You are on page 1of 7

OBESITAS Definisi dan Klasifikasi Obesitas Obesitas adalah keadaan kesehatan dan status gizi dengan akumulasilemak tubuh

berlebihan disertai risiko kelainan patologis yang multiorgan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpanenergi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya.Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Obesitas merupakan masalah global yang perlu segera ditangani, karenadapat berakibat fatal bagi penderitanya. Untuk mengatasi masalahobesitas dapat dilakukan dengan mengubah gaya hidup (life style),pengaturan asupan makanan, pemberian obat-obatan sampai dengan tindakanpembedahan. Berdasarkan klasifikasi WHO pada tahun 1998, dinyatakan BBL bila IMT25,029,9 kg/m2 dan obesitas bila IMT 30,0 kg/m2. Hal ini lebihdirinci sebagai berikut: 1. obesitas ringan IMT 30,034,9 2. obesitas sedang IMT 35,039,9 3. obesitas berat (morbid) IMT 40,0 kg/m2 IMTtergantung usia dan tidak membedakan jenis kelamin. Kelemahan metodeini adalah tidak membedakan BB tinggi yang disebabkan oleh lemak atauotot. Sehingga seseorang dengan BB tinggi selalu dianggap obes walaupundapat disebabkan oleh banyak otot. Tabel 1: Klasifikasiinternasional Berat badan rendah, Normal, Berat badan lebih danObesitas berdasarkan Indeks Massa Tubuh (kg/m) Klasifikasi Nilai potong utama Berat badan rendah <18.50 Kurus berat Kurus sedang Kurus ringan Rentang normal Berat badan lebih Pra Obes Obese <16.00 16.00 - 16.99 17.00 - 18.49 18.50 - 24.99 25.00

25.00 - 29.99 30.00

Obese kelas I 30.00 - 34-99 Obese kelas II 35.00 - 39.99 Obese kelas III 40.00 (Sumber: Dari WHO, 1995, WHO, 2000 dan WHO 2004) WHOmengusulkan untuk menurunkan batasan nilai potong untuk orang Asia.Berdasarkan kelasifikasi Asia Pasifik pada tahun 2000, denganpenyesuaian IMT untuk orang Asia, maka dinyatakan BBL bila IMT 23,0yang dibedakan lagi menjadi BBL dengan risiko IMT 23,0 24,9, Obes Ibila IMT 25,0 29,9 dan Obes II 30,0 kg/m2. Tabel 2. Klasifikasi Berat badan untuk orang Asia berdasarkan Indeks Masa Tubuh Klasifikasi (kg/m2) Berat badan rendah Normal 18,5 22,9 23,0 23,0 - 24,9 < 18,5

Berat badan lebih

Berat badan lebih dengan risiko Obes I Obes II 25,0 - 29,9 30,0

1. Tipe Obesitas Berdasarkan Bentuk Tubuh a. Obesitas Tipe Buah Apel Padapria obesitas umumnya menyimpan lemak di bawah kulit dinding perut dandi rongga perut sehingga gemuk di perut dan mempunyai bentuk tubuhseperti buah apel (apple type). Karena lemak banyak berkumpul di ronggaperut, obesitas tipe buah apel disebut juga obesitas sentral, karenabanyak terdapat pada laki-laki disebut juga sebagai obesitas tipeandroid. b. Obesitas Tipe Buah Pear Kelebihan lemak pada wanitadisimpan di bawah kulit bagian daerah pinggul dan paha, sehingga tubuhberbentuk seperti buah pear (pear type). Karena lemak berkumpuldipinggir tubuh yaitu di pinggul dan paha, obesitas tipe buah peardisebut juga sebagai obesitas perifer dan karena banyak terdapat padawanita disebut juga sebagai obesitas tipe perempuan atau obesitas tipegynoid.

2. Tipe Obesitas Berdasarkan Keadaan Sel Lemak a. Obesitas Tipe Hyperplastik Obesitasterjadi karena jumlah sel lemak yang lebih banyak dibandingkan keadaannormal, tetapi ukuran sel-selnya tidak bertambah besar. Obesitas inibiasa terjadi pada masa anak-anak. b. Obesitas Tipe Hypertropik Obesitasterjadi karena ukuran sel lemak menjadi lebih besar dibandingkankeadaan normal,tetapi jumlah sel tidak bertambah banyak dari normal.Obesitas tipe ini terjadi pada usia dewasa, Upaya untuk menurunkanberat badan lebih mudah dibandingkan tipe hyperplastik. c. Obesitas Tipe Hyperplastik Dan Hypertropik Obesitasterjadi karena jumlah dan ukuran sel lemak melebihi normal. Pembentukansel lemak baru terjadi segera setelah derajat hypertropi mencapaimaksimal dengan perantaraan suatu sinyal yang dikeluarkan oleh sellemak yang mengalami hypertropik, obesitas ini dimulai pada anak-anakdan berlangsung terus sampai dewasa, upaya untuk menurunkan berat badanpaling sulit dan resiko tinggi untuk terjadi komplikasi penyakit.

Penyebab Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori lebihbanyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinyaketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belumjelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor: 1. Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga didugamemiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagigen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorongterjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gayahidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwarata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap beratbadan seseorang. 2. Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yangpenting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang jugamemegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasukperilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kaliseseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu sajatidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah polamakan dan aktivitasnya. 3. Faktor psikis. Apa yang ada di dalampikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orangyang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan. 4. Faktorperkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (ataukeduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalamtubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masakanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyakdibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sellemak

tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanyadapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel. 5. Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salahsatu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengahmasyarakat yang makmur. Orangorang yang tidak aktif memerlukan lebihsedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengkonsumsi makanan kayalemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalamiobesitas. 6. Usia. Menjadi tua cenderung menjadi kurang aktif.Juga terdapat penyusutan jumlah otot yang merendahkan metabolisme.Semua ini mengurangi keperluan kalori 7. Diet. Konsumsi makanankalori tinggi seperti makanan cepat saji (fast food) secara teraturditambah dengan soft drinks, candy dan desserts menyumbang peningkatanBB. 8. Kehamilan. Selama kehamilan BB perempuan bertambah.Pasca melahirkan sebagian mereka mengalami kesukaran menurunkan BBkembali. . 9. Obat-obatan. Kortikosteroid dan antidepresantrisiklik, khususnya, dapat menyebabkan penambahan BB. Selain itu obathipertensi dan antipsikosis juga dapat. 10. Masalah medis. Adajuga obesitas yang disebabkan gangguan hormonal seperti hipotiroid,sindrom Cushing, dan sindrom polikistik ovarium (PCOS). Artritis yangmengurangi keaktifan fisik juga dapat menyebabkan penambahan BB. 11. Alkohol. Alkohol menambah kalori dan juga selera makan. Menurut Guyton & Hall (1997), obesitas dapat dipengaruhi oleh: 1. Faktor psikogenik Biasanyaseseorang diketahui mengalami kenaikan berat badan yang besar selamaatau setelah keadaan yang menekan. Dalam hal ini, makanan dijadikanalat pelepas ketegangan. 2. Kelainan neurogenik Lesi pada nukleusventromedialis hipotalamus menyebabkan manusia makan secara berlebihandan menjadi gemuk sehingga menyebabkan kelebihan produksi insulin, yangselanjutnya meningkatkan penyimpanan lemak. Pada penderita tumorhipofisis yang menekan hipotalamus menjadi gemuk secara bertahap,sehingga dapat dengan pasti obesitas tersebut dihasilkan karenakerusakan hipotalamus. 3. Faktor genetika Kelainan genetik pada sifat kimiawi penyimpanan lemak diketahui menyebabkan obesitas pada beberapa turunan tikus dan mencit. 4. Kelebihan nutrisi pada masa kanak-kanak

5. Kegemukan Akibat Kortisol Walaupunkortisol dapat menyebabkan timbulnya mobilisasi asam lemak secukupnyadari jaringan lemak, banyak penderita yang kelebihan sekresi kortisolseringkali menderita kegemukan yang khas, dengan penumpukan lemak yangberlebihan di daerah dada dan di daerah kepalanya, sehingga badannyaseperti sapi dan wajahnya bulat yang disebut 'moon face' (Guyton &Hall, 1997).

Resiko komplikasi Seseorang dengan obesitas menghadapi risiko masalah kesehatan yang berat, antara lain: 1. Hipertensi. Penambahan jaringan lemak meningkatkan aliran darah.Peningkatan kadar insulin berkaitan dengan retensi garam dan air yangmeningkatkan volum darah. Laju jantung meningkat dan kapasitas pembuluhdarah mengangkut darah berkurang. Semuanya dapat meningkatkan tekanandarah. 2. Diabetes. Obesitas merupakan penyebab utama DM 2.Lemak berlebih menyebabkan resistensi insulin, dan hiperglikemiaberpengaruh negatif terhadap kesehatan. 3. Dislipidemia.Terdapat peningkatan kadar low-density lipoprotein cholesterol("jahat"), penurunan kadar high-density lipoprotein cholesterol("baik") dan peningkatan kadar trigliserida. Dispilidemia berisikoterbentuknya aterosklerosis. 4. Penyakit jantung koroner dan Stroke. Penyakit-penyakit ini merupakan penyakit kardiovaskular akibat aterosklerosis. 5. Osteoartritis. Obesitas memperberat beban pada sendi-sendi. 6. Apnea tidur. Obesitas menyebabkan saluran napas yang menyempit yangselanjutnya menyebabkan henti napas sesaat sewaktu tidur dan mendengkurberat. 7. Asma. Anak dengan BBL atau obes cenderung lebih banyak mengalami serangan asma atau pembatasan keaktifan fisik. 8. Kanker. Banyak jenis kanker yang berkaitan dengan BBL misalnya padaperempuan kanker payudara, uterus, serviks, ovarium dan kandung empedu;pada lelaki kanker kolon, rektum dan prostat. 9. Penyakitperlemakan hati. Baik peminum alkohol maupun bukan dapat mengidappenyakit perlemakan hati (non alcoholic fatty liver disease = NAFLD)atau non alcoholic steatohepatitis (NASH) yang dapat berkembang menjadisirosis. 10. Penyakit kandung empadu. Orang dengan BBL dapat menghasilkan banyak kolesterol yang berisiko batu kandung empedu.

11. Gout. Obesitas juga mungkin berkaitan dengan gout.8,9 Bahkan padaperempuan sehat yang belum obes the Pensacola Study telah menujukkanbahwa peningkatan LP sudah meningkatkan parameter risiko metabolik.

Penatalaksanaan Obesitas Penatalaksanaan Obesitas dianjurkan agar melalui banyak cara secara bersama-sama. Terdapat banyak pilihan antara lain: 1. Gaya hidup, perubahan perilaku dan pengaturan makan. Prinsipnyamengurangi asupan kalori dan meningkatkan keaktifan fisik,dikombinasikan dengan perubahan perilaku. Kata pepatah Cina kuno makanmalam sedikit akan membuat Anda hidup sampai sembilan puluh sembilantahun. Pertama usahakan mencapai dan mempertahankan BB yang sehat.Konsumsi kalori kurang adalah faktor penting untuk keberhasilanpenurunan BB. Pengaturan makan disesuaikan dengan banyak faktor antaralain usia, keaktifan fisik. Makan jumlah sedang makanan kaya nutrien,lemak rendah dan kalori rendah. Pilih jenis makanan dengan kepadatanenergi rendah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan, jenis makanansehat, jenis karbohidrat yang berserat tinggi, hindari manis-manisan,kurangi lemak. Awasi ukuran porsi, dan hitung kalori misalnya makananyang diproses mengandung lebih banyak kalori daripada yang segar.Perbanyak kerja fisik, olahraga teratur, dan kurangi waktu nonton TV. Pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita. Penderita dengan resiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang(1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria)disertai dengan olah raga Penderita dengan resiko kesehatanmenengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untukwanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga Penderita dengan resiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi,mendapatkan obat anti-obesitas disertai diet rendah kalori dan olahraga. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan : Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan(vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harusrendah kalori. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelahpenurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakanbagian tersulit dari pengendalian berat badan.

Program yang dipilihharus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yangpermanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokongterjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakanperubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yangsehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan. 2. Bedah bariatric DiAmerika Serikat cara ini dianjurkan bagi mereka dengan IMT 40 kg/m2atau IMT 35,0-39,9 kg/m2 disertai penyakit kardiopulmonar, DM t2, ataugangguan gaya hidup dan telah gagal mencapai penurunan BB yang cukupdengan cara non-bedah. (NIH Consensus Development Panel pada tahun1991). Kemudian pada tahun 2004 ASBS Consensus menganjurkan juga caraini untuk mereka dengan IMT 30,034,9 kg/m2 dengan keadaan komorbidyang dapat disembuhkan atau diperbaiki secara nyata. Dapat diharapkanpenurunan BB maksimal 2138%.. 3. Obat-obat anti obesitas Adaobat yang mempunyai kerja anoreksian (meningkatkan satiation,menurunkan selera makan, atau satiety, meningkatkan rasa kenyang, ataukeduanya), contohnya Phentermin. Obat ini hanya dibolehkan untuk jangkapendek. Orlistat menghambat enzim lipase usus sehingga menurunkanpencernaan lemak makanan dan meningkatkan ekskresi lemak dalam tinjadengan sedikit kalori yang diserap. Sibutramine meningkatkan statiationdengan cara menghambat ambilan kembali monoamine neurotransmitters(serotonin, noradrenalin dan sedikit dopamin), menyebabkan peningkatansenyawa-senyawa tersebut di hipotalamus. Rimonabant termasuk kelompokantagonuis CB1, yang menghambat ikatan cannabinoid endogen padareseptor CB1 neuronal, sehingga menurunkan selera makan dan menurunkanBB. Orlistat, sibutramin dan rimonabant dapat dipergunakan untuk jangkalama dengan memperhatikan efek sampingnya; rimonabant masih ditunda diAmerika Serikat. Sayangnya obat-obatan tersebut tidak ada yang dapatmemenuhi harapan dan kebutuhan orang. Oleh karena itu industri farmasimasih mengembangkan banyak calon obat baru. Namun yang perludipahami adalah semua cara tersebut tetap memerlukan pengaturan makan,latihan fisik, perubahan perilaku dan pedoman medis seumur hidup.

You might also like