You are on page 1of 2

Sistem Penyalaan Mesin Bensin Busi menghasilkan loncatan api listrik yang menyalakan campuran bahan bakar dan

udara segar, karena itu motor bensin cenderung dinamai spark Ignition Engine. Karburator ialah tempat pencampuran bahan bakar dengan udara. Pencampuran tersebut terjadi karena bahan bakar terisap masuk atau di semprotkan ke dalam arusudara segar yang masuk ke dalam karburator. Campuran tersebut kemudian masuk kedalam silinder yang dinyalakan oleh loncatan api listrik dari busi. Intensitas loncatan api listrik juga ditentukan oleh jarak antara kedua elektroda busi. Jarak elektroda yang optimum adalah 0,6-0,8 mm. selain itu penentuan tempat busi di dalam ruang bakar juga penting. Loncatan api listrik tidak boleh terjadi di tempat lain kecuali di antara kedua electrode busi, Supaya selalu terdapat campuran bahan bakar udara yang mudah terbakar diantara kedua electrode. Tempat yang terbaik untuk busi adalah dekat kepada katup isap, akan tetapi ditinjau dari kemungkinan terjadinya detonasi, sebaiknya busi di tempatkan pada bagian terpanas. Misalnya dekat pada katup buang. Hasil kompromi kedua pertimbangan itu menentukan tempat busi dalam ruang bakar. Kumparan penyalaan terdiri dari dua bagian yaitu kumparan primer dan sekunder. Kumparan primer mengandung kurang lebih 100 sampai 180 lilitan(Np) kawat tembaga halus. Kumparan sekunder mengandung kurang lebih 18000 lilitan(Ns) kawat tembaga yang berdiamater lebih kecil. Pada umumnya Ns/Np berkisar antara 100-130 tetapi dapat juga antara 200-250 jika di pergunakan transistor sebagai pengganti pemutus arus (dengan Np yang lebih kecil). Tahanan R mengatur arus primer agar jangan naik terlalu tinggi. Adakalanya dipasang tahanan peka terhadap perubahan temperature yaitu bertambah besar jika temperature naik. Gunanya untuk mencegah arus primer yang terlalu besar pada putaran rendah, yaitu pada waktu titik kontak penutup arus menutup pada waktu yang lama. R (tahanan) dapat pula diatur jangan samapai terlalu rendah pada waktu yang sangat rendah karena bisa menyebabkan arus primer yang terlalu besar. Kam yang berputar bersama-sama dengan rotor tugasnya membuka dan menutup pemutus kecepatan putaran poros engkol, sedangkan pada mesin 4-langkah sama dengan setengahnya. Rotor membagi arus dari kumparan dari kumparan sekunder ke setiap busi secara bergilir. Kondensor mempercepat pemutusan arus primer pada waktu pemutus arus berada dalam keadaan terbuka. Cara kerja sistem penyalaan sistem itu adalah sebagai berikut. Pada waktu arus menutup, arus listrik dari baterai mengalir melalui kumparan primer dan membangkitkan medan magnet. Medan magnet ini memotong kumparan primer dan menginduksi back emf, yang menentang arus listrik baterai sehingga memperlambat kenaikan kekuatan medan magnet itu sendiri. Dengan demikian arus primer dan kekuatan medan magnet yang maksimum bergantung pada lamanya pemutus arus berada dalam keadaan tertutu. Jadi bergantung pada kecepatan dan kontur kam.

Pada waktu pemutus arus terbuka maka karena adanya kondensor arus primer segera akan terputus kekuatan medan magnet pun segera menurun, disusul oleh arus primer yang semula melalui kontak pemutus arus mengalir menuju kondensor. Dengan demikian muatan listrik kondensor bertambah tapi akan segera menurun kembali. Terjadilah arus bolak-balik didalam kumparan primer yang mengubah energy magnet menjadi energy listrik didalam kumparan sekunder. Timbul pula tegangan yang sangat tinggi (antara 10000-20000 V) didalam rangkaian sekunder seperti terlihat. Sementara pada keadaan seperti di atas, kabel kumparan sekunder oleh rotor disambungkan dengan kabel ke busi. Maka pada waktu pemutusan arus terbuka arus primer tidak dapat di putuskan dengan cepat akibatnya loncatan listrik dan terjadi antara kontak pemutus arus. Jadi, bukan diantara kedua elektroda busi, campuran bahan bakar udara itupun tidak berhasil dinyalakan.

You might also like