidup (SBH) 2002 menggantikan IHK lama (1996=100). Tabel 1. Laju Inflasi Gabungan 43 Kota Bulan Desember 2003, Tahun Kalender 2003 dan Tahun ke Tahun Desember 2003 terhadap Desember 2002 menurut Kelompok Pengeluaran.
Kelompok Pengeluaran [1] U m u m 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga Transpor dan Komunikasi IHK Desember 2002 [2] 274,13 317,29 304,35 235,08 285,38 277,79 248,43 255,85 IHK Desember 2003 [3] 287,99 311,84 323,35 256,74 305,60 293,54 277,52 266,34 Inflasi bulan Desember 2003 *) [4] 0,94 2,13 1,02 0,28 1,67 0,35 0,04 0,03 Laju inflasi tahun kalender 2003 **) [5] 5,06 -1,72 6,24 9,21 7,09 5,67 11,71 4,10 Inflasi Tahun ke tahun ***) [6] 5,06 -1,72 6,24 9,21 7,09 5,67 11,71 4,10

*) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2003 terhadap IHK bulan sebelumnya. **) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2003 terhadap IHK bulan Desember 2002. ***) Persentase perubahan IHK bulan Desember 2003 terhadap IHK bulan Desember 2002.

Berita Resmi Statistik No.01 / VII / 2 Januari 2003

Tabel 2. Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Nasional bulan Desember 2003 (persen). Kelompok Pengeluaran (1) UMUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olahraga Transpor dan Komunikasi Desember 2003 (2)

0,94
0,54 0,19 0,06 0,13 0,02 0,00 0,00

Mengakhiri tahun 2003 perkembangan harga berbagai komoditas secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS di 43 kota pada bulan Desember 2003 terjadi inflasi 0,94 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 285,32 pada bulan November 2003 menjadi 287,99 pada bulan Desember 2003. Laju inflasi tahun kalender (JanuariDesember) 2003 atau inflasi year on year (Desember 2003 terhadap Desember 2002) adalah 5,06 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada semua kelompok barang dan jasa masingmasing sebagai berikut : kelompok bahan makanan naik sebesar 2,13 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau 1,02 persen, kelompok perumahan 0,28 persen, kelompok sandang 1,67 persen, kelompok kesehatan 0,35 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,04 persen, dan kelompok transpor & komunikasi 0,03 persen. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga/tarif selama bulan Desember 2003 antara lain : cabe merah, ikan segar, nasi, emas perhiasan, mie, angkutan dalam kota, beras, bayam, tomat sayur, kelapa, cabe rawit, sawi hijau, sandang wanita, sewa rumah, telur ayam ras, ikan diawetkan, minyak goreng, ketimun, kangkung, kacang panjang, jeruk, semangka, tempe, taucho, bedak, sandang laki-laki, upah tukang, upah pembantu rumahtangga dan tarif kontrak rumah. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah : angkutan antar kota, daging ayam ras, gula pasir, bawang merah, jagung muda, gula merah, dan pepaya. Pada bulan Desember 2003 kelompok-kelompok komoditi memberikan andil/sumbangan inflasi sebagai berikut : kelompok bahan makanan 0,54 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,19 persen; kelompok perumahan 0,06 persen; kelompok sandang 0,13 persen; kelompok kesehatan 0,02 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,00 persen; dan kelompok transpor dan komunikasi 0,00 persen.

Berita Resmi Statistik No. 01 / VII / 2 Januari 2003

Gambar 1. PERKEMBANGAN IHK 43 KOTA (1996 =100) DESEMBER 2002 - DESEMBER 2003
340

320

300

280

260

240

220
Des'02 Jan'03 Feb'03 Maret'03 April'03 Mei'03 Juni'03 Juli'03 Agust'03 Sept'03 Okt'03 Nov'03 Des'03

umum sandang

bhn makanan kesehatan

makanan jadi pendidikan

perumahan transpor

1,00 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00

Gambar 2. SUMBANGAN KELOMPOK PENGELUARAN TERHADAP INFLASI NASIONAL BULAN DESEMBER 2003

Umum 2. Makanan jadi 5. Kesehatan

3. Perumahan 6. Pendidikan

1. Bhn.makanan 4. Sandang 7. Transpor

Berita Resmi Statistik No.01 / VII / 2 Januari 2003

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN 1. Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada bulan Desember 2003 mengalami inflasi 2,13 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 305,34 pada bulan November 2003 menjadi 311,84 pada bulan Desember 2003. Dari sebelas sub kelompok dalam kelompok ini sepuluh di antaranya mengalami inflasi dan satu sub kelompok mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok bumbubumbuan yang mencapai 8,03 persen dan inflasi terendah pada sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya dan sub kelompok kacang-kacangan masing-masing 0,56 persen. Sedangkan deflasi terjadi pada sub kelompok daging dan hasilnya 0,83 persen. Kelompok ini pada bulan Desember 2003 memberikan sumbangan terhadap inflasi nasional sebesar 0,54 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi tersebut antara lain: cabe merah 0,14 persen, ikan segar 0,13 persen; beras, bayam, tomat sayur, dan kelapa masing-masing 0,03 persen; cabe rawit dan sawi hijau masing-masing 0,02 persen; telur ayam ras, ikan diawetkan, minyak goreng, ketimun, kangkung, kacang panjang, jeruk, semangka, tempe dan taucho masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi adalah daging ayam ras 0,03 persen; bawang merah, jagung muda, gula merah dan pepaya masingmasing 0,01 persen. 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau Kelompok ini pada bulan Desember 2003 mengalami kenaikan indeks dari 320,07 pada bulan November 2003 menjadi 323,35 pada bulan Desember 2003 atau terjadi inflasi 1,02 persen. Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini dua sub kelompok mengalami inflasi, yaitu sub kelompok makanan jadi 1,65 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol 0,15 persen. Sedangkan sub kelompok minuman yang tidak beralkohol mengalami deflasi 0,34 persen. Kelompok ini pada bulan Desember 2003 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,19 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah : nasi dengan lauk 0,11 persen, dan mie 0,06 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi adalah gula pasir yaitu sebesar 0,01 persen. 3. P e r u m a h a n Kelompok perumahan pada bulan Desember 2003 mengalami inflasi sebesar 0,28 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 256,02 pada bulan November 2003 menjadi 256,74 pada bulan Desember 2003. Semua sub kelompok yang ada dalam kelompok ini mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok biaya tempat tinggal 0,43 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,05 persen. Pada bulan Desember 2003 secara keseluruhan kelompok ini memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,06 persen. Jenis barang dan jasa yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: sewa rumah 0,02 persen; kontrak rumah, upah tukang bukan mandor, dan upah pembantu rumahtangga masing-masing 0,01 persen.

Berita Resmi Statistik No. 01 / VII / 2 Januari 2003

4. S a n d a n g Kelompok sandang pada bulan Desember 2003 mengalami inflasi 1,67 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 300,57 pada bulan November 2003 menjadi 305,60 pada bulan Desember 2003. Semua sub kelompok yang ada dalam kelompok ini mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya 3,41 persen dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok sandang laki-laki 1,01 persen. Kelompok ini pada bulan Desember 2003 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,13 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah emas perhiasan 0,07 persen, sandang wanita 0,02 persen, dan sandang laki-laki 0,01 persen. 5. K e s e h a t a n Kelompok kesehatan pada bulan Desember 2003 mengalami inflasi 0,35 persen, atau terjadi kenaikan indeks dari 292,51 pada bulan November 2003 menjadi 293,54 pada bulan Desember 2003. Kedua sub kelompok dalam kelompok ini mengalami inflasi yaitu : sub kelompok jasa kesehatan dan obat-obatan 0,16 persen dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetik 0,54 persen. Kelompok ini pada bulan Desember 2003 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi nasional sebesar 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah bedak 0,01 persen. 6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada bulan Desember 2003 mengalami kenaikan indeks dari 277,42 pada bulan Desember 2003 menjadi 277,52 pada bulan November 2003, atau terjadi inflasi sebesar 0,04 persen. Semua sub kelompok dalam kelompok ini mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada sub kelompok rekreasi dan olahraga 0,08 persen, dan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok pendidikan 0,02 persen. Kelompok ini pada bulan Desember 2003 memberikan sumbangan inflasi yang tidak signifikan yaitu 0,00 persen.

7. Transpor dan Komunikasi Kelompok transpor dan komunikasi pada bulan Desember 2003 mengalami inflasi sebesar 0,03 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 266,27 pada bulan November 2003 menjadi 266,34 pada bulan Desember 2003. Dari tiga sub kelompok dalam kelompok ini dua sub kelompok mengalami inflasi masingmasing yaitu sub kelompok transpor 0,01 persen, dan sub kelompok sarana dan penunjang transpor 0,39 persen, sedangkan sub kelompok komunikasi dan pengiriman relatif stabil yaitu 0,00 persen. Kelompok ini pada bulan Desember 2003 secara umum memberikan sumbangan inflasi yang tidak signifikan yaitu 0,00 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah angkutan dalam kota 0,04 persen, sedangkan yang memberikan andil deflasi adalah angkutan antar kota 0,04 persen.

Berita Resmi Statistik No.01 / VII / 2 Januari 2003

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN Laju inflasi tahun kalender sampai dengan bulan Desember 2003 sebesar 5,06 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2001 dan tahun 2002 masing-masing sebesar 12,55 persen dan 10,03 persen. Besarnya laju inflasi year on year untuk bulan Desember 2003 terhadap Desember 2002 sebesar 5,06 persen. Sedangkan laju inflasi year on year untuk bulan Desember 2001 terhadap Desember 2000 sebesar 12,55 persen dan Desember 2002 terhadap Desember 2001 sebesar 10,03 persen. Tabel 3. Perbandingan Inflasi Bulanan, Tahun kalender, Year on Year, Tahun 2001-2003 Inflasi 2001 1,62 12,55 12,55 2002 1,20 10,03 10,03 2003 0,94 5,06 5,06

1. Desember 2. Januari Desember (Tahun kalender) 3. Desember thd. Desember (year on year)
(tahun n) (tahun n-1)

Gambar 3. PERBANDINGAN INFLASI TAHUN KALENDER 2001-2003 13 11 9 7 5 3 1 -1

Jan

Jan-Feb Jan-Mrt Jan-Apr Jan-Mei Jan-Jun Jan-Jul

JanAgust

Jan-Sept Jan-Okt Jan-Nov Jan-Des

2001

2002

2003

Gambar 4. PERBANDINGAN INFLASI YEAR ON YEAR 2001-2003 16 14 12 10 8 6 4 2 0


Jan-Jan Feb-Feb Mrt-Mrt Apr-Apr Mei-Mei Jun-Jun Jul-Jul Ags-Ags Sept-Sept Okt-Okt Nov-Nov Des-Des

2001 thd 2000

2002 thd 2001

2003 thd 2002

Berita Resmi Statistik No. 01 / VII / 2 Januari 2003

PERBANDINGAN ANTAR KOTA Pada bulan Desember 2003 terjadi inflasi 0,94 persen. Dari 43 kota IHK tercatat 42 kota mengalami inflasi, dan satu kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Palu sebesar 4,05 persen, dan inflasi terendah di Sibolga 0,17 persen. Sedangkan satu kota yang mengalami deflasi adalah Serang/Cilegon sebesar 0,07 persen. 1. Perbandingan antar Kota di Pulau Sumatera Pada bulan Desember 2003 semua kota IHK yang ada di wilayah pulau Sumatera mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Padang sebesar 2,57 persen dan inflasi terendah terjadi di Sibolga 0,17 persen (lihat Tabel 4) Tabel 4. Perbandingan Indeks dan Inflasi bulan Desember 2003 Kota-kota di Pulau Sumatera dengan Nasional
Desember 2003 IHK 297,84 304,40 283,26 304,79 280,91 305,64 306,57 312,21 247,11 273,88 312,70 284,51 304,82 287,99 Inflasi 0,52 2,04 0,83 0,17 0,92 1,16 2,57 1,07 1,40 1,76 0,60 1,00 1,70 0,94

Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Lhokseumawe Banda Aceh Padang Sidempuan Sibolga Pematang Siantar Medan Padang Pekanbaru Batam Jambi Palembang Bengkulu Bandar Lampung Nasional

2. Perbandingan antar Kota di Pulau Jawa Pada bulan Desember 2003 dari kota-kota IHK di pulau Jawa yang berjumlah 14 kota, 13 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0,98 persen dan inflasi terendah di Cirebon 0,21 persen. Sedangkan kota yang mengalami deflasi adalah Serang/Cilegon yaitu 0,07 persen (lihat Tabel 5). 3. Perbandingan antar kota di luar Pulau Jawa dan Sumatera Pada bulan Desember 2003 dari 16 kota IHK di wilayah ini, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Palu yang mencapai 4,05 persen dan inflasi terendah di Sampit 0,18 persen (lihat Tabel 6).

Berita Resmi Statistik No.01 / VII / 2 Januari 2003

Tabel 5.

Perbandingan Indeks dan Inflasi bulan Desember 2003 Kota-kota di Pulau Jawa dengan Nasional
Desember 2003 IHK 281,58 271,91 261,68 284,87 281,17 283,26 273,25 279,87 258,42 295,72 315,05 282,48 314,39 286,84 287,99 Inflasi 0,92 0,34 -0,07 0,67 0,21 0,34 0,45 0,70 0,40 0,57 0,98 0,82 0,94 0,48 0,94

Kota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Jakarta Tasik Malaya Serang/Cilegon Bandung Cirebon Purwokerto Surakarta Semarang Tegal Yogyakarta Jember Kediri Malang Surabaya Nasional

Tabel 6.

Perbandingan Indeks dan Inflasi bulan Desember 2003 Kota-kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera dengan Nasional
Kota Desember 2003 IHK 294,01 276,40 285,69 299,45 291,76 278,70 278,56 294,72 294,44 312,05 359,21 274,74 316,70 306,87 292,45 299,30 287,99 Inflasi 0,47 0,64 1,29 0,98 0,18 1,30 1,06 1,55 1,54 1,49 4,05 0,72 1,52 2,48 1,76 1,84 0,94

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Denpasar Mataram Kupang Pontianak Sampit Palangkaraya Banjarmasin Balikpapan Samarinda Manado Palu Makasar Kendari Ternate Ambon Jayapura Nasional

Berita Resmi Statistik No. 01 / VII / 2 Januari 2003

PROFIL INFLASI TAHUN 2003 Selama (Januari-Desember) tahun 2003 telah terjadi inflasi sebesar 5,06 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 274,13 pada bulan Desember 2002 menjadi 287,99 pada bulan Desember 2003. Dalam kurun waktu 12 bulan selama tahun 2003, sebelas bulan di antaranya mengalami inflasi yang berkisar antara 0,03 persen pada bulan Juli dan tertingi 1,01 persen pada bulan November. Sedangkan bulan Maret mengalami deflasi (0,23 persen). Dilihat dari besarnya sumbangan/andil inflasi, selama tahun 2003 kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 1,18 persen; kelompok perumahan 2,00 persen, kelompok sandang 0,56 persen; kelompok kesehatan 0,26 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,92 persen; dan kelompok transpor dan komunikasi 0,50 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan memberikan andil deflasi 0,37 persen (lihat Tabel 7). Selama tahun 2003 kelompok-kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi, masing-masing: kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 6,24 persen; kelompok perumahan 9,21 persen; kelompok sandang 7,09 persen; kelompok kesehatan 5,67 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 11,71 persen dan kelompok transpor dan komunikasi 4,10 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami deflasi adalah kelompok bahan makanan 1,72 persen (lihat Tabel 1). Jenis barang dan jasa yang dominan memberikan sumbangan inflasi selama tahun 2003 antara lain: tarif listrik 0,48 persen, uang sekolah SLTP 0,35 persen, angkutan dalam kota 0,34 persen, sewa rumah 0,33 persen, kontrak rumah 0,30 persen, nasi dengan lauk 0,28 persen, upah tukang 0,26 persen, uang sekolah SD dan SLTA masing-masing 0,25 persen, emas perhiasan 0,22 persen, minyak tanah 0,21 persen, upah pembantu rumahtangga 0,20 persen, mie 0,19 persen, ikan segar 0,14 persen, sandang laki-laki 0,13 persen; tarif air minum dan sandang wanita masing-masing 0,12 persen; uang kuliah akademi/PT dan kelapa masing-masing 0,11 persen; minyak goreng, sandang anak dan minuman ringan masing-masing 0,09 persen; rokok kretek filter 0,08 persen, bensin pompa 0,07 persen, bubur 0,06 persen; gas elpiji, obat dengan resep, gaun, dan soto masing-masing 0,05 persen; tarif rumah sakit, gado-gado, tarif dokter, bayam dan ikan diawetkan masing-masing 0,04 persen. Tabel 7. Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Nasional selama tahun 2003 (persen) Kelompok Pengeluaran (1) UMUM 1. Bahan Makanan 2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 7. Transpor dan Komunikasi Januari-Desember 2003 (2)

5,06
-0,36 1,18 2,00 0,56 0,26 0,92 0,50

Berita Resmi Statistik No.01 / VII / 2 Januari 2003

Gambar 5. PERKEMBANGAN INFLASI NASIONAL SELAMA TAHUN 2003


1,2 1,01 1 0,8 0,8 0,6
INFLASI (%)

0,94

0,84

0,55 0,36 0,2 0,15 0,21 0,09 0,03

0,4 0,2 0
3 M ei '03 03

t'0 3

A pr il'

M ar e

Ju n

A gu

Se

-0,23

-0,4

6 5 4 PERSEN 3 2 1 0

Gambar 6. SUMBANGAN KELOMPOK PENGELUARAN TERHADAP INFLASI NASIONAL SELAMA TAHUN 2003

1
-1

D es

Fe

Ja

Ju

-0,2

O kt '03

b'0

pt '0

n'0

i'0

st '

li'

ov

'03

'03

03

03

Umum 2. Makanan jadi 5. Kesehatan

3. Perumahan 6. Pendidikan

1. Bhn.makanan 4. Sandang 7. Transpor

10

Berita Resmi Statistik No. 01 / VII / 2 Januari 2003

HASIL SBH 2002 DAN IHK BARU (2002=100)


Terjadinya krisis ekonomi, yang disertai perubahan harga yang cepat dari jenis barang dan jasa mengakibatkan perubahan pola belanja masyarakat. Hal itu menjadi alasan perlunya penggantian diagram timbang dan tahun dasar penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK). Hingga saat ini inflasi dihitung atas dasar perubahan IHK dengan diagram timbang hasil SBH 1996 dan tahun dasar 1996 setahun sebelum terjadinya krisis. Pada tahun 2002 BPS telah melakukan SBH 2002 dengan tujuan mengganti diagram timbang SBH 1996. SBH 2002 dilaksanakan di 45 kota dengan sampel 70.000 rumahtangga dalam dua putaran. Putaran pertama dilakukan dari bulan Januari-Juni 2002, kemudian putaran kedua dari bulan Juli-Desember 2002. Dibandingkan SBH 1996, maka hasil SBH 2002 diharapkan dapat mencakup lebih banyak barang dan jasa, khususnya jasa yang dikonsumsi masyarakat seperti: jasa telekomunikasi, transportasi, keuangan, rekreasi dan kesehatan. Sehingga cakupan yang lebih luas dan beragam tersebut dapat memenuhi standard COICOP (Classification of Individual Consumption According to Purpose) dan System National Account (SNA) 1993. Perbandingan hasil SBH 1996 dan SBH 2002 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan Hasil SBH 1996 dan SBH 2002 Rincian 1. Sampel Rumah tangga 2. Cakupan Kota 3. Paket Komoditas 4. Nilai Konsumsi (rupiah) 5. Bobot Kota SBH 1996 60.360 43 249 - 353 (Tegal) (Jakarta) 423.013,84 1.152.703,88 (Tegal) (Batam) 0,22 34,76 (Ternate) (Jakarta) SBH 2002 70.000 45 283 - 397 (Sibolga) (Jakarta) 1.150.669,23 2.765.601,47 (Kediri) (Jakarta) 0,24 27,66 (Sibolga) (Jakarta)

Selanjutnya diagram timbang hasil SBH 2002 akan digunakan untuk menghitung IHK baru (2002=100). Rencananya pada awal bulan Februari 2004, BPS akan mengumumkan hasil penghitugan IHK baru (2002=100) menggantikan IHK lama (1996=100). Pada tingkat elementary aggregate index ada perbedaan yang mendasar dalam penggunaan formula antara IHK lama dan IHK baru. Perbedaan penghitungan IHK lama dan IHK baru tertera pada Tabel 9.

Tabel 9. Perbandingan IHK Lama (1996=100) dan IHK Baru (2002=100) Rincian 1. a. Kelompok Pengeluaran b. Sub Kelompok Pengeluaran 2. Formula : a. Elementary Aggregate Index b. Higher Level Index 3. Pasar Observasi IHK lama (1996=100) 7 30 Arithmatic Mean Laspeyres Modifikasi Pasar tradisional 7 35 -Geometric Mean (30 komoditas). -Arithmatic Mean Laspeyres Modifikasi -Pasar tradisional. -Pasar modern IHK Baru (2002=100)

Berita Resmi Statistik No.01 / VII / 2 Januari 2003

11

You might also like