You are on page 1of 155

BIDANG PERBENGKELAN

POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

BAB I PENGETAHUAN JENIS VALVE & SAFETY VALVE

I. V A L V E 1.1. Pengantar
Valve didefinisikan sebagai peralatan yang berfungsi untuk pengontrol fluida. Fungsi valve yang lebih rinci adalah untuk mengarahkan, membuka, menghentikan, mencampur aliran fluida atau mengatur tekanan atau temperatur fluida. Prinsip Kerja a. Contoh prinsip kerja pada valve tipe plug seperempat putaran, seperti pada gambar. Valve terdiri dari 3 komponen utama yaitu body, katup dan wrench. Body berfungsi sebagai casing untuk semua komponen valve dan sebagai penghubung dengan pipa. Wrench ( pemutar ) berfungsi sebagai pengontrol ( putaran tangan atau motor listrik ) untuk mengatur aliran dan katup merealisasi gerakan dari pemutar tersebut kedalam pergerakan putar atau lurus yang nantinya akan merubah kondisi aliran. Komponen lainnya meliputi sleeve untuk mencegah gesekan antara katup dengan body. Diafragma untuk mencegah pergeseran letak katup akibat tekanan fluida. Katup valve dapat berbentuk plug, ball, gate dan lain-lain.

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING b. Valve Kupu-kupu ringan dalam konstruksinya. Dipasang pada instalasi besar dengan tekanan tidak tinggi, katup pada valve tipe ini terpasang pada stem. Katup terayun membuka dan menutup digunakan terutama pada isolasi aliran.

Gambar butterfly valve. c. Valve diafragma ( membran ) Valve ini dibedakan dari bahan yang membentuknya. Katupnya terbuat dari bahan elastis seperti karet yang memungkinkan penyekatan yang efektif sehingga tidak terjadi tersebut. Valve ini sering digunakan pada sistem yang mengalirkan cairan kimia atau gas beracun yang kebocorannya sangat berbahaya. kebocoran kebagian lain dari valve

Gambar Membran Valve 2

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

1.2. Klasifikasi Valve berdasarkan fungsi / kegunaan


a. Valve Buka / Tutup ( Start / Stop Valve ) Gate Valve Plug Valve Ball Valve b. Valve Pengontrol / Pengatur Aliran Globe Valve Angle Valve Needle Valve c. Valve Pencegah Aliran Balik / Check Valve Lift Check Valve Swing Check Valve Ball Check Valve Valve Buka / Tutup ( Start / Stop Valve ) juga dapat dibedakan berdasarkan pergerakan dan jenis katupnya, valve ini dapat dikelompokkan pada : Sliding Valve dan Rotating Valve. Sliding Valve mempunyai katup yang berbentuk datar dan memotong penampang aliran. Sliding Valve dipergunakan untuk membuka menutup aliran dan pengatur debit / tekanan dengan akurasi yang rendah. Contoh dari jenis ini adalah gate valve dan piston valve.

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Rotating Valve adalah jenis valve yang membutuhkan putaran untuk membuka dan menutup penuh dan arah sisi muka katup sejajar dengan arah aliran. Plug, ball dan butterfly valve termasuk dalam kelompok ini. Karena konstruksi katup pada plug dan ball valve yang kuat, dua jenis valve tersebut biasa digunakan untuk fluida yang mengandung partikel padat.

a. Valve Buka / Tutup ( Start / Stop Valve ) Gate Valve Konfigurasi disch yang sederhana membuat gate valve sering dipakai untuk aplikasi tekanan rendah dan on off. Khusus dirancang untuk aliran slurry yang mengandung granular, benda padat dan powder. Pada kondisi terbuka penuh, memiliki pressure drop yang minimum. Tidak sesuai untuk aplikasi throttling karena kemampuan karakteristik kontrolnya yang rendah. Gate valve tidak bisa digunakan untuk aplikasi penutupan rapat (tight sutoff ), jika pressure drop yang terjadi cukup besar. Gate valve memiliki dua jenis gate : o Paralel gate menggunakan 2 piringan datar yang terletak pada 2 seat ( dudukan ). Satu piringan untuk menahan tekanan di upstream dan satu untuk downstream.

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING o Wedge gate lebih kecil ( takikan ) dan diameter tengah seat yang menonjol. Konfigurasi ini memungkinkan gate valve bekerja untuk kondisi tight sutoff.

Gambar Gate Valve

Plug Valve Plug valve mempnyai bentuk katup silinder berongga untuk mengatur aliran. Ketika sumbu rongga sejajar dengan sumbu aliran fluida, valve terbuka penuh. Jika sumbu rongga tegak lurus terhadap sumbu aliran, valve tertutup rapat. Karena itu diperlukan putaran untuk membuka dan menutup penuh.

Gambar Plug Valve 5

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Ball Valve Mirip dengan plug valve yang mempunyai putaran untuk menutup dan membuka aliran secara penuh.
o o o Baik untuk on off operation dan throttling dengan akurasi rendah Mempunyai pressure drop yang tinggi untuk throttling. Cocok untuk slurry atau fluida dengan particulates ( kotoran berupa serat yang pendek ) o Untuk fluida dengan serat yang panjang, serat dapat tergulung di katup dan menimbulkan masalah di maintenance. o Untuk pemakaian yang korosif, komponen-komponen yang bersentuhan dengan fluida harus dilapisi oleh PTF ( Teflon ).

o Dipakai untuk tekanan rendah ( ANSI class 15 s/d 600 ).

Gambar Ball Valve Instalasi : Periksa spesifikasi ( ukuran, material, operator orientasi ). Periksa kemungkinan-kemungkinan pada valve. Valve dibuka dan ditutup beberapa kali untuk memastikan bahwa valve berfungsi secara normal. Untuk mengangkat valve berukuran lebih dari 3 inchi, harus memakai alat pengangkut. 6

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Pastikan cukup ruangan untuk memasang dan memutar mengoperasikan valve. Untuk valve yang memerlukan torsi yang besar ( tekanan fluida yang besar ), memerlukan wrench / tuas yang lebih panjang. Jika mempunyai 2 orientasi ( Boleh bolak-balik ), pilih letak tuas yang mempunyai ruangan yang lebih luas. Bersihkan pipa-pipa yang akan dihubungkan dari kotoran. Untuk sambungan flange, bersihkan gasket dari kotoran sebelum pemasangan flange. Untuk sambungan las, hindarkan panas yang berlebihan dan katup harus dalam kondisi terbuka. Selama start up, periksa kemungkinan adanya bocoran, jika terdapat kebocoran pada flange, Bonetcup atau Gland flange, kencangkan baut pada daerah tersebut, jika masih bocor, berarti ada kerusakan pada gasket bongkar dan ganti gasketnya ( sistem dimatikan ). Butterfly Valve o Katup berbentuk lingkaran pelat. o Aliran yang tidak cocok untuk throttling. o Concentric valve on off application. o Exentric valve Throttling application o Pressure daya yang rendah o Applicable untuk fluida : cair, gas, granular dan powder slurry. o Ukuran valve max 2 inchi. Aplikasi ANSI class 150.

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Instalasi Periksa kerusakan pada rotating, packing dll. Pipa harus benar-benar bersih dari kotoran padat. Untuk memindahkan valve yang berukuran diatas 4 inchi, pergunakan alat pengangkat. Cukup space vertical dan horizontal untuk instalasi dan operasi. Perhatikan arah atau orientasi dari valve Terlalu sempit sulit pemasangannya Terlalu longgar kesulitan untuk pemasangan gasket.

Pengencangan baut harus rapat berurutan ( berseberangan ). Beri pelumas pada sekitar poros ( stem ) untuk pemakaian secara manual.

Gambar Butterfly valve

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING b. Valve Pengontrol / Pengatur Aliran Valve Pengontrol / Pengatur Aliran termasuk kelompok stopper valve. Stopper valve adalah jenis valve dimana katupnya bergerak secara linear dan posisi katup tegak lurus terhadap arah aliran. Hal ini disebabkan fluida bersentuhan langsung dengan bebrapa komponen valve. Stopper valve hanya cocok untuk fluida yang bebas dari partikel padat. Stopper valve juga memberikan pressure yang tinggi, contoh : Stoper Valve adalah Globe Valve. Ada 4 jenis tipe dasar dari susunan dudukan dan katup untuk globe valve. 1. Katup bentuk bola ( gambar 2.B.a ) Katup dudukan pas masuk kedalam rata permukaan

menirus biasa, digunakan untuk sistem yang bertekanan yang relatif rendah dan temperatur rendah. Gambar 2.B.a 2. Katup Komposisi Katup yang dapat diganti-ganti ( lihat sesuai dengan tipe-tipe aliran berubah-ubah. gambar 2.B.b )

Gambar 2.B.b

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 3. Katup tipe sumbat ( Plug ) Katup juga dapat diganti-ganti bersama dengan cincin-cincin dudukan.

Gambar 2.B.c 4. Katup Ujung Runcing Katup berbentuk sempit dan runcing, sangat sesuai untuk pengaturan aliran yang teliti. (lihat gambar 2.B.d )

Gambar 2.B.d Globe Valve o Katup tegak lurus arah aliran o Pressure drop yang tinggi o Dipakai untuk aplikasi on-off dan throotling o Overal cost dan size factor tinggi o Digunakan untuk aplikasi dengan fluida yang bebas dari keras o Dipakai untuk tekanan rendah ( manual operator ) dan tinggi s/d class 2500 ( perlu geartransmisi ) 10

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Instalasi Pergunakan lifting plug untuk memindahkan valve Perhatikan arah aliran Pemasangan secara horizontal akan memudahkan maintenance Jika pakai sambungan las, hindari panas berlebihan, gasket akan rusak Jika pakai sambungan flange, periksa aligment Setelah terpasang putar stem valve, pastikan bahwa pergeraskan katup cukup mulus.

Gambar Globe Valve Angle Valve Adalah jenis Globe yang ujung bodinya berbentuk sudut siku 90 . Digunakan pada sistem perpipaan yang bersudut dan bertekanan tinggi dan untuk fluida yang bebas dari partikel.

11

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar Angle Valve Needle Valve Adalah valve dengan bentuk kecil, digunakan untuk mengontrol aliran liquid dan gas dengan kepresisian tinggi. Kebutuhan flow dapat diatur dengan cara menaik-turunkan ulir pada stem, dimana disc yang berbentuk tirus terletak pada ujung stem. Posisi disc pas masuk ke dudukan ID seat. Jika posisi ulir naik maka disc akan terangkat dari ID seat ( posisi katup membuka ) atau sebaliknya.

Gambar needle valve 12

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING c. Valve Pencegah aliran Balik / Check Valve Berdasarkan pergerakan dan jenis katupnya, valve ini termasuk dalam kelompok Self-Operated Valve. Lift Check Valve Valve ini sama seperti piston check valve. Batang disc berfungsi sebagai pelurus atau guide. Posisi awal disc kontak dengan seat. Bila ada pressure disc akan terangkat, disc kembali kontak dengan seat secara grafity. Digunakan untuk menghandle liquid / cairan bebas pasir.

Gambar lift check valve

Swing Check Valve Katup bergerak berayun teratur untuk membuka atau menutup. Jika sering terjadi arus balik, benturan disc dan cairan berpasir akan merusak seat. Bila posisi katup terbuka penuh mempunyai kecenderungan membuka terus dan arus fluida mengalir, bila percepatan arus berubah pelan-pelan, katup kembali tertutup dengan gaya berat disc sendiri secara grafity.

13

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar Swing Check Valve Ball Check Valve Cocok untuk semua pemakaian, untuk menghandle gas, uap air dan cairan yang dapat membentuk deposit lengket. Ball bebas bergerak berputar, bila ada pressure, ball akan terangkat. Ball kembali duduk ke seat secara grafity.

Gambar Ball Check Valve

14

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

II. SAFETY VALVE


Pressure Relieving devices atau biasa disebut Katup Pengaman atau istilah asingnya Safety Valve. Safety valve ialah suatu peralatan yang didesign untuk melindungi peralatan lain (Bejana Tekan, Boiler, Heat Exchanger, Piping, Compressor, dll) dan personel. Dengan membuka secara otomatis pada tekanan tertentu dan mencegah kerusakan akibat dari tekanan yang berlebihan dalam sistem proses dan penyimpanan. Seluruh bejana tekan yang didesign berdasarkan ASME maupun SNI harus dilengkapi dengan SV apapun jenisnya, asalkan sesuai dan menjadi tanggung jawab pemakai, untuk memastikan SV tersebut telah terpasang dengan benar sebelum peralatan tersebut dioperasikan (ASME SEC. VIII DIV. 1 Part UG 125).

ASME Section 1
Article PG-67.1 Setiap boiler paling tidak harus dilengkapi oleh satu buah safety valve atau safety relief valve dan bila mempunyai luas lebih besar dari 500 Sq Ft pada bare tube water-heating surface, atau bila electric boiler mempunyai power input lebih dari 1100 KW maka harus dilengkapi oleh dua atau lebih safety valve / safety relief valve. Untuk boiler dengan kombinasi bare tube dan extended water-heating surface dengan luas lebih dari 500 Sq Ft, dua atau lebih safety valve / safety relief valve diperlukan hanya jika kapasitas steam dari boiler lebih dari 4000 lb/H PG-67.2 maximum set pressurenya tidak boleh lebih dari 3% dari MAWP. (Maximum Allowable Pressure)

15

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

II.1. Pressure Relieving Devices / Katup Pengaman


Katup pengaman ada bermacam-macam ada yang berpegas, ada yang weight loaded, ada yang hanya berbentuk piringan (disk). Katup pengaman yang berpegas dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis dipandang dari tinggi angkatnya : Ordinar Lift Katup yang tinggi angkatnya secara otomatis akan berjarak sekurang-kurangnya 1/24 dari diameter dudukannya, atau tinggi angkatnya L = D/24, dengan tekanan tidak melebihi 10% set press. (over press). High Life Type Dimana L = D/12 dengan tekanan lebih (over pressure) tidak melebihi 10%. Improved High Lift Type L = D/12 dengan over pressure tidak melebihi 5% Pilot Operated Tinggi angkat katup-katup utama tidak boleh melebihi over pressure 5% Katup pengaman berpegas atau spring loaded pressure safety valve Spring loaded pressure safety valve adalah jenis pressure reliving device yang memanfaatkan gaya spring untuk melawan gaya yang berasal dari proses (actuating force). Adapun besarnya gaya spring adalah : Fs = K (X2 X1) dimana K adalah konstanta spring. Dari bermacam-macam pressure safety valve atau Spring Loaded lah yang banyak dijumpai, jenisnya meliputi : safety valve, relief valve, safety Relief valve dan Pressure Relief valve (conventional dan balanced). Perbedaan dari keempat jenis valve ini dapat diterangkan sebagai berikut :

16

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING a. Safety Valve Penggerak safety valve adalah UP Stream Static Pressure dari proses system sedangkan untuk menahan disk agar tetap dapat menutup nozzle sampai harga set pressurenya dicapai digunakan spring untuk itulah maka valve sejenis ini dinamakan sebagai spring loaded. Bilamana terjadi over pressure maka valve akan membuka cepat, membuang sebagian fluida dan kemudian dengan cepat menutup kembali. Kejadian seperti ini dikenal dengan istilah popping (pop action). Valve jenis ini biasanya mempunyai spring yang kelihatan dari luar (open bonnet) dengan demikian spring terlindungi dari fluida (biasanya steam) yang keluar pada saat pop action tujuannya untuk mencegah terjadinya korosi pada spring. Kelemahan dari safety valve ini adalah tidak tahan pada tekanan tinggi, accessoriesnya berupa lifting lever berfungsi untuk membuka valve secara manual tujuannya untuk memastikan (testing) apakah semua part dari valve tersebut masih bekerja secara normal atau tidak. Set pressure pada safety valve adalah tekanan pada saat valve tersebut popping ada dua jenis safety valve yaitu jenis Wing Guide (Gambar A1) dan jenis Top Guide (Gambar A2). Untuk ukuran yang sama Wing Guide Nozle Type mempunyai kapasitas yang lebih besar oleh karena adanya apa yang dinamakan sebagai Unproved Flow Characteristic pemakaian safety valve terutama terdapat pada steam boiler dan superheater selain itu juga dapat dijumpai pada General Air dan Steam Services. Kelemahannya adalah tidak dapat dipakai pada corrosive services, discharge dengan back pressure, fluida berbentuk cairan sebagai pressure control dan bypass valve.

17

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar . Wing Guide Savety Valve. Jenis safety valve Low Lift Safety Valve Safety valve yang disknya naik secara otomatis, oleh sebab itu actual discharge area ditentukan dari posisi disk Full Lift Safety Valve Safety valve yang disknya naik secara otomatis, tetapi actual discharge area tidak ditentukan oleh posisi disk, tetapi ditentukan oleh flow yang melalui valve 18

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Full Bore Safety Valve Jenis safety valve yang areanya diukur langsung pada body seat, saat valve disk naik. Ini disebabkan tonjolan pada bore (no protrusionsin the bore). b. Relief Valve Valve actuatornya adalah Up Stream static Pressure jadi berlaku bukaan valve berbanding lurus dengan bertambahnya tekanan pada vessel. Relief valve adalah suatu alat pelepas tekanan yang bekerja secara otomatis yang diakibatkan oleh tekanan static pada valve. Relief valve biasanya digunakan untuk service cairan dan tidak umum digunakan untuk service steam gas atau peralatan yang memenuhi variable back pressure. Relief valve tidak pernah menggunakan lever / lifting gear. Karakteristiknya ialah bahwa seat pada valve membuka secara proporsional sesuai dengan kenaikan tekanan diatas set pressure. c. Safety Relief Valve Safety relief valve adalah suatu alat pelepas tekanan yang bekerja secara otomatic yang diakibatkan oleh static pada valve. Safety relief valve dapat digunakan sebagai safety valve ataupun sebagai relief valve, berfungsi sebagai safety valve bila digunakan pada gas / vapour dan berfungsi sebagai relief valve bila digunakan pada liquid service. Safety relief valve biasanya digunakan pada :

Peralatan dengan service yang korosif (corrosive service) Bila disc charge (lubang pelepas tekanan) berada cukup jauh dari alat.

Tetapi safety relief valve tidak dapat digunakan untuk peralatan dengan service steam boiler atau super heater.

19

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Safety relief valve terbagi atas 2 jenis, yaitu : 1. Jenis conventional, yaitu safety relief valve yang dipengaruhi oleh back pressure dan dapat dilengkapi oleh back pressure dan dapat dilengkapi oleh lever / lifting gear ataupun tidak. Jenis conventional ini tidak dapat digunakan pada peralatan yang mempunyai variable back pressure.

Gambar. Conventional Safety Relief Valve

2. Jenis balanced, balanced / bellow safety relief valve, yaitu safety relief valve yang tidak dipengaruhi oleh back pressure. Balance/bellows safety relief valve terbagi atas 2 jenis, masingmasing : Balanced safety relief valve yang dilengkapi oleh balance atau piston atau keduanya, untuk menghilangkan pengaruh back

20

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING pressure lever / lifting gear dapat dipasang sebagai perlengkapan tambahan untuk pembukaan secara manual. Jenis balanced ini cocok digunakan pada service yang mempunyai constant ataupun variable back pressure seperti pada discharge pump dan peralatan dengan service yang korosif.

Gambar. Balanced bellows safety relief valve Balanced safety relief valve yang beroperasi dengan pilot (pilot operated safety valve). Jenis ini terdiri dari dua unit valve yaitu pilot atau control unit valve dan main valve. Kedua bagian ini dapat terpasang menjadi satu ataupun terpisah, tergantung design.

21

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Resilent seat pressure safety valve Sebagian besar pressure relief dirancang dengan menggunakan conventional o-ring seal yang terbuat dari metal (to metal seal) kerugian dari pemakaian seal ini adalah terjadinya kebocorankebocoran. Bilamana pressure safety valve tersebut dilengkapi dengan seal khusus sehingga lebih tahan bocor, maka valve semacam ini dinamakan sebagai resilent seat pressue safety valve sedangkan sealnya dinamakan sebagai soft seal. Bilamana dilihat dari luar kita tidak dapat membedakan dengan jenis safety valve yang lain. Perbedaanya hanya terletak pada faktor fightness saja. Bentuk seal dari resilent seat valve diperlihatkan seperti gambar dibawah ini.

Gambar. Resilent Seat Valve 22

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

d. Pressure Relief Valve Pressure Relief Valve ialah istilah umum untuk menyebutkan relief valve, safety valve, maupun safety relief valve. Pressure dan Vacum Vent Pressure dan vacum vent adalah alat pelepas tekanan atau vacum yang bekerja disebabkan adanya tekanan atau vacum. Katup pengaman jenis ini biasa digunakan untuk melindungi storage tank. Pressure vacum tank terbagi dua, yaitu :

Weight loaded pallet vent Breather Valve Breather valve atau pressure / vacum vent termasuk jenis weight loaded devices yang banyak digunakan untuk mengontrol Vapos Losses dan melindungi atmospheric pressure storage tank pada saat pengisian dan pemompaan keluar isi tanki, ini penting dilakukan untuk mencegah collapsenya storage tank. Penggeraknya adalah kondisi tekanan (pressure/vacuum), yang ada pada storage tank. Valve ini mirip suatu alat pernafasan dari storage tank, itulah sebabnya peralatan ini dinamakan juga sebagai breather valve (conservation vent). Breather valve mempunyai keterbatasan karena hanya dapat digunakan pada tekanan atmospheric. Cara kerja dari breather valve ditunjukkan seperti gambar dibawah ini. Gambar a dan c memperlihatkan kondisi pressure dan vacum pallet assembly terhadap seatnya bilamana tekanan atmospheric dan tekanan tanki sama besar. Diantaranya palet dan dudukannya (seat) biasanya diberi seal yang berguna untuk mencegah adanya kebocoran. Pada seal / 23

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING jenis Resilent seat (terbuat dari bahan teflon dengan lapping pada permukaan seat) tingkat kebocorannya dapat dipertahankan sampai mendekati harga seat pointnya. Dengan adanya seal semacam ini suatu perubahan harga (pressure/vacum) yang menyebabkan terangkatnya pallet (lift) akan dipertahankan. Bilamana harga set pressurenya atau set vacum tersebut dicapai maka diapragma akan terangkat dari seatnya (gambar b dan d) yang mengakibatkan vapor akan meningkatkan pressure pallet atau udara luar masuk kedalam storage tank melalui vacum pallet. Pada vacum setelah pallet naik sekitar 1/8 diatas seat, pallet akan membuka lebar terayun pada engselnya, sedang pada pressure pallet akan terangkat keatas.

24

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Gambar. Cara kerja dari Breather Valve (shand & jurs technologies) Pilot operated vent. Pilot Operated Valve Pilot operated valve adalah jenis pressure relieving devices, dimana valve utamanya dikontrol oleh self actuated pressure relieving valve. Jelasnya pilot operated valve terdiri dari dua bagian yaitu pilot valve / control unit dan main valve yang berhubungan langsung dengan fluida. Pemasangan antara pilot valve dan valve utamanya dapat dilakukan pada lokasi yang sama atau saling berjauhan tergantung dari lokasi pemasangannya. Pilot valve biasanya dari jenis spring loaded tugasnya untuk mendeteksi kondisi pressure dari proses sistemnya dan dengan valve ini fluida dialirkan kebagian atas main valve (diapragm) tersebut sehingga menutup orifice. Aliran fluida tersebut akan terus bertambah sehingga tekanan diatas piston juga akan meningkat terus dan bilamana tekanan sudah mencapai set pressurenya maka pilot valve akan merelease fluida yang terperangkap tersebut, mengakibatkan terbukanya main valve, pilot operated valve biasanya dipakai bilamana terdapat proses bertekanan tinggi dengan relief area yang amat besar dengan perbedaan tekanan antara set pressure dan operating pressure dianggap kecil (kurang dari 5%). Pada storage tank untuk mencegah adanya sticking dan icing. Pada proses plant yang memerlukan short blowdown dan back pressurenya yang sangat tinggi sehingga diperlukan balanced design. Pilot operated valve mempunyai keterbatasan karena tidak dapat digunakan, pada proses temperatur tinggi dengan kondisi fluida kotor, fluida yang kental, fluida yang banyak mengandung endapan dan fluida yang korosif.

25

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar. Pilot operated valve e. Non Reclosing Pressure Relief Devices Repture Disch Repture discs ialah jenis katup pengaman yang terdiri dari sebuah metal tipis sebagai penyekat, yang berada diantara dua buah flange khusus. Adapun metal tersebut dibuat dari service peralatan tempat terpasangnya repture discs tersebut. Metal tersebut akan pecah bila mendapat tekanan yang melebihi spesifikasi dari kekuatan metal tersebut dan tidak akan kembali lagi. Oleh sebab itu repture discs kadang disebut juga sebagai Non reclosing pressure relief device. Kegunaannya antara lain : Untuk melindungi bagian up stream dari pressure safety valve agar tidak kontak langsung dengan fluida dari system tujuannya agar trim dari pressure relief valve tidak karatan. Untuk melindungi valve terhadap fluida yang viscous atau produksi polimerisasi yang dapat menyebabkan tersumbatnya pressure safety valve. 26

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Fluida yang didischarge dianggap tidak berharga dan tidak berbahaya sehingga dapat dibuang ke udara. Sebagai secondary pressure relieving device terutama bila perbedaan antara set pressure dan operating pressure sangat besar. Pada repture disk, operating pressure dari sistem yang yang dilindungi hanya terbatas 65% s/d 85% dari harga set pressurenya. Batas bawahnya 65% digunakan bilamana sifat tekanannya pulsatif yang bisa kontinyu maupun periodik. Umur repture disk maksimum satu tahun, sehingga bilamana tidak diinspeksi dan diganti secara periodik, maka disk tersebut dapat rusak (bursting) tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu untuk menghindari hal ini perlu dipasang dipasang pressure gauge diantara pressure relief valve dan repture disk untuk mengetahui adanya bursting pada repture disk assembly.

Repture disk

Repture disk device-repture disk in a typical holder

Jenis-Jenis Repture Disk 1. Convensional repture disk Konvensional repture disk di design akan pecah bila plat (metal disk) nya berbentuk concave akibat over pressure. 2. Scored Tension Loaded Repture Disk 27

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Adalah jenis repture disk yang didesign untuk membuka sepanjang garis yang ditoreh pada metal disk, jenis ini didesign untuk dapat dipasang dengan 85% dari tekanan system operasi di burst pressure. 3. Composite Repture Disk Type composite ini mempunyai disk yang datar atu berbentuk kubah. Yang tipe datar didesign untuk pecah saat over pressure seperti yang telah didesign oleh pembuat tipe flat (datar) biasanya tersedia untuk proteksi. Low pressure vessel atau isolasi peralatan sejenis exhaust disk. Adapun tipe dome (kubah) biasanya tipikal operasinya 80% dari burst pressure. 4. Reverse-setting repture disk Adalah disk metal yang berbentuk kubah (dome) dan didesign untuk pecah pada bagian yang convex. Tipe ini dapat diijinkan untuk sampai dengan 90% dari burst pressure. 5. Graphite repture disk Adalah disk yang dibuat dari graphite dan di design untuk pecah dengan cara bending atau shearing. Tipe ini tahan terhadap alkali, organic solvent dan jenis-jenis asam dan beroperasi pada 70% dari nilai burst pressure. Aplikasi Repture Disk Biasanya rasio maximum operating pressure dengan rating actual burst pressure menjadi factor untuk memilih repture disk. Maximum operating pressure harus diperkirakan dibawah design pressure dari bejana tekan untuk mencegah kegagalan dari repture disk akibat fatique atau creep. Repture disk adalah alat yang sangat sensitive terhadap temperature burst pressurenya dapat berubah secara significant akibat temperature. Oleh 28

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING sebab itu biasanya pemakai diminta berkonsultasi dengan fabricator (pembuat) perihal penggunaan repture disk untuk hal-hal yang khusus (jenis cairan, temperature) Terminology Repture Disk Stamped burst pressure atau rated burst pressure adalah nilai tekanan diferensial ripture disk pada temperature yang tidak diinginkan (coincident temp) dimana repture disk didesign untuk pecah. Manufacturing range adalah persetujuan antara pemakai dan pembuat untuk dimana burst pressure yang dispesifikasi pasti berbeda. Manufacturing range harus selalu dievaluasi sebelum di cap pada disk. Manufacturing range biasanya tergantung pada : Level burst pressure yang specify. Type dan design repture disk Pabrik pembuat

Burst Pressure Tolerance Adalah variasi antara yang dicap dimana individual repture disk dalam lot harus mempunyai tolerance tekanan burst sesuai ASME VIII UG 127 Sbb. Sampai dengan tekanan 40 psi, 2 psi untuk di atas 40 psi 50% Pemasangan Repture Disk Pemasangannya, dapat individual maupun kombinasi dengan PSV. Bila kombinasi dengan PSV repture disk dapat di pasang sebelum PSV (pada in let PSV) dan juga sesudah PSV (pada out let PSV). a. Breaking Pin / Shear Pin Breaking pin adalah jenis katup pengaman yang menyerupai pressure relief device yang umum tetapi tidak dilengkapi spring sebagai 29

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING pengatur setting ialah posisi pin dengan menempatkan pin pada salah satu lubang (biasanya tiga buah) maka breaking pin tersebut telah di set dan bila bekerja maka pin tersebut akan putus dan katup pengaman in akan terus terbuka sampai dipasang kembali / diganti dengan pin yang baru. b. Spring loaded non reclosing pressure relief divice Jenis katup pengaman ini sama seperti jenis katup pengaman lainnya juga menggunakan spring, hanya perbedaanya bila katup ini membeku dia tidak akan menutup lagi kecuali ditutup secara manual. Pada umumnya jenis ini dipasang tidak dikombinasikan dengan jenis lain dan untuk service-service yang tidak berbahaya dan murah toleransi bukan jenis ini tidak boleh lebih dari +5%. ASME SEC. VIII Div. 1 UG.126 (c) dan ASME SEC. I PG 72.3.

30

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

BAB II PENGETAHUAN JENIS MATERIAL & SEALING


II.1. Material Valve
Valve dapat dipasang kedalam sebuah sistem dengan berbagai cara. Jika valve ini dilas kesebuah sistem, bagian saluran masuk ( inlet ) dan keluar ( outlet ) dari badan valve itu harus halus hasil pengelasannya. Flange merupakan satu jenis sambungan juga. Jika digunakan flange bagian saluran masuk dan keluar diikatkan dengan baut ke flange dari pipa. Sistem aliran mengalir melalui badan valve. Desain badan valve dapat memungkinkan aliran lurus atau dapat pula merubah arah aliran. Gambar 3. menunjukkan Globe Valve dengan aliran lurus. Gambar 4 menunjukan Globe Valve menyudut. Perhatikan bahwa arah aliran berubah sesuai konstruksi valve.

Gambar 3. Valve dengan aliran lurus

Gambar 4. Valve dengan aliran menyiku

Bidang dudukan ( seating ) terletak dalam badan valve. Dibagian valve yang tidak bergerak dan tempat katup menutup di badan valve yang menghentikan 31

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING aliran melalui valve. Untuk itu bidang-bidang dudukan dan katup harus halus dan dapat menangkup dengan sempurna Bidang dudukan dapat dipasang pada badan valve dengan ulir, tekan, press atau dilas tapi ada juga yang dituang langsung menjadi satu dengan badan valve. Pada sistem yang bertemperatur dan bertekanan tinggi suatu perpaduan uliran dan pengelasan diterapkan untuk mencegah kebocoran antara badan valve dan dudukan. Gambar 5 a. menunjukkan dudukan pada badan vlave dengan ulir. Gambar 5 b. pemasangan dengan las, Gambar 5 c. pemasangan dengan ulir dan las.

Gambar 5 a, b dan c Beberapa cara pemasangan dudukan 32

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Bahan-bahan untuk konstruksi khusus berbeda. Ini tergantung dimana valve akan dipasang. Misalnya untuk sistem bertekanan dan temperatur rendah seperti penyediaan air, bidang dudukan dapat terbuat dari perunggu atau bahan jenis Teflon. Pada sistem yang memerlukan tekanan dan temperatur tinggi, bidang dudukan harus sangat kuat. Stilllite ( nama dagang untuk logam yang sangat keras ) sering digunakan untuk ini. Logam ini biasanya dijadikan pelapis dari permukaan logam yang menjadi bidang dudukan valve. Katup ialah bagian dari valve yang menutup pada dudukan ( seat ) untuk menhentikan aliran. Jika katup terangkat sepenuhnya dari dudukan, ia terbuka ; jika ditekan dudukan, ia tertutup. Posisi sebagian terbuka disebut Posisi Cerat ( throttling ). Posisi cerat dapat mengatur aliran. Banyak jenis desain ( model ) katup yang kita temui. Susunan katup ganda ( gambar 6 ) didesain untuk kegunaan khusus. Ia digunakan untuk menyamakan perbedaan tekanan diseberang katup, atau dengan kata lain untuk menyamakan perbedaan tekanan cairan inlet dan outlet. Dibagian lain valve ini akan diterangkan lebih lanjut.

Gambar 6. susunan katup rangkap 33

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Katup valve dikaitkan ke batang valve yang dihubungkan dengan roda tangan, atau operator valve. Batang valve memindahkan gerak roda tangan ke katup sebelah valve dalam, sehingga dan membuka

menutup. Susunan terlihat di gambat 7. Gambar 7 Roda, batang ( stem ) dan katup Katup dipasang pada batang valve dengan berbagai cara. Pada jenis sambungan gelincir, katup-katup diselipkan masuk pada ujung batang valve. Badan valve mencegah terlepasnya katup dari gagang valve, ulir juga digunakan sebagai suatu cara untuk menghubungkan batang dan katup. Pada beberapa jenis valve, batang dan katup dibuat sebagai suatu bagian tunggal yang tidak dapat dipisahkan. Pen-pen dan pasak belah sering digunakan sebagai alat tambahan untuk mencegah katup terlepas dari batangnya. Selebihnya dari bagian-bagian valve diperkokoh oleh bonnet ( tudung ), lihat gambar 8. tudung valve dihubungkan dengan badan valve dengan baut dan ulir. Bentuk tudung ditentukan oleh tipe dan bentuk katupnya. Tudung menjadi rumah katup, sewaktu katup diangkat penuh dari dudukannya.

34

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar 8. cara pemasangan bonnet ( tudung ) Ada 2 cara pemasangan bonnet ( tudung ) : a. Dengan flange b. Dengan uliran Pada bagian batang masuk ke tudung untuk berhubungan dengan roda tangan atau operator, ada bidang yang dilebihkan. Bidang yang dilebihkan ini disebut tabung packing (stuffing box) lihat gambar 9. tabung packing diisi dengan perapat (packing). Kegunaan packing ialah mencegah kebocoran melalui tudung ke udara dan sekaligus memungkinkan batang bergerak jika roda tangan diputar. Packing dibuat dari bahan yang dapat dimampatkan sehingga membentuk sekat keliling batang. Agar packing tetap pada tempatnya, sebuah penekan (packing gland) dipasang. Oleh penekan packing tadi dimampatkan untuk mencegah kebocoran melalui batang dan tudung. Penekan-penekan biasanya diikat dengan baut atau terikat oleh ulir ketudung valve.

35

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Batang / stem Gland Packing Packing Stuffing Box

Gambar 9. Tabung packing dan penekan. Gerak katup di dalam kerangan diatur oleh roda tangan atau operator, via batang katup. Sebuah roda tangan biasanya diputar dengan tangan. Tetapi jika operator digerakkan oleh motor listrik, mekanisme atau hidrolik.

BRIDGE WALL MARKING Bridge Wall Marking adalah keterangan yang berguna yang diletakkan dibagian luar badan valve. Ia menunjukkan susunan bagian-bagian dalam badan valve dan bagaimana katup menutup pada dudukan valve dan bagimana katup menutup pada dudukan valve. Gambar 9 menunjukkan tipe informasi ini.

36

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar 9. bridge walll marking Sebagai tambahan pada Bridge Wall Marking, terdapat juga service marking. Marking ini menunjukkan tekanan max yang dapat dibenarkan diberikan pada valve untuk jenis kerja tertentu. Tetapi service markings tidak menunjukkan rating max untuk tekanan uap. Huruf-huruf W, O, G, S dan L pada badan valve menunjukkan tipe kerja untuk keterangan itu. W (water) digunakan untuk air. O (oil) digunakan untuk minyak G (gas) digunakan untuk gas S (steam) digunakan uap L (liquid) digunakan untuk cairan.

37

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

II.2. Pemilihan Material pada Body


Jenis fluida ( korosif, beracun ) dan kondisi fluida ( temperatur dan tekanan ) akan mempengaruhi pemilihan material pada body valve. Table dibawah menujukkan pemilihan standar valve berdasarkan tekanan dan jenis sambungan valve. Baja karbon banyak digunakan untuk fluida non korosif dan temperatur menengah ( 425 C ). Sedangkan stainless steel dipakai untuk fluida yang sangat korosif atau temperatur tinggi ( 535 C ). Baja chromemolybdenum memliliki kemapuan diantara baja karbon dan stainless steel. Baja titanium dipakai untuk fluida yang beracun ( acid ). Sedangkan Bronze dipakai untuk fluida yang mudah menyala/ meledak seperti oksigen murni. Table Common face-to-face standard Standard ANSI/ ISA S 75.03 ANSI/ ISA S75.04 ANSI/ ISA S75.04 ANSI/ ISA S75.08 ANSI/ ISA S75.12 ANSI/ ISA S75.14 ANSI/ ISA S75.15 ANSI B16.10 Valve Type Globe Valve Flanged Globe Valve Flangeless Globe Valve Flanged clamp or pinch valve Sockweld globe valve Buttweld globe valve Buttweld globe valve Iron ( ferrous ), gate, plug and globe valve Steel BS 2080 MSS SP-67 MSS SP-88 MSS SP-42 valves used in the and threaded Pressure Rating 150-600 125, 150, 250, 300, 600 150, 300, 600 Semua class end 150, 300, 600, 900, 1500, 2500 4500 Semua class Semua class

petroleum, petrochemical and Semua class associated industry Butterfly valve Diaphragm valve Stainless steel valves ( gate, globe, angle and check ) Semua class Semua class Semua class 38

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Table temperature limit for Body material & Fluida Material Cast Iron Suctile Iron Carbon steel ( Grade WBC ) Carbon steel ( Grade LBC ) Carbon Moly I- Cr- Mo ( Grade WC6 ) I- Cr- Mo ( Grade WC9 ) 5 Cr- Mo ( Grade C5 ) 9 Cr-1 Mo ( Grade C12 ) Type 304 ( Grade CF 8 ) Type 347 ( Grade CF 8C ) Type 316 ( Grade CF 8 M ) 3- Ni ( Grade LC3 ) Alluminium Bronze Inconel 600 Monel 400 Hastelloy B Hastelloy C Titanium Nickel Alloy 20 Upper limit ( C ) 210 345 535 345 455 535 565 595 595 815 815 815 345 205 285 650 480 370 335 315 260 150 Lower limit ( C ) -5 -5 -5 - 10 -5 -5 -5 -5 -5 - 220 - 220 - 220 - 65 - 160 - 160 - 160 - 160 - 160 - 160 Na - 160 - 160

39

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

II.3. Pemilihan Gasket


Gasket adalah komponen yang terletak diantara 2 komponen valve lainnya yang berfungsi untuk : Mencegah keausan antara 2 komponen valve Mencegah kebocoran fluida ke atmosfir Memungkinkan berfungsinya mekanisme internal yang tergantung pada 2 fluida yang terpisah. Bentuk penampang gasket dibedakan menjadi beberapa, antara lain : Flat Spiral wound Metal O-ring Metal C-ring Metal Spring Metal U-ring

40

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Pemilihan material gasket tergantung pada tekanan dan temperatur fluida.

Table Spesifikasi gasket Type Flat Flat Flat Flat Spiral-wound Spiral-wound Spiral wound Spiral-wound Spiral-wound Hollow ring Gasket Material Virgin PTFE Reinforced PTFE CTFE FEP AFG 304 SS / Asbeston 316 SS / Asbeston 316 SS / PTFE 316 SS / Graphite Max. Temp. (C) 175 230 95 205 815 400 540 176 815 815 Min. Temp. (C) - 130 - 130 - 250 - 250 - 30 - 30 - 30 - 130 - 250 - 30 Max. Press. ( bars ) 415 70 415 35 415 35 415 35 430 430 430 415 35 430 1035

O- Inconel X-750

41

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

II.4. Konsultasing Pressure Safety Valve.


Secara umum kontruksi dari pressure safety valve terdiri dari : body, tim, spring, bonnet dan accesories, lihat gambar 1. dibawah ini.

Gambar 1. Kontruksi Pressure Safety Valve. Pressure Safety Valve yang akan diproduksi perancangannya harus merujuk pada ketentuan atau standart yang berlaku misalnya ASME, API atau code lain yang direkomendasikan pada proses plant atau proyek tersebut. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kontruksi body dan materialnya. Rancangan part harus mempertimbangkan allowable stress dari material yang akan diguanakan dan harus pula disesuaikan dengan spesifikasi standart yang telah 42

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING diakui misalnya ANSI, ASTM atau standart lain yang berlaku. Komponen dari valve meliputi : 1. Valve Body Valve body biasanya adalah jenis angle (angle type) lihat gambar 1.2 biasanya mempunyai outlet yang lebih besar dari inletnya. Hal ini amat penting untuk melakukan expand terhadap fluida seperti gas, vapour. Safety atau relief valve harus selalu melakukan relief ke pressure yang lebih rendah (biasanya dengan tekanan atmosferik). Untuk mencapai hal tersebut dapat dilakukan dengan menambah ukuran outlet pipa sedemikian rupa sehingga dapat memperoleh back pressure 10% dibawah harga inlet pressure yang diijinkan untuk memastikan bahwa valve akan membuka pada harga set pressure yang telah ditentukan. Valve body harus mempunyai connection yang mampu digunakan pressure dan temperatur pemakaiannya dan tidak hanya pada kondisi operasinya tetapi juga pada kondisi relievingnya yang biasanya mempunyai harga yang tidak sama.

Gambar. 1.2 Valve Body.

43

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Body-connection dari valve berbentuk screw, flange atau welded. Screwed-connection biasanya digunakan untuk ukuran valve sampai 3 (inlet) x 4 (outlet). Screwed pada inlet dapat berbentuk male threaded atau female threaded sedangkan untuk outletnya selalu berbentuk female threaded. Walaupun terbesar (3x4) tersedia tetapi kebanyakan chemical dan petroleum processing plant tidak menggunakan screwed-pipe yang lebih besar dari 2 sehingga ukuran yang digunakan adalah 11/2 x 2. Lihat gambar 1.3 dibawah ini.

Gambar 1.3. Screwed pipe inlet connection Beberapa manufacture tertentu dapat menyediakan flange connection dengan ukuran x tetapi ukuran ini jarang dipakai, ukuran yang sering dijumpai pada plant adalah 1 x 2 atau 11/2 x 2. Flange rating harus disesuaikan dengan kondisi pressure dan temperaturenya, raised-face adalah jenis flange connection yang sering dijumpai tetapi standart yang lain juga dapat ditemui lihat gambar 1.4 dibawah ini. Outlet flange rating disesuaikan dengan harga maximum back pressure. Material body, untuk pemakaian secara umum (general purpose) biasa adalah carbon steel. Adapun alloy steel akan digunakan bila spesifikasi pipa mengharuskannya atau untuk pemakian pada kondisi atmosferik tertentu. Untuk fluida berupa udara digunakan Bronze Alloy, sedangkan 44

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING untuk pressure relief device yang dipasang pada storage tank (breather valve) biasanya akan digunakan material yang terbuat dari bahan alluminium.

Gambar 1.4. Typical flange connection 2. Valve-Nozzle Arrangement dari nozzle pada pressure safety valve dibedakan menjadi dua jenis yaitu full-nozzle dan semi nozzle. Pada full nozzle antara valve body dan nozzle menjadi satu sehingga sebelum terjadi discharging semua bagian dari nozzle dan disc terbasahi oleh fluida. Dengan demikian bila diperlukan material yang khusus untuk nozzle dan disc maka harus diikuti dengan bagian dari valve body (lihat gambar 1.5 dibawah). Pada semi nozzle construction adalah sedemikian rupa sehingga bagian lain dari valve contact dengan fluida yang terdapat pada pipeline atau vessel dengan demikian valvenya dapat menggunakan material yang

45

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING standart, dan bilamana diperlukan material yang khusus hanya diperuntukkan pada nozzle dan disc saja (lihat gambar 1.6).

Gambar 1.5. Full Nozzle

46

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar 1.6. Semi nozzle body contruction Bagian ujung dari nozzle pada dasarnya merupakan orifice dari suatu pressure safety valve. Pressure safety valve manufacture telah mengadopsi ukuran orifice standar untuk memudahkan pemilihan relief valve yang diberi simbol (designation) antara 0,110 s/d 26.00 square-inch dengan perbedaan 15 ukuran dimulai dari huruf D s/d huruf T terkecuali I, O, dan S. Ukuran orifice ini selanjutnya digunakan sebagai ukuran standart dari nozzle atau Nozzle Orifice Size. 3. Valve-Spring Spesifikasi material spring dipengaruhi oleh temperatur fluidanya standart spring material untuk pressure safety valve biasanya adalah carbon steel atau alloy steel (tungsten). Untuk temperatur antara -240C s/d 2320C 47

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING digunakan material carbon steel, untuk temperatur diatas 2320C digunakan tungsten alloy sedangkan untuk temperatur dibawah -240C (cryogenic) digunakan stainless steel pada closed bonnet. Untuk corrosive service disarankan untuk menggunakan spesial alloy steel atau menggunakan spesial coating untuk mencegah stress-corrosion yang dapat menghasilkan patahnya spring. Balanced bellows juga berfungsi untuk melindungi spring dengan demikian carbon steel spring dapat digunakan bilamana digunakan bellows valve. Adjusment dari spring dapat mencapai 30% untuk low-range spring dan hanya mencapai 5% untuk higher spring range. Untuk menjaga agar spring tetap lurus (alighment) maka spring dilengkapi dengan spring washer. Jadi yang harus diingat dalam melakukan seleksi terhadap spring adalah faktor temperatur dan korosi.

4. Trim dan Internal Part yang lain Beberapa manufactur membatasi terminology trim hanya terbatas pada nozzle dan disc saja, sedangkan manufacturer lain meliputi disc holder sebagai bagian dari trim. Trim, merupakan elemen yang kontak langsung dengan fluida (watted element) dengan demikian secara minimal materialnya haruslah terbuat dari bahan stanless steel. Untuk fluida yang sangat korosi seperti H2S material trim harus dikonsultasikan dengan Standar NACE (National Association Corrosion Engineers). 5. Seating

48

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Bilamana pressure safety valve telah mencapai harga set pressurenya maka akan cenderung menjadi bocor hal ini disebabkan oleh adanya keseimbangan gaya mekanis yang berasal dari bagian bawah disc-area telah mencapai atau sama dengan gaya operated spring yang ada pada bagian atas disc, kebocoran pada set pressure ini dapat diatasi dengan cara: a. Membuat permukaan seating surface sehalus mungkin dan sepresisi mungkin dengan deviasi mendekati 5 micro-inch. b. Menggunakan O-ring seat seal yang memungkinkan untuk

mendapatkan kerapatan (tightness) yang lebih sempurna pada tekanan yang mendekati harga set-pressure. Gambar 1.7. dibawah ini adalah typical dari seating dari suatu disk pada valve

Gambar 1.7. Valve Disc Seating.

49

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Ukuran yang digunakan untuk mendefinisikan tightness dari suatu pressure safety valve ada dua yaitu commercial-tightness dan bubble-tighness. Commercial tightness mensyaratkan besarnya leakage maksimum yang masih diperbolehkan dinyatakan dalam persen terhadap besarnya set pressure. Pada bubble tightness diharapkan tidak terdapat kebocoran udara atau bubble terhadap harga pressure tertentu dalam presentase dari set pressure. 6. Bellows Seal Bellows seal dirancang untuk melindungi efek back-pressure yang dapat mempengaruhi set pressure dan melindungi valve-moving-part dari korosi, lihat gambar 1.8 dibawah ini.

Gambar 1.8. Bellows seal pada pressure safety valve.

50

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Adanya variable-back pressure, tidak memungkinkan bagi conventional valve untuk merelief secara konsisten sesuai dengan set-pressurenya, karena relieving pressurenya akan mengikuti harga back-pressure.

Gambar 1.9. Effect dari back pressure pada conventional valve. Dari gambar diatas terlihat bahwa process pressure (P1) akan dilawan oleh gaya spring Fs dan P2 (down stream back pressure), bilamana harga P2 berubah maka harga set pressurenya juga berubah. Dengan demikian conventional valve hanya dapat digunakan bilamana harga back pressurenya konstan atau bilamana variasi back-pressurenya tidak melebihi 10% dari harga set pressure. Dengan menempatkan balancingbellows yang tekanan didalamnya dibuat sama dengan tekanan atmosfer maka pengaruh back pressure dapat ditiadakan. Bila suatu valve dipasang bellows-seal maka bonnetnya harus dibuatkan venting ke atmosfer dengan demikian bellows tersebut dapat bebas bernafas kalau tidak pressure built-up yang ada didalam bellows akan menghambat bellows movement. Perlu dicatat bahwa pemakaian balanced-bellows ini tidak mempengaruhi sizing calculation.

51

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 7. Blowdown Ring Blowdown ring dibuat dengan tujuan untuk menyelesaikan dua persoalan yaitu : (1) bersama-sama dengan disc-holder membentuk huddlingchamber yang akan mempersiapkan pop-action pada safety valve (2) dengan mengatur blowdown ring akan mengubah perbedaan tekanan antara set pressure dan reseating pressure dari valve. Bentuk dari blowdown ring diperlihatkan seperti gambar 1.10 dibawah ini.

Gambar 1.10. Blowdown Ring Pop action pada safety valve diperlukan untuk mencegah chattering yang dapat terjadi pada saat valve siap untuk membuka. Safety valve pada vapour service cenderung melakukan cycle antara posisi membuka dan menutup, hal ini seringkali dapat merusak valve seat sehingga menghasilkan kebocoran. Dengan merancang kombinasi disc-holder dan blowdown-ring dengan memanfaatkan stream-pressure dan kineticforce untuk mendapatkan lifting-force yang paling besar sesering mungkin pada saat mulai membuka. Blowdown didefinisikan sebagai selisih antara pressure dimana valve mulai membuka dan pressure dimana valve mulai untuk reseat yang dinyatakan dalam persen. Blowdown maximum tercapai bilamana blowdown ring telah menyentuh disc dan bila blowdown diputar menjauh dari disc maka blowdown akan berkurang. Blowdown normal dari pressure safety valve adalah 5% dari set pressure yang dicapai dengan cara memutar ring menuju disc kemudian memutar 52

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING kembali beberapa kali putaran yang disarankan oleh vendorg. Pada gambar 1.11 dibawah ini teknik penempatan blowdown ring mula-mula berada pada posisi paling atas dari disk, dengan memutar blowdown ring kebawah pada posisi tertentu akan didapatkan posisi pop action untuk vapor services dan apabila blowdown ring diturunkan semuanya (tidak lagi menahan beban disc) akan didapatkan posisi liquid relief services.

(a) Posisi gas pop action

(b) Posisi liquid relief

Gambar 1.11. Adjusment Blowdown Ring untuk pop action dan relief services 8. Bonnet dan Yoke Bonnet adalah housing dan merupakan pelindung bagi spring oleh karena itu material dari bonnet sebaiknya dari bahan yang sama dengan material dari body. Penempatan valve-spring mungkin berada didalam relieving stream seperti ditunjukkan pada gambar 1.12 sehingga bonnet tidak diperlukan lagi untuk menampung escaping fluid yang menyebar.

53

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar 1.12. Spring di dalam Flow relief stream

Gambar 1.13. Spring diluar flow relief stream

Sebagian besar valve yang digunakan pada processing industry biasanya mempunyai spring diluar flow relief stream (lihat gambar 1.13) dengan demikian spring tersebut harus dilengkapi dengan bonnet, bila digunakan balanced bellow maka harus dipastikan tidak terjadi kebocoran kepada bonnet. Pada conventional valve venting pada bonnet ditutup (plugged) untuk menampung flowing fluid. Seperti pada petroleum atau industry sejenis biasanya cairan yang tetampung ini dialirkan langsung ke flare header.pemakaian safety valve yang tidak memerlukan fluid

54

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING containment tidak menggunakan spring arrangement seperti gambar 1.14 berikut :

Gambar 1.14. Open bonnet spring arrangement Sebagai ganti untuk spring-mounting adalah dengan menggunakan yoke ini adalah suatu design yang paling sederhana dan digunakan pada fluida dengan sifat clean, non-toxic, non-flamable dsb. Accessories Merupakan peralatan tambahan dari pressure safety valve yang bersifat optional antara lain meliputi lifting lever, gags dan cap. Lifting lever Fungsi utama dari lifting lever adalah untuk membuka valve pada saat pressure yang ada dibawah valve lebih rendah dari set pressure. Lifting lever diperlukan bilamana harus dilakukan testing terhadap safety valve 55

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING secara periodik seperti pada steam boiler dan air compressor atau pada steam service dan air service yang lain. Terdapat tiga bentuk dasar lifting lever yaitu : plain lever, packed lever dan air-operated device. Bentuk dari plain lever ditunjukkan seperti gambar 1.15 berikut ini.

Gambar 1.15. Plain lifting lever Plain lifting lever digunakan bilamana tidak terdapat back pressure dan bilamana keluarnya discharging-vapor tidak diperhitungkan. Packed lifting lever digunakan bilamana terdapat back pressure dan leakage pada shaft tidak diijinkan bentuknya diperlihatkan seperti gambar 1.16 berikut.

56

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar. 1.16. Packed lifting lever. Air-operated operation. lifting device menggunakan diaphragm-motor untuk

mendapatkan lifting-power digunakan bilamana diperlukan remote

Gambar 1.17. Air-operated lifting lever. Selain untuk periodic-testing maka lifting lever juga dapat digunakan antara lain untuk : 57

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING a. Untuk mengangkat disc dari seat untuk memastikan apakah disc tidak lengket sebagai akibat adanya korosi, caking atau pengumpulan flowing media yang lain. b. Untuk membuang partikel asing yang kadang-kadang terjebak dibawah seat pada saat valve menutup. c. Untuk venting-purpose (purging) pada piping dan equipment. Gags Kegunaan dari gag adalah untuk menahan agar tetap tertutup pada saat equipment digunakan untuk menampung fluida dengan tekanan yang melebihi harga set pressurenya misalkan pada hidrotest untuk menghindari cost of removal and installation. Gag harus dilepas setelah dipakai dan tidak boleh tertinggal didalam valve (lihat gambar 1.18)

Gambar 1.18. Gag pada screwed cap.

58

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Caps Relief valve secara standart biasanya dilengkapi dengan screwed cap sedangkan bolted cap digunakan untuk optional (lihat gambar 1.19).

Gambar 1.19 Screwed cap & bolted cap.

59

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

BAB III PERAWATAN VALVE & SAFETY VALVE


III.1. Valve A. Karakteristik Aliran
Karakteristik aliran secara ideal ( tanpa pengaruh pipa ) dikenal sebagai inherent karakteristik aliran. Karakteristik aliran yang dihitung dengan melibatkan pangaruh pipa disebut installed karakteristik aliran. Tiap throttling valve selalu mempunyai karakteristik aliran yang menggambarkan hubungan antara Cv dengan tingkat pembukaan katup. Semakin besar tingkat pembukaan katup, akan semakin besar pula debit alirannya. Secara umum karakteristik aliran dibagi menjadi : Linear Karakteristik linear memliki hubungan yang linear antara tingkat pembukaan katup dan debit aliran. Jenis ini digunakan untuk proses dengan pressure drop sebagai parameter proses, karena DP yang mendekati konstan Quick Open Digunakan untuk aplikasi On off. Equal Percentage Cocok untuk pengaturan debit dengan akurasi yang tinggi. Geometri dari katup plug dan ball valve dapat dimodifikasi untuk merubah karakteristik aliran dengan merubah lubang katup.

60

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Tabel recommended flow characteristic for liquid level system Constant Valve Pressure Drop Constant DP Decreasing DP with increasing load DP at maximum load > 20% of minimum load DP Decreasing DP with increasing load DP at maximum load > 20% of minimum load DP Decreasing DP with increasing load DP at maximum load > 200% of minimum load DP Decreasing DP with increasing load DP at maximum load > 200% of minimum load DP Recommended Inherent Flow Characteristic Linear Linear Equal Percentage Linear Quick Open

61

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Tabel recommended flow characteristicuntuk Pressure Control System Application Liquid process Gas process, volume kecil, jarak pipa antara control valve dan load valve kurang dari 10 ft Gas process, volume besar ( process mempunyai receiver, system distribusi atau jalur transmisi melebihi 10 ft terhadap volume pipa nominal ), Linear menurunnya DP dengan meningkatnya load, DP pada beban maximum > 20% beban DP minimum Gas process, volume besar, menurunnya DP dengan meningkatnya load, DP pada beban maximum > Equal percentage 20% beban DP minimum Tiap process yang melibatkan aliran fluida dan valve mempunyai standar kebocoran yang berbeda, karena itu pemilihan valve dan accessoriesnya harus memperhatikan persyaratantersebut. Klasifikasi shut off ditentukan berdasarkan persentase kebocoran fluida yang melalui valve ketika katup tertutup rapat. Tabel hubungan antara klasifikasi valve dan tingkat kebocoran ANSI Class I Class II Class III Class IV Class V Class VI Persentase kebocoran Tidak mempersyaratkan kebocoran 0,5% dari kapasitas valve 0,1% dari kapasitas valve 0,01% dari kapasitas valve Fungsi dari diameter orifice dan DP 0% ( buble right ) Recommended Inherent Flow Characteristic Equal Percentage Equal percentage

62

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Gambar menentukan perbandingan tingkat kebocoran antara class V dan VI untuk berbagai kerugian tekanan ( pressure drop )

Klasifikasi untuk menentukan pemilihan material seat ( komponen pada body yang bersentuhan langsung dengan katup ) dan besarnya gaya untuk menekan / menutup katup. Tabel klasifikasi sut-off terhadap gaya yang diperlukan seat Seat Surface Metal Metal Metal Metal Metal Klasifikasi shut-off Class IV Class IV 1% dari class IV 1% dari class IV Class V Ukuran valve 0,5 4 inchi DN 15 s/d 100 6 inchi keatas DN 150 ke atas 0,5 4 inchi DN 15 s/d 100 6 inchi keatas DN 150 keatas 0,5 4 inchi DN 15 s/d 100 Gaya diperlukan 50 pound / inchi 60 joule 75 pound / inchi 91 joule 100 pound / inchi 121 joule 150 pound / inchi 181 joule 250 pound / inchi 303 joule 63 yang

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Metal Metal Metal Soft Soft soft soft Class V Class VI Class VI Class V Class V Class VI Class VI 6 inchi keatas DN 150 keatas 0,5 4 inchi DN 150 keatas 6 inchi keatas DN 150 keatas 0,5 4 inchi DN 15 s/d 100 6 inchi keatas DN 150 keatas 0,5 4 inchi DN 15 s/d 100 6 inchi keatas DN 150 keatas 400 pound / inchi 484 joule 250 pound / inchi 303 koule 400 pound / inchi 484 joule 50 pound / inchi 60 joule 100 pound / inchi 121 joule 50 pound / inchi 60 joule 100 pound / inchi 121 joule

B. Klasifikasi Tekanan
Tiap valve mempunyai range tertentu dalam pemakaian. Range tekanan tergantung pada temperatur fluida. Klasifikasi tekanan juga berhubungan dengan jenis sambungan pada ujung valve. Klasifikasi tekanan dibagi menjadi : Klasifikasi standard Standard yang dipakai untuk valve dengan sambungan : NTP threaded, flanged, sockweld, dan buttweld. Berdasarkan ANSI, kelompok ini meliputi : Class 150, 300, 600, 900, 1500 dan 2500.

64

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Klasifikasi spesial Dipakai untuk valve dengan sambungan buttweld yang memerlukan pengujian NDT. Berdasarkan ANSI, kelompok ini meliputi : Class 15, 300, 600, 900, 1500, 2500 dan 4500.

Gambar kemampuan baja karon terhadap beban temperatur tekanan

C. Permasalahan pada valve


High Pressure Drop Secara ideal, aliran yang melalui sebuah orifice akan mengalami percepatan karena penampangnya yang lebih kecil. Sesuai dengan kaida kekekalan energi, penurunan tekanan sebagai kompensasinya. Setelah meninggalkan orifice, aliran secara bertahap akan kembali pada kecepatan dan tekanan awal. Akan tetapi dalam kondisi yang actual, setiap aliran yang melalui perubahan penampang secara mendadak akan mengalami turbulensi / olakan yang menyerap sebagian energi yang dimiliki oleh aliran. Umumnya energi tersebut diperoleh dengan menurunnya tekanan fluida. Beberapa konfigurasi aliran menghasilkan drop tekanan yang rendah (hight pressure drp 65

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING sering kali menimbulkan beberapa permasalahan dalam valve seperti : kavitasi, choked flow, kebisingan yang tinggi dan vibrasi.

F1 :

( P1 P 2) /( P1 PVC )

P1 : Pressure at valve inlet P2 : Pressure at valve outlet P : P1-P2 P : Pressure at vena contracta

P1

Pvc

P2

Gambar aliran melalui vena contracta / orifice Kavitasi Kavitasi terjadi pada fluida cair yang mengalir dengan kondisi tekanan sama atau dibawah tekanan uap pada temperature tersebut. Jika suatu fluida sebelum memasuki sebuah valve berada pada tekanan 2 bar, dan ketika menerobos katup menghasilkan pressure drop yang tinggi. Karena lintasan fluida didalam valve cukup kompleks (misalnya untuk globe valve), pressure drop yang terjadi juga cukup tinggi dan menyebabkan nilai tekanan fluida berada dibawah nilai uapnya akibatnya kavitasi akan terjadi.

66

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Gelembung udara yang dihasilkan kavitasi selalu menimbulkan kerusakan karena bergerak dengan kecepatan tinggi. Kerusakan itu akan semakin besar jika gelembung mengalami impulsion (kebalikan dari explosion) pada dinding valve. (gambar proses impulsion dalam kavitasi)

Gambar Proses impulsion dalam kavitasi Kavitasi dapat dicegah dengan menggunakan komponen yang dapat mencegah drop tekanan yang tinggi. Salah satu jenis komponen tersebut adalah backpressure device yang berfungsi melokalisir gelembung agar tidak mengumpul dan memaksakan agar implussion terjadi dalam pipa / lubang kapiler seperti gambar penanggulangan kavitasi (a) proses, (b) peralatan.

67

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar Penanggulangan kavitasi (a) proses, (b) peralatan Flashing Di dalam aliran fluida, ketika tekanan cairan fluida sama atau lebih kecil dari tekanan uapnya, terjadilah gelembung uap pada daerah tersebut. Jika tekanan recovery berada di atas tekanan uapnya akan terjadi kavitasi. Tetapi jika tekanan recovery masih berada dibawah tekanan uapnya, gelembung uap akan tetap bertahan untuk tidak mengalami implusion. Kondisi ini yang dikenal sebagai flasing. Kerusakan yang diakibatkan oleh flashing dikenal sebagai erosion (erosi), seperti terlihat pada gambar. Tidak seperti kavitasi yang dapat ditanggulangi dengan menambahkan suatu komponen, penaggulangan terhadap flashing memerlukan modifikasi total dari system valve.

68

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar kerusakan pada plug yang diakibatkan oleh flasing Kebisingan Salah satu permasalahan dalam valve yang paling mudah dikenali adalah kebisingan (noise). Kebisingan selain merupakan gangguan terhadap kenyamanan bekerja juga dapat mengakibatkan cedera / kerusakan pada system pendengaran. Kebisingan disebabkan oleh timbulnya turbulensi aliran setelah melalui katup. Turbulensi menyebabkan yang menimbulkan fluktuasi tekanan dan hal ini akan menyebabkan getaran. Getaran yang berada pada frekuensi ambang batas pendengaran manusia akan menyebabkan kebisingan seperti gambar getaran pada pipa yang menyebabkan kebisingan.

Gambar getaran pada pipa yang menyebabkan kebisingan 69

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Kebisingan dapat diredam dengan menambahkan suatu komponen yang berfungsi untuk mencegah timbulnya turbulensi yang berlebihan pada aliran. Peralatan yang berfungsi untuk meredam kebisingan disebut sebagai noise atteneuator.

Gambar noise attunator pada globe valve

D. Dasar Pemilihan Valve


Pemilihan valve pada umumnya didasarkan fungsi dan kemudahan operasionalnya. Pada valve coefisien atau flow coefisien (Cv) yang dihitung dengan : Cv =

Q DP SG
Q = Debit aliran ( gallon/min ) SG = Specific Grafity dari fluida DP = Penurunan tekanan ( pressure drop )

Dimana

SG tergantung pada jenis fluida, temperatur dan tekanan operasi, DP dipilih dari nilai antara chocked dan actual pressure drop. Perhitungan chocked pressure drop didasarkan pada nilai teritisnya, sedangkan actual 70

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING pressure drop didasarkan pada nilai teoritisnya, sedangkan actual pressure drop didasarkan pada pengukuran beda tekanan pada lokasi sebelum dan sesudah fluida melalui valve. Penggunaan valve dengan nilai Cv yang terlalu kecil akan menyebabkan pressure drop dan pengurangan debit aliran. Kerugian valve dengan Cv yang terlalu besar hanyalah pada over weight dan biaya yang terlalu mahal. Tabel dibawah menunjukkan kerugian dari dua kondisi tersebut. On Off purpose Cv << DP ( naik ) Debit ( turun ) Cavitasi, erosi dan flashing Cv >> Cost ( naik ) DP ( naik ) Debit ( turun ) Jarang terjadi karena safety factor dari manufacturer Throttling purpose Cv << Cv >> Cost ( naik )

E. PERAWATAN
1. Problem Valve Di dalam perjalanan waktu pemakaian valve, tentunya akan timbul permasalahan-permasalahan yang mungkin dapat dilakukan perbaikan tanpa mematikan sistem bila tidak membahayakan. Apabila dalam posisi membahayakan maka perbaikan valve harus dilakukan di shop atau sistem dimatikan. Problem-problem yang timbul pada valve-valve antara lain :

71

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING a. Plug Valve Selama pemakaian lama, pengamatan periodic perlu dilakukan untuk memastikan bahwa valve bekerja secara normal dan tidak bocor. Periksa kebocoran yang terjadi antara bonnet cap dan body. Jika hal ini terjadi, penyebabnya mungkin fluktuasi beban panas dan tekanan. Depressurize fluida yang terjebak pada daerah tersebut, lalu kencangkan baut bonnet cap sesuai torsi yang ditentukan. Jika masih bocor, valve perlu direpair di shop. Jika kebocoran terjadi pada poros dan bonnet cap, penyebab utamanya adalah sistem sealing yang buruk antara katup dan dudukannya. Periksa kemungkinan kerusakan wear pada diameter dalam atau consolidation dari packing atau diafragma. Jika menggunakan gasket O-ring, kemungkinan O-ring telah rusak dan perlu diganti dengan yang baru, untuk meningkatkan kemampuan sealing pada sleeve, kencangkan bagian atas agar katup kerucut lebih masuk ke sleeve hal ini akan meningkatkan kemampuan sealing antara bodysleeve dan sealing-plug. Kencangkan juga pada gland flange untuk meningkatkan sealing antara poros katup dengan diafragma dan packing. Jika masih bocor, ganti komponen lunak ( gasket, dll ) dengan yang baru. Pengencangan baut dapat meningkatkan kemampuan sealing valve. Tetapi hal ini akan menyebabkan naiknya torsi untuk mengoperasikan valve dan mempercepat proses kerusakan pada komponen valve akibat wearing, khususnya pada sleeve. Jika pengencangan baut tidak menghentikan kebocoran, kemungkinan sleeve sudah rusak dan perlu diganti. Jika kebocoran terjadi pada sambunga flange, kencangkan bautnya dengan cara melintang ( criss-cross ). Jika masih bocor, kemungkinan permukaan gasket flange rusak atau gasketnya perlu diganti.

72

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING b. Ball Valve Kebocoran dapat terjadi pada end connection ( sambungan flange ), split body connection dan antara bonnet cap dengan body. Jika kebocoran terjadi pada sambungan flange, kencangkan bautnya dengan cara melintang ( criss-cross ), jika masih bocor, kemungkinan permukaan gasket flange rusak atau gasketnya perlu diganti. Jika kebocoran terjadi pada sambungan split-body, umumnya disebabkan oleh gaya kompresi yang tidak seimbang pada piping. Periksa apakah piping support sudah menjamin letak pipa pada posisi yang lurus. Kemudian kencangkan baut pada split-body. Jika masih terjadi kebocoran, gasket atau permukaannya telah rusak dan perlu diganti. Periksa kebocoran yang terjadi antara bonnet cap dan body. Jika hal ini terjadi, penyebabnya mungkin fluktuasi beban panas dan tekanan. Depressurize fluida yang terjebak pada daerah tersebut, lalu kencangkan baut bonnet cap sesuai torsi yang ditentukan. Jika masih bocor, bongkar valve dan periksa permukaan. Jika kebocoran terjadi pada poros dan bonnet cap, penyebab utamanya adalah sistem sealing yang buruk antara katup dan katup. Periksa kemungkinan kerusakan wear pada diameter dalam atau consolidation pada packing. Jika kebocoran terjadi pada bola, kemungkinan penyebabnya adalah : seat rusak, ada benda yang tersangkut diantara seat dan katup ( ball ) gaya kompresi yang kurang memadai pada assembly ball-seat. Bola yang rusak karena kompresi.

73

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING c. Butterfly Valve Pengoperasian yang benar dan troubleshooting secara periodic pada butterfly valve dapat memperpanjang umur pemakaian. Umumnya perbaikan dapat dilakukan dalam kondisi inline ( terpasang ). Kebocoran pada piping flanges disebabkan oleh posisi piping yang tidak lurus ( misalighment ) atau kegagalan pada gasket flange. Body yang dilapisi ( linning ) dengan karet atau elastomer akan memiliki kekedapan yang rendah, jika dipasangkan dengan gasket. Hal ini terjadi karena jumlah gayakompresi untuk mengikat bahan karet / elastomer lebih tinggi jika dibandingkan dengan bahan lain. Penggunaan packing dari bahan graphite, jika dioperaskan pada temperatur tinggi akan menyebabkan pergerakan katup yang tidak mulus ( jerky ). Untuk tingkat yang moderate hal ini berada pada kondisi yang normal. Gangguan yang sering terjadi pada butterfly valve adalah kebocoran dalam ( fluida menerobos katup ) diluar ketentuan ( sesuai dengan kelas valve ) yang ditimbulkan oleh seat. Jika kebocoran terjadi sebelum batas umur dari seat, kemungkinan disebabkan oleh kerusakan pada seat atau katup ( disc ). Kerusakan bisa disebabkan oleh erosi, kegagalan mekanis pada seat, wearing akibat gesekan antara seat dan disc, atau kavitasi pada disc. Misaligment antara poros dan disc juga akan menyebabkan kerusakan pada seat. Kerusakan galling pada poros juga akan menghambat pergeseran disc secara penuh ( disc tidak sampai menyentuh seat ). Kebocoran luar juga sering terjadi pada packing box. Jika pengencangan baut tidak dapat menghentika kebocoran, kemungkinan packing telah rusak karena consolidation atau 74

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING extrusion. Packing dari bahan graphite lebih abrasive dari bahan lain, dan pergerakan putaran menyebabkan terkonsentrasinya kerusakan abrasive tersebut. Pengoperasian valve pada suhu diluar batas ketentuan akan menyebabkan ekspansi termal dan membuat beberapa komponen terikat ( sticking ). d. Globe Valve Periksa kebocoran luar yang terjadi pada end-connection, celah antara bonnet flange dan body plug, sisi atas dari packing box dimana poros keluar dari bonnet atau bagian lain yang menerima tekanan tinggi. Untuk aplikasi cairan, kebocoran dapat diketahui secara fisik. Tetapi untuk mendeteksi kebocoran pada aplikasi gas diperlukan alat deteksi gas. Umumnya kebocoran luar bisa dihentikan dengan mengencangkan baut untuk meningkatkan tekanan kompresi. Jika kebocoran masih terjadi setelah proses pengencangan, ada gasket atau packing yang gagal / rusak dan perlu diganti. Pemutaran katup dapat dilakukan untuk memeriksa adanya kerusakan akibat galling ( kerusakan yang terjadi pada dua komponen yang saling bersentuhan yang bergerak menimbulkan goresan yang berulang-ulang dan menyebabkan keausan ), kekencangan packing atau kerusakan pada komponen yang berfungsi menimbulkan dan mentransmisikan gaya, torsi atau pergerakan operator ). Kebocoran dalam yang terjadi sebelum melampaui umur seat, umumnya disebabkan oleh kerusakan wearing antara seat ringkatup.

75

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Jika kerusakan terjadi saat pertama kali start up, kemungkinan permukaan seating telah rusak karena benda asing ( geram las ). Jika kebocoran terjadi setelah service, umumnya disebabkan oleh misaligment antara seat dan katup. Selama service, proses laping antara seat dan katup harus dilakukan secara sempurna untuk mencegah timbulnya celah yang akan menyebabkan kebocoran. Body atau bonnet bisa rusak karena adanya porosity, fracture erosion dan cavitation. Jika kerusakan cukup ringan dapat diperbaiki dengan gerinda dan ditambal dengan las. Cara ini bisa dilakukan jika sesuai dengan kondisi tekanan dari vessel. Gangguan pada pergerakan katup disebabkan oleh pengoperasian diluar ketentuan. Temperature yang tinggi akan menyebabkan ekspansi termal dan menaikkan gesekan. Tekanan diatas ketentuan juga akan menyebabkan katup sulit untuk ditutup. e. Gate Valve Gangguan dan kebocoran pada gate valve secara umum sama dengan globe valve. Satu hal yang khusus terjadi pada gate valve ialah : Jika valve beroperasi pada temperature yang berubah secara mendadak, ekspansi termal akan menyebabkan permukaan metal seat akan terkunci pada katup ( wedge gate ). Hal ini dapat menyebabkan keausan pada permukaan seat untuk menghindari masalah tersebut, gate harus diganti dengan bentuk lain (split gate).

76

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

III.1. Safety Valve A. Istilah Istilah Operasional


1. Maximum Operating Pressure (MOP) adalah tekanan maksimum operasi suatu peralatan 2. Maximum Allowable Working Pressure (MAWP) adalah tekanan maximum yang diperbolehkan pada suatu peralatan dengan memperhatikan factor terlemah pada bagian peralatan tersebut. 3. Design pressure adalah kondisi kritis yang berhubungan dengan tekanan dan temperature selama operasi. 4. Accumulation adalah bertambahnya harga tekanan yang melebihi MAWP dinyatakan dalam satuan tekanan atau persen. 5. Over presure adalah suatu pertambahan harga tekanan diatas set pressure dari PPT dinyatakan dalam satuan tekan atau persen. 6. Set pressure adalah suatu nilai kenaikan tekanan static dari dalam dimana katup pengaman mulai menunjukkan indikasi beroperasi atau biasa disebut Tekanan Buka, Popping pressure atau dimana katup pengaman tersebut mulai melepas (relief) tekanan dari peralatan yang dilindungi. Set pressure pada katup pengaman maximum tekanan kerja yang diperbolehkan dari peralatan yang dilindungi bila hanya satu buah katup pengaman yang terpasang pada alat tersebut. Tetapi bila pengaman antara lain disebabkan kapasitas area yang tidak memungkinkan atau dengan alasan lain, maka katup pengaman yang ke dua boleh diset pada 105% dari maximum tekanan kerja yang diperbolehkan. Dan bila katup pengaman dipasang pada peralatan yang untuk mencegah tekanan lebih (over pressure) yang disebabkan oleh faktor external. Seperti terbakar atau panas dari luar yang berlebihan (bukan pada peralatan yang sifatnya inproses tetapi storage) set pressure boleh diset pada tekanan tidak lebih dari 100% maximum tekanan yang 77

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING diperbolehkan. Batas toleransi yang diperbolehkan adalah plus minus tidak lebih 2 PSIG untuk tekanan sampai dengan 70 PSIG dan 3% untuk tekana lebih besar dari 70 PSIG (ASME Sect. VIII Div. 1. UG. 126-d) ASME. SEC. I PG 72.2 : 2% s/d 70 PSIG 3% besar 70 PSIG s/d 300 PSIG 10% besar 300 PSIG s/d 1000 PSIG 1% besar 1000 PSIG

Set pressure tolerance untuk katup pengaman yang dilindungi bejana tekan yang tidak inprosses (storage bejana tekan) dengan service pada temperature ruang dan servicenya bukan gas yang cair karena tekanan (Liquefied Compresset Gases) adalah 0% sampai 10%

Set Pressure dalam ASME SEC. I PG. 67.3 Satu atau lebih safety valve pada boiler harus diset pada atau dibawah MAWP, apabila tambahan valve digunakan, tekanan tertinggi tidak boleh lebih dari 3% dari MAWP. Safety valve selanjutnya diset dengan selisih tidak boleh lebih dari 10% dari pada set pressure tertinggi, maximum kenaikan tekanan adalah 6%. Ini berlaku jika boiler tidak dilengkapi dengan power actuated pressure reliefing valves. 7. Colt Differencial Test Pressure (CDTP) adalah harga tekanan static dari dalam, dimana PPT diatur untuk memulai membuka pada Test Drum atau Test Bench atau pada kondisi yang tidak sama dengan saat In Service (terpasang / operasi). CDTP ini sudah termasuk koreksi-koreksi untuk kondisi operasi / actual seperti back pressure atau Temperature Correction. Oleh sebab itu ada kemungkinan

78

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING nilainya tidak sama dengan set pressure. Hal ini bisa terjadi tergantung pada service temperature, kondisi pemasangan dan jenis safety valve. 8. Back Pressure adalah tekanan balik pada out let (discharge) safety valve yang dapat mempengaruhi (DPT/SP dari safety valve ). Back pressure adalah penjumlahan dari super imposed back pressure dan built up back pressure. Super imposed back pressure adalah tekanan static yang ada pada out let safety valve, pada saat diperlukan untuk membuka, bisa terjadi akibat sumber lain (dapat konstan maupun variable). Built up back pressure adalah naiknya tekanan pada discharge akibat beroperasinya safety valve. 9. Blow Down adalah selisih set pressure dengan closing pressure, biasanya dinyatakan dalam satuan tekanan atau persent. Closing pressure adalah apabila tekanan pada inlet safety valve turun sehingga tidak ada lagi tekanan yang keluar melalui outlet safety valve. Blow down ASME VIII UG 136, Blow Down yang diperbolehkan 7% dari set pressure atau 3 PSIG salah satu yang lebih besar. ASME I PG 72.1, seluruh safety valvenya harus menutup, tidak boleh lebih rendah (blow down) dari 96% set pressure, tapi bila set pressurenya lebih rendah dari 100 PSIG blow downnya boleh antara 2 s/d 4 PSIG. 10. Leak Test Pressure adalah spesifikasi tekan statik dalam dimana kebocoran safety valve terjadi / leak test biasanya di test 90% dari set press. 79

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 11. Simmer adalah terdengar atau terlihat keluar cairan antara seat dan disk pada saat tekanan static di bawah set pressure dan kepastiannya tidak dihitung. Ini terjadi pada safety valve dengan service cairan yang ditekan (compressible fluid). 12. Temperature Correction adalah perbedaan setting press akibat temperature operasi. Contoh table di bawah : Cold spring setting correction factors Air, Gas, Vapour & Liquid Service Operating Temp. of Minus 4000 F to 2000 F 2010 F to 4500 F 4510 F to 9000 F 9010 F to 12000 F % Increase in Spring Setting None 2% 3% 4%

B. Pemasangan Safety Valve


Sebagai bahan rujukan untuk melakukan pemasangan pressure safety valve adalah API recommended practice 520 Part II (API RP 520 Part II) sedangkan sebagai rujukan dalam melakukan inspeksi adalah API RP 527. pada bab ini akan dibahas mengenai pertimbangan terhadap keuntungan dan kerugian dalam melakukan pemilihan pressure safety valve, Prosedure Pemasangan dan Inspeksi terhadap Pressure Safety Valve. Prosedurprosedur yang diberikan disini bersifat hanya sebagai panduan artinya dalam hal melakukan pemasangan dan inspeksi dianjurkan untuk merujuk buku panduan pemasangan dan inspeksi yang telah dikeluarkan oleh masing-masing manufacture.

80

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 1. Pemilihan Pressure relieving device Hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan pilihan yang tepat terhadap pressure relieving device antara lain adalah : sifat fluidanya, efek korosi terhadap konstruksi materialnya serta set pressurenya. Dibawah ini akan diberikan penilaian terhadap keuntungan dan kekurangan dari pressure relieving device yang dapat digunakan sebagai referensi pada saat memilih peralatan tersebut. 1.1. Conventional valve Keuntungan dari conventional valve antara lain adalah : Bentuknya sederhana Banyak digunakan untuk general services Murah terutama bila ukurannya kecil dan material kontruksinya standar Kekurangan dari conventional valve : Harga set pressurenya terbatas Cenderung menjadi bocor pada tekanan tinggi Mahal bila material yang digunakan tidak standar Bila terjadi perubahan back pressure akan menimbulkan masalah 1.2. Balanced valve Keuntungan dari balanced valve antara lain adalah : Untuk mengatasi persoalan bila sering terjadi perubahan back pressure pada outletnya. Kekurangan dari balanced valve Sama seperti yang ada pada conventional valve, kecuali dapat mengatasi variasi back pressure pada outlet. 81

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Harganya lebih mahal bila dibandingkan dengan harga conventional valve 1.3. Pilot operational valve Keuntungan dari digunakannya Pilot operational valve adalah : Dapat digunakan pada tekanan tinggi Set pressure dapat diatur dengan mudah Mempunyai shot blowdown Mempunyai kapasitas tinggi untuk ukuran yang sama bila dibandingkan terhadap conventional maupun balanced valve. Dapat digunakan untuk mencegah adanya product losses terutama bila fluidanya berharga / mahal Kontaminasi terhadap atmosfir sangat rendah

Kekurangan : Karena banyaknya part maka sangat lemah terhadap gangguan selain itu harganya sangat mahal 1.4. Repture disk Keuntungan dari penggunaan repture disk Sangat baik bila digunakan untuk jenis fluida yang viscous dan slurry dimana pemakaian pressure relief valve dipandang tidak praktis lagi Dapat digunakan sebagai explosion protector Sangat ekonomis terutama bila untuk alasan tertentu harus digunakan logam yang sangat mahal Segala ukuran Tidak ada kebocoran sampai terjadi failure Dapat digunakan pada tekanan tinggi sebatas range pressure relief valve 82

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Sangat baik untuk secondary relieving device, bila dipasang pada upstream dapat melindungi discharge valve dari korosi dan freezing Kekurangan : Saat terjadi overpressure banyak material yang tergabung Saat mengganti repture disk perlu process down time Tidak dapat diset mendekati operating pressurenya terutama bila pressure cyclic Pada banyak pemakaian life expectacy nya pendek accuracy nya sangat jelek jika dibandingkan dengan pressure relief valve. 1.5. Breather valve Breather valve hanya digunakan pada storage tank dan karena bentuk kontruksinya hampir tidak mungkin untuk digunakan pada pressurize tank (lebih dari 1 atm). Jenis lain adalah manhole cover dan goose neek bila cairan pengisi tanki diklasifikasikan tidak berbahaya dan tidak berharga. 2. Prosedur pemasangan Bagian-bagian yang perlu mendapatkan perhatian pada pemasangan antara lain adalah : perpipaan inlet, pressure sensing line, prpipaan outlet , bonnet / pilot vent serta posisi dan lokasi valve. Prosedure ini sangat penting untuk dipatuhi karena akan mempengaruhi sistem kerja dari pressure relieving device. Menurut API RP 520 Part II hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pemasangan pressure relief valve diperlihatkan seperti gambar 2.1 dibawah ini 83

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar 2.1 Typical pemasangan pressure safety valve 1.1. Perpipaan inlet Material dan piping stress untuk perpipaan inlet harus dirancang sedemikian rupa hingga memenuhi syarat performance dari valve yang disesuaikan dengan ASME/ANSI B31.3. Getaran yang ada pada perpipaan inlet dapat menyebabkan kebocoran pada seat atau kelelahan pada pipa, efek ini biasanya dapat dikurangi dengan menambahkan perbedaan tekanan antara operating pressure dan seat pressure. Pressure drop pada perpipaan inlet dapat menyebabkan adanya chatering yanng dapat mengakibatkan kerusakan seat atau tidak tercapainya kapasitas, untuk mencegahnya maka perpipaan antara equipment dan valve harus dirancang sedemikian rupa sehingga pressure losses tidak mencapai harga 3% dari set pressure. Nominal size dari perpipaan dianjurkan sama atau lebih besar dari valve inlet flange 84

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Pemasangan pressure safety valve pada pipa yang panjang dan dalam jangka waktu yang lama tidak terdapat adanya flow, harus dihindarkan dari akumulasi benda-benda asing, cairan yang terperangkap dsb, karena akan mempengaruhi fungsi kerja dari valve, seperti pada process line dan long inlet piping (lihat gambar 2.2 dan 2.3 dibawah ini.

Gambar 2.2. Pemasangan pada process line

Gambar 2.3. Pemasangan pada long inlet piping 85

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Banyak pemasangan pressure safety valve yang dilengkapi dengan stop valve pada inlet outletnya gunanya untuk keperluan in service testing. Pada saat beroperasi stop valve ini harus di seal atau dibiarkan terbuka dengan dikunci (locked opened), lihat gambar 2.4. yang harus diperhatikan adalah pressure drop yang terdapat pada valve tersebut tidak boleh melebihi 3% dari set pressurenya.

Gambar 2.4. Typical pemasangan pressure safety valve yang dilengkapi dengan stop valve Bilamana repture disk dipasang diantara pressure safety valve dan vessel yang dilindungi maka harus dilengkapi dengan trycock, freevent dan pressure gauge gunanya untuk mendeteksi bilamana ada kebocoran atau pecahnya disk (disk-bursting).

86

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar 2.5. Pemasangan trycock dan pressure gauge

Gambar 2.6. Pemasangan kombinasi valve dengan repture disk

87

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 2.2. Perpipaan pada discharge / outlet Yang harus diperhatikan pada perpipaan discharge adalah efek kombinasi antara super imposed dan builtup back pressure pada operating karakteristik dari valve. Perpipaan outlet harus dirancang, sehingga tidak dapat melebihi harga yang dihasilkan oleh valve untuk itu normal size dari outlet harus dibuat sama atau lebih besar dari ukuran nominal perpipaan inlet range sizing dari perpipaan outlet untuk gas atau vapour dapat dilihat pada API Std 526.

Gambar 2.7. Perpipaan discharge / outlet Bilamana stop valve harus dipasang pada perpipaan outlet maka fallpart area dari valve tidak harus sama atau lebih besar dari outlet dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dilocked atau sealed open.

88

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 2.3. Pemasangan bonnet Pemasangan bonnet pada conventional valve dapat dibedakan menjadi closed bonnet dan open bonnet. Pada closed bonnet tidak diperlukan peralatan pembantu khusus sedang pada open / vented bonnet diperlukan studi terhadap lokasi valve serta perencanaan dari perpipaan outlet pada saat akan memventing fluida ke atmosfer. Bonnet dari balanced bellows valve biasanya harus divent dan ventingnya harus dihindarkan dari sambutan terutama yang disebabkan oleh serangga dan pembekuan fluida. Bila fluidanya flamable, beracun atau korosif maka venting tersebut harus diberi perpipaan dan dibuang kelokasi yang aman. Untuk jenis balanced piston harus selalu divent karena adanya hembusan yang berasal dari piston. Pada saat back pressure rendah maka alirannya mungkin kecil sehingga dapat dialirkan ke atmosfer, tetapi bila valve sedang aktif kemungkinan aliran ini menjadi besar sehingga perlu dipertimbangkan pada perencanaan venting dari bonnet. Bonnet pada pilot operated valve biasanya divent ke atmosfer pada kondisi operasinya, karena discharge selama operasi adalah kecil. Bila venting keatmosfir tidak diperbolehkan maka pilot valve harus divent, melalui pipa tambahan dan dibuang ke lokasi yang aman.

89

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

Gambar 2.8. pemasangan pilot operated valve 2.4. Posisi dan lokasi pemasangan valve Untuk keperluan inspeksi dan perawatan maka pressure relief valve harus ditempatkan pada posisi dan lokasi yang memudahkan pada saat pemasangan dan pembongkaran sehingga pekerjaan servis dapat dilakukan dengan mudah. Untuk tujuan pressure source proximity sebaiknya pressure relieving device ditempatkan sedekat mungkin dengan protected equipment sehingga akan mengurangi adanya losses. Misalnya penempatan valve langsung pada nozzle yang terletak dipuncak vessel sangat dianjurkan. Tetapi pada fluida yang mempunyai pressure fluctuation, misalnya pada discharge compressor maka pressure safety valve sebaiknya ditempatkan sejauh 10 kali diameter dari pipa atau pada daerah yang mempunyai tekanan agak stabil hal

90

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING ini bertujuan untuk menghindari adanya efek aliran turbulen dari discharge kompressor.

Gambar 2.9. Pemasangan pada discharge pompa kompressor Selain itu pressure relief valve harus dipasang dengan posisi tegak vertikal keatas. Pemasangan dengan spasi yang lain akan mempengaruhi cara kerja valve terutama pada set pressure dan tingkat derajat tightnessnya. Bila pressure relief valve harus dilengkapi dengan lifting lever maka pemasangannya harus

91

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING digantung ke bawah dan lifting forknya harus kontak dengan lifting unit pada spindle.

Gambar 2.10. Posisi pemasangan lifting lever Sebelum pressure relief valve dipasang maka kondisi flange mounting nozzle harus dibersihkan untuk menghilangkan benda asing yang dapat menyebabkan kebocoran. Gasket, flange facing, dan hardness baut harus disesuaikan dengan spesifikasi yaitu terhadap tekanan dan temperatur fluida.

92

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

BAB IV PERBAIKAN

IV.1. VALVE
A. Plug Valve Repair Valve Depressurized dan keringkan valve dari cairan Jika cairannya berbahaya ( korosive ) harus dinetralisir untuk mencegah bahaya pada operator. Untuk membuka bagian atas Manual operator ( wrench, hand lever atau gear operator ) dilepas dan ditandai arah orientasinya. Penandaan tidak boleh berupa goresan karena akan dapat menimbulkan kebocoran. Pengeluaran stop collar dan masker Kendorkan baut gland-flange atau bonnet-cap. Pengangkatan secara perlahan-lahan putar plug untuk mengeluarkan cairan dalam plug. Periksa plug bila ada kerusakan atau goresan akibat erosi atau kavitasi. Keluarkan komponen-komponen yang melekat pada batang plug seperti O-ring, diaphragm, sring masker thunt collar dan lain-lain. Pengeluaran komponen harus lurus mengikuti arah aliran. Jika valve dilengkapi dengan elastometnic sleeve, potong sleeve tanpa menggores body. Potong dari atas sampai ke lubang utama dengan menggunakan obeng dan mallet. Gunakan sepasang plier untuk memegang, memuntir dan mengeluarkan sleeve.

93

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Inspeksi kerusakan Bersihkan plug, body, baut dan komponen lainnya dan periksa kemungkinan adanya kerusakan. Pergunakan komponen lunak ( gasket, diafragma, O-ring, sleeve dan lain-lain ) yang baru. Untuk kebagian luar pipa rusak karena abridasi, perbaiki dan cat ulang. Pemasangan kembali Jika valve menggunakan tapered sleeve, pergunakan curving die untuk meletakkan sleeve pada enternya dan pushard guide untuk meletakkan sleeve. Gunakan cuiming plug untuk membuat diameter dalam sleeve yang sesuai untuk plug Tambahkan pelumas ( jika perlu ) pada sizing plug untuk mempermudah pengeluaran. Pasang kembali diafragma, packing, spring masker dan lain-lain sesuai dengan urutannya. Pasang dan kencangkan baut-baut secara menyilang dan sesuai dengan standar torsi. Putar plug beberapa kali untuk memastikan gerakan yang halus dan orientasi komponen yang benar. B. Ball Valve Pengeluaran ball valve Body dari valve terdiri dari 2 bagian yang diikat dengan baut. Lepaskan baut yang menggabungkan 2 bagian body. Putar balik pada posisi tertutupdan tekan keluar Lepaskan seat. Steam / poros katup ditekan ke dalam body dan dikeluarkan dari dalam body.

94

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Untuk valve ukuran kecil pergunakan domel kayu untuk melepas steam Inspeksi Bola steam dan bonnet cap diperiksa dari kerusakan. Jika kerusakan kecil dapat diperbaiki dengan polishing. Jika kerusakan berat perlu diadakan penggantian komponen Reinstall Pasang kembali valve sesuai dengan urutannya Pasang kembali baut sesuai dengan torsinya. Putar plug beberapa kali untuk memastikan gerakan yang halus dan orientasi komponen yang benar. C. Butterfly Valve Pindahkan valve dari jaringan perpipaan Jika proses harus tetap berlangsung selama service, gunakan sistem by-pass untuk mengalihkan aliran. Valve harus ditumpu dengan hoist sebelum mengendorkan baut flange. Jika flange dan gasket memakai adhesive, gunakan mechanical sprader untuk melepasnya. Jangan pergunakan obeng atau wedge untuk menghindari goresan pada flange dan gasket. Kendorkan dan lepaskan baut yang mengikat poros piringan dengan operatornya. Beri tanda untuk mengetahui orientasi poros. Jika di piringan tidak dilapisi karet atau elastomer, dudukan piringan harus diangkat Biasanya dudukan diikat ke casing dengan menggunakan baut atau snap ring. 95

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Baut atau snap ring biasanya mengalami kerusakan akibat korosi setelah digunakan untuk waktu yang lama dan memerlukan tenaga ekstra untuk melepaskannya. Jika dudukan rusak, ganti dengan yang baru untuk mencegah kebocoran. Untuk concentric valve yang dalam penggunaanya sering ditutup, biasanya diganti secara periodic. Atau piringan pada posisi terbuka. Untuk memisahkan poros dan piringan, lepaskan baut yang mengikatflange dan sleeve. Untuk memisahkan body atau casing atas dari shaft, tarik casing secara perlahan guna menghindari goresan pada poros. Selama pengangkatan casing, piringan harus ditumpu secara permanen untuk menghindari piringan terjatuh. Biasanya bearing atau guides terikat kuat pada body. Keluarkan secara hati-hati agar tidak merusak bearing. Pasang kembali bearing pada body dan pasang shaft body. Luruskan posisi shaft dan kencangkan pin, key atau pengikat lain. Putar poros beberapa kali untuk memastikan bahwa valve bekerja dengan sempurna. Pergunakan packing ring yang baru untuk bearing. Bersihkan dan pasang baut pada flange. Jika baut keropos, ganti dengan yang baru. Pergunakan torsi yang sesuai, pasang seal dan seat ring dengan memastikan orientasi yang benar. Ada zat yang satu arah, ada yang dua arah ( biasa bolak-balik ). Pasang metal seal dan putar lagi poros untuk pastikan tingkat sealing yang benar. Jika seat dan piringan tidak match, periksa penyebabnya. Misalnya : aligment dan pemasangannya disc yang salah.

96

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Setelah operator dipasang , putar valve untuk pastikan pergerakan yang mulus. D. Globe Valve Pindahkan valve dari jaringan perpipaan. Jika proses harus tetap berlangsung selama service, gunakan system by-pass untuk mengalihkan aliran. Valve harus ditumpu dengan hoist sebelum mengendurkan baut flange. Jika flange dan gasket memakai adhesive, gunakan mechanical spreader untuk melepaskannya. Jangan pergunakan obeng dan wedge untuk menghindari goresan pada flange dan gasket. Kendorkan dan lepaskan baut yang mengikat poros piringan dengan operator. Beri tanda untuk mengetahui orientasi poros. Jika piringan tidak dilapisi karet atau elastomer, dudukan piringan harus diangkat. Periksa permukaan seat terhadap kerusakan goresan, kavitasi dan akvitasi. Jika kerusakan ringan, dapat dilakukan proses polishing. Perbaikan machining pada permukaan seat ( pengurangan ketebalan ) harus melihat batas toleransi seat terhadap katup dan pastikan bahwa manual operator dapat bergerak lebih dalam sebagai kompensasi. Jika dudukan rusak parah, ganti dengan yang baru untuk mencegah kebocoran. Untuk melepas packing bolt, manual operator perlu dilepas dengan cara mengendorkan dan melepas baut gland-flange dan mengangkat plug.

97

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Periksa permukaan seating dan plug dari goresan, erosi dan kavitasi. Kerusakan yang ringan dapat diperbaiki dengan machining / polishing. Untuk mengeluarkan packing yang rusak karena extrusion atau compression gunakan dowel kayu. Bersihkan lubang bonnet dan periksa terhadap kerusakan. Periksa sisi atau diameter dalam dari upper dan lower guide dari kerusakan wear dan scooring. Lepaskan seat. Jika terdapat ulir, gunakan thread loosening compound dan alat khusus pemutar ulir. Periksa pemutar bonnet, body dan seat ring gasket. Bersihkan semua komponen dengan cairan pembersih yang direkomendasikan. Jika komponen yang menerima beban tekanan mengalami oksidasi, korosi atau kavitasi ringan, bagian itu bisa diperbaiki dan dilapisi atau cat ulang. Reinstall Pasang kembali guide, packing, ring dan spacer sesuai dengan urutannya. Pemasangan komponen diatas, dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan diameter dalam. Untuk sistem packing yang terdiri dari beberapa buah perhatikan pada orientasi sisinya dan ketebalan packing gabungan, dan jangan menambahi jumlah packing. Ketebalan yang melampaui batas akan menyebabkan naiknya kebutuhan kompresi baut. Gunakan gasket bonnet, body dan seat ring yang baru, khususnya jika memakai spiral normal gasket. Gasket spiral normal bekas biasanya menimbulkan kebocoran. 98

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Pasang seat yang berulir dengan memakai torsi yang sesuai. Kencangkan baut bonnet flange dengan torsi yang sesuai. Pergunakan torsi meter untuk memastikan nilai torsinya. Torsi yang tidak sesuai akan menyebabkan kebocoran dan misaligment pada poros dan katup. Pengencangan baut dapat pula dilakukan dengan memakai sistem toleransi Eksak, dimana body dan bonnet berada pada kondisi metal-tometal. Putar valve beberapa kali untuk memastikan pergerkan yang mulus. E. Gate Valve Untuk mengeluarkan seat, tergantung konstruksi body a. Kebanyakan gate valve menyediakan space untuk akses untuk top-entry. Seat yang terpasang ke body dengan ulir dapat dilepaskan dengan tool biasa . b. Untuk gate valve yang tidak memiliki akses top-entry, perlu alat khusus dari manufacturer. Untuk kondisi fluida yang sangat korosif, seat kadang-kadang tidak dapat dilepas. Untuk hal ini, body perlu diganti dengan yang baru. Permukaan seat perlu diperiksa terhadap adanya galling, scooring. Jika valve tidak dapat diputar atau tidak halus, ulir ynag menggerakkan katup perlu diperiksa untuk memastikan adanya ulir yang rusak / cacat. Untuk non rising stem, ulir terletak pada sambungan antara katup dan poros, sedangkan untuk rising stem, ulir terletak antara poros dan operator. Untuk mengganti packing, pisahkan operator dan handwell dari poros katup dengan cara mengendorkan atau melepaskan baut 99

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING gland flange. Berikutnya, packing dapat ditarik keluar melalui bawah bonnet cap. Jika packing tidak menyatu ( consolidate ) atau rusak, packing masih dapat dipakai lagi. Pembongkaran harus dilaksanakan dengan hati-hati agar ulir pada poros katup tidak merusak sisi dalam dari packing. Packing yang telah lama dipakai atau extrusion harus diganti dengan yang baru. Pergunakan dowel kayu untuk melepaskan packing. Kerusakan pada packing kadang menyebabkan kerusakan pada bonnet. Setelah lubang bonnet dibersihkan, periksa adanya pitting, korosi atau erosi ( khususnya jika terjadi kebocoran akibat packing box ). Jika lubang bonnet rusak, seluruh bonnet cap harus diganti. Sisi dalam upper guide juga perlu diperiksa dari kerusakan wearing dan scooring. Permukaan poros katup supaya diperiksa dari kerusakan seperti : goresan, galling atau scooring, karena kerusakan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan packing dalam menyekat aliran. Kerusakan ringan dapat diperbaiki dengan pemolesan menggunakan bahan abrasive yang halus. Poros yang mempunyai kerusakan / goresan yang dalam perlu diganti dengan yang baru. Setelah semua komponen dibersihkan, periksa sisi komponen yang menerima beban tekanan tinggi. Jika terjadi oksidasi ringan, periksa apakah oksidasisampai merusak batas ketebalan minimum dari komponen. Jika melampaui batas, ganti komponen tersebut. Bagian yang sering terkena fluida atau bersentuhan dengan udara luar harus dicat ulang. Letakkan poros katup kedalam bonnet. Masukkan guida dan packing melalui sisi atas poros secara hati-hati. Hal ini untuk

100

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING mencegah rusaknya sisi dalam dari packing box dan guide akibat bergesekan / tertekan ulir poros. Jika packing terdiri dari beberapa buah, penggunaan packing yang baru dapat menimbulkan perbedaan ketebalan. Perhatikan syarat batas ketebalannya. Karena ketebalan packing yang melebihi batas akan menyebabkan perubahan thermal expansion, gesekan dengan poros dan torsi untuk menekan packing agar tidak bocor. Setelah pemasangan packing box, tambahkan pelumas pada ulir dan masukkan ke bonnet cap. Untuk non rising stem, kencangkan ulir pada seat ke body. Jika seat tidak dilengkapi gasket, pemasangan seat harus benar-benar menempel pada body. Jika dilengkapi gaskey, pasang seat sesuai dengan torsi yang ditentukan. Pasang bonnet cap dan katup ke dalam body. Selama pemasangan hindari tenaga yang berlebihan untuk meletakkan katup pada seat. Kencangkan baut bonnet cap dengan menggunakan jari (finger-tip-power ). Putar katup untuk memastikan pergerakan yang mulus, dan baut bonnet cap dikencangkan sesuai dengan torsi yang ditentukan. Putar lagi katup untuk memastikan bahwa pergerakannya cukup mulus. Jika pergerakkannya tidak mulus, mungkin masih ada masalah aligment antara katup dengan seat.

IV.2. Safety Valve A. Beberapa peyebab kegagalan


Ada kalanya ketika dilakukan testing, ternyata katup pengaman tersebut tidak dapat berfungsi dengan benar apakah insert pressure yang menjadi tidak benar ataukah terjadi kebocoran atau malah terjadi kerusakan mekanik seperti patah lock pin, seratch dan lain-lain.

101

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Pada katup pengaman ruang in service beberapa penyebab di bawah ini umum terjadi terutama bila kurang dalam pemeliharaan. 1. Korosi Korosi adalah jenis penyebab yang paling banyak yang membuat katup pengaman tidak berfungsi dengan baik ini disebabkan jenis korosi yang terdapat pada seluruh instalasi. Korosi dapat menyebabkan pitting pada bagian dari katup pengaman bahkan dapat menyebabkan bagianbagian tersebut patah. 2. Seating surface Bagian ini harus benar-benar presisi, sedikit saja terjadi perubahan atau kerusakan dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran yang melebihi toleransi API 527 karena service dari peralatan keluar tertahannya pada bagian ini. Beberapa penyebab kerusakan pada setting surface ini antara lain oleh : Korosi Material asing, seperti welding spetter slag, corrosive deposit dan lain-lain yang masuk ke dalam katup pengaman saat katup pengaman dalam posisi terbuka. Terlalu dekatnya service dengan seating surface akibat nozzle yang terlalu pendek sehingga begitu terjadi tekanan lebih yang menyebabkan katup pengaman membuka dan pada saat katup pengaman tersebut melepas tekanan yang lebih dan tekanan servisnya dan katup pengaman segera menutup kembali yang menyebabkan Hammaring action dan membuat kerusakan pada seating surface.

102

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Kelainan penanganan saat katup pengaman diperbaiki seperti jatuh, terbentur atau tergores pada bagian katup pengaman. Kebocoran pada seating surface setelah katup pengaman terpasang akibat mis alighment dari bagian katup. 3. Broken springs Patah pada pegas / spring hampir pasti disebabkan oleh : General corrosion Stress corrosion

4. Pengetesan yang tidak benar Pengetesan yang tidak benar kebanyakan disebabkan oleh kelalaian personel pada saat testing / perbaikan atau kekurangan mengertinya personel tersebut di dalam melakukan setting antara lain merubah set pressure melebihi toleransi. Dalam ASME VIII Devisi 1 Par. 1 UG. 126 spring dari katup pengaman tidak boleh dipaksa naik atau turun lebih dari 5% kecuali tertulis pada katup pengaman tersebut, karena bila dirubah melebihi toleransi dapat menyebabkan dudukan pegas menjadi tidak benar, mungkin saat popping di test drum katup bekerja dengan benar tetapi pada saat katup tersebut dibuka dan dibawa ke site untuk dipasang pada alat yang sebenarnya setting dari katup pengaman tersebut kembali atau bila dirubah melebihi toleransi dapat menyebabkan stres corrosion cracking pada spring akibat tekanan yang berlebihan. 5. Pluging dan Sticking Pluging dan sticking ialah penyumbatan pada saluran inlet atau outlet atau pada bagian-bagian dari katup pengaman yang diakibatkan service yang naik pada permukaan katup sementara service tersebut mengandung solid material atau juga disebabkan adanya korosi. 103

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 6. Salah penggunaan material Terkadang terjadi salah pemilihan jenis katup pengaman sehingga tidak sesuai untuk service, temperature dan tekanan ini antara lain ketidaktahuan dalam hal ini memilih jenis dan fungsi katup pengaman. Contoh jenis material yang berhubungan dengan temperatur. Body Carbon Steel Carbon Steel Carbon Molysteel 3 Nickel Steel 3 Nickel Steel Austenic Stainless Steel Spring Carbon Steel High Temp. Alloy High Temp. Alloy Carbon Steel Austenic Stainless Steel Austenic Stainless Steel Temperature -200 F s/d 4500 F 4500 F s/d 8000 F 8010 F s/d 10000 F -210 F s/d -750 F -760 F s/d -1500 F -1510 F s/d 1500 F

Material untuk temperature rendah dan untuk service yang corrosive antara lain : Hastelloy, monel dan stainless steel (316 dst). Dalam beberapa kasus dikarenakan faktur operasi yang sangat fluktuative maka sering sekali terjadinya kenaikan tekanan pada suatu peralatan meskipun belum sampai pada tekan buka penuh dari katup pengaman, tetapi katup pengaman tersebut sudah mulai simmer. Hal ini dapat berakibat misalighment pada valve dan akan terjadi kebocoran pada tekanan operasi-operasi normal untuk memecahkan masalah yang demikian biasanya digunakan O ring set tetapi dalam memilih O ring harus disesuaikan dengan service, tekanan serta temperature dari peralatan untuk mendapatkan jenis O ring yang tepat. Tabel di bawah ini menggambarkan jenis O ring sesuai dengan kebutuhannya.

104

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING O Ring Material Selection Chart

Service Recommendation For O Ring Material

105

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 7. Identifikasi yang tidak sesuai Salah pemasangan antara lain disebabkan ukuran yang sama tetapi pemasangan yang berbeda disebabkan identitas katup pengaman yang tidak jelas / ada terjadi pada saat pengetesan atau pesanan dalam jumlah banyak atau ceroboh saat installation. 8. Penanganan yang tidak hati-hati Katup pengaman adalah barang dengan presisi tinggi, penanganan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan katup pengaman tersebut tidak berfungsi (tidak sesuai) meskipun di pabrik pembuat maupun work shop selalu dilakukan popping test untuk mengetahui kebenaran set pressure dan tightness test untuk test kebocoran. Penanganan yang tidak hati-hati dapat terjadi pada saat maintenance. Saat shipment / perjalanan Akibat pengepakan yang kurang rapat sehingga kotoran-kotoran dari luar dapat masuk, atau kurang kuat pengepakan sehingga pecah dan terbentur yang menyebabkan perubahan pada bagian dalam katup pengaman atau malah terjadi kerusakan. Saat pemeliharaan / maintenance Katup pengaman sebagai alat berpresisi tinggi kerusakan terjadi malam saat maintenance / pemeliharaan yang terjadi akibat ketidaktahuan atau kecerobohan personel seperti resetting yang melebihi toleransi, salah pada saat lapping, salah penggantian suku cadang dan lain-lain. 9. Ketidak cocokan perbedaan antara operation dan set pressure Perbedaan antara operation dan set pressure harus cukup agar katup pengaman tertutup rapat saat normal operating pressure, sebab bila ada celah yang menyebabkan service keluar atau tekanan yang selalu

106

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING mendesak saat katup pengaman dapat terjadi stress corrosion creacking atau menyebabkan kebocoran.

B. Persiapan testing dan inspeksi


Sebelum pemeriksaan dan perbaikan savety valve dilakukan, pencegahan umum harus diambil untuk menjaga keamanan peralatan yang dilindungi, terutama bila peralatannya dalam keadaan beroperasi. Bila inspeksi dan perbaikan-perbaikan pada unit-unit itu harus sedang beroperasi dalam keadaan normal dan peraturan-peraturan keselamatan harus dipatuhi. Sebelum safety valve dilepas dari pipa, block valve harus dipastikan pada posisi penuh. Untuk menghindari kesalahan saat testing dan dalam perbaikan, maka saat safety valve tersebut akan dilepas dari peralatan savety valve harus dilengkapi dengan identitas yang jelas menunjukkan tag. no., equipment no. dan lain sebagainya. Data-data dari tiap-tiap safety valve paling tidak sejak inspeksi yang terakhir dilampirkan. Data-data tersebut paling tidak terdiri atas : Rata-rata kondisi operasi Jumlah dan kualitas pupping dan dampaknya Lamanya terjadi kebocoran saat operasi Dan data-data kegagalan lainnya bila ada.

Sebelum safety valve dilepas, peralatan-peralatan yang diperlukan harus sudah disediakan. Safety valve tidak boleh diperlakukan dengan kasar, dibanting, dipukul-pukul dengan benda keras yang dapat menyebabkan kondisi safety valve jadi berubah. Biasanya safety valve setelah dilepas kemudian dibawah ke work shop untuk inspeksi dan perbaikan siapkan peralatan-peralatan di work shop juga sekiranya safety valve tersebut harus ada penggantian suku cadang. Suku cadang yang ada pada umumnya dapat diganti antara lain :

107

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Spring Gasket Disk Nozzles Bults Bellows Pilot kits O ring

C. Inspeksi dan testing


Seringkali terdapat deposit atau kerak-kerak korosi berjatuhan saat safety valve di bawa ke work shop, oleh sebab itu visual inspeksi saat safety valve dilepas harus dilakukan untuk mengetahui kondisi saat itu. Yang harus diperhatikan adalah safety valve yang pernah popping saat terpasang dan servicenya berbahaya masih dapat membahayakan, oleh sebab itu harus diperhatikan dan ditangani secara khusus. Beberapa pengamanan harus dilakukan antara lain : Safety valve yang mengandung pyrophoric material, harus selalu dibasahi untuk mencegah terjadinya percikan api. Safety valve yang Hydrofluoric Acid (HF) harus segera dinetralisir setelah dilepas, dan tetap harus ditangani secara khusus. 1. Pemeriksaan di work shop Saat safety valve diterima di work shop, safety valve tersebut harus dipasang pada tes bench / tes stand untuk ditest tekanan bukanya as received pop pressure. Setelah test pop, safety valve harus diinspeksi secara visual dan hasil inspeksinya harus ditulis dalam form yang sudah tersedia adapun point-point yang harus diperiksa : Flange, akibat korosi, pitting, dan lain-lain. Spring, akibat korosi, retak permanen deformasi dan lain-lain. 108

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Bellows, akibat korosi, retak permanen deformasi dan lain-lain. Bellows, bila safety valve type bellow. Posisi set screw dan opening pada bonnet. Inlet dan outlet, akibat material asing, deposit, kerak, ketebalan dan lain-lain. External, akibat korosi ataupun kerusakan mekanikal Valve component dan material mungkin berubah bentuk (deformasi) cacat lainnya. Body wall thickness. Pilot dan perlengkapannya.

Adapun prosedur selanjutnya seperti yang direkomendasikan oleh NBC Appendix A adalah sebagai berikut : 1.1. Spring loaded pressure relief valve a. Disassembly Buka cap dan lever Buka release nut Longgarkan jamnut pada adjusting screw Catat tinggi ulir dari adjusting screw Lepaskan bonnet atau yoke Lepaskan spring dan washers Lepaskan spindle dan disk Lepaskan ring pin Catat adjusting rings, nozzle dan guide seperlunya.

b. Cleaning Satukan (ikat) seluruh bagian-bagian yang kecil. Jangan dibersihkan dengan bahan-bahan kimia kecuali dengan sistem yang benar 109

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Lindungi seating surface dan name plates saat

pembersihan. c. Inspection Periksa spring dari kerusakan-kerusakan seperti erosi, korosi, retak dan kerusakan-kerusakan atau tinggi spring. Periksa nozzle dari keadaan tidak biasa (bila perlu dengan NDE) Periksa disk dari retak atau kondisi tidak biasa (bila perlu dengan NDE) Periksa sprindle, bearing areas, kondisi treard tapak. Periksa guide Periksa adjusting ring Periksa ringspins Periksa bellows (bila ada) Periksa flange

d. Machining Machining nozzle dan disk seperlunya jangan melampaui grafik penunjukkan dimensi kritis (critical dimension chart) e. Lapping Manual atau dengan mesin pada disk maupun nozzle untuk memastikan kerapatan / keretaan (flatness). Di bawah ini beberapa hal yang harus diperhatikan saat lapping disk atau seat port. Pertama Kedua : Jaga agar kondisi disk seat ataupun surface platenya dalam keadaan yang bersih. : Gunakan selalu surface plate yang mantap (tidak mudah bergerak) 110

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Ketiga : Berilah lapping compoundnya tipis sedikitsedikit saja biarpun banyak tidak ada gunanya. Adapun pengerjaan lappingnya sebagai berikut : Lapping powder dan inspection powder No. 1 lapping powder : compound # 800 dicampur dengan sedikit minyak mesin agar menjadi cream No. 2 lapping powder : compound # 4000 dicampur dengan sedikit minyak mesin agar menjadi cream No.3 lapping powder : chrom oxide powder dicampur dengan sedikit minyak mesin, dan dibuat agar lebih lunak dari no.1 dan no.2 Inspection powder minimum adalah (read lead) yang dihancurkan dengan menggunakan minyak mesin. Lapping surface plate Harus disiapkan agar tidak mudah goyah dan bersih. Prosedur lapping adalah sebagai berikut : Pegang / pertahankan agar disk selalu pada posisi horizontal terhadap surface plate. Gerakan secara elips atau lingkaran dalam melakukan lapping pertama gunakan no.1 lapping powder untuk menghilangkan goresan atau kerusakan yang agak dalam, kemudian no.2 lapping powder untuk menghilangkan goresan akibat no.1 lapping powder. Dalam melakukn gerakan lapping elips atau lingkaran, lakukan dengan cara searah. Selanjutnya seatnya dilapping dengan cara yang sama. Setelah selesai kerjakan Co lapping atau running-in yaitu dengan 111

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING membersihkan no.3 lapping powder pada seat dan lakukan lapping disknya pada seat secara perlahan dan jangan terlalu lama. Tujuannya agar seat dan disknya menjadi rapat, karena sekecil apapun bila masih terdapat permukaan yang tidak rata akan terjadi kebocoran. Untuk mengeceknya berilah sedikit inspection powder diseluruh permukaan seat, putarlah secara perlahan disk di atas seatnya. Bila kontak yang terjadi rata maka lapping telah berhasil. Dan jangan sekali-kali melakukannya berulang-ulang karena dapat merusak seat. Setelah lapping dinyatakan selesai cucilah dengan hati-hati disk maupun seatnya dengan wash benzen, trichlene ataupun jenis pencuci lainnya. Sehingga tidak ada lapping powder yang tertinggal. Bagaimana memeriksa permukaan yang sudah dilapping? Adalah suatu hal yang sangat susah, tetapi biasanya dengan cara memantulkan sinar, bila sinar yang dipantulkan hampir seperti cermin, berarti lapping telah benar. Tetapi bila masih ada bagian-bagian yang gelap / tidak memantulkan cahaya berarti daerah-daerah tersebut masih belum benar.

112

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING f. Adjusting ring Kembalikan lower ring dan guide pada posisi asal. g. Bearing points Bubut dan periksa kebulatannya h. Testing Lakukan test sesuai dengan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat atau sesuai standart. i. Sealing Setelah pengetesan dinyatakan berhasil lakukan penyegelan oleh badan / inspector / orang yang berwenang j. Name plate Pilihlah name plate dan tulis bila terjadi perubahan-perubahan pada PRV

113

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

BAB V PENGUJIAN
V.1. Valve A. CONSUMABLE LAPPING
1. Compound Compound terdiri dari ukuran kekasaran / grade : Grid Extremely Fine 7A 6A 5A Fery Fine 4A 3A 2A Fine Medium Fine Medium Coanse 1A A B C D Ne E F G 2. Minyak terpentin Kain lap kassa Jelewers untuk check lapping yang paling halus WD 40 Cast Iron ( tools ) alat lapping Tool Kunci set 114 = = = = = = = = = = = = = = = 1200 1000 800 600 400 300 320 280 240 220 180 150 120 100 80

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Sand Paper Grid 120 Sand Paper A0 / 126 Martel

3. LAPPING Setiap seat dan disc dari relief valve maupun block valve, pada umumnya harus dilapping. Cara melapping : Disc dan nozzle relief valve yang sudah di check kalau kelihatan tergores atau permukaan seat tidak rata maka seat atau nozzle tersebut harus dibubut terlebih dahulu, untuk menghaluskan hasil bubutan maka kita lakukan lapping. Kita ambil alat lapping atau plate dari cast iron sesuaikan dengan besar kecilnya disc atau nozzle relief valve tersebut kemudian kita ambil compound untuk tahap pertama kita pakai compound grid F ( 100 ). Setelah kita lapping bagian dari seat disc tadi yang rata berwarna abu-abu, kemudian kita lanjutkan lapping sampai rata, setelah rata perukaan seat dan disc tadi maka kita ganti dengan compound yang agak halus atau grid 2A ( 400 ), kemudian kita lanjutkan dengan lapping kembali kalau kelihatan sudah rata dan tidak ada goresan pada disc atau nozzle kita ganti dengan grid yang paling halus maka kita dapatkan hasil yang sangat halus dan tidak terdapat goresan dan kita bisa meyakinkan bahwa hasil lapping kita anggap sudah selesai. Perbedaan lapping disc/nozzle relief valve dengan lapping valvevalve yang lain, contoh : Seat angle valve dan plug angle valve Kalau seat dan plug angle valve sudah dibubut maka kita lapping dengan compound grid F ( 100 ) kalau seat dan plug dudukan sudah 115

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING kontak antara seat dan plug sudah rata maka kita pasang dan kita sudah meyakinkan bahwa hasil lappingan sudah bagus dan kita bisa mengira kalau di test maka hasilnya bagus. Contoh Perbaikan Sederhana Pada Globe Valve Langkah pertama 1. Buka baut bonnet, setelah baut terlepas semua, angkat keseluruhan, kemudian kita ikat ke ragum. Buka baut gland packing, bila gland packing sudah terbuka maka keluarkan packing stem. 2. Buka disc stem nut dari disc plug 3. Buka handwheel. 4. Lepaskan threaded stem 5. Lepaskan gasket Bonnet. Langkah kedua 1. Setelah terbuka semua, lalu kita lakukan steaming, Brushing kemudian kita cuci dengan minyak terpentin, disc plug dan seat ring kita periksa kalau terdapat pada seat ring atau disc plug rusak atau tergores maka seat ring dan plug kita bubut. Selesai dibubut Disc Plug dan Seat Ring kita lapping bersamaan, Seat Ring dan Disc Plug diadu langsung. 2. Setelah diadu langsung, kita periksa lagi lappingan supaya dudukanSeat Disc dan Plug tadi benar-benar kontak. 3. Stem kita pasang ke Bushing Bonnet. 4. Pasang Hand Wheel dan Nut Stopper 5. Ganti Packing 6. Ikat Gland Packing 7. Ganti Gasket Bonnet 8. Pasang kembali Bonnet dan Nut, ikat sampai rata dan kuat. 116

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 9. kemudian kita lakukan Hydrotest secara manual. 10. Letakkan valve pada posisi Clamp Test 11. Tekan Clamp pada Valve ( Adjust Hydroulic Clamp Pressure ) 12. Naikan tekanan dengan menggunakan pompa yang diarahkan oleh fluida udara dan air ( Adjust Hydro test Booster Pump ) 13. Bila terdapat gelembung pada air didalam valve, maka valve dinyatakan bocor, kalau tidak ada gelembung pada valve maka valve tersebut bagus.

117

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

B. PENGUJIAN VALVE
Pengujian valve dan Safety valve dilakukan antara lain untuk tujuan : 1. memastikan valve dan safety valve baru sudah sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan oleh pihak pembeli, baik yang merefer pada suatu standar tertentu atau spesifikasi khusus. 2. mengetahui / melakukan diagnosa kerusakan atau kegagalan fungsi pada valve dan safety valve untuk menentukan langkah perbaikannya. 3. Mengetahui dan memastikan hasil suatu perbaikan / rekondisi yang telah dilakukan pada valve dan safety valve. 4. Melakukan pengecekan kondisi valve dan safety valve yang telah dioperasikan baik yang dilakukan secara periodic berdasarkan suatu jadwal ( time based ) atau karena kriteria lainnya.

B.1 Standar Pengujian Valve Pengujian pada valve dapat merefer ke suatu standar teknik internasional maupun standar dari manufaktur valve. Salah satu standar teknik yang dapat digunakan sebagai referensi melakukan pengujian valve adalah API 598. Ruang lingkup yang diatur pada API 598 meliputi inspeksi, pengujian dan persyaratan test tekanan ( pressure test ) pada gate valve, globe valve, plug valve ball valve check valve dan butterfly valve dengan seat resilient ( soft ), non metal ( misalnya keramik ) dan metal. B.2. Jenis Pengujian Menurut API 598 jenis test / pengujian yang dilakukan pada valve adalah sebagai berikut : 1. Pengetesan shell 2. Pengetesan backseat 3. Pengetesan closure tekanan rendah 118

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 4. Pengetesan closure tekanan tinggi 5. Pengujian visual pada pengecoran 6. Pengetesan shell dengan pneumatic tekanan tinggi Pengujian ini dilakukan bila dispesifikasikan dalam order pembelian dan dilakukan setelah pengujian hidrostatik shell karena pertimbangan safety. Tekanan untuk pengujian pneumatic pada shell adalah 110 % dari maksimum tekanan yang diijinkan pada 100 F ( 38 C ) atau sesuai yang dispesifikasikan. B.3. Pengujian Tekanan ( Pressure Test ) Pengujian tekanan yang diperlukan menurut API 598 pada berbagai jenis valve dapat dilihat pada table 1-A dan table 1-B yang dikelompokkan menurut range ukuran dan class. Tabel 1-A digunakan untuk valve berukuran NPS ( Nominal Pipe Standard ) 4 kebawah dengan pressure rating lebih kecil dari ASME Class 1500 dan valve yang lebih besar dari NPS 4 dengan rating yang lebih kecil dari ASME Class 600. Sedangkan untuk valve berukuran NPS 4 ke bawah dengan pressure rating lebih besar dari ASME Class 1500 dan valve yang lebih besar dari NPS 4 dengan rating lebih besar dari ASME Class 600 akan diuji sesuai table 1B.

119

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Table 1.A Pressure Test Valve NPS 4 & ASME Class 1500 NPS 4 & ASME Class 600
Valve Type Butterfly Test Description Gate Globe Plug Check Floating Ball and Trunnion Mounted Ball Shell Backseat closure High-pressure closure d
a

Required Required Required OptionalCF

Required Required OptionalC RequiredE

Required NA RequiredB Optionalbcf

Required NA OptionalC Required

Required NA Required Optionalcf

Required NA Required Optional cf

Low-pressure

Notes : NA = Not Applicable


a

= The backseat test is required for all valve, except for bellow seal valves, that have the backseat feature.

= For lubricated plug valve, the high pressure closure test is mandatory and the low presswure closure test is optional.

= When the purchaser specifics an optional test, the test shall be performed in addition to the required test.

= The high-pressure closure test of resilient-seated valves may degrade subsequent sealing performance in low-pressure service.

= For powered-operated and manually operated gear actuated globe valves, including non-return type globe valves, the high-pressure closure test

120

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING shall be performed at 110 % of the design differential pressure used for sizing of the oprator.
f

= A high-pressure closure test is required for all valves specified to be double block and bleed valves. Table 1-BPressure Test Valve : NPS 4 & ASME Class > 1500 NPS > 4 & ASME Class > 600
Valve Type

Test Description Shell Backseat Low-pressure Closure High-pressure Closurec Gate Required Required Optionalb Required Globe Required Required Optionalb Requiredd Plug Required NA Optionalb Required Check Required NA Optionalb Required Floating Ball Required NA Required Optionalbc

Butterfly and Trunnion Mounted Ball Required NA Optonalb Required

Notes : NA = Not Applicable


a

= The backseat test is required for all valves, except for belows seal valves, that have the backseat feature.

= When an optional test is specified by the purchaser, the test shall be performed in addition to the required tests.

= the high-pressure closure test of resilient seated valves may degrade subsequentsealing performance in low-pressure service.

= For power-operated and manually operated gear actuated globe valves, including non return type globe valves, the high pressure closure test shall be performed at 110 % of the design differential pressureused for sizing of the operator.

121

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING
e

= A high-pressure closure test is required for all valves specified to be doble and bleed valves. B.4. Fluida Uji 1. Untuk pengujian shell, backseat tekanan tinggi dan pengujian closure tekanan tinggi, fluida dapat berupa udara, gas inert ( Nitrogen dll ), kerosene, air dan fluida non korosif dengan viscositas tidak lebih besar disbanding air. Kecuali dispesifikasikan lain oleh user, temperatur fluida uji ada di dalam range antara 41F ( 5C ) sampai 122F ( 50C) . 2. Untuk pengujian back seat dan closure tekanan rendah, fluida uji adalah udara atau gas inert. 3. Bila digunakan fluida uji berupa udara atau gas pada pengujian closure, shell atau backseat maka pihak manufacturer valve harus mempunyai kapabilitas untuk mendemonstrasikan metoda deteksi kebocoran yang memadai. 4. Untuk pengujian valve dari material stainless steel austenitic, kandungan Chlorine dalam air tidak boleh lebih dari 100 ppm. Manufacturer valve harus dapat menyediakan dokumen yang berisi informasi kandungan Chlorine tersebut.

B.5. Besar Tekanan Pengujian


Tekanan untuk pengujian shell dapat dilihat pada table 2 dan pengujian lainnya pada table 3.

122

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Table 2Shell Test Pressure Shell Test Pressure ( minimum ) Valve Type Class 150 300 125 Pound per square Inch Gauge Ductile Iron Cast Iron NPS 2 12 NPS 14 - 48 Cast Iron NPS 2 12 NPS 12 - 24 Steel Flanged Buttweld Threaded and Socketweld
a

Bar 26 66 25 19 61 37

400 975 350 265

250

875 525

150 - 2500 150 - 4500 800 150 - 4500

b b c b

Notes :
a b c

= ASME B 16.34 limits threaded-end valves to Class 2500 and lower. = Per ASME B 16.34 = For Class 800 valves, the shell test pressure shall be 1 times the pressure rating at 100 F ( 38 C ), rounded off to the next higher increment of 25 pound per squere in gauge ( or 1 bar ) ( see table 2 of API Standard 602 )

123

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Table 3Other Test Pressure Test Pressure Test Pound per Square Inch Gauge Valves Except Butterfly and Check High pressure closure and backseat Low pressure closure and backseat
a a b d

Bar

60 - 100

47

Bautterfly Valve High pressure closure Low pressure closure Check Valve High pressure closure Class 125 ( Cast Iron ) NPS 2 - 12 NPS 14 - 48 Class 250 ( Cast Iron ) NPS 2 - 12 NPS 14 - 24 Class 150 ( ductile iron ) Class 300 ( ductile iron ) Carbon, alloy, stainless steel, and special alloys Low pressure closure ( see Tables 1-a and 1-b ) Notes :
a 500 300 250 640 b 60 - 100 200 150 c 60 - 100

47

14 11

35 21 17 44

4-7

= The backseat test is require for all valves that have this feature. 124

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING
b

= 110% of maximum allowable pressure at 100F ( 38C ) in accordance with the applicable purchase specification.

= 110% of design differential pressure at 100F ( 38C ) in accordance with the applicable purchase specification.

= Single values shown are minimum test pressure. A range of values indicates both minimu8m and maximum test pressure.

B.6. Durasi Pengujian


Untuk setiap jenis pengujian, tekanan yang diperlukan harus dijaga minimum sesuai jangka waktu yang dispesifikasikan dalam table 4. Table 4Duratio of Required Test Pressure
Minimum Test Duration ( Seconds )a Valve size Shell Check Valves (API std 594 ) Other Valves Backseat All Valves with Backseat Feature Closure Check Valves (API std 594 ) Other Valves

( NPS )

2 2 - 6 8 12 14 Note :
a

60 60 60 120

15 60 120 300

15 60 60 60

60 60 60 120

15 60 120 120

The test duration is the period of inspection after the valve is fully prepared

and is under full pressure.

B.7. Kebocoran pada Pengujian


Tingkat kebocoran maksimum yang diijinkan untuk pengujian dapat dilihat pada table 5. 125

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Table 5Maximum Allowabb\le Leakage Rates for Closure Test
Valve size (NPS) 2 2 - 6 8 - 12 14 All Resilient seated b valves 0 0 0 0 All Metal-Seated Valves Except Check Liquid Testa Gas Test ( (Drops per Bubbles per minute) minute) b b 0 0 12 20 e 24 40 f Metal-Seated Check Valves Liquid Test Gas Test

c c c c

d d d d

Notes :
a b

= For the liquid test, 1 milliliter is considered equivalent to 16 drops. =There shall be no leakage for the minimum specifiedtest duration ( see table 4 ). For liquid test, 0 drops means no visible leakage per minimum specified test duration. For gas test, 0 bubbles mean less than 1 bubble per minimum specified test duration.

= The maximum permissible leakage rate shall be 1.5 standard cubic in ( 3 cubic centimetres ) per minute per in. of nominal pipe size.

= the maximum permissible leakage rate shall be 1.5 standard cubic ft ( 0,042 cubic meter ) of gas per hour per in. of nominal pipe size.

= For valves greater than or equal to NPS 14, the maximum permissible leakage rate shall be 2 drops per minute per in. NPS.

= For valves greater than or equal to NPS 14, the maximum permissible leakage rate shall be 4 bubbles per minute per in. NPS.

B.8. Prosedur Pengujian Tekanan ( Pressure Test )


Dalam melakukan pengujian tekanan beberapa hal umum yang perlu diperhatikan diantaranya adalah :

126

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Untuk valve dengan desain yang memungkinkan dalam kondisi emergency dapat melakukan injeksi sealent tambahan ke area seat, pengujian dilakukan dalam kondisi sistem injeksi kosong dan tidak sedang digunakan, kecuali untuk jenis lubricated plug valve. Bila fluida test menggunakan cairan maka valve harus dikondisikan dulu agar bebas dari udara yang terperangkap. Lapisan pelindung ( seperti cat ) yang dapat menutupi adanya cacat permukaan,agar tidak akan diaplikasikan dahulu sebelum injeksi dan pengujian tekanan dinyatakan bagus. Adapun untuk phospatizing dan proses konversi kimiawi serupa lainnya yang digunakan untuk melindungi permukaan valve dapat diaplikasikan sebelum pengujian karena proses ini tidak menutup porosity pada permukaan. Pada saat pengujian, harus dijamin bahwa untuk menutup valve tidak dilakukan dengan gaya ( force ) besar yang berlebihan atau tidak melampaui harga yang dipersyaratkan oleh manufacturer valve. Pengujian secara visual untuk mengetahui bocoran dilakukan setelah benar-benar siap dan dalam kondisi tekanan penuh sesuai yang dispesifikasikan. Pengujian Backseat Pengujian backseat diperlukan untuk semua jenis valve, yang mempunyai fitur backseat, kecuali untuk valve dengan seal bellows. Pengujian dilakukan dengan memberiklan tekanan ke dalam valve yang diuji dengan kondisi ujung saluran valve tertutup, posisi valve terbuka penuh dan gland packing dikendorkan atau packing tidak terpasang. Untuk valve 4 NPS kebawah, pengujian backseat dapat dikombinasikan dengan pengujian shell bila peralatan volumetric 127

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING yang digunakan memungkinkan untuk memonitor kebocoran dari shell dan backseat.

Pengujian Shell
Pengujian shell dilakukan dengan memberikan tekanan ke dalam valve yang diuji dengan kondisi ujung saluran tertutup, posisi valve terbuka sebagian dan gland packing dikencangkan secukupnya untuk menjaga tekanan test.

Pengujian Closure
Pengujian dilakukan dengan kondisi permukaan sealing seat bersih dan bebas dari oli, grease dan sealent. Jika diperlukan untuk mencegah galling, maka permukaan sealing dapat dilapisi dengan suatu oil film yang tidak lebih berat dari kerosene. Persyaratan ini tidak berlaku untuk valve yang menggunakan pelumas sebagai seal utamanya ( missal lubricated plug valve ). Kebocoran pada kontak / pertemuan permukaan sealing seat, dibelakang ring seat, atau melalui disk pada sisi bukaan dari valve dapat dideteksi dengan mengamati adanya gelembung yang muncul dari closure ( disk, seat, dan ring seat ) yang ditutup dengan air, sabun atau cairan sejenis.

B.9. Peralatan yang Digunakan


1. Peralatan pengujian tekanan meliputi : a. Pneumatic yang meliputi kompresor, test bench dan peralatan ukurnya. b. Peralatan pengujian hidrostatik yang meliputi pompa, test bench dan peralatan ukurnya. 2. Alat kerja yang meliputi wrench dan tool kit 128

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

V.2. Safety Valve A. Alasan-alasan inspeksi


1. Untuk Melindungi Individu dan Peralatan Safety valve dipasang pada peralatan proses maupun penyimpanan untuk melepaskan tekanan yang diluar batas yang menyebabkan kegagalan operasi, pembakaran external dan bahaya-bahaya lain. Design yang baik dan terpasang dengan baik dari Safety valve yang terpelihara pada kondisi pengoperasian yang baik adalah penting untuk keamanan dari individu dan perlindungan bagi peralatan dalam keadaan abnormal. 2. Untuk Menentukan Kondisi Perangkat Pemeriksaan dari Safety valve haruslah menentukan kondisi umum dan kondisi operasi dari peralatan. Dalam pemeriksaan ini ada 2 bagian, yang saling berkait : Pemeriksaan atas kondisi Safety valve untuk memeriksa kondisi external dan uji mampu kerja Pemeriksaan pada peralatan yang dilindungi untuk menemukan kondisi yang dapat mengganggu fungsi kerja Safety valve, misalnya : Core, Korosi, dan lain-lain. 129

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 3. Untuk Mengevaluasi Frekuensi Inspeksi Pemeriksaan Safety valve menghasilkan data yang dapat dievaluasi untuk menganalisa frekuensi inspeksi yang aman dan ekonomis. B. Pilot operated safety relief valve 1. Visual inspection Periksa kondisi visual, segel, name plate dan identifikasi lain maupun document. 2. Disassembly Buka pilot seperti petunjuk pabrik Buka main valve (bila diperlukan) 3. Inspection Pilot Periksa spring dari kemungkinan retak, korosi dan berubah bentuk. Periksa seluruh bagian dari kemungkinan kerusakan dan bila terjadi goresan-goresan agar dihilangkan (polishing) Check strainer baik inlet maupun outlet Ganti bagian-bagian yang perlu terutama bagian non metal (lunal / soft) Main valve 4. 5. Periksa nozzle setting surface Periksa piston Ganti bagian-bagian yang rusak pada bagian non metal (soft)

Testing Lakukan test sesuai petunjuk pabrik pembuat atau standart. Sealing Setelah pengetesan dinyatakan berhasil dilakukan penyegelan oleh badan / inspector / orang yang berwenang. 130

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 6. Name plate Pelihara name plate dan tuliskan bila ada perubahan-perubahan pada safety valve. C. Inspection safety valve pada tanki Safety valve pada tanki agak berbeda dikarenakan tipenya yang pressure and / or vacum relief device dan dikarenakan ukuran besar dan jumlahnya yang selalu lebih dari satu buah inspeksi dan testingnya suka dilakukan saat tanki in service. Prosedur inspeksinya sama saja hanya ada beberapa spesial langkah sebagai berikut : Sticking harus selalu dicegah, oleh sebab itu disknya harus diperiksa Disknya harus diperiksa dan pelihara, karena bisa saja massanya berubah sehingga harus ditambah atau dikurangi Seat dan pallets harus diperiksa dan dibersihkan Gasket dan disk seating harus diperiksa dan mungkin diganti Protective screen, periksa dan mungkin harus diganti. Hinge dan hinge pins : diperiksa dan bila perlu diberi gemuk atau diganti Mungkin ada coating internal ataupun external yang rusak Hoodnya harus diperiksa Boltnya mungkin berkarat dan perlu diganti

D. Inspection safety valve pada boiler Meskipun masih sejenis tetapi pemeriksaannya terkadang harus berdasarkan peraturan pemerintah setempat dikarenakan dalam ASME SEC I PPT Boiler harus diperiksa secara periodik saat terpasang. Tetapi safety valve pada boilerpun harus secara regular dilepas dan ditest pada work shop.

E. Tightness test (Test kebococoran)


131

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Tightness test ini dimaksudkan untuk menguji kebocoran pada safety valve dan tightness test ini dilakukan setelah safety valve tersebut dinyatakan berhasil pada popping test sesuai dengan set pressure yang diinginkan. Tightness dilakukan pada 90% set pressure (could diff, test press) dengan cara menurunkan pada test drum. Pada kasus tertentu penurunan dapat sampai 75% dari set pressure untuk kemudian dinaikkan lagi menjadi 90%. Menurut API 527 ada empat (4) cara pengujian masing-masing sebagai berikut : 1. Pengujian dengan menggunakan media udara Media penguji harus ada atau nitrogen pada suhu dekat ambient temperatue, sedangkan alat yang diperlukan untuk menguji kebocoran adalah tube (pipe) dengan OD 5/16 inch (7,9mm) dan tebal 0,89mm ujung pipa harus lurus dan ujung yang satunya harus berada dalam air kira-kira inch atau 12.7mm. Safety valve harus terpasang pada posisi vertical.All Opening termasuk, tapi tidak terbatas pada cap drain hole, vent dan out let harus tertutup. Safety valve yang mempunyai tekanan lebih besar dari 50 Psi, leak test bubble per menit harus dilakukan pada 90% set pressure, sementara yang tekanannya 50 Psi dan kurang, leak test dilakukan 5 Psi dibawah set pressure. Sebelum Bubble dihitung, test pressure harus mencapai waktu paling tidak 1 menit untuk safety valve dengan inlet sampai dengan 2 inch dan 5 menit untuk ukuran inlet 6 inch ke atas. Test kebocoran diamati selama paling tidak 1 menit. Sebelum Bubble dihitung, test pressure harus mencapai waktu paling tidak 1 menit untuk Safety valve dengan inlet sampai dengan 2 inch dan 5 menit untuk ukuran inlet 6 inch ke atas. Test kebocoran diamati selama paling tidak 1 menit.

132

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Acceptance Criteria Untuk metal seat jumlah bubble per menit tidak boleh lebih dari tabel yang telah ditentukan ( lihat tabel hal. 146 ), sementara untuk soft seated tidak boleh ada kebocoran. 2. Pengujian dengan menggunakan media steam Media penguji harus saturated steam, safety valve harus dipasang pada posisi vertikal. Test pressure sama dengan pengujian dengan media udara, sementara test kebocoran dilakukan setelah test pressure selama 3 menit. Sebelum test kebocoran, segala macam kondesat harus dibersihkan dengan menggunakan udara atau nitrogen, pengujian, kebocoran dilakukan selama paling tidak 1 menit. Acceptance Criteria Baik jenis metal maupun soft seat tidak boleh ada kebocoran selama pengamatan paling tidak selama 1 menit. 3. Pengujian dengan menggunakan media air Media uji, air pada ambient temperature, pengujian sama dengan menggunakan media-media lainnya. Acceptance Criteria Untuk jenis metal seated dengan inlet diameter Nps 1 inch ke atas, tingkat kebocoran tidak boleh lebih dari 10 cm3 per jam per inch dari Nps. Untuk jenis metal seated valve dengan inlet lebih kecil dari 1 inch, kebocoran tidak boleh lebih dari 10 cm3 per jam. Untuk jenis soft seated valve, tidak boleh ada kebocoran selama pengamatan untuk waktu 1 menit.

133

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 4. Pengujian dengan media udara (metode lain) Valve dengan open bonnet dimana bonnet tersebut tidak dapat ditutup. Tetapi metode ini tidak boleh digunakan untuk valve dimana bubbles dapat keluar melalui open bonnet melalui Passageway di dalam valve guide tanpa bisa diamati. Media test yang digunakan harus udara (nitrogen). Valve harus pada posisi vertikal outlet valve harus tertutup sebagian dengan air kurang lebih inch (12.7mm) di atas nozzle seating surface (permukaan dudukan). Acceptance Criteria Sama dengan point V.5.3 Test pressure sama dengan yang lain test kebocoran di analisa setelah test pressure selama 1 menit.

F. SAFETY VALVE CAPACITY


Salah satu penyebab kegagalan Safety valve, selain salah setting juga salah dalam pemilihan ukuran karena biarpun settingnya benar tetapi bila kapasitas kurang, over pressure akan terus berlangsung. Adapun untuk menghitung kapasitas safety atau relief valve ditentukan dengan rumus sebagai berikut (ASME SECT.VIII.DIV.1 Appendix 11) : Untuk media steam Ws = 51.5 KAP atau A= W 51.5 Kp

Official rating steam KA = Ws 51,5P

134

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Untuk media udara Wa = CKAP Atau C = 356 M = 28,97 Official rating : KA =

M T

W T CP M

Untuk media gas atau vapour

Wa = CKAP Atau

M T

W M A = CKP T
Dimana : A C K P M W T Wa = Area Sq inch (actual discharge area) = Konstanta, K = CP / CV = Koefisien dari discharge, actual flow : theoritical flow = Tekanan (set press X 1.1) PSIG = Molucular weight = Flow rate capacity 16 / Hr (Ws Steam), (Wn Air) = Absolute temp. di inlet (0 F + 460) = Rated capacity, converted to lb/HR of air at 600 F

135

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Standar ukuran Standar ukuran yang biasa digunakan berdasarkan API 526 flanged steel safety relief valve. Tabel I API 526 sebagai berikut : Standard Effective Orifice Areas and Letter Designations Orifice Designation D E F G H J K L M N P Q R T Effective Area (Square Inches) 0.110 0.196 0.307 0.503 0.785 1.287 1.838 2.853 3.60 4.34 6.38 11.05 16.0 26.0

Tabel di atas masing-masing mempunyai ukuran sebagai berikut :

136

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Orifice Designation D E F G H J K L M N P Q R T Inlet 1 1 1 1 1 1 2 1 2 2 3 3 3 4 4 4 4 6 6 8 Outlet 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 6 4 6 6 6 6 8 8 10 10

Toleransi 1/16 sampai dengan 4 - Toleransi 1/8 di atas 4 - Yang membedakan adalah temperatur, material yang digunakan, tekanan dan ukuran inlet, outlet (aktual).

137

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Curve for evaluating coeffisient C in the flow equation from the specific heat ratio assuming ideal gas behavior

G. REPORT DAN RECORD Hal-hal yang ditulis di dalam laporan inspeksi dan di record adalah hal-hal yang essensial oleh sebab itu ada yang harus dibuat laporan (report) yang sifatnya harus ada Corrective Action karena menyangkut hal-hal yang essensial, ada pula hal-hal yang hanya di record dicantumkan dalam catatan untuk digunakan sebagai referensi pada pemeriksaan yang akan datang. Untuk itu diperlukan informasi dan pengetahuan sebagai berikut : 1. Umum a b Unfired steam boiler harus dilengkapi dengan safety valve yang sesuai dengan ASME Sec. I. Seluruh jenis bejana tekan harus dipasang safety valve yang dapat mencegah tekanan abnormal maximum 10% diatas MAWP, kecuali bila : Jumlah safety valve yang terpasang lebih dari satu (1) buah maka tekanan lebih yang diperbolehkan maximum 16% diatas MAWP. Safety valve dipasang pada peralatan yang penyebab tekan abnormal dari external, maka tekan lebih yang diperbolehkan adalah 21% di atas MAWP. 2. Mechanical a Jenis katup pengaman yang dipilih harus berupa pedoman gabungan yang cukup berencana untuk menjamin operasi yang konsisten dan dari kebocoran.

138

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING b Spring (pegas) harus didesign pada saat katup pengaman membuka penuh, tekan spring tidak boleh lebih besar dari 80% dari nominal sold deflection dan saat permanent set spring tidak boleh lebih dari 0.5% tinggi bebas (free height). c Untuk meyakinkan bahwa katup pengaman bebas (dari plugging atau sticking) setiap katup pengaman dengan service udara, air dengan temperatur diatas 1400 F atau steam harus dilengkapi dengan lever / lifting gear. Dan meskipun lifting gear / lever dianggap diperlukan dipasang pada katup pengaman selain yang ditentukan di atas harus diperhatikan agar service / gas yang keluar tidak menyebabkan sesuatu hal yang berbahaya. d e Seat dari katup pengaman harus terikat / menyatu dengan body dari katup pengaman agar seat tidak ada kemungkinan lepas. Katup pengaman yang menggunakan flange pemasangan dan pembongkarannya dengan kunci pas dan tidak boleh sampai mengganggu komponen dari katup pengaman. 3. Material a b Cast Iron seat dan discs tidak diperbolehkan Disks, disks holder harus dari jenis material corrosion resistant, design spring (pegas) juga harus dari jenis yang corrosion resistant atau yang telah dilapisi oleh bahan anti karat. Untuk memudahkan mengeset katup pengaman bila akan direpair disebabkan bocor ukur tinggi adjusting screw katup pengaman tersebut. Dan akhirnya yang harus diperhatikan jangan sekali-kali katup pengaman digunakan sebagai pressure control atau bypass valves.

139

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 4. Instalasi a. Inlet harus direncanakan untuk mencegah tekanan yang hilang akibat getaran yang juga dapat berakibat rusaknya pipe joint dan seating surface. b. Pada umumnya limit total tekanan yang hilang 3% dari set pressure, oleh sebab itu usahakan lokasi katup pengaman sedekat mungkin dengan pusat tekanan untuk menghindari over sizing. c. Bila antara katup pengaman dengan discharge nozzle terdapat block valve pastikan ia terkunci dalam keadaan terbuka penuh. d. Bila repture discs dipasang antara katup pengaman dengan discharge nozzle harus diperhatikan bahwa repture discs tersebut akan pecah pada tekanan sama dengan tekanan MAWP. e. Pada umumnya diameter inlet sama atau lebih kecil dari outlet. f. Pastikan katup pengaman terpasang pada posisi vertical, bila karena sesuatu hal seperti konfigurasi, pipa menghalangi instalasi pressure relief valve dapat dipasang dengan posisi lain dengan catatan : Valve didesign sesuai dengan segala posisi Tidak terjadi akumulasi pada inlet valve Drainage dari pada discharge valve tersedia / dipasang sesuai ASME SEC. VIII-Appendix M-12. g. Pada pemasangan di daerah yang tekanan berfluktuasi (pada compressor) katup pengaman agar dipasang agak jauh dari pusat tekanan atau dipasang pada daerah yang tekanannya lebih stabil. h. Saat testing Testing dapat dilakukan pada saat peralatan onstream (inline testing langsung pada peralatan yang bersangkutan) atau testing dilakukan diatas test drum dengan syarat test drum harus mempunyai cukup volume untuk memberikan popping effek perhatikan saat testing di test drum yang biasa disebut cold 140

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING differential test pressure adalah efek back pressure dan temperature correction. 5. Record dan Repord Bila pelat nama harus dipasang pada katup pengaman yang antara lain berfungsi untuk mengeliminasi kesalahan pasang, kesalahan testing, maka katup pengamanpun harus dilengkapi dengan master file yang berisi spesification record yang sebagai dasar informasi teknis jenis katup pengaman tersebut, spesifikasi jenis material dan lain-lainnya. Dan hystorical card yang berisi sejarah dari katup pengaman mulai dari saat pemeriksaan pemasangan hingga perbaikan-perbaikan yang pernah dilakukan hingga catatan tanggal pengetesan. Biasanya dokumen lainnya yang harus dimiliki dan biasanya dibuat oleh bagian engineering pada saat pemesanan katup pengaman ialah specification data sheet yang berisi selain data katup pengaman juga dari peralatan yang akan dilindungi. Ini diperlukan terutama pada isntalasi apakah katup pengaman tersebut sudah sesuai baik kapasitas ataupun set pressurenya maupun jenisnya.

H. TANGGUNG JAWAB
Tugas dan tanggung jawab yang diakibatkan karena berbagai macam jenis program inspeksi dan testing safety valve harus jelas untuk menghindari perselisihan adapun tanggung jawabnya sebagai berikut : 1. Engineering Personnel a b c d e f Menyiapkan spesifikasi Menentukan setting pressure yang diperbolehkan Menentukan internal test Merecord service data Menyiapkan list safety valve yang harus dinspeksi Mereview performance dan menyiapkan engineering services 141

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING g Membeli suku cadang atau penggantian safety valve

2. Operator unit proses a b c d e f Inisiatif perihal mulai pekerjaan Melihat apakah safety valve telah dipasang kembali ditempat yang benar Menyiapkan service report Mencek kebocoran valve Meyakinkan bahwa block valve terkunci tertutup atau terbuka sesuai dengan permintaan. Melakukan pengecekan vent dan drain apakah siap.

3. Craft men a Melakukan pekerjaan mekanikal seperti bongkar dan pasang safety valve pada tempatnya, pemasangan identifikasi safety valve dan lainlain. b c d Menyimpan copy dari data-data safety valve Melengkapi test report Menyiapkan permohonan pembelian suku cadang bila ada yang harus diganti.

I. TRE VITEST SYSTEM


Sistem ini dimulai oleh Furmanite International Limited adalah suatu sistem pengujian / testing dari safety valve pada kondisi normal operasi. Prinsip Tre Vitest adalah mengaplikasikan sebuah kekuatan (force) terhadap valve spindle untuk mengatasi gaya tegang (tension) spring dari valve, dengan menggunakan sistem hydroulick yang bekerjasama dengan sistem elektronik. 142

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Sistem Tre Vitest dapat dilakukan tanpa mengganggu beroperasinya peralatan, pengujian ini diistilahkan dengan Hot Testing. Informasi yang didapat dari Hot Testing : Set up pressure valve Spring adjustment dari valve Valve displacement

Biasanya sistem ini banyak digunakan pada steam service dimana tidak diperlukan adanya kenaikan tekanan pada boiler, juga pada proses area yang bersih. Tre vitest juga dapat dipergunakan saat peralatannya shut down / saat tidak ada pressure dan sistem ini disebut Cold Testing Tetapi sebelum testing, harus dilakukan perhitungan untuk mengetahui Geometry dari valve spindle dan material untuk meyakinkan test dapat dilakukan. Sistem cold testing ini biasanya dilakukan saat sebelum commissioning saat valve telah terpasang pada peralatan.

143

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

J. PENGUJIAN PRESSURE SAFETY VALVE


Safety valve mempunyai peran vital dalam suatu pabrik/ industri sebagai pengaman equipment terhadap over pressure dengan jalan merilis tekanan bila telah mencapai nilai settingnya sehingga tidak membahayakan equipment, pekerja dan lingkunagan sekitarnya.

Agar safety valve dapat berfungsi sesuai spesifikasinya maka perlu dilakukan pengujian baik pada saat peralatan beroperasi maupun dalam kondisi tidak beroperasi dengan menggunakan suatu unit alat pengetesan. 1. Teknik Pengujian Pengujian safety valve adalah satu elemen yang penting dari suatu program maintenance yang efektif. Ada beberapa teknik yang memungkinkan untuk melakukan pengujian safety valve antara lain : a. Pengujian pada operasi sesungguhnya. Teknik ini mempunyai keuntungan berupa jaminan bahwa seluruh karakter operasi dari 144

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING valve, set pressure, lift dan bowdown dapat diterima. Namun cara pengujian ini sering tidak praktis dan bahkan kadang tidak memungkinkan untuk dilakukan. b. Pengujian dalam kondisi tidak beroperasi dimana valve dilepas dan diuji dengan menggunakan suatu test bench di shop.

Cara lainnya yang mulai banyak digunakan adalah mengunakan sistem Trevitest, dimana diterapkan suatu gaya tertentu di spindle valve sebagai simulasi, sehingga didapat setting tekanan yang sesuai melalui perhitungan. Teknik ini dapat dilakukan pada kondisi normal operasi maupun tidak beroperasi ( valve tidak terpasang ). 2. Standar Pengetesan Pengujian dapat dilakukan dengan mengacu ke suatu standar teknik ( missal API ) atau standar dari manufacturer valve. Sebelum dilakukan pengujian safety valve harus diinspeksi dahulu. 3. Cold Differential Pressure Test Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan statik dari dalam, dimana safety valve diatur untuk memulai membuka ( popping ) pada suatu test bench. Kondisi pengujian ini tidak sama persis dengan saat kondisi operasi sehingga besarnya tekanan ditentukan dengan memasukkan koreksi-koreksi untuk kondisi operasi seperti back pressure atau koreksi temperatur. Dengan demikian diharapkan akan didapat nilai tekanan yang sama bila safety valve diuji dalam kondisi operasi sesungguhnya. Secara garis besar pengujian pengetesan safety valve di shop terdiri dari unit supply fluida uji dan unit test bench dimana safety valve 145

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING ditempatkan untuk diuji dan disetting sesuai illustrasi pada gambargambar berikut :

Untuk mendapatkan hasil setting yang sesuai maka sebelum dan sesudah pengujian ketelitian/ kondisi pressure gauges perlu di check. 4. Fluida Uji Fluida uji yang digunakan tergantung dari jenis safety valve dan servicenya : 146

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING a. pengujian dengan gas safety valve diatur dan diset dalam kondisi kering dengan udara bertekanan atau Nitrogen dari botol.

b. Pengujian dengan cairan Valve diatur dan diset menggunakan cairan oli bertekanan atau air yang bersih. 5. Setting Tekanan a. Jika setting dilakukan dalam kondisi lingkungan ( cold ), maka diperlukan koreksi temperatur % kelebihan tekanan Bonnet terbuka 0 1 2 3 Bonnet tertutup 0 2 4 6

No 1 2 3 4

Temperatur Kerja 180C s/d 660C 670C s/d 3150C 316 C s/d 430 C 4310C s/d 5400C
0 0

b. Penggunaan spring pada valve dapat membuat perubahan sekitar 10% di atas atau dibawah setting tekanan yang tertera di safety valve. c. Setting dilakukan dengan memutar baut pengatur ( adjusting bolt ). Pengencangan dengan memutar searah jarum jam akan menambah nilai setting tekanan. Sebelum memutar baut pengatur agar pastikan bahwa tekanan sudah dikurangi sebesar 50% atau 10 bar.

147

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING d. Instruksi detail dari pengaturan / setting tekanan mengikuti manual dari masing-masing manufacturer valve.

6. Tightness Test Tightness test bertujuan untuk menguji kebocoran pada safety valve dan dilakukan setelah selesai / berhasil dalam test popping dan dilakukan setting tekanan yang sesuai spesifikasi. Tightness test sesuai standard API 527 dilakukan dengan menutup saluran outlet dengan cover plate yang dilengkapi dengan tubing yang dimasukkan kedalam wadah air untuk mengamati tingkat kebocoran seperti pada gambar berikut :

7. Tekanan Uji Dalam sekasus tekanan pengujian adalah 90% dari setting tekanan, atau 0,0350 bar dibawah tekanan set jika tekanan set dibawah 3,5 bar. Maximum tingkat kebocoran dapat ditentukan dari gambar berikut : 148

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

149

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING 8. Konfigurasi Pengujian a. Konstruksi bonnet tertutup untuk media gas : Fluida yang digunakan pada kondisi temperatur ambient Waktu pengetesan : 1 menit untuk ukuran sampai dengan 2 2 menit untuk ukuran 2 sampai dengan 2 5 menit untuk ukuran 6 keatas b. Konstruksi bonnet terbuka untuk media steam : Fluida dan tingkat kebocoran sama / sesuai diatas Seat ditutup denagn air pada sisi discharge Waktu pengetesan : 5 menit untuk ukuran sampai dengan 3 12 menit untuk ukuran 4 keatas c. Untuk media cairan : Fluida yang digunakan pada temperatur ambient Waktu pengetesan : 1 menit untuk ukuran sampai dengan 2 2 menit untuk ukuran 2 sampai dengan 4 5 menit untuk ukuran 6 keatas Acceptance criteria dilihat dari beasr bocoran maksimum yang diijinkan ( sesuai manual masing-masing manufactur ). 9. PENUTUP Penyimpanan data-data atas tiap-tiap safety valve adalah essential untuk mendapatkan sistim administrasi yang effective dan memudahkan dalam hal adanya assessement dari pihak lain (auditability) terutama dalam memenuhi international requirment seperti ISO.

150

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

151

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING

DAFTAR ISTILAH
Bonnet Komponen yang menahan tekanan, dan merupakan rumah dari packing box, guide dan bagian atas dari valve. Consolidation Pengurangan volume packing akibat kerusakan wear, aliran yang dingin, deformasi plastis atau ekstrusi Erosion Keausan material pada sisi dalam valve atau pipa akibat aliran fluida Extrusion Kerusakan yang terjadi pada material lunak ketika suatu benda lunak menerima gaya yng menyebabkan material berdeformasi dan mengisi celah yang kosong. Galling Kerusakan yang terjadi pada dua komponen yang saling bersentuhan. Ketika komponen bergerak akan timbul goresan yang berulang-ulang dan menyebabkan keausan. Lapping Proses penambahan abrasive compound pada permukaan seat dan katup, kemudian seat dan katup diputar-putar sampai keduanya bersentuhan penuh. Linning Lapisan pada sisi dalam body valve dan komponen lain dengan bahan yang tahan goresan.

152

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Operator Reaksi kimia antara besi dengan udara yang menyebabkan timbulnya karat. Piiting Suatu bentuk korosi yang menimbulkan lubang-lubang kecil. Jika terakumulasi akan menimbulkan lubang yang besar.

153

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING DAFTAR ISI Bab I Pengetahuan Jenis Valve dan Safety Valve I. Valve . I.1. Pengantar . I.2. Klasifikasi Valve berdasar fungsi / kegunaan. II. Safety Valve. II.1 Pressure Relieving Devices / Katup Pengaman.. Bab II Pengetahuan Jenis Material & Sealing II.1. Material Valve.. II.2. Pemilihan Material pada Body. II.3. Pemilihan Gasket. II.4. Konsultating Pressure Safety Valve Bab III Perawatan Valve & Safety Valve III.1 Valve.. III.2 Safety Valve... Bab IV P e r b a i k a n IV.1. Valve IV.2. Safety Valve Bab V P e n g u j i a n V.1. Valve. V.2. Safety Valve. Daftar Istilah. Daftar Simbol Literatur 114 129 152 154 156 154 93 101 60 77 31 38 40 42 1 1 3 15 16

BIDANG PERBENGKELAN
POKJA PEMELIHARAAN PT. PUSRI HOLDING Simbol symbol

155

You might also like