Professional Documents
Culture Documents
KONSTRUKSI MESIN
MODUL KE-7 (27 April 2011) DOSEN PENGAMPU Ir. H. PIRNADI. M.Sc. APU
11
7.
PENDAHULUAN
pada dasar-dasar elemen mesin, khususnya mengenai sistem sambungan. Di samping terdiri berbagai komponen mesin, juga perlu dilakukannya sistem penyambungan dari berbagai komponen tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Maka pengetahuan tentang teknik penyambungan berbagai komponen konstruksi mesin tetap diperlukan. Tetapi tidak kalah pentingnya juga perlunya mengetahui sistem transmisi daya poros sesuai dengan kondisinya, yang merupakan berbagai jenis beban yang akan bekerja pada setiap komponen tersebut.
berbagai komponen-komponen yang menyusun suatu konsruksi yang dapat dilakukan dengan paku keling (rivet). Adapun permasalahan yang akan dijelaskan di sini antara lain meliputi, sebagai berikut :
Gambar 7.1 Tipe-tipe metoda riveting Permasalahan dari bentuk-bentuk baik standar maupun hasil modifikasi paku
11
[Penjelasan akan diberikan pada saat tatap muka] Gambar 7.2 Tipe-tipe bentuk paku keling
digunakan untuk bahan paku keling untuk tujuan tertentu berikut spesifikasinya, yang dapat dilihat pada Tabel 7.1.
Adapun tipe-tipe penyambungan dengan paku keling, baik lap dan butt joint,
untuk single dan double rivet, yang dapat dilihat pada Gambar 7.3.
diagonal pitch, back pitch, margin, dll. Akan dijelaskan langsung pada saat tatap muka (waktu kuliah).
melayani suatu konstruksi dengan syarat rapat dan kuat, dapat dilihat pada Gambar 7.4.
11
Berbagai jenis kerusakan, yang akan terjadi pada penyambungan dengan paku
keling yang meliputi, antara lain : 1. Lepasnya bahan sisi bagian tepi pelat, maka perlu disyaratkan panjang minimal adalah 1,5 d (d = diameter paku keling), yang dapat dilihat pada Gambar 7.5. [Penjelasan akan diberikan pada saat tatap muka]
Gambar 7.5 Tipe tepi plat akan tergeser 2. Bagian kritis dari plat diantara kedua lobang paku keling akan robek, maka perlu kekuatannya diperhitungkan agar cukup mampu menahan beban, yang dapat dilihat pada Gambar 7.6.
Gambar 7.6 Bagian kritis plat diantara 2 lobang paku keling 3. Akibat gaya geser, maka paku keeling akan patah dan perlu diperhitungkan jumlahnya agar tetap mampu menahan seluruh beban pada paku keling, baik untuk lap joint maupun butt joint, yang dapat dilihat pada Gambar 7.7.
4. Akibat gaya tekan, maka lobang paku keling akan rusak dan longgar, baik untuk
lap joint maupun butt joint, yang dapat dilihat pada Gambar 7.8.
11
[Penjelasan akan diberikan pada saat tatap muka] Gambar 7.8 Tipe rusaknya lobang akibat desakan 5. Untuk menghitung efisiensi sambungan paku keling dibutuhkan kekuatan sambungan pada plat penuh (tanpa adanya lobang paku keling), yang dapat dilihat pada Gambar 7.9.
Gambar 7.9 Kekuatan sambungan plat penuh Adapun besarnya efisiensi untuk berbagai tipe sambungan paku keling, baik lap joint dan butt joint, dapat dilihat pada Tabel 7.2.
Perhitungan kekuatan sambungan paku keling, akan diberikan langsung pada saat
tatap muka termasuk perhitungan efisiensi sambungan untuk lap joint maupun butt joint, dapat dilihat pada Gambar 7.10.
berbagai komponen dengan las (welding). Adapun permasalahan yang akan dijelaskan di sini antara lain meliputi, sebagai berikut :
11
Setelah diberikan pengarahan atau pengantar (penjelasan) mengenai teknik penyambungan dengan las. Dengan berbagai permasalahan dan peralatan mengenai teknik penyambungan dengan las, yang dapat dibagi menjadi, antara lain: a. Teknik penyambungan tipe tahanan listrik (las tekan), di mana bagian yang akan disambung dipanasi hanya hingga lunak saja (sebelum cair), dan bagian-bagian yang akan disambung saling ditekankan satu sama lain terjadilah sambungan las tekan, berbagai tipe sambungan tahanan listrik ini dapat dilihat pada Gambar 7.11.
b. Teknik penyambungan tipe las listrik, di mana bagian yang akan disambung
dipanasi hingga cair, dan bagian-bagian yang akan disambung ditambahkan cairan logam lain sebagai penyambung terjadilah sambungan las cair, berbagai tipe sambungan las listrik ini dapat dilihat pada Gambar 7.12.
Gambar 7.12 Tipe-tipe bentuk sambungan las listrik c. Teknik penyambungan tipe gas (karbit, asetilin, argon, dll), di mana bagian yang akan disambung dipanasi hingga cair, dan bagian-bagian yang akan disambung ditambahkan cairan logam lain sebagai penyambung terjadilah sambungan las, yang juga termasuk las cair, berbagai tipe sambungan las cair ini, dapat dilihat pada Gambar 7.13.
11
[Penjelasan akan diberikan pada saat tatap muka] Gambar 7.13 Tipe-tipe sambungan las gas
d. Tipe-tipe bentuk penyambungan las, baik tipe lap welding, butt welding dapat dilihat pada Gambar 7.14.
Gambar 7.14 Tipe-tipe bentuk sambungan las e. Adapun table berbagai tipe sambungan las ini, dapat dilihat pada Tabel 7.3, termasuk bentuk-bentuk las, simbol-simbol las, dll.
Perhitungan kekuatan sambungan las, baik lap welding, atau single transvers
Perhitungan kekuatan sambungan las, baik butt welding, atau single transvers
11
Perhitungan kekuatan sambungan las, gabungan baik lap welding maupun butt
welding, atau single transvers welding maupun parallel welding, dapat dilihat pada Gambar 7.17.
Gambar 7.17 Gabungan lap dan butt welding (perhitungan) Besar koefisien konsentrasi tegangan pada sambungan las yang disebabkan oleh
lap dan butt untuk single dan double, berikut transvers dan parallel welding, akan diberikan saat tatap muka dengan berbagai kondisi, dapat dilihat pada Gambar 7.18.
sambungan tipe kopling (tetap dan tidak tetap), sambungan dengan pasak untuk roda
11
dengan poros, dan tipe-tipe sambungan pada konstruksi mesin yang lain akan diberikan secara singkat pada saat tatap muka, dan dapat dilihat pada Gambar 7.19. Tetapi mengenai kekuatan sambungan di sini tidak diperhitungkan, mengingat tidak terlalu dibutuhkan, kecuali bagi yang ingin melakukan perancangan memang dibutuhkan, dan nanti dapat berhubungan langsung dengan pengampu yang berkompenten, termasuk keterangan sambungan susut panas, susut dingin dan sambungan paksa yang lain.
Gambar7.19 Berbagai tipe bentuk sambungan yang lain * Contoh lain: Sambungan ulir atau dikenal dengan sambungan mur-baut relative sederhana dan praktis disamping sambungan dapat dibuka atau dilepas kembali dengan tanpa terjadi pengrusakaan dari bagian yang disambung. Tipe sambungan ini cukup efisien bagi jenis sambungan yang sering dilakukan bongkar pasang untuk perawatan dan pemeliharaaan. Contoh tipe sambungan antara lengan engkol dengan poros engkol pada motor bakar (bensin maupun diesel). * Contoh lain, yaitu tipe sambungan dengan menggunakan pasak (spie) yang cukup sederhana dan praktis, antara lain mudah dilepas, dipasang untuk penggatian bagian yang rusak atau aus. Hal ini dapat dilihat pada tipe sambungan antara poros motor dengan roda gila (penyeimbang), antara poros dengan baling-baling atau kipas, dll. Tipe sambungan pasak ini dapat dibagi, yaitu sambungan pasak melintang dan sambungan pasak memanjang yang berbeda hanya pada arah gaya yang bekerja. Sedangkan spie lebih praktis dan mudah lagi dimana pelaksanaan penyambungan hanya dengan menggeserkan bagian yang disambung tepat pada spie. Misal tipe sambungan poros dengan roda dimana bahan spie dibuat lebih lemah atau kurang kuat agar kalau rusak, yang rusak spienya bukan porosnya dan harganya lebih murah.
Kuliah akan diakhiri dengan diskusi (tanya jawab) mengenai permasalahan yang
timbul pada pengembangan elemen mesin dalam topic konstruksi mesin. Terima kasih
11