You are on page 1of 13

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Kepercayaan dan kepuasan user atau pelanggan dalam dunia telekomunikasi merupakan faktor yang sangat esensial didalam suatu bisnis jasa telekomunikasi. Banyaknya operator yang ada pada saat ini dan ketatnya persaingan antar operator telekomunikasi itu sendiri menuntut operator tersebut untuk selalu menjaga kinerja dari perangkat telekomunikasi yang mana perangkat tersebut harus selalu bekerja secara optimal dan mencukupi dengan user yang ada, sehingga pada akhirnya menghasilkan keuntungan pada penyedia jasa telekomunikasi tersebut, dalam hal ini adalah operator. Felxi Multi Radio ( FMR ) merupakan teknologi terbaru pada Base transceiver station ( BTS ) dimana FMR ini memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan teknologi yang ada sebelumnya. Dengan adanya keunggulan tersebut maka diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja dari perangkat telekomunikasi sehingga keuntungan yang diharapkan baik dari sisi penyedia jasa telekomunikasi maupun dari sisi user / pelanggan dapat terwujud. Dalam hal ini penulis mempelajari tentang sistem operasi dari BTS

khususnya sistem operasi BTS FMR . Oleh karenanya penulis mengambil judul SISTEM OPERASI BASE TRANSCEIVER STATION FLEXI MULTIRADIO ( BTS FMR ) DI PT. SELNET OPTIMA TRIKARSA MAS NUSANTARA KANTOR CABANG SEMARANG.

I.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup kajian Kerja Praktik ini adalah: 1. Secara umum yakni mengetahui sistem operasi pada sebuah BTS ( Base Transceiver Station ) 2. Secara khusus yakni mengetahui tentang sistem operasi dari BTS FMR ( Base Transceiver Station Flexi MultiRadio ) di PT. Selnet Optima Trikarsa Mas Nusantara Semarang. I.3 Tujuan 1. Kerja praktik yang dilakukan di PT. Selnet Optima Trikarsa Mas Nusantara Semarang bertujuan untuk: 1. Dapat memiliki gambaran tentang bagaimana sistem kerja atau sistem operasi dari sebuah BTS FMR ( Base Transceiver Station Flexi Multi Radio ). 2. Mempelajari tentang sistem komunikasi antar BTS ( Base Transceiver Station). 3. Melihat penerapan materi kuliah (khususnya di bidang telekominikasi dan informasi) di lapangan. Lalu membandingkan antara teori dan kenyataan pada lapangan.

I.4 Manfaat 1. Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan kerja praktik yang dilakukan di PT. Selnet Optima Trikarsa Mas Nusantara Semarang antara lain: 1.4.1. Manfaat untuk mahasiswa 1. Memperoleh pengalaman kerja di perusahaan 2. Memperoleh suatu pengalaman berorganisasi dalam suatu tim kerja yang nyata

3. Memperoleh pengetahuan mengenai sistem dan teknologi terbaru di dunia pertelekomunikasian Indonesia. 4. Mengetahui proses instalasi Base Transceiver Station Flexi Multiradio (BTS FMR ). 5. Mengetahui penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama dibangku kuliah pada dunia nyata 1.4.2. Manfaat untuk universitas 1. Mengetahui daya serap mahasiswa selama mengikuti kegiatan perkuliahan 2. Mengetahui sejauh mana kemampuan dan usaha mahasiswa dalam mengumpulkan serta menganalisa suatu data 3. Mendapatkan literatur atau pustaka baru 1.4.3. Manfaat untuk perusahaan 1. Mendapatkan teori teori baru yang bisa berguna untuk menyelesaikan suatu permasalahan di perusahaan 2. Sebagai masukan di perusahaan apabila diperoleh suatu sistem yang lebih efisien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Base Transceiver Station BTS


1. Pengertian BTS

BTS merupakan singkatan dari Base Transceiver Station yang merupakan jaringan dari sistem komunikasi mobile yang menerima dan mengirim sinyal. Sebuah BTS dikendalikan oleh pengontrol base station dan fungsinya memfasilitasi komunikasi nirkabel antara user equpment ( UE ) / peratan pengguna dan jaringan. UE / UES merupakan perangkat yang diunakan oleh pengguna misalnya ponsel , telepon WLL , komputer dengan aktivitas internet nirkabel , WiFi dan WiMAX gadget.

Gambar 2.1 Menara BTS Secara hirarki, BTS akan terhubung ke BSC, dalam hal ini sebuah BSC akan mengontrol kerja beberapa BTS yang berada di bawahnya. Karena fungsinya

sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS pada umumnya berupa tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver, dan perangkatnya.Sebuah BTS dapat mecover area sejauh 35 km (hal ini sesuai dengan nilai maksimum dari Timing Advance (TA)) atau dapat dikatakan BTS memiliki daerah cakupan yang

luasannya tergantung dari kuat lemahnya pancaran daya dari sinyal yang dikirimkan ke pelanggan. Selain itu, faktor lingkungan dan interferensi dari BTS operator lain juga cukup berpengaruh pada kemmapuan BTS dalam mengcover daerah yang luas. BTS memiliki beberapa tipe antena dengan fungsi yang berberda-beda. Secara umum dibagi menjadi dua, antena ke arah pelanggan dan antena ke arah BSC atau BTS lain.. Minilink akan memancarkan daya ke arah BSC, BTS lain atau perangkat BTS milik operator lainnya, terantung posisi dan peran yang dijalankannya dalam suatu jaringan telekomunikasi seluler (GSM dan 3G). Ukuran dari Minilink dan Pasolink ini akan tergantung dari kapasitas dan kemampuan dari perangkat itu. Semakin besar kapasitas bandwidth suatu Minilink/Pasolink maka ukurannya akan menjadi semakin besar juga.

Gambar 2.2 MiniLink atau PasoLink

2. Fungsi dasar BTS Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan : 1. meng-asign channel ke MS pada saat MS akan melakukan pembangunan hubungan. 2. menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan/menerima sinyal dengan frekwensi yang berbeda-beda dengan hanya menggunakan satu antena yang sama. 3. mengontrol power yang di transmisikan ke MS. 4. Ikut mengontrol proces handover. 5. Frequency hopping

Gambar di bawah ini menunjukan blok diagram sebuah BTS dengan sebuah TRX.

Gambar 2.3 Blok diagram BTS

Dari gambar di atas dapat kita jelaskan sebagai berikut : 1. Module Transmitter/Receiver : Module ini berfungsi untuk menerima dan mengirimkan signal dari/ke MS dan dari/ke BSC. Proces-proces digital sinyal processing seperti modulasi dan demodulasi juga dilakukan di modul ini. 2. Module Operation dan Maintenance (O&M) : Module ini paling tidak terdiri dari sebuah central unit yang mengatur kerja seluruh perangkat BTS. Untuk tujuan penaturan kerja ini, module ini dihubungkan dengan BSC dengan menggunakan channel O&M. Hal ini menagakibatkan module O&M dapat memproces command yang diberikan dari BSC atau dari MSC dan melaporkan hasilnya. Module O&M juga memiliki sebuah Human Machine Interface (HMI) yang

memungkinkan petugas untuk melakukan maintenance dan control BTS secara lokal (tanpa melalui BSC atau MSC). 3. Module Clock : Module ini sebenarnya termasuk bagian dari module O&M. Fungsi module ini adalah sebagai module yang men-generate dan mendistribusikan clock. Walaupun lebih banyak keuntungannya bila menggunakan reference clock dari sinyal PCM pada A-bis interface, tapi penggunaan internal clock di BTS adalah sebuah keharusan (mandatory), hal ini khususnya diperlukan bila sebuah BTS harus di-restart dalam kondisi standalone (tanpa koneksi ke BSC) atau ketika terjadi link failure yang mengakibatkan clock PCM-nya tidak tersedia. 4. Filter Input &Output : Module ini terdiri dari filter input dan filter output yang fungsinya untuk membatasi bandwidth sinyal yang diterima dan ditarnsmisikan oleh BTS. Filter input pada dasarnya adalah sebuah wideband filter yang nonadjustable (tidak dapat diatur-atur). Artinya pada arah uplink (dari MS ke BTS) filter input ini akan menerima dan melewatkan semua sinyal yang berada dalam rentang frekwensi GSM, baik itu frekwensi GSM 900, DCS 1800, ataupun PCS 1900. Berbeda dengan filter output yang berkerja pada arah downlink (dari BTS ke MS). Filter output adalah sebuah filter wideband yang adjustable, dimana filter ini akan membatasi bandwidth sinyal yang ditansmisikan oleh BTS dalam rentang 200 kHz. Filter output juga dapat mengatur besar frekwensi yang akan digunakan oleh BTS untuk men-transmisikan sinyal ke MS. Perubahan besarnya frekwensi yang digunakna ini dapat dilakukan melalui module O&M 3. Arsitektur Umum Sebuah BTS pada umumnya memiliki bagian-bagian berikut: 1. Transceiver (TRX) Cukup luas disebut sebagai penerima driver (DRX). DRX baik dalam bentuk tunggal (sTRU), ganda (dTRU) atau Unit Radio komposit ganda (DRU). Ini pada dasarnya bukan merupakan transmisi dan penerimaan sinyal. Juga tidak mengirim dan penerimaan sinyal ke / dari entitas jaringan yang lebih tinggi (seperti pengendali base station di telepon selular). 2. Power amplifier (PA) Menguatkan sinyal dari DRX untuk transmisi melalui antena; dapat diintegrasikan dengan DRX.

3. Combiner Menggabungkan feed dari beberapa DRXs sehingga mereka bisa dikirim melalui antena tunggal. Memungkinkan untuk pengurangan jumlah antena yang digunakan. 4. Duplekser Untuk memisahkan antara pengiriman dan penerimaan sinyal ke / dari antena. Apakah mengirim dan menerima sinyal melalui port antena yang sama atau tidak (kabel ke antena). 5. Antena Ini adalah perangkat yang terlatak di atas BTS, bisa diinstal sebagai itu atau disamarkan dalam beberapa cara ( situs sel Tersembunyi ). 6. Alarm ekstensi sistem Merupakan suatu indikator atau bisa disebut alarm yang digunakan untuk melihat status dari unit unit yang ada pada BTS secara luas. Alarm ekstensi sistem untuk operasi dan pemeliharaan ( O & M ) stasiun pemantauan. 7. Fungsi kontrol Kontrol untuk mengelola berbagai unit BTS termasuk perangkat lunak semisal : On-the-spot konfigurasi, perubahan status, upgrade software, dll dilakukan melalui fungsi kontrol. 8. Baseband penerima Unit (BBxx) Frekuensi hopping, sinyal DSP, dll

4. Jenis dan Kelas BTS Dalam istilah BTS juga dikenal berbagai pembagian Jenis dan kelas. Misalnya untuk penempatan BTS, dibagi kedalam kelas indoor dan outdoor. BTS indoor mempunyai spesifikasi desain yang lebih ramping atau simpel, dan relatif lebih awet karena ditempatkan di dalam ruangan. Namun BTS indoor juga memiliki kelemahan pada penempatan ruangan tersendiri yang harus dilengkapi AC (Air Conditioner) sebagai pendingin. Rentang suhu yang dapat diterima komponen BTS antara -5 hingg 55 derajat celcius. Umumnya perangkat BTS ini yang terdapat di dalam shelter dan mall-mall.

Gambar 2.4 Contoh BTS indoor

BTS outdoor yang mempunyai spesifikasi tidak memerlukan ruangan khusus. Dapat ditempatkan pada dinding (wall mounted), terowongan, dan pinggir jalan. Sifatnya yang lebih fleksibel, tapi punya kelemahan desain yang lebih besar dan berat. Perbedaan biasanya hanya pada rack, tapi isi module-nya hampir sama dengan BTS indoor.

Gambar 2.5 Contoh BTS outdoor

Menurut Hendarmin, kemampuan BTS juga dipengaruhi kapasitas yang tersedia. Kapasitas dalam hal ini menyangkut daya tampung Trx (Tranceiver) atau frekuensi. Biasanya dalam satu tower BTS terdiri dari 3 cell. Jika 1 cell memiliki 3 Trx, dimana 1 Trx tersebut memiliki 8 time slot. Artinya time slot inilah yang digunakan oleh subscriber atau pelanggan untuk melakukan komunikasi selular. Dari 8 time slot, 1 time slot khusus digunakan untuk signaling yang berfungsi untuk membawa informasi tentang parameter cell. Sisanya tujuh time slot biasa digunakan untuk komunikasi voice dan GPRS. Jadi satu cell yang memiliki tiga Trx (3 x 8 slot) 1 time slot, artinya terdapat 23 time slot yang bisa digunakan komunikasi oleh 23 pelanggan secara bersamaan. Singkatnya 69 percakapan suara dapat di cover bersamaan oleh 1 tower BTS dengan 3 cell yang ada.

5. Hubungan Antara Cell dan Converage

Cell dalam BTS mempunyai kaitan erat dengan converage (area layanan). Besar kecilnya cell tentu berpengaruh pada performa jaringan yang diterima oleh pelanggan.Penyediaan cell pun tidak terlepas dari faktor kontur permukaan bumi. Seperti tanah lapang, pegunungan dan daerah gedung bertingkat mempunyai pengaruh tersendiri dalam pemasangan cell BTS. Berikut ini dijelaskan beberapa tipe cell, dan luas converage yang mampu dicakup. Macro cell jenis ini yang paling gampang dilihat, sebab ditempatkan di atas gedung tinggi atau tower dengan ketinggian sekitar 50 meter. Ciri macro cell yakni memiliki transmit power yang lebih tinggi, dan converage lebih luas. Umumnya macro cell banyak ditempatkan di daerah pinggiran kota yang mempunyai kepadatan rendah (low traffic) dan sesuai bagi pelanggan yang membutuhkan mobilitas tinggi. Jarak jangkauan bisa berbeda antar operator, tergantung desain yang dibutuhkan. Maksimum macro cell mempunyai jangkauan hingga 35 km, pada realitanya macro cell hanya beroperasi hingga 20 km saja. Ini disebabkan adanya halangan-halangan yang mengganggu penetrasi signal. Micro cell jenis ini biasanya ditempatkan di pinggiran jalan atau di selasela pojok gedung. Macro cell dirancang bagi komunikasi pelanggan dengan kepadatan tinggi, namun bermobilitas rendah. Ciri micro cell yakni converage nya kecil namun kapasitas besar dengan transmit power yang rendah. Biasanya antenanya

cukup dipasang di plafon atau langit-langit suatu ruangan, ada juga tanpa antena alias ditempel pada dinding.Micro cell sendiri dibagi ke dalam micro cell standar, pico cell, dan nano cell.Maksimum micro cell mempunyai jangkauan antara 500 meter hingga 1 km.

BAB III METODE KERJA PRAKTIK

III.1. Tempat dan Waktu 1. Tempat Kerja praktik ini akan dilaksanakan di PT. Selnet Optima Trikarsa Mas Nusantara Semarang.

2. Waktu Kerja praktik dilaksanakan selama satu bulan, dimulai dari 16 Juli 2012 sampai 16 Agustus 2012 III.2 Aspek yang dikaji Aspek yang akan dipelajari selama kegiatan kerja praktik ini adalah sebagai berikut : 1. AspekUmum Aspek ini akan mempelajari mengenai sejarah dan perkembangan instansi, lokasi, struktur organisasi dan ketenagakerjaan. 2. AspekKhusus

Aspek yang dikaji yaitu tentang Instalasi BTS FMR khususnya Routing Cross Connect antar BTS cakupan wilayah BSC Pekalongan di PT. Selnet Optima Trikarsa Mas Nusantara Semarang.

III.3 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktik Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam pelaksanaan kerja praktik adalah 1. PengamatanLapangan Dilaksanakan dengan melakukan pengamatan secara langsung keadaan dan aktivitas yang dilakukan di PT. Selnet Optima Trikarsa Mas Nusantara Semarang. 2. Wawancara Berupa pengumpulan informasi dan konsultasi secara lisan dengan teknisi instalasi dan pembimbing di lapangan.

3. Pengambilan data Pengambilan data dilakukan dengan pengumpulan data tertulis untuk mengetahui besarnya frekuensi yang muncul ketika dilakukan proses cross connect antar BTS. 4. StudiPustaka Berupa pengumpulan literatur dan pendapat para ahli sebagai data pelengkap.

BAB IV JADWAL PELAKSANAAN KERJA PRAKTIK

NO. 1. 2. Orientasi

KEGIATAN

PEKAN I X X X X X II III IV

Pengumpulan data, pemahaman cara kerja sistem dan peralatan

3. 4.

Evaluasi Kesimpulandanpembuatanlaporan

You might also like