You are on page 1of 28

IDENTITAS PASIEN

Nama Umur Jenis kelamin Alamat :Ny. KN : 21 tahun : perempuan : dusun Krajan 2/3 Kel Badean Bangsalsari :Menikah :SMP :Madura :Islam :14 September 2012 :40.37.54

Status Pendidikan Suku Agama Tanggal pemeriksaan No. RM

ANAMNESIS
Keluhan Utama
kenceng-kenceng

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien merasa hamil 9 bulan. Kenceng-kenceng sejak hari Kamis(13/9) pukul 05.00 WIB. Pasien ke PKM pukul 09.00 WIB(13/9). Dilakukan pemeriksaan VT 5 cm , eff 25%, kep H1,ket. Utuh. Kenceng2 makin sering sejak pukul 23.00 (13/9). Hasil VT tetap. Esoknya (14/9) pukul 05.00, dilakukan pemeriksan ulang, VT 8 cm. Kep H1. pada pukul 10.00 (14/9) karena persalinan tidak maju, pasien dirujuk ke RSD dr Soebandi.

Riwayat Penyakit Dahulu


disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak didapatkan keluarga yang memiliki penyakit seperti pasien


Riwayat Pengobatan pasien hanya meminum obat2 yg diberikan di posyandu dan PKM selama kehamilan

Riwayat menarche umur 12 tahun, 7 hari, teratur. Riwayat marital 1 kali, pada tahun 2011. Riwayat obstetri I. hamil ini Riwayat HPHT : 12-01-2011 HPL : 20-09-2012 UK : 39-40 minggu Riwayat KB : (-)

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum Kesadaran Vital Sign

Pernapasan dahak (-) Kulit sianosis (-), Kelenjar limfe Otot Tulang Status gizi

: cukup : compos mentis : TD : 130/80 mmHg nadi : 82 x/menit RR : 24 x/menit suhu: 36,8o C : sesak (-), batuk (-),

: turgor kulit normal, ikterik (-) : pembesaran KGB (-) : dbn : tidak ada deformitas : BB : 54 kg TB : 140 cm

Thorax

Cor Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi (-)

: ictus cordis tidak tampak : ictus cordis tidak teraba : redup di ICS IV PSL D s/d ICS V MCL S : S1S2 tunggal, reguler, suara tambahan

Abdomen Inspeksi : cembung, Auskultasi: bising usus (+) DJJ : 143x/m Perkusi : redup palpasi : LI : 3 jr bwh px (TFU 33cm) LII : Puka LII : Letkep His (+) 3x/10menit >40 Genetalia: v/v : taa VT : 8 cm. Eff 25%. Ketuban (+), Kep H1. CD : 10 cm

Ekstremitas Superior : akral hangat +/+, odema -/Inferior : akral hangat +/+, odema -/-

Laboratorium

pemeriksaan hemoglobin lekosit Hitung jenis hematokrit trombosit

Hasil pemeriksaan 13,3 38/63 4/-/-/70/23/3 37,9 33.2

keterangan DBN DBN DBN DBN DBN

RESUME
Pasien wanita umur 21 tahun datang dengan keluhan kenceng-kenceng sejak sehari yang lalu tgl 13-9-2012 pukul 05.00. Di PKM, Dilakukan pemeriksaan VT 5 cm , eff 25%, kep H1,ket. Utuh. Kenceng2 makin sering sejak pukul 23.00 (13/9). Hasil VT tetap. Esoknya (14/9) pukul 05.00, dilakukan pemeriksan ulang, VT 8 cm. Kep H1. pada pukul 10.00 (14/9) karena persalinan tidak maju, pasien dirujuk ke RSD dr Soebandi. Riwayat menarche pada usia 12 tahun, menstruasi teratur lama menstruasi 7 hari, riwayat marital 1x selama 1 tahun, riwayat KB disangkal.

DIAGNOSIS KERJA
G1P00000 usia kehamilan 39-40 inpartu kala I fase aktif. Janin T/H/I. Dengan CPD

PENATALAKSANAAN
- Pro SC

CEPHALO-PELVIC DISPROPORTION
Definisi keadaan yang menggambarkan ketidaksesuaian antara kepala janin dan panggul ibu sehingga janin tidak dapat keluar melalui vagina. Disproporsi sefalopelvik disebabkan oleh panggul sempit, dari berat janin, posisi janin ataupun kombinasi. Etiologi 1. PASSAGE 2. Passanger

Causes of Cephalopelvic Disproportion (CPD):

Increased Fetal Weight: Very large baby due to hereditary reasons a baby whose weight is estimated to be above 5 Kgs or 10 pounds . Postmature baby when the pregnancy goes above 42 weeks. Babies of women with diabetes usually tend to be big. Babies of mothers who have had a number of children each succeeding baby tends to be larger and heavier. Fetal Position: Occipito-posterior position In this position the fetus faces the mothers abdomen instead of her back. Brow presentation Face presentation.

Problems with the Pelvis: Small pelvis. Abnormal shape of the pelvis due to diseases like rickets, osteomalacia or tuberculosis. Abnormal shape due to previous accidents. Tumors of the bones. Childhood poliomyelitis affecting the shape of the hips. Congenital dislocation of the hips. Congenital deformity of the sacrum or coccyx.

CPD absolut : perbedaan antara kepala janin dengan panggul ibu sedemikian rupa sehingga menghalangi terjadinya persalinan per vaginam dalam kondisi optimal sekalipun CPD relatif : jika akibat kelainan letak, kelainan posisi atau kelainan defleksi sedemikian rupa sehingga menghalangi persalinan per vaginam.

Kurangnya diameter panggul dapat menyebabkan distosia. Kesempitan panggul dapat terjadi pada : pintu atas panggul, bidang tengah panggul pintu bawah panggul atau kombinasi diantaranya.

FAKTOR RESIKO
Faktor yang mempengaruhi ukuran dan bentuk panggul * Perkembangan: bawaan lahir atau keturunan. * tinggi badan * Nutrisi: gangguan gizi (malnutrisi) * Faktor hormon: kelebihan androgen menyebabkan panggul jenis android. * Trauma, penyakit atau tumor tulang panggul, kaki dan tulang belakang. * Suku bangsa. biasanya menentukan jenis panggul

JENIS PANGGUL
panggul terdiri dari empat jenis,yaitu * Ginekoid, adalah jenis panggul ideal yang dimiliki oleh sekitar 45% perempuan. Bentuk pintu atas panggulnya hampir bulat, melintang kiri dan kanan mirip lingkaran, sementara dinding sampingnya lurus. * Android, hanya 15% perempuan yang memiliki panggul jenis ini. Bentuk pintu atasnya menyerupai segitiga. Dinding samping panggul membentuk sudut yang semakin menyempit ke bawah. * Antropoid, bentuknya lonjong seperti telur ke arah depan. Dinding samping panggul berbentuk lurus. Wanita yang memiliki jenis panggul ini diperkirakan mencapai 35%. * Platipelloid, bentuk pintu atas panggul seperti kacang atau ginjal. Dinding samping panggul membentuk sudut yang makin lebar ke arah bawah. Ada 5% perempuan yang memilikinya.

CARA MENDIAGNOSIS

secara klinis (dengan periksa dalam /VT) atau

dengan alat seperti jangka ataupun radio diagnostik (X-ray, CT-scan atau Magnetic resonance imaging (MRI).

PENDIAGNOSISAN CPD (TANPA ALAT)

Metode Pinard o Pasien mengosongkan kandung kemih dan rektum. o Pasien dalam posisi semi duduk. o Tangan kiri mendorong kepala bayi kearah bawah belakang panggul sementara jari tangan kanan di posisikan di tulang kemaluan (simfisis) untuk mendeteksi ketidak seimbangan kepala dengan jalan lahir (disproporsi).

Metode Muller - Kerr o Metode ini lebih akurat dalam mendeteksi disproporsi kepala dengan jalan lahir. o Pasien mengosongkan kandung kemih dan rektum. o Posisi berbaring telentang. o Tangan kiri mendorong kepala ke dalam panggul dan jari tangan kanan dimasukkan ke dalam vagina (VT) dan jempol kanan diletakkan di tulang kemaluan

Derajat panggul sempit ditentukan oleh ukuran/jarak antara bagian bawah tulang kemaluan (os pubis) dengan tonjolan tulang belakang (promontorium). Jarak ini dinamakan konjugata vera (true konjugata)

Cara mengukur konjugata vera adalah jari tengah dan telunjuk dimasukkan ke dalam vagina untuk meraba promontorium: jarak bagian bawah simpisis sampai ke promonterium dikenal sebagai konjugata diagonalis. Konjugata Vera : Konjugata diagonalis - 1,5 cm

sempit Ringan: jika ukurannya 9-10 cm,

Sempit sedang: 8-9 cm,


sempit berat: 6-8 cm dan sangat sempit jika kurang dari 6 cm.

Cara ini merupakan tes terhadap kekuatan his, daya akomodasi, termasuk moulage karena faktor tersebut tidak dapar diketahui sebelum persalinan Syarat : 1. HIS normal dan adekuat 2. Serviks lunak 3. Bayi letak kepala dan hidup

Keberhasilan persalinan percobaan adalah anak dapat lahir sontan per vaginam atau dibantu ekstraksi dengan keadaan ibu dan anak baik. Persalinan percobaan dihentikan apabila pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannnya, keadaan ibu atau anak kurang baik, ada lingkaran bandl, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah kepala tidak masuk PAP dalam 2 jam meskipun his baik, serta pada forceps yang gagal. Pada keadaan ini

2. Seksio Sesarea
Seksio sesarea elektif dilakukan pada kesempitan panggul berat dengan kehamilan aterm, atau disproporsi sephalopelvik yang nyata. Seksio juga dapat dilakukan pada kesempitan panggul ringan apabila ada komplikasi seperti primigravida tua dan kelainan letak janin yang tak dapat diperbaiki.
Seksio sesarea sekunder (sesudah persalinan selama beberapa waktu) dilakukan karena peralinan perobaan dianggap gagal atau ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin sedangkan syarat persalinan per vaginam belum dipenuhi.

You might also like