You are on page 1of 2

At President Sukarno the era of, the political "Ganyang Malaysia" issued as a weapon to rebel against the establishment

of the commonwealth Britain. Malaysia considered as a form of western imperialism influence spread by the Britain, and then give an idea of "confrontation" that are radically against Indonesia's foreign policy issued by President Sukarno during the Old Order. Pada saat era presiden Soekarno, politik Ganyang Malaysia yang dikeluarkan sebagai senjata untuk memberontak sekaligus menentang pembentukan persemakmuran Inggris. Malaysia dinilai sebagai bentuk pengaruh imperialisme barat yang disebarkan oleh Inggris, dan kemudian memberikan suatu ide Konfrontasi yang bersifat radikal terhadap kebijakan luar negeri Indonesia yang dikeluarkan presiden Soekarno pada masa Orde Lama Equation clumps (Malay), history, geography and languages the same , Indonesia and Malaysia did not make have good relationship and going in harmony, and even Indonesia relations are very bad at that time. The difference in the history of colonization make Soekarno regime for dissatisfaction formation of Malaysia in the decade of the 1960s. Dissemination of western imperialism that assessed Soekarno negatively impact continuity of Southeast Asian countries and eventually form a perception of a poor relationship with Malaysia. Persamaan rumpun (melayu), sejarah, letak geografis serta persamaan bahasa yang sama, tidak menjadikan Indonesia dan Malaysia menjalin hubungan yang sangat baik dan berlangsung secara harmonis, bahkan hubungan Indonesia sangatlah buruk ketika itu. Perbedaan sejarah kolonialisasi membuat Rezim Soekarno atas ketidakpuasan terbentuknya negara Malaysia pada dekade tahun 1960an. Penyebarluasan imperialisme barat yang dinilai Soekarno memberikan pengaruh negatif terhadap kelangsungan negara-negara Asia Tenggara akhirnya membentuk suatu persepsi dan hubungan yang kurang baik dengan Malaysia. Restoration Indonesia-Malaysia confrontation created by the Soekarno, ended in 1967, and at the same time replace the Sukarno government which fell due to G-30S PKI rebellion, later changed to the Soeharto goverment as well as the beginnings of this new Order government. Efforts to promote the restoration of diplomatic relations between Indonesia and Malaysia at the United Nations(PBB) in particular and Indonesia and United Nations (PBB) reflected in the return of Indonesia to the United Nations (PBB) membership. Pemulihan Hubungan Indonesia-Malaysia atas konfrontasi yang dibuat oleh Soekarno, diakhiri pada tahun 1967 dan sekaligus menggantikan posisi pemerintahan Soekarno yang jatuh karena pemberontakan G-30S PKI, kemudian berganti menjadi pemerintahan Soeharto yang sekaligus merupakan awal mula dari pemerintahan Orde baru ini. Upaya menggalakkan pemulihan hubungan diplomatik Indonesia-Malaysia pada khususnya dan Indonesia-PBB pada umumnya dicerminkan melalui kembalinya Indonesia dalam keanggotaan PBB. However, diplomatic relations between states neighborly way is not always run smoothly. Primarily Indonesia recently intensively discussed by the propaganda claims of culture through tourism Malaysia. Then, the issue of terrorism to a vigorous discussion. Border issues (Sipadan and Ligitan, Ambalat, Sabah and Sarawak), storage timber and illegal logging, smuggling of fuel and so on so that the relations between the two countries is a lack of harmony. Malaysia is rated as the nation's highly harasses Indonesia even trampled pride of Indonesia. From this it appears that the relationship between Indonesia and Malaysia are not running in harmony and do not necessarily reflect the interrelationships within the geographical scope of the cooperation that can produce economies and military sectors.Akan tetapi, perjalanan hubungan diplomatik antarnegara bertetangga memang tidak selalu berjalan mulus dan lancar. Utamanya Indonesia belakangan ini gencar disinggung oleh klaim budaya

melalui propaganda pariwisata Malaysia. Kemudian, isu Terorisme[GER3] yang gencar dibicarakan. Isu-isu perbatasan wilayah (Sipadan dan Ligitan, Ambalat, Sabah dan Serawak), penampungan kayu-kayu dan illegal logging, penyelundupan BBM dan sebagainya sehingga hubungan kedua negara tersebut sangat kurang harmonis[3]. Malaysia dinilai sebagai bangsa yang sangat melecehkan Indonesia bahkan menginjak-injak harga diri Indonesia. Dari hal inilah terlihat bahwa hubungan yang terjalin antara Indonesia-Malaysia tidak berjalan secara harmonis dan tidak mencerminkan suatu hubungan timbal-balik dalam lingkup geografis yang dapat menghasilkan kerjasama dari sektor perekenomian maupun militer.

You might also like