You are on page 1of 2

Alat deteksi autisme yang kini populer, yaitu CHAT untuk anak di bawah 18 bulan dan DSM IV yang

digunakan untuk anak di bawah tiga tahun, masih dapat menunjukkan kesalahan yang sangat tinggi. Kesalahan akan terjadi terutama pada anak-anak yang mengalami gangguan lain, selain autisme, yaitu anak yang mengalami cacat intelegensia (mental retarded) dan keterlambatan bicara. Autisme sendiri merupakan gangguan yang menyangkut banyak aspek perkembangan anak, ada tiga kelompok dengan fungsi berbeda yang dapat diserang, yaitu bahasa, fungsi sosial, dan perilaku repetitif. Karena gejala autisme beragam dan si anak tetap mengalami perkembangan, maka diagnosanya pun dapat berubah setiap waktu. Anak di bawah tiga tahun sering menunjukkan gejala yang ada pada anak autis. Sebaliknya, gejala autis juga kerap dialami oleh anak dengan gangguan perkembangan lain. Sehingga orangtua diharapkan teliti dan mewaspadai keterlambatan atau kelainan yang mirip gejala autis pada si kecil. Dokter dan psikolog juga akan mengamati perkembangannya setiap tiga bulan, secara berkala dan melakukan evaluasi mengenai terapi yang diperlukan. Deteksi dini autisme sudah dapat dilakukan sebelum si kecil berusia 3 tahun, karena pada umumnya gejala autisme sudah mulai terlihat jelas di usia 2 hingga 5 tahun. Tapi pada beberapa kasus, gejala baru terlihat di usia sekolah. Gejala-gejala autisme mencakup beberapa gangguan perkembangan pada anak, yaitu : 1. Gangguan komunikasi, verbal dan non verbal - Terlambat bicara atau tidak dapat bicara. - Mengeluarkan kata - kata yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain. - Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai. - Bicara tidak digunakan untuk komunikasi. - Meniru atau membeo, ada yang pandai meniru nyanyian, nada atau kata-kata yang tak ia mengerti artinya. - Kadang bicara monoton seperti robot. - Mimik muka datar. - Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang disukainya akan bereaksi dengan cepat. 2. Gangguan interaksi sosial - Menolak atau menghindar untuk bertatap muka. - Mengalami ketulian. - Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk. - Tidak berusaha untuk berinteraksi dengan orang lain. - Bila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan orang yang terdekat dan mengharapkan orang tersebut melakukan sesuatu untuknya. - Bila didekati untuk bermain justru menjauh. - Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain.

- Kadang mereka masih mendekati orang lain untuk makan atau duduk di pangkuan sebentar, kemudian berdiri tanpa memperlihatkan mimik apapun. - Keengganan untuk berinteraksi lebih nyata pada anak sebaya dibandingkan terhadap orangtuanya. 3. Gangguan perilaku dan bermain - Tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton dan melakukan gerakan yang sama selama berjam-jam. - Bila sudah senang dengan satu mainan, tidak mau mainan yang lain dan cara bermainnya juga aneh. - Terpaku pada roda (memegang roda mobil-mobilan terus menerus untuk waktu lama) atau sesuatu yang berputar. - Lekat dengan benda-benda tertentu, seperti sepotong tali, kartu, kertas, gambar yang terus dipegang dan dibawa kemana-mana. - Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar, air yang bergerak. - Sering melakukan perilaku ritualistik. - Kadang terlihat hiperaktif, seperti tidak dapat diam, lari kesana sini, melompat-lompat, berputar-putar, memukul benda berulang-ulang. - Atau sangat diam dan tenang. 4. Gangguan perasaan dan emosi - Tidak punya atau kurang berempati, misalnya tidak punya rasa kasihan. Bila ada anak yang menangis, ia tidak kasihan tapi malah merasa terganggu. Ia bisa saja mendatangi si anak dan memukulnya. - Tertawa-tawa sendiri, menangis atau marah-marah tanpa sebab yang nyata. - Sering mengamuk tidak terkendali (temper tantrum), terutama bila tidak mendapatkan apa yang diingginkan, bahkan dapat menjadi agresif dan dekstruktif. 5. Gangguan persepsi sensoris - Mencium, menggigit atau menjilat mainan atau benda apa saja. - Bila mendengar suara keras langsung menutup mata. - Tidak menyukai rabaan dan pelukan. bila digendong cenderung merosot untuk melepaskan diri dari pelukan. - Merasa tidak nyaman bila memakai pakaian dengan bahan tertentu.

You might also like