You are on page 1of 27

PENATALAKSANAAN KELAINAN/PENYAKIT JARINGAN KERAS MULUT PADA ANAK

Kelompok A

Seorang anak wanita berusia 5 tahun datang ke klinik Kesehatan Gigi Anak dengan keluhan ada bagian gusi kiri bawah belakang yang menonjol. Perabaan lunak. Orang tuanya menyatakan bahwa anaknya minum susu dari botol sampai dia datang ke klinik. Pada pemeriksaan klinis tampak semua giginya karies kecuali gigi anterior bawah. Tonjolan berada pada bukal 75. Pada pemeriksaan klinis juga tampak ada sisa akar pada gigi 84, 51, dan 61. Karies mencapai pulpa pada gigi 75 dan non vital, karies dentin pada gigi 53, 52, 62, 63, 64, 74, 85. Pada gigi 85, karies mengenai seluruh permukaan oklusal. Karies email pada gigi 55, 54, dan 65.

Mengapa

gigi anterior bawah belum mengalami karies? Edukasi apa yang harus diberikan pada orang tua pasien tersebut untuk mencegah karies berlanjut?

Gigi di rahang bawah belum terkena karies dikarenakan adanya self cleansing yang berasal dari pergerakan lidah dimana gigi anterior mandibula cenderung terlindungi oleh lidah saat bayi/anak menghisap/minum dengan botol dot. Selain itu, juga karena adanya muara kelenjaar liur, sehinggaa proses karies berjalan lebih lambat. Muara kelenjar liur yang berada di sekitar gigi anterior bagian bawah juga menyebabkan remineralisasi. Hal ini dapat terjadi karena dalam saliva mengandung mineral yang dapat membantu gigi untuk remineralisasi pada saat gigi akan terjadi karies.

Edukasi

yang diberikan

Perawatan

apa yang dilakukan pada gigi yang mengalami karies superfisialis? Dengan bahan apa? Perawatan apa pada gigi dengan karies media? Dengan bahan apa?

Untuk

restorasi karies pada gigi anterior baik dengan karies dentin maupun karies email, dapat digunakan GIC yang mempunyai kemampuan untuk berikatan dengan enamel dan dentin secara fisikokimia. Selain itu GIC dapat mencegah terjadinya karies sekunder, karena GIC memiliki sifat melepaskan fluor.

Untuk

gigi posterior tidak dapat digunakan GIC karena GIC kurang kuat menahan tekanan (terutama apabila karies berada pada bidang oklusal). Namun GIC dapat digunakan sebagai base yang berikatan secara kimiawi di bawah restorasi amalgam sehingga dengan adanya base glass ionomer dapat mencegah karies sekunder terutama pada pasien dengan insidensi karies yang tinggi. Dalam keadaan seperti ini, proksimal box diisi dengan semen cermet sampai kedalam 2 mm dan sisanya diisi amalgam.

Perawatan

apa yang dilakukan pada gigi 75? Perawatan apa pada gigi 85? Sebutkan semua tahapan perawatannya

Pada

gigi 75 terdapat tonjolan didaerah bukal, karies mencapai pulpa dan non vital. Tahap awal yang dilakukan adalah menginsisi dengan cara drainase abses di daerah bukal tersebut.. lalu ruang pulpa dibiarkan terbuka selama 1 hari. Kemudian gigi 75 juga terdapat karies mencapai pulpa dan non vital, oleh karena itu dilakukan pulpektomi.

Tahap-tahap pulpektomi : 1. Isolasi gigi 2. Jaringan karies dibersihkan 3. Outline form diperbaiki 4. Atap pulpa dibuka seluruhnya 5. Preparasi biomekanis Sisa jaringan nekrotik dalam saluran akar dibersihkan sampai resistance point. Jarum tidak boleh mencapai apikal untuk mencegah jaringan nekrotik ke periapikal. 6. Irigasi berlebihan, keringkan dengan : a. H2O2 b. Aquadest c. Na hipoklorit 7. Isi ruang pulpa dengan obat-obatan anti bakteri, kemudian tumpat sementara dengan eugenol + fletcher, dentorit, cavit lalu 2-3 hari balik lagi. 8. Setelah ruang pulpa kering, tidak ada tanda/gejala/keluhan a. isi saluran akar dengan bahan pengisi saluran akar b. periksa dengan Ro foto c. dasar semen d. restorasi

Pada

gigi 85 perawatan yang dilakukan adalah mahkota stainless steel dimana gigi 85 terdapat karies dentin yang sudah mencapai seluruh permukaan oklusal

Tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:


a.

Sebelum melakukan preparasi, hendaknya anestesi diberikan dan penyesuaian oklusal dilakukan. Ada tiga tahap dalam preparasi, yaitu pengurangan oklusal, proksimal, dan membulatkan line angle

b.

Pemilihan crown Terdapat tiga pertimbangan untuk pemilihan mahkota yang akan digunakan, yaitu: 1. Berdasarkan preparasi gigi dengan mengukur lebar mesiodistal gigi 2. Langsung dipilih setelah gigi dipreparasi 3. Menggunakan metode trial and error

Adaptasi

mahkota yang tepat adalah sebagai berikut: 1. Mahkota harus tidak dapat berpindah dengan tekanan jari 2. Mahkota harus pas dengan gigi 3. Tidak ada pemucatan akibat penekanan berlebih pada gingiva 4. Margin mahkota 1mm di dalam sulkus dan menyatu dengan struktur permukaan gigi 5. Jangan sampai terjadi oklusi traumatic

c.

Finishing Setelah preparasi dan adaptasi mahkota, gigi dapat dihaluskan dengan green stone dilanjutkan dengan rubber wheel untuk memoles permukaan.

d.

Sementasi Pemilihan semen tergantung pada status pulpa. Yang biasa digunakan adalah semen ionomer kaca. Retensi yang digunakan pada SSC lebih kepada media sementasi dibandingkan dengan adaptasi mekanis. Setelah dilakukan sementasi, ekses yang terdapat di proksimal dihilangkan dengan floss. Adanya ekses semen menandakan seluruh ruang yang terdapat pada mahkota dan gigi telah terisi dengan baik.

Perawatan

apa yang dilakukan pada gigi 84, 51, dan 61? Khusus untuk gigi 84, jelaskan urutan rencana perawatan yang akan dilakukan pada gigi ini sampai tuntas, jelaskan indikasi, kontra indikasi, keuntungan dan kerugiannya!

Perawatan

yang dilakukan untuk gigi 84, 51, dan 61 adalah pencabutan sisa akar. Berdasarkan usia pasien, perawatan selanjutnya adalah membuatkan space maintainer agar gigi tetangga tidak bergerak kearah mesial dan tidak menggangu erupsi gigi tetap. Pada daerah 51 dan 61 diperlukan pemerikasan rontgen agar mengetahui kapan gigi tetap pada daerah itu erupsi.

Upaya

pencegahan penting dilakukan pada anak. Diskusikan!

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga agar gigi sulung tetap sehat adalah dengan dental health education sehingga baik orang tua dan anak dapat bersamasama peduli dengan kesehatan gigi dan mulut anak. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan gigi ke dokter gigi secara berkala agar dapat mengontrol plak dan kalkulus yang merupakan cikal bakal dari terjadinya karies gigi pada anak apalagi biasanya anak-anak cenderung lebih menyukai makanan manis. Penggunaan fissure sealant dan pemberian aplikasi flour juga diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi pada anak.

Untuk

mengetahui apa yang harus diperhatikan dan perawatan apa yang harus dilakukan apabila pasien berusia 9 tahun dan gigi 11 mengalami trauma serta melibatkan pulpa

Trauma

pada gigi adalah cedera pada gigi akibat trauma sehingga menyebabkan gigi dan jaringan pendukung gigi terkena daya yang berlebihan akibatnya gigi menjadi patah, berpindah tempat, atau lainnya. Selain itu juga mengakibatkan terjadi cedera pada gusi dan tulang. Penyebab utama trauma ini adalah akibat terjatuh, kecelakaan lalu lintas, tindak kekerasan dan olahraga.

Jika pasien berusia 9 tahun dan gigi 11 mengalami trauma serta melibatkan pulpa, yang harus diperhatikan adalah apakah trauma tersebut menyebabkan gigi fraktur atau tidak, jika iya, seberapa besar fraktur yang dihasilkan oleh trauma tersebut. Sudah berapa lama gigi ini mengalami fraktur/ trauma(hal ini penting terlebih karena trauma/ fraktur ini melibatkan pulpa) hal ini perlu diketahui untuk mengetahui apakah pulpa tersebut masih dalam keadaan vital atau sudah non vital dan apakah pulpa masih dapat di pertahankan dengan pulpotomi atau harus dilakukan pulpektomi.

Untuk

mengetahui kemungkinan diagnosis untuk gigi 11 pada soal nomor 6 dan rencana perawatannya!

You might also like