You are on page 1of 11

ANXIETY TOWARDS PREGNANCY IN WORKING YOUNG ADULT WOMEN

Mentari Ayu Ningsih, M. Fakhrurrozi, M.Psi., Psi Undergraduate Program, Faculty of Psychology, 2008 Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id Key Word : anxiety, pregnancy, working young adult women ABSTRACT : In her work or career woman, deciding to have a child or start a stage of pregnancy was not easy because being a working mother is more difficult than mothers who do not work. There is a feeling of anxiety they experience when they decide to start pregnancy, feelings of anxiety is usually associated with the continuation of their careers. They have feelings of anxiety; these feelings are also associated with time and their performance that might be decreasing during pregnancy. During her pregnancy, attention might be both pregnancy and work which will make them anxious of fear and of ignoring his work and more focus on her pregnancy. This study aims to determine the anxiety of pregnancy in young adult women who work and factors which influence it. The method used in this study is open and structured interviews. In addition, the researcher can also conduct in-depth interview, while the observations made is in the form of non-participant observation and structured observation. In the non-participant observation the researcher only observes the attitude of the subject, while in the structured observation guidelines are used. The subject of this research is a young adult woman who works and has been married and was pregnant for the first child. The result shows that the subject has experienced anxiety. The symptoms experienced by subjects include somatic symptoms, cognitive, psychological, motor. There are two factors that affect the anxiety of the subject, namely the external factors and internal factors.

Kecemasan Terhadap Kehamilan Pada Wanita Dewasa Muda yang Bekerja Prof. Dr. E. S. Margiantari, SE., MM. (Rektor Universitas Gunadarma) Dr. A. M. Heru Basuki, Msi. (Dekan Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma) Mentari Ayu Ningsih (Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Universitas Gunadarama)
Secara normal seorang individu mempunyai suatu lingkaran kehidupan yang harus dilaluinya yaitu, dilahirkan, tumbuh besar, menikah dan melahirkan generasi berikutnya. Bagi sebagian besar wanita, dapat melahirkan dan dapat menjadi seorang ibu dianggap sebagai suatu takdir dan juga harapan mereka. Selain itu juga menjadi seorang ibu merupakan salah satu pelengkap identitas diri mereka sebagai seorang wanita. Menurut Williams (1996), ada beberapa alasan yang dapat memperkuat identitas diri seorang wanita yaitu secara biologis, tubuh dan alat reproduksi wanita telah memberikan suatu pengalaman menarik. Seperti pengalaman menstruasi pertama (Menarche), pertumbuhan payudara, kehamilan, menyusui hingga berhentinya siklus menstruasi (Menopause). Selain itu memiliki seorang anak dapat memberikan nilai positif bagi seorang wanita, karena tugas-tugas seorang ibu dapat menumbuhkan perasaan dibutuhkan oleh orang lain yang secara tidak langsung membuat seorang ibu merasakan perasaan positif tersebut. Kebanyakan wanita yang telah menikah sangat mendamba-dambakan kehadiran si buah hati dalam kehidupan pernikahan mereka. Kehadiran seorang anak bukan hanya sebagai pelengkap dalam kehidupan pernikahan, namun secara tidak langsung memberikan status baru yaitu sebagai orang tua yang memiliki tanggung jawab (Ayah Bunda, 2005). Pada wanita yang bekerja atau wanita karir memutuskan untuk memiliki seorang anak atau memulai tahap kehamilan bukanlah hal yang mudah, karena menjadi seorang ibu yang bekerja memiliki kesulitan

Kecemasan Terhadap Kehamilan Pada Wanita Dewasa Muda yang Bekerj a ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kecemasan terhadap kehamilan pada wanita dewasa muda yang bekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara terstruktur agar wawancara dapat berjalan secara efektif dan efisien dan mengantisipasi kemungkinan terlupanya pokok-pokok permasalahan yang diteliti. Sedangkan metode observasi yang digunakan adalah metode observasi non partisipan, orang yang melakukan pengamatan tidak berperan serta atau tidak ikut ambil bagian didalam kehidupan orang yang diamati. Subjek mengalami kecemasan dalam proses kehamilannya, hal ini disebabkan karena subjek memiliki dua peran dalam kehidupannya, yaitu peran sebagai ibu rumah tangga dan wanita bekerja. Kecemasan subjek lebih disebabkan karena subjek merasa tidak dapat menjalani kedua peran itu dengan baik. Adapun faktor yang mempengaruhinya adalah faktor eksternal dan internal. BAB I A. Latar Belakang Masalah

yang lebih besar daripada ibu yang tidak bekerja. Ada perasaan was-was yang mereka alami saat mereka memutuskan untuk memulai suatu kehamilan, perasaan was-was ini biasanya berkaitan dengan kelanjutan karir mereka. Mereka memiliki perasaan cemas, perasaan ini berkaitan dengan waktu dan juga kinerja mer eka yang akan berkurang selama masa kehamilannya. Pada masa kehamilan fokus utama wanita yang bekerja akan terbagi antara kehamilannya dan juga pekerjaanya, hal ini akan membuat mereka merasa cemas karena perasaan takut akan mengabaikan pekerjaannya dan lebih fokus pada kehamilannya ataupun sebaliknya, dan akan memberikan dampak yang kurang baik pada pekerjaannya ataupun pada kehamilannya (Kitzinger, 1995). Perasaan cemas yang dialami oleh wanita hamil merupakan hal yang wajar, terlebih jika hal itu merupakan kehamilan pertama. Pada awal kehamilan biasanya para calon ibu merasa senang namun seiring bertambahnya usia kehamilan, maka perasaan cemas pun mulai menghantui para calon ibu. Para calon ibu sering merasa cemas walau pada hal-hal kecil sekali pun. Banyak hal-hal yang dapat membangkitkan rasa cemas calon ibu, seperti ukuran tubuh ibu yang semakin bertambah (pertambahan berat badan), rasa nyeri persalinan, kesehatan bayi yang kelak lahir, sampai halhal lainnya. Perasaan cemas ini akan bertambah pada ibu yang bekerja, hal ini berkaitan dengan statusnya sebagai wanita karier yang memiliki tanggung jawab lain selain tanggung jawabnya pada keluarga. B. Pertanyaan Peneitian Adapun pertanyaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kecemasan terhadap kehamilan pada wanita dewasa muda yang bekerja ? 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kecemasan subjek ? C. Tujuan Peneitian Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui kecemasan terhadap kehamilan pada wanita dewasa muda yang bekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. D. Manfaat Peneitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pikologi klinis, khususnya bagi para ibu yang m engala m i kecem asan ter hada p kehamilan. Serta dapat dijadikan acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya terutama yang berhubungan dengan kecemasan terhadap kehamilan pada wanita dewasa muda yang bekerja. Penelitian ini menemukan bahwa subjek mengalami kecemasan terhadap kehamilannya. Selain itu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain : pengaruh lingkungan, hubungan wanita hamil dengan ibunya, hubungan wanita hamil dengan janinnya, antisipasi atau harapan wanita hamil terhadap calon bayinya, dan hubungan wanita hamil dengan suaminya. 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat tentang kecemasan terhadap kehamilan pada wanita dewasa muda yang bekerja, sehingga diharapkan masyarakat dapat memberikan perlakuan yang tepat terhadap wanita dewasa dalam menghadapi kehamilannya dan untuk wanita dewasa muda akan lebih siap terhadap kehamilannya.

BAB II A.Kecemasan Terhadap Kehamilan

1. Kecemasan Kecemasaan merupakan suatu reaksi emosional dari keadan jiwa individu, yang gejala-gejalanya bisa bersifat psikologis maupun fisiologis. Hadfield (dalam Wibisono, 2005), menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu kondisi yang sakit dari rasa takut pada seseorang yang disertai dengan ketegangan dan kekhawatiran. Ketegangan dan kekhawatiran yang ditimbulkan oleh kecemaan ini dapat mengganggu efisiensi individu dalam menghadapi sesuatu masalah. Menurut Mursal (dalam Wibisono, 2005), kecemasan adalah rasa takut yang bersifat subyektif. Perasaan takut yang timbul karena pengaruh ancaman atau gangguan sesuatu obyek yang masih bersifat umum dan abstrak. Drever (dalam Wibisono, 2005), menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan emosi yang kompleks dan kronis yang diiringi kekhawatiran dan ketakutan sebagai komponen utamanya adalah dicirikan dengan berbagai bentuk kegelisahan dan gangguan-ganggun kejiwaan. Berdasarkan beberapa teori yang dikemukakan oleh beberapa tokoh di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kecemasan merupakan respon terhadap suatu ancaman dan bahaya yang bersifat subyektif yang menyertai p er k e m b a n g a n , p er u b a h a n j u g a pengalaman dalam menemukan identitas diri. 2. Kehamilan Kehamilan dapat diartikan sebagai permulaan dari suatu kehidupan seseorang. Secara biologis suatu kehidupan dimulai pada masa konsepsi atau pembuahan, yaitu pada masa pembuahan telur oleh sperm atosoma. Bila spermatosoma laki-laki memasuki dinding telur yang dengan kata lain disebut sebagai ovum pada wanita,

maka terjadilah masa konsepsi tersebut (Monk, 2002). Berdasarkan dari beberapa pengertian mengenai kehamilan di atas, maka dapat itarik kesimpulan bahwa kehamilan adalah suatu proses kehidupan janin di dalam rahim ibu yang dimulai pada masa konsepsi dan dapat terjadi pada wanita yang telah dibuahi.

3.Kecemasan Terhadap Kehamilan Kecemasan dalam menghadapi kehamilan merupakan suatu perasaan cemas yang melanda kaum ibu pada saat mereka tengah hamil atau pun sedang mempersiapkan kehamilannya. Kecemasan dalam menghadapi suatu kehamilan pun dapat dikatakan sebagai suatu respon yang timbul dalam menghadapi kehamilan yang bersifat subyektif dari calon ibu, yang disebabkan perubahan yang dialaminya dalam menghadapi suatu kehamilan dan juga merupakan suatu pengalaman baru dalam kehidupannya. B. Wanita Bekerja 1. Alasan Wanita Memilih Bekerja Hofman (1984), menuturkan setidaknya terdapat 2 komponen yang membuat wanita memilih untuk bekerja, yaitu : a. Motivator yang terbagi menjadi 3, yaitu : 1). Uang Adapun yang dimaksud dengan uang adalah tidak hanya berupa besarnya gaji tetapi kepuasan terhadap gaji dari hasil pekerjaannya. 2). Peran sebagai ibu rumah tangga P er a n i n i k er a p di a n gg a p membosankan dan membuat seseorang menjadi tidak kreatif serta kurang memberi kepuasan. Meninggalkan sementara dan

menyerahkan beberapa tugas ibu rumah tangga kepada orang lain , misalnya pembantu rumah tangga yang kemudian dapat mengurangi perasaan tersebut. 3). Faktor kepribadian Dalam hal ini walaupun sangat sulit untuk menentukan kepr ibadia n yan g kh usus dimiliki oleh ibu bekerja, namun beberapa kepribadian yang banyak didapati dalam diri wanita bekerja antara lain adalah need for achievement and power, perasaan kompeten dan sikap ter hadap peran wanita. b. Fasilitator merupakan hal-hal yang menetukan terwujudnya motivasi yang telah disebutkan sebelumnya sehingga seseorang memutuskan untuk bekerja dan terbagi menjadi 3, yaitu : 1). Tuntutan tugas sebagai ibu rumah tangga Bagi wanita atau ibu yang telah memiliki anak, terlebih di usia pra sekolah membuat ibu yang bersangkutan membutuhkan waktu yang lebih banyak di r um ah jika diba ndi n gkan dengan wanita yang belum memiliki anak. Selain itu jumlah anak, kesehatan fsik dan mental anak juga m em pen ga r uhi keterlibatan ibu dalam pekerjannya. Tuntutan tugas rumah tangga lainnya yang menjadi fasilitator terkait dengan peranan suami dalam tugas tersebut. Kerja sama yang baik yang terjalin antara suami dan istri memungkinkan seorang wanita atau ibu untuk bekerja di luar rumah, walaupun tugastugas tersebut akan lebih banyak dilakukan wanita 2). S ikap Sikap yang dimiliki oleh wanita itu sendiri, suami, anak-anak, serta masyarakat akan memiliki

peranan dalam keputusan bagi seorang wanita untuk bekerja di luar rumah. 3). Kesempatan kerja Dengan adanya lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki wanita, juga mempengaruhi keputusannya untuk bekerja. Begitu pun dengan ketersediaan pilihan pekerjaan paruh waktu, lokasi tempat kerja yang terjangkau, biaya transportasi yang murah dan berbagai fasilitasi yang tersedia daripekerjaan, memudahkan wanita untuk bekerja di luar rumah.

2.

Pengaruh Keluarga terhadap Pekerj aan Wanita yang telah memiliki anak atau akan segera memiliki anak (pada masa hamil), akan berpengaruh terhadap pekerjaannya. Hofman (1984), menjelaskan bahwa jika seorang wanita merasa puas dengan pekerjaannya, maka ia akan bekerja dengan baik. Namun wanita bekerja yang telah memiliki anak atau akan segera memiliki anak dapat menurunkan kepuasan bekerjanya, hal ini disebabkan karena perasaan bersalah yang dir asakan nya k ar en a telah meninggalkan anaknya atau merasa terlalu terfokus pada pekerjaannya sehigga mengabaikan kehamilannya. Sebaliknya jika mereka terlalu terfokus pada anak mereka atau kehamilan mereka, maka mereka akan merasa tertekan karena merasa telah mengabaikan pekerjaannya atau bekerja dengan tidak maksimal sehingga menurunkan produktifitas mereka. C. Dewasa Muda

1. Pengertian Dewasa Muda. Masa dewasa muda menurut Keniston (dalam Santrock, 1993), adalah masa transisi antara remaja dan

masa dewasa yang merupakan masa perpanjangan kondisi ekonomi dan pribadi yang sementara. Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukan akhir masa muda dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan mandiri dalam membuat keputusan. Dewasa itu sendiri dalam bahasa Belanda adalah Volwassen, Vol yang berarti penuh dan Wassen yang berarti tumbuh. Jadi dapat diartikan bahwa Volwassen adalah sudah tumbuh dengan penuh dan dapat diartikan bahwa dewasa yang tidak lain memiliki arti pertumbuhan yang telah sesuai atau telah tum buh secar a sempurna, (dalam Monks dkk, 2002). 2. Tahap Perkembangan Dewasa Muda. Menurut Levinson (dalam Papalia & Olds, 1998), membagi menjadi dua, yaitu : a. Entry Phase of Early Adulthood, yang berada pada usia 17-33 tahun dan pada masa ini individu mulai membangun struktur kehidupan menjadi 3 bagian, yaitu : 1). Early adult transition yang berada pada usia 17-22 tahun dan pada periode ini ditandai dengan pencapaian kemandirian. 2). Entry life structure for early adulthood yang berada pada usia 22-28 tahun dan pada periode ini ditandai dengan pemilihan pekerjaan, pernikahan dan mulai membina keluarga, mengejar mimpi dan mencapai seseorang yang bisa diandalkan. 3). Pada usia 30 tahun adalah masa transition (28-33) dengan meninjau kembali pola kerja dan keluarga yang sebelumnya telah ada dan menciptakan dasar bagi struktur hidup selanjutnya. b. Culminating Phase of Early Adulthood, yang berada pada usia 33 tahun hingga 45 tahun dan pada tahap ini individu mulai

membangun struktur hidup dewasa yang dibagi : 1). Culminating life structure for early adulthood yang berada pada usia 33 tahun hingga 40 tahun yang ditandai dengan : a). Settling down yang mencakup hal-hal seperti membuat komitmen yang le bi h da la m di bi d an g pekerjaan dan keluarga, menetapkan jadwal waktu untuk mencapai tujuan hidup yang spesifik, mendapatkan tempat di masyarakat dan menyadari aspirasi masa muda. b). Becoming ones own man yang mencakup hal-hal seperti keluar dari kekuasaan atau otoritas orang lain serta mencapai kemandirian dan penghargaan. 2). Midlife transition yang berada pada usia 40 tahun hingga 45 ta h u n. M e ni n ja u k e m bal i struktur hidup dewasa yang kedua dan persiapan menuju tahap perkembangan berikutnya, yaitu dewasa madya. 3. Tugas Perkembangan Dewasa Muda Havighurst (dalam Turner & Helms, 1995), memaparkan tugas-tugas perkembangan dewasa muda yang dibagi menjadi delapan, yaitu : a. Memilih dan menentukan pasangan untuk menikah. b. Belajar untuk menyesuaikan diri dan hidup secara harmonis dengan pasangan hidup. c. Memulai kehidupan berkeluarga dan menerapkan peranan sebagai orang tua. d. Membesarkan anak dan memenuhi kebutuhan mereka. e. Belajar untuk mengatur dan membagi tanggung jawab dalam urusan rumah tangga. f. Memilih karir atau meneruskan

sekolah. g. Melaksanakan kewajiban sebagai anggota masyarakat. h. Mencari kelompok sosial yang cocok. D. Kecemasan Terhadap Kehamilan pada Wanita Dewasa Muda yang Bekerja Dewasa ini semakin banyak wanita yang bekerja di luar rumah. Pada wanita yang bekerja, memutuskan untuk memiliki seorang anak atau memuali tahap kehamilan bukanlah hal yang mudah. Pada dasarnya tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang wanita yang telah menikah adalah keluarganya, maka saat wanita itu memilih untuk bekerja diluar rumah secara tidak langsung ia akan memiliki tanggung jawab yang lain. Bagi seorang wanita keluarga adalah segalanya terutama anak-anak mereka, karena dengan hadirnya seorang anak dalam kehidupannya, maka wanita itu akan merasa dibutuhkan dan akan memberikan dampak positif bagi wanita tersebut. Selain itu juga dapat memiliki anak akan memperkuat identitas diri seorang wanita. Masa kehamilan merupakan masa yang dinanti-nantikan oleh setiap wanita yang telah menikah, terutamakehamilan pertama, karena itu merupakan pengalaman pertama dan peristiwa yang sangat penting dalam hidup seorang wanita. Kehamilan akan membawa perubahan besar dalam diri calon ibu. Bukan hanya perubahan fisik (tubuh yang semakin membesar), melainkan juga perubahan hormonal dan emosional. Calon ibu kerap kali mengalami naik turunnya emosi yang disebabakan oleh perubahan hormonnya. Banyak hal-hal yang berkaitan dengan kehamilan, seperti keadaan fisik ibu apakah ibu yang sedang mengandung tersebut mendapatkan asupan gizi yang cukup dan memiliki tubuh yang sehat. Selain hal-hal keadaan fisik hal-hal lain yang berkaitan dengan kehamilan adalah perasaan calon ibu, karena perasaan ibu yang labil akan mempengaruhi emosi calon bayinya kelak. Menurut Tiffany (2005), perasaan calon ibu yang labil dapat mempengaruhi emosi bayi yang akan

dilahirkannya kelak, maka dari itu ada baiknya jika orang-orang yang berkaitan dengan calon ibu dapat sekiranya membantu menjaga perasaan calon ibu dari perasaanperasaan negatif yang akan mempengaruhi kehamilan dan janinnya. Adapun perasaanperasaan yang dihindari adalah perasaan cemas yang berlebihan, bahkan sepenting apapun kehadiran seorang buah hati, maka masa itu juga adalah masa seorang ibu mengalami perubahan emosi yang dipengaruhi oleh hormon (Nolan, 2005).

BAB III A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang berbentuk studi kasus. Studi kasus adalah suatu studi yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang diselidiki terdiri dari 1 unit (kesatuan unit) yang dipandang sebagai kasus, karena studi ka su s sif a tn y a m e n d ala m d a n mendetail. Maka studi kasus pada umumnya menghasilkan gambaran yang longitudinal, yaitu hasil pengumpulan dan analisis data dalam 1 jangka waktu. Kasusnya dapat terbatas pada 1 orang, 1 lembaga, 1 keluarga, 1 peristiwa, 1 desa ataupun 1 kelompok manusia dan kelompok objek lain yang terbatas, yang dipandang sebagai kesatuan. Fokus utamanya dalam studi kasus adalah menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana. Oleh karena itu studi kasus mengisyaratkan pada penelitian kualitatif (Subana, 2005). B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah wanita dewasa muda berusia 18 hingga 35 tahun dengan status sebagai wanita yang bekerja, sudah menikah dan sedang hamil anak pertama. C. Tahap Penelitian Tahap penelitian ini terdiri dari tahap persiapan penelitian, pelaksanaan

penelitian dan tahap evaluasi. D. Tahap Pengumpulan Data Menggunakan teknik wawancara berstruktur, agar wawancara dapat berjalan secara efektif dan efisien dan mengantisipasi kemungkinan terlupanya pokok-pokok permasalahan yang diteliti. E. Alat Bantu Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan alat tulis, kamera, daj tape recorder F. Keabsahan dan Keajegan Penelitian Peneliti menggunakan triangulasi data, triangulasi teori dan tr iang ulasi m etod olo gis denga n menggunakan wawancara dan observasi. G. Teknik Analisis Data Poerwandari (2005) memberikan beberapa tahapan yang diperlukan dalam menganalisa data kualitatif, yaitu : mengorganisasikan data, mengelompokkan data, analisis kasus.

BAB IV HASIL DAN ANALISA 1. Gejala-Gejala Kecemasan Subjek berinisial MS, berusia 33 tahun dan ini adalah kehamilan pertama subjek. Kecemasan yang dialami oleh subjek dalam menghadapi kehamilannya dapat dikatagorikan cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat melalui gejala-gejala yang dialami oleh subjek. Urban & Schwarzenberg (1981), menjabarkan mengenai beberapa gej ala-gej ala yang terjadi pada seseorang yang mengalami kecemasan, yaitu : 1). Gejala Somatik

Gej ala somatik adalah gej alagejala yang tampak pada orang yang mengalami kecemasan yang berkaitan dengan organ tubuh seseorang. Pada saat seseorang mengalami kecemasan maka akan terjadi peningkatan frekuensi urine, nyeri pada dada (dada yang berdebardebar) hal ini dikarenakan adanya gangguan pada daerah kardiovaskuler, panas dingin, berkeringat dan merasa cepat lelah.Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa subjek merasakan keluhan-keluhan pada tubuhnya saat membicarakan mengenai kehamilannya, seperti detak jantung yang semakin cepat dan rasa kesemutan pada bagian tubuh tertentu. 2). Gejala Kognitif Gejala kognitif adalah salah satu gejala dari kecemasan yang berkaitan dengan daya konsentrasi seseorang. Kerap kali seseorang yang mengalami kecemasan akan merasakan kesulitan dalam berkonsentrasi dan memecahkan masalah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa subjek kurang dapat mengatasi permasalahan yang membuatnya cemas dan subjek kurang dapat berkonsentrasi dengan baik di saat sedang cemas. Adapun hal ini berkaitan dengan masalah kehamilannya. 3). Gejala Psikologis Gejala psikologis merupakan gejala kecemasan yang berkaitan dengan kejiwaan seseorang. Pada saat kecemasan mendera, maka akan timbul perasaan takut, khawatir, mudah marah. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa subjek memiliki perasaan tertentu di saat membicarakan mengenai kehamilannya, seperti rasa was-was dan rasa takut yang melandanya.

4). Gejala Motorik Gej ala motorik ditandai dengan gerakan-gerakan yang tidak menentu, seperti berbicara dengan cepat, kaki yang bergerak terus-menerus, menggigit kuku dan gem etar . Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dapat diketahui bahwa subjek biasa menggigit kuku dan menggerak-gerakan kakinya saat mengalami kecemasan. Sumber kecemasan yang dialami oleh subjek berasal dari perasaan takut dan bersalah jika nantinya akan mengabaikan pekerjaan ataupun mengabaikan kehamilannya. Subjek merasa jika ia terlalu terfokus pada pekerjaannya maka ia akan mengabaikan kehamilannya dan sebaliknya. Subjek juga merasa kurang dapat menjalankan dua kehidupannya ini, yaitu sebagai seorang wanita karier dan juga seorang calon ibu. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Kecemasan yang dialami oleh subjek memiliki faktor-faktor pemicu, antara lain faktor internal dan eksternal. Iskandar (1998), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan terbagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan eksternal : 1). Faktor Internal Faktor internal dari kecemasan berawal dari pandangan psikologi analisis yang berpendapat bahwa sumber dari kecemasan itu bersifat internal dan tidak disadari. Menurut Freud (dalam Atkinson, 1993), kecemasan merupakan akibat dari konflik-konflik yang tidak disadari antara impuls id dengan kendala yang ditetapkan oleh ego dan superego. Berdasarkan hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi kecemasan subjek dikarenakan adanya keinginan dari dalam diri subjek berupa harapanh ar a p a n u n t u k a n a k n y a, d a n

keinginan untuk tidak mengabaikan pekerjaannya. Konflik yang dialami subjek akan kehamilannya menimbulkan rasa cemas yang cukup tinggi bagi subjek, sehingga menyebabkan subjek pernah dirawat di rumah sakit. 2). Faktor Eksternal Seseorang yang mengalami kecemasan merasakan dirinya tidak dapat m en gen dalika n situasi kehidupan yang bermacam-macam, sehingga perasaan cemas hampir selalu ada. Orang yang mengalami rasa cemas akan berpikir tentang situasi bahaya potensial yang akan dialaminya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi kecemasan subjek berasal dari kehamilan subjek yang bermasalah, dan juga faktor pekerjaan subjek, dimana saat ini pekerjaan subjek sangat menyita perhatian subjek. BAB V A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Kecemasan yang dialami oleh subjek dalam menghadapi kehamilannya adalah cukup tinggi. Sumber kecemasan yang dialami subjek dalam menghadapi kehamilannya berasal dari perasaan bersalah yang mana jika subjek lebih memperhatikan kehamilannya, subjek takut akan mengabaikan pekerjaannya dan sebaliknya. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan yang dialami subjek dalam menghadapi kehamilannya tentunya berasal dari faktor internal, seperti pemikiran subjek dan harapan-harapan yang dimilikinya. Sedangkan faktor eksternal mencakup keluarga, seperti

suami, orangtua dan kerabat dekat. Serta lingkungan sekitar seperti teman, tetangga, tempat bekerja, adat istiadat, tradisi dan budaya. . B. Saran 1. Kepada subjek agar dapat meluangkan sedikit waktu untuk dirinya dan calon bayinya, dengan melakukan kegiatankegiatan yang cocok untuk calon ibu dan bayinya. Serta meyakinkan diri bahwa kehamilannya tersebut akan baikbaik saja dan tidak akan mengganggu kegiatan subjek yang lain. 2. Kepada pasangan dan lingkungan agar tetap m end uk ung su bj ek dalam menghadapi permasalahan kehamilannya. Dengan cara membantu subjek agar lebih positif dalam menghadapi kehamilannya. 3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan untuk memberikan variable lain dalam penelitiannya, seperti coping stress atau stress pra dan pasca persalinan. Subjek bagi penelitian ini sebaiknya lebih dari satu, agar kita dapat membandingkan hasil analisis yang satu dengan yang lainnya. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan metode kuantitatif. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Buku Kebidanan. (1981). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Gramedia. Farrer. (2001). Perawatan Maternitas. Alih Bahasa, Andry Hartono. Jakarta : EGC. Fauziah, E & Widuri, J. (2003). Psikologi Abnormal, Bahan Ajaran Mata Kuliah. Jakarta : Fakultas Psikologi. Hawari. (2001). Manajemen Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta : Balai Penerbit FK UI. Ibrahim, S. A. (1999). Layaknya Benang Kusut. Jakarta : PT. Dian Ariesta. Iskandar, Y. (1998). Stress Anxiety dan Penampilan. Yayasan Darma Graha. Hofman. (1984). Working Mother (sted). San Francisco : Jossey- Bass, inc. Kartono, K. (1986). Psikologi Wanita Sebagai Ibu dan Nenek (2nd ed). Bandung : Penerbit Alumni. Kitzinger, S. (1995). Melahirkan di Atas Usia 30. Alih Bahasa, John Nabut. Jakarta : Arcan. Klein. (1995). A Book For Midwives. The Hesperian Foundation. Lemme, B. H. (1995). Development In Adulthood. Boston : Allyn and Bacon. Marshall, C & Rossman. (1995). Designing Qualitative Research. London : Sage Publications. Moleong, L. J. ( 199 9). Metodologi Penelitian Kualitatif.. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Monk, F. J., Knoers, A. M. P & Haditono, J. R. (2002). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : UGM. Narbuko, C & Achmadi, A. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Amran. (2006). Kamus Bahasa Indonesia. Bandung : CV. Pustaka Setia. Atkinson, R. L. (1993). Pengantar Psikologi 1. Jakarta : Erlangga. Atwater. (1983). Psychology of adjustment (2nded).USA : Prentice-Hall,inc. Ayah Bunda. (2005). 9 Bulan yan g Menakjubkan. Jakarta : PT. Gaya Favorite Press.

Nolan, M. (2005). Kehamilan dan Melahirkan. Alih Bahasa : Susi Purwoko. Jakarta : Arcan. Papalia & Old. (1992). Human Development (5thed). Boston : Mc Graw Hill. Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : Lembaga Pengembangan Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3). Santrock, W. J. (1993). Life Span Development (5thed). Boston : Mc Graw Hill. S i ge lm a n, C. K. ( 19 9 9) . L if e S p a n Development (3rded). Brooks/Cole Publising Company. Simposium Sehari. (1990). Kehamilan dan Permasalahannya pada Pekerja Wanita. LIPII. Sobur, A. (2003). Psikologi Umum . Bandung : CV. Pustaka Setia. Steinberg. (1999). Adolescence (5the d). Boston : Mc Graw Hill College. Subana, H. M. & Sudrajat. (2005). DasarDasar Penelitian Ilmiah. Bandung : CV. Pustaka Setia. Turner, J. S & Helms, D. B. (1995). Life Span Development (5thed). Orlando : Holt, Rinenart and Winston, inc. Urban & Schwarzenberg. (1981). Taschen Lexicon Der Medizin Tustsch (3rd ed). Berlin Druck : Clausen & Bosse. Varney. (1997). Midwifery (3rded). New york : Jones and Bartlett. Wibisono, A. (2005). Hubungan Shalat dengan Kecemasan. Jakarta : Studia Press. Williams, J. H. (1996). Psychology Women : Behavior In a Biosocial Context (3rd ed). New York : W. W. Norton & Company, inc.

www. Google.com.id/search?a=kecemasan+berad aptasi. www.medicastore.com (http://www.medicastore.com) www.sinarharapan.co.id 2006, http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehat an/2003/1 1 14/kes 1 .html.

You might also like