Professional Documents
Culture Documents
Pelacuran atau prostitusi berasal dari bahasa Latin pro-stituereatau prostauree, yang berarti membiarkan diri berbuat zinah, melakukan persundalan, percabulan, pergendakan.
Sedangkan,menurut Kapur (1978), Kumar (1978), Mukherji (1986) dan Truong (1990), ada beberapa komponen utama yang dapat digunakan untuk mengembangkan definisi pelacuran, yaitu: Bayaran, perselingkuhan, dan ketidak-acuhan emosional. Bayaran atas pelayanan seks adalah elemen paling mendasar dalam definisi tentang pelacuran.
Profesional prostitue Occasional prostitue Oneman prostitue: menjual dirinya dan bersikap sebagai piaraan Promiscuous adulteress: punya suami tapi berhubugan dengan pria lain untuk mendapatkan keuntungan Adulteress with one man Promiscuous unaltached: single yang melakukan hubugan sex dengan beberapa orang tanpa memungut keuntungan Unconvensional Doubtful
Psychological/social Theory (Kinsey, Pomeroy dan Martin, 1948; McKeganey dan Barnard, 1996; GrubmanHitam, 2003 (dkk)
Faktor ekonomi. Minimnya undang-undang yang mengatur tentang prostitusi Keinginan untuk memiliki barang dan harta yang berlebih atau matrealistis. Karena adanya modelling yang membuat seseorang termotivasi untuk memasuki dunia prostitusi. Adanya dukungan orang tua. Lingkungan yahng permisif