You are on page 1of 61

Cabai (Capsicum Annum)

Identifikasi kandungan kimia Linalool Flavonoid Makroskopik Asam sitrat pembahasan Kesimpulan Hasil simplisia organoleptik Kalsium Mikroskopik Pembuatan simplia Fosfor Sortasi basah Besi Morfologi Pencucian BAB fitofarmako dll A,B1,C I invivoVitamin Herbarium identifikasi kemotaksonomi Bahan segar Kandungan Panen/pengumpulanindonesiajantung Pengembangan Obat tradisional dan Bioaktivitasdanbasahlombok dan Aktifitas farmakologi hipertensi, kimia praklinik invitro Pemeriksaan Farmakognosi obat

Organoleptik Peranjangan Pengeringan Pewadahan

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Farmakognosi berasal dari dua kata Yunani yaitu Pharmakon (obat) dan Gnosis (ilmu/pengetahuan). Jadi Definisi yang mencakup seluruh ruang lingkup farmakognosi diberikan oleh Fluckiger, yaitu pengetahuan secara serentak berbagai macam cabang ilmu

pengetahuan untuk memperoleh segala segi yang perlu diketahui tentang obat. berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis, dan sampai dewasa ini perkembanganya sudah sampai ke usaha-usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif. Hal ini dapat diketahui dari lempeng tanah liat yang tersimpan di perpustakaan Ashurbanipal di Assiria, yang memuat simplisia antara lain kulit delima, opium, adas manis, madu, ragi, minyak jarak. Seorang tabib telah mengenal kayu manis hiosiamina, gentiana, kelembak, gomarab dan bunga kantil. Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

pedoman

utama

dari

sistematik

botani,

sedangkan

farmakognosi modern mulai dirintis oleh Martiuss, seorang Apoteker jerman dalam bukunya Grundriss Der Pharmakognosie Des

Planzenreisches manusia mengenal gunanya tumbuhan sebagai penghasil bahan obat-obatan. Namun penemuan-penemuan tersebut bukan berdasarkan perbuatan-perbuatan yang rasional, melainkan karena perasaan instriktif dan kemudian setelah pilihan tadi ternyata dapat memberikan yang diharapkan secara turun-temurun pengetahuan tadi dipertahankan dengan penuturan-penuturan secara lisan.. Bila kita meninjau banyaknya tumbuhan yang bahannya dipakai dalam obat tradisional oleh mereka yang tidak mengenal ilmu pengobatan penyelidikan modern, ilmiah maka saja rasanya tinggal dilakukan kepastian suatu bahwa

untuk

memperoleh

penduduk yang mempergunakan macam-macam bahan tumbuhan itu memang beralasan. Pada praktikum ini, sample dilakukan dengan cara

maserasi,perkolasi,dan infuse maka sudah selayaknya dilakukan penelitian dan pengembangan dari tanaman-tanaman tersebut agar dapat diketahui senyawa kimia apa saja yang terkandung di dalamnya, sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan.

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dilaporkan dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana data farmakognostik meliputi pemeriksaan klasifikasi, morfolpogi, anatomi, dan organoleptik dari sampel daun Lombok (Capsicum annum) Asal desa Bulu Kunyi, Kec. Pol-Sel, Kab. Takalar. 2. Kandungan kimia apa yang terdapat pada tanaman yang bias bermanfaat sebagai obat tradisional. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mengetahui cara-cara pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik dari suatu tanaman 1.4 Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian kita dapat mengetahui berbagai macam tumbuhan-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat sehingga kita dapat mempergunakan tumbuhan alam yang tidak banyak mengandung zat-zat kimia yang mungkin membahayakan tubuh

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

1.5 Kontribusi Penelitian bagi IPTEK Memperkaya konsep yang menyokong perkembangan ilmu tentang tumbuhan-tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat.

BAB II Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Tanaman 2.1. 2.1.1 Sistem Tinjauan Tentang Tanaman
2.1.1. Sistematika Tanaman (Setiadi,2012)

Kingdom Sub devisi Devisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Plantae : spermatophyte : Magnoliophyda : Magnoliopshyda : Asteridae : Solanales : Solananceae : Capsicum : Capsicum annum L

2.1.2 Nama Daerah Tanaman - Lada (Daerah Takalar) - Cabe (jawa) - Rica (Ternate)

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

2.1.3 Morfologi Tanaman Tanaman ini tingginya sekitar 1m 2,5 m, berbatang hijau kecoklatan, banyak bercabang, cabang muda berwarna coklat. Daun tunggal, letak berhadapan-bersilang-silang, tangkai daun pendek, tepi rata, warna daun hijau tua, daun muda di ujung tangkai berwarna hijau muda, permukaan daun mengkilat, bagian ujung dan pangkal daun meruncing, panjang 6 13 cm, lebar 3 4 cm. Bunga berupa bunga majemuk berbentuk malai rata, warna hijau, tumbuh di ujung tangkai. ( Hidayat,1996) 2.1.4 Anatomi Tanaman Daun : Epidermis atas dan bawah terdiri dari satu lapis sel pipih, pada penampang panensial berbentuk poligon, dinding samping berliku, stomata tipe anomositik, terdapat pada kudua epidermis. Batang: Epidermis terdiri dari 1 lapisan sel dengan bentuk memanjang. Korteks terdiri dari jaringan kolenkim dan parenkim, tidak berlignin dan tersusun dalan lingkaran yang agak keras. Akar : Struktur berkas pengangkut bercabang 4-5. Saluran udara yang luas pada korteks. Korteks berbentuk boa kristal yang luas.

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

Biji :

Bijinya memiliki dua daun lembaga. Sel-sel spermanya terdapat dalam buluh sari. ( Robinson,1995)

2.1.5 Kandungan Kimia Tanaman Daun Lombok (Capsicum annum) mengandung zat lemak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, sapofonin, garam kalium. (Hegerman ,2002). 2.1.6 Kegunaan Tanaman a. Daun mengatasi jerawat, Pemakaian : beberapa daun Lombok di remas-remas dan di tempelkan pada jerawat. b. Buahnya sebagai penambah nafsu makan. (Rukmana,1979) 2.1.7 Bioaktifitas Tanaman Tanaman Lombok ini banyak digunakan sebagai tanaman sayuran di perkebunan. Daun lombok banyak digunakan sebagai obat mengatasi peradangan kulit,Sedangkan buahnya berkhasiat sebagai penambah nafsu makan.

2.2 Tinjauan Tentang Pemeriksaan Farmakognostik 2.2.1 Pengertian dan Sejarah Farmakognosi

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

Farmakologi mempelajari sifat sifat tumbuhan dan bahan lain yang merupakan sumber obat. Cabang ilmu ini tidak lagi dipelajari di fakultas kedokteran, tetapi merupakan salah satu mata pelajaran penting di fakultas farmasi. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern semakin pesat dan canggih di zaman sekarang ini ternyata tidak mampu menggeser dan mengesampingkan begitu saja peranan obat-obatan tradisional, tetapi hidup berdampingan dan saling melengkapi. Hal ini terbukti dengan adanya minat masyrakat untuk dapat memanfaatkan kembali kekayaan alam yaitu tumbuh-tumbuhan sebagai ramuan obat seperti yang telah dilakukan nenek monyang kita pada zaman lampa. (Gunawan,2004). Sejarah Farmakognosi Pada awalnya masyarakat awam tidak mengenal istilah Farmakognosi. farmakognosi Oleh dengan karenanya, mereka yang tidak bisa mengaitkan dengan

bidang-bidang

berhubungan

kesehatan. Padahal farmakognosi sebenarnya menjadi mata pelajaran yang spesifik dalam bidang kesehatan dan farmasi. Istilah farmakognosi pertama kali dicetuskan oleh C.A. Sydler (1815), seorang peneliti kedokteran di Halle Jerman, berjudul Analecta Pharmakognostic. Farmakognosi berasal dari bahasa Yunani, Pharmakon yang berarti obat (maksudnya adalah obat alam, bukan obat sintesis)

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

dan Gnosis yang artinya pengetahuan. Jadi, farmakognosi adalah pengetahuan tentang obat-obat alamiah. Farmakognosi mulai berkembang pesat setelah pertengahan abad ke 19 dan masih terbatas pada uraian makroskopis dan mikroskopis, dan sampai dewasa ini perkembanganya sudah sampai ke usaha-usaha isolasi, identifikasi dan juga teknik-teknik kromatografi untuk tujuan analisa kualitatif dan kuantitatif. 2,2.2 Ruang Lingkup Pemeriksaan Farmakognostik 2.2.2.1 Identifikasi dan Determinasi Tanaman 228a,227a,225b,224b,220b,219b,208b,197b,195a,193b,192b,191b, 190b,198b,197b,179b,177b,171b,169b,167b,163b,162b,156b,155b,154b, 146b,143b,142b,140b,139b,136b,135b,129b,128b,120b,119b,109b,66a,65 b,63b,62b,61b,59b,56a,55a,54a,43b,42b,41b,9a,7b,6b,4b,3b,2b,1b. Anacardiaceae. Pada waktu menentukan determinasi suatu tanaman, dimulai dengan menggunakan kunci buatan sehingga dapat menemukan mana familia. Tabel ini bias disebut dichotomis atau menggapura, pada setiap nomor selalu disusun dua pertanyaan kebalikan. Dark tanaman ...

seharusnya dapat mengetahui apa sesuai apakah a atau b. Pada akhir tiap pertanyaan didapatkan nomor baru, yang menujjukkan kearah berikutnya. Disinilah terdapat pertanyaan a dan b lagi, dan seterusnya.

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

Pembuatan herbarium tanaman dilakukan dengan mengumpulkan seluruh bagian tanaman yang utuh (akar, batang, daun), termasuk bagianbagian khusus tanaman seperti bunga, buah dan biji. 2.2.2.2 Morfologi Tanaman Biasanya ditanam sebagai tanaman hias dan dipakai untuk bunga sembahyang agama Buddha, Tanaman perdu tegak ini tingginya sekitar 1m 2,5 m, berbatang coklat kehitaman, banyak bercabang, cabang muda berwarna coklat kemerah-merahan. Daun tunggal, letak

berhadapan-bersilang-silang, tangkai daun sangat pendek, tepi rata, warna daun hijau tua, daun muda di ujung tangkai berwarna merah kecoklatan, permukaan daun mengkilat, bagian ujung dan pangkal daun meruncing, panjang 6 13 cm, lebar 3 4 cm. 2.2.2.3 Anatomi Tanaman Pengetahuan dari anatomi tumbuhan ini, mencakup tentang ilmu yang merangkum uraian organ, susunan,bagian atau fungsi dari organ tumbuhan itu,pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari unsur-unsur anatomi meliputi berkas pembuluh, stomata serta fragmen pengenal jaringan serbuk yang khas guna mengetahui jenis-jenis simplisianya yang diuji berupa sayatan melintang, membujur, atau serbuk pada bagian bagian tanaman. 2.2.2.4 Identifikasi Kandungan Kimia Tanaman

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

Identifikasi kandungan kimia tanaman adalah pemeriksaan kimia secara reaksi warna, reaksi pengendapan, reaksi penggaraman, reaksi asam, reaksi basa, reaksi sublimasi, reaksi kromatografi, untuk

menentukan senyawa pada tanaman seperti alkaloid, minyak menguap, senyawa fenol, tanin, glikosida, steroid, triterpenoid, dan lain-lain. (Hegerman,2002). 2.2.2.5 Pemeriksaan Mutu dan Standarisasi Identifikasi, meliputi pemeriksaan: a. Organoleptik, yaitu pemeriksaan warna, bau, dan rasa bahan/ simplisia. b. Makroskopik, yaitu memuat uraian makroskopik paparan mengenai bentuk ukuran, warna, dan bidang patahan/irisan. c. Miksoskopik, yaitu memuat paparan anatomis, penampang melintang simplisia, fragmen pengenal serbuk simplisia, meliputi, uraian mengenai: a) Jaringan pada batang, akar, dan rimpang, terdiri dari : 1. Jaringan primer (epidermis, korteks, endodermis, caspari, perisikel, silinder pusat dan empelur) 2. Jaringan sekunder (periderm, felogen, dan ritidom)

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

3. Perubahan susunan silinder pusat atau pertumbuhan sekunder b) Jaringan pada daun, terdiri dari : 1. Tipe stomata 2. Jenis rambut (rambut penutup, dan rambut kelenjar) c) Jaringan pada daun, batang, dan akar terdiri dari 1. Tipe idioblas 2. Tipe sel sklerenkim d. Tetapan fisika, meliputi pemeriksaan indeks bias, bobot jenis, titik lebur, rotasi optik mikrosublimasi, dan rekristalisasi e. Kimiawi meliputi reaksi: warna, pengendapan, penggaraman, logam, dan kompleks f. Biologi meliputi pemeriksaan mikrobiologi seperti penetapan angka kuman, pencemaran dan percobaan terhadap hewan 2. Analisis bahan meliputi penetapan konstituen (zat kandungan)

kadar konstituen (kadar abu, kadar sari, kadar air, kadar logam) dan sandardisasi simplisia 3. Kemurnian meliputi kromatografi; kinerja tinggi, lapisan tipis kolom, kertas, dan gas untuk menentukan senyawa / komponen

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

kimia tunggal dalam simplisia hasil metabolot primer dan sekunder tanaman. 2.3 Tinjauan Tentang Simplisia 2.3.1 Pengertian Simplisia Pengertian simplisia menurut Farmakope Indonesia Edisi III, adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun jugga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan yang telah dikeringkan. (Gunawan dan Muliani, 2002 ). 2.3.2 Penggolongan Simplisia Simplisia digolongkan dalam 3 kelompok berdasarkan asal atau sumbernya : 1. Simplisia Nabati : Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat, atau gabungan dari ketiganya. Misalnya Piperis folium (Daun Sirih) dan Myristicae semen (Biji Pala). Eksudaty tanaman adalah isi sel yang secar spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengajka dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan nabati lainnya dengan cara tertentu dipisahkan atau diisolasi dari tanaman. p

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

1. Simplisia hewani adalah simplisia berupa hewan utuh atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni. Contoh : Cera Alba, Cod Liver Oil. 2. Simplisia Mineral / Pelikan Simplisia mineral adalah simplisia berupa bahan pelican atau mineral yang belum diolah atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contohnya : sulfur, belerang.

2.3.3 Cara Pembuatan Simplisia 1. Pengumpulan / Panen a. Teknik Pengumpulan Pengumpulan atau panen dapat dilakukan

dengan tangan atau menggunakan alat (mesin). Apabila pengambilan dilakukan secara langsung

(pemetikan) maka harus memperhatikan keterampilan si pemetik, agar diperoleh tanaman/bagian tanaman yang dikehendaki, misalnya dikehendaki daun yang muda, maka daun yang tua jangan dipetik dan jangan merusak bagian tanaman lainnya. Kalau menggunakan alat, harus disesuaikan dengan kandungan kimianya Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

agar tidak merusak zat aktif yang dikandungnya, misalnya jangan menggunakan alat yang terbuat dari logam untuk simplisia yang mengandung senyawa fenol dan glikosida. b. Waktu Pengumpulan atau Panen Waktu panen suatu jenis tanaman atau bagian tanaman menetukan kadar kandungan zat aktifnya, sehingga diperlukan satu waktu pengumpulan yang tepat yaitu pada saat kandungan zat aktifnya mencapai jumlah maksimal, dan umur tanaman juga perlu diperhatikan. Pada umumnya waktu pengumpulan sebagai berikut : 1. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak. 2. Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar. 3. Buah dipetik dalam keadaan tua. 4. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.
5. Akar, rimpang (rhizome), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus),

dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti.

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

2. Pencucian dan Sortir Basah Pencucian dan sortir basah dimaksudkan untuk membersihkan simplisia dari benda asing dari luar (tanah, batu, dan sebagainya) dan memisahkan bagian tanaman itu sendiri yang tidak dikehendaki pencucian pertama dilakukan bagi simplisia yang menggunakan bagian tanaman yang berada di bawah tanah (akar, rimpang, bulbus) untuk membersihkan simplisia dari sisa-sisa tanah yang melekat. 3. Pengubahan Bentuk Setelah dicuci dan dibersihkan dari kotoran dan benda asing, dilakukan pengubahan bentuk, tujuannya untuk memperluas permukaan bahan baku sehingga mempercepat proses pengeringan, meliputi perajangan, pengupasan, pemiprilan (pemisahan biji dari bonggol), pemotongan dan penyerutan. Untuk pemotongan pada materi/sa,pel dipotong-potong kecil dengan ukuran antara 0,25-0,6 cm yang setara dengan ayakan 4/18. Pembuatan serbuk simplisia kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk (4/18). (Setiawan,1999)

3. Pengeringan Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman yaitu :

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

a. Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relative. b. Mengurangi kadar air, sehingga mencegah terjadinya

pembusukan oleh jamur atau bakteri karena terhentinya proses enzimatik dalam jaringan tumbuhan yang selnya telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung, kadar air yang dianjurkan adalah kurang 10%. c. Mudah dalam penyimpanan dan mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk. Cara pengeringan dapat dilakukan secara alamiah dan buatan.

b. Pengeringan secara alamiah Ini dapat dilakukan dengan cara :


1. Sinar matahari langsung, terutama pada bagian tanaman yang

keras (kayu, kulit, biji dsb) dan mengandung zat aktif yang relative stabil oleh panas.
2. Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari langsung.

Umumnya untuk simplisia yang bertekstur lunak (bunga, daun dll)

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

dan zat aktif yang dikandungnya tidak stabil oleh panas (minyak atsiri). a. Pengeringan Buatan Cara pengeringan buatan yang dilakukan sebelum pewadahan simplisia, bertujuan memisahkan sisa-sisa benda asing atau bagian tanaman yang tidak dikehendaki yang tidak tersortir pada saat sortasi basah. 4. Pewadahan dan Penyimpanan Simplisia Simplisia yang diperoleh diberi wadah yang baik dan disimpan pada tempat yang dapat menjamin terpeliharanya mutu dari simplisia, kemudian diberi label. Wadah terbuat dari plastic tebal atau gelas yang berwarna gelap dan tertutup kedap memberikan suatu jaminan yang memadai terhadap isinya, wadah dari logam tidak dianjurkan agar tidak berpengaruh terhadap simplisia. Ruangan penyimpanan simplisia harus diperhatikan suhu, kelembaban, udara dan sirkulasi udara ruangannya. 5. Pengawetan Simplisia Beberapa simplisia untuk mencegah kerusakan dilakukan proses pengawetan. Cara pengawetan untuk tanaman atau bagian tanaman sebelum dikeringkan direndam dahulu dalam alcohol 70% atau dialiri uap

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

panas, sedangkan cara pengawetan untuk hewan-hewan laut terutama yang mudah be 2.3.4 Pemeriksaan Mutu Simplisia 1. Identifikasi, meliputi pemeriksaan: (Asni, 2010) a. Orgaoleptik, yaitu pemeriksaan warna, bau dan rasa dari bahan / simplisia. Dalam buku resmi dinyatakn pemerian yaitu memuat paparan mengenai bentuk dan rasa yang

dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk mengenal simplisia nabati sebagai syarat baku. b. Makroskopik, yaitu memuat uraian makroskopik paparan mengenai bentuk ukuran, warna, dan bidang patahan/irisan. c. Miksoskopik, yaitu memuat paparan anatomis, penampang melintang simplisia, fragmen pengenal serbuk simplisia, meliputi, uraian mengenai: a) Jaringan pada batang, akar, dan rimpang, terdiri dari : 1. Jaringan primer (epidermis, korteks, endodermis, caspari, perisikel, silinder pusat dan empelur). 2. Jaringan sekunder (periderm, felogen, dan ritidom). 3. Perubahan susunan silinder pusat atau pertumbuhan sekunder. Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

b) Jaringan pada daun, terdiri dari : 1. Tipe stomata 2. Jenis rambut (rambut penutup, dan rambut kelenjar) c) Jaringan pada daun, batang, dan akar terdiri dari: 1. Tipe idioblas 2. Tipe sel sklerenkim d). Tetapan fisika, meliputi pemeriksaan indeks bias, bobot jenis, titik lebur, rotasi optik mikrosublimasi, dan rekristalisasi e). Kimiawi meliputi reaksi: warna, pengendapan, penggaraman, logam, dan kompleks. f). Biologi meliputi pemeriksaan mikrobiologi seperti penetapan angka kuman, pencemaran dan percobaan terhadap hewan.

2.4 Identifikasi Kandungan Kimia Simplisia Secara Kemotaksonomi 2.4.1 Penggolongan Tanaman berdasarkan Kemotaksonomi Tanaman Lombok memiliki dahan dan ranting. batang pohonnya berkayu ulet, berduri, dan keras. Sedang permukaan Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

kulit luarnya berwarna tua dan kusam, Daunnya majemuk, berbentuk ellips dengan pangkal membulat, ujung tumpul. Bunganya berukuran majemuk yang tumbuh di ketiak daun atau di ujung batang, kelopak bungan berbentuk seperti mangkok Tanaman asoka mempunyai akar tunggang. Tanaman asoka umumnya menyukai tempat-tempat yang dapat memperoleh sinar matahari langsung.(www.CCRC farmasi UGM.com) 2.4.2 Kegunaan Umum Tanaman Berdasarkan Kemotaksonomi Kandungan kimia pada daun asoka mengandung kadar kalium yang cukup tinggi, glikosida orthosiphonin,fosfat dan oksalat. Akar asoka mengandung minyak atsiri, dan lemak. Batangny mengandung saponin dan kalium. 2.4.3 Cara Mengidentifikasi Kandungan Kimia Simplisia a. Reaksi Warna Reaksi warna dilakukan terhadap hasil penyaringan zat berkhasiat baik sebagai hasil mikrosublimasi ataun langsung terhadap orisan serbuk simplisia.
1. Lignin

minyak

adalah

suatu

uji

warna lignin

yang (zat

bermaksut yang

mengetahui

kandungan

kayu)

terkabdung pada tanaman. Basahi irisan atau serbuk

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

dengan larutan floroglusin P, amati dalam asam klorida P, dinding sel berwarna merah. 2. Pati dan Aleuron adalah polisakarida yang melimpah setelah selulosa, berfungsi sebagai penyimpanan energi, sekitar 20% dari pati adalah amilosa dan 80%

amilopektin. Untuk menentukan adnya pati atau aleuron ditambahkan pereaksi Iodium 0,1 N pada bahan yang akan diperiksa, pati berwarna biru, dan aleuron berwarna kuning coklat sampai coklat. 3. Suberin, kutin, minyak menguap, dan minyak lemak. Suberin merupakan senyawa pelindung pada tanaman. Metabolit primernya adalah senyawa dekarboksilat yang banyak dijumpai pada akar sebagai pelindung pita kasparin. Sedangkan kutin adalah rantai panjang dari asam lemak yang saling membentuk ester berstruktur 3 dimensi yang kaku. 4. Selulosa merupakan glukosa yang banyak terdapat dalam tumbuhan. Zat ini merupakan zat konstituen pokok pada tiap dinding sel. Untuk menentukan adanya selulosa bahan ditambahkan larutan seng (II) klorida berodium, memberikan warna ungu merah.

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

5. Zat samak / tanin merupakan suatu senyawa glukosida yang majemuk. Zat ini banyak terdapat pada kulit bakau, trengguli, juga pinang dan gambir. Untuk menentukan tanin, bahan ditambahkan Besi (III) ammonium sulfat P ethan telah diencerkan 5 kali, zat samak dan senyawa tanat lainnya berwarna hijau atau biru samapai hitam. 6. Katekol merupakan turunan hasil hidrolisa asam gallant dengan garam ferri yang berwarna hijau, letakkan bahan atau serbuk di atas kaca objek ditambahkan larutan vanillin P 10% b/v dalam etanol 90% P, kemudian dalam asam klorida P, bagian yang mengandung turunan katekol berwarna merah intensif. 7. Glikosida antrakinon, campur 200 mg serbuk simplisia dengan 45 ml asam sulfat encer P, didihkan sebentar, dinginkan, tambahkan 10 ml benzena P, kocok, diamkan. Pisahkan lapisan benzena, saring , filtrate berwana kuning , menunjukkan adanya antrakinon. b. Reaksi Pengendapan Alkaloid merupakan senyawa organik yang mengandung unsur nitrogen dan bersifat basa. Senyawa ini dijumpai pada golongan tanaman leguminosae, Iadoceae, dan liliaceae.

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

Timbang 500 mg serbuk simplisia , tambahkan 1 ml asam klorida 2 N dan 9 ml air, panaskan diatas penangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring, pindahkan masing-masing 3 tetes filtrate pada dua kaca arloji : a. Tambahkan 2 tetes mayer LP pada kaca arloji pertama,

terbentuk endapan menggumpal berwarna putih b. Tambahkan 2 tetes bouchardat LP pada kaca arloji

kedua, terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam c. Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi lapis tipis adalah salah satu teknik pemisahan komponen kimia dengan prinsip adsorpsi dan partisi menggunakan lempeng berukuran 3x7 cm, yang dilapisi oleh silica gel sebagai fase adsorben atau disebut fase diam dan eluen berupa campuran beberapa pelarut atau fase gerak yang dapat memisahkan senyawa kimia.

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS DAN SKEMA KERJA 3.1 Kerangka Konseptual Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

3.2 Hipotesis Berdasarkan hasil pemeriksaan farmakognostik Daun lombok melalui pemeriksaan identifikasi kandungan kimia diduga

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

mengandung. asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linalilasetat, aktilaldehid, nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Dari pemeriksaan morfologi tanaman Lombok Daunnya berwarna hijau dan berwarna segar Tulang daunnya menyirip, daun mahkota berbentuk bulat telur atau lengset, permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda dan secara anatomi tanaman daun jeruk Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang dengan dinding kutikula tebal; jaringan palisade terdiri dari satu lapis sel silindrik, rapat,

diantaranya terdapat sel berisi hablur kalsium oksalat bentuk roset, besar. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel yang rapat satu sama lain, diantaranya terdapat sel bundar, lebih besar berisi hablur kalsium oksalat bentuk roset. juga terdapat sel ekskresi epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel yang lebih kecil dari pada epidermis atas. Pada tulang daun terdapat berkas pembuluh tipe bikolateral, pada jaringan floem terdapat hablur kalsium oksalat bentuk roset, kecil-kecil. Pada sisi atas dan bawah terdapat kolenkim.

3. Skema Kerja Lombok(Capsicum annum)

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

anatomi

cum annum) a. Batang (Caulis Capsicum annum) b. Akar (Radix Capsicum annum)

4.1.2 Bahan kimia : a. Aquadest b. Brom c. Bauchardat

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

d. Etanol 95% e. Formalin 4% f. FeCl3 g. HCl h. Mayer i. NaOH 4.2.3 Alat yang Digunakan 1. Alat tulis 2. Botol semprot 3. Cutter 4. Cawan porselin 5. Deck gelas 6. Handscund 7. Jarum preparat 8. Kaca arloji ituu 9. Objek gelas 10. Korek api

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

11. Mikroskop 13. Penjepit 14. Pinset 15. Pipet tetes 16. Tabung reaksai

4.2 Lokasi Praktikum Praktikum kerja lapang ini dilakukan di Desa Bulu Kunyi, Kecamatan Pol Sel, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan dan pemeriksaan farmakognostik dilakukan di laboratorium Farmakognosi. 4.3 Prosedur Praktikum 4.3.1 Pemeriksaan Farmakognosi 4.3.1.1 Identifikasi dan Determinasi Tanaman Menentukan kunci determinasi tanaman dilakukan berdasarkan bentuk morfologi melalui pendekatan

hubungan kekerabatan tanaman (suku dan genus) kunci Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

determinasi tanaman sebagai mana yang dicantumkan dalam buku resmi. 4.3.1.1.1 Morfologi Tanaman Mengamati dan menggambar bentuk morfologi dari tanaman, yaitu berupa bentuk batang, daun, akar, bunga, dan buah.

4.3.1.1.2 Anatomi Tanaman Pemeriksaan anatomi di laboratorium, yaitu anatomi akar dan batang, dan daun serta mencari bentuk stomata dengan membuat preparat setipis mungkin diatas objek gelas yang ditutupi deg gelas dengan ditetesi air atau kloralhidrat, dan diamati serta digambar anatominya dibawah miksoskop. 4.3.1.2 Pemeriksaan Simplisia 4.3.1.2.1 Pengambilan Simplisia Pengumpulan simplisia dilakukan dengan

menggunakan pisau dan tangan yang telah dilapisi dengan Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

kaos tangan. Daun dikumpulkan pada saat tanaman ingin berbunga. Dipetik sampel yang berada di darat tepatnya di daerah Desa Bulu Kinyi, Kecamatan Pol Sel, Kabupaten Takalar dengan mengambil secara utuh dari akar , batang, dan daun, kemudian diawetkan serta dimasukkan kedalam toples untuk dilakukan uji praktikum di laboratorium Farmakognosi Farmasi UMI Makassar untuk diamati morfologi dan anatominya pada mikroskop.

4.3.1.2.2 Pembuatan Simplisia Simplisia yang telah dikumpulkan kemudian dicuci untuk membersihkan simplisia dari kotoran atau debu dan memisahkan tanaman itu sendiri yang tidak dikehendaki saat pencucian. Setelah dicuci dan dibersihkan dari debu dan kotoran, sampel dipotong kecil-kecil kemudian

dikeringkan. Pengeringan yang digunakan pada percobaan ini ialah pengeringan alamiah yakni dengan sinar matahari, atau diangin-anginkan. Untuk bagian tanaman yang keras, seperti batang dan akar pengeringan dilakukan di bawah sinar matahari. Untuk bagian tanaman yang lunak seperti daun cukup diangin-anginkan. Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

4.3.1.2.3 Pemeriksaan Mutu Simplisia a. Organoleptis yaitu pemeriksaan warna, bau, dan rasa dari bahan / simplisia. Dari simplisia yang telah dibuat, diamati warnanya, baunya apakah menyengat.

Biasanya jika menyengat berarti mengandung minyak atsiri. Kemudian diamati rasanya, apakah sepat, manis, dan lain sebagaainya. b. Mikroskopik, yaitu memuat paparan anatomis,

penampang melintang simplisia, fragmen pengenal serbuk simplisia. 4.3.2. Identifikasi Kandungan Kimia Pati dan Aleuron Tambahkan Iodium 0,1 N pada bahan yang akan diperiksa, pati berwarna biru, dan aleuron warna kuning coklat sampai coklat. 4.3.2.2. Atsiri Bahan yang akan diperiksa diletakkan diatas kaca objek, tambahkan beberapa tetes Sudan III LP, bahan dapat dijernihkan dengan kloralhidarat LP, kecuali bahan yang mengandung minyak atsiri. Sitti Umrah (150 2011 0304) Suberin, Kutin, Minyak Lemak dan Minyak

4.3.2.1.

Cabai (Capsicum Annum)

Biarkan selama 30 menit-48 jam dengan bejana tertutup yang didalamnya terdapat cawan berisi etanol 90% P. Bagian yang mengandung suberin, kutin, minyak lemak, dan minyak atsiri, getah dan resin berwarna jingga. 4.3.2.3. Lendir dan Pektin Letakkan serbuk atau bahan di atas kaca objek, ditambahkan beberapa tetes Merah Ruthenium LP, tutup dengan kaca penutup biarkan selama 15 menit, lendir asam dan pektin berwarna merah intensif. 4.3.2.4 Saponin Masukkan 0,5 g serbuk yang diperiksa dalam tabung reaksi tambahkan 10 ml air panas, dinginkan kemudian kocok kuat selama 10 detik,terbentuk buih yang mantap selama 10 menit setinggi 1-10 cm, dan pada penambahan 1 tetes asam hidroklorida 2 N, buih tidak hilang. 4.3.2.4. Flavanoid

Sari 0,5 g serbuk yang diperiksa dengan 10 ml methanol dengan alat pendingin balik selama 10 menit, saring panas, encerkan filtrate dengan Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

10 ml air, setelah dingin tambahkan 5 ml eter minyak tanah P, kocok hatihati, diamkan. Ambil lapisan methanol, uapkan pad suhu 40oC dibawah tekanan, sisa dilarutkan dalam 5 ml etanol 95 % P, tambahkan 0,1 gr serbuk magnesium P dan 10 ml asam klorida P, jika terjadi warna merah jingga merah ungu berarti ada flavanoid, dan jika kuning jingga terdapat flavon, kalkon, dan auron.

BAB IV MATERI DAN METODE PRAKTIKUM 4.1. Bahan, Alat, dan Instrumen Praktikum 4.1.1. Bahan Tanaman Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanaman Mangga (Capsicum annum L.). 4.1.2. Bahan Kimia Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

Bahan kimia yang dilakukan pada praktikum ini adalah Alkohol 70%, Aquadest, Brom, Etanol 90%, FeCl3 P, Formalin 4%, HCl, Iodium 0,1 N, KOH, Luff, dan Molish. 4.1.3.Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan porselin, cutter, deg gelas, gabus, gegep kayu, gelas arloji, gunting, handscoon, jarum preparat, kaca mata

pengaman, kantong plastik, kardus, kertas saring, koran, lap halus, lap kasar, masker, sendok tanduk, silet, objek gelas, pinset, pipet tetes, pipet skala, plester bening, pot plastik, rak tabung, tabung reaksi, tabung sentrifuge, tali rafia, dan toples. 4.2. Lokasi Praktikum Lokasi pengambilan sampel, tepatnya di Desa Lemoe

Kecamatan Bacukik Kabupaten Pare-pare Provinsi Sulawesi Selatan. Dan pada praktikum anatomi dan fisiologi tanaman di kerjakan di Laboratorium Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Muslim Indonesia. 4.3. Prosedur Praktikum 4.3.1. Pemeriksaan Farmakognostik Pemeriksaaan morfologi tumbuhan dilakukan dengan

mengamati anatomi fisik dari akar, batang, dan daun dari tanaman lombok (L.) kemudian dilakukan pengambilan gambar, dan

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

diidentifikasi lebih lanjut berdasarkan kunci determinasi menurut literatur. 4.3.1.1. Identifikasi dan determinasi Tanaman 4.3.1.1 Morfologi Tanaman Mengamati dan menggambar bentuk morfologi dari tanaman, yaitu berupa bentuk batang, daun, dan akar. 4.3.1.1.1. Anatomi Tanaman Pemeriksaan dilakukan dengan

mengamati bentuk sel dan jaringan pada tumbuhan pada bagian penampang melintang dan membujur dari akar, batang dan daun dengan menggunakan mikroskop.

Pemeriksaan Simplisia 4.3.1.2.1. Pengambilan Simplisia Pengambilan sampel, bahan penelitian berupa daun, batang, dan akar dari tanaman Mangga (Capsicum annum L.). Diambil pada jam 10.00 pagi di Desa Lemoe Kecamatan Bacuki Kabupaten Pare-pare Provinsi

Sulawesi Selatan. Pengumpulan simplisia Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

dilakukan dengan menggunakan pisau dan tangan plastik. 4.3.1.2.2. Pembuatan Simplisia Simplisia yang telah dikumpulkan, lalu dicuci untuk membersihkan simplisia dari kotoran atau debu dan memisahkan tanaman itu sendiri yang tidak dikehendaki saat dan dimasukkan dalam kantong

pencucian. Setelah dicuci dan dibersihkan dari debu dan kotoran, sampel dipotong kecil-kecil kemudian digunakan dikeringkan. pada Pengeringan ini yang ialah

percobaan

pengeringan alami yakni dengan dianginanginkan. Untuk bagian tanaman yang lunak seperti daun cukup diangin-anginkan. Setelah kering sempurna dimana kadar air yang tersisa hanya 10%, simplisia ada yang dibuat haksel dan ada pula yang diserbukkan

kemudian disimpan pada wadah yang telah ditentukan yaitu haksel di botol selai dan serbuk disimpan pada pot plastik. 4.3.1.2.3. Pemeriksaan Mutu Simplisia

a. Organoleptik Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

Pemeriksaan

Organoleptik

tumbuhan

dilakukan untuk mengamati warna, bau, dan rasa dari bagian tanaman Lombok (Capsicum annum L.) yang masih segar meliputi akar, batang, dan daun. b. Makroskopik Pemeriksaan dilakukan untuk makroskopik mengamati tanaman mengenai

bentuk ukuran, warna dan bidang irisan dari tanaman lombok (Capsicum annum L.). c. Mikroskopik Pemeriksaan dilakukan untuk mikroskopik mengamati tanaman paparan

anatomis, penampang melintang simplisia, fragmen pengenal serbuk simplisia

Capsicum annum L. 4.3.2. Identifikasi Kandungan Kimia 4.3.2.1. Pati dan Aleuron Tambahkan Iodium 0,1 N pada bahan yang akan diperiksa, pati berwarna biru, dan aleuron warna kuning coklat sampai coklat. 4.3.2.2. Tanin Pirogalotanin Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

1) Sampel

dibasahi

dengan

larutan

FeCl3,

menghasilkan warna biru. 2) Sampel dibasahi dengan larutan Brom, tidak terjadi endapan. 3) Serbuk ditambahkan dengan NaOH, jika

mengandung tannin akan menghasilkan warna merah coklat. 4.3.2.3. Dioksiantrakinon bebas Serbuk dalam tabung reaksi ditambahkan Kalium Hidroksida etanol LP, warna merah. 4.3.2.4. Saponin Serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 10 ml air panas, dinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik, terbentuk buih, lalu

tambahkan 1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang maka sampel mengandung saponin. 4.3.2.5. Karbohidrat Serbu dikocok dengan air lalu dimasukkan dalam tabung reaksi ditetesi: a. Preaksi Mollish, jika mengandung karbohidrat

akan menghasilkan cincin ungu. b. Preaksi Luff, jika mengandung karbohidrat akan menghasilkan endapan merah.

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

c. Preaksi Fehling A dan Fehling B, jika mengandung karbohidrat akan menghasilkan endapan kuning jingga.

BAB V HASIL Identifikasi dan Determinasi Tanaman Kingdom Sub devisi : Plantae : spermatophyte

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

Devisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus Spesies

: Magnoliophyda : Magnoliopshyda : Asteridae : Solanales : Solananceae : Capsicum : Capsicum annum L

Kunci determinan dari tanaman Lombok ( Capsicum annum L ) 228a,227a,225b,224b,220b,219b,208b,197b,195a,193b,192b,191b,190b, 198b,197b,179b,177b,171b,169b,167b,163b,162b,156b,155b,154b,146b, 143b,142b,140b,139b,136b,135b,129b,128b,120b,119b,109b,66a,65b,63b ,62b,61b,59b,56a,55a,54a,43b,42b,41b,9a,7b,6b,4b,3b,2b,1b. Anacardiaceae. ...

Morfologi Tanaman 1. Morfologi daun (folium) Daun pada tanaman Capsicum Annum ini termasuk ke dalam daun majemuk, yang lebih spesifik lagi merupakan daun majemuk menyirip genap karena saling berhadapan.. Duduk

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

daun bergantian, daun majemuk dengan 8 18 pasang anak daun, panjang anak daun 1 3,5 cm. Dalam tanaman Capsicum Annum ini termasuk ke dalam daun bertangkai yang memiliki bagian tangkai dan helaian daun saja, yaitu : Tangkai daun (petioulus) Tangkai daun Capsicum Annum memiliki penampang melintang yang bulat. Tangkainya juga memiliki panjang 2cm dan berwarna hijau. Helaian daun (lamina)
1. Memiliki bagian daun terlebar di tengah-tengah helaian

daun,

yaitu

bangun

memanjang

(oblongus),

yaitu

perbandingan panjang dan lebar daunnya 2,5-3:1. Dimana Capsicum Annum memiliki panjang daun sampai 15 cm, lebarnya 2-3 cm. 2. Memiliki ujung daun yang runcing. 3. Termasuk ke dalam jenis pangkal daun Meruncing
4. Memiliki

susunan jadi

pertulangan biasanya

daun

yang daun

meyirip majemuk

(penninervis), menyirip.

disebut

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

5. Termasuk ke dalam tepi daun yang rata (integer).

6. Memiliki daging daun yang tipis lunak. 7. Warna Daun : Hijau 8. Permukaan Daun : Halus 2. Morfologi batang (caulis) Capsicum Annum merupakan tanaman yang berbatang jelas, dengan batang yang biasanya keras dan kuat yang disebut dengan batang berkayu (lignosus). Bentuk batang bulat (teres), dengan pohon yang selalu tegak (fastigiatus) karena jika sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja sedikit serong ke atas, tetapi selanjutnya hampir sejajar dengan batang

pokoknya, dan pada permukaan banyak memperlihatkan adanya lentisel. 3. Morfologi akar (radix) Akar dari tanaman Capsicum Annum ini termasuk ke dalam golongan akar tunggang (radix primaria) yang

menembus ke dalam tanah. Biasanya pada akar terdapat bagian-bagian seperti : leher akar (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar (corpus rasicis), cabang-cabang akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis), rambut-rambut Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptra). 5.1. Anatomi Tanaman

1. Anatomi daun (folium) Struktur anatomi pada daun Capsicum Annum ini terdiri dari 4 lapisan besar yang menyusunnya, yaitu : 1. Lapisan epidermis atas Dalam lapisan ini banyak terdapat derivatnya seperti stomata untuk pertukaran gas pada daun serta variasi sel, biasanya terdapat selapis lapisan kutikula yang

melapisinya. Biasanya jaringan ini disebut pula dengan jaringan pelindung karena berada paling atas dan luar dari daun. 2. Lapisan mesofil Biasanya terdapat jaringan parenkim yang berfungsi sebagai penyusun utama tubuh tumbuhan, memiliki ciriciri : parenkimatis, isodermis, banyak terdapat ruang antar sel dan umumnya tidak terdeferensiasi. Fungsi dari jaringan ini adalah sebagai tempat proses fisiologis juga utama sebagai

(fotosintesis,

respirasi,

sekresi,dll),

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

penimbunan dan penyimpanan kandungan seperti lendir atau air. Pada Capsicum Annum ini terdapat jaringan dasar yaitu : parenkim palisade dan parenkim spons atau bunga karang. Juga terdapat banyak benda ergastik seperti: minyak atsiri atau minyak lemak. Tetapi yang khusus pada tanaman Capsicum Annum ini adalah pada daunnya mengandung flavonoid yang sebagai metabolit sekunder yang berkhasiat untuk anti radang. 3. Lapisan pengangkut Tanaman ini memiliki berkas pengangkut yaitu xilem dan floem. Dimana berkas pengangkut yang tersusun masih mengikuti berkas pengangkut pada batang yaitu kolateral terbuka atau tipe stelenya adalah eustele dimana banyak berkas pengangkut dan tersusun melingkar. 4. Lapisan epidermis bawah Biasanya terdapat jenis stomata yaitu hipostomata dan juga kadang terdapat pori-pori daun serta selapis sel kutikula. 2. Anatomi batang (caulis) Terdapat 4 lapisan yang menyusunnya : Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

1. Epidermis Dimana jika sudah tua akan digantikan oleh jaringan gabus atau peridermis.

2. Korteks Lapisan ini merupakan lapisan pembatas antara lapisan epidermis dan stele atau berkas pengangkut. Lapisan ini mengandung jaringan parenkim yang banyak ditemukan variasi selnya baik sebagai parenkim penimbun, sel batu ataupun parenkim kelenjar. Di daerah ini juga banyak terdapat benda-benda ergastik seperti minyak atau lendir. a. Stele Terdiri dari berkas pengangkut yaitu xilem dan floem. Xilem pada tanaman ini tersusun dari trakea, trakeida, serabut xilem dan parenkim kayu.

Sedangkan floem tersusun dari unsur-unsur sel tapis, sel pengiring, parenkim floem dan serabut sklerenkim. Dimana berkas pengangkut tersebut dikelilingi oleh jaringan parenkim dengan lapisan kambiun

diantaranya atau eustele. Pada tanaman ini termasuk tanaman berkayu yaitu jaringan korteks dan floem mudah untuk dipisahkan dari kayu batang sebagai

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

kulit batang. Bagian kayu biasanya terdiri dari jaringan xilem dan empulur batang. Kayu Capsicum Annum keras, berwarna dan kuning keputihan. tumbuh Parenkim oleh

bersayap

lingkaran

dibentuk

parenkim pita konsentris dan adanya lapisan yang tidak berpembuluh. b. Empulur dan jari-jari empulur Termasuk ke dalam bagian kayu batang yang biasanya terdapat di bagian tengah dari batang. 3. Anatomi akar (radix) Terdapat 3 lapisan penyusun utamanya, yaitu: a. Epidermis Biasanya ditemukan derivatnya yaitu: rambut akar yang berfungsi untuk membantu tanaman mencari air dan mineral. Selain itu jika sudah tua akan digantikan oleh peridermis berupa jaringan gabus. Kadang juga berupa hipodermis sebagai derivatnya. b. Korteks Terdapat beberapa bagian yaitu eksodermis sebagai batas luar, parenkim korteks sebagai

jaringan penguat dan endodermis sebagai batas Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

terdalam. Endodermis merupakan selapis sel dengan penebalan pita Caspary yang di dalamnya terdapat sel-sel peresap.

c. Stele Terdapat selapis sel parenkimatis yaitu

perisikel dan berkas pengangkut. Pada tanaman Capsicum Annum ini jaringan xilem berkembang hingga ke tengah pusat lingkaran akar, sehingga sudah terdapat empulur di bagian tengah pusat lingkaran akar. 5.2. Pemeriksaan Mutu Simplisia

a. Organoleptik Dengan cara meremas kemudian membau dan/atau

merasakan. Metode ini mempunyai resiko kesalahan yang tinggi dan hanya orang tertentu yang ahli dan berpengalaman saja yang mampu melakukannya dengan hasil yang baik. Tumbuhan yang mengandung minyak atsiri biasanya

mempunyai bau yang khas, sedangkan tumbuhan yang

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

mengandung alkaloid umumnya mempunyai rasa pahit. Daun tumbuhan Capsicum Annum mempunyai rasa Pahit. b. Makroskopik Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit berlekuk. c. Mikroskopik Pada Capsicun Annum ini terdapat jaringan dasar yaitu : parenkim palisade dan parenkim spons atau bunga karang. Lapisan epidermis atas banyak terdapat derivatnya seperti stomata untuk pertukaran gas pada daun serta variasi sel, biasanya terdapat selapis lapisan kutikula yang melapisinya . Lapisan mesofil terdapat jaringan parenkim yang berfungsi sebagai penyusun utama tubuh tumbuhan, memiliki ciri-ciri : parenkimatis, isodermis, banyak terdapat ruang antar sel dan umumnya tidak terdeferensiasi. 5.3. Identifikasi Kandungan Kimia Simplisia Hasil Sebelum Merah Sesudah merah

No 1.

Uji identifikasi Lignin

Pereaksi Serbuk + Floroglusin +

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

HCl pekat Sudan III LP Suberin, kutin, 2. minyak lemak, minyak atsiri + Kloralhidrat Jingga 3. 4. 5. Pati dan aleuron Lendir dan pektin Tanin (pirogalol) Katekol Kuning Hijau Iodium 0,1 N Metil Orange Jingga Kuning jingga kuning Objek glass Merah merah

+FeCl3

hijau

+vanilin + etanol +HCl merah intensif

Kuning +NaOH coklat merah

hijau

pirogalotanin 6. Dioksiantrakinon KOH 10% + Etanol Kuning Kuning

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

merah Mikrosublimasi + 7. Fenol FeCl3 1% biru Air + dipanaskan, kocok terbentuk buih, 8. Saponin + HCl hilang FeCl3 + HCl P 9. Flavanoid merah Molish + alfa naftol + 10. Karbohidrat HCl cincin ungu Kuning pucat Hitam 2 tetes dragondrof P jingga FeCl3+HCl P 12. Glikosida kemerahan 2nSO4+Iod 13. Selulosa merah ungu hijau hijau coklat hijai Hijau pucat 2 tetes bouchardath P endapan putih 11. Alkaloid Bening Bening Kuning Kuning buih tdk Buih hilang Buih tidak ungu Kuning Kuning berbintik hitam

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

BAB VI PEMBAHASAN

Obat tradisional adalah obat yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral atau sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut yang belum mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam usaha pengobatan. Obat tradisional juga diartikan sebagai bahan pengobatan dengan menggunakan bahan-bahan yang diperoleh dari alam, yang

kemudian diolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan penggunaannya. 1. Morfologi Sosok tanaman rumput teki berupa tanaman terna setahun yang tumbuh di tepi-tepi jalan (liar). 2. Anatomi Pada penampang melintang dan membujur daun Teki terdapat tipe stomata anomositik. Pada penampang melintang batang terdapat xylem dan floem serta kambium. Sampai saat ini data tanaman obat yang digunakan oleh para pengobat tradisional masih sangat sedikit yang terinventarisir, ini

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

1.

Faktor pengobat tradisional, karena beberapa dukun merahasiakan tanaman yang digunakan sebagai obat.

2.

Keanekaragaman spesies tanaman obat, dimana kemiripan tanaman satu dengan lainnya dapat membingungkan pengguna tanaman obat tradisional.

3.

Tempat

tumbuh

tanaman,

dimana

beberapa

tanaman obat sulit didapatkan karena tumbuh ditempat yang sulit dijangkau, misalnya dipuncak gunung, tepi jurang, atau karena kepunahan akibat penebangan hutan. Dari data survey inventarisasi yang diperoleh, ada beberapa tanaman yang digunakan sebagai obat-obatan tradisional oleh

masyarakat disekitar Desa Lembanna Kecamatan Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulwesi Selatan yaitu Daun Lombok (Capsicum annum) sebagai obat-obatan tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat. Dari uji identifikasi yang telah dilakukan ditemukan bahwa daun, akar dan batang Daun Lombok (Capsicum annum) mengandung minyak atsiri, flavanoid, alkaloid, glikosida, gula, pati dan resin. Dengan Kunci Determinasi 228a, 227a, 225b, 224b, 220b,219b, 208b, 197b, 195a, 193b, 192b,191b,190b,198b,197b,179b,177b,171b,169b,167b,163b,162b,156b, 155b,154b,146b,143b,142b,140b,139b,136b,135b,129b,128b,120b,119b,1 09b,66a,65b,63b,62b,61b,59b,56a,55a,54a,43b,42b,41b,9a,7b,6b,4b,3b,2 b,1b. Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

BAB VII PENUTUP VII.1 Kesimpulan Hasil pemeriksaan farmakognostik dan identifikasi

kandungan kimia tanaman Daun Lombok (Capsicum annum) telah diperoleh data dan dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pemeriksaan morfologi: Daun Lombok (Capsicum annum) hidup sepanjang tahun dengan ketinggian mencapai 10 sampai 75 cm. Biasanya tanaman liar ini tumbuh di kebun. Tanaman ini mudah dikenali karena bunga-bunganya berwarna hijau kecoklatan, terletak di ujung tangkai dengan tiga tunas helm benang sari berwarna kuning jernih, membentuk bunga-bunga berbulir, mengelompok menjadi satu berupa payung. Ciri khasnya terletak pada buah-buahnya yang berbentuk kerucut besar pada pangkalnya, kadang-kadang melekuk berwarna coklat, dengan panjang 1,5 - 4,5 cm dengan diameter 5 - 10 mm. Daunnya berbentuk pita, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar, dengan pelepah daun tertutup tanah.Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

hitam. Rasanya sepat kepahit-pahitan dan baunya wangi. Umbiumbi ini biasanya mengumpul berupa rumpun. 2. Pada pemeriksaan anatomi didapatkan bahwa bentuk stomata dari tumbuhan Rumput teki yaitu tipe anomositik dan memiliki epidermis atas. a. Organoleptis yaitu pemeriksaan warna simplisia daun berwarna hijau, simplisia batang berwarna hijau muda, simplisia akar berwarna cokelat, berbau khas. b. Maskroskopik, helaian daun berbentuk garis bagian atas berwarna hijau tua mnegkilat. c. Mikroskopik, penampang melintang daun terdapat epidermis, stomata tipe anomositik.
3. Identifikasi

kandungan kimia positif minyak atsiri, flavanoid,

alkaloid, glikosida, dan pati.


4. Determinasi 228a, 227a, 225b, 224b, 220b,219b, 208b, 197b,

195a, 193b,192b,191b,190b,198b,197b,179b,177b,171b,169b,167b,163b, 162b,156b,155b,154b,146b,143b,142b,140b,139b,136b,135b,129b, 128b,120b,119b,109b,66a,65b,63b,62b,61b,59b,56a,55a,54a,43b,4 2b,41b,9a,7b,6b,4b,3b,2b,1b. anacardiaceae.

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

VII.2 Saran Saran saya agar pengadaan PKL yaitu pengambilan sampel didarat agar selalu dapat pantauan dari asisten agar sampel yang didapat tidak mengalami kesamaan, serta cara pengambilan, pencucian dan penyimpanan sampel dengan baik.

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

DAFTAR PUSTAKA Amin, Asni. 2009. Penuntun Farmakognosi I. Universitas Muslim Indonesia : Makassar BRA Mooryati Soedibyo, Alam Sumber Kesehatan, 1998, Balai Pustaka Jakarta Chooi, Hean. 2007. Buah: Khasiat Makanan & Ubatan. Selangor Darul Ehsan: Yeohprinco SDN. BHD. Depkes RI, 1989. Materi Medika Indonesia jilid IV. Dirjen POM : Jakarta Gunawan, 2005. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi jilid I). Penerbit suradaya : Bogor Rukmana, Rahman. 1979. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya. Steenis, 1992. Flora untuk Sekolah di Indonesia terjemahan oleh Suryominoro. Pradaya : Jakarta Setiawan, 1999. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia jilid I. Jakarta Setiadi,2012. http://www.plantamor.com/index.php November 2012 diakses 22

Tjitrosoepomo, G., 2001., Morfologi Tumbuhan., Yogyakarta Tjitrosoepomo, G. 1997. Weedsof Rice in Indonesia. Jakarta

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

ABSTRAK

KHUNAYAH THAMRIN

Pemeriksaan makroskopik, mikroskopik

dan identifikasi komponen kimia secara kromotografi lapis tipis dari tanaman Lombok (Capsicum Annum) asal Desa Bulukunyi Kecamatan Polombangkeng selatan Takalar. (dibimbing oleh kak Asia Hafid,S.Farm). Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pemeriksaan

makroskopik, mikroskopik dan identifikasi komponen kimia secara KLT dengan tujuan untuk mengetahui bentuk makroskopik, mikroskopik serta komponen kimia yang terkandung di dalam Lombok (Capsicum Anum), dengan cara mengiris penampang melintang dan membujur dari daun batang dan akarnya, untuk menunjang pengembangan dan pemanfaatan sebagai obat tradisional. Pemeriksaan morfologi tumbuhan Tanaman lombok(Capsicum Annum) tergolong dalam Famili Solanaseae, tumbuhan monokotil, tumbuhan berbunga, dan daun dari Lombok (Capsicum Annum) yaitu berbentuk memanjang ujungnya lancip, berwarna mengkilat dan terdiri dari 4-10 helai, terdapat pada pangkal batang membentuk rozel akar. pada batang Akasia ini memiliki ketinggian mencapai 10 sampai 80 cm. Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi umbi berwarna coklat atau hitam Dari reaksi identifikasi kimia secara kualitatif diperoleh adanya kandungan Minyak asiri, alkaloida, glikosida, flavonoid, gula, zat pati, resin. Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

ABSTRACT Khunayah Thamrin macroscopic examination, microscopic examination and identification of chemical components in a thin layer of plant kromotografi Lombok (Capsicum annuum) from the village of south Takalar Polombangkeng Bulukunyi District. (Guided by kak Asia Hafid, S.farm). This study aimed to examine the macroscopic, microscopic and TLC identification of chemical components in order to determine the form of macroscopic, microscopic and chemical components contained in Lombok (Capsicum Anum), by slicing and longitudinal cross section of the leaf stems and roots, for support the development and utilization as a traditional medicine. Examination of plant morphology chilli plants (Capsicum annuum) belong to the Family Solanaseae, monocot plants, flowering plants, and leaves from Lombok (Capsicum annuum) are elongated pointed tip, shiny color and consist of 40-10 pieces, is at the base of the stem to form rozel roots. Acacia at rod has a height of 10 to 80 cm. In the old rimpangnya there are a lot of shoots that become brown or black tubers of chemical reactions in qualitative identification obtained by the content of volatile oils, alkaloids, glycosides, flavonoids, sugar, starch substance, resin.

Sitti Umrah (150 2011 0304)

Cabai (Capsicum Annum)

Sitti Umrah (150 2011 0304)

You might also like

  • Metabolomics in Human Nutrition Opportunities and Challenges
    Metabolomics in Human Nutrition Opportunities and Challenges
    Document3 pages
    Metabolomics in Human Nutrition Opportunities and Challenges
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Partisi (LINA)
    Partisi (LINA)
    Document16 pages
    Partisi (LINA)
    Ainun Amalia Cantika
    50% (2)
  • 08E00855
    08E00855
    Document0 pages
    08E00855
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Yel-Yel 53-54
    Yel-Yel 53-54
    Document4 pages
    Yel-Yel 53-54
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • 6253 10317 1 SM
    6253 10317 1 SM
    Document7 pages
    6253 10317 1 SM
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Kanal Ion
    Kanal Ion
    Document4 pages
    Kanal Ion
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Fenol 6
    Fenol 6
    Document5 pages
    Fenol 6
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Daun Katuk
    Daun Katuk
    Document8 pages
    Daun Katuk
    Win Indra Wicaksono
    No ratings yet
  • 881 1748 1 SM
    881 1748 1 SM
    Document7 pages
    881 1748 1 SM
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • 83 154 1 SM
    83 154 1 SM
    Document5 pages
    83 154 1 SM
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Sel Ule
    Sel Ule
    Document22 pages
    Sel Ule
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Sel Cica
    Sel Cica
    Document14 pages
    Sel Cica
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • AUTOIMUNITAS
    AUTOIMUNITAS
    Document37 pages
    AUTOIMUNITAS
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Makala H
    Makala H
    Document1 page
    Makala H
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • KLMPK Tehno
    KLMPK Tehno
    Document2 pages
    KLMPK Tehno
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Sel Ule
    Sel Ule
    Document22 pages
    Sel Ule
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Etnoo Vivi
    Etnoo Vivi
    Document28 pages
    Etnoo Vivi
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Staboi
    Staboi
    Document6 pages
    Staboi
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Laporan Biota Darat
    Laporan Biota Darat
    Document60 pages
    Laporan Biota Darat
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet
  • Etnofarmasi
    Etnofarmasi
    Document29 pages
    Etnofarmasi
    Ainun Amalia Cantika
    No ratings yet