You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET

INDUKTANSI TIMBAL BALIK

Oleh : Emerentiana Astuti (101424023)

LABORATORIUM FISIKA FST JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012

Percobaan induktansi timbal balik


I. Tujuan : Memahami sifat-sifat sepasang kumparan. Alat-alat yang digunakan : 1. Osiloskop 2. AFG 3. Kumparan 4. Kumparan penjejak Dasar teori : Dalam percobaan ini akan diteliti sepasang kumparan yang dihubungkan secara magnetis. Pada gambar 1, kumparan A dialiri arus akibatnya timbul tegangan pada kumparan B, yang dapat diukur dari osiloskop. Sebaliknya pada gambar 2, kumparan B dialiri arus dan akibatnya tegangan pada kumparan A. Bagaimana hubungan tegangan A dan tegangan B ?

II.

III.

Gambar 1

ij = fluks magnetik yang menghubungkan kedua kumparan yang ditimbulkan oleh kumparan j yang dicakup kumparan i. Misalnya : 11 = fluks yang ditimbulkan oleh arus pada kumparan 1 yang dicakup oleh kumparan 1. Induktansi diri kumparan 1 didefinisikan sebagai :

L1 = Induktansi diri kumparan 2 didefinisikan sebagai : L2 = Dalam definisi ini yang diperhitungkan hanya arus dan fluks pada satu data kumparan induktansi timbal balik kumparan 1 terhadap kumparan 2 dilambangkan M12, sedang induktansi timbal balik kumparan 2 terhadap kumparan 1 dilambangkan M21. Nilai induktansi timbal balik tercatatmengikuti persamaan sebagai berikut : M12 = M21 = Tenaga yang tersimpan dalam medan magnet dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Tenaga magnetik pada satu kumparan karena mencakup fluks magnet yang berasal dari kumparan itu sendiri : U1 = N1 i1 11 U2 = N2 i2 22 2. Tenaga magnetik pada satu kumparan karena mencakup fluks magnet yang berasal dari kumparan lain : U12 = N1 i1 12 U21 = N2 i2 21 Dapat dibuktikan bahwa : U12 = U21 = N1 i1 12 = N2 i2 21 Atau M12 = M21 = M Dengan meninjau sepasang kumparan, yang diperhatikan cukup induktansi timbal balik. Induktansi timbal balik dapat dinyatakan secara lain sebagai berikut : L1L2 = M2 = M21 = M12 = M2 = K(L1-L2)1/2 Dimana K = ( )1/2 Untuk meneliti K secara eksperimental ditentukan V12, V21, V11, V22 melalui : V21= -N2 V11= -N1 Karena frekuensi sama maka diperoleh :

Dari persamaan diatas diperoleh : 1/2 K=(

IV.

Prosedur percobaan : 1. Buat rangkaian seperti pada gambar 1. Dengan frekuensi AFG 2 kHz gambar kedudukan kumparan. Tentukan tempat kedudukan kumparan yang menghasilkan tegangan pada kumparan B yang paling besar. Perlihatkan bila keadaannya dibalik seperti pada gambar 2. Pada kedudukan yang sama menghasilkan tegangan pada A yang terbesar. 2. Tentukan perbandingan antara V21 / V11 dan V12 / V22 untuk berbagai frekuensi dari 500 Hz 5 kHz. V11 dan V22 diukur dengan voltmeter AC, sedangkan V21 san V22 dengan osiloskop. V11 dan V22 diberi tegangan dengan AFG (tegangan maksimal 1,5 volt). Perhatikan bahwa yang diukur voltmeter adalah tegangan efektif. 3. Dengan frekuensi 2 kHz tentukan K, bandingkan dengan hasil percobaan 2. Data percobaan : (terlampir) Analisis data : No 1 2 3 4 5 V11 (V) 0,757 0,0182 0,014 0,011 0,0527 V12 (V) 0,66 1,12 0,6 0,60 0,82 V22 (V) 0,780 0,0174 0,0142 0,011 0,0439 V21 (V) 1,08 1,02 1 0,92 0,029 K
1,0986 60,061 54,937 67,5424 3,206 37,369

V. VI.

Berikut adalah cara menghitung nilai K untuk data pertama : K1 = ( =( = (1,207194)1/2 = 1,0986 1/2 K2 = ( =( = (3607,427)1/2 = 60,061 Dst.... Untuk menghitung data selanjutnya, caranya sama. Berikut adalah cara mengitung nilai K rata-rata : = (K1+K2+K3+K4) / 5 = (1,0986+60,061+54,937+67,5424+3,206) / 5 = 186,845/ 5 = 37,369
1/2

1/2 1/2

VII.

Pembahasan : Praktikum kali ini bertujuan untuk memahami sifat-sifat sepasang kumparan. Dalam praktikum ini dibagi dalam dua langkah percobaan. Pertama adalah ketika kumparan dihubungkan dengan AFG dan penjejak dihubungkan ke osiloskop. Kemudian untuk percobaan kedua adalah posisinya dibalik, kumparan dihunungkan ke osiloskop dan penjejak dihubungkan ke AFG. Pada percobaan pertama, setelah komponen dihubungkan kemudian praktikan mengatur frekuensi pada AFG. Selanjutnya ketika penjejak dimasukkan dalam kumparan maka pada layar osiloskop akan muncul gelombang. Gelombang pada osiloskop dicari yang terbesar dengan cara menggeser letak penjejak pada kumparan. Dari percobaan ini dapat diperoleh nilai V11, V22 dan V12. V11 adalah nilai tegangan pada kumparan yang dihubungkan dengan AFG yang diukur dengan multimeter digital. V22 adalah nilai tegangan pada penjejak yang dihubungkan dengan osiloskop. Sedangkan V12 yaitu pengukuran tegangan pada kumparan yang dihubungkan dengan AFG saat penjejak dimasukan pada kumparan tersebut, yang mana penjejak terhubung dengan oskiloskop. Untuk percobaan kedua, dengan perubahan posisi yaitu kumparan dihubungkan dengan osiloskop dan penjejak pada AFG diperoleh nilai V21. V21 adalah pengukuran tegangan pada kumparan yang dihubungkan dengan osiloskop saat penjejak dimasukan pada kumparan tersebut, dimana penjejak terhubung dengan AFG. Seharusnya nilai V12 dan V21 besarnya sama karena proses induktansi timbal balik, tetapi dalam percobaan ini nilai keduanya berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh banyak kemungkinan, salah satunya karena kinerja alat yang kurang baik. Dari data yang diperoleh tersebut dapat digunakan untuk menghitung nilai K, dan setelah dianalisis akhirnya diperoleh nilai K rata-rata sebesar 37,369. Besar nilai K disini tergantung pada posisi penjejak dalam kumparan, hal tersebut karena besar K tergantung pada nilai tegangan-tegangan yang diperoleh dan ketika posisi penjejak diubah otomatis nilai tegangannya sudah beda. Dalam pengukuran tegangan selain menggunakan voltmeter dapat juga menggunakan alat pengukur tegangan lain yang hasil pengukurannya lebih terjamin. Keuntungan dengan multimeter digital adalah hasilnya bisa langsung terbaca dan kerugiannya adalah nilai tegangan yang muncul pada layar selalu berubah sehingga menyulitkan pembaca.

VIII. Kesimpulan : 1. Nilai V12 dan V21 seharusnya sama karena proses induktansi timbal balik, tetapi dalam percobaan ini nilai keduanya berbeda jauh karena kinerja alat yang kurang baik. 2. Nilai K rata-rata yang diperoleh adalah sebesar 37,369 3. Untuk mendapatkan nilai tegangan pada praktikum ini, dapat digunakan alat ukur lain selain voltmeter.

IX.

Daftar pustaka : Buku petunjuk praktikum listrik magnet. USD : Yogyakarta

LAMPIRAN

You might also like