Professional Documents
Culture Documents
Ked
Nama
: By. A Umur : 0 hari Jenis Kelamin : Laki-laki Berat badan : 3000 gram Tinggi badan : 48 cm Agama : Islam Suku Bangsa : Palembang Alamat : Jln. KH. Azhari Lr. Siliwangi No. 452, Palembang MRS : 15 Oktober 2012
Keluhan
Utama
Tambahan
Seorang bayi laki-laki, lahir dengan operasi sectio caesarea atas indikasi riwayat SC 1
GPA
: G2P1A0, HPHT : Ibu os lupa Periksa hamil : tidak teratur Kebiasaan buruk ibu sebelum/selama kehamilan : (-) Penyakit/komplikasi selama kehamilan ini : (-)
Presentasi Cara
persalinan
: (+)
Jenis
Kelahiran
Kondisi
lahir
anus (+)
KU
: tampak sakit sedang Sens : CM BB : 3000 gram PB : 48 cm LK : 34.5 cm Aktivitas: aktif Ref. hisap: kuat Tangis : kuat
Anemis : (-) Sianosis : (-) Ikterus : (-) Dispneu : (-) HR : 138x/m RR : 52 x/m Suhu : 36o C
lahir
: LK: 34.5 cm : UUB datar : CA(-/-), SI(-/-),RC+/+, pupil bulat, isokor, diamater 3 mm : Atresia meatus (-) : NCH(-), atresia coana (-) : sianosis sirkum oral (-), labio-palato schizis (-) : tidak ada tanda-tanda trauma lahir
Leher
Thorax
Paru-paru
Vesikuler normal, simetris antara paru kanan dan kiri, ronkhi (-), wheezing (-) Jantung Auskultasi : HR 138 x/m, BJ I-II normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Datar, lemas, kembung (-), hepar teraba 1 cm bawah arcus costae, lien tak teraba, timpani diseluruh abdomen, bising usus (+) normal
Kelenjar
Lipat
paha dan genitalia Genitalia laki-laki, undescended testis (-), anus (+)
Akral dingin (-), anemis (-), ikterik (-)
Ekstremitas
Refleks primitif
Oral
Moro Tonic
Laboratorium (15 Oktober 2012) Hematologi Hb : 18,9 mg/dl Leukosit : 26.900 /mm3 Trombosit : 331000 /mm2 Hematokrit : 54% DC : 0/3/2/72/16/7 CRP : (-) Golongan darah :B Rhesus : (+)
Neonatus
: Neonatus FT/AGA Ibu : G2P1A0 Kelahiran : Sectio caesarea a.i riwayat SC 1 kali Assessment : Asfiksia ringan Tersangka infeksi
Cegah
Hipotermi Cegah Hipoglikemia Injeksi vit. K 0.1 ml (i.m) Zalf mata Chloramfenicol Perawatan tali pusat ASI/PASI on demand (kebutuhan 12 x 15 cc)
Pasang
Diagnosa
Quo
Ikterus: gambaran klinis berupa pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa. Pada neonatus tampak ikterus apabila serum bilirubin > 5
Ikterus neonatorum: ikterus yang terjadi pada neonatus pada minggu pertama kehidupannya.
Dalam
usia minggu pertama, 60% bayi cukup bulan dan 80% pada bayi prematur. Di Amerika Serikat 65%. RS Dr. Kariadi Semarang 2003, 13,7% bayi ikterik (78% ikterus fisiologis). Ikterus bayi cukup bulan 12% dan bayi kurang bulan 22,8%. Angka kematian hiperbilirubinemia 13,1%.
KLASIFIKASI
Ikterus Fisiologis
Hari kedua ketiga. Bil.Indirect 2 x 24 jam 15 mg % (aterm), 10 mg %/hari (preterm). Peningkatan Bil. tidak lebih 5 mg % /hari Bil.Direct 1 mg % Bil.Indirect pada bayi aterm menurun (1 mg/dl) pada umur 10-14 hari. Tidak ada dasar patologis.
Ikterus Patologis
24 jam pertama kehidupan. Bil. Tot/Indirect > 13 mg/dL (aterm) dan >10 mg/dL (preterm). Peningkatan Bil. > 5 mg/dL/24 jam. Bil. Direct > 2 mg/dL. Ikterus yang disertai proses hemolisis Ikterus yang disertai oleh: BBL <2000 gram, Masa gestasi 36 minggu, Asfiksia, hipoksia, RDS, Infeksi, Trauma lahir pada kepala, Hipoglikemia Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (aterm) atau >14 hari (prematur
Metabolisme Bilirubin
Peningkatan produksi Gangguan ambilan bilirubin Gangguan konjugasi bilirubin Penurunan ekskresi bilirubin terkonjugasi Gangguan transportasi Peningkatan sirkulasi enterohepatik
ANAMNESIS Waktu terjadinya onset ikterus. Riwayat kehamilan dengan komplikasi Usia gestasi Riwayat ikterus, kernikterus, kematian, defisiensi G6PD, terapi sinar, atau transfusi tukar pada bayi sebelumnya. Inkompatibilitas darah
R/ keluarga anemia, pembesaran hepar dan limpa. Munculnya gejala-gejala seperti apnu, kesulitan menyusu, intoleransi susu, ketidakstabilan temperatur. Bayi menunjukkan keadaan lesu, dan nafsu makan yang jelek serta gejala-gejala kernikterus
Pemeriksaan Fisik Inspeksi : Amati dengan sinar lampu yang cukup. Palpasi : Tekan kulit secara ringan memakai jari tangan untuk memastikan warna kulit dan jaringan subkutan. Hal-hal yang perlu diperiksa pada ikterus: Kondisi umum, penentuan usia gestasi neonatus, berat badan, tanda-tanda sepsis, status hidrasi Tanda kernikterus : letargi, hipotonia,kejang, opistotonus, high pitch cry Tanda infeksi intrauterin: pateki, splenomegali.
Penilaian klinis derajat ikterus neonatal menurut Kramer: Kramer I Daerah kepala Kramer II Daerah dada pusat Kramer III Perut dibawah pusat - lutut Kramer IV Lengan sampai pergelangan tangan, tungkai bawah sampai pergelangan kaki Kramer V hingga telapak tangan dan telapak kaki
Pemeriksaan Laboratorium
Bilirubin total, direk, dan indirek Golongan darah dan Coombs test Darah lengkap dan hapusan darah tepi Hitung retikulosit, skrining G6PD
BB lahir (g)
Ada komplikasi
< 1000
12-13
10-12
1000-1250
1251-1499 1500-1999 2000-2500
12-14
14-16 16-20 20-22
10-12
12-14 15-17 18-20
49-72
> 72 > 2 Minggu
18-20
20 Transfusi tukar
30
30 Transfusi tukar
25
25 Transfusi tukar
Dosis total cahaya: Untuk fototerapi standar, delapan bohlam lampu putih fluoresens digunakan untuk menghantarkan 6-12 W/cm2 luas permukaan tubuh yang terpapar tiap nanometer (nm) panjang gelombang
Kontra indikasi pemberian terapi sinar: penderita ikterus bilirubin yang jelas memerlukan tranfusi tukar sebagai tindakan yang lebih efektif Pada keadaan asidosis, hipoksia, prematuritas, hipoalbunemia, pada pasien dengan gangguan motilitas usus, obstruksi usus atau saluran cerna dan pada bayi yang tidak mendapatkan makanan secara adekuat.
Kelainan
Berkurangnya
ekskresi
hepatik
hasil
Hemolisis
Fotosensitivitas
eritrosit
mengganggu
sirkulasi
Dehidrasi
Ruam kulit
Transfusi Tukar
pemasukan darah dari donor dalam jumlah yang sama. Teknik ini secara cepat mengeliminasi bilirubin dari sirkulasi. Antibodi yang bersirkulasi yang menjadi target
Titer anti Rh lebih dari 1 : 16 pada ibu Penyakit hemolisis berat pada bayi baru lahir Gagal fototerapi intensif Kadar bilirubin direk >3,5 mg/dl di minggu
pertama Serum bilirubin indirek >25 mg/dl pada 48 jam pertama Hemoglobin < 12 gr/dl Bayi pada resiko terjadi ensefalopati bilirubin Munculnya tanda-tanda klinis yang memberikan kesan kernikterus
Vaskular
Kelainan jantung :
Ggn. Elektrolit :
Koagulasi
Infeksi
:
:
Lain-lain
emboli udara atau trombus, thrombosis aritmia, overload, henti jantung hipo/hiperkalsemia, hipernatremia, asidosis trombositopenia, heparinisasi berlebih bakteremia, hepatitis virus, sitomegalik, enterokolitis nekrotikan hipotermia, hipoglikemia.
Reduksi
enterohepatik
Inhibisi
Pencegahan
Diagnosis dan tatalaksana yang cepat dan tepat memberikan prognosis baik Sepertiga bayi yang penyakit hemolitiknya tidak diobati dan kadar bilirubinnya >20mg/dl, akan mengalami kernikterus.
75% bayi yang demikian meninggal, 80% yang bertahan hidup menderita koreoatetosis bilateral dengan spasme otot involunter, retardasi mental, tuli, dan kuadriplegia sapstis.
Bayi lahir di RSUD Palembang BARI oleh SpOG dengan Sectio Caesaria atas indikasi riwayat sc sebelumnya. pada ibu G2P1A0 hamil 3839 minggu, bayi lahir langsung menangis, APGAR Score 7/8. Berat badan lahir 3000 gram, panjang 48 cm. Riwayat ibu demam ada, riwayat KPSW tidak ada, riwayat ketuban kental, hijau, berbau busuk ada. Dari data di atas, disimpulkan bahwa bayi ini didiagnosis dengan tersangka infeksi dan termasuk dalam kategori bayi dengan berat badan lahir baik , yaitu 3000 gram. Dikatakan aterm karena bayi lahir saat usia kandungan > 37 minggu.
Pada
pemeriksaan fisik saat perawatan hari ke-1 (usia bayi 1hari), didapatkan aktivitas aktif, reflex isap kuat, dan tangis kuat. Pada pemeriksaan fisik tidak di temukan adanya kelainan. Pada pemeriksaan penunjang, didapatkan Hb 18.9 mg/dl, leukosit 26.900/mm3, trombosit 331.000/mm3, hematocrite 54%, DC 0/3/2/72/16/7, CRP negatif, sehingga mendukung diagnosis tersangka infeksi.
Berdasarkan
hasil penilaian awal saat bayi baru lahir didapatkan APGAR score pada menit pertama 7 dan pada menit kelima adalah 8, sehingga didiagnosis asfiksia ringan. Pada bayi ini, faktor risiko asfiksia ringan adalah faktor risiko intrapartum yaitu ditemukannya air ketuban bercampur mekonium.
Maka penatalaksaan pada bayi ini adalah perawatan rutin bayi baru lahir injeksi vit. K 1mg (im), zalf mata chloramphenicol, perawatan tali pusat ASI/PASI on demand (kebutuhan hari I 12 x 15 cc). Dilakukan pemasangan stopper untuk injeksi ampicillin 2 x 150 mg injeksi gentamycin 7,5 mg/18 jam
Pada perawatan hari ke 5, didapatkan ikterus pada kepala hingga ke paha sehingga pada pemeriksaan fisik didapatkan ikterik (+) kramer II-III. Dilakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin, CRP, billirubin total, direk, dan indirek. Didapatkan hasil Hb 16,4 mg/dl, leukosit 10.800 /mm3 trombosit 170.000 /mm2, hematokrit: 48%, DC 0/2/3/62/28/5, CRP (-), billirubin total : 8.6 mg/dl, billirubin direk : 0.9 mg/dl, billirubin indirek : 7.7 mg/dl. berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium didapatkan kesan ikterus fisiologis dan tidak didapatkan hiperbilirubinemia, sehingga bayi ini didiagnosis dengan ikterus neonatorum
Penatalaksanaan ikterus neonatorum berupa fototerapi. Pada bayi ini, fototerapi diberikan untuk mengendalikan kadar bilirubin serum. Setelah hasil laboratorium menunjukkan tidak ada hiperbilirubinemia, fototerapi dihentikan. Indikasi terapi sinar diberikan pada bayi dengan hiperbilirubinemia/ ikterus non fisiologis. Jadi pada bayi ini tidak diperlukan lagi fototerapi karena berdasarkan keadaan klinis dan laboratorium tidak menunjukkan ikterik yang patologis.
Cara
pemberian fototerapi? pada saat kramer berapa, kita berikan tatalaksana fototerapi?