You are on page 1of 30

Risiko, Asuransi dan Manajemen Asuransi

Prepared by Dr. Herman Ruslim drs., Ak., MM

Definisi Asuransi
Insurance is the pooling of fortuitous losses by transfer of such risks to insurers, who agree to indemnify insureds for such losses, to provide other pecuniary benefits on their occurrence, or to render services connected with the risk

Karakter Utama Asuransi


Asuransi adalah rencana dengan beberapa karakter khusus yang terdiri dari: Pengumpulan kerugian (dalam satu kolam): Pooling of losses; Pembayaran kerugian angka mujur (kebetulan): Payment of fortuitous losses; Pemindahan (transfer) risiko: Risk Transfer; Ganti rugi, perlindungan terhadap kerugian: Indemnification

Pengumpulan Kerugian Dalam Satu Kolam


Pooling is the spreading of losses incurred by few over the entire group, so that in the process, average loss is substituted for actual loss. The law of large numbers dapat memprediksi kerugian yang terjadi di masa yang akan datang secara akurat. Idealnya harus terdapat jumlah besar yang serupa, tidak harus identik, unit-unit yang terancam peril yang sama. Jadi pada hakikatnya Pooling adalah (1) berbagi kerugian antar anggota kelompok besar, (2) prediksi kerugian yang akan terjadi dimasa depan yang akurat berdasarkan hukum jumlah besar

Ganti Rugi pada Angka Mujur


A fortuitous loss is one that is unforseen and unexpected and occurs as a result of chance. Dengan kata lain, kerugian harus bersifat kecelakaan (accidental) tidak sengaja. Jadi the law of large numbers harus didasarkan pada asumsi bahwa kerugian yang terjadi adalah karena kecelakaan dan terjadi secara acak (randomly). Sebagai contoh, seorang meninggal korban tabrakan motor akibat jalan licin saat hujan lebat.

Pemindahan Risiko
Risk transfer means that a pure risk is transferred from the insured to the insurer, who typically is in a stronger financial position to pay the loss than insured Jadi dari sudut pandang perorangan, risiko murni adalah risiko mati muda, risiko kesehatan yang memburuk, kehilangan anggota tubuh, kerusakan atau kehilangan harta benda dan kena tuntutan dari pengadilan, yang dapat dipindahkan kepada penanggung kerugian (perusahaan asuransi) yang biasanya keuangannya lebih kuat dalam menghadapi kerugian

Ganti Rugi dan Perlindungan atas kerugian


Indemnification means that the insured is restored to his or her approximate financial position prior to the occurrence the loss Artinya jika seorang pemilik polis asuransi kebakaran, rumahnya terbakar habis, perusahaan asuransi harus memulihkannya kembali memiliki rumah seperti semula, sebelum terbakar. Apabila seseorang dituntut karena ceroboh mengendarai mobil, perusahaan yang mengeluarkan polis asuransi akan mengganti kerugian atas nama pengendara mobil yang ceroboh tersebut, sebab untuk itu dia telah membayar premi asuransi

Persyaratan agar obyek dapat diasuransikan


Perusahaan Asuransi hanya bersedia menanggung risiko murni (pure risk). Kejadian yang jika terjadi menimbulkan kerugian, jika tidak terjadi tidak menimbulkan kerugian. Tidak ada perusahaan asuransi yang menanggung risiko spekulasi (speculative risk). Akan tetapi tidak semua risiko murni dapat diasuransikan. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum suatu risiko murni dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi.

Lanjutan
Idealnya ada enam persyaratan agar suatu risiko dapat ditanggung: - Unit yang terancam risiko harus dalam jumlah besar; - Kerugian yang terjadi harus karena kecelakaan dan tidak sengaja - Kerugian harus dapat ditentukan dan dapat diukur; - Kerugian bukan karena bencana; - Kemungkinan terjadinya kerugian harus dapat ditafsir (dikalkulasi) - Premi risiko harus layak secara ekonomi

Perbandingan Asuransi dengan Judi


Asuransi dan judi acap kali ditafsirkan secara salah. Sesungguhnya ada dua perbedaan penting antara keduanya. Pertama, judi menciptakan risiko spekulasi baru yang sebelumnya tidak ada, sementara asuransi adalah salah satu teknik untuk menangani risiko murni yang telah ada. Kedua, perbedaan antara asuransi dengan judi adalah bahwa judi secara sosial tidak produktif, sebab keuntungan si pemenang adalah kerugian yang diderita sipencundang. Sebaliknya, asuransi secara sosial adalah selalu produktif, sebab posisi si pemberi asuransi dan si penerima asuransi tidak dalam posisi yang biayanya ditanggung oleh pihak yang pecundang. Artinya tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Pihak penanggung dan pihak tertanggung sama-sama mempunyai kepentingan yang sama dalam mencegah kerugian. Kedua sama-sama menang seandainya tidak terjadi kerugian.

Perbandingan Asuransi dengan Hedging


Dalam konsep hedging atau lindung nilai, risiko dapat ditransfer atau dipindahkan kepada spekulator oleh seseorang dengan cara membeli kontrak berjangka. Tetapi kontrak asuransi tidak sama dengan spekulasi. Meskipun kedua teknik sama dalam hal bahwa risiko ditransfer melalui kontrak, dan tidak ada risiko baru diciptakan, ada perbedaan penting dari keduanya. Pertama transaksi asuransi adalah memindahkan risiko yang dapat dijamin dengan asuransi, karena persyaratan-persyaratan agar unit yang terancam risiko dapat diasuransikan biasanya semuanya dipenuhi. Sedangkan spekulasi adalah teknik menangani risiko yang biasanya dapat diasuransikan, seperti perlindungan terhadap penurunan harga produk-produk pertanian dan harga bahan baku.

Lanjutan
Kedua, bahwa asuransi dapat menurunkan objective risk sipenanggung asuransi dengan menerapkan the law of large numbers. Semakin banyak unit yang terancam risiko dalam kelas yang sama, prediksi besar kerugian yang akan datang yang dilakukan sipenanggung risiko semaik baik (semakin akurat), sebab penyimpangan relatif kerugian aktual dari yang diharapkan semakin menurun. Jadi semakin banyak transaksi asuransi akan menurunkan objective risk. Berbeda dengan spekulasi, yang biasanya hanya memindahkan risiko tidak menurunkan risiko. Risiko fluktuasi harga dipindahkan kepada spekulator karena sang spekulator yakin dan percaya dapat menciptakan keuntungan karena pengetahuannya tentang kekuatan2 yang memaksa perubahan harga. Risiko dipindahkan, tidak direduksi dan prediksi spekulator tentang kerugian tidak berdasarkan the law of large numbers.

Aneka Ragam Asuransi


Asuransi Swasta Asuransi Jiwa dan Kesehatan (life and health insurance) Asuransi harta benda dan utang (property and liability insurance) Asuransi Pemerintah Asuransi Sosial (Social Insurance) Asuransi Pemerintah Lainnya (Other government insurance)

Peranan Asuransi Bagi Masyarakat Luas


Manfaat sosial dan manfaat ekonomi asuransi adalah sebagai berikut: Indemnification for loss Less worry and fear Source of investment funds Less prevention Enhancement of Credit

Biaya Asuransi yang Harus ditanggung Masyarakat


Cost of doing business Fraudulent Claims Inflated Claims

Cost of Doing Business (Biaya Usaha)


An expense loading is the amount needed to pay all expenses, including commissions, general administrative expenses, state premium taxes, acquisition expenses, and an allowance for contingencies and profit. Contoh: katakanlah pada satu negara yang tidak ada industri asuransinya, kerugian dari rumah terbakar rata2 Rp 100 miliar setiap tahun. Jika terdapat perusahaan asuransi kebakaran, dengan loading expense 35% dari total kerugian per tahun, berarti total biaya kebakaran yang ditanggung masyarakat meningkat menjadi Rp 135 miliar.

Biaya Kecurangan Penuntut Ganti Rugi


Biaya asuransi kedua yang ditanggung masyarakat adalah kecurangan-kecurangan dalam tuntutan santunan asuransi untuk ganti rugi. Orang-orang yang tidak jujur mungkin saja meminta ganti rugi yang tidak beralasan dari perusahaan asuransi. Banyak penipuan-penipuan dalam industri asuransi, sebagai contoh kasus bunuh diri, atau membakar sendiri rumah yang diasuransikan. Adanya kemungkinan kecurangan dalam klaim asuransi, menambah premi asuransi yang harus dibayar oleh pihak-pihak tertanggung dalam dunia asuransi

Pembengkakan Ganti Rugi


Banyak klaim yang membengkak, mengalami inflasi karena adanya asuransi. Kerugian mungkin tidak sengaja karena asuransi, tetapi klaim mungkin mengalami pembengkakan, dengan perkataan lain mungkin jauh melampaui kerugian aktual yang dialami si tertanggung. Contoh: Pengacara menuntut ganti rugi jauh lebih besar dari kerugian sikorban yang sebenarnya.

Kaitan Risiko dengan Manajemen Asuransi


Risk management is defined as a systematic process for identification and evaluation of pure loss exposures faced by an organization or individual, and for the selection and implementation of the most appropriate techniques for treating such exposures

Kaitan Risiko Dengan Manajemen Asuransi


Risk management is defined as a systematic process for identification and evaluation of pure loss exposures faced by an organizational or individual, and for the selection and implementation of the most appropriate techniques for treating such exposures. (George E. Rejda). Jadi manajemen risiko adalah sebagai ilmu adalah ilmu tentang bagaimana melakukan identifikasi berbagai macam risiko yang mengancam organisasi atau individu secara sistematis, dan memilih metode yang terbaik untuk menangani atau menghadapi ancaman kerugian akibat risiko konsisten (sesuai) dengan goals atau objectives

Perbedaan Manajemen Risiko Dengan Manajemen Asuransi


Manajemen risiko sebaiknya tidak dikaburkan dengan manajemen asuransi. Konsep manajemen risiko jauh lebih luas dari konsep manajemen asuransi dalam beberapa aspek. Manajemen risiko lebih fokus pada identifikasi dan analisis risiko murni. Sedangkan asuransi hanya salah satu dari beberapa metode yang dapat digunakan menghadapi ancaman risiko yang merugikan. Sebab metode lain dapat juga digunakan menghadapi risiko, seperti teknik menghindar (avoidance), teknik mengendalikan risiko (loss control), mengalihkan risiko kepada pihak lain tanpa asuransi (noninsurance transfers), dan menanggung sendiri risiko (retention) dalam program manajemen risiko modern.

Tujuan Manajemen Risiko


Preloss Objectives manajemen risiko pada perusahaan atau organisasi mempunyai beberapa tujuan sebelum terjadi kerugian. Diantaranya yang paling penting adalah tujuan ekonomi, mengurangi ketinggalan zaman dan memenuhi kewajiban internal. Goal yang pertama adalah bahwa perusahaan harus siap siaga menghadapi potensi kerugian dengan cara seekonomis mungkin (economical way). Sebagai contoh analis biaya program keselamatan kerja, premi asuransi, dan analis biaya komparatif antara berbagai teknik menangani kerugian yang dapat dipilih. Tujuan kedua mengurangi keresahan (reduction of anxiety) ini lebih nyelimet lagi. Ancaman keresahan tertentu dapat membuat manajer risiko, eksekutif penting, dan pemegang saham lebih cemas dan ketakutan, dibandingkan dengan ancaman lain Objective yang ketiga adalah to meet any externally imposed obligations. Artinya perusahaan terpaksa harus menghadapi atau melunasi utang yang dituntut orang dari luar perusahaan., sebagai contoh, pemerintah mengharuskan (mewajibkan) perusahaan memasang alat pengaman untuk melindungi para pekerja dari gangguan kesehatan.

Postloss Objective
Contoh pertama dan paling penting postloss objective adalah kelangsungan hidup perusahaan (survival of the firm). Artinya setelah terjadi kerugian, perusahaan masih tetap dapat bekerja minimal beberapa periode yang dapat dipilihnya, jika dia menginginkannya. Contoh kedua postloss objective adalah meneruskan operasi perusahaan (to continue operating). Bagi sebagian perusahaan, kemampuan untuk tetap dapat beroperasi setelah mengalami kerugian luar biasa adalah merupakan tujuan yang sangat penting. Ini terutama bagi perusahaan public utility yang melayani kebutuhan orang banyak. Kemampuan tetap dapat beroperasi juga penting bagi perusahaan yang akan kehilangan pelanggannya jika berhenti karena kerugian besar. Contohnya adalah bank, pabrik roti, tempat pemerahan susu sapi dan perusahaan-perusahaan lain yang hidup bersaing satu sama lain. Menstabilkan penghasilan, stability of earnings adalh contoh postloss objective ketiga. Perusahaan tetap mempertahankan penghasilannya per saham (EPS) tetap meskipun telah terjadi kerugian. Tujuan ini erat kaitannya dengan tujuan kontinuitas operasi.

Postloss Objectives
Tujuan empat postloss objective adalah pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan, continued growth. Perusahaan mungkin tumbuh dengan mengembangkan produk dan pasar yang baru atau melakukan akuisisi dan merger. Manajer risiko harus mempertimbangkan dampak kerugian yang terjadi terhadap kemampuan perusahaan untuk tumbuh. Goal terakhir postloss objective adalah tanggung jawab sosial atau social responsibility yakni meminimalkan kerugian yang terjadi yang harus ditanggung seseorang atau menjadi beban masyarakat banyak. Bencana kerugian dapat berpengaruh buruk terhadap karyawan, pelanggan, pemasok, kreditur, pembayar pajak, dan masyarakat pada umumnya. Contoh, kerugian besar perusahaan, yang memaksa perusahaan menutup pabriknya dalam satu lingkungan masyarakat kecil untuk jangka panjang dapat menimbulkan depresi ekonomi dan penggangguran besar-besaran dalam masyarakat bersangkutan.

Proses Manajemen Risiko


Identifying potential losses; Evaluating potential losses; Selecting the appropriate technique or combination of techniques, for treating loss exposures; Implementing the program

Mengenal Pasti Potensi Kerugian


Langkah pertama proses manajemen risiko adalah mengidentifikasi atau mengenal pasti besarnya potensi kerugian dari risiko murni. Identifikasi seluruh potensi kerugian memerlukan kerja keras dan harus tekun. Manajer risiko harus mengenal berbagai macam ancaman potensi kerugian seperti: Property losses; Business Income Losses; Liability Losses; Death or Disability of key people Job-related injuries or disease; Fraud, criminal acts, and employee dishonesty; Employee benefits loss exposures International Loss Exposures

Mengevaluasi Potensi Kerugian


Setelah potensi kerugian diidentifikasi, langkah berikut adalah mengevaluasi dan mengukur akibat atau dampak kerugian terhadap perusahaan. Pengukuran ini meliputi potensi frekuensi dan keseriusan ancaman kerugian. Frekuensi kerugian adalah kemungkinan jumlah kerugian yang mungkin terjadi selam periode tertentu dimasa yang akan datang. Keseriusan atau tingkat keparahan adalah menyangkut besarnya kerugian yang mungkin terjadi.

Memilih Teknik Menangani Kerugian


Teknik utama yang dapat dipilih menangani risiko adalah: Menghindar (Avoidance); Menahan (Retention) Memindahkan tanpa menggunakan asuransi (noninsurance transfers) Mengendalikan kerugian (loss control) Mengasuransikan (Insurance)

Keuntungan Pemanfaatan Asuransi


Perusahaan akan mendapat ganti rugi ketika terjadi kerugian aktual. Operasi perusahaan dapat terus berjalan, dan tidak terjadi fluktuasi penghasilan perusahaan Ketidakpastian akan berkurang, sehingga memungkinkan perusahaan memperpanjang horizon waktu perencanaannya. Kecemasan dan ketakutan para karyawan dan manajer akan berkurang dan memperbaiki kinerja dan produktivitas Perusahaan asuransi dapat menawarkan berbagai macam produk jasa manajemen risiko yang sangat bernilai, seperti jasa pengendalian kerugian, jasa menganalisis, identifikasi ancaman kerugian, dan memberi santunan Biaya asuransi dapat mengurangi laba kena pajak, karena dianggap sebagai biaya operasi perusahaan.

Memilih Metode Menghadapi Risiko


Macam Frekuensi Kerugian Kerugian 1 Rendah (Jarang) Tinggi (Sering) Rendah (Jarang) Tinggi (Sering) Akibat Kerugian Teknik Manajemen Risiko yang Terbaik Digunakan Rendah (Kecil) Retensi

Rendah (Kecil)

Pengendalian Kerugian dan Retensi Asuransi

Tinggi (Parah)

Tinggi (Parah)

Hindari (Avoidance)

You might also like